• Tidak ada hasil yang ditemukan

MIKROKONTROLER AT89S51 SEBAGAI PENGENDAL docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MIKROKONTROLER AT89S51 SEBAGAI PENGENDAL docx"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MIKROKONTROLER AT89S51™ SEBAGAI PENGENDALI

PENGIRIMAN INFORMASI KEBAKARAN MELALUI TELEPON

SELULER.

Eri Prasetyo, Wahyu K.R. dan Riko Aprihadi

Universitas Gunadarma

tambahan, diantaranya adalah detektor asap sebagai pendeteksi asap jika terjadi kebakaran, mikrokontroler dan dua buah telepon seluler yang menggunakan jaringan GSM. Dengan sistem ini dapat mendeteksi kumpulan-kumpulan asap diatas 50°C dan mengirimkan informasi data (SMS) yang berisi “kebakaran” kepada nomor telepon seluler yang telah terprogram didalam mikrokontroler AT89S51. Dimana sistem ini dilengkapi dengan feed back untuk menyalakan buzzer dengan mengirimkan SMS balasan yang isinya berupa huruf “B”.

Kata Kunci : Detektor Asap, Mikrokontoler AT89S51, Komunikasi Serial, GSM Pendahuluan

Kemajuan teknologi yang semakin pesat, membuat kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan praktis. Kemajuan teknologi tersebut salah satu diantaranya adalah teknologi mikrokontroler. Penggunaan mikrokontroler akhir-akhir ini telah meluas ke segala bidang. Penggunaannya tidak hanya pada bidang komputer saja, tetapi juga telah digunakan pada peralatan-peralatan elektronik lainnya, misalnya perangkat yang bisa kita lihat sehari-hari, seperti telepon seluler, televisi, mesin cuci bahkan sampai ke instrument ruang angkasa. Mikrokontroler itu sendiri merupakan suatu komponen elektronika yang jika diberikan data masukan (input), memproses data masukan (input) tersebut, dan kemudian mengeluarkan hasil (output) dari data yang diproses tadi.

Teknologi lainnya adalah media yang digunakan dalam suatu hubungan telekomunikasi. Teknologi komunikasi jarak jauh sekarang ini tidak hanya menggunakan suatu kabel sebagai medianya, tetapi teknologi tanpa kabel yang biasa disebut dengan wireless sudah menjadi hal umum. Contoh teknologi tersebut adalah telepon seluler yang sudah berkembang sangat pesat, dimana hampir setiap orang mengunakan telepon seluler dalam berkomunikasi.

(2)

Didalam paper ini dibahas bagaimana merancang suatu sistem pemantau atau pendeteksi pada suatu ruangan (rumah/gedung) bila terdapat asap yang mengindikasikan terjadinya suatu kebakaran dengan menggunakan mikrokontroler. Mikrokontroler lewat telepon seluler didalam sistem memberikan informasi kepada pemilik ruangan, melalui pesan pendek (SMS) ke telepon seluler pemilik ruangan tersebut. Dan pemilik ruangan tersebut dapat menyalakan alarm lewat sms balik.

Landasan Teori

Detektor Asap (Smoke Detector)

Detektor asap merupakan sebuah produk yang dirancang untuk suatu bangunan (rumah atau gedung), yang bekerja untuk mendeteksi kumpulan-kumpulan asap. Agar manusia dapat mengetahui lebih cepat jika terjadi suatu kebakaran, sehingga dapat meminimalisir kerugian-kerugian yang diakibatkan dari kebakaran tersebut.

Detektor asap ini mempunyai beberapa sifat, diantaranya adalah [4]: 1. Sangat sensitif terhadap asap.

2. Jika supply yang masuk salah polaritas, tidak akan rusak.

3. Dapat dihubungkan lebih dari satu detektor asap secara bersama-sama.

Pada gambar 2.1 menunjukkan salah satu bentuk dari beberapa jenis detektor asap, yaitu Ionization Smoke Detector HC-202D.

