• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Pembuatan Keju 1 Kelas XII A Sosia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Modul Pembuatan Keju 1 Kelas XII A Sosia"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Modul Pembuatan Keju 1 Kelas XII A/Sosial

PEMBUATAN KEJU

A. Pengenalan Keju

Keju adalah sebuah makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat dalam susu

melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses pengentalan ini dilakukan dengan bantuan

bakteri atau enzim tertentu yang disebut rennet. Hasil dari proses tersebut nantinya akan

dikeringkan, diproses, dan diawetkan dengan berbagai macam cara. Dari sebuah susu dapat

diproduksi berbagai variasi produk keju. Produk-produk keju bervariasi ditentukan dari tipe susu,

metode pengentalan, temperatur, metode pemotongan, pengeringan, pemanasan, juga proses

pematangan keju dan pengawetan. Umumnya, hewan yang dijadikan sumber air susu adalah

sapi. Air susu unta, kambing, domba, kuda, atau kerbau digunakan pada beberapa tipe keju

lokal.

Makanan ini dikenal di seluruh dunia, namun diduga pertama kali dikenal di daerah

sekitar Timur Tengah. Meskipun tidak dapat dipastikan kapan keju pertama kali ditemukan,

menurut legenda keju pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang pengembara

dari Arab.

Keju memiliki hampir semua kandungan nutrisi pada susu, seperti protein, vitamin,

mineral, kalsium, dan fosfor namun juga lemak dan kolesterol yang dapat menyebabkan

masalah kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan. Besaran kandungan lemak dalam

keju tergantung pada jenis susu yang digunakan. Keju yang dibuat dengan susu murni atau yang

sudah ditambah dengan krim memiliki kandungan lemak, kolesterol dan kalori yang tinggi. Keju

sangat bermanfaat karena kaya akan protein, terutama bagi anak kecil karena mereka

membutuhkan protein yang lebih banyak dibandingkan orang dewasa.

B. Kandungan Gizi

Keju harus selalu disajikan bersuhu ruangan dan bukan keju dingin langsung dari lemari

pendingin Hanya keju yang bersuhu ruanganlah yang dapat mengembangkan rasanya dengan

baik. Hal ini tidak berlaku pada keju yang tidak melalui proses pematangan. Keju harus dipotong

sebelum penyajian agar keju tidak menjadi kering.

2.2.1 Lemak

Lemak memberikan rasa dan tekstur yang unik pada keju. Kandungan lemak pada keju

berbeda-beda pada satu jenis keju dengan yang lainnya. Keju segar memiliki kandungan

lemak hingga 12%.Sedangkan kandungan lemak pada keju yang sudah dimatangkan

berkisar antara 40-50%.

2.2.2 Protein

Dalam menyusun protein, asam amino pembentuk protein membentuk ikatan peptida

dengan asam amino lainnya. Ikatan peptida adalah ikatan yang terbentuk antara atom C

karboksilat asam amino dengan atom N amina dari asam amino lainnya. Pada prosesnya,

reaksi ini melepaskan sebuah molekul H2O. Hasil reaksinya adalah dipeptida, karena

terbentuk dari dua asam amino. Bagaimanapun dipeptida masih memiliki gugus karboksilat

dan amina, sehingga reaksi pembentukan ikatan peptida masih dapat terus terjadi.

(2)

oligopeptida. Oligopeptida pun masih bisa terus bereaksi dengan asam amino atau

oligopeptida lainnya, pada akhirnya terbentuklah protein.

Keju memiliki kandungan protein sebesar 10-30%. Protein ini didapatkan dari kasein

yang dimodifikasi. Saat proses pematangan, protein dipecah menjadi oligopeptide dan

asam amino. Proses ini berpengaruh terhadap struktur dan rasa dari keju. Proses degradasi

protein (suatu proses pemecahan protein dari ikatan-ikatan yang terdapat di dalamnya)

disebut proteolisis dan karena proses inilah maka protein menjadi mudah dicerna.

2.2.3 Mineral

Keju sangat kaya akan kalsium, fosfor dan seng. Satu ons keju mengandung sekitar

200ml kalsium. Kandungan kalsium pada keju akan berbeda, tergantung pada apakah keju

tersebut dikoagulasi menggunakan enzim atau asam. Keju yang dikoagulasi menggunakan

enzim mengandung kalsium dua kali lebih banyak dibandingkan dengan yang

menggunakan asam. Keju juga kaya akan sodium, karena penambahan garam saat proses

pembuatannya.

2.2.4 Vitamin

Saat susu murni digunakan untuk membuat keju, vitamin A dan D yang larut dalam

lemak tinggal pada dadih(yogurt). Namun, banyak vitamin yang larut dalam air yang hilang

terbawa air dadih. Hanya sekitar seperempat dari riboflavin (vitamin B2) dan seperenam

dari tiamina (vitamin B1) yang tinggal pada keju Cheddar, sedangkan niasin (vitamin B3),

vitamin B6, vitamin B12, biotin (vitamin B7), asam pantothenic (vitamin B5), dan folat

(vitamin B9) terbawa bersama air dadih.

2.2.5 Laktosa

Kandungan laktosa (gula susu) pada keju sangatlah kecil, yaitu berkisar 4.5-4.7%. Hal

ini dikarenakan dalam prosesnya sebagian besar laktosa dalam susu keluar bersama air

dadih dan yang tersisa diubah menjadi asam laktat (asam susu) saat proses pematangan.

Karena itu, keju merupakan makanan yang aman dikonsumsi oleh orang yang memiliki

intoleransi laktosa dan penderita diabetes.

C. Pembuatan Keju

Keju memiliki gaya dan rasa yang berbeda-beda, tergantung jenis air susu yang digunakan,

jenis bakteri atau jamur yang dipakai dalam fermentasi, lama proses fermentasi maupun

penyimpanan ("pematangan"). Faktor lain misalnya jenis makanan yang dikonsumsi oleh mamalia

penghasil susu dan proses pemanasan susu. Walaupun ada ratusan jenis keju yang diproduksi di

seluruh dunia, namun keju secara mendasar dibuat dengan cara yang sama.Ada lima tahapan

utama dalam pembuatan keju. Tahapan-tahapan tersebut adalah:

4.1.1 Pengasaman

Susu dipanaskan agar bakteri asam laktat, yaitu Streptococcus and Lactobacillus dapat

tumbuh. Bakteri-bakteri ini memakan laktosa pada susu dan merubahnya menjadi asam laktat.

Saat tingkat keasaman meningkat, zat-zat padat dalam susu (protein kasein, lemak, beberapa

(3)

Modul Pembuatan Keju 3 Kelas XII A/Sosial 4.1.2 Pengentalan

Bakteri rennet ditambahkan ke dalam susu yang dipanaskan yang kemudian membuat

protein menggumpal dan membagi susu menjadi bagian cair (air dadih) dan padat (dadih).

Setelah dipisahkan, air dadih kadang-kadang dipakai untuk membuat keju seperti Ricotta dan

Cypriot hallumi namun biasanya air dadih tersebut dibuang. Dadih keju dihancurkan menjadi

butiran-butiran dengan bantuan sebuah alat yang berbentuk seperti kecapi, dan semakin halus

dadih tersebut maka semakin banyak air dadih yang dikeringkan dan nantinya akan

menghasilkan keju yang lebih keras.

Rennet mengubah gula dalam susu menjadi asam dan protein yang ada menjadi dadih.

Jumlah bakteri yang dimasukkan dan suhunya sangatlah penting bagi tingkat kepadatan keju.

Proses ini memakan waktu antara 10 menit hingga 2 jam, tergantung kepada banyaknya susu

dan juga suhu dari susu tersebut. Sebagian besar keju menggunakan rennet dalam proses

pembuatannya, namun zaman dahulu ketika keju masih dibuat secara tradisional, getah daun

dan ranting pohon ara digunakan sebagai pengganti rennet.

4.1.3 Pengolahan

Setelah pemberian rennet, proses selanjutnya berbeda-beda. Beberapa keju lunak

dipindahkan dengan hati-hati ke dalam cetakan. Sebaliknya pada keju-keju lainnya, dadih diiris

dan dicincang menggunakan tangan atau dengan bantuan mesin supaya mengeluarkan lebih

banyak air dadih. Semakin kecil potongan dadih maka keju yang dihasilkan semakin padat.

4.1.4 Persiapan Sebelum Pematangan

Sebelum pematangan, dadih akan melalui proses pencetakan, penekanan, dan

pengasinan. Saat dadih mencapai ukuran optimal maka ia harus dipisahkan dan dicetak. Untuk

keju-keju kecil, dadihnya dipisahkan dengan sendok dan dituang ke dalam cetakan, sedangkan

untuk keju yang lebih besar, pengangkatan dari tangki menggunakan bantuan sehelai kain.

