• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alarm sms keamanan ruang berbasis mikrokontroler at89s51 146

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Alarm sms keamanan ruang berbasis mikrokontroler at89s51 146"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya

Program Diploma III Ilmr Komputer

Disusun Oleh :

PANJI HESTU P

NIM. M3307057

PROGRAM DIPLOMA III ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

ii

PANJI HESTU P

NIM. M3307057

Tugas Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan

Di hadapan dewan penguji

Pada tanggal 25 Juni 2010

Pembimbiming Utama

Artono Dwijo Sutomo, S.Si,M.Si

(3)

iii

PANJI HESTU PUTRANTO

NIM. M3307057

Di bimbing oleh

Pembimbing Utama

Artono Dwijo Sutomo, S.Si,M.Si

NIP. 19700128 199903 1 001

Tugas Akhir ini telah diterima dan disahkan oleh

Dewan Penguji Tugas Akhir Diploma 3 Ilmu Komputer

Pada Hari__________tanggal__________

Dewan Penguji

1.

Penguji 1 Artono Dwijo Sutomo, S.Si,M.Si

( )

NIP. 19700128 199903 1 001

2.

Penguji 2 Agus Purbayu, S.Si

(

)

NIDN. 0629088001

3.

Penguji 3 Fendi Aji Purnomo, S.Si

( )

NIDN. 0626098402

Disahkan Oleh :

a.n. Dekan Fakultas MIPA UNS

Ketua Program Studi

Pembantu Dekan I

Program Diploma III Ilmu Komputer

(4)

iv

Rising crime and the increasingly rapid advances in technology, will make

people need a security system that works in a conducive, enabling owners to reduce

or to prevent these crimes, so owners need not fear going outside his house to become

victims of crime are detrimental to the owner side.The aim of this thesis is to design

an SMS Alarm Security System for Space-Based Microcontroller AT89S51.

This tool use AT89S51 microcontroller as its main controller. As the inputs it

was used infrared sensors comprising transmitters and receivers. AC lighting device

was used as an indicator of the circuit.

The result from the manufacture of SMS Alarm Security Space-Based

Microcontroller AT89S51 has been a tool that can be used to secure the room with an

alarm SMS. AT89S51 microcontroller serves as the main controller in the processing

of SMS sending. AC is used as indicator lights on infrared sensors.

(5)

v

Surakarta.

Meningkatnya kriminalitas dan semakin pesatnya kemajuan teknologi,

sehingga diperlukan suatu sistem keamanan yang bekerja secara kondusif,

memudahkan pemilik dalam mengurangi ataupun mencegah tindakan kriminalitas

tersebut, sehingga pemilik tidak perlu takut akan menjadi korban kriminalitas yang

merugikan dari sisi pemilik.

Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk merancang Alarm SMS Keamanan

Ruang Berbasis Mikrokontroler AT89S51 Sistem alat ini menggunakan

mikrokontroler AT89S51 sebagai pengendali utamanya. Sebagai input digunakan

sensor infra merah yang terdiri transmitter dan receiver. Perangkat lampu AC

digunakan sebagai indikator rangkaia.

Hasil yang didapat dari pembuatan Alarm SMS Keamanan Ruang Berbasis

Mikrokontroler AT89S51 adalah alat tersebut dapat digunakan untuk

mengamankan ruang dengan alarm SMS. Mikrokontroler AT89S51 berfungsi sebagai

pengendali utama pada pemrosesan pengiriman SMS. Lampu AC digunakan sebagai

indikator pada sensor infra merah.

(6)

vi

menyusun laporan tugas akhir yang berjudul “ALARM SMS KEAMANAN

RUANG BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51” ini dengan

sebaik-baiknya.

Laporan tugas akhir ini disusun sebagai pelengkap salah satu syarat

mencapai gelar Ahli Madya Program Diploma III Ilmu Komputer Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuian Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada:

1.

Bapak Prof. Drs. Sutarno, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan FMIPA UNS.

2.

Bapak Drs YS. Palgunadi, M.Sc, selaku ketua jurusan DIII Ilmu Komputer

FMIPA UNS.

3.

Bapak Drs. Syamsurizal selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan

membimbing sehingga selesai tugas akhir ini.

4.

Bapak dan Ibu, penulis ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan

do’anya.

