• Tidak ada hasil yang ditemukan

ACE 3 012 Utami Dewi Arman.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ACE 3 012 Utami Dewi Arman.pdf"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 157

ACE 3

-012 Perumusan Standar Operasional

Prosedur (Sop) Pengendalian Kelebihan

Muatan Angkutan

Utami Dewi Arman

1

, Bayu Budi Irawan

1

1Jurusan Teknik Sipil Universitas Dharma Andalas

Intisari

Lalu lintas dan angkutan jalan memiliki peranan yang sangat penting dalam memperlancar roda perekonomian serta juga mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, untuk itu perlu terus menerus dikedepankan dan dikendalikan agar terciptanya optimalisasi pelayanan terhadap kebutuhan dibidang lalu lintas dan angkutan jalan. Sehubungan dengan lajunya pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten maka semakin meningkat pula kepadatan jalan. Untuk menjaga kelas jalan sesuai peruntukannya dan kondisi permukaan jalan maka Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Wilayah Provinsi Banten berkewajiban untuk melakukan pengendalian muatan angkutan di Jalan Provinsi. Dalam hal ini, diperlukan suatu Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengendalian Kelebihan Muatan Angkutan dalam rangka terciptanya kelancaran, ketertiban dan keamanan bagi pengguna jalan tersebut.

Tahapan kegiatan penyusunan SOP ini meliputi tinjauan peraturan dan perundang-undangan yang terkait pengendalian muatan kendaraan bermotor di jalan, identifikasi kegiatan dan personil yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pengendalian muatan barang kendaraan bermotor di jalan, identifikasi tata cara pemeriksaan kendaraan bermotor, cara pemuatan dan pengangkutan barang serta cara pengukuran berat muatan dan penyusunan draft Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengendalian Muatan Lebih Kendaraan Bermotor untuk Jalan Provinsi di Wilayah Provinsi Banten.

(2)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 158 Lintas Jalan dalam menyelenggarakan operasi pengendalian muatan pada angkutan barang ataupun angkutan penumpang pada Jalan Provinsi di wilayah Provinsi Banten.

Kata kunci: Pengendalian, Kelebihan, Muatan, Angkutan

LATAR BELAKANG

Lalu lintas dan angkutan jalan memiliki peranan yang sangat penting dalam memperlancar roda perekonomian serta juga mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, untuk itu perlu terus menerus dikedepankan dan dikendalikan agar terciptanya optimalisasi pelayanan terhadap kebutuhan dibidang lalu lintas dan angkutan jalan.

Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan meliputi kegiatan pengaturan, pembinaan, pembangunan, pengawasan dan pengendalian. Salah satu kegiatan pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan lalu lintas adalah pengawasan muatan angkutan barang. Menurut UU No.22 tahun 2009 dalam hal tentang pengawasan muatan barang bahwa “Pengemudi dan atau perusahaan angkutan umum barang wajib mematuhi ketentuan mengenai tata cara pemuatan, daya angkut, dimensi kendaraan dan kelas jalan yang dilalui “.

Sehubungan dengan lajunya pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten maka semakin meningkat pula kepadatan jalan. Jalan nasional di wilayah Provinsi Banten merupakan jalan kelas II yaitu jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar 2,5 meter, ukuran panjang yang tidak melebihi 12 meter dan tinggi yang tidak melebihi 4,2 meter serta muatan sumbu terberat 8 ton, sedangkan jalan provinsi di wilayah Provinsi Banten merupakan jalan kelas III yaitu jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar 2,1 m, ukuran panjang yang tidak melebihi 9 meter dan tinggi yang tidak melebihi 3,5 meter serta muatan sumbu terberat 8 ton.

(3)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 159 Lebih lanjut akan disampaikan mengenai tinjauan regulasi terkait dan penyelenggaraan lalu lintas serta angkutan jalan. Pengendalian muatan pada kendaraan angkutan merupakan salah satu dari sub kegiatan dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan. Kegiatan penelitian ini merumuskan usulan standar operasional prosedur pengendalian muatan lebih pada kendaraan bermotor pada Jalan Provinsi di wilayah Provinsi Banten.

TINJAUAN REGULASI TERKAIT PENYELENGGARAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

Berdasarkan UU No.22 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disebutkan bahwa Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan meliputi kegiatan pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan. Berikut dijelaskan masing-masing tugas pokok dan fungsi instansi dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1 Tugas Pokok dan Fungsi Penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Sumber: UU No.22 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan)

N0 Instansi Tugas Pokok dan Fungsi

1 Pemerintah Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang meliputi kegiatan pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan.

a. Penetapan rencana umum lalu lintas dan angkutan jalan

b. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas c. Persyaratan teknis dan laik jalan d. Perizinan angkutan umum

e. Pengembangan sistem informasi dan komunikasi di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan. f. Pembinaan sumber daya manusia

penyelenggara sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan

(4)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 160

a. Penyusunan rencana dan program pelaksanaan pengembangan teknologi kendaraan bermotor.

b. Pengembangan teknologi perlengkapan kendaraan bermotor yang menjamin ketertiban dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan.

a. Penyusunan rencana dan program pelaksanaan pengembangan teknologi kendaraan bermotor

b. Pengembangan teknologi perlengkapan kendaraan bermotor yang menjamin keamanan dan keselamatan LLAJ.

c. Pengembangan teknologi perlengkapan jalan yang menjamin ketertiban dan kelancaran LLAJ. b. Pelaksanaan registrasi dan identifikasi

kendaraan bermotor.

c. Pengumpulan, pemantauan, pengolahan dan penyajian data lalu lintas dan angkutan jalan (LLAJ).

d. Pengelolaan pusat pengendalian sistem infomasi dan komunikasi LLAJ.

e. Pengaturan, penjagaan pengawalan dan patroli lalu lintas.

TINJAUAN REGULASI TERKAIT PENGENDALIAN MUATAN LEBIH KENDARAAN BERMOTOR

(5)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 161 - Jenis dan fungsi kendaraan bermotor

- Persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor

PP No.55 tahun 2012 tentang Kendaraan

- Pemeriksaan fisik kendaraan bermotor meliputi persyaratan teknis dan persyaratan laik jalan.

- Pemeriksaan daya angkut dan cara pengangkutan barang.

- Pemeriksaan izin penyelenggaraan angkutan

- Tata cara penindakan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan.

PP No.80 tahun 2012 tentang Tata Cara PemeriksaanKendaraan Bermotor di Jalan

dan Penindakan Pelanggaran LLAJ

- Pengawasan muatan angkutan barang dengan alat penimbangan yang dipasang secara tetap

- Pengawasan muatan angkutan barang dengan alat penimbangan yang dapat di pindahkan (portable).

PP No.74 tahun 2014 tentang Angkutan Jalan

- Unit kerja dibawah Kementerian Perhubungan yang melaksanakan tugas pengawasan muatan barang adalah Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB).

- Penyelenggaraan penimbangan kendaraan bermotor oleh UPPKB dengan alat penimbangan yang dipasang secara tetap dan yang dapat dipindahkan Permen No.134 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan

Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan

-Menyebutkan bahwa pengemudi/perusahaan angkutan barang wajib mematuhi tata cara pemuatan, daya angkut, dimensi kendaraan dan kelas jalan.

(6)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 162 Gambar 1 Skema Hirarki Regulasi Pengendalian Muatan Kendaran Bermotor

Keputusan Diektur Jenderal Perhubungan Darat SK.165/H.206/DRJD/99 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Penimbangan

Kendaraan Bermotordi Jalan dengan Alat Penimbangan yang Dapat Dipindah-Pindahkan

- Penyelenggaraan penimbangan dengan alat

penimbangan yang dapat dipindahkan (portable). - Persyaratan teknis alat penimbangan.

- Pelaporan hasil pencatatan pelaksanaan penimbangan

Keputusan Dirrektur Jenderal Perhubungan Darat SK .727./AJ.307/DRDJ/2004 tentang Pedoman Teknis Pengangkutan Barang Umum

- Tata cara pengangkutan barang umum - Peralatan pengaman muatan

- Persyaratan untuk mengamankan muatan - Jenis-jenis muatan

- Pengangkutan dengan cara bertingkat - Izin usaha angkutan

(7)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 163 Tinjauan Menurut Undang-Undang No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri dari atas lalu lintas, angkutan jalan, jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, kendaraan, pengemudi, pengguna jalan serta pengelolaannya. Lalu lintas adalah gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan sedangkan angkutan adalah perpindahan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

Angkutan terdiri dari angkutan barang dan penumpang/orang. Pemerintah Daerah Provinsi wajib menjamin tersedianya angkutan umum untuk jasa angkutan orang dan /atau barang antar kota dalam provinsi. Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum terdiri atas angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dalam trayek dan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum tidak dalam trayek. Kriteria pelayanan angkutan penumpang/orang dengan kendaraan bermotor umum dalam trayek adalah:

a. Memiliki rute tetap dan teratur

b. Terjadwal, berawal, breakhir dan menaikkan atau menurunkan penumpang di terminal untuk angkutan antar kota dan lintas batas negara.

c. Menaikkan dan menurunkan penumpang pada tempat yang ditentukan untuk angkutan perkotaan dan pedesaan.

