• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESEARCH FOR SHOES CONSTRACTING FOR HALLUX VALGUS ABNORMALLY FOOT Prayitno, Sri Waskito, Harjoko, Arum Yuniari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RESEARCH FOR SHOES CONSTRACTING FOR HALLUX VALGUS ABNORMALLY FOOT Prayitno, Sri Waskito, Harjoko, Arum Yuniari"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

RESEARCH FOR SHOES CONSTRACTING FOR HALLUX VALGUS ABNORMALLY FOOT

Prayitno, Sri Waskito, Harjoko, Arum Yuniari

ABSTRACT

Recently the need of shoes for abnormally foot increases enourmosly inline

with increasing the Indonesian economic, but in the other hand for procuring those

foot is very limited because of special skill for producing. The research for producing

shoes with hallux valgus and defferent hight of abnormally foot have been

performed. Hallux valgus is a kind of abnormally foot cauced by deformity of foot by

deviation at the metatarsophalangeal usually at the side of tombs. The research was

done by constructed shoes in three kinds of different desaign. Evaluation was done

using panelis system by 9 (nines) respondents with 14 (fourth teen) question through

questioner. Quantively data resulted were analysed statisticaly with Analysis of

variean by 95% propability. No significant diferrences for every design.

(2)

PENELITIAN PEMBUATAN SEPATU UNTUK CACAT KAKI HALLUX VALGUS

Prayitno, Sri Waskito, Harjoko, Arum Yuniari

ABSTRAK

Saat ini kebutuhan akan sepatu untuk cacat kaki meningkat seiring dengan

peningkatan ekonomi Indonesia, akan tetapi disisi lain pengadaannya sangat

terbatas karena dituntut ketrampilan tertentu untuk pembuatannya. Penelitian

pembuatan sepatu untuk cacat kulit hallux valgus telah dilakukan. Halux valgus

merupakan cacat kaki dimana terjadi deformasi bagian metatarsophalangea

kebanyakan merupakan tonjolan yang ada disisi jempol kaki. Penelitian dilakukan

dengan membuat 3 jenis desain sepatu. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan

panelis melalui penyebaran quistioner. Data hasil quistioner yang telah

dikuantitatifkan kemudian dilakukan analisa statistik dengan metoda anova

menggunakan taraf kepercayaan 95%. Hasil analisa statistik menunjukan Fhitung<

Ftabel sehingga dari penilaian panel terhadap 3 desain sepatu tidak menunjukan

adanya beda nyata.

(3)

PENDAHULUAN

Sektor industri, terutama industri alas kaki ( footwear manufacture ) di

Indonesia, menjadi menarik untuk dibahas karena kekhasan karakteristik industri ini,

industri ini dapat diterapkan mulai dari skala rumah tangga, kecil menengah dan

besar juga dari industri yang padat karya, produksinya berdasarkan atas order yang

diterima dan sebagian bahan bakunya harus diimpor, sampai mesin produksi yang

digunakan merupakan mesin dengan middle technology. Pada saat ini sepatu sudah

bukan menjadi salah satu kebutuhan tambahan saja, bagi beberapa orang sepatu

sudah menjadi kebutuhan utama atau bahkan sebagai aset yang berharga. Sepatu

bisa digunakan untuk menampilkan image atau citra seseorang.

Fungsi Utama sepatu adalah dipakai untuk melindungi kaki terutama bagian

telapak kaki agar tidak cedera dari kondisi lingkungan seperti permukaan tanah yang

berbatu-batu, berair, udara panas, maupun dingin. Kaki tersusun oleh

bermacam-macam tulang. Masing-masing tulang mempunyai fungsi sendiri-sendiri, ada yang

berfungsi sebagai penguat, alat keseimbangan dan penyangga serta urat-urat kaki

sebagai penggerak sehingga sangat diperlukan perlindungan.