Gambar 1 Ionization Smoke Detector HC-202D [4]

Detektor asap yang digunakan dalam alat yang dibuat adalah jenis detektor yang banyak dijual dipasaran, yaitu Ionization Smoke Detector (model : HC-202D). Spesifikasi dari detektor asap tersebut adalah seperti tabel 1.

Tabel 1. Spesifikasi Smoke Detector [4]

Model Ionization Smoke Detector HC-202D

Tegangan nominal 24 volt (DC)

Batasan tegangan masukan 18 volt s/d 28 volt (DC)

Suhu normal ruangan -15˚C s/d 50˚C

Ukuran 103 mm x 47 mm

(3)

Detektor seperti ini cocok untuk instalasi di tempat-tempat seperti pintu masuk tangga rumah, koridor, aula/ruangan lift, ruang dalam rumah, dan lain lain. Skema rangkaian dalam pemasangan lebih dari satu detektor asap ditunjukkan pada gambar 2. yang terhubung pada adaptor.

Gambar 2. Pemasangan Kawat Dengan LED [4]

Mikrokontroler AT89S51

Adapun mikrokontroler tipe AT89S51 yang kompatibel dengan produk MCS-51, yang diproduksi oleh ATMEL dengan teknologi memori yang tidak dapat hilang dan densitas tinggi, dimana penggunaannya cukup luas. AT89S51 memerlukan daya yang rendah dengan penampilan yang baik dengan menggunakan pengisi sistem yang dapat diprogram dengan mudah melalui ISP Memory Flash. Instruksi program dan model pin tidak beda dengan standar AT80C51. Komputer dengan mikrokontroler dapat berhubungan secara langsung hanya dengan menggunakan kabel antar muka (konektor paralel). Dengan ISP Memory Flash mengijinkan program yang telah dibuat dapat diganti dengan program yang baru dengan cara menghapus data yang ada pada mikrokontroler lalu mengisi dengan program baru. Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ini adalah sebagai berikut [5]:

1. 4 Kbytes ISP (In- System Programmable) Memory Flash. 2. 8 bit CPU

3. 32 jalur I/O (Input/Output) yang dapat diprogram. 4. Dua buah timer/counter 16 bit.

5. Full DuplexSerial Port UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter). 6. 128 x 8 bit RAM internal.

7. 4 Kbyte EPROM ( Erasable and Programmable ROM). 8. Chip Oscillator.

9. Enam sumber sistem interupsi. 10. Watchdog Timer.

11. Daerah operasi 4-5 Volt. 12. Daerah frekuensi 0-33 MHz. 13. Waktu pengisian program singkat. 14. Program ISP sangat fleksible.

(4)

Gambar 4. Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S51 [5]

Short Message Service Centre (SMSC)

Short Message Service merupakan salah satu fitur yang disediakan dalam komunikasi seluler berupa pesan pendek, yang ditetapkan standart ETSI, pada dokumentasi GSM 3.40 dan GSM 3.38.

Pada saat mengirim pesan melalui SMS dari pesawat telepon seluler, pesan tersebut tidak akan langsung dikirim ke telepon seluler tujuan, melainkan akan dikirim terlebih dahulu ke SMSC, yang secara fisik dapat berwujud sebuah PC biasa. Setelah SMSC menerima pesan SMS dari pengirim, maka SMSC akan langsung mengirimkan pesan SMS tersebut ke telepon seluler yang dituju oleh pengirim, seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.

Gambar 5. Blok Diagram Cara Kerja SMS [2]

(5)

Tabel 3. Daftar SMS Centre [2]

Operator GSM No. SMSC

Telkomsel 6281100000

Satelindo 62816124

IM3 62855000000

Exelcomindo 62818445009

Mengirim SMS

Pada operasi mengirim dan menerima SMS, dapat digunakan dengan dua mode yaitu mode teks dan mode PDU (Protocol data Unit).