Jaringan trayek dan kebutuhan kendaraan bermotor umum disusun dalam bentuk rencana umum jaringan trayek. Penyusunan rencana umum jaringan trayek dilakukan secara terkoordinasi dengan instansi terkait. Jaringan trayek perkotaan disusun berdasarkan kawasan perkotaan. Kawasan perkotaan untuk pelayanan angkutan yang melampaui batas wilayah kabupaten/kota dalam satu provinsi ditetapkan ditetapkan oleh Gubernur. Pemerintah menjamin ketersediaan angkutan massal untuk memenuhi kebutuhan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum di kawasan perkotaan. Angkutan massal harus didukung dengan;

a. Mobil bus yang berkapasitas angkut massal

(8)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 164 c. Trayek angkutan umum lain yang tidak berimpitan dengan trayek

angkutan massal

d. Angkutan penumpang

Pengangkutan barang umum harus memenuhi persyaratan sebagai berikut; prasarana jalan yang dilalui memenuhi ketentuan kelas jalan, tersedianya pusat distribusi logistik dan atau tempat untuk memuat dan membongkar barang dan menggunakan mobil barang. Angkutan barang dengan kendaraan bermotor umum wajib dilengkapi dengan dokumen yang meliputi; surat perjanjian pengangkutan dan surat muatan barang.

Jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi Lalu Lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel (Undang-Undang No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan). Jalan dikelompokkan dalam beberapa kelas berdasarkan fungsi dan intensitas lalu lintas guna kepentingan pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan serta daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan dimensi kendaraan bermotor yang terdiri atas;

1. Jalan kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 10 (sepuluh) ton.

2. Jalan kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 (dua belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton.

3. Jalan kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 (dua ribu seratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 (sembilan ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 (tiga ribu lima ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton.

(9)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 165 milimeter, ukuran panjang melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat lebih dari 10 (sepuluh) ton.

Dalam hal pengawasan muatan barang, menurut UU No.22 tahun 2009, menyatakan bahwa;

1. Pengemudi atau Perusahaan Angkutan Umum barang wajib mematuhi ketentuan mengenai tata cara pemuatan, daya angkut, dimensi kendaraan, dan kelas jalan.

2. Untuk mengawasi pemenuhan terhadap ketentuan dilakukan pengawasan muatan angkutan barang.

3. Pengawasan muatan angkutan barang dilakukan dengan menggunakan alat penimbangan.

4. Alat penimbangan terdiri atas ;

A. Alat penimbangan yang dipasang secara tetap sebagaimana dimaksud dipasang pada lokasi tertentu.

a) Penetapan lokasi, pengoperasian, dan penutupan alat penimbangan yang dipasang secara tetap pada Jalan dan dilakukan oleh Pemerintah.

b) Pengoperasian dan perawatan alat penimbangan yang dipasang secara tetap dilakukan oleh unit pelaksana penimbangan yang ditunjuk oleh Pemerintah.

c) Petugas alat penimbangan yang dipasang secara tetap wajib mendata jenis barang yang diangkut, berat angkutan, dan asal tujuan.

B. Alat penimbangan yang dapat dipindahkan digunakan dalam pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan penyidikan tindak pidana pelanggaran muatan.

5. Pengoperasian alat penimbangan untuk pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dilakukan oleh petugas pemeriksa Kendaraan Bermotor.

6. Pengoperasian alat penimbangan dilakukan bersama dengan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.

TINJAUAN MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NO.55 TAHUN 2012 TENTANG KENDARAAN

Peraturan Pemerintah No 55 tahun 2012 tentang Kendaraan ini menjelaskan mengenai jenis dan fungsi kendaraan bermotor serta persyaratan teknis dan laik jalan untuk kendaraan bermotor.

(10)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 166 a. Kendaraan Bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan diatas rel dapat dikelompokkan berdasarkan jenis sebagai berikut; - Sepeda motor adalah kendaraan bermotor beroda 2 (dua) dengan

atau tanpa rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping, atau kendaraan bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah.

- Mobil penumpang adalah kendaraan bermotor angkutan orang yang memiliki tempat duduk maksimal 8 (delapan) orang, termasuk untuk pengemudi atau yang beratnya tidak lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.

- Mobil barang adalah kendaraan bermotor yang dirancang sebagian atau seluruhnya untuk mengangkut barang meliputi mobil bak muatan terbuka, mobil bak muatan tertutup, mobil tangki dan mobil penarik.

- Kendaraan khusus adalah kendaraan yang dirancang bangun untuk fungsi tertentu.

Sedangkan, kendaraan bermotor yang dikelompokkan berdasarkan fungsi adalah sebagai berikut;

- Kendaraan Bermotor Perseorangan

- Kendaraan Bermotor Umum adalah setiap kendaraan yang digunakan untuk angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran.

b. Kendaraan Tidak Bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh tenaga manusia dan/atau hewan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.No.55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan bahwa kendaraan bermotor selain sepeda motor harus memiliki persyaratan sebagai berikut;

1. Panjang kendaraan

- Tidak melebihi 12.000 (dua belas ribu) milimeter untuk kendaran bermotor tanpa kereta gandengan atau Kereta Tempelan selain Mobil Bus

- Tidak melebihi 13.500 (tiga belas ribu lima ratus) milimeter untuk mobil bus tunggal.

- Tidak melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter untuk kendaraan bermotor yang dilengkapi dengan kereta gandengan atau kereta tempelan.

2. Lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter.

3. Tinggi tidak melebihi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter dan tidak lebih dari 1,7 (satu koma tujuh) kali lebar Kendaraan

(11)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 167 5. Jarak bebas antara bagian permanen paling bawah kendaraan bermotor terhadap permukaan bidang jalan tidak bersentuhan dengan permukaan bidang jalan.

6. Panjang bagian kendaraan yang menjulur ke belakang dari sumbu paling belakang maksimum 62,50% (enam puluh dua koma lima nol persen) dari jarak sumbunya, sedangkan yang menjulur ke depan dari sumbu paling depan maksimum 47,50% (empat puluh tujuh koma lima nol persen) dari jarak sumbunya.

7. Memiliki tinggi keseluruhan lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) milimeter, wajib dilengkapi dengan tanda berupa tulisan yang mudah dilihat oleh pengemudi di dalam ruang pengemudi.

Mobil barang adalah jenis mobil bus yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut jumlah berat yang diperbolehkan adalah berat maksimum kendaraan beserta muatannya atau disingkat (JBB). Jumlah berat kombinasi yang diperbolehkan yakni berat maksimum rangkaian kendaraan beserta muatannya atau yang disingkat JBKB, panjang, lebar, dan tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Klasifikasi Mobil Bus Berdasarkan Persyaratan JBB, JBKB, Panjang, Lebar dan Tinggi (Sumber: Peraturan Pemerintah No.55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan).

(12)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 168 mobil bak muatan tertutup, mobil tangki dan mobil penarik. Bak muatan terbuka dan tertutup harus memenuhi persyaratan ukuran sebagai berikut;

a. Panjang, lebar, dan tinggi ukuran bak muatan harus sesuai dengan spesifikasi teknis kendaraan bermotor dan daya angkut.

b. Jarak antara dinding terluar bagian belakang kabin dengan bak muatan bagian depan paling sedikit 150 milimeter untuk kendaraan sumbu belakang tunggal dan 200 milimeter untuk kendaraan bermotor dengan sumbu belakang ganda atau lebih.

c. Dinding terluar bak muatan bagian belakang tidak melebihi ujung landasan bagian belakang kecuali untuk dump truck.

d. Lebar maksimum bak muatan terbuka tidak melebihi:

- 50 milimeter dari ban terluar pada sumbu kedua atau sumbu belakang kendaraan untuk kendaraan bermotor sumbu ganda.