5.

Teman-teman seperjuangan ”D3 Teknik Komputer Universitas Sebelas Maret

angkatan 2007” yang telah memberi semangat dan bantuan pada penulis.

Semua pihak yang telah membantu baik materiil maupun spiritual yang

tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Penulis menyerahkan semua proses penulisan tugas akhir ini hanya kepada

Allah Ta’ala dan Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang berkepentingan.

Surakarta, Juni 2010

(7)

vii

HALAMAN PENGESAHAN……….. iii

ABSTRACT……….. iv

INTISARI……….. v

KATA PENGANTAR………... vi

DAFTAR ISI………. vii

DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR TABEL………. xi

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1 Latar Belakang………. 1

1.2 Perumusan Masalah………. 2

1.3 Pembatasan Masalah……… 2

1.4 Tujuan dan Manfaat………. 2

1.5 Metodologi Penelitian………... 2

1.6 Sistematika………... 3

BAB II LANDASAN TEORI……… 4

2.1 Power Supply………... 5

2.2 Sensor Infra Merah……….. 7

2.3 Mikrokontroler MCS-51……….…….. 12

2.4 BT 151……….. 18

2.5 MOC 3021………... 19

2.6 Telepon Selular………... 19

2.7 SMS dan PDU………... 22

2.8 Bahasa Assembly..………... 25

(8)

viii

3.1.3 Alat Pendukung………..……….. 32

3.2 Perancangan Sistem……… 33

3.3 Perancangan Perangkat Keras………... 34

3.4 Perancangan Program Assembly……… 36

3.5 Rancangan Sirkuit PCB……….. 38

3.6 Tahap Penyelesaian……….. 39

BAB 1V HASIL DAN PENGUJIAN………..………. 40

4.1 Pengujian Hardware……… 40

4.1.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler……… 40

4.1.2 Pengujian Handphone……… 41

4.1.3 Pengujian Infra Merah………42

4.1.4 Pengujian Lampu AC……….44

4.2 Konversi ke PDU………. 45

4.2 Pemasukan Program Assembly ke Mikrokontroler AT89S51….46

4.3 Listing Program………49

BAB V PENUTUP……… 50

5.1 Kesimpulan……….. 50

5.2 Saran………... 50

DAFTAR PUSTAKA

(9)

ix

2.

Gambar 2.2 Transformator ……….………. 4

3.

Gambar 2.3 Penyearah Gelombang Penuh ……..……… 5

4.

Gambar 2.4 Regulator IC 7812 dan 7805……… 6

5.

Gambar 2.5 Rangkaian Sensor Infra Merah ………. 8

6.

Gambar 2.6 Led Sensor Inframerah …..……….. 8

7.

Gambar 2.7 Blog Diagram IC LM5555……….. 9

8.

Gambar 2.8 Susunan Internal dari Sebuah Timer 555……… 10

9.

Gambar 2.9 Rangkaian Penerima Infra Merah………. 11

10.

Gambar 2.10 Timing Diagram Penerima……….. 11

11.

Gambar 2.11 Susunan Mikrokontroler ……….. 12

12.

Gambar 2.12 Konfigurasi Pin AT89S51 ……….. 17

13.

Gambar 2.13 Blog Diagram AT89S51 ……….. 17

14.

Gambar 2.14 Simbol dan Gambar Triac………. 18

15.

Gambar 2.15 MOC 3021 ……… 19

16.

Gambar 2.16 Diagram blok telepon selular……….. 20

17.

Gambar 2.17 Handphone SE T230……… 21

18.

Gambar 2.18 Konektor SE……… 21

19.

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Alarm SMS Keamanan Ruang 33

20.

Gambar 3.2 rangkain catu daya………..

34

21.

Gambar 3.3 Minimum Rangkaian AT89S51 ……… 35

22.

Gambar 3.4 Rangkaian Sensor IR……….

35

23.

Gambar 3.5 Rangkaian Lampu Indikator………

36

24.

Gambar 3.6 Rangkaian Selular……….

36

25.

Gambar 3.7 Flowchart cara kerja sensor keamanan………..

37

(10)

x

30.

Gambar 4.4 Rangkaian Lampu Indikator AC……….. 44

31.

Gambar 4.5 Tampilan PDU Converter………. 45

32.