Sifat pertumbuhan, perkembangan dan aktifitas kaki dapat menyebabkan kaki

seseorang berbeda antara kiri dan kanan dan juga adanya kelainan sejak dilahirkan,

Hal tersebut dapat mengakibatkan terganggunya fungsi kaki lebih jauh dapat

menyebabkan cidera pada bagian tubuh lainnya. Oleh karena itu selain fungsi

utamanya seperti tersebut diatas sepatu harus dapat mendukung aktifitas kaki

bagaimanapun keadaannya ( tidak hanya ketika kaki tumbuh normal namun juga

ketika akan digunakan untuk kaki yang tidak normal disebabkan oleh berbagai hal

tersebut)

Sebagian besar sepatu di pasaran merupakan sepatu yang dirancang untuk

kaki normal saja. Sementara itu, produsen sepatu yang memproduksi sepatu untuk

kebutuhan khusus hanya sebagian kecil saja dan kurang mempertimbangkan fungsi

kaki sehingga keenakan pakai belum dapat dijamin. Dan juga dalam mendukung

kesehatan bagian-bagian tubuh tertentu yang terkait dengan kaki.

Ada beberapa jenis kelainan kaki baik yang disebabkan oleh menderita penyakit

(4)

tidak semestinya, jenis-jenis cacat kaki diantaranya adalah .Kaki flat yaitu cacat kaki

dimana bentuk anatomi kaki yang tulang lekuk pada telapaknya berbentuk datar

sehingga rata dengan tanah, .Kaki renggang yaitu Kelainan bentuk telapak kaki

dimana jari-jari kaki pertumbuhannya menuju keluar, .Kaki lengkung yaitu cacat kaki

dimana bentuk telapak kaki yang tulang lekuk pada telapak kaki melengkung

sehingga telapak kaki nampak pendek dan tumpuan hanya sebatas pada jari-jari dan

tungkai, Kaki tak semetris yakni cacat kaki dimana bentuk telapak kaki

pertumbuhan antara kaki kanan dan kirinya tidak sama baik tinngi rendah maupun

panjang lebarnya, Kaki Bengkok dalah kelainan pertumbuhan kaki pada anak-anak

yang dalam istilah kedokterannya disebut Congenital Talipes Equino Varus (CTEV),

dan Kaki penderita diabetes dibutuhkan sepatu khusus untuk mencegah terjadinya

luka-luka pada kaki.

Pada saat ini kebutuhan sepatu bagi orang-orang yang mempunyai kelainan

kaki semakin meningkat sejalan dengan perkembangan perekonomian, namun untuk

pengadaannya masih sangat terbatas karena sepatu tersebut dalam pembuatannya

diperlukan keahlian khusus dan belum banyak dikenal oleh para pengrajin sepatu

sehingga perlu ada penelitian pembuatan sepatu untuk kebutuhan khusus. Pada

penelitian ini diutamakan pada jenis kelainan kaki yang banyak dijumpai pada orang-

orang dewasa yaitu cacat kaki hilluk valgus dengan tinggi kaki yang tidak sama.

BAHAN DAN METODA

Bahan Penelitian

a. Bahan : Kulit atasan sepatu, kulit lapis , kulit untuk insole, sol karet dan spon.

Acuan plastik, benang jahit, kain lapis, lem.

b. Peralatan : pisau potong, mesin potong, mesin jahit, mesin pres

Metoda Penelitian

a. Rancangan penelitian

Dalam penelitian ini percobaan dilakukan dengan memvariasi jenis kulit serta

(5)

b. Pelaksanaan penelitian

Metode pembuatan alas kaki

1. Mengukur kaki

Mengukur kaki merupakan kegiatan pertama dan utama bagi pembuat alas

kaki saat berinteraksi dengan klien. Pengukuran kaki merupakan bagian

kegiatan yang sangat penting. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang

ditujukan untuk mengumpulkan data kaki klien yang akan dibuat alas kakinya.