- Lebar kabin ditambah 50 milimeter pada sisi kiri dan 50 milimeter pada sisi kanan untuk kendaraan bermotor sumbu tunggal.

e. Dalam hal tinggi bak muatan terbuka pada mobil barang lebih rendah dari jendela kabin belakang, dan jendela kabin belakang mobil barang harus dipasang teralis.

f. Bak muatan tertutupharus memenuhi persyaratan tinggi bak muatan tertutup diukur dari permukaan tanah paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter dan tidak lebih dari 1,7 (satu koma tujuh) kali lebar kendaraan bermotor.

(13)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 169 91 dan pasal 92 Peraturan Pemerintah No.55 Tahun 2012 tentang Kendaraan adalah sebagai berikut;

1. Mobil barang dengan atau tanpa kereta gandengan atau kereta tempelan yang memiliki JBB atau JBKB lebih dari 12.000 (dua belas ribu) kilogram harus dilengkapi dengan tanda yang berupa tulisan yang menunjukan kendaraan bermotor berat.

2. Mobil barang, kereta gandengan atau kereta tempelan yang tinggi ujung landasannya dan atau bagian belakang dan/atau bagian samping badannya berjarak lebih dari 700 (tujuh ratus) milimeter yang diukur dari permukaan jalan, dan/atau sumbu paling belakang berjarak lebih dari 1.000 (seribu) milimeter diukur dari sisi terluar bagian belakang wajib dilengkapi dengan perisai kolong.

3. Mobil barang dapat dipasang peralatan hidrolis, pneumatis atau mekanis yang dapat menaikkan atau menurunkan roda dari tanah yang disesuaikan dengan beban muatan dan juga mobil barang dapat dipasang alat pengontrol kendaraan.

Kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan harus memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.

Tabel 3 Persyaratan Teknis dan Laik Jalan Kendaraan Bermotor (Sumber: Peraturan No.55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan)

Item Keterangan

Persyara tan Teknis

Meliputi susunan, perlengkapan, ukuran, karoseri, rancangan teknis kendaraan sesuai dengan peruntukannya, pemuatan, penggunaan, penggandengan

(14)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 170 kendaraan bermotor

dan penempelan kendaraan bermotor.

Perlengkapan terdiri atas sabuk keselamatan, ban cadangan, segitiga pengaman, dongkrak, pembuka roda, helm dan rompi pemantul cahaya bagi pengemudi kendaraan bermotor beroda empat atau lebih yang tidak memiliki rumah-rumah dan peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan.

Ukuran kendaraan bermotor harus memenuhi persyaratan:

a) Panjang tidak melebihi 12.000 mm, 13.500 permukaan bidang atau jalan yang datar.

(15)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 171 maksimum 62,50% dari

jarak sumbunya,

sedangkan yang menjulur ke depan dari sumbu paling depan maksimum 47,50% dari jarak sumbunya.

Karoseri meliputi kaca, pintu, engsel, tempat duduk dan tempat pemasangan tanda nomor kendaraan bermotor. Karoseri harus memenuhi persyaratan: a. dirancang kuat untuk menahan semua jenis beban sewaktu kendaraan bermotor dioperasikan b. diikat kukuh pada rangka landasan dan c. pada bagian dalam kendaraan bermotor tidak terdapat bagian yang runcing yang dapat membahayakan keselamatan.

Rancangan teknis kendaraan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas kendaraan bermotor untuk mengangkut orang atau kendaraan bermotor untuk mengangkut barang

Pemuatan meliputi cara untuk memuat orang dan/atau barang (lebih lanjut akan dijelaskan pada sub bab berikut).

Penggunaan

a) Sepeda motor hanya dapat digunakan untuk pengemudi dan 1 (satu) penumpang. b)Mobil penumpang hanya

(16)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 172 (tujuh) penumpang selain pengemudi.

d)Mobil barang digunakan untuk mengangkut barang.

e) Kendaraan khusus digunakan untuk keperluan tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, alat berat dan kendaraan khusus untuk penyandang cacat.

Penggandengan kendaraan bermotormerupakan cara menggandengkan kendaraan bermotor dengan kereta gandengan atau bus gandeng. Penggandengan dilakukan dengan menggunakan alat perangkai.

Penempelan kendaraan

bermotordilakukan dengan cara: a. menggunakan alat perangkai; b. menggunakan roda kelima yang dilengkapi dengan alat pengunci; atau c. dilengkapi kaki-kaki penopang.

Persyara tan Laik Jalan

Persyaratan laik jalan ditentukan

berdasarkan kinerja minimal kendaraan bermotor yang paling sedikit meliputi:

Emisi gas buangdiukur berdasarkan kandungan polutan yang dikeluarkan kendaraan bermotor. Kandungan polutan tidak melebihi ambang batas. Kebisingan suaradiukur berdasarkan energi suara dalam satuan desibel dB. Energi suara tidak melebihi ambang batas. Efisiensi sistem remharus memenuhi hasil pengukuran dengan perlambatan paling sedikit 5 (lima) meter per detik kuadrat.

(17)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 173

Suara klaksonpaling rendah 83 (delapan puluh tiga) desibel atau dB (A) dan paling tinggi 118 (seratus delapan belas) desibel atau dB (A).

Daya pancar dan arah sinar lampu utama meliputi:

a.Daya pancar lampu utama lebih dari atau sama dengan 12.000 candela.

(18)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 174 4. Tinjauan Menurut Peraturan Pemerintah No.80 tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Peraturan Pemerintah No.80 tahun 2012 menjelaskan mengenai tata cara pemeriksaan kendaraan bermotor, meliputi lingkup kegiatan, petugas pemeriksa, persyaratan pemeriksaan, cara pemeriksaan, dan tata cara penindakan pelanggaran lalin dan angkutan jalan.

Berdasarkan PP No.80 tahun 2012, pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan dan penindakan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan bertujuan untuk terpenuhinya persyaratan teknis dan laik jalan, terpenuhinya kelengkapan dokumen registrasi dan identifikasi pengemudi dan kendaraan bermotor serta dokumen perizinan dan kelengkapan dan terdukungnya pengungkapan perkara tindak pidana dan terciptanya kepatuhan dan budaya keamanan dan keselamatan berlalu lintas. Ruang lingkup pemeriksaan kendaraan bermotor antara lain sebagai berikut;

a) Pemeriksaan Surat Izin Mengemudi, Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor.

b)Pemeriksaan Tanda Bukti Lulus Uji bagi kendaraan wajib uji, meliputi kepemilikan, kesesuaian tanda bukti lulus uji dengan identitas kendaraan bermotor, masa berlaku dan keaslian.

(19)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 175 c) Pemeriksaan fisik kendaraan bermotor meliputi persyaratan teknis

dan laik jalan

d)Pemeriksaan daya angkut atau cara pengangkutan barang berdasarkan jumlah berat yang diizinkan (JBI) atau jumlah berat kombinasi yang diizinkan (JBKB) pada setiap kendaran bermotor dan kereta gandeng atau kereta tempelan.

e) Pemeriksaan dokumen perizinan penyelenggaraan angkutan meliputi pemeriksaan dokumen perizinan penyelenggaraan angkutan barang khusus dan alat berat.

Pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan dilakukan oleh Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan dapat dilakukan secara berkala setiap 6 (enam) bulan atau insidental sesuai dengan kebutuhan. Pemeriksaan berkala dengan pertimbangan adanya peningkatan angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di jalan, angka kejahatan yang menyangkut kendaraan bermotor, jumlah kendaraan bermotor yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan, ketidaktaatan pemilik atau pengusaha angkutan untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor pada waktunya, pelanggaran perizinan angkutan umum dan pelanggaran kelebihan muatan angkutan barang.

Penindakan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan didasarkan atas hasil temuan dalam proses pemeriksaan kendaraan bermotor dijalan, laporan atau rekaman peralatan elektronik. Penindakan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan dilaksanakan berdasarkan tata cara pemeriksaan cepat, yakni pemeriksaan terhadap tindak pidana ringan dan tata cara pemeriksaan perkara terhadap tindak pidana Undang-Undang LLAJ tertentu yang dilaksanakan dengan menerbitkan Surat Tilang. Penerbitan surat tilang dilakukan dengan pengisian dan penandatangan blanko tilang. Blanko tilang paling sedikit berisi mengenai;

a. Identitas pelanggar dan kendaraan bermotor yang digunakan.

b. Ketentuan dan pasal yang dilanggar

c. Hari, tanggal, jam dan tempat terjadinya pelanggaran

d. Barang bukti yang disita

e. Jumlah uang titipan denda ke bank

(20)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 176 g. Pemberi kuasa

h. Penandatangan oleh pelanggar dan Petugas pemeriksa

i. Berita acara singkat penyerahan Surat Tilang kepada pengadilan.

j. Hari, tanggal, jam dan tempat untuk menghadiri sidang pengadilan serta

k. Catatan petugas penindak.