Gambar 4.6 Hasil Konversi ke Heksadesimal……….. 45

33.

Gambar 4.7 Proses konversi dari .asm ke .hex……….

46

34.

Gambar 4.8 Proses konversi dari .asm ke .hex sukses…………..

46

35.

Gambar 4.9 Proses loading smsalarm.hex……… 47

36.

Gambar 4.10 Proses loading smsalarm.hex selesai ……….. 47

37.

Gambar 4.11 Proses pemasukan smsalarm.hex ke dalam memori IC

AT89S52………. 47

(11)

xi

3.

Tabel 2.3 Perintah AT Command………... 24

4.

Tabel 2.4 Perintah AT-Command untuk setting pengiriman SMS.. 25

5.

Tabel 4.1 hasil Pengujian handphone sistem……….. 41

(12)

1.1 Latar Belakang

Semakin meningkatnya kebutuhan ekonomi, bersamaan dengan harga-harga kebutuhan pokok yang melonjak naik. Mengakibatkan sebagian dari masyarakat terhimpit dan terpaksa melakukan tindakan kriminal sebagai pilihan.

Meningkatnya kriminalitas dan semakin majunya teknologi, sehingga diperlukan suatu sistem keamanan yang bekerja secara simple tanpa gangguan jarak, memudahkan pemilik dalam pemanfaatan dimana masih memandang tujuan penting dalam mengurangi ataupun mencegah tindakan kriminalitas tersebut, agar tercipta rasa aman bagi pemilik. Sistem ini dapat diterapkan pada rumah-rumah, museum, toko perhiasan atau ruang-ruang yang dirasa memungkinkan terjadi tindak kejahatan.

Keamanan ruang berbasis AT89S51 yang memanfaatkan SMS sebagai alarm, merupakan solusi yang tepat agar penjaga ataupun pemilik mendapatkan informasi dini dari pintu mana objek masuk kedalam ruangan, tanpa mengejutkan sang objek. Sehingga sangat memungkinkan untuk objek tertangkap. Penjaga ataupun pemilik juga tidak perlu lagi direpotkan untuk setiap saat memantau keseluruhan ruangan.

Perangkat ini merupakan kombinasi dari rangkaian sensor infrared yang dipasang pada masing-masing pintu dan bila ada objek yang menghalangi sensor (dalam artian pintu terbuka dan menghalagi sensor) maka sensor tersebut akan memberikan input ke mikrokontroller kemudian mikrokontroller memerintahkan handphone yang terpasang untuk mengirimkan peringatan berupa pesan singkat ke nomor penjaga atau pemilik yang telah ditentukan. Sebagai indikator digunakanlah 2 buah LED yang dapat menunjukkan dari mana objek tersebut masuk dalam ruangan. Selain itu juga, digunakan dua buah handphone yang digunakan untuk mengirim dan menerima SMS.

Dari uraian yang telah dikemukakan diatas sehingga penulis mengambil judul “ALARM SMS KEAMANAN RUANG MENGGUNAKAN SENSOR INFRA MERAH BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51”.

(13)

yaitu bagaimana membuat rangkaian Alarm SMS Keamanan Ruang dari tindak Kriminalitas Menggunakan Sensor Infra Merah Berbasis Mikrokontroler AT89S51.

1.3 Pembatasan Masalah

Karena luasnya materi, maka dilakukan beberapa pembatasan masalah, antara lain:

a. Mikrokontroler yang digunakan adalah AT89S51.

b. Menggunakan bahasa pemrograman ASM (assembly) dan PDU. c. Rangkaian menggunakan sensor infra merah sebagai media transmisi. d. Menggunakan Selular sebagai pemberi informasi keamanan suatu ruang.

Tujuan dibuatnya batasan masalah adalah agar pokok-pokok permasalahan yang dibahas tidak melenceng dari topik yang telah diangkat.

1.4 Tujuan dan Manfaat 1.4.1 Tujuan

Tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah untuk membuat rangkaian Alarm SMS Keamanan Ruang Menggunakan Sensor Infra Merah Berbasis Mikrokontroler AT89S51, menggunakan pesan singkat sebagai alarm peringatan dini.

1.4.2 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan Tugas Akhir Alarm SMS Keamanan Ruang Menggunakan Sensor Infra Merah Berbasis Mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai alat bantu pengamanan ruang dari tindak kriminalitas.