Keakuratan data kaki klien akan memudahkan dalam proses pembuatan alas

kaki. Semakin akurat dan detail data yang dikumpulkan, maka bentuk pola sol

dalam yang digunakan sebagai dasar pembuatan acuan dapat ditentukan

lebih akurat mendekati bentuk kaki dan estimasi pergerakan kaki. Keakuratan

tersebut sangat berpengaruh terhadap keenakan dan kenyamanan kaki, yang

merupakan bagian dari target utama dari alas kaki, pengukuran telapak kaki

seperti disajikan pada gambar 1

(6)

2. Membuat desain alas kaki kebutuhan khusus

Selain keenakan dan kenyamanan pakai, desain termasuk target utama

dalam pembuatan alas kaki. Desain dari pendekatan visual, dapat ditujukan

untuk menghasilkan penampilan akhir, yang sangat berpengaruh untuk

menarik perhatian calon pemakai. Secara teknis, pendekatan visual ini dapat

dilakukan dengan cara meletakkan garis-garis yang tepat dalam sebuah form

acuan. Garis-garis yang tepat dalam hal ini adalah bagaimana cara

menampilkan model alas kaki yang dianggap sebagai ide dasar cara

membuat pola dengan menggunakan ukuran, garis, proporsi, warna, dan

tekstur.

Namun desain dari pendekatan perancangan, dapat ditujukan untuk

menghasilkan konstruksi alas kaki. Kegiatan perancangan ini meliputi faktor

teknis dalam proses pembuatan pola dan alas kaki. Faktor utama yang harus

mendapatkan perhatian dalam hal ini adalah susunan bahan dan proses

perakitan, yang sangat berpengaruh terhadap cara berjalan dan pergerakan

kaki dalam melaksanakan tugas.

3. Tracing telapak kaki

Tracing merupakan kegiatan pemindahan garis jejak kaki dari hasil

pengukuran kaki. Kegiatan ini, ditujukan untuk memperbaiki garis jejak kaki

yang dilakukan secara manual menjadi sebuah garis tunggal untuk

memastikan dimensi bentuk jejak kaki., tracing telapak kaki disajikan pada

(7)

Gambar 2. Hasil tracing

4. Membuat pola telapak acuan

Pembuatan pola sol dalam mengacu pada hasil tracing. Sebagian besar

bentuk kaki manusia, memiliki perbedaan antara kiri dan kanan, yang dapat

diakibatkan beban yang ditopang oleh kaki, aktifitas kaki, maupun kelainan

faktor keturunan. Namun demikian, untuk kaki normal perbedaan ini tidak

mencolok dan cenderung hampir sama. Hal ini memungkinkan pembuatan

pola yang sama simetris antara kiri dan kanan, dengan mengabaikan kaki

yang lebih kesil, dengan asumsi ketika kaki masuk ke dalam alas kaki tidak

sempit.

Namun untuk kaki yang tidak normal, seringkali perbedaan ini harus

mendapat perlakuan khusus agar pengguna mendapatkan penampilan

maupun performa alas kaki yang mendekati cara kerja alas kaki yang

digunakan untuk kaki normal, bahkan seperti kaki normal. Oleh karena itu,

untuk mendapatkan hasil yang maksimal, dari hasil tracing kaki kiri dan kanan

(8)

menyerupai antara bentuk kiri dan kanan, namun tetap mengakomodir

pergerakan kaki.

Pembentukan pola telapak acuan dilakukan dengan teknik yang sama

sebagaimana membuat pola telapak acuan untuk kaki normal. Jika tidak

memungkinkan, dilakukan perbaikan-perbaikan seperlunya agar performa kaki

saat melakukan aktifitas tetap nyaman. Hasil pembuatan telapak acuan

disajikan pada gambar 3.

Gambar 3. Master telapak acuan

5. Membuat acuan

Pembuatan acuan dilakukan berdasarkan pada pola telapak acuan dengan

mempertimbangkan toe spring, tinggi hak, lingkar gemur, lingkar gemuk,

bentuk keseluruhan (sesuai desain) dan perlakuan khusus untuk jenis cacat

(9)

6. Mengcopy acuan

Kegiatan mengcopy acuan merupakan kegiatan mentransfer bentuk

permukaan bagian atas acuan (yang berbentuk 3 dimensi) ke dalam kertas

pola (yang berbentuk 2 dimensi) dengan meminimalisir perubahannya. bentuk

2 dimensi ini akan dijadikan dasar sebagai alat untuk membuat pola, yang

selanjutnya disebut form.