Surat Tilang dan alat bukti disampaikan kepada Pengadilan Negeri tempat terjadinya pelanggaran dalam waktu paling lama 14 hari sejak terjadinya pelanggaran. Pembayaran uang denda tilang dilakukan setelah adanya putusan pengadilan melalui bank yang ditunjuk oleh Pemerintah dan bukti pembayaran dilampirkan dalam Surat Tilang.

TINJAUAN MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NO. 74 TAHUN 2014 TENTANG ANGKUTAN JALAN

Angkutan umum diselenggarakan dalam upaya memenuhi kebutuhan angkutan orang atau barang yang selamat, aman, nyaman, dan terjangkau. Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas penyelenggaaraan angkutan umum untuk jasa angkutan orang atau barang dengan kendaraan bermotor umum. Kewajiban pemerintah menjamin tersedianya angkutan umum untuk jasa angkutan orang antar kota antar provinsi dan lintas batas negara adalah sebagai berikut;

a. Penetapan Rencana Umum Jaringan Trayek dan kebutuhan kendaraan bermotor umum untuk angkutan orang dalam trayek.

b. Penyediaan prasarana dan fasilitas pendukung angkutan umum.

c. Pelaksanaan penyelenggaraan perizinan angkutan umum.

d. Penyediaan kendaraan bermotor umum.

e. Penetapan dan pengawasan terhadap pelaksanaan standar pelayanan minimal angkutan orang/penumpang.

f. Penciptaan persaingan yang sehat pada industri jasa angkutan umum

g. Pengembangan sumber daya manusia di bidang angkutan umum

(21)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 177 a. Izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek atau izin

penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek.

b. Persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor.

Pengawasan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dilakukan di terminal, tempat wisata, ruas jalan, dan tempat keberangkatan. Pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan perizinan angkutan umum meliputi :

a. Dokumen perizinan

b. Dokumen angkutan orang yang terdiri atas; tiket penumpang umum untuk angkutan dalam trayek, tanda pengenal bagasi, atau manifes.

c. bukti pelunasan iuran wajib asuransi yang menjadi tanggung jawa perusahaan

d. jenis pelayanan dan tarif sesuai dengan izin yang diberikan

e. tanda identitas Perusahaan Angkutan Umum

f. tanda identitas awak kendaraan angkutan umum

Pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor meliputi; tanda bukti lulus uji berkala kendaraan bermotor, fisik kendaraan bermotor dan standar pelayanan minimal.

Peraturan Pemerintah No.74 tahun 2014 tentang Angkutan Jalan menjelaskan tentang tata cara pemuatan barang, pengawasan muatan barang dengan alat penimbang secara tetap (jembatan timbang) dan alat penimbangan yang dapat dipindahkan (portable). Berikut pelaksanaan yang dilakukan dalam pengawasan muatan angkutan barang adalah sebagai berikut;

a. Pengemudi atau pengusahaan angkutan umum barang wajib memenuhi ketentuan mengenai tata cara pemuatan, daya angkut, dimensi kendaraan dan kelas jalan yang dilalui.

b. Tata cara pemuatan dilaksanakan dengan memperhaikan penempatan muatan pada ruang muatan, distribusi beban, tata cara pengikatan muatan, dan tata cara pemberian label atau tanda

c. Daya angkut ditetapkan berdasarkan jumlah berat yang diizinkan dan atau jumlah berat kombinasi yang diizinkan.

(22)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 178 e. Kelas jalan yang dilalui ditentukan berdasarkan rambu kelas jalan

f. Pengawasan muatan angkutan barang dilakukan dengan menggunakan alat pengawasan dan pengamanan jalan. Alat pengawasan dan pengamanan jalan terdiri atas alat penimbangan yang dipasang secara tetap dan alat penimbangan yang dapat dipindahkan.

Berikut implementasi pengawasan muatan angkutan barang dengan menggunakan alat penimbangan yang dipasang secara tetap diuraikan pada BAB VII Bagian Kedua yaitu dari pasal 63 sampai dengan pasal 74 Peraturan Pemerintah No.74 tahun 2014 tentang Angkutan Jalan adalah sebagai berikut ;

a. Pengawasan muatan angkutan barang dengan alat penimbangan yang dipasang secara tetap digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap semua mobil barang. Pengawasan dikecualikan untuk angkutan peti kemas, mobil tangki bahan bakar minyak atau gas, angkutan barang berbahaya dan alat berat.

b. Pengawasan muatan angkutan barang dengan alat penimbangan yang dipasang secara tetap dilakukan pada lokasi tertentu di ruas jalan nasional dan jalan strategis nasional. Lokasi ditentukan dengan mempertimbangkan rencana tata ruang, pusat bangkitan perjalanan, jaringan jalan dan rencana pengembangan, volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) angkutan barang, keselamatan dan kelancaran arus lalu lintas, kondisi topografi, efektifitas dan efisiensi pengawasan muatan dan ketersediaan lahan.

c. Pembangunan dan pengadaan fasilitas serta peralatan penimbangan yang dipasang secara tetap dilakukan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dimana harus memenuhi persyaratan rancang bangun, buku keja rancang bangun, dan spesifikasi alat penimbangan.

d. Alat penimbangan yang dipasang secara tetap dioperasikan apabila telah menenuhi syarat lokasi telah ditetapkan, pembangunan sesuai dengan rancang bangun, fasilitas dan peralatan penimbangan kendaraan bermotor telah terpasang dan memenuhi spesifikasi teknis serta unit pelaksana telah ditetapkan.

(23)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 179 f. Pemerintah membangun sistem informasi penyelenggaraan penimbangan kendaraan bermotor yang dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB). UPPKB bertugas ;

- Memeriksa tata cara pemuatan barang

- Mengukur dimensi kendaraan angkutan barang

- Melakukan penimbangan tekanan seluruh sumbu dan atau setiap sumbu kendaraan angkutan barang

- Melakukan pemeriksaan dokumen angkutan barang

- Melakukan pencatatan kelebihan muatan pada setiap kendaraan yang diperiksa

- Melakukan pendataan jenis barang yang diangkut, berat angkutan, dan asal tujuan.

- Mengelola data hasil pelaksanaan kegiatan yang terintegrasi dalam sistem informasi.

g. Apabila ditemukan pelanggaran, maka petugas Unit Pelaksana Penimbangan melaporkan kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Laporan yang dimaksud adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat berita acara pemeriksaan pelanggaran yang melarang pengemudi meneruskan perjalanan apabila pelanggaran berat muatan melebihi 5% (lima persen) dari daya angkut kendaraan yang ditetapkan dalam buku uji, kemudian pengemudi wajib menurunkan kelebihan muatan pada tempat yang ditentukan oleh petugas Unit Pelaksana Penimbangan. Resiko kehilangan atau kerusakan barang yang diturunkan akibat kelebihan muatan menjadi tanggung jawab pengemudi atau pengusaha angkutan umum barang yang bersangkutan dan selanjutnya pengemudi dapat meneruskan perjalanan.

h. Penggunaan fasilitas kegiatan bongkar muat barang dan tempat penyimpanan barang dikenakan biaya, dimana tata cara dan besarnya biaya diatur oleh Peraturan Daerah Provinsi.

i. Perawatan alat Penimbangan yang dipasang secara tetap menjadi tanggung jawab Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor.

(24)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 180 penilaian kinerja digunakan sebagai evaluasi peningkatan kinerja UPPKByang terkait.

k. Penetapan lokasi alat penimbangan dan pengoperasian Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor yang dipasang secara tetap ditetapkan dalam Keputusan Menteri.

Berikut implementasi pengawasan muatan angkutan barang dengan menggunakan alat penimbangan yang dapat dipindahkan diuraikan pada BAB VII Bagian Ketiga yaitu dari pasal 75 sampai dengan pasal 77 Peraturan Pemerintah No.74 tahun 2014 tentang Angkutan Jalan adalah sebagai berikut :

1. Pengawasan muatan Angkutan barang dengan alat penimbangan yang dapat dipindahkan dilakukan bersama oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.

2. Alat penimbangan harus memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Pengawasan muatan angkutan barang dengan alat penimbangan yang dapat dipindahkan dilakukan apabila ;

a. Terdapat indikasi peningkatan pelanggaran muatan angkutan barang

b. Kecenderungan kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kelebihan muatan angkutan barang; dan/atau

c. Belum ada alat penimbangan yang dipasang secara tetap padaruas jalan tertentu.

4. Alat penimbangan yang dapat dipindahkan wajib dilakukan peneraan secara berkala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

TINJAUAN MENURUT PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NO.134 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENIMBANGAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN

(25)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 181 Kendaraan Bermotor (UPPKB) adalah unit kerja di bawah Kementerian Perhubungan melaksanakan tugas pengawasan muatan barang dengan menggunakan alat penimbangan yang dipasang secara tetap pada setiap lokasi tertentu. UPPKB memiliki fungsi untuk melakukan pengawasan, penindakan, dan pencatatan meliputi:

a. Tata cara pemuatan barang.

b. Dimensi kendaraan angkutan barang,

c. Penimbangan tekanan seluruh sumbu dan atau setiap sumbu kendaraan angkutan barang.

d. Persyaratan teknis dan laik jalan.

e. Dokumen angkutan barang

f. Kelebihan muatan pada setiap kendaraan yang diperiksa

g. Jenis dan tipe kendaraan sesuai dengan kelas jalan yang dilalui.

h. Jenis barang yang diangkut, berat angkutan dan asal tujuan.

Jenis kendaraan yang diawasi adalah semua mobil barang dikecualikan untuk kendaraan angkutan peti kemas, mobil tangki bahan bakar minyak atau bahan bakar gas. Kendaraan angkutan barang harus memperhatikan berat kendaraan beserta muatannya sesuai dengan jumlah berat yang diizinkan (JBI) yang ditetapkan terhadap kelas jalan yang dapat dilalui dan melampirkan hasil penimbangan diawal pemberangkatan. Dalam keadaan tertentu untuk kepentingan pengawasan pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan terhadap kendaraan, petugas dapat memerintahkan masuk ke UPPKB. Keadaan tertentu yang dimaksud adalah banyaknya indikasi data pelanggaraan penggunaan kontainer, adanya indikasi pelanggaran terhadap pengoperasian kendaraan dan dokumen dan adanya laporan masyarakat. Kriteria mengenai kendaraan yang dikecualikan dan prosedur penetapan keadaan tertentu diatur lebih lanjut di Peraturan Direktur Jenderal.

(26)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 182 dan efisiensi pengawasan muatan, ketersediaan lahan dan analisis dampak lalu lintas. Lokasi UPPKB dan alat penimbangan terletak pada kawasan industri, sentra produksi, pelabuhan, jalan tol dan lokasi strategis lainnya. Fasilitas UPPKB terdiri dari fasilitas utama dan fasilitas penunjang. Fasilitas utama yang dimaksud adalah sebagai berikut ;

a. Fasilitas sebelum penimbangan meliputi jalan akses keluar masuk kendaraan dan jalan sirkulasi di dalam wilayah operasi UPPKB

b. Bangunan kantor petugas

c. Landasan penimbangan

d. Fasilitas sistem informasi penimbangan kendaraan bermotor meliputi alat pemindai data identifikasi kendaraan, alat pemindai dimensi kendaraan, rekaman otomatis penimbangan, alat pemindai palang pintu dan program aplikasi yang secara otomatis mengirim data kendaran berikut sanksinya ke pusat data.

e. Fasilitas pasca penimbangan merupakan tempat pemeriksaan dan penindakan pelanggaran dan tempat parkir kendaraan.

f. Fasilitas pendukung kegiatan operasional merupakan bangunan untuk penyimpanan catu daya cadangan, instalasi listrik, papan / tampilan nama UPPKB, pagar, dan ruang terbuka hijau.

g. Fasilitas penunjang meliputi tempat ibadah, toilet umum, kantin, mess petugas dan tempat istirahat pengemudi.

h. Lapangan penumpukan atau gudang penyimpanan sesuai kebutuhan.

Kegiatan yang dilakukan oleh UPPKB meliputi pembangunan dan pengadaan, pengoperasian, sistem informasi, perawatan, pengawasan dan pengendalian dan penilaian kinerja. Penyelenggaraan UPPKB dilakukan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat. Pembiayaan pembangunan, pengadaan, pengoperasian, sistem informasi, perawatan, pengawasan dan pengendalian dan penilaian UPPKB dibebankan kepada Anggaran Pendapatan Belanja Negara.

Penimbangan kendaraan bermotor dikelompokkan menjadi 2 (dua) tipe yakni;

(27)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 183 b. Tipe II yaitu untuk ruas jalan yang jumlah kendaraan barang per hari sama dengan dari 2000 atau lebih dan dilengkapi dengan 2 (dua) platform penimbangan.

Pembangunan dan pengadaan fasilitas peralatan pengawasan muatan yang menggunakan alat penimbangan yang dipasang secara tetap harus memenuhi persyaratan; rancang bangun (lay out), buku kerja rancang bangun (DED) dan spesifikasi alat penimbangan. Dilakukan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat. Rancang bangun merupakan dokumen yang memuat desain tata letak fasilitas peralatan dan pengawasan. Penyusunan rancang bangun wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Rencana manajemen operasi

b. Rencana mutu pelayanan

c. Teknologi penimbangan kendaraan bermotor yang akan digunakan.

d. Spesfikasi teknis peralatan penunjang dan perlengkapan penunjang.

e. Spesifikasi teknis fasilitas utama dan fasilitas penunjang

f. Situasi arus lalu lintas angkutan barang

g. Aksesibilitas lalu lintas dan angkutan jalan

h. Ergonomi peralatan penunjang, perlengkapan penunjang dan fasilitas penimbangan.

i. Instrumentasi fasilitas peralatan penimbangan

j. Instrumentasi peralatan penunjang dan perlengkapan penunjang

k. Persyaratan teknis bangunan gedung

l. Struktur tanah.

Buku kerja rancang bangun merupakan dokumen teknis yang memuat rancangan detail desain fasilitas peralatan pengawasan yang meliputi desain, struktur bangunan dan perkerasan jalan, instalasi mekanikal dan elektrikal, lansekap, arsitektural, dan rencana anggaran biaya. Spesifikasi alat penimbangan meliputi ukuran platform, bahan, dan kapasitas alat penimbangan kendaraan bermotor. Spesifikasi teknis alat penimbangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Menggunakan satuan Sistem Internasional (SI) dan berdasarkan desimal

(28)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 184 c. Dilengkapi dengan teknologi elektronika digital yang memiliki kemampuan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, mencetak dan mengirim data hasil penimbangan.

d. Panjang landasan timbangan paling sedikit 18 meter.

UPPKB dapat dilengkapi dengan teknologi penimbangan yang memiliki kemungkinan untuk menimbang persumbu kendaraan dalam keadaan bergerak (weight in motion) tanpa menghentikan kendaraan.

Manajemen operasi penimbangan kendaraan bermotor meliputi hal-hal sebagai berikut;

a. Sasaran hasil pelaksanaan

b. Rencana pelaksanaan/pengoperasian meliputi; pelaksanaan penimbangan, pencatatan hasil pengawasan dan penindakan.

c. Pendataan muatan angkutan barang

d. Pengaturan lalu lintas

e. Pengaturan personil

f. Pendokumentasian

g. Evaluasi dan pelaporan

Pemasangan alat penimbangan yang dipasang secara tetap dijalan tol, akses kawasan industri, sentra produksi, pelabuhan dan lokasi strategis lainnya harus mendapat persetujuan Menteri Perhubungan. Pengoperasian alat penimbangan yang dipasang secara tetap di jalan tol dilaksanakan oleh Pemerintah bersama penyelenggara jalan tol atau pengelola kawasan. Pengoperasian UPPKB dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal. UPPKB dipimpin oleh Kepala Unit dibantu oleh staf administrasi dan petugas operasional yang ditugaskan sesuai dengan kompetensinya. Kompetensi mengenai SDM diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat.

a) Petugas administrasi dan operasional terdiri atas ;

- Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dibidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

- Petugas penimbangan kendaraan bermotor - Penguji kendaraan bermotor

- Petugas pencatatan penerimaan, penyimpanan, inventarisasi dan pengeluaran barang

- Petugas administrasi perkantoran - Pengatur lalu lintas

(29)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 185 - Teknisi mekanikal

- Petugas kebersihan - Petugas pengamanan - Petugas teknologi informasi

b) Dalam pelaksanaan tugas pengoperasian, UPPKB dapat berkoordinasi dengan instansi terkait.

c) Pengaturan jumlah dan waktu kerja Petugas Unit Pelaksana Penimbangan dalam pengoperasian alat penimbangan perlu memperhatikan manajemen operasi penimbangan kendaraan bermotor yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat.

Terdapat dua metode penimbangan kendaraan bermotor yakni:

a) Metode statis, adalah merupakan tata cara penimbangan yang dilakukan saat kendaraan berhenti. Kegiatan penimbangan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut ;

1. Alat penimbangan menunjukkan angka 0 kilogram sebelum dilakukan penimbangan

2. Sistem pengereman tidak digunakan saat dilakukan penimbangan kendaraan bermotor

3. Sistem transmisi kendaraan bermotor berada pada posisi netral saat dilakukan penimbangan.

4. Rotasi sistem penggerak kendaraan berada pada posisi nol saat dilakukan penimbangan

5. Tidak terjadi manipulasi sistem suspensi saat dilakukan penimbangan kendaraan bermotor

6. Tidak ada benda atau mekanisme yang mempengaruhi hasil pengukuran, kecuali sensor dari alat penimbangan.

7. Roda dan sumbu kendaraan yang diukur seluruhnya berada diatas landasan penimbangan.

8. Berat angkutan barang bermuatan, nomor registrasi kendaraan dan informasi muatan direkam dalam sistem informasi tentang penyelenggaraan kendaraan bermotor.

b) Metode Dinamis, adalah merupakan tata cara penimbangan yang dilakukan saat kendaraan begerak, digunakan sebagai metode pra seleksi pengawasan muatan angkutan barang. Kegiatan penimbangan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut;

1. Penimbangan dinamis kecepatan rendah dengan kecepatan kendaraan bermotor yang ditimbang paling besar 10 km/jam. 2. Penimbangan dinamis kecepatan tinggi dengan kecepatan

kendaraan bermotor yang ditimbang lebih besar dari 10km /jam. 3. Penimbangan kendaraan bermotor dilakukan dengan cara sebagai

(30)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 186 - Pendataan identitas kendaraan

- Penimbangan kendaraan beserta muatannya

- Berat muatan dihitung berdasarkan selisih berat hasil penimbangan dengan berat kendaraan dan berat orang.

4. Penimbangan kendaraan wajib melakukan sebagai berikut :

- Pemeriksaan persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor

- Pemeriksaan tata cara pemuatan barang

- Penimbangan satu unit kendaraan secara keseluruhan atau setiap sumbu kendaraan angkutan barang

- Pemeriksaan dokumen angkutan barang.

- Pencatatan kelebihan muatan pada setiap kendaran yang diperiksa

- Pendataan jenis barang yang diangkut, berat angkutan dan asal tujuan

- Pengawasan jenis dan tipe kendaraan sesuai dengan kelas jalan yang dilalui.

- Pencatatan pelanggaran dan penindakannya.

5. Rekapitulasi hasil pelaksanaan penimbangan disampaikan secara tertulis kepada Diektur Jenderal Perhubungan Darat setiap 3 bulan atau sewaktu-waktu diperlukan.

Apabila dtemukan pelanggaran, petugas UPPKB melaporkan kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Tugas PPNS adalah sebagai berikut:

a) Membuat Berita Acara Pemeriksaan pelanggaran apabila pelanggaran berat muatan melebihi 5 % sampai dengan 20 % dari daya angkut kendaraan yang ditetapkan dan melarang pengemudi meneruskan perjalanan apabila pelanggaran berat muatannya melebihi 20 % dari daya angkut kendaraan yang ditetapkan.

b) Melarang atau menunda pengoperasian kendaraan bermotor yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.

c) Menyita tanda bukti lulus uji pada kendaraan bermotor yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan persyaratan laik jalan atau pelanggaran daya angkut atau cara pengangkutan barang.

d) Menyita kendaraan bermotor jika terjadi pelanggaran atas persyaratan teknis dan persyaratan laik jalan.

(31)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 187 f) Tata cara penindakan pelanggaran dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang diatur oleh Peraturan Direkur Jenderal.

Pengelolaan data hasil pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh UPPKB harus terintegrasi dalam satu kesatuan di pusat data Sistem Infomasi Terpadu Kendaraan Bermotor Wajib Uji dan penyelenggaraan penimbangan. Pusat data berhak dan wajib memantau kegiatan UPPKB diseluruh Indonesia secara online dan realtime. Pusat data berfungsi sebagai berikut:

a) Alat pemantau kinerja UPPKB dimulai dari pendataan kendaraan, dan muatan yang masuk pengawasan UPPKB, identifikasi kendaraan, penimbangan kendaraan, pelaporan hasil penimbangan, sanksi dan pelaporan kinerja mingguan, bulanan dan tahunan.

b) Alat penyimpanan rekaman kinerja UPPKB diseluruh Indonesia.

Sistem informasi paling sedikit memuat data kendaraan dan perusahaan angkutan barang, data jenis muatan, data berat muatan, data asal tujuan muatan dan data pelanggaran.

Sistem informasi yang didukung oleh aplikasi penimbangan harus memiliki kemampuan antara lain:

a) Melaksanakan proses penimbangan kendaraan bermotor atas perintah operator komputer penimbangan dan mengambil gambar kendaraan yang ditimbang.

b) Melaksanakan proses penimbangan kendaraan secara otomatis

c) Memiliki kemampuan identifikasi data kendaraan dengan menggunakan data yang telah dimiliki Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

d) Memiliki kemampuan deteksi dimensi kendaraan.

e) Melaksanakan proses penindakan secara otomatis kepada kendaraan yang melanggar

f) Memiliki kemampuan evaluasi data baik yang ditampilkan secara matrik maupun grafik.

g) Memiliki kemampuan untuk mengirim data penimbangan kepada Direktorat Jenderal.

(32)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 188 a. Perawatan alat penimbangan yang dipasang secara tetap

dilaksanakan oleh UPPKB secara berkala dan insidentil.

b. Pemeliharaan secara berkala dilakukan paling sedikit setiap satu tahun sekali atau berdasarkan frekuensi penggunaan.

c. Pemeliharaan secara berkala meliputi peneraan, pengecekan komponen sesuai dengan siklus masa operasinya, perbaikan komponen alat penimbangan dan membersihkan alat penimbangan.

Pengadaan, pemasangan, pembiayaan dan pengoperasian alat penimbangan yang dapat dipindahkan (portable) dijalan nasional dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat. Pengoperasian alat penimbangan yang dapat dipindahkan (portable) dilakukan oleh petugas yang memiliki kualifikasi PPNS untuk melakukan pengawasan muatan kendaraan bermotor angkutan barang dijalan dan penyidikan tindak pidana pelanggaran muatan angkutan barang. Pengawasan muatan angkutan barang dengan alat penimbangan yang dapat dipindahkan dilakukan apabila:

1. Terdapat indikasi peningkatan pelanggaran muatan angkutan barang

2. Kecenderungan kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kelebihan muatan angkutan barang

3. Belum adanya alat penimbangan yang dipasang secara tetap pada ruas jalan tertentu.

(33)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 189 1. Peneraan alat penimbangan kendaraan bermotor sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan dilakukan oleh instansi yang berwenang.

2. Pemeliharaan secara berkala.

3. Pemeliharaan secara insidentil.

Pembinaan meliputi pemberian arahan, bimbingan dan penyuluhan. Arahan, bimbingan, dan penyuluhan dilakukan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat. Pengawasan dilakukan oleh Dirjen Perhubungan Darat untuk memastikan penyelenggaraan UPPKB sesuai dengan fungsinya dan tindakan korektif terhadap kinerja UPPKB. Penyelenggaraan UPPKB wajib memenuhi standar pelayanan minimum. Standar pelayanan meliputi:

1. Jaminan kepastian hukum terhadap penindakan pelanggaran.

2. Penggunaan kaidah keteknikan yang baik

3. Standar dan spesifikasi alat penimbangan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

4. Keselamatan, keamanan dan kenyamanan pengemudi atau pemilik kendaraan.

5. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja.

6. Ketepatan waktu pelayanan yang tertulis dengan waktu pelayanan yang terealisasi

7. Informasi besaran nilai denda atas pelanggaran tata cara pemuatan, daya angkut dan dimensi kendaraan

8. Kesesuaian hasil penimbangan terhadap berat kendaraan yang sebenarnya

9. Prosedur pelayanan yang mudah dan sederhana termasuk memberikan bukti administratif kepada pengguna jasa penurunan atau penyimpanan.

10.Sarana pengaduan masyarakat berupa PO BOX, nomor telefon, fakisimili, alamat website atau alamat surat elektronik yang mudah diketahui oleh masyarakat

11.Jumlah dan kualifikasi sumber daya manusia yang sesuai dan berkompeten.

(34)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 190 Untuk menilai pemenuhan tehadap Standar Pelayanan, Dirjen wajib melaksanakan penilaian kinerja UPPKB. Penilaian kinerja dilakukan secara berkala atau insidentil. Penilaian kinerja secara berkala dilakukan setiap satu tahun sekali sedangkan penilaian kinerja secara insidentil dilakukan sewaktu-waktu karena adanya ketidakwajaran data hasil penimbangan pada sistem informasi penyelenggaraan penimbangan kendaraan bermotor dan adanya laporan dari masyarakat mengenai pelanggaran standar pelayanan minimum atau tidak berfungsinya alat penimbangan kendaraan bermotor.

Hasil penilaian kinerja digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja UPPKB yang bersangkutan. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja Dirjen dapat melakukan peningkatan kinerja dan menyampaikan pengusulan penutupan UPPKB kepada Menteri Perhubungan. Penutupan UPPKB dilakukan berdasarkan pertimbangan ketidaksesuaian penentuan lokasi dan penilaian kinerja pencapaian standar pelayanan minimum.

Setiap pengemudi kendaraan bermotor yang melanggar ketentuan persyaratan teknis dan laik jalan sesuai dengan pasal 3 Peraturan Menteri No.134 Tahun 2015 dikenai sanksi pidana sebagai mana yang diatur dalam pasal 278, 285, 286, 287 ayat 6, 288 ayat 3, 303, 304, 305,306,307 dan pasal 308 pada Undang-Undang No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

TINJAUAN MENURUT KEPUTUSAN DIEKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT SK.165/H.206/DRJD/99 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PENIMBANGAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DENGAN ALAT PENIMBANGAN YANG DAPAT DIPINDAHKAN (PORTABLE)

Keputusan Diektur Jenderal Perhubungan Darat SK.165/H.206/DRJD/99 menjelaskan tentang penyelenggaraan penimbangan, persyaratan teknis alat penimbangan, dan pelaporan hasil pencatatan pelaksanaan penimbangan. Berikut akan diuraikan implementasi penyelenggaraan penimbangan kendaraan bermotor dengan menggunakan alat penimbangan yang dapat dipindahkan (portable).

(35)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 191 menggunakan alat penimbangan yang bisa dipindahkan (portable) adalah merupakan suatu kegiatan pengawasan dan pengamanan dijalan yang dilakukan secara terkoordinasi dan terpadu dengan kegiatan pengawasan dan pengamanan dijalan dengan menggunakan alat penimbangan yang dipasang secara tetap, kegiatan dilaksanakan sewaktu-waktu sebagai uji petik terhadap terjadinya pelanggaran muatan lebih. Fungsi dari penyelenggaraan penimbangan adalah sebagai berikut;

a. Pemeriksaan dan penyidikan terhadap terjadinya pelanggaran muatan lebih dijalan sebagai fungsi represif.

Apabila dari hasil penimbangan yang berfungsi represif terdapat salah satu sumbu melebihi daya dukung maksimum jalan yang dilalui dan apabila jumlah masing-masing sumbu melebihi jumlah berat yang diizinkan pada buku uji, maka dibuatkan berita acara pelanggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mobil barang yang melakukan pelanggaran dikenakan tindakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penyelenggaraan penimbangan yang difungsikan untuk pencegahan terjadinya angkutan barang dengan muatan lebih dilaksanakan dijalan akses dari pusat atau kawasan bangkitan angkutan barang berupa pusat produksi atau pusat distribusi

b. Pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya angkutan barang dengan muatan lebih sebagai fungsi preventif.

Apabila dari hasil penimbangan yang berfungsi preventif terdapat salah satu sumbu melebihi daya dukung maksimum jalan yang akan dilalui dan apabila jumlah masing-masing sumbu melebihi jumlah berat yang diizinkan pada buku uji, maka kendaraan dilarang melanjutkan perjalanan dan diperintahkan kembali untuk menurunkan kelebihan muatan serta diberi surat peringatan. Jika surat peringatan telah diberikan sebanyak dua kali dan melakukan pelanggaran kembali maka PPNS yang bertugas membuat Berita Acara Pelanggaran.

Penyelenggaraan penimbangan dengan alat penimbangan portable dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Departemen Perhubungan berkoordinasi dengan instansi terkait, meliputi kegiatan perencanaan operasi, pengorganisasian, pengoperasian dan pemeliharaan.

(36)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 192 mempertimbangkan beberapa hal yakni, lokasi alat penimbangan yang dipasang secara tetap yang sudah ada, jaringan jalan yang berada diluar jangkauan pengawasan Unit Pelaksana Penimbangan, indikasi adanya kerusakan jalan yang cukup tinggi, dan lokasi bangkitan angkutan barang yang cendrung mengangkut muatan lebih. Penentuan lokasi dan waktu pelaksanaan operasi dikoordinasikan dengan Kepala Unit Pelaksana Penimbangan dalam wilayah operasinya. Pengaturan wilayah operasi dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Perhubungan dengan pertimbangan usulan instansi terkait.

b. Pengorganisasian pelaksanaan penimbangan dilaksanakan oleh pejabat penyidik atau petugas pemeriksa kendaraaan bermotor dijalan dalam satu Satuan Kerja Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor yang ditugaskan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Perhubungan berkoordinasi dengan Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat I dan UPPKB yang terkait.

c. Tugas-tugas dari Satuan Kerja Pelaksana Penimbangan adalah sebagai berikut :

- Melakukan penimbangan terhadap kendaraan bermotor angkutan barang

- Melarang melanjutkan perjalanan dan membuat Surat Peringatan atau penyidikan serta membuat berita acara pelanggaran kelebihan muatan

- Bertanggung jawab terhadap sarana alat penimbangan portable, operasional, ketertiban keamanan dan kelancaran pelaksanaan selama penugasan.

- Mempertanggungjawabkan dan melaporkan pelaksanaan penimbangan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Perhubungan.

- Melaksanakan penimbangan harus disertai sekurang-kurangnya satu orang PPNS dibidang lalu lintas dan angkutan jalan.

d. Berikut beberapa persyaratan menjadi satuan kerja antara lain;

- Pegawai Negeri Sipil dengan pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda Tingkat I (II B).

- Bekerja di bidang LLAJ sekurang-kurangnya 4 tahun.

- Pendidikan umum serendah-rendahnya SLTA

(37)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 193 - Memiliki ketrampilan teknis untuk mengoperasikan alat

penimbangan portable.

- Kepala Satuan Kerja harus melaporkan hasil pencatatan pelaksanaan penimbangan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Perhubungan. Kepala Kantor Wilayah Departemen Perhubungan melaporkan setiap perencana operasi dan hasil pelaksana penimbangan di wilayahnya kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Gubernur.

e. Pelaksanaan pengoperasian alat penimbangan portable dilakukan melalui tahap persiapan, tahap pemasangan alat, dan tahap pelaksanaan penimbangan. Tahap persiapan pengoperasian alat penimbangan portable adalah sebagai berikut ;

f. Persiapan mobilisasi dilakukan diKantor Wilayah Departemen Perhubungan yakni menyiapkan Surat Perintah Tugas (SPT), menyiapkan formulir pemeriksaan, dan melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas di lapangan.

g. Persiapan peralatan dilakukan oleh Satuan Kerja meliputi kegiatan pengecekan kesiapan dan kelengkapan peralatan alat penimbangan portable, penyiapan perlengkapan jalan dan peralatan pendukung pelaksanaan penimbangan sekurang-kurangnya berupa tanda yang menunjukkan adanya pemeriksaan mobil barang, rambu-rambu lalu lintas jalan, kerucut lalu lintas, tongkat baterai dan tanda perlindungan untuk petugas dan peralatan.

h. Persiapan lapangan berupa pemilihan lahan pada lokasi penimbangan yang ditentukan dan memenuhi syarat sebagai jalan keluar atau masuk kendaraan yang akan ditimbang serta tidak mengganggu arus lalu lintas pada saat dilakukan penimbangan.

Tahap pelaksanaan penimbangan sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 13 dilakukan dengan cara sebagai berikut;

a. Petugas Pengatur Lalu Lintas mengatur posisi agar kendaraan yang bermuatan mengarah ketempat penimbangan.

(38)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 194 c. Hasil penimbangan dibandingkan dengan daya dukung maksimum

kelas jalan yang dilalui

d. Hasil penjumlahan penimbangan masing-masing sumbu dibandingkan dengan jumlah berat yang diizinkan sesuai dengan buku uji.

e. Pencatatan hasil penimbangan dituliskan dalam suatu formulir.

Ada beberapa ketentuan dari alat timbangan sebagaimana yang dijelaskan pada pasal 17,18 dan 19 yakni ;

a. Alat penimbangan portable harus memenuhi persyaratan teknis sebagai berikut;

- Bersifat elektronis

- Peralatan dapat dipisah sedemikian rupa sehingga dapat dipindah-pindahkan dari satu tempat ketempat lain dengan mudah.

- Dapat mengukur, mengolah dan mencetak data hasil penimbangan.

- Mampu mendukung berat kendaraan beserta muatan pada setiap roda kurangnya 10 ton atau setiap sumbu sekurang-kurangnya 20 ton.

b. Alat penimbangan portable terdiri dari komponen-komponen yang merupakan satu kesatuan meliputi ;

- Alat penimbangan

- Digital indikator

- Printer

- Baterai

- Alat pengisi baterai

- Kabel penghubung

c. Untuk menjamin keakuratan unjuk kerja alat penimbangan portable, wajib dipelihara dan diperbaiki serta dikalibrasi.

d. emeliharaan dan perbaikan alat penimbangan portable dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Departemen Perhubungan.

(39)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 195 TINJAUAN MENURUT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NO. 727/AJ.307/DRJD/2004 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGANGKUTAN BARANG UMUM DI JALAN

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No.727 tahun 2004 tentang Pedoman Teknis Pengangkutan Barang Umum menjelaskan tentang tata cara pengangkutan dan pemuatan barang.

Barang umum adalah bahan atau benda selain dari bahan berbahaya, barang khusus, peti kemas dan alat berat yang terdiri dari muatan umum, muatan logam, muatan kayu, muatan yang dimasukkan ke palet, pengangkutan dengan cara bertingkat, pengangkutan dengan penutupan gorden samping dan pemuatan kaca lembaran. Pengangkutan barang perlu memperhatikan aspek keselamatan dan kelestarian lingkungan, baik manusia, kendaraan maupun barang sehingga kecelakaan dan kerusakan jalan akibat muatan lebih dapat dihindari atau diminimalisir.

Berikut akan diuraikan tata cara pemuatan untuk pengelompokkan material umum antara lain;

1. Muatan berupa gulungan, drum atau silinder

 Barang-barang berbentuk gulungan atau silinder idealnya ditempatkan dengan sumbu melintang kendaraan, sehingga mempunyai kecenderungan berguling ke depan atau ke belakang.

 Dalam banyak kondisi, dunnage tambahan, stoppingblock atau wedge harus digunakan, khususnya pada bagian yang bulat dimana ada kecenderungan berguling akan terjadi. Dunnage ini harus dianggap sebagai pelengkap webbing restraint yang memiliki kekuatan total yang tidak harus berkurang karena penggunaannya.

 Untuk mengamankan pengangkutan barang-barang berbentuk silinder, pertimbangan praktis harus diberikan yaitu bagaimana agar muatan dapat dibongkar dengan aman dan dengan cara terkendali.

(40)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 196

 Gambar 3 menunjukkan muatan kertas atau kertas karton gulungan. Bila lapisan dasar telah ditempatkan dengan aman pada platform dan gulungan pertama pada lapisan kedua (‘A’ pada gambar 3) telah dimuat, overlashing diatas ‘A’ dan melewati bagian atas lapisan dasar. Tidak ada tegangan dilakukan untuk pengikatan pada tahap ini. Gulungan lainnya kini bisa dimuat setelah pengikatan ‘antara lapisan’ aman ke belakang kendaraan dan pengikatan ‘tap-over’ dilakukan.

 Kain terpal biasanya ditambahkan untuk memberi perlindungan dari cuaca (lihat gambar 4).

 Antara lapisan pengikatan boleh diabaikan bila pemuatan logam atau pipa beton selagi berat dan sifat abrasif akan menyebabkan kerusakan berlebihan. Ini mungkin masalah bahwa pengikatan ini harus diabaikan guna mencegah kerusakan pada muatan. Pengabaian semacam itu harus dibuat bagus dengan tambahan ikatan pada bagian atas dan chock dan cradle.

 Jika panjang silinder kurang dua kali dari diameternya, maka silinder tersebut harus diletakkan di belakang kecuali kalau pengirim barang memberikan instruksi sebaliknya. Jika panjang lebih besar dari dua kali diameter, namun kurang dari lebar kendaraan, silinder tersebut harus diletakkan berguling ke depan. Masing-masing baris harus bersentuhan dengan yang didepan, dan yang di belakang harus diganjal untuk mencegah agar tidak menggelinding ke belakang.

 Jika drum, gulungan dll berdiri di belakang, pengikatan harus dilakukan untuk mencegah pergerakan kesamping dan selanjutnya dilakukan pengikatan melintang. Jika pada sisinya, drum tersebut harus memiliki sedikitnya satu pengikatan melintang untuk masing-masing barang. Jika terdapat lebih dari satu lapisan, gulungan atau drum paling belakang harus ditahan dengan mengikat atau mengganjal gerakan ke belakang.

(41)

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 197 Gambar 3 Cara Pemuatan Kertas Gulungan

Gambar 4 Pemasangan Terpal Setelah Pengikatan Muatan Berupa Silinder

1. Kotak

- Kotak harus dimuat sehingga tercegah dari pergerakan ke arah mana saja.

- Kotak harus disambungkan satu sama lain jika memungkinkan dan dimuat dengan tinggi yang sama.

- Harus ada setidaknya satu pengikatan untuk masing-masing baris kotak melintang kendaraan. Setiap kotak diatas tinggi sebagian besar muatan harus memiliki sekurangnya satu pengikatan silang, tergantung pada berat dan ukuran kotak.

2. Karung (Sacks)

 Karung yang disegel harus dibaringkan di bagian samping dengan lapisan yang bisa diganti kearah yang berlawanan. Bagaimanapun juga, tidak lebih dari dua lapisan berturut-turut berada di arah yang sama.

 Jika memungkinkan, muatan harus sama tingginya. Mesti ada sedikitnya satu pengikatan silang untuk tiap-tiap panjang karung.

Gambar

Tabel 1      Tugas Pokok dan Fungsi Penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Sumber: UU No.22 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan)
Gambar 1  Skema Hirarki Regulasi Pengendalian Muatan Kendaran Bermotor
Tabel 2  Klasifikasi Mobil Bus Berdasarkan Persyaratan JBB, JBKB, Panjang, Lebar dan Tinggi (Sumber: Peraturan Pemerintah No.55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan)
Tabel 3  Persyaratan Teknis dan Laik Jalan Kendaraan Bermotor (Sumber: Peraturan No.55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

sosiologi, siswa, dan guru teman sejawat variasi gaya mengajar guru dalam meningkatkan minat belajar siswa sudah cukup baik, hal ini terbukti dari hasil tiga kali

Maka definisi konsepsioanl dari penelitian ini adalah kinerja pegawai SAMSAT dalam pemberian pelayanan publik pada kantor SAMSAT Pembantu Samarinda Seberang dimana

Model ini menunjukkan terjadinya proses Chemisorption dan physical adsorption yang terjadi pada permukaan EPKTB, model Freundlich ini dapat berlaku untuk

(v) Menjaga lingkungan sekitar (jalan setapak, jalan) bebas dari kotoran untuk meminimalkan debu (w) Tidak akan ada pembakaran terbuka konstruksi / bahan limbah di lokasi. (x)

Secara keseluruhan hasil pe- nilaian tentang aspek keterbacaan, konstruksi dan keterpakaian produk oleh guru menunjukkan bahwa pe- ngembangan instrumen asesmen

For all students of SMAN Englishindo, we announce English Speech Contest.. Time : Saturday, 22

Bracy, Marryruth, The Move from Controlled Writing to Free Composition, Work Paper in English as a Second Language, vol. Borgias Alip, Francis, The Benefits of

The conclusions of the study can be summarised as follows: the "locational" aspect alone (no added symbols) of picture designs appears to be unhelpful in direct- ing