Sebelum dituang ke dalam cetakan, dadih tersebut dikeringkan terlebih dahulu kemudian dapat

ditekan lalu dibentuk atau diiris.

Selanjutnya, keju haruslah ditekan sesuai dengan tingkat kekerasan yang diinginkan. Penekanan

biasanya tidak dilakukan untuk keju lunak karena berat dari keju tersebut sudah cukup berat untuk

melepaskan air dadih, demikian pula halnya dengan keju iris karena berat dari keju tersebut juga

menentukan tingkat kepadatan yang diinginkan. Meskipun demikian, sebagian besar keju melewati

proses penekanan. Waktu dan intensitas penekanan berbeda-beda bagi setiap keju.

Penambahan garam dilakukan setelah keju dibentuk agar keju tidak terasa tawar, dan terdapat

empat cara yang berbeda untuk mengasinkan keju. Bagi beberapa keju, garam ditambahkan

langsung ke dalam dadih. Cara yang kedua adalah dengan menggosokkan atau menaburkan garam

pada bagian kulit keju, yang akan menyebabkan kulit keju terbentuk dan melindungi bagian dalam

keju agar tidak matang terlalu cepat. Beberapa keju-keju yang berukuran besar diasinkan dengan

cara direndam dalam air garam, yang menghabiskan waktu berjam-jam sehingga berhari-hari. Cara

yang terakhir adalah dengan mencuci bagian permukaan keju dengan larutan garam; selain

memberikan rasa, garam juga membantu menghilangkan air berlebih, mengeraskan permukaan,

melindungi keju agar tidak mengering serta mengawetkan dan memurnikan keju ketika memasuki

(4)

4.1.5 Pematangan

Pematangan (ripening) adalah proses yang mengubah dadih-dadih segar menjadi keju yang

penuh dengan rasa Pematangan disebabkan oleh bakteri atau jamur tertentu yang digunakan pada

proses produksi, dan karakter akhir dari suatu keju banyak ditentukan dari jenis pematangannya.

Selama proses pematangan, keju dijaga agar berada pada temperatur dan tingkat kelembaban

tertentu hingga keju siap dimakan. Waktu pematangan ini bervariasi mulai dari beberapa minggu

untuk keju lunak hingga beberapa hari untuk keju keras seperti Parmigiano-Reggiano. Beberapa

teknik sebelum proses pematangan yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi tekstur dan rasa akhir

keju:

1. Stretching : Dadih diusung dan lalu diadoni dalam air panas untuk menghasilkan tekstur yang

berserabut. Contoh keju yang melewati proses ini adalah keju Mozzarella dan Provolone.

2. Cheddaring :Dadih yang sudah dipotong kemudian ditumpuk untuk menghilangkan

kelembaban. Dadih tersebut lalu digiling untuk waktu yang cukup lama. Contoh keju yang

mengalami proses ini adalahkeju Cheddar dan Keju Inggris lainnya.

3. Pencucian : Dadih dicuci dalam air hangat untuk menurunkan tingkat keasamannya dan

menjadikannya keju yang rasanya lembut. Contoh keju melewati proses pencucian adalah keju

Edam, Gouda, dan Colby.

4. Pembakaran : Bagi beberapa keju keras, dadih dipanaskan hingga suhu 35 °C(95

°F)-56 °C(133 °F) yang kemudian mengakibatkan butiran dadih kehilangan air dan membuat keju

menjadi lebih keras teksturnya. Proses ini sering disebut dengan istilah pembakaran (burning).

Contoh keju yang dipanaskan ulang adalah keju Emmental, keju Appenzeller dan Gruyère.

4.1.6 Penyimpanan

Semakin keras suatu keju dan semakin lama proses pematangannya maka keju tersebut akan

bertahan lebih lama. Cottage cheese dapat bertahan selama seminggu, sedangkan keju Parmesan

yang belum dipotong dapat bertahan hingga setahun atau lebih. Keju lembut seperti Brie, Camembert

dan Liederkranz tidak dapat bertahan lama. Keju-keju tersebut adalah keju yang langka karena

umurnya hanya satu minggu setelah keju itu matang dan sebelum menjadi terlalu matang. Keju

lainnya tidak terlalu sulit dalam penyimpanannya selama ditaruh di dalam lemari pendingin dan

dibungkus plastik.

