Tahap- tahap dalam studi waktu
2. Tentukan jumlah siklus kerja (ukuran sampe, n) yang akan diamat. Jumlah siklus kerja bergantung pada deviasi standar dari waktu yang diamati, ketelitian dan tingkat kepercayan yang diinginkan.
Waktu normal diartikan sebagai waktu yang diperlukan ntuk menyelesaikan elemen-elemen tugas yang pentin, dan bekerja pada kecepatan yang normal. 5. Tetapkan faktor kelonggaran (AF, allowance factor)
Faktor kelonggaran diperlukan untuk mencakup interupsi/penundaan yang terjadi karena keperluan pribadi pekerja (untuk minum, ke kamar mandi, atau istirahat karena letih) dan penundaan yang tidak bisa dihindari(seperti mesin/peralatan rusak, materal terlambat, aau gangguan listrik). Faktor kelonggaran dihitung sebagai proprsi dari waktu kerja yang hilang karena penundan tersebut, yang dinyatakan dalam persen
6. Selajutna hitung waktu sandar (ST, standard time) dengan rumus : ST= NT
1−AF
Dengan demikian, waktu standar yang dipakai sebagai acuan dalam suatu proses produksi telah mengakomodasi rata-rata kemampuan karyawan serta toleransi waktu yang diperlukan untuk kepentingan pribadi karyawan dan masalah teknis yang mungkin timbul.
Studi waktu dapat dicapai dengan cara menganalisis pekerjaan, standardisasi metode dan membuat studi waktu secara terus-menerus (Karanjkar, 2008 dalam Cevikcan, et al., 2012). Penentuan tempo pekerja sangat penting untuk memperolah studi waktu yang akurat. Di dalam literatur tardapat berbagai macam tipe metode yang digunakan untuk menentukan rating. Yang paling utama, yang disebutkan oleh Reddy (2002) dalam Cevikcan, et al. (2012) yaitu : performance rating, skill and effort rating, Westinghouse system of rating, synthetic rating, objective rating dan physiological evaluation of performance level.
dua tingkatan (lebih tinggi atau lebih rendah). Seorang pekerja dievaluasi berdasarkan tabel Westinghouse dan diperoleh performance rating (Cevikcan, et al., 2012).
Herjanto, Eddy. 2011. Manajemen Operasi, Edisi Ketiga. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.