1.5 Metodologi Penelitian

Dalam pembuatan dan penyusunan tugas akhir ini, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Perancangan kerja sistem keamanan dari sisi perangkat keras dan perangkat lunak 2. Pembuatan rangkaian mikrokontroler AT89S51 serta rangkaian infra merah. 3. Menguji coba rangkaian yang telah dibuat.

(14)

1.6 Sistematika Laporan

Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini dapat dijelaskan seperti dibawah berikut ini :

1. BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian dan sistematika penulisan laporan.

2. BAB II LANDASAN TEORI

Berisi teori penunjang yang menguraikan tentang teori–teori yang mendukung dari bagian-bagian perangkat atau alat yang dibuat.

3. BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

Berisi hal-hal yang berhubungan dengan perancangan dan pembahasan perangkat keras tentang alat yang dibuat.

4. BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA

Memuat hasil pengamatan dan pembahasan dari hasil pengujian alat yang dibuat.

5. BAB V PENUTUP

(15)

4

Menurut Prima Kurniawan (diakses juni 2010) Power supply merupakan alat

yang digunakan untuk mensupply tegangan pasa rangkaian sensor dan pompa.

Rangkaian power supply terdiri dari beberapa komponen, yaitu: transformer,

penyearah, regulator, kapasitor dan beban. Secara blok diagram dapat dilihat seperti

gambar di bawali ini:

Gambar 2.1 Diagram Blog Power Supply

2.1.1 Transformator

Transformator merupakan alat pemindah daya dari lilitan primer ke sekunder

dengan perubahan arus maupun perubahan tegangan. Besarnya tegangan yang ingin

dihasilkan tergantung dari banyaknya lilitan primer dan sekunder.

Gambar 2.2 Transformator

2.1.2 Dioda Penyearah

Pada penyearah ini digunakan gelombang penuh dengan dua buah diode

(16)

sama dengan penyearah setengah gelombang dan memiliki nilai rata-rata yang lebih

tinggi dari penyearah gelombang penuh dengan dua dioda.

Dioda adalah komponen semikonduktor yaitu dapat berfungsi sebagai

konduktor dan isolator. Dioda dapat menjadi konduktor bila dibias forward (diberi

tegangan maju ) dan menjadi isolator bila dibias reverse (diberi tegangan balik).

Dalam teknik elektronika dikenal satu jenis bahan yang dinamakan bahan

setengah penghantar (semikonduktor). Bahan jenis ini pada dasarnya adalah suatu

bahan penyekat juga, tetapi dengan kenaikkan temperatur (suhu kamar) bahan ini akan

berlaku sebagai penghantar, mempunyai peranan sangat penting dalam teknik

elektronika. Contohnya adalah germanium dan silikon, dua jenis bahan yang menjadi

bahan baku dalam pembuatan dioda dan transistor.

Gambar 2.3 Penyearah Gelombang Penuh

Unsur germanium yang bervalensi empat bila dicampurkan unsur yang

bervalensi tinggi akan menghasilkan suatu bahan yang mempunyai kelebihan elektron.

Hal ini disebabkan pola kristal dari susunan atomnya, sehingga hanya empat buah

elektron atom lain yang diikat, sisa elektron lainnya bergerak bebas menjadi elektron

merdeka (bebas). Dalam hal ini unsur germanium tersebut dinamakan germanium

jenis N, yaitu Germanium yang kaya dengan muatan negatif (kelebihan elektron).

Sebaliknya bila dicampuri dengan unsur lain yang bervalensi lebih rendah,

maka elektron terluar dari atom germanium ada yang tidak mendapat pasangan. Dan

karena pola kristal yang dianutnya, maka salah satu elektron terluarnya seolah-olah

(17)

dapat dianggap sebagai suatu muatan positif. Sehingga hasilnya adalah germanium

jenis P, yaitu germanium yang kaya dengan muatan positif (kelebihan lubang atau

hole).

Sebagaimana diketahui, aliran listrik sebenarnya adalah gerakan electron yang

mengalir pada suatu penghantar, yaitu dari kutub negatif menuju kutub positif. Bila

diandaikan bahwa lubang atau hole juga bergerak, maka dapat dikatakan pula bahwa

aliran listrik adalah gerakan dari hole-hole tersebut, yaitu dari kutub positif menuju

kutub negatif.

Bila bahan germanium jenis P disambungkan dengan jenis N, maka akan

terjadi suatu dioda (p-N junction) dimana germanium jenis P berfungsi sebagai anoda,

sedangkan germanium jenis N berfungsi sebagai katoda.

2.1.3 Regulator

Regulator merupakan rangkaian yang digunakan untuk menjaga tegangan

keluaran tetap stabil meskipun terjadi perubahan tegangan atau pada kondisi beban

yang berubah-ubah. Rangakaian regulator ini telah banyak dibuat dalam bentuk IC,

seperti IC Regulator Tiga Terminal LM 78XX. Besarnya tegangan teregulasi

tergantung dari dua angka setelah nomor seri 78, misalnya 7812 dimana tegangan

keluaran adalah 12 Volt.

(18)

2.2 Sensor Infra Merah

Sensor merupakan sebuah alat yang dapat menghasilkan sinyal-sinyal tertentu

pada kondisi tertentu. Sebagai contoh sensor infra merah akan menghasilkan sinyal

(pulsa elektronik) apabila sinar infra merah yang dikirimkan terhambat oleh sebuah

benda. Sensor digunakan untuk mendeteksi kondisi lingkungan disekitarnya. Sensor

infra merah adalah jenis sensor yang menggunakan sinyal sinar infra merah dalam

bentuk gelombang. Sinar infra merah mempunyai panjang gelombang sekitar 90 x 10

-9

m yang sangat ideal untuk komunikasi jarak dekat.

Cahaya infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan

menggunakan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan tampak pada

spektrum elektromagnetik dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang

cahaya merah. Dengan panjang gelombang seperti ini, maka cahaya infra merah tidak

akan tampak oleh mata, namun radiasi panas yang akan ditimbulkannya masih terasa

atau terdeteksi.

Pada umumnya sensor infra merah terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian

pemancar dan bagian penerima. Sistem sensor ini mengunakan LED infra merah untuk

menghasikan sinar infra merah, dan sebuah penerima sinar infra merah. Untuk

mengaktifkan LED infra merah biasanya diperlukan rangkaian multivibrator monstabil

agar LED dapat bekerja pada frekuensi tertentu. (Amri, diakses Juni 2010)

2.2.1 Pemancar Sensor Infra Merah

Untuk membuat rangkaian pemancar infra merah, dapat di pakai IC 555 untuk

memodulasi LED infra merah pada frekuensi tertentu. Secara umum frekuensi yang di

pakai adalah antara 38 sampai 42 kHz. Untuk mencapai frekuensi ini biasanya

dilakukan dengan mengatur nilai Resistansi (R) dan Kapsitansi (C).

Adapun rangkaian pemancar sensor infra merah yang di pakai adalah

(19)

2.2.2 LED Infra Mer

LED Infra M

elektromagnetik. LED

berkualitas untuk m

membentuk berkas ya

ini akan mengirimkan

merah. Informasi d

menggunakan cahaya

Jalur infra mer

dapat digunakan untu

secara listrik. Dalam h

Gambar 2.5 Rangkaian Sensor Infra Merah

erah

Merah dibentuk dari sebuah bidang temu p

ED infra merah dibuat khusus dengan lensa-len

memfokuskan cahaya infra merah yang d

yang sempit. Berkas yang sempit ini diperlukan

kan cahaya melalui jarak yang jauh ke pend

dapat ditransmisikan ke tempat yang cu

ya infra merah yang diperlengkapi system lensa

erah yang diperlengkapi sistem lensa yang baik

ntuk menggandengkan dua rangkaian yang be

hal ini biasanya berjarak sangat dekat.

Gambar 2.6 Led Sensor Inframerah

pn dalam spectrum

lensa pelindung yang

dihasilkan sehingga

kan dioda infra merah

ndeteksi cahaya infra

cukup jauh dengan

sa yang baik.

aik. Jalur Infra merah

(20)

2.2.3 IC LM555

Menurut Prihono (2009) IC LM555 merupakan salah satu chip rangkaian

terintegrasi paling serbaguna yang pernah diproduksi. Tidak hanya sebagai perpaduan

rangkaian analog dan digital yang rapi, tetapi juga mengaplikasikan yang tidak

terbatas secara firtual didalam dunia generasi pulsa digital. Pada dasarnya alat ini

terdiri dari dua amplifier operasional dan juga elemen bistabil R- S. sebagai tambahan,

sebuah buffer infersi/pembalik. Juga ikut dimasukkan kedalamnya, sehingga arus yang

cukup dapat dikiri ke sebuah beban.

Gambar 2.7 Blog Diagram IC LM5555

Pada Gambar 2.7 skalar transistor tunggal TR1, disediakan alat untuk

melepaskan muatan secara cepat dari kapasitor waktu eksternal. Oleh karena

rangkaian seri R1, R2, dan R3 semuanya memiliki kesamaan nilai, maka tegangan

sumber (Vcc) juga terdistribusi secara merata untuk ketiga resistor tersebut. Sehingga

tegangan input pada non infersi dari ICI adalah sepertiga dari tegangan sumber.

Kemudian jika Vcc adalah 9V, 3V, diantaranya akan muncul pada setiap resistor dan

komarator bagian atas akan memiliki 6V yang diberikan ke input infersinya sementara

komparator bagian bawah akan memiliki 3V pada input non inversinya. (Amri,

(21)

2.8 Susunan Internal dari Sebuah Timer 555

IC 555 standar disimpan dalam sebuah paket DIL 8 pin sumber dan bekerja

dari tegangan sumber antara 4V, 5 V dan 15 V, tentu saja meliputi lisaran normal

untuk perangkat-perangkat TTL (5V) dan oleh karenanya alat ini antara ini secara

ideal sesuai dengan untuk penggunaan dengan rangkaian TTL.

Versi-versi standar timer 555 di bawah ini mudah didapatkan.

a.

Timer 555 (CMOS) daya rendah.

Alat ini merupakan versi CMOS dari IC 555 yang baik pin maupun fungsinya

kompatibel dengan pasangan standarnya. Sesuai dengan teknologi CMOS,

perangkat ini bekerja pada kisaran tegangan sumber yang sedikit lebih lebar (12V

hingga 15V).

b.

IC 555 dual (misalnya NE556A)

Ini merupakan versi dual dari IC 555 standar yang disimpan dalam sebuah paket

DIL 14 pin. Kedua alat ini dapat digunakan seluruhnya secara independen dan

membagi karakteristik-karakteristik listrik yang sama seperti yang ada pada IC 555

standar.

c.

IC 555 dual (CMOS) daya daya rendah (misalnya ICM7556IPA)

Ini merupakan versi dual dari IC 555 CMOS daya rendah yang ada didalam

sebuah paket DIL 14 pin. Kedua perangkat ini sekali lagi dapat digunakan

seluruhnya secara bersamaan dan membagi karakteristik-karakteristik listrik

(22)

2.2.4 Penerima Sensor Infra Merah

Bagian Penerima seperti telah disebutkan sebelumnya, adalah merupakan modul

penerima infra merah yang terdiri dari photo diode yang sudah dilengkapi dengan

rangkaian band pass filter yang hanya melewatkan frekwensi antara 30KHz sampai 50

KHz saja. Modul (IRM-8510) ini terbungkus dengan plat yang terhubung dengan

ground rangkaian untuk melindungi rangkaian dari interferensi noise.

2.9 Rangkaian Penerima Infra Merah

Output dari modul ini berupa logika 0 dan 1 sehingga dapat langsung

dihubungkan ke DST-51 di bagian penerima. Frekwensi 31,6 KHz yang diterima dari

pancaran diode infra merah diubah menjadi logika 0 dan tidak adanya frekwensi

sebagai logika 1 seperti pada timing diagram berikut.

2.10 Timing Diagram Penerima

Dengan adanya rangkaian pemancar dan penerima ini, maka kondisi logika 0

dan 1 pada pin TXD akan diterima pada pin RXD dengan kondisi yang sama pula,

(23)

2.3 Mikrokontroler MCS-51

Menurut Afgianto Putra (2006) Mikrokontroler merupakan suatu IC yang di

dalamnya berisi CPU, ROM, RAM, dan I/O. Dengan adanya CPU tersebut maka

mikrokontroler dapat melