• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUMAH CERIA DALAM MENGATASI PROBLEMATIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RUMAH CERIA DALAM MENGATASI PROBLEMATIKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

KODE ETIK PSIKOLOGI

RUMAH CERIA DALAM MENGATASI PROBLEMATIKA

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

DiusulkanOleh:

Ketua

: Ainun Najiatul

(201410230311273)

Anggota

: Devi Aulia Rossa

(201410230311262)

Trialovena F.P.

(201410230311292)

Umilatul Hasanah

(201410230311277)

ShyntiaPradianti

(201410230311300)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

MALANG

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Rumah Ceria Dalam Mengatasi Problematika Anak Berkebutuhan Khusus

2. Bidang Kegiatan : PKM-GT

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP :

f. Alamat email :

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis :4 (empat) orang

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar :

b. NIDN :

c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...2

RINGKASAN... 4

PENDAHULUAN... 5

GAGASAN... 7

1.Kondisi kekinian pencetus gagasan (diperoleh dari bahan bacaan, wawancara, observasi, imajinasi yang relevan);...7

2.Solusi yang pernah ditawarkan atau diterapkan sebelumnya untuk memperbaiki keadaan pencetus gagasan...8

3.Seberapa jauh kondisi kekinian pencetus gagasan dapat diperbaiki melalui gagasan yang diajukan;...8

4.Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan gagasan dan uraian peran atau kontribusi masing-masingnya...9

Psikolog Anak : seorang psikolog anak akan mampu mengerti perasaan seorang anak berkebutuhan khusus. Sehingga ada perasaan nyaman yang dirasakan oleh seorang anak...9

Orang Tua : orang tua sangat berpengaruh besar dalam menangani anaknya yang telah terindentifikasi anak berkebutuhan khusus. Karena keeratan batin seorang anak dan orang tua sangat mendominasi dlam perkembangan keseharian. Sehingga diharapkan ada pengertian dan peranan lebih oleh orang tua kepada anaknya...9

Sarjana psikologi : seorang sarjana psikologi yang berkompeten diharapkan untuk mampu mengerti keadaan seoranh anak yang berkebutuhan khusus. Sehingga para sarjana tersebut akan mempunyai skill untuk mengatasi anak berkebutuhan khusus...9

5.Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan sehingga tujuan atau perbaikan yang diharapkan dapat tercapai...9

Pengenalan rumah ceria dalam mengatasi problematika anak berkebutuhan khusus kepada masyarakat. sosialisasi dengan mendatangi sekolah luar biasa maupun rumah-rumah masyarakat yang memiliki anak berkebutuhan khusus. 9 KESIMPULAN... 10

DAFTAR PUSTAKA...11

(4)
(5)

PENDAHULUAN

ABK adalah anak yang mengalami disfungsi secara fisik, mental atau intelektual, social, dan emosional. disfungsi tersebut dapat terjadi karena kondisi lingkungan seperti kemiskinan, bencana, atau konflik atau akibat pola asuh yang keliru dalam keluarga. ABK atau anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang dilahirkan dengan “ketidaksempurnaan” pada dirinya layaknya anak-anak lain pada umumnya. “ketidaksempurnaan” ini dapat mencakup segi fisik, kognitif, maupun sosioemosi. Dalam segi fisik meliputi cacat fisik dari lahir maupun diluar kelahiran (seperti mengalami kecelakaan yang menyebabkan kecacatan serius). Adapun pada segi kognitif dan sosioemosi dapat berupa masalah kesulitan belajar, ADHD, autisme, serta gangguan emosi dan perilaku.

Karena ABK ini memiliki perbedaan yang secara nyata dibandingkan dengan anak-anak lainnya mereka cenderung menjadi anak-anak yang menarik diri dari lingkungan karena merasa berbeda dan tidak percaya diri, bahkan pada kasus tertentu anak berkebutuhan khusus ini menjadi bahan bullying ataupun kekerasan. ABK juga cenderung memiliki self esteem yang rendah terhadap dirinya sendiri, rendahnya self esteem ini juga akan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak tersebut. Sehingga dapat kita ketahui bahwa tidak sedikit problem-problem yang dihadapi seorang anak berkebutuhan khusus ini, padahal masa kanak-kanak ini adalah masa-masa emas dalam hidup seorang individu untuk ditanamkan bibit-bibit unggul yang berkualitas agar kelak dapat dituai hasil yang sesuai dengan harapan pula. Lantas bagaimanakah dengan anak berkebutuhan khusus tersebut ? tentunya setiap manusia di muka bumi ini memiliki hak yang sama untuk hidup dan berkembang sesuai dengan kodrat dan faedahnya masing-masing, begitu juga dengan ABK juga memiliki hak untuk hidup layak dan terlindungi meskipun dalam kondisi yang tidak sempurna, mereka juga layak mendapatkan pendidikan, kasih sayang, dukungan, serta motivasi yang sama atau bahkan lebih dari anak-anak normal lainnya.

Jumlah anak usia sekolah di Indonesia berdasarkan data BPS 2005 sebesar 42.870.041 jiwa. Jika asumsi PBB digunakan, maka ada 4,2 juta ABK di Indonesia. kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal pada pembukaan Parenting Education Dalam Rangka Hari Anak Nasional Tahun 2013, di Auditorium BKKBN Jakarta Timur ini merupakan sebuah jumlah yang besar, meski masih tergolong jumlah yang minoritas di negara berpenduduk lebih dari 200 juta jiwa.

Menurut data sementara tahun 2013 yang disampaikan oleh Mudjito, Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PPK-LK), Ditjen Dikdas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hanya 130.000 ABK yang telah menikmati bangku sekolah. Lalu, bagaimana dengan nasib jutaan ABK lainnya? Inilah salah satu problenatika ABK di indonesia, hanya sebagian dari merekalah yang mendapatkan hak-haknya suntuk mendapat pendidikan maupun kehidupan yang layak. Bahkan sebagian masyarakat juga masih memandang ABK sebagi anak yang tidak memiliki harapan hidup kedepan sehingga mereka akan berasumsi untuk mengabaikannya.

(6)
(7)

GAGASAN

1. Kondisi kekinian pencetus gagasan (diperoleh dari bahan bacaan, wawancara, observasi, imajinasi yang relevan);

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan mengalami kelainan atau penyimpangan (fisik, mental-intelektual, social dan emosional) dalam proses pertumbuhan perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk menggantikan kata “Anak Luar Biasa (ALB)” yang menandakan adanya kelainan khusus. Anak tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat ganda.

Dalam dunia pendidikan luar biasa dewasa ini, anak berkebutuhan khusus diklasifikasikan atas beberapa kelompok sesuai dengan jenis kelainan anak, klasifikasi tersebut mencakup kelompok anak yang mengalami keterbelakangan mental, ketidak mampuan belajar, gangguan emosional, kelainan fisik, kerusakan atau gangguan pendengaran, kerusakan atau gangguan penglihatan, gangguan bahasa dan wicara, dan kelompok anak yang berbakat. Anak Berkebutuhan Khusus dapat diketahui dengan cara mengamati Gejala.

Gejala-gejala itu antara lain yang dikemukakan oleh Alja de Bruin de Boer seorang Orthopedagog anak gifted Belanda dalam suatu kongres di Belanda tentang anak gifted tahun 2003, ia memberikan beberapa patokan sebagai pegangan untuk melihat gejala-gejala anak usia 4-6 tahun yang mengalami loncatan perkembangan, bahwa kita bisa melihat dari hal-hal berikut ini:

a. Motoriknya berkembang dengan baik : umumnya pada usia yang sangat muda, anak ini mempunyai perkembangan motorik yang lebih baik dari anak seusianya. Mereka duduk dan berjalan lebih dahulu dari teman sekolahnya, dan masih sangat muda sudah dapat bermain dengan material yang kecil-kecil.

b. Penggunaan bahasa yang amat baik : sebagian anak berbakat memppunyai perkembangan bicara yang sangat cepat, tetapi sebagiannya lagi mengalami keterlambatan bicara, namun lambat laun akan segera menyusul ketertinggalannya dan menggunakan bahasa yang sulit seperti “ mesin cuci baju”.

(8)

d. Memiliki energi yang luar biasa dan sangat banyak gerak : anak-anak ini bagai anak yang tak pernah lelah. Sering mereka sangat sedikit membutuhkan waktu atau jam tidur , dan selalu ingin memlakukan berbagai hal.

e. Dalam berbicara mempunyai perhatian masalah spesifik: cerita-cerita para orang tua tentang anaknya diusia 2 - 2,5 tahun yang sangat sering adalah cerita tentang merek-merek dan tipe mobil.

f. Sangat cepat akan pemahaman dan logika analisis: anak-anak yang mempunyai loncatan perkembangan pada usia yang sangat dini mempunyai memori yang sangat baik, dan mempunyai kemampuan menghubungkan kejadian satu dengan kejadian lainnya, dimana anak-anak lain masih belum mampu.