7. Membuat pola bagian atas alas kaki

Dalam pembuatan pola dibagi dalam 2 tahap, yaitu pembuatan pola dasar dan

pembuatan pola jadi. Kegiatan pembuatan pola dasar merupakan upaya

menterjemahkan desain, dengan mempertimbangkan perubahan bidang kerja

3 dimensi menjadi 2 dimensi, penambahan untuk sambungan, lipatan maupun

perlakuan lain yang bersifat teknis. Kegiatan pembuatan pola jadi merupakan

upaya memecahkan permasalahan bentuk 2 dimensi menjadi bentuk 3

dimensi kembali sesuai dengan kemampuan bahan yang akan digunakan dan

karakteristik model.

8. Membuat bagian atas alas kaki dan menaikkan bagian atas

Tahap-tahap pembuatan bagian atas alas kaki:

1. Pemolaan bahan

2. Penyesetan dan pelipatan

3. Pelapisan dan perakitan komponen

4. Pemasangan sol dalam pada acuan

5. Pemasangan pengeras, Collar, dan bantalan pada bagian atas

6. Menaikkan bagian atas pada acuan

9. Membuat bagian bawah alas kaki

Bagian bawah alas kaki dibuat berdasarkan pada pola telapak acuan

ditambah dengan estimasi ketebalan bagian atas alas kaki keliling disekitar

batas lasting allowances atau bagian yang akan terpasang di sekitar feather

edge. Kegiatan ini juga merupakan upaya menterjemahkan desain. Namun

demikian pada prosaes ini langsung diterapkan pada bentuk 3 dimensi yang

(10)

10. Merakit bagian atas dan bagian bawah

Sebelum dilakukan perakitan perlu dilakukan tahap persiapan, mencakup:

penandaan batas bagian yang akan diralem, pengasaran telapak bagian atas

dan bagian bawah alas kaki, pengulasan lem dan pemanasan. Perakitan

bagian atas dan bawah dibantu dengan mesin pres sol untuk mendapatkan

kekutan rekat yang baik.

11. Finishing

Kegiatan finishing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penampilan

akhir alas kaki. Kegiatan ini meliputi: merapikan sisa-sisa benang,

membersihkan kotoran lem yang mengganggu, maupun waxing.

Pengumpulan data

Digunakan 2 Jenis data :

a. Kenampakan dan desain sepatu.

Data kenampakan dan desain sepatu diperoleh dari persepsi responden

umum yang mempunyai pengetahuan tentang sepatu melalui kuisioner

dengan menggunakan atribut-atribut sebagai berikut:

- Kesesuaian model/bentuk alas kaki?

- Warna bahan baku yang diterapkan antara bagian atas dan lapis?

- .Warna bahan baku yang diterapkan antara bagian atas dan bagian

- Kualitas bahan baku yang digunakan pada bagian bawah alas kaki (pita,

EVA, sol luar/karet)?

- Kualitas lipatan dan jahitan pada bagian atas?

- Kualitas pengerjaan pada bagian atas (pemasangan gesper/

(11)

- Kualitas pengopenan (ada/tidaknya kerutan, presisi antara kiri dan

Data fungsional sepatu diperoleh dari persepsi responden yang mempunyai

kelainan kaki melalui kuisioner dengan atribut kenyaman dan keenakan pakai

sepatu

Adapun scoring untuk setiap atribut sbagai berikut:

<55 = Sangat kurang 76 – 80 = Baik

dilakukan evaluasi Penilaian didasarkan dengan asumsi semua responden

mempunyai pengetahuan yang sama dengan sepatu atas tanggapan terhadap

atribut atau variabel yang ditanyakan. Dengan mengkuantitatifkan data responden

dievaluasi dengan statistik sidik ragam atau analysis of variance pada taraf

kepercayaan 95% Perlakuan yang berpengaruh nyata terhadap yang diamati

diamati diuji lanjut dengan Duncan Multiple Ring Test untu mengetahui perbedaan

diantara perlakuan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil prototip sepatu seperti diajikan pada gambar 1, 2 daqn 3. Terhadap

prototip-prototip sepatu yang terdiri dari 3 model dilakukan uji panel dengan memilih

responden-responden yang mengetahui tetang sepatu. Responden terdiri dari

(12)

responden sebanyak 9 (sembilan) orang untuk bentuk umum sepatu, sedangkan

untuk fungsinya dilakukan dengan kuisioner untuk pada penderita kelainan kaki.

Setelah dilakukan analisa terhadap hasil kuisioner diperoleh data seperti disajikan

pada Tabel 1.

(13)

Gambar 2: Prototip model 2

(14)

Tabel 1. Hasil penilaian panelis

sepatu, sehingga dapat diartikan bahwa semua desain sepatu mendapatkan

persepsi yang tidak berbeda dari responden. Untuk pembuatan sepatu untuk

keperluan khusus ini dilakukan dengan dengan mengadakan trial and error untuk

polanya menyesuaikan dengan bentuk kaki karena tidak ada cacat yang standar

seperti pada kaki normal.

KESIMPULAN

Untuk pembuatan sepatu khusus dengan kelainan kaki yang berbeda-beda

dapat dilakukan dengan melihat kasus perkasus. Kelainan standar Haluk valgus,

ketian kaki yang tidak sama pemolaannya dapat didasarkan pada pemolaan sepatu

normal pada umumnya, dengan mevariasi kedalaman hiluxnya sedangkan untuk

kelainan panjang kaki yang tidak sama penyesuaian ada pada sol. Untuk cacat kaki

yang tidak standar memerlukan ketelitian dalam menentukan bentuk kecacatan kaki

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, 2007, Kumpulan Buku Persepatuan, Balai Besar

Kulit, Karet dan Plastik, Yogyakarta.

Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, 2011, Penelitian Berbagai Jenis Konstruksi

Sepatu ( Welt Shoes dan California), Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik,

Yogyakarta.

Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, 2013, Desain dan Penerapan Ornamen

Kotemporer pada Sepatu Kulit dengan Teknik Emboss, Balai Besar Kulit,

Karet dan Plastik, Yogyakarta.

Brashear H.R., Raney.R.B., Hand Book of Orthopaedic Surgery, 10th Edition, The CV

Mus by Company., London

Miller R,G., Redwood.S.R., 1976, Manual of Shoemaking, C.& J, Clark Ltd,

2nd Edition,London

Nordin.M., Frankel.V.H, Basic Biomechanics of Musculoskeletal System, Third

Edition, Chaine du Bonheur, Swiss.

Palastangga.N., Field.D., Soames.R., Anatomy and Human Movement, Structure

and Functin, Fifth Edition, Chaine du Bonheur, Swiss

Thornton.J.H., 1953, Text Book of Footwear Manufacture, The National Trade Press

LTD, London, .

Thornton.J.H., 1955, Text Book of Footwear Material, The National Trade Press LTD,

(16)

Gambar

Gambar 1: Pengukuran telapak kaki.
Gambar 3. Master telapak acuan
Gambar 1: Prototip model 1
Gambar 2: Prototip model 2
+2

Referensi

Dokumen terkait

Model ini berdasarkan pada Xianning Liu (2007), Marentek (2011) dan menambahkan lagi asumsi bahwa individu yang divaksinasi mempunyai kemungkinan untuk tetap sehat

Mengacu pada problematika diatas, maka masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat forgiveness anak dalam menghadapi perceraian orangtua di

Diagnostika Aktyvios ir kūrybingos asmenybės ugdymui vis dar skiriama per mažai dėmesio (Peter Jarvis, 2001). Mokyklose rūpinamasi išmokyti dėsto­ mųjų dalykų - ir tiek.

Melalui kegiatan mengapresiasi karya sastra, dalam hal ini mengenai warna lokal (local colour) yang terdapat dalam novel Maryamah Karpov karya Andrea Hirata, diharapkan siswa dapat

Kalau kamu tidak memasukkan ukuran untuk Settingan Gambar maka Handbrake akan berusaha untuk membuat ukuran yang paling sesuai.. Merubah ukuran tidak direkomendasikan disini

Hubungan baik antara PGN dan Pertamina sebagai mitra bisnis serta dukungan dan proteksi penuh dari pemerintah kepada BUMN Migas khususnya PGN, dapat menjadi

penyetoran, pelaporan pajak pertambahan nilai atas kegiatan penyerahan barang kena. pajak

Sadoso Sumosardjuno (1992:35) menyarankan bahwa dalam mengembangkan program latihan sirkuit harus memperhatikan karakteristik berikut ini; 1) Sirkuit pendek terdiri