Mode PDU (Protocol Data Unit) adalah format pesan dalam hexadecimal octet dan semidecimal. Kelebihan menggunakan mode PDU adalah dapat melakukan encoding sendiri yang tentunya harus pula didukung oleh hardware dan operator GSM, melakukan kompresi data, menambahkan nada dering dan gambar pada pesan yang akan dikirim.

SMS Submit PDU (Mobile Originited)

SMS Submit PDU adalah pesan yang dikirim dari terminal ke SMS-Center dalam format PDU. Gambar 6. menunjukkan sebuah skema format SMS Submit PDU.

Gambar 6. Skema Format SMS Submit PDU [2]

Pada tabel 4. dibawah ini merupakan sebuah format dari SMS Submit PDU.

Tabel 4.

Format SMS Submit PDU

Pesan “kebakaran”

PDU

(6)

SCA (Service Centre Address), memiliki tiga komponen utama yaitu : Len, Type of Number dan BCD Digits, yang mana penjelasannya terdapat pada tabel 5.

Tabel 5.

Penjelasan SCA (SMS Submit) [2]

Octet Keterangan Nilai

Len Panjang informasi SMSC dalam octet 00

Type of number Type of address dari SMSC 81 h= local

format 91h = international format <none> BCD Digits Nomor SMSC, jika panjangnya ganjil, pada

akhir karakter tambahkan OF hexa

<none>

Oleh karena panjang dari SMSC adalah 0, bagian-bagian yang lain dapat diabaikan. SMSC yang digunakan adalah SMSC yang terdapat pada SIM Card berdasarkan perintah “AT+CMGS”. Pada tabel 6. berikut merupakan contoh penulisan nomor SMSC untuk masing-masing operator.

Tabel 6.

Nomor SMSC Dalam Format PDU [2]

Operator Nomor SMSC Format dalam PDU

Satelindo 62816124 05 91 26 18 16 42 Exelcomindo 62818445009 07 91 26 18 48 54 00 F9 Telkomsel 6281100000 06 91 26 18 01 00 00 IM3 62855000000 05 91 26 58 05 00 00 F0

PDU (Protocol Data Unit) Type, nilai default dari PDU untuk SMS Submit adalah 01h. Pada contoh di atas, PDU Type-nya adalah 11 yang memiliki arti yang tersebut pada tabel 7.

Tabel 7. Nilai Default

PDU [2]

Bit no. 7 6 5 4 3 2 1 0

Nama RP UDHI SRR VPF VPF RD MTI MTI

Nilai 0 0 0 1 0 0 0 1

MR (Message Reference), nomor referensi ini dibiarkan dulu 0, jadi bilangan hexa-nya 00. nanti akan diberikan sebuah nomor referensi otomatis oleh telepon seluler/alat SMS gateway. Jadi pada contoh di atas MR adalah 00.

DA (Destination Address), penulisan format Destination Address sama dengan original address. Pada tabel 8. merupakan penjelasan dari Destination Address.

Tabel 8. Penjelasan Destination Address

(7)

Len Panjang nomor destination address ganjil, pada akhir karakter tambahkan OF hexa

803181828202

PID (Protocol Identifier), nilai default dari PID, sebagai berikut : 0 = 00 = dikirim sebagai SMS.

1 = 01 = dikirim sebagai telex. 2 = 02 = dikirim sebagai fax.

Dalam hal ini, untuk mengirim dalam bentuk SMS tentu saja kita memakai 00. DCS (Data Coding Scheme), terdiri dari dua jenis, yaitu :

1. Skema 7 bit, ditandai dengan angka 0 sampai 00.

2. Skema 8 bit ditandai dengan angka lebih besar dari 0 diubah ke hexa.

Kebanyakan telepon seluler/SMS gateway yang ada dipasaran sekarang menggunakan skema 7 bit, sehingga pada contoh diatas menggunakan DCS 00.

VP (Validity Period), merupakan jangka waktu sebelum SMS expired. Jika bagian ini di skip, itu berarti kita tidak membatasi waktu berlakunya SMS. Sedangkan jika kita isi dengan suatu bilangan integer yang kemudian diubah kepasangan hexa tertentu, bilangan yang kita berikan tersebut akan mewakili jumlah waktu validitas SMS tersebut. Pada contoh diatas, VP-nya adalah AA, atau 170d, 170-166 = 4 hari. Rumus untuk menghitumg waktu validitas SMS tersebut dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Validity Period

[2]

Nilai VP Nilai Validitas Periode

0-143 (VP+1)x45 menit (berarti : interval 5 menit s/d 12 jam) 144-167 12 jam+ (TP-VP-143)x 30 menit

168-196 (VP-166)x 1 hari 197-255 (VP-192) x 1 minggu

Agar SMS pasti terkirim sampai ke telepon seluler penerima, sebaiknya tidak memberikan batasan waktu valid-nya.

UDL (User Data Length), merupakan panjang isi SMS (jumlah huruf dari isi). Pada contoh di atas, User Data Length-nya adalah 09 (9 angka).

UD (User Data), untuk telepon seluler/SMS gateway berskema encoding 7 bit, jika kita mengetikkan suatu huruf dari keypad-nya, berarti kita telah membuat 7 angka 1/0 berurutan. Ada dua langkah yang dilakukan untuk mengkonversikan isi SMS, yaitu :

1. Mengubah isi SMS menjadi kode 7 bit. Dimana pada contoh diatas isi pesannya adalah “kebakaran”.

Bit 765 4321

(8)

e 110 0101

2. Mengubah kode 7 bit (septet) menjadi 8 bit (octet), yang mewakili pasangan heksa. Pada setiap octet, jika jumlah bit kurang dari 8 , maka diambil dari bit paling kanan pada septet selanjutnya dan digabungkan pada bagian kiri septet sebelumnya. Seperti pada contoh dibawah ini, dimana nomor bit yang dicetak tebal merupakan kode awal dari 7 bit.

E B

Dengan demikian konversi dari 7 bit menjadi 8 bit dari isi pesan “kebakaran” tersebut adalah “EBB238BC0ECBC36E”.

(9)

Di balik tampilan menu message pada sebuah telepon seluler sebenarnya ada AT Command yang bertugas mengirim dan menerima data dari/ke SMS Centre. AT Command dari setiap SMS device dapat berbeda-beda, walaupun pada dasarnya sama.

AT Command digunakan untuk berkomunikasi dengan terminal melalui serial port pada komputer. Dengan AT Command, kita dapat mengetahui besarnya suatu sinyal dari terminal, mengirim pesan, menambahakan item pada buku alamat, mematikan terminal dan fungsi-fungsi lainnya. Setiap vendor biasanya memberikan suatu referensi tentang daftar AT Command yang tersedia.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah dengan membuat desain sebuah sistem baik secara hardware maupun software. Mengimplementasikan desain yang telah dibuat tersebut, selanjutnya dilakukan beberapa uji coba sistem tersebut secara keseluruhan dan mengambil data-data yang diperlukan.

Prosedur pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. mendesain dan membuat perangkat keras yang dibutuhkan. 2. mendesain dan membuat perangkat lunak yang dibutuhkan. 3. menguji coba sistem keamanan yang dihasilkan dengan cara:

a. memasang sistem sensor yang dihasilkan di suatu ruangan b. memasang sistem keamanan mikrokontroler di suatu ruangan c. Membuat asap didalam ruangan

d. Mengamati fungsi sistem

Pembahasan

Perancangan sistem

Dalam perancangan alat ini meliputi dua bagian, yaitu perangkat keras dan perangkat lunak.

Perangkat keras, terdiri dari detektor asap, mikrokontroler AT89S51, kabel konektor serial, dua buah

pesawat telepon seluler dan buzzer. Sedangkan perangkat lunak berisikan program komunikasi

antara mikrokontroler dengan telepon seluler, dimana program tersebut telah diprogram dalam

mikrokontroler AT89S51.

(10)

Gambar 7. Blok Diagram Alir Sistem

Perancangan Mikrokontroler

Mikrokontroler yang digunakan pada alat ini sudah dalam bentuk sistem minimum, yang terdiri

atas IC mikrokontroler, empat port I/O 10 kaki (8 bit data beserta Vcc dan ground), satu port ISP

(In-System Progamming), rangkaian osilator (dengan frekuensi ±12 Mhz), port ALE dan PSEN dua kaki

serta tombol RESET. Dengan internal program memory sebesar 4 Kbyte dan internal data memory

sebesar 128 RAM.

Port 3.0 dan port 3.1 digunakan sebagai masukkan ke IC MAX 232, port 3.2 dari

mikrokontroler terhubung ke detektor asap (terminal 4) yang digunakan sebagai masukkan

mikrokontroler. Port 2.0 yang terhubung ke buzzer, digunakan untuk menyalakan alarm, seperti yang

terlihat pada gambar 8.

(11)

RS-232

Komunikasi serial relatif lambat dan melibatkan interupsi untuk mengetahui apakah pengiriman maupun penerimaan data telah selesai atau belum. Alamat interupsi serial yang disediakan oleh MCS-51 adalah 23H. Alamat ini tidak membedakan apakah interupsi yang terjadi adalah interupsi setelah pengiriman data selesai atau interupsi oleh adanya penerimaan data. MCS-51 menyediakan flag untuk membedakan asal interupsi tersebut. Flag R1 akan di-set apabila ada data yang siap untuk dibaca berada pada register SBUF. Sementara jika data yang berada pada SBUF telah selesai dikirim, flag TI akan di-set.

Register SBUF adalah register tempat data serial akan dikirimkan, atau tempat dimana data serial diterima. Secara fisik register ini ada dua, tetapi memiliki alamat yang sama. Register yang satu hanya terlibat dalam proses pengiriman data, sementara register yang lain hanya terlibat dalam proses penerimaan data. Jadi, program assembly seperti:

mov SBUF, A mov B, SBUF

tidak akan menghasilkan B sama dengan A. Perintah tersebut akan diartikan sebagai pengiriman data pada register A melalui kabel serial, dan pengambilan data yang diterima secara serial ke dalam register B.

Pengiriman data ke SBUF yang terlalu cepat akan mengakibatkan data yang terkirim rusak dan tidak dapat dibaca oleh si penerima. Metode yang paling aman untuk proses pengiriman dan penerimaan data serial adalah dengan menyediakan buffer untuk kedua proses tersebut. Data yang dikirim tidak langsung ke SBUF, melainkan ke buffer. Demikian juga sebaliknya dengan pengambilan data.

Pada gambar 9. menunjukkan rangkaian RS 232 yang digunakan pada perancangan sistem ini, dimana perangkat ini yang menjalankan komunikasi antara mikrokontroler dengan telepon seluler.

(12)

Hardware pada komunikasi serial port dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Data Communication Equipment (DCE) dan Data Terminal Equipment (DTE). Contoh DCE seperti modem, plotter, scanner, sedangkan contoh DTE seperti terminal di komputer. Spesifikasi elektronik dari serial port merujuk pada Electronic Industry Association (EIA) adalah sebagai berikut [3]:

1. “Space” (logika 0) adalah tegangan antara +3V hingga +25V. 2. “Mark” (logika 1) adalah tegangan antara -3V hingga -25V. 3. Daerah antara +3V hingga -3V tidak didefinisikan/tidak terpakai. 4. Tegangan open circuit tidak boleh melebihi 25V.

5. Arus hubungan singkat tidak boleh melebihi 500 mA.

Telepon seluler

Dalam pembuatan alat ini, untuk dapat mengirimkan informasi data yang berbentuk SMS maka memerlukan perangkat pendukung, yaitu telepon seluler Siemens tipe C55, yang memiliki kabel data serial, dimana kabel tersebut terhubung ke port DB9 dan telepon seluler.

