• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK IBU YANG MEMPUNYAI BAYI BERAT LAHIR RENDAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KARAKTERISTIK IBU YANG MEMPUNYAI BAYI BERAT LAHIR RENDAH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

48

KARAKTERISTIK IBU YANG MEMPUNYAI BAYI BERAT LAHIR RENDAH

(Mother Baby Characteristics Baby Labor)

MARIYANA

Email : Merry_cahtegal@yahoo.com

ABSTRACT

According to WHO 17% of 25 births per year are low birth weight infants (BBLR) and almost all occur in developing countries. To know the characteristics of mothers who have low birth weight babies (LBW) at Puskesmas Teluk Tiram.

Descriptive method, which is a research method undertaken with the main purpose to create a description or Descriptive about a situation objectively, this research is done by taking steps of data collection, classification, processing, or data analysis, make conclusions and reports.

Low birth weight babies at Teluk Tiram Banjarmasin Public Health Center in 2017 is 19 babies from 57 births, because in this study the only sample of mothers who have low birth weight babies then the number of mothers who have LBW as many as 19 babies or equal to 33.33%.

Low birth weight babies at Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin in 2017 that is as many as 19 babies from 219 births of 33.3%. The age of mothers who gave birth to low birth weight babies in Teluk Tiram Teluk Banjarmasin mostly included the safe age category (20-30 years) as many as 27 mothers or 47.4%. The distance of pregnant mothers who have LBW in Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin mostly belong to category of pregnancy distance not risky (<2 years and> 4 years) counted 34 mother mother tausebesare 59,7%. Paritasbu who have low birth weight babies at Teluk Tiram Puskesmas including the category of safe parity (2 - 3) as many as 32 mothers or equal to 56.1%.

Keywords : characteristics of the mother, LBW

PENDAHULUAN

Angka kematian neonatus di Asia Tenggara adalah 39 per 1000 kelahiran hidup. Dalam laporan WHO yang dikutip dari State of the world’s mother 2007 (data tahun 2000-2003) dikemukakan bahwa 27% kematian neonatus disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Rendah. Namun demikian, sebenarnya jumlah ini diperkirakan lebih tinggi karena sebenarnya kematian yang disebabkan oleh sepsis, asfiksia dan kelainan kongenital sebagian juga adalah bayi berat lahir rendah. Di Indonesia, menurut survei ekonomi nasional (SUSENAS) 2005, kematian neonatus yang disebabkan oleh bayi berat

lahir rendah sebesar 38,85%. (DEPKES RI, 2008:3).

Kematian neonatal, digolongkan menjadi 2 yaitu; kematian neonatal (0-28 hari) dan kematian post natal ( 29-1 tahun ). Pola penyakit penyebab kematian menunjukkan bahwa proporsi kematian neonatal tertinggi adalah berat badan lahir rendah, asfiksia lahir dan infeksi(tetanus neonaturom, sepsis, pnemonia, diare) kemudian feeding promlem (Sarimawar, 2003).

(2)

49 Beberapa faktor predisposisi terjadi

kelahiran BBLR dapat berasal dari ibu yaitu: riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan antepartum, malnutrisi, kelainan uterus, hidramnion, penyakit jantung, penyakit kronik lainnya, hipertensi, umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak dua kehamilan yang terlalu dekat, infeksi, trauma dan lain-lain dan dapat berasal dari janin seperti : cacat bawaan, kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini. Faktor prediposisi lain terhadap terjadinya BBLR adalah keadaan sosial ekonomi yang rendah, kebiasaan(pekerjaan yang melelahkan, merokok) dan tidak diketahui (Wikjosastro, 2005).

Berdasarkan data yang di peroleh dari dinas kesehatan Banjarmasin pada tahun 2011sampai dengan bulan oktober jumlah kelahiran bayi 184 dengan kasus BBLR 18 bayi (9,78%) , pada tahun 2016 jumlah kelahiran 816dengan kasus BBLR 119 (14,5%).

Berdasarkan data yang di peroleh Dari Puskesmas Teluk Tiram tahun 2015 jumlah kelahiran bayi 359 dengan kasus BBLR 14 (3,89%), pada tahun 2016 jumlah kelahiran 243 bayi dengan BBLR 17 (6,99%).

Berdasarkan data permasalahan yang ada,maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana “Karakteristik Ibu Yang Mempunyai Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasi Tahun 2017”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan Metode Deskriptif yang menggambarkan tentang karakteristik ibu yang mempunyai BBLR di wilayah Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin meliputi umur ibu, jarak kehamilan, dan paritas tahun 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 57 orang.Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi berat lahir rendah di wilayah Puskesmas teluk Tiram Banjarmasin tahun 2017 sebanyak 19 orang.Teknik Samplingmenggunakan teknik sampling jenuh. Hal ini sering di lakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, variabel dalam penelitian ini adalah : “Karakteristik Ibu Yang Mempunyai Bayi

Berat Lahir Rendah”.Data yang di gunakan pada penelitian ini adalah data sekunder, data yang di peroleh secara tidak langsung. Dengan melihat dokumentasi dari dinas Kesehatan Banjarmasin, register persalinan dan kohort ibu di Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin.Instrumen pada penelitian ini adalah menggunakan register persalinan dan kohort ibu di Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin tahun 2016 sampai dengan September 2017.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Bayi baru lahir rendah (BBLR)

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan buku laporan atau registrasi bayi dari tahun 2017 tercatat 219 kelahiran bayi. Dari kelahiran bayi di dapatkan ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR sebanyak 19 bayi sebagai sampel.

Tabel 1. Karakteristik Ibu Yang Mempunyai Bayi Berat Lahir Rendah di Puskesmas Teluk Tiram Pada Tahun 2017

No Kelahiran Jumlah Persentasi

1 Bayi

Normal

38 66,67%

2 BBLR 19 33,33%

Jumlah 57 100%

Berdasarkan tabel 1 jumlah bayi normal sebanyak 38 (66,67%) bayi dengan BBLR 19 (33,33%) bayi.

b. Umur

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Di Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin Tahun2017

No Umuribu Jumlah Persentasi

1 Umurtidakaman<20 11 19,3%

2 Umuraman 20-30 27 47,37%

3 Umurtidakaman>30 19 33,33%

Jumlah 57 100%

(Sumber: data sekunder)

(3)

50 c. Jarak kehamilan

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jarak Kehamilan Di Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin Tahun 2017

No Jarak

kehamilan

Jumlah Prosentase

1 Tidak

(Sumber: data sekunder)

Dari tabel 3 di atas dapat di lihat bahwa jarak kehamilan terbanyak adalah jarak kehamilan yang tidak beresiko yaitu sebanyak 34 (59,65%).

d. Paritas

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas Di Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin Tahun 2017

No Paritas Jumlah Prosentasi

1 Paritas aman

(sumber data sekunder )

Dari tabel 4 di atas dapat di lihat bahwa paritas ibu banyak adalah paritas yang aman yaitu sebanyak 32 orang (56,14%).

1. Data khusus penelitian

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan BBLN Umur Ibu Di Puskesmas teluk Tiram Banjarmasin Tahun 2017

(sumber data sekunder)

Dari tabel 5 di atas dapat di lihat bahwa umur ibu terbanyak umur 20-30 sebanyak 21 ibu (55,26%).

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan BBLN Jarak Kehamilan Di Puskesmas teluk Tiram Banjarmasin Tahun2017

No Jarak kehamilan Jumlah Persentasi

1 2 3

Belum memiliki anak Beresiko < 2 tahun Tidak beresiko > 2 tahun

11

(sumber data sekunder)

Dari tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa jarak kehamilan ibu adalah tidak beresiko > 2 tahun sebanyak 22 ibu (57,89)

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan BBLN Pritas Ibu Di Puskesmas teluk Tiram Banjarmasin Tahun 2017

No Paritas Jumlah Persentasi

1

(sumber data sekunder)

Dari tabel 7 dapat di lihat bahwa paritas ibu adalah terbanyak aman 2-3 kelahiran sebanyak 16 ibu (42,11%) e. Penyebab BBLR

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyebab BBLR Umur Ibu di Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasi Tahun 2017 No

Jumlah Presentasi

Umur <

(sumber data sekunder)

(4)

51 Tabel 9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan

Penyebab BBLR Jarak Kehamilan Ibu Di Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasi Tahun 2017

No BBLR dengan

jarak kehamilan ibu

Jumlah Persentasi

1

2 3

Belum ada jarak kehamilan

(Sumber data sekunder)

Dari tabel 9 di atas dapat di lihat jarak kehamilan ibu terbanyak adalah jarak kehamilan < 2 tahun sebanyak 11 orang (57,89%).

Tabel 10 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyebab BBLR Paritas Ibu Di Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasi Tahun 2017

No BBLR dengan

paritas ibu

Jumlah Persentasi

1

(Sumber data sekunder)

Dari tabel 10 di atas dapat di lihat bahwa paritas ibu adalah kelahiran tidak aman > 4. Sebanyak 11 orang (57,9%).

PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel 4.10 di dapatkan data usia ibu terbanyak adalah umur >30 tahun yaitu 9 responden (47,37%), umur < 20 tahun yaitu 3 responden (15,79%) dan umur >30 sebanyak 7 responden (36,84%). Tabel 4.11 jarak kehamilan terbanyak adalah 11 responden (57,89), belum ada jarak kehamilan (anak pertama) sebanyak 5 responden (26,32%) dan jarak kehamilan > 2 tahun sebanyak 3 responden (15,79). Tabel 4.12 mendapatkan hasil terbanyak adalah kelahiran >3 orang sebanyak 11 singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Sedangkan pada bayinya bayi akan terlahir dengan berat badan rendah, kekurangan zat gizi sehingga bayi menjadi tidak sehat. Selain itu bayi juga rentsn terhadap kelainan plasenta, pertumbuhan yang terdapat dan penelitian terakhir menunjukan bayi dengan jarak kehamilan terlalu dekat rentan autisme (surasmi,A dkk.2009)

BBLR yang terjadi akibat yaitu penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya perdarahan antepartum, anemia, PEB, trauma fisik dan psikologis, diabetes mellitus. Toksemia gravidarum (surasmi A, dkk. 2009)

BBLR yang terjadi akibat jumlah anak (paritas) sangat berpengaruh terhadap hasil konsepsi. Perlu di waspadai jika seseorang ibu pernah hamil atau melahirkan sebanyak 3 kali atau lebih, karena hal tersebut akan berdampak pada status kesehatan ibu seperti anemia, kurang gizi, kekendoran dinding perut rahim atau sudah banyak yang rusak dalam reproduksi ibu, serta perut ibu tampak menggantung. Sedangkan pada bayi dapat menyebabkan kecacatan dan bayi lahir prematur akibat jaringan perut dari kehamilan sebelumnya bisa menyebabkan masalah pada plasenta bayi. (surasmi A, dkk. 2009)

BBLR yang di sebabkan oleh usia ibu. Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah pada usia < 20 tahun atau > 30 tahun, dan multigravuda yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah adalah pada usia antra 26-35 tahun. (surasmi A, dkk. 2009).

(5)

52 dapat menyebabkan BBLR karena dapat

menimbulkan gangguan pertumbuhan janin dan karena keadaan rahim yang sudah melemah. BBLR yang terjadi karena jumlah anak > 3 dapat diatasi dengan cara berKB. Karena KB dapat menghambat atau menunda kehamilan.

BBLR yang terjadi karena penyakit yang menyertai ibu penyebabnya antara lain karena, anemia, malaria, spilis, PEB, dan infeksi torch. Hal ini dapat dicegah dengan cara mengobati penyakit penyertaan ibu.

BBLR yang terjadi karena jarak kehamilan. Penyebabnya BBLR karena jarak kehamilan < 2 tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik. Hal ini dapat di cegah dengan cara menunda kehamilan minimalh 3 tahun dengan jarak umur anak yang terakhir dengan berKB.

BBLR yang terjadi karena usia ibu. Penyebab BBLR karena usia ibu > 30 tahun adalah ibu yang terlalu tua dan kondisi ibu sudah menurun sehingga dapat mempengaruhui janin intra uteri, solusioplasenta, hidromnion, teksemiagravidarum, penyakitjantung, infeksi, hipertensi, selain itu pendidikan juga sangat rendah. Hal ini dapat di atasi dengan cara menggunakan MKJP (metode kontrasepsi jangka panjang) seperti IUD, implant atau bahkan kontap agar tidak terjadi kehamilan lagi.

Penyebab BBLR karena usia < 20 tahun, adalah ibu yang terlalu muda secara emosional dan fisik belum matang,hipertensi, perdarahan antepartum, malnutrisi, pekerjaan yang melelahkan, kelainanbentuk uterus, selain itu juga pendidikan rendah. Dapat di atasi dengan mengecek dinding rahim ibu apakah ibu sudah siap atau belum kepada dokter kandungan.

Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi BBLR. Penyebabnya antara lain seperti tinggal di tempat tinggi radiasi dan zat-zat racun. Sehingga apabila ibu sedang hamil hindari lingkungan yang dapat mempengaruhi kehamilan ibu yang

dapat menyebabka BBLR. Selain itu kebiasaan ibu seperti merokok atau minum alkohol juga dapat mempengaruhi

terjadinya BBLR oleh sebab itu hindari merokok dan minumanalkohol.

IMPLIKASI

1. BBLR di Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin pada tahun 2017 yaitu sebanyak 19 bayi dari 219 kelahiran sebesar 33,3%.

2. Umur ibu yang melahirkan bayi berat lahir rendah di Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin sebagian besarta rmasuk kategori umur yang aman (20-30 tahun) sebanyak 27 orang ibu atau sebesar 47,4%. 3. Jarak kehamilan ibu yang mempunyai BBLR di Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin sebagian besar termasuk kategori jarak kehamilan tidak berisiko (<2 tahun dan> 4 tahun) sebanyak 34 orang ibu atau sebesar 59,7%.

4. Paritas ibu yang mempunyai bayi berat lahir rendah di Puskesmas Teluk Tiram termasuk kategori paritas aman (2-3) sebanyak 32 ibu atau sebesar 56,1%.

SARAN

1. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang perawatan Bayi Baru Lahir Rendah

2. Menganjurkan untuk lebih meningkatkan pemberian ASI esklusif, Menganjurkan kepada semua ibu hamil normal maupun yang berisiko untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, Ibu hamil yang diduga berisiko terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi dengan berat lahir rendah harus di deteksi dini, di laporkan, di pantau dan di rujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lengkap.

3. Menganjurkan untuk merencanakan kehamilan yaitu pada umur 20-30 tahun 4. Menganjurkan untuk memeriksakan

kehamilannya secara teratur, minimal 4 kali selama kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA

(6)

53 Hasan,2000.Buku KuliahKesehatanAnak.Jilid

I. Jakarta: FKUI.

Henderson, C. (2006). Buku Ajar KonsepKebidanan.EGC : Jakarta Ikatan Dokter Anak Indonesia

(IDAI).BayiBeratLahirRendah.Dala m:StandarPelayananMedisKesehata nAnak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313.

Manuaba IBG. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC Dinas kesehatan provinsi kalimantan selatan,

2017” rekapitulasi ibu yang mempunyai bayi berat lahir rendah tahun 2017”.banjarmasin

...,2009 manajemen bayi berat lahir rendah untuk bidan dan perawat. Jakarta, dirjen dinkesmas depkes. ...2009. pedoman teknis pemberian

injeksi Vitamin K1 profilaksis pada bayi baru lahir. Jakarta, Dinkesmas, Depkes

...,2007. Pelatihan pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar, Jakarta depkes RI.

...,2011, REGISTRASI PERSALINAN di puskesmas teluk tiram.

...2016. registrasi persalinan di puskesmas teluk tiram. 2017. registrasipersalinan di puskesmasteluktiram.

Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan. Notoadmodjo, S (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.

Sugiyono (2003).Statistik untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung.

Gambar

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian mengenai Efek Frekuensi Pemberian Air Susu Ibu + Susu Formula Berat Badan Lahir Rendah Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi Berat Badan

Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi yang lahirnya dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir dimana sampai saat ini merupakan masalah di

Dari penelitian ini, diharapkan rumah sakit, tenaga kesehatan dan masyarakat dapat menambah informasi mengenai pentingnya mencegah kejadian bayi berat lahir rendah

Metoda kanguru adalah suatu teknologi tepat guna untuk perawatan bayi baru lahir khususnya bayi prematur atau berat badan lahir rendah (BBLR), dengan cara melekatkan kulit bayi ke

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR adalah status

Simpulan dari penelitian Hubungan Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Puskesmas Pembantu Pecatu tahun

Populasi pada penelitian ini adalah ibu hamil yang telah melahirkan bayi dengan BBLR dan bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ) pasca persalinan di RSU PKU

Beberapa faktor yang mempunyai pengaruh terhadap kejadian bayi lahir khususnya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dilihat dari karakteristik sosial ekonomi (pendidikan