g. Mempunyai kreatifitas dalam bermain: anak-anak yang mengalami loncatan perkembangan ini, sejak masih kecil sudah bisa bisa melakukan permainan fantasi.

h. Penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa setiap anak mempunyai pribadi yang unik, setiap anak mempunyai bakat dan minat yang berbeda-beda. Tanggung jawab orang tua adalah mengenal potensi setiap anak dan menciptakan suatu iklim atau suasana di dalam keluarga yang memupuk dan mendorong perwujudan potensi kreatif ini.

i. Lebih cepat berlajar membaca dan berhitung: melalui kemampuan pengenalan, melalui banyak pertanyaan yang di ajukannya, serta daya ingat yang sangat baik, anak-anak dengan loncatan. Misalnya: belajar huruf-huruf melalui permainan, huruf M ada di Mc Donald, Mora, atau Coklat Mars.

2. Solusi yang pernah ditawarkan atau diterapkan sebelumnya untuk memperbaiki keadaan pencetus gagasan

Solusi yang sampai saat ini ditawarkan antara lain, rumah bagi beberapa jenis ABK saja tetapi tidak mencakup semuanya, biasanya rumah-rumah seperti ini biasanya berjenis panti asuhan atau sekolah-sekolah inklusif. Namun, menurut penulis panti asuhan ataupun sekolah inklusif ini kurang benar-benar efektif apabila anak-anak masih merasa tidak benar-benar dimengerti dan dikembangkan sesuai dengan kemampuannya dengan metode pembelajaran dan pengembangan potensi dengan cara yang menyenangkan.

3. Seberapa jauh kondisi kekinian pencetus gagasan dapat diperbaiki melalui gagasan yang diajukan;

(9)

menurunkan rasa tegang pada seorang anak yang telah terindikasi anak berkebutuhan khusus dengan cara mendirikan

rumah ceria dalam mengatasi

problematika anak berkebutuhan khusus.

4. Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan gagasan dan uraian peran atau kontribusi masing-masingnya

 Psikolog Anak : seorang psikolog anak akan mampu mengerti perasaan seorang anak berkebutuhan khusus. Sehingga ada perasaan nyaman yang dirasakan oleh seorang anak.

 Orang Tua : orang tua sangat berpengaruh besar dalam menangani anaknya yang telah terindentifikasi anak berkebutuhan khusus. Karena keeratan batin seorang anak dan orang tua sangat mendominasi dlam perkembangan keseharian. Sehingga diharapkan ada pengertian dan peranan lebih oleh orang tua kepada anaknya.

 Sarjana psikologi : seorang sarjana psikologi yang berkompeten diharapkan untuk mampu mengerti keadaan seoranh anak yang berkebutuhan khusus. Sehingga para sarjana tersebut akan mempunyai skill untuk mengatasi anak berkebutuhan khusus.

5. Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan sehingga tujuan atau perbaikan yang diharapkan dapat tercapai.

(10)
(11)
(12)
(13)

Referensi

Dokumen terkait

72 - Bandung (Kota) - Jawa Barat Pengadaan Barang 180 Dinas Peternakan Perikanan dan.

Mengenai perbarengan tindak pidana, ada suatu Kasus hukum yang dilakukan oleh seseorang dan melanggar beberapa ketentuan pidana yang sampai saat ini masih dalam proses

Hal tersebut ditandai oleh Kawasan Danau Sebedang ini sudah dikenal sejak lama dan adanya kunjungan dari wisatawan, fasilitas-fasilitas yang ada sudah tidak kondusif lagi, tata

Permasalahan yang dihadapi guru di Indonesia sangatlah komplek khususnya pada kepuasan kerja yang dirasa kurang bagi para guru sekarang ini, ketidak hadiran guru

Dengan adanya pernikahan yang berbeda agama dalam suatu masyarakat juga akan menumbuhkan rasa kekeluargaan dan dengan sendirinya tertanamnya sifat saling toleransi dalam

Globalisasi adalah proses di mana berbagai peristiwa, keputusan, dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai masyarakat di belahan dunia

Bila dibandingkan antar konsentrasi alginat pada CaCl 2 0,75 % aktivitas antioksidan saling tidak berbeda nyata, sedangkan antar konsentrasi alginat pada CaCl 2 1 %

Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia akan mengadakan Ujian Ulang PDQ di Semester Pendek 2019/2020 (Bulan Agustus 2021) untuk mengakomodasi mahasiswa angkatan