Untuk dapat mengetahui isi SMS yang dikirim, maka diperlukan perangkat tambahan satu buah telepon seluler jenis apa saja yang menggunakan sistem jaringan GSM. Perangkat tambahan yang digunakan pada perancangan alat ini adalah telepon seluler NOKIA tipe 6681. Telepon seluler ini juga digunakan untuk membalas (reply) SMS yang telah diterima tadi. Pada gambar 10. menunjukkan duah buah telepon seluler dan kabel data yang digunakan.

Gambar 10. Siemens C55, Kabel Data Serial Dan Nokia 6681

(13)

Gambar 11. Skema Rangkaian Perangkat Keras

Perangkat Lunak

Perangkat lunak atau yang biasa disebut software adalah instruksi-instruksi yang digunakan sebagai sistem suatu operasi agar dapat mengendalikan perangkat keras (hardware). Perangkat lunak ini merupakan suatu pendukung dari perangkat keras.

Untuk dapat mengendalikan sistem pada alat ini, digunakan mikrokontroler AT89S51. Bahasa program yang digunakan adalah bahasa assembler dengan sotfware program 8051 Editor, Assembler, Simulator IDE versi 1.18 produksi AceBus, yang dapat dijalankan pada platform windows dan kompatibel dengan produk MCS-51. Seperti nama softwarenya, kemampuannya adalah sebagai Editor (meng-edit program yang sudah ada secara langsung), Assembler (mengkompilasi program yang sudah ada untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak) dan Simulator (mensimulasi hasil program yang telah jalan, sehingga mengetahui secara jelas urutan deskripsi program yang telah dibuat). Sedangkan dalam pengisian program ke mikrokontroler hanya menggunakan ISP flash memory dan kabel antar muka ISP yang dihubungkan langsung ke komputer (PC) melalui koneksi RS 232. Program ini bertujuan untuk memberikan informasi (berupa SMS) kepada nomor telepon seluler yang telah diprogram di mikrokontroler AT89S51, dan menerima balasan SMS (apakah menyalakan buzzer atau tidak).

Program Mendeteksi Asap

Program ini merupakan program untuk mendeteksi adanya kumpulan-kumpulan asap di daerah sekitar detektor asap. Script atau listing program untuk mendeteksi asap ini dapat terlihat seperti dibawah ini:

mulai:

(14)

Program Mengirim SMS

Program ini merupakan program untuk mengirimkan SMS kepada nomor telepon seluler yang telah terprogram di mikrokontroler AT89S51 jika detektor asap sudah dapat mendeteksi kumpulan-kumpulan asap dan mengirimkan sinyal alarm ke mikrokontroler. Listing program dari program

Isi SMS yang akan dikirim tersebut adalah “kebakaran”. Dan isi dari SMS serta nomor telepon seluler yang dituju itu pun telah terprogram didalam mikrokontroler AT89S51. Berikut merupakan listing program yang dari isi SMS dan nomor tujuan:

smsKirim: db"0001000CA1803181828202000009EBB238BC0ECBC36E",0

Program Menerima SMS Dan Bunyi Buzzer

(15)

program_baca:

Untuk pengujian ini digunakan detektor asap (HC-202D), yang merupakan sebuah komponen yang dapat mendeteksi ada atau tidaknya kumpulan-kumpulan asap didalam suatu ruangan. Batas tegangan masukan yang diperbolehkan antara 18 VDC s/d 28 VDC.

(16)

pada saat percobaan. Pada gambar 12. merupakan cara pengukuran yang dilakukan pada detektor asap.

Gambar 12. Pengukuran Detektor Asap

Sedangkan hasil dari pengukuran yang dilakukan terhadap detektor asap dapat terlihat pada tabel 10.

Tabel 10.

Pengukuran Suhu Detektor Asap

Percobaan Suhu Detektor asap Vout

(DC)

1 35ºC Off 0 volt

2 40ºC Off 0 volt

3 45ºC Off 0 volt

4 48ºC Off 0 volt

5 50ºC Off 0 volt

6 52ºC On 5 volt

7 55ºC On 5 volt

Pengujian Alat Keseluruhan

(17)

Gambar 13. Skema Rangkaian Pengujian Alat

Cara lain yang dapat dilakukan dalam pengujian ini adalah dengan menggunakan sebuah tombol sebagai pengganti masukan dari detektor asap. Dimana pada input ini diberikan masukan tegangan sebesar 12 volt DC. Dan output dari port DB9 terhubung ke CPU melalui kabel serial. Sehingga jika tombol pengganti tersebut ditekan, maka tampilan pada layar monitor akan tampak pada gambar 14, yang menandakan bahwa simulasi pengiriman SMS telah dikirim.

Gambar 14. Tampilan Program Pada Layar Monitor

Pada gambar 15. dibawah ini menunjukkan photo pengujian alat secara keseluruhan.

(18)

Penutup

Setelah alat yang dirancang terealisasi, dan dilakukan uji coba maka dapat diambil beberapa kesimpulan dengan melihat dari proses pengukuran, diantaranya adalah :

1. Komponen/bagian detektor asap akan bekerja pada suhu diatas 50ºC.

2. Rangkaian mikrokontroler akan bekerja jika terdapat tegangan masukan sebesar ± 5 volt DC, sehingga dapat segera mengirimkan SMS yang telah terprogram didalam mikrokontroler tersebut. 3. Buzzer akan menyala jika telepon seluler Siemens C55 mendapatkan balasan SMS yang

berisikan huruf “B”.

4. Alat ini dapat memberikan informasi jika terjadi kebakaran kepada pemilik ruangan melalui telepon selulernya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudjadi, Teori dan Aplikasi Mikrokontroler, Graha Ilmu, 2005.

2. Ir. Bustam Khang, Trik Pemrograman Aplikasi Berbasis SMS, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002.

3. Widodo Budiharto S., Si., M.Kom., Elektronika Digital dan Mikroprosesor, Andi, Yogyakarta, 2005. 4. http://www.smoke detector.com, Ionization Smoke Detector HC-202D.

Gambar

Gambar 1 Ionization Smoke Detector HC-202D [4]
Gambar 2. Pemasangan Kawat Dengan LED [4]
Gambar 4. Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S51 [5]
Gambar 6. menunjukkan sebuah skema format SMS Submit PDU.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) Nomor:BA-085/ULPD/WI.2/2016 Tanggal 26 April 2016 dan Penetapan Pemenang oleh Kelompok Kerja (Pokja) ULPD Kementerian Keuangan

Chalid Maulana: Sistem Pengendalian Intern Kas pada PT.. (Persero) Pelabuhan Indonesia I

Analisis Pengujian Dimensi Empathy Pada Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen..... Analisis Pengujian Dimensi Kualitas Layanan

Bupati Serang Taufik Nuriman mengungkapkan pembangunan Pabrik Aqua Danone akan dilanjutkan, menurutnya surat izin lokasi untuk pembangunan perusahaan sudah diterbitkan

Subjek penelitian adalah kelas VIII-H sebagai kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar matematika berkarakter dan kelas VIII-I sebagai

andong terhadap Ascaridia galli dan mengetahui kandungan senyawa aktif dalam infusa daun andong yang terduga mempunyai daya antihelmintik. Data yang diperoleh

Metode ini digunakan untuk memperkirakan nilai data curah hujan yang hilang di stasiun tertentu dengan membandingkan data curah hujan di stasiun lainnya... 2.3.3

Teknik Non-Tes dalam Memahami Kesulitan Belajar Peserta Didik. Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar

Cowpea Vigna unguiculata Bambara groundnut Vigna subterranean Mung bean Vigna radiate Marama bean Tylosema esculentum Nutritional and health benefits of indigenous pulses •