• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH HUBUNGAN INTERNASIOANAL.pdf Hubungan Internasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEJARAH HUBUNGAN INTERNASIOANAL.pdf Hubungan Internasional "

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

SEJARAH PERKEMBANGAN HUBUNGAN INTERNASIOANAL

A. Pendahuluan

(2)

Pentingnya hubungan antar negara dapat dirasakan pada awal perang dunia I. Perang dunia I pada tahun 1914-1918 yang mengakibatkan banyak korban yang berjatuhan, menimbulkan dampak tersendiri bagi masyarakatnya. Terjadinya perang pada masa itu membuat negara-negara dunia untuk selalu dapat menjalin kerjasama dan menjaga perdamaian. Sebelum Perang Dunia I, pembahasan hubungan internasional dimasukan dalam Fakultas sejarah, hukum dan filsafat. Dalam catatan sejarah bahwa teori diplomasi dan teori strategi ditafsirkan oleh para ahli negara dan ahli filsafat sebagai sifat alamiah manusia, perang dan keadilan.

Sementara itu para ilmuan sejak lama mempelajari fenomena sosial seperti hukum yang mengatur hubungan antar bangsa, hakekat kekuasaan, negara dan kedaulatan, masalah pengelolaan hubungan kekuasaan, dan pengembangan lembaga-lembaga Internasional. Dari berbagai studi ini muncullah pada abad 20 suatu bidang studi yang terorganisasi dan dimasukkan dalam kurikulum beberapa universitas di Amerika Serikat, yaitu bidang studi Hubungan Internasional.

(3)

tahun 1919, hubungan internasional mulai dilembagakan sebagai jurusan politik internasional di Universitas Wales di kota Aberystwythes. Dari sinilah perkembangan hubungan internasional mengawali perjalanannya sebagai ilmu.

(4)

mendominasi Studi Hubungan Internasional pada periode 1920-an (R. Jackson dan G. Sorensen, 1999).

Keterkaitan Ilmu Hubungan Internasional dengan disiplin-disiplin ilmu lainnya sangat penting adanya, seperti politik, ekonomi, sejarah, hukum, filsafat, geografi, sosiologi, antropologi, psikologi, budaya, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan hubungan international berusaha menganalisis serta merumuskan kebijakan luar negeri suatu negara tertentu, yang ditujukan untuk menghasilkan kepentingan nasional yang paling positif untuk negaranya, dan pasti akan melibatkan negara yang berbeda-beda sehingga keterkaitan Ilmu Hubungan Internasional dengan berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial khususnya, tidak dapat dipisahkan.

(5)

politik dan keamanan, memasuki periode itu kajian-kajian hubungan internasional menjadi lebih beragam, lebih interdisipliner dan lebih ―global‖ (Dept. Hub. Int. Universitas Airlangga, 2005, hal 1-2).

B. Hakikat Hubungan Internasional

Ada beberapa pernyataan yang mengungkapkan definisi dari Ilmu Hubungan Internasional.

Pernyataan yang pertama menyatakan bahwa, Hubungan Internasional merupakan salah satu studi atau disiplin ilmu yang berkembang sangat dinamis. Kenyataan tersebut semakin terbukti dengan perkembangan-perkembangan baru sejalan dengan kemajuan peradaban umat manusia (Departemen Hubungan Internasional-FISIP-Universitas Airlangga, 2012).

(6)

kaedah pemikirannya dan kebijakan para ahli mungkin akan beruntung dari teori. Tetapi peribahasa memberikan petunjuk bukanlah bagian dari teori (Reza, 2009).

(7)

Di dalam mempelajari Ilmu Hubungan Internasional, juga harus mengetahui siapa pihak pihak yang terlibat dalam Hubungan Internasional tersebut, dan juga harus mengetahui apa kepentingan dan tujuan pihak-pihak tersebut dalam Hubungan Internasional serta kekuatan apa yang di miliki pihak tersebut sehingga mereka berperan di dalam Hubungan Internasional.

(8)

dari pemerintahan yang berdaulat, mempunyai wilayah dan batas wilayah dan terbentuk dari masyarakat itu sendiri.

Sedangkan, Non-State actors adalah asosiasi individu dan/atau kelompok yang tidak didirikan oleh perjanjian antar negara. Definisi yang luas ini mencakup Entitas yang berbeda seperti perusahaan transnasional dan asosiasi bisnis, kelompok etnis, organisasi keagamaan besar, kelompok teroris, dan gerakan sosial (Riddell-Dixon, 1995). Non-State Actors yang dimaksudkan di dalam tulisan ini yaitu pihak-pihak di luar negara yang berdaulat itu sendiri atau bisa juga dikatakan pihak luar negeri yang membantu permasalahan pihak dalam negeri, entah itu membantu dalam hal keamanan, investasi, militer atau pun politik.

(9)

ada pelaku yang terlibat dalam Hubungan Internasional tersebut. Ada dua pihak, yaitu, pihak yang pertama adalah pihak Negara, yang kedua adalah pihak lain di luar negara. Tidak ada pihak yang lebih kuat di antara kedua pihak tersebut. Semua pihak memegang kendali, tugas dan wewenang tersendiri. Negara dan susunan pemerintahan di dalamnya punya wewenang dalam mengatur dan menyelesaikan masalah di dalam Negaranya sendiri, akan tetapi, bagaimana pun juga, Negara sama seperti manusia yang merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, Negara juga membutuhkan bantuan dan kerjasama dengan pihak lain yaitu Non-State Actors. Sama halnya seperti State Actors, Non-State Actors juga memiliki hak untuk menentukan apakah mereka ingin bekerjasama dengan pihak dalam negeri tersebut atau tidak. Masing-masing memiliki kekuatan, kepentingan dan hak tersendiri, oleh karena itu, dalam Hubungan Internasional tidak bisa jika ingin menang sendiri dengan kata lain, bersikap individualis untuk negara sendiri, masing-masing pihak juga harus memikirkan dampak apa yang terjadi jika bersikap seperti itu.

(10)

C. Sejarah Berkembangnya Hubungan Internasioanal

(11)

2013). Kemudian muncul sebuah pertanyaan terkait hal tersebut yaitu bagaimana hubungan internasional sebagai sebuah ilmu mengalami perkembangan sampai saat ini.

(12)

didorong oleh adanya perkembangan disiplin ilmu terkait yaitu ilmu politik, ekonomi, sejarah, filsafat, hukum, sosiologi dan lainya (Jackson dan Sorensen, 2013). Perkembangan terhadap disiplin ilmu lain tersebut juga menjadi dasar pembahasan teoritis menyangkut perkembangan HI bagi pakar-pakar.

(13)

Pemikiran kaum liberalisme kemudian mendapat pertentangan dari kaum realis. Pertentangan didukung bahwa konsep liberalisasi dan demokratisasi dunia yang gagal total. Keinginan demokratisasi dunia dipandang sebagai suatu kebohongan besar. Bahkan negara-negara pencetus tak lebih hanya ingin mempertahankan kepentinganya masing-masing. Kegagalan Liga Bangsa-bangsa (LBB) dan meletusnya perang kedua adalah bukti nyata. Kaum realis berpandangan bahwa inti dari hubungan internasional adalah keinginan manusia untuk menguasai. Manusia tidak bisa lari dari hakekatnya, hidup untuk mencari kekuasaan. Hal ini tergambar jelas dalam pemikiran pakar realis seperti Morgenthau. Beliau berpandangan bahwa politik adalah alat mencari kekuasaan atas manusia, apapun tujuan akhir politik, tujuan yang paling penting adalah kekuasaan (Morgenthau, 2013 dalam Jackson dan Sorensen). Kaum realis memandang tidak ada suatu tindakan politik yang diambil tanpa didasari hasrat mencari kekuasaan. Pernyataan kaum realis didukung oleh kenyataan yang terjadi.

(14)

Hedley Bull (1966) melawan penedakatan ilmiah (behavioralis) Morton Kaplan (1996) (Schmidth, 2002). Kaum behavioralis menekankan tentang pengolahan data dan fakta yang terjadi dalam studi hubungan internasional. Hubungan internasional dipandang sebagai suatu penelitian yang bersifat ilmiah terhadap objek kajianya. Berebeda dengan pemikiran behavioralis, dalam studi hubungan internasional kaum tradisional lebih menggunakan pendekatan yang berdasarkan atas nilai, etika, moral dan kemanusiaan (Jackson dan Sorensen, 2013).

(15)

akan mendorong pertumbuhan ekonomi negara dunia ketiga. Berbeda dengan dua paham di atas, kaum realis EPI memandang bahwa kekuatan ekonomi dibangun untuk kepentingan nasional negara (Jackson dan Sorensen, 2013). Pembangunan perekonomian dibangun adalah untuk dasar kekuatan negara. Menurut Waever perdebatan besar ketiga ini tidak bisa dipandang yang menang dan yang kalah tetapi seuatu kemajemukan hidup (Waever, 2002 dalam Schmidth). Suatu pengaruh dari paham yang mendominasi tidak menghentikan pembahasan paham lain dalam studi HI. Perdebatan besar yang ketiga mendorong perkembangan pesat studi hubungan internasional dalam bidang ekonomi.

(16)

Banyaknya perdebatan yang terjadi pada dasarnya adalah cerminan bahwa hubungan internasional sebagai ilmu yang sangat penting. Dewasa ini pentingnya hubungan internasional adalah sebagai memenuhi kebutuhan ekonomi, menjaga kedaulatan negara, upaya kerjasama, perbaikan ekonomi.

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan pentingnya hubungan internasional sebagai studi telah mendorong perkembanganya. Perkembangan terjadi melalui perdebatan-perdebatan yang terjadi antar kaum yang berbeda pandanngan satu sama lain. Perdebatan pertama akibat pembahasan tentang penyebab perang dan pencegahanya yang melibatkan kaum liberal dan realis. Perdebatan kedua muncul karena pertentangan penggunaan metode. Ketiga berkaitan dengan perbedaan paham ekonomi, dan keempat merupakan bentuk penolakan terhadap tiga perdebatan sebelumnya. Melaui perdebatan inilah HI mengalami perkembangan dari yang awal kemunculanya hanya sekedar ilmu perang menjadi ilmu yang interdisipliner meliputi banyak bidang kajian saat ini.

(17)
(18)
(19)

BAB II

SEJARAH HUKUM INTERNASIONAL DAN PERKEMBANGANNYA

Sistem Hukum Internasional merupakan suatu produk, kasarnya dari empat ratus tahun terakhir ini, yang berkembang dari adat istiadat dan praktek-praktek Negara-negara Eropa Modern dalam hubungan serta komunikasinya dengan Negara lain. Tapi kita pun perlu melihat jauh sebelum perkembangan zaman Eropa Modern yaitu pada periode kuno, beberapa Negara telah melaksanakan Hukum Internasional secara tidak langsung, dan adapun para ahli yang lahir sebelum zaman Eropa Modern tersebut yang dipandang memunculkan dasar-dasar dari pemikiran mengenai adat-istiadat yang ditaati oleh masyarakat serta adanya beberapa kasus sejarah seperti penyelesaian arbitrasi(perwasitan) pada masa Cina Kuno dan awal Dunia Islam yang memberikan sumbangan terhadap evolusi system modern Hukum Internasional.

(20)

Fase-fase tersebut dapat kita bagi dan bahas sebagai berikut:

A. Periode Kuno a. India

Menurut Penyelidikan Bannerjee pada abad Sebelum Masehi, Kerajaan-kerajaan India sudah mengadakan hubungan satu sama lain, baik itu Hubungan antar kasta, suku bangsa dan Raja-raja yang diatur oleh adanya kebiasaan

b. Yahudi

Dalam Kitab Perjanjian Lama, mengenal ketentuan mengenai perlakuan terhadap orang asing dan cara melakukan perang

c. Yunani

(21)

Profesor Vinogradoff, hal tersebut merupakan embrio awal yang mengkristalisasikan Hukum yang berasal dari adat istiadat., contohnya adalah dengan tidak dapat diganggu gugatnya tugas seorang kurir dalam peperangan serta perlunya pernyataan perang terlebih dahulu.

d. Romawi

Sebenarnya pada masa ini, orang-orang Romawi Kuno mengenal dua jenis Hukum, yaitu Ius Ceville (Hukum bagi Masyarakat Romawi) dan Ius Gentium (bagi Orang Asing). Hanya saja, pada zaman ini tidak mengalami perkembangan pesat, karena pada saat itu masyarakat dunia merupakan satu Imperium, yaitu Imperium Roma yang mengakibatkan tidak adanya tempat bagi Hukum Bangsa-Bangsa. Hukum Romawi tidak menyumbangkan banyak asas. Asas yang kemudian diterima hanyalah asas Pacta Sun Servanda (setiap janji harus ditepati)..

e. Eropa Barat

(22)

menjadi penghalang Evolusi, yaitu kesatuan duniawi dan rohani sebagian besar Eropa dibawah Imperium Romawi Suci dan struktur Feodal Eropa Barat.

B. Periode Modern

Pada periode inilah, Hukum Internasional berkembang dengan sangat pesat. Dimulai pada masa pencerahan atau Renaissance, yang merupakan revolusi keagamaan yang telah memporak-porandakan belenggu kesatuan politik dan rohani Eropa. Teori-teori kemudian dikembangkan pada saat itu untuk menyongsong kondisi secara intelektual.

Perkembangan yang terjadi adalah : a. Traktat Westphalia

(23)

Hukum Internasional modern sebagai suatu sistem hukum yang mengatur hubungan antara negara-negara, lahir dengan kelahiran masyarakat Internasional yang didasarkan atas negara-negara nasional. Sebagai titik saat lahirnya negara-negara nasional yang modern biasanya diambil saat ditandatanganinya Perjanjian Perdamaian Westphalia yang mengakhiri Perang Tiga Puluh Tahun di Eropa.

Perdamaian Westphalia dianggap sebagai peristiwa penting dalam sejarah Hukum Internasional modern, bahkan dianggap sebagai suatu peristiwa Hukum Internasional modern yang didasarkan atas negara-negara nasional, sebabnya adalah :

1. Selain mengakhiri perang 30 tahun, Perjanjian Westphalia telah meneguhkan perubahan dalam peta bumi politik yang telah terjadi karena perang itu di Eropa .

2. Perjanjian perdamaian mengakhiri untuk selama-lamanya usaha Kaisar Romawi yang suci.

(24)

4. Kemerdekaan negara Nederland, Swiss dan negara-negara kecil di Jerman diakui dalam Perjanjian Westphalia.

Selain itu, Perjanjian Westphalia meletakan dasar bagi susunan masyarakat Internasional yang baru, baik mengenai bentuknya yaitu didasarkan atas negara-negara nasional (tidak lagi didasarkan atas kerajaan-kerajaan) maupun mengenai hakekat negara itu dan pemerintahannya yakni pemisahan kekuasaan negara dan pemerintahan dari pengaruh gereja.

Ciri masyarakat Internasional yang terdapat di Eropa yang dasarnya diletakkan oleh Perjanjian Westphalia. Ciri-ciri pokok yang membedakan organisasi susunan masyarakat Internasional yang baru ini dari susunan masyarakat Kristen Eropa pada zaman abad pertengahan :

1. Negara merupakan satuan teritorial yang berdaulat. 2. Hubungan nasional yang satu dengan yang lainnya

didasarkan atas kemerdekaan dan persamaan derajat.

(25)

pada zaman abad pertengahan dan Paus sebagai Kepala Gereja.

4. Hubungan antara negara-negara berdasarkan atas hukum yang banyak mengambil oper pengertian lembaga Hukum Perdata, Hukum Romawi.

5. Negara mengakui adanya Hukum Internasional sebagai hukum yang mengatur hubungan antar negara tetapi menekankan peranan yang besar yang dimainkan negara dalam kepatuhan terhadap hukum ini.

6. Tidak adanya Mahkamah (Internasional) dan kekuatan polisi internasional untuk memaksakan ditaatinya ketentuan hukum Internasional.

(26)

b. Bermunculan para Pakar Hukum Internasional 1) Hugo Grotius, Hukum Internasionalnya

berlaku Hukum Alam yang telah terlepas dari pengaruh keagamaan dan kegerjaan. Banyak didasarkan pada praktek Negara dan perjanjian Negara sebagai Sumber Hukum Internasional. 2) Fransisco Vittoria , Dalam bukunya Relectio

de Indis, bahwa Negara dalam tingkah lakunya tidak boleh bertindak sesuka hati (Ius Intergentes)

3) Fransisco Suarez, Menulis De Legibius ae deo Legislatore mengemukakan bahwa suatu Hukumatau akedah objektif yang harus dituruti oleh Negara-negara dalam hubungan antara mereka.

4) Balthazar Ayala & Alberico Gentilis, Pemisahan antara etika agama dan hukum. 5) Christian Wovlf, Suatu negara meliputi

Negara-negara dunia

(27)

masih merupakan suatu kumpulan yang berharga hingga sekarang)

c. Revolusi Perancis

Pergeseran kekuasaan pemerintahan dari tangan raja ke tangan rakyat.

d. Konferensi Perdamaian jenewa (1864) e. Konferensi Perdamaian Den Haag (1899) f. Konferensi Perdamaian Den Haag (1907)

Melahirkan Mahkamah Arbitrase Permanen yang isinya: Negara sebagai kesatuan politik teritorial Konferensi Internasional berlaku universal Dibentuk mahkamah Internasional Arbitrase permanen.

Setelah perjanjian perdamaian Den Haag 1907 (masa konsolidasi), terjadi:

1) Perjanjian melarang perang untuk mencapai kepentingan nasional (Briand Kellog Pact 1982, Paris)

(28)
(29)

BAB III IDEOLOGI DUNIA;

DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

A. Pendahuluan

Berbicara tentang ideologi berarti berbicara tentang pola hidup manusia di segala bidang yang bersumber dari satu pokok pemikiran. Satu pemikiran yang dijadikan pedoman dalam bersikap secara pribadi maupun bersosialisasi dalam masyarakat.

Sejatinya manusia adalah mahluk yang dianugerahi banyak kecerdasan yang dapat dipergunakannya dalam memajukan kehidupannya. Untuk itu ideologi hadir dalam bentuk pola hidup untuk mengarahkan kecerdasan-kecerdasan manusia menjadi suatu sinergi kehidupan. Hal ini tentu saja tidak lepas dari bahwa ideologi itu sendiri adalah suatu produk dari kecerdasan manusia tadi, namun ideologi adalah produk kecerdasan manusia yang bersifat mendominasi dan mengarahkan kecerdasan-kecerdasan lain.

(30)

penerapan dan perkembangannya di negara tercinta kita Indonesia.

Saya harapkan materi yang saya suguhkan dapat membuka wawasan kita sekalian tentang ideologi secara umum dan dapat menjadikan kita manusia cerdas yang berideologi secara khusus.

B. Ideologi

Sebelum mengarah langsung kepada materi pokok yaitu tentang macam-macam ideologi beserta penerapannya di Indonesia tentunya kita harus mengetahui arti dan fungi ideologi itu sendiri untuk menghadirkan penilaian logis dalam masalah penerapannya.

(31)

Dengan demikian, ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem kehidupan manusia. Pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi metode untuk mengaktualisasikan ide dan solusi tersebut, metode mempertahankannya serta metode menyebarkannya ke seluruh dunia.

Masih banyak pendapat para ahli tentang definisi ideologi namun kelima pendapat diatas cukup mewakili secara global dari kebanyakan definisi-definisi yang lain.

C. Konsep Ideologi

Ideologi memiliki 5 konsep, diantaranya : Ideologi mengacu kepada kelembagaan gagasan secara sistematis yang diartikulasikan oleh kelompok tertentu. Sebagai penopengan dan penyembunyian realitas tertentu ideologi digunakan sebagai alat untuk mengungkap bagaimana teks-teks dan praktik-praktik gaya tertentu digunakan untuk menghadirkan citra-citra tertentu yang telah diseleksi, direduksi dan didistorsi.

(32)

bentuk film, program televise, musik dan lain-lain. Ideologi bukan hanya sebagai pelembagaan ide tapi sekaligus juga praktek material. Ideologi yang difungsikan sebagai level konotasi atau yang tersirat makna sekunder, makna yang tidak terdapat dalam teks dan tidak disadari dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan mengetahui 5 konsep dasar ideologi maka diharapkan kita dapat lebih peka dengan kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi disekeliling kita, apakah mengandung salah satu dari kelima konsep dasar diatas yang membawa alur kehidupan sekeliling kita lebih condong terhadap suatu ideologi tertentu ditengah pedoman kita yang diluar ideologi tersebut.

D. Prinsip-prinsip Ideologi, Penerapan, dan Perkembangannya di Indonesia

Dalam perkembangannya di dunia dapat kita temukan 6 prinsip dasar ideologi. Satu sama lain dari ke-enam prinsip-prinsip itu mempunyai ciri, keunggulan dan kekurangan tersendiri untuk diterapkan dalam suatu kelompok hidup manusia atau suatu negara.

(33)

3. Paham Sosialisme 4. Paham Komunisme 5. Paham Fasisme 6. Paham Fundalisme

Berikut akan diulas tentang spaham-paham tersebut dan masalah ada dan tidaknya penerapannya serta sejauh mana perkembangannya di Indonesia.

1. Paham Liberalisme

Liberalisme adalah paham yg menghendaki kebebasan individu dalam segala bidang karena individu adalah titik pusat dalam hidup, yang artinya karena individu lah maka bisa terbentuk adanya masyarakat dan negara.

(34)

Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik (life, liberty and property). Di bawah ini adalah nilai-nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme:

 Kesempatan yang sama.

 Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang

diperintah(rakyat).

 Fungsi Negara adalah untuk membela dan

mengabdi pada rakyat.

 Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah

individu.

 Negara hanyalah alat. Negara itu sebagai suatu

mekanisme yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar dibandingkan negara itu sendiri.  Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran

(35)

Tokoh-tokoh dalam paham Liberalisme :

a. Marthin Luther 91517) dalam Reformasi Agama. Pada saat itu agama dibawah kepemimpinan gereja sangat membatasi individu bahkan dalam hal ilmu pengetahuan, membuat individu merasa terkekang. b. John Locke dan Hobbes; konsep State of Nature

yang berbeda. Hobbes (1588 – 1679) berpendapat bahwa individu pada dasarnya jelek(egois), namun karena adanya keinginan untuk hidup damai maka mereka membentuk perjanjian dan hak-hak tertentu yang melibatkan pihak ketiga (penguasa).

c. John Locke (1632 – 1704) berpendapat bahwa pada dasarnya individu baik namun karena adanya rasa kesenjangan harta menyebabkan perasaan takut haknya terampas orang lain maka melibatkan pihak ketiga (penguasa) untuk membuat perjanjian dan hak-hak.

(36)

Selain itu, ajaran liberalisme ortodoks sangat mewarnai pemikiran para The Founding Father Amerika seperti George Wythe, Patrick Henry, Benjamin Franklin, ataupun Thomas Jefferson.

Negara-negara yang menganut paham liberalism diantaranya : beberapa negara di Benua Amerika yang menganut ideologi liberalisme adalah Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga danut oleh negara Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan Suriname. Masih banyak lagi negara-negara yang menganut Ideologi Liberalisme di benua lainnya.

(37)

 1950-1951 – Kabinet Natsir

 1951-1952 – Kabinet Sukiman-Suwirjo  1952-1953 – Kabinet Wilopo

 1953-1955 – Kabinet Ali Sastroamidjojo I  1955-1956 – Kabinet Burhanuddin Harahap  1956-1957 – Kabinet Ali Sastroamidjojo II  1957-1959 – Kabinet Djuanda

Dengan adanya ketidakstabilan kabinet hal ini menandakan bahwa paham Liberalisme tidak sesuai dengan negara Indonesia. Hal ini terbukti dengan adanya dampak-dampak berikut.

1) Karena kabinet mengalami perubahan yang sering, maka pembangunan tidak berjalan lancar. Pada akhirnya masing-masing partai lebih memperhatikan kepentingan partai atau golongan. 2) Tidak memunculkan partai yang dominan,

sehingga presiden bersikap di antara banyak partai pula.

3) Dengan banyaknya partai, tidak ada badan yudikatif dan eksekutif yang kuat.

4) Memunculkan pemberontakan di berbagai daerah (APRA, RMS, DI/TII).

(38)

Ketidakstabilan kabinet itu terjadi tentu saja karena pada saat itu terlalu banyak suara rakyat dalam organisasi massa yang ingin tampil karena memberlakukan negara sebagai alat saja sebagaimana berdasarkan nilai-nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme yang telah dijelaskan diatas namun mengesampingkan nilai bahwa ideologi bukan hanya sebagai pelembagaan ide tapi sekaligus juga praktek material (konsep ideologi nomor 4 pada bab IB).

2. Paham Konservatisme

Konservatisme adalah paham politik yang ingin mempertahankan tradisi dan stabilitas sosial, melestarikan pranata yang sudah ada, menghendaki perkembangan setapak demi setapak, serta menentang perubahan yang radikal. Singkatnya konservatisme adalah paham yang mendukung nilai-nilai tradisional.

(39)

tidak terbuka pada gerak atau perubahan, serta melestarikan sesuatu yang dianggap mapan.

Pada masa Revolusi Perancis pada 1789 konservatisme mulai muncul sebagai suatu sikap atau alur pemikiran yang khas. Banyak orang yang mengusulkan bahwa bangkitnya kecenderungan konservatif sudah terjadi lebih awal, pada masa-masa awal Reformasi.

Ciri-ciri ajaran ideologi konservatisme :

 Lebih memntingkan lembaga-lembaga kerajaan

atau agama.

 Agama dipandangsebagai kekuatan utama

disamping upaya pelestarian tradisi dan kebiasaan dalam tata kehidupan masyarakat.

 Lembaga-lembaga yang sudah mapan seperti

keluarga, gereja, dan negara semuanya dianggap suci.

 Menentang radikalisme dan skeptisisme.

(40)

sebagai reaksi terhadap gagasan ‗tercerahkan‘ tentang suatu masyarakat yang dipimpin oleh nalar yang abstrak.

Negara yang pernah menganut ideologi konservatisme adalah Inggris, Kanada, Bulgaria, Denmark, Hongaria, Belanda, Swedia. Sedangkan Indonesia sendiri memang belum pernah mengalami masa pemerintahana dengan menggunakan paham konservatisme namun paham konservatisme dapat kita cium juga keberadaannya di Indonesia pada beberapa partai-partai politik atau organisasi masyarakat yang ada. Beberapa dari partai politik atau ormas tersebut dilandasi oleh sebuah agama seperti PPP, PBB, PAN, PKS, Partai Kristen Indonesia (PARKINDO), Partai Kristen Demokrat (PKD) atau ormas seperti NU dan Muhammadiyyah adalah bentuk-bentuk contoh bahwa paham konservatis pun berkembang di Indonesia. Orang-orang islam akan lebih condong kepada partai-partai islam begitupun dengan orang-orang dari agama lain, hal ini sejalan dengan ideologi sebagai konotasi makna sekunder yang tidak tersirat dalam teks (kosep ideology nomor 5 pada bab IB).

(41)

diakui Indonesia, belum lagi banyaknya aliran-aliran kepercayaan yang makin berkembang menyebabkan paham konservatis hanya sebatas menjadi paham untuk partai politik ataupun organisasi massa.

3. Paham Sosialisme

Sosialisme adalah paham yang menghendaki segala sesuatu harus diatur bersama dan hasilnya dinikmati bersama-sama. Dengan kata lain sosialisme adalah paham yang menghendaki kemakmuran bersama. Sosialisme merupakan merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan akibat-akibatnya. Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara.

Dapat juga dikatakan bahwa Sosialisme adalah ajaran kemasyarakatan (pandangan hidup) tertentu yang berhasrat menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil produksi secara merata (W.Surya Indra, 1979: 309).

(42)

(humanitarian). Ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas

Sekalipun gerakan-gerakan yang dinamakan sosialisme (gerakan yang memprotes terhadap kepincangan yang ada dalam masyarakat) telah lama muncul, namun istilah sosialisme baru pertama kali dipakai tahun 1827 dalam majalah perkoperasian oleh Robert Owen.

Ciri-ciri paham sosialisme :

 Menciptakan masyarakat sosialis yang

dicita-citakan dengan kejernihan dan kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.  Permasalahan seyogyanya diselesaikan dengan

cara demokratis.

Tokoh-tokoh pencetus paham sosialisme adalah : a. Karl Marx (1818-1883). Pelopor utama gagasan

―sosialisme ilmiah‖.

(43)

c. Nama-nama penting lain dalam Ideologi Sosialisme adalah C.H. Saint Simon (1760-1825), F.M Charles Fourier (1772-1837), EtinneCabet (1788-1856), Wilhelm Weiling (1808-1871), dan Louis Bland (1811-1882).

Negara yang menganut paham sosialisme adalah negara-negara di Eropa Barat serta Kuba dan Venezuela. Di tahun 1890 kekuasaan kolonial Hindia-Belanda dikejutkan dengan ajaran Kyai Samin, alias Soeratniko yang berprofesi sebagai petani di Blora. Ajaran Kyai Samin tersebut berdasarkan atas hak milik kolektif dan cara-cara pengolahan sawah secara kolektif, dan gotong royong, dilengkapi dengan aturan pembagian hasil menurut keperluan dan keadilan.

(44)

Namun, dalam paham sosialisme ini terdapat nilai-nilai yang merupakan dasar pemikiran komunis maka paham ini tidak cocok dikembangkan di Indonesia karena akan mengarahkan individual jauh dari kebebasan yang bertanggung jawab yang dapat merusak rasa persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa yang majemuk.

4. Paham Komunisme

Paham ini adalah bentuk perkembangan dari paham sosialisme dan merupakan sebuah koreksi terhadap paham kapitalisme di awal abad ke-19. Paham komunisme adalah paham yang merupakan sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis yang merupakan produk masyarakat liberal. Mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh.

(45)

Penganut paham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marxdan Friedrich Engles, sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Febuari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.

Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain.

Ciri-ciri paham komunisme :

 Penghapusan hak milik perseorangan dan

menggantikannya dengan hak milik bersama yang dikontrol oleh negara demi kemakmuran bersama.  Menggunakan sistem sosialisme sebagai alat

kekuasaan.

 Membatasi demokrasi pada rakyatnya.

 Bersifat atheis, tidak mengimani Tuhan.

(46)

berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada

 Menganut system politik satu partai, yaitu partai

komunis. Jadi, di negara komunis tidak ada partai oposisi. Jadi, komunisme itu pada dasarnya tidak menghormati HAM

Sejatinya paham komunis adalah perdasrkan pemikiran dasar dari :

 Karl Marx (1818-1883)  Frederich Engels (1820-1895)

Berdasarkan pemikiran dasar kedua tokoh diatas lalu munculah paham komunis yang diciptakan oleh Karl Heinrich Marx (Trier, Jerman, 5 Mei 1818 – London, 14 Maret 1883) adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia. Perwujudan bentuk negara komunis pertama kali oleh Vladimir Ilyich Ulyanov (Uni Soviet).

(47)

Indonesia pernah menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran PKI pada tahun 1920an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di negara tersebut, bahkan di Asia.

Setelah Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, politik luar negeri Indonesia cenderung lebih condong ke Blok Timur (Blok Komunis). Mengapa seperti itu? Karena Indonesia lebih banyak melakukan kerja sama dengan negara komunis seperti Uni Soviet, Kamboja, Vietnam, RRC, maupun Korea Utara. Berikut ini adalah langkah-langkah politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin: Presiden Soekarno menyampaikan pandangan politik dunia yang berlawanan, yaitu OLDEFO (Old Established Forces), dan NEFO (New Emerging Forces), Indonesia membentuk Poros Jakarta-Peking dan Poros Jakarta-Phnompenh-Hanoi-Peking-Pyongyang yang membuat Indonesia termasuk dalam Negara Blok Timur, Konfrontasi dengan Malaysia yang berujung dengan keluarnya Indonesia dari PBB.

(48)

juga diganjar eks-tapol oleh pemerintahan orde baru dan mendapatkan pembatasan dalam melakukan ikhtiar hidup mereka. Hal ini menandakan paham komunis sangat tidak cocok di Indonesia.

5. Paham Fasisme

Fasisme merupakan produk ideologi-ideologi yang ingin melawan kaidah-kaidah moralitas yang diturunkan kepada umat manusia melalui agama, dan menggantikannya dengan budaya pagan yang rasis, haus darah, dan kejam. Dalam budaya pagan segala tindak kebrutalan diperbolehkan dan etika sama sekali diabaikan.

Dalam menelaah sumbar-sumber fasisme kita perlu melihat sejarah Eropa dimana sejarah Eropa terbagi menjadi 3 periode :

 Periode pra-Kristen (periode pagan/agama

(49)

 Periode ketika agama Kristen meraih dominasi

budaya di Eropa.

 Periode pasca-Kristen (periode matrealistis) karena

saat ini meskipun agama Kristen masih menjadi agama mayoritas di Eropa namun bukan lagi aspek dominan dalam budaya Eropa.

Dari ketiga periode diatas fasisrme terjadi pada periode pertama dan ketiga. Fasisme tidak berlangsung dalam periode kedua dikarenakan pada saat itu Kristen mendominasi Eropa dengan ajaran yang penuh kedamaian, cinta kasih dan persamaan hak.

Pondasi fasisme dibangun oleh sejumlah pemikir Eropa berdasarkan budaya pagan tersebut pada abad ke-19, dan dipraktikkan pada abad ke-20 oleh negara-negara seperti Italia dan Jerman. Negara-negara lain, yang dipengaruhi ataupun menerapkan fasisme, ―mengimpor‖ ideologi ini dari Eropa.

Ciri-ciri budaya pagan :  Rasisme.

 Pertumpahan darah.

(50)

 Dari cirri-ciri budaya pagan tersebut munculah 7

ajaran pokok paham fasisme

 Ketidakpercayaan pada kemampuan nalar. Bagi

fasisme, keyakinan yang bersifat fanatik dan dogmatic adalah sesuatu yang sudah pasti benar dan tidak boleh lagi didiskusikan.

 Pengingkaran derajat kemanusiaan. Bagi fasisme,

pria melampaui wanita, militer melampaui sipil, anggota partai melampaui bukan anggota partai, bangsa yang satu melampaui bangsa yang lain dan yang kuat harus melampaui yang lemah.

 Kode prilaku yang didasarkan pada kekerasan dan

kebohongan. Jika ada yang bertentangan dengan kehendak negara, maka mereka adalah musuh yang harus dimusnahkan. Dalam pendidikan mental, mereka mengenal adanya indoktrinasi pada kamp-kamp konsentrasi. Setiap orang akan dipaksa dengan jalan apapun untuk mengakui kebenaran doktrin pemerintah

 Pemerintahan oleh kelompok elit. Jika ada

(51)

 Totaliterisme. Untuk mencapai tujuannya, fasisme

bersifat total dalam meminggirkan sesuatu yang dianggap ―kaum pinggiran‖. Adanya wilayah 3 K untuk ―kaum pinggiran‖ yaitu: kinder (anak-anak), kuche (dapur) dan kirche (gereja). Bagi anggota masyarakat, kaum fasis menerapkan pola pengawasan yang sangat ketat. Sedangkan bagi kaum penentang, maka totaliterisme dimunculkan dengan aksi kekerasan seperti pembunuhan dan penganiayaan.

 Rasialisme dan imperialisme. Kaum elit lebih

unggul dari dukungan massa dan karenanya dapat memaksakan kekerasan kepada rakyatnya.

 Memiliki unsur menentang hukum dan ketertiban

internasional. Fasisme mengangkat perang sebagai derajat tertinggi bagi peradaban manusia. Sehingga dengan kata lain bertindak menentang hukum dan ketertiban internasional.

(52)

a. Plato menganggap manusia sebagai suatu spesies hewan, dan menganjurkan agar mereka ―dikembangkan‖ melalui ―perkawinan paksa‖. b. Charles Darwin meng-klaim bahwa makhluk hidup

berevolusi dari makhluk hidup lainnya sebagai hasil dari peristiwa kebetulan, merupakan produk filsafat pagan. Unsur penting kedua dari teori Darwinisme, ―perjuangan untuk bertahan hidup‖, juga merupakan kepercayaan pagan. Para filsuf Yunani-lah yang pertama kali mengemukakan adanya peperangan di antara makhluk hidup untuk bertahan hidup di alam.

Landasan dasar dari budaya pagan tersebut lalu dipopulerkan dalam bentuk paham fasisme oleh Nazisme Hitler dengan bukunya Mein Kampft, dan Mussolini dengan Doktrine of Fascism. Negara-negara yang menganut paham fasisme adalah Jerman, Italia dan Jepang.

(53)

dasarnya PFI ingin membangun kejayaan kerajaan Indonesia purba macam Sriwijaya atau Majapahit. Gagasan dan cita-cita ini juga mengejutkan kaum pergerakan nasional waktu itu. Notonindito yang pernah tinggal di Jerman rupanya tidak ingin mengikuti fasisme Jerman pada tahun 1924, sebagai orang Jawa dirinya lebih mengakar pada kebudayaan Jawa saja. Ia bukan bermaksud mendirikan Negara korporasi, melainkan sebuah Negara yang dipimpin oleh seorang raja seperti pada masa lampau. Lebih lanjut dibahas nasionalisme yang dibutuhkan kaum pergerakan untuk rakyat Hindia adalah nasionalisme kerakyatan bukan nasionalisme yang dilandasi jiwa priyayi Jawa dan stelsel kapitalisme. Panji Timoer menuduh, kaum fasis Hindia tidak ubahnya kaum fasis di Eropa, mereka telah ‗membunuh aliran revolusioner‘.

(54)

6. Paham Fundalisme

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, fundalisme adalah paham yang cenderung memperjuangkan sesuatu secara radikal. Secara definitif istilah fundamentalisme tidak ada bedanya antara fundamentalisme dalam agama maupun dalam politik.

Fundamentalisme keagamaan adalah paham politik yang menjadikan agama sebagai ideologi berbangsa dan bernegara. Paham ini menjadikan agama sebagai basis ideologinya dan agama dipakai sebagai pusat pemerintahannya dan pemimpin tertinggi negara tersebut haruslah seorang petinggi agama. Segala kegiatan pemerintahan dan hukum-hukumnya juga diambil dari kitab suci . Dan dasar negara sendiri memakai ideologi agama.

(55)

kepercayaan lain yang masih diyakini oleh golongan fundamentalis Kristen sampai sekarang.

Pada sisi lain, makna fundamentalisme mengalami penyem-pitan, terbatas pada agama dan kebudayaan dan lebih disempitkan lagi dihubungkan dengan Islam. Dengan serta merta kata fundamen-talisme—bagi orang yang sudah terpengaruh oleh media massa Barat—akan langsung diidentikkan dengan golongan Islam politik. Pemahaman ini sering dianggap sebagai bagian dari agama. Di sini, fundamentalisme sebenarnya berfungsi sebagai pelestari pemahaman keagamaan yang berkembang dan dianut pada zaman dulu. Kini hanya sekedar ta‘wil dan pandangan belakang diidentikkan dengan golongan Islam politik.

Ciri-ciri paham fundalisme : 1) Menolak perubahan.

2) Intoleransi 3) Tertutup.

4) Kekauan Madzhab. 5) Keras.

6) Tunduk kepada tradisi.

(56)

Tokoh –tokoh pemikir penting dalam paham fundalisme :

a. James Barr merupakan rujukan utama dalam bidang fundamentalisme.

b. Garaudy berpendapat bahwa fundalisme sesuai dengan kamus kecil La Rose tahun 1966 telah mendefinisikannya dengan sangat umum sekali,

yaitu: ―sikap orang-orang yang menolak

kondisionalisai akidah, sesuai dengan situasi dan kondisi baru‖.

Negara-negara yang menganut paham fundalisme: 1) Vatikan di Roma.

2) Arab Saudi : Islam. 3) Tibet : Budha. 4) India : Hindu.

5) Cina : Kong Ho Cu dan Taoisme. 6) Israel : Yahudi.

7) Jepang : Shinto.

(57)

sekarang marak mengumandangkan fundalisme di Indonesia adalah NII yang bercita-cita menjadikan Indonesia sebagai negara Islam.

Jika kita menengok ke belakang, di negara kita telah bermunculan gerakan-gerakan yang bersifat fundamental, misalkan pada gerakan fundamentalisme di parlemen (konstituante) dan gerakan fundamentalisme bersenjata (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia). Kedua gearakan ini ingin tegaknya syariat islam di Indonesia. Namun gerakan fundamentalisme ini kemudian ―patah‖, karena mayoritas Islam di Indonesia masih percaya dan menginginkan Pancasila sebagai dasar negara, karena mereka masih menganggap pancasila sebagai pemersatu bagsa. Disamping itu pancasila itu masih akomodatif terhadap agama-agama yang ada di Indonesia, termasuk juga Islam.

Gerakan fundamentalisme di Indonesia :

 Golongan fundamentalisme anarkis menunjukkan

(58)

yang bertujuan mengobrak abrik aset Barat dan membunuh orang-orangnya.

 Fundamentalis yang berjalan diatas norma-norma

yang berlaku adalah Front Pembela Islam(FPI), mereka beranggapan bahwa negara telah gagal dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Mereka mencegah dan menghentikan semua kegiatan yang dianggap maksiat dan kegiatan yang dianggap keluar dari konsep Islam.

Paham ini sudah jelas tidak cocok untuk diterapkan di Indonesia karena sejatinya dari pertama terbentuk Indonesia bukanlah negara agama dan Indonesia pun memiliki 6 agama resmi yang telah berkembang.

E. Penutup

(59)

diterapkan oleh pemerintah tetapi turut hadir dan berkembang di Indonesia pada partai-partai politik ataupun ormas-ormas.

Dari kenyataan di atas, dapat kita simpulkan bahwa hingga saat ini Indonesia masih bertahan dengan ideologi Pancasila karena Pancasila merupakan ―alat pemersatu‖ yang menggabungan segi-segi posotif maupun penentangan terhadap segi negatif ke-enam ideologi diatas yang berlatar belakang kemajemukan bangsa Indonesia sendiri.

Berikut bukti bahwa Pancasila merupakan kombinasi kandungan inti-inti positif dari ke-enam ideologi.

 Mengandung segi positif liberalisme :

– Kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat (UUD 1945 pasal 1 ayat 2 ).

– Negara menjamin Hak Asasi Manusia (UUD 1945 bab XA pasal 28A-28J)

 Mengandung segi positif konservatisme :

– Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (UUD 1945 pasal 29 ayat 1).

– Negara menjamin setiap penduduk dalam beragama ( UUD 1945 pasal 29 ayat 2)

(60)

– Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (UUD 1945 pasl 27 ayat 2).

– Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan (UUD 1945 pasal 33 ayat 1).

 Mengandung segi positif komunisme

– Perekonomian diusahakan demi kemakmuran bersama (UUD 1945 pasal 33 ayat 4).

 Menentang fasisme

– Menyamaratakan derajat kemanusiaan (UUD 1945 pasal 27 ayat 1 dan pasal 28A-28J)

– Peduli dan memelihara warga negara yang lemah (UUD 1945 pasal 34 ayat 1-4)

 Menentang keradikalan dalam fundalisme (UUD

(61)

BAB III

HUBUNGAN POLITIK LUAR NEGERI

A. Hakikat Politik Internasional

(62)

dengan kekuasaan (authority of power) dan kaidah-kaidah lainnya. Kelompok itu baik dalam Negara, bangsa, maupun organisasi mengikat dan melakukan berbagai kegiatan dan beraksi membentuk apa yang disebut politik internasional.

Dalam bukunya ‗Introducton to International Relation‘, Charles .P. Schleicher mendefinisikan politic is power politics. Power politic dirumuskan olehnya sebagai the conduct of relations. Among states and society, by the use of the threat of force, artinya hubungan antara Negara dan kekuatan (power) atau kekuasaan(force) digunakan agar menjadikan ancaman dan hal itu merupakan obyek dari power politic.

B. Pengertian Politik Luar Negeri

(63)

―suatu kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka hubungannya dengan dunia internasional dalam usaha untuk mencapai tujuan nasional‖. Melalui politik luar negeri, pemerintah memproyeksikan kepentingan nasionalnya ke dalam masyarakat antar bangsa‖. Dari uraian di muka sesungguhnya dapat diketahui bahwa tujuan politik luar negeri adalah untuk mewujudkan kepentingan nasional. Tujuan tersebut memuat gambaran mengenai keadaan negara dimasa mendatang serta kondisi masa depan yang diinginkan. Pelaksanaan politik luar negeri diawali oleh penetapan kebijaksanaan dan keputusan dengan mempertimbangkan hal-hal yang didasarkan pada faktor nasional sebagai faktor internal serta faktor-faktor internasional sebagai faktor-faktor eksternal.

(64)

masalah ‗reaksi‘ yang dimunculkan oleh lingkungan luar ini dibahas di dalam disiplin Politik Internasional. Jika Politik Luar Negeri hanya membahas bagaimana sebuah negara menanggapi serangkaian tindakan yang diambil berdasarkan analisis kondisi internasional, maka politik internasional merupakan aksi-reaksi tindakan antarnegara. Bidang yang secara khusus membahas prinsip ‗aksi-reaksi‘ ini adalah Politik Internasional. Agar lebih jelas, lihat skema berikut :

Berbeda dengan Politik Luar Negeri, Politik Internasional menitikberatkan pada dinamika ‗tanggap -menanggapi‘ antara dua atau lebih negara. Tentu saja, di dalam Politik Internasional juga dibahas masalah Politik Luar Negeri, tetapi sejauh Politik Luar Negeri tersebut berakibat pada kondisi aksi-reaksi antarnegara.

(65)
(66)
(67)
(68)
(69)

BAB IV

REVOLUSI NASIONAL INDONESIA

Revolusi Nasional Indonesia adalah sebuah konflik bersenjata dan pertentangan diplomasi antara Republik Indonesia yang baru lahir melawan Kerajaan Belanda yang dibantu oleh pihak Sekutu, diwakili oleh Inggris. Rangkaian peristiwa ini terjadi mulai dari proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 hingga pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Kerajaan Belanda pada 29 Desember 1949. Meskipun demikian, gerakan revolusi itu sendiri telah dimulai pada tahun 1908, yang saat ini diperingati sebagai tahun dimulainya kebangkitan nasional Indonesia.

(70)

pada berakhirnya pemerintahan kolonial Hindia Belanda dan mengakibatkan perubahan struktur sosial di Indonesia, di mana kekuasaan raja-raja mulai dikurangi atau dihilangkan. Peristiwa ini dikenal dengan "revolusi sosial", yang terjadi di beberapa bagian di pulau Sumatera.

(71)

Pendudukan Indonesia oleh Jepang selama tiga setengah tahun masa Perang Dunia Kedua merupakan faktor penting untuk revolusi berikutnya. Belanda hanya memiliki sedikit kemampuan untuk mempertahankan penjajahan di Hindia Belanda. Hanya dalam waktu tiga bulan, Jepang berhasil menguasai Sumatera. Jepang kemudian berusaha untuk mengambil hati kaum nasionalis dengan menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia dan mengizinkan penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik. Ini menimbulkan lahirnya organisasi-organisasi perjuangan di seluruh negeri.

Ketika Jepang berada di ambang kekalahan perang, Belanda kembali untuk merebut kembali bekas koloni mereka. Pada 7 September 1944, Perdana Menteri Jepang Kuniaki Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia, walaupun tidak menetapkan tanggal resmi.

A. Proklamasi Kemerdekaan

(72)

bertindak hampir sebagai badan legislatif. Komite serupa juga dibentuk di tingkat provinsi dan kabupaten. Mendengar berita pembentukan pemerintah pusat di Jakarta, beberapa raja menyatakan menggabungkan diri dengan Indonesia. Sementara beberapa lainnya belum menyatakan sikap atau menolak mentah-mentah, terutama yang pernah didukung oleh pemerintah Belanda.

Khawatir Belanda akan berusaha merebut kembali kekuasaan di Indonesia, pemerintah yang baru dibentuk tersebut dengan cepat menyelesaikan persoalan administrasi. Saat itu, pemerintahan masih sangat terpusat di pulau Jawa, sementara kontak ke luar pulau masih sangat sedikit. Pada 14 November 1945, Sutan Sjahrir menjadi perdana menteri pertama mengetuai kabinet Sjahrir I.

(73)

masa awal pembentukan struktur militer, perwira Indonesia yang dilatih Jepang mendapat pangkat yang lebih tinggi dibanding perwira yang dilatih oleh Belanda. Pada 12 November 1945, dalam sebuah konferensi antar panglima-panglima divisi militer di Yogyakarta seorang mantan guru sekolah berumur 30 tahun bernama Sudirman terpilih menjadi panglima Tentara Keamanan Rakyat, bergelar "Panglima Besar".

B. Euforia Revolusi

(74)

Kevakuman kekuasaan selama berminggu-minggu setelah Jepang menyerah menciptakan suasana ketidakpastian di dalam politik Indonesia saat itu, tetapi hal ini menjadi suatu kesempatan bagi rakyat. Banyak pemuda Indonesia bergabung dengan kelompok perjuangan pro-republik dan laskar-laskar. Laskar-laskar yang paling terorganisir antara lain kelompok PETA dan Heiho yang dibentuk oleh Jepang. Namun pada saat itu laskar-laskar rakyat berdiri sendiri dan koordinasi perjuangan cukup kacau. Pada minggu-minggu pertama, tentara Jepang menarik diri dari daerah perkotaan untuk menghindari konfrontasi dengan rakyat.

(75)

Surakarta, yang betujuan memupuk generasi penulis yang dikenal sebagai Angkatan 45.

Para pemimpin republik berjuang untuk menyatukan sentimen yang menyebar di masyarakat, karena ada beberapa kelompok yang menginginkan revolusi fisik, dan yang lain lebih memilih menggunakan cara pendekatan damai. Beberapa pemimpin seperti Tan Malaka dan pemimpin kiri lainnya menyebarkan gagasan bahwa revolusi harus dipimpin oleh para pemuda. Soekarno dan Hatta, sebaliknya, lebih tertarik dalam perencanaan sebuah pemerintahan dan lembaga-lembaga negara untuk mencapai kemerdekaan melalui diplomasi. Massa pro-revolusi melakukan demonstrasi di di kota-kota besar, salah satunya dipimpin Tan Malaka di Jakarta dan diikuti lebih dari 200,000 orang. Tetapi, aksi ini yang akhirnya berhasil dipadamkan oleh Soekarno-Hatta, karna mengkhawatirkan pecahnya aksi-aksi kekerasan.

(76)

mata-mata. Kekerasan menyebar dari seluruh negeri, sementara pemerintah pusat di Jakarta terus menyerukan kepada para pemuda agar dapat tenang. Namun, pemuda yang mendukung perjuangan bersenjata memandang pimpinan yang lebih tua sebagai para "pengkhianat revolusi", yang pada akhirnya sering menyebabkan meletusnya konflik internal di kalangan masyarakat sipil.

C. Tindakan Sekutu

Pihak Belanda menuduh Soekarno dan Hatta berkolaborasi dengan Jepang dan mencela bahwa kemerdekaan Indonesia merupakan hasil dari fasisme Jepang. Pemerintahan Hindia Belanda telah menerima sepuluh juta dolar dari Amerika Serikat untuk mendanai usaha pengembalian Indonesia sebagai jajahan mereka kembali.

(77)

laksamana dari Angkatan Laut Britania Raya, Laksamana Earl Louis Mountbatten, Panglima Tertinggi Sekutu untuk Komando Asia Tenggara. Enklaf-enklaf Sekutu muncul di Kalimantan, Morotai, dan beberapa bagian di Irian Jaya; para pegawai sipil Belanda telah kembali ke daerah-daerah tersebut. Di area yang dikuasa angkatan laut Jepang, kedatangan pasukan Sekutu segera saja menghentikan aksi-aksi revolusioner, dimana tentara Australia (diikuti pasukan Belanda dan pegawai-pegawai sipilnya), dengan cepat menguasai daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai Jepang, kecuali Bali dan Lombok. Karena tidak adanya perlawanan berarti, dua divisi tentara Australia dengan mudah menguasai beberapa daerah di bagian Timur Indonesia.

(78)

pengembalian Indonesia pada Belanda. Tentara Inggris pertama kali mendarat di Medan, Padang, Palembang, Semarang dan Surabaya pada bulan Oktober. Dalam usaha menghindari bentrokan dengan orang-orang Indonesia, komandan pasukan Inggris Letjen Sir Philip Christison, mengirim para prajurit Belanda yang dibebaskan ke Indonesia Timur, dimana pendudukan kembali Belanda berlangsung mulus. Tensi memuncak saat tentara Inggris memasuki Jawa dan Sumatera; bentrokan pecah antara kaum republikan melawan para "musuh negara", seperti tawanan Belanda, KNIL, orang Tionghoa, orang-orang Indo dan warga sipil Jepang.

D. Perjuangan Militer dan Diplomasi Perjanjian Linggarjati

(79)

mengalami tekanan berat -terutama Inggris- dari luar negeri, dicapailah suatu persetujuan tanggal 15 November 1946 yang pokok pokoknya sebagai berikut.

1) Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatra, Jawa dan Madura. Belanda harus meninggalkan wilayah de facto paling lambat 1 Januari 1949,

2) Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu bagiannya adalah Republik Indonesia 3) Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan

membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

(80)

ekonomi serta kebudayaan. Indonesia Serikat akan mengajukan diri sebagai anggota PBB. Akhirnya setiap perselisihan yang timbul dari persetujuan ini akan diselesaikan lewat arbitrase.

Kedua delegasi pulang ke Jakarta, dan Soekarno-Hatta kembali ke pedalaman dua hari kemudian, pada tanggal 15 November 1946, di rumah Sjahrir di Jakarta, berlangsung pemarafan secara resmi Perundingan Linggarjati. Sebenarnya Soekarno yang tampil sebagai kekuasaan yang memungkinkan tercapainya persetujuan, namun, Sjahrir yang diidentifikasikan dengan rancangan, dan yang bertanggung jawab bila ada yang tidak beres.

Agresi Militer Belanda I

(81)

ke Yogyakarta. Pasukan Belanda juga menguasai perkebunan di Sumatera, installasi minyak dan batu bara, serta pelabuhan-pelabuhan besar di Jawa.

A Dutch military column during Operation Product

Negara-negara lain bereaksi negatif terhadap aksi Belanda ini. Australia, India, Uni Soviet, dan Amerika Serikat segera mendukung Indonesia. Di Australia, misalnya, kapal berbendera Belanda diboikot mulai bulan September 1945. Dewan keamanan PBB mulai bertindak aktif dengan membentuk Komisi Tiga Negara untuk mendorong negosiasi. PBB kemudian mengeluarkan resolusi untuk gencatan senjata. Pada saat aksi militer ini terjadi, tepatnya pada 9 Desember 1947, Pasukan Belanda membantai banyak warga sipil di Desa Rawagede (saat ini wilayah Balongsari di Karawang, Jawa Barat.

Kekacauan Internal

Beberapa kekacauan internal terjadi di pihak Indonesia selama terjadinya revolusi, antara lain:

Revolusi Sosial

(82)

terlanjur terbentuk pada masa penjajahan Belanda, dan terkadang juga merupakan hasil kebencian terhadap kebijakan pada masa penjajahan Jepang. Di seluruh negara, masyarakat bangkit melawan kekuasaan aristokrat dan kepala daerah dan mencoba untuk mendorong penguasaan lahan dan sumber daya alam atas nama rakyat. Kebanyakan revolusi sosial ini berakhir dalam waktu singkat, dan dalam kebanyakan kasus gagal terjadi.

(83)

dikuasai kesultanan, misalnya, para sultan dan mereka yang mendapat kekuasaan dari Belanda, langsung mendapat serangan begitu pemerintahan Jepang angkat kaki.

(84)

Pemberontakan Komunis

Pada 18 September 1948 Republik Soviet Indonesia diproklamasikan di Madiun, oleh anggota PKI yang berniat menjalankan sebuah pusat pembangkangan atas kepemimpinan Sukarno Hatta, yang dianggap budak Jepang dan Amerika. Pertempuran antara TNI dan PKI ini, tetap dimenangkan pihak TNI dalam beberapa minggu, dan pemimpinnya, Muso, terbunuh. RM Suryo, Gubernur Jawa Tiur pada masa itu, beberapa petugas kepolisian, dan pemimpin relijius gugur di tangan pemberontak. Kemenangan ini menghilangkan gangguan konsentrasi atas perjuangan revolusi nasional dan memperkuat simpati Amerika yang awalnya hanya berupa perasaan senasib dalam bentuk anti kolonialisme, menjadi dukungan diplomatik. Di dunia internasional, pihak Republik Indonesia mengukuhkan sikap anti komunis dan menjadi calon sekutu potensial di awal era perang dingin antara Amerika Serikat dan blok Soviet.

Pemberontakan Darul Islam

(85)

menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan dalam satu brigade yang disebut Brigade Hasanuddin di bawah pimpinannya. Tuntutan itu ditolak karena banyak di antara mereka yang tidak memenuhi syarat untuk dinas militer. Pemerintah mengambil kebijaksanaan menyalurkan bekas gerilyawan itu ke Corps Tjadangan Nasional (CTN). Pada saat dilantik sebagai Pejabat Wakil Panglima Tentara dan Tetorium VII, Kahar Muzakkar beserta para pengikutnya melarikan diri ke hutan dengan membawa persenjataan lengkap dan mengadakan pengacauan. Kahar Muzakkar mengubah nama pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia dan menyatakan sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus 1953.

(86)

Dampak

(87)

Indonesia mendukung gerakan revolusi Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaan. Selain itu, lebih dari tujuh juta jiwa mengungsi di Sumatera dan Jawa.

(88)
(89)

BAB V

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA

A. Hakikat Politik Luar Negeri Indonesia

Politik luar negeri adalah strategi dan taktik yang digunakan oleh suatu negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Dalam arti luas, politik luar negeri merupakan pola perilaku yang digunakan oleh suatu negara dalam hubungannya dengan negara lain. Politik luar negeri berhubungan dengan proses pembuatan keputusan untuk mengikuti pemilihan tertentu. Menurut buku Rencana Strategi pelaksanaan politik Luar negeri Republik Indonesia (1984-1988), politik luar negeri diartikan sebagai ―suatu kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka hubungannya dengan negara dunia internasional dalam usaha untuk mencapai tujuan nasional‖. Melalui politik luar negeri pemerintah memproyeksi kepentingan nasionalnya ke dalam masyarakat antar bangsa‖.

(90)

di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.

Selanjutnya pada alinea IV dinyatakan bahwa ―dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial‖ . Dari dua kutipan di atas, jelaslah bahwa politik luar negeri RI mempunyai landasan atau dasar hukum yang sangat kuat, karena diatur di dalam Pembukaan UUD 1945. Selain dalam pembukaan terdapat juga dalam beberapa pasal contohnya pasal 11 ayat 1, 2,3; pasal 13 ayat 1,2,3 dan lain-lain.

(91)

membina hubungan dengan negara lain, bangsa Indonesia menerapkan prinsip politik luar negeri yang bebas aktif.

Kebijakan luar negeri Indonesia adalah politik luar negeri bebas aktif. Artinya, Polugri yang kita anut bukan menjadikan Indonesia netral terhadap suatu permasalahan melainkan suatu Polugri yang bebas menentukan sikap dan kebijaksanaan terhadap permasalahan internasional serta tidak mengikatkan diri hanya pada satu kekuatan dunia.

Politik Luar Negeri Indonesia dilaksanakan berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 khususnya alinea II dan IV menegaskan bahwa Negara Indonesia sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat berhak menentukan nasibnya sendiri serta berhak mengatur hubungan kerja sama dengan Negara lain. Pengertian Politik Luar Negeri Indonesia terdapat dalam UU No. 37 tahun 1999 Pasal 1 ayat (2) tentang hubungan luar negeri yang menjelaskan bahwa Politik Luar Negeri Indonesia adalah ―Kebijakan, sikap, dan langkah pemerintah RI yang diambil dalam melakukan hubungan dengan Negara lain. Organisasi Internasional dan subyek hukum Internasional lainnya dalam rangka menghadapi masalah Internasional guna mencapai tujuan Nasional‖.

(92)

Bebas berarti ―Bebas menentukan sikap dan pandangan terhadap masalah-masalah Internasional dan terlepas dari kekuatan raksasa dunia‖.

Aktif berarti ―Ikut memberikan sumbangan baik dalam bentuk pemikiran maupun menyelesaikan bebagai konflik dan permasalahan dunia‖. Aktif menunjukkan adanya kewajiban pemerintah menunaikan instruksi UUD 1945 untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial‖.

Pelaksanaan politik bebas aktif yang dianut Indonesia di wujudkan dalam berbagai macam kegiatan internasional. Selain itu Indonesia juga aktif dalam dalam berbagai peristiwa penting dunia seperti penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi , perjanjian kerja sama, perundingan antarnegara, dan kegiatan internasional lainnya.

Berikut beberapa peranan penting Indonesia dalam hubungan internasional.

(93)

b. Indonesia memprakarsai berdirinya Gerakan Non-Blok (GNB) pada tahun 1961. Gerakan ini bertujuan meredakan perang dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur guna mewujudkan perdamaian dunia.

c. Indonesia memprakarsai berdirinya perhimpunan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. (ASEAN).

d. Indonesia aktif membantu penyelesaian konflik di kampuchea, Bosnia, Filiina, dan negara-negara lainnya yang mengalami konflik dan perang saudara.

Selain berparan dalam beberapa kegiatan internasional, Indonesia juga tetap terus memperjuangkan terwujudnya perdamaian dunia. Contohnya dalam kasus nuklir Iran. Kasus tersebut menimbulkan ketegangan antara Amerika Serikat (AS) yang ingin mengakhiri program nuklir Iran dengan Iran sendiri yang tetap ingin mengembangkan nuklirnya. Ketegangan antara dua negara ini di khawatirkan bisa menimbulkan perang seperti yang terjadi di Irak.

(94)

As, Indonesia tetap menjalin hubangan kerjasama di bidang ekonomi dan pertahanan , khususnya guna menanggulangi ancaman terorisme dunia. Begitu pun dengan Iran. Dengan salah satu negara kaya minyak tersebut, Indonesia tetap melakuakan hubungan kerja sama.

2. Dasar pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia antara lain:

a. Menjalankan politik damai b. Sahabat dengan segala bangsa

c. Saling menghormati dan tidak mencampuri urusan dalam negara lain

d. Terus berusaha ikut mewujudkan keadilan sosial Internasional dengan berpedoman pada Piagam PBB.

3. Tujuan Politik Luar Negeri Indonesia

(95)

Walaupun demikian, politik luar negeri Indonesia harus tetap mempunyai tujuan yang jelas.

Tujuan Politik Luar Negeri Indonesia yang bebas dan aktif menurut Drs. Muh. Hatta adalah:

a. Mempertahankan kemerdekaan Bangsa dan menjaga keselamatan Negara

b. Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk memperbesar kemakmuran rakyat apabila barang tersebut belum bias doproduksi di dalam negeri

c. Meningkatkan perdamaian Internasional karena hanya daam keadaan damai, Indonesia dapat membangun dan memperoleh syarat-syarat yang diperlukan untuk memperbesar kemakmuran rakyat d. Meningkatkan kemakmuran segala bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang tersimpul di dalam Pancasila sebagai dasar falsafah Negara RI.

Berikut tujuan-tujuan yang di capai oleh politik luar negrari indonesia.

(96)

b. Membentuk masayarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur, baik lahir maupun batin dalam wadh NKRI.

c. Membentuk persahabatan dan kerjasama dengan negara didunia terutama dengan negara-negara Asia dan Afrika dalam membentuk suatu tatanan dunia baru yang bebas dari imprealisme dan kolonialisme.

Pada tanggal 2 September 1948, pemerintah Indonesia menyampaikan pedoman dan prinsip pokok yang menjadi dasar politik luar negeri Indonesia di hadapan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat. Berikut pedoman dan prinsip pokok tersebut.

a. Negara ndonesia menjalankan politik damai

b. Negara Indonesia berusaha bersahabat ndengan segala bangsa atas dasar saling saling menghargai dan tidak saling mencampuri urusan dalam negeri masing-masing negara.

(97)

d. Negara Indonesia berusaha mempermudah jalannya pertukaran pembayaran internasional.

e. Negara Indonesia membantu pelaksanaan keadilan sosial internasional denagn berpedoman pada piagam PBB.

f. Negara Indonesia dalam lingkungan PBB berusaha menyokong perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa yang masih terjajah. Sebab tanpa kemerdekaan tersebut, persaudaraan dan perdamaian internasional tidak akan terwujud. Berdasarkan tujuan dan pedoman serta prinsip pokok politik luar negeri tersebut, Indonesia menentukan politik luar negerinya yaitu politik bebas aktif.

(98)

Ketidakseimbangan hubungan antar negara-negara berkembang dengan negara-negara maju adalah akibat globalisasi. Ini terjadi diakibatkan oleh beberapa hal, antara lain: perdagangan, keuangan, HAM, dan berbagai masalah kejahatan lintas batas, terorisme, pencurian uang, korupsi, penyelundupan orang, TKI di luar negeri dan migrasi internasional baik untuk tujuan ekonomi maupun politik yang pada akhirnya akan mengakibatkan ketidak seimbangan hubungan antara negara-negara berkembang dengan negara-negara maju.

Berbagai permasalahan banyak sekali di hadapi Indonesia, seperti belum optimalnya peran Indonesia pada tingkat sub regional Asia Tenggara dan krisis ekonomi sejak tahun 1997, masalah lintas batas dengan Malaysia, Singapura, Timor Leste dan tentang TKI di luar negeri. Permasalahan-permasalahan tersebut menuntut Indonesia agar lebih proaktif dalam menangani persoalan ini dan harus lebih berhati-hati agar supaya bisa diselesaikan dengan cara yang baik dan bijak.

B. Kebijakan Politik Luar Negeri

(99)

internasional adalah meningkatnya peranan Indonesia dalam hubungan internasional dan dalam menciptakan perdamaian dunia, serta pulihnya citra Indonesia dan kepercayaan masyarakat Internasional serta mendorong terciptanya tatanan dan kerjasama ekonomi yang lebih baik dalam mendukung pembangunan nasional.

Arah kebijakan dari pemantapan politik luar negeri dan peningkatan kerja sama internasional adalah :

1. Meningkatkan kualitas diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional. 2. Melanjutkan komitmen Indonesia terhadap

pembentukan identitas dan pemantapan integrasi regional khususnya ASEAN.

3. Memelihara kebersamaan melalui kerja sama internasional, bilateraf, dan multilateral maupun kerja sama regional lainnya.

4. Meningkatkan dukungan dan peran masyarakat internasional dan tercapainya tujuan pembangunan nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa pengertian dan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam menerima informasi untuk dikembangkan menjadi

Dapat menjelaskan parameter perangkat keras sistem SCADA pada PLTM On-Grid siap dioperasikan sesuai SOP dan spesifikasi. Identifikasi nama dan

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Merencanakan Rencana Anggaran Biaya (RAB) manual rumah sederhana perumahan Celesta tipe 55 (2) Merencanakan Anggaran Biaya rumah

Carilah deret Maclaurin untuk f ( x ) dalam soal di bawah ini dengan menggunakan deret yang telah

Markah penuh yang diperuntukkan bagi setiap soalan atau bahagian soalan ditunjukkan.. dalam kurungan pada penghujung soalan atau

Adapun struktur populasi ternak sapi potong di Kecamatan Payakumbuh Timur Kota Payakumbu berdasarkan hasil penelitian lapangan yang telah dilakukan dapat dilihat

Dampak negatif yang ditimbulkan oleh fenomena ini sangat pelik, salah satunya adalah premanisme yang tentu saja berbahaya dan akan mengganggu ketenangan masyarakat.

bahasa yang lebih awal yang menurunkan bahasa yang ada. 2 Dekonstruksi: pemecahan sesuatu bentuk kepada unsur-unsurnya.. 4) Di samping istilah-istilah yang tidak dapat