Saat penyimpanan di lemari pendingin, bungkus plastik harus melekat dengan baik pada keju

sehingga keju tidak menjadi cepat kering. Keju sebaiknya disimpan di rak bagian bawah kulkas, jauh

dari makanan dengan bau yang tajam, untuk menghindari meresapnya bau dan rasa yang tidak

diinginkan. Keju Bocconcini dari Kanada dan keju Feta sebaiknya disimpan dalam air garam. Berikut

ini adalah waktu ketahanan keju-keju setelah dibuka dan tidak ditaruh di lemari pendingin:

฀ Keju segar : beberapa hari hingga dua minggu lebih

฀ Keju lunak : dua minggu bila ditaruh dalam bungkus plastik

฀ Keju semi-lunak : dua hingga empat minggu

฀ Keju keras : lima minggu hingga beberapa bulan

฀ Keju sangat keras : lebih dari satu tahun

4.1.6 Penyajian

Keju harus selalu disajikan bersuhu ruangan dan bukan keju dingin langsung dari lemari

(5)

Modul Pembuatan Keju 5 Kelas XII A/Sosial Hal ini tidak berlaku pada keju yang tidak melalui proses pematangan. Keju harus dipotong sebelum

penyajian agar keju tidak menjadi kering.

4.2 Pembuatan Keju Secara Sederhana

4.2.1 Bahan

 2 cangkir susu

 4 sendok teh cuka

 Garam

4.2.2 Langkah

1. Tuangkan dua cangkir susu ke dalam panci, perlahan-lahan panaskan susu sampai mendidih

sambil di aduk terus. Ini sangat penting untuk mengaduk susu secara terus-menerus atau

akan terbakar.

2. Matikan kompor setelah susu mendidih, tapi tinggalkan panci di atas kompor.

3. Tambahkan 4 sendok teh cuka ke susu yang mendidih, dan susu seharusnya akan berubah

menjadi dadih dan air dadih.

4. Aduk secara rata dengan sendok dan biarkan di atas kompor selama 5-10 menit.

5. Saringkan dadih dan air dadih dengan kain tipis atau saputangan untuk memisahkan dadih

dari air dadih.

6. Tekan keju menggunakan kain untuk mengeluarkan sebagian besar cairan.

7. Buka kain dan tambahkan sedikit garam jika Anda lebih suka.

8. Campur keju dan garam, lalu tekan lagi untuk menghilangkan uap lembab ekstra.

9. Letakkan keju dalam cetakan atau hanya tinggalkan dalam bentuk seperti bola.

10. Masukan ke dalam lemari es untuk beberapa saat sebelum disajikan.

5.1 Rangkuman

Pada umunya proses pembuatan keju mengalami proses yang cukup panjang dan terdiri dari

tujuh tahap yaitu pengasaman, pengentalan, pengolahan, persiapan sebelum pematangan,

pematangan, penyimpanan hingga penyajian. Oleh karena itu untuk membuat keju dengan

kualitas terbaik harus mengikuti tahap-tahap yang disebutkan.

2 cangkir setara dengan 1 L

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh media pembelajaran Audiovisual terhadap hasil belajar siswa kelas XII Tata Busana pada mata pelajaran pembuatan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh rancangan modul pelatihan yang dapat meningkatkan Self-efficacy siswa kelas XII dalam rangka persiapan menghadapi

menjadi elemen central core representasi sosial tentang siswa junior pada siswa kelas XII SMAN B adalah rupa menawan, masa orientasi siswa, relasi baik, dan perilaku

kontrol diri dan pembuatan keputusan karier dalam penelitian ini sebagai rujukan penyusunan program Bimbingan dan Konseling untuk peserta didik kelas XII dan

Berdasarkan hasil data dari beberapa ahli tentang penelitian Pengembangan Media Modul Kompetensi Pembuatan Busana Rumah peserta didik Kelas XI Tata Busana 3 SMKN 2

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menghasilkan produk berupa modul pembelajaran materi evolusi kelas XII tipe soal HOTS dengan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Students Team

Modul Ajar PJOK Kelas 1 SD/MI Fase A Kebugaran Jasmani Kurikulum

Modul Ajar Matematika Kelas 1 SD/MI Fase A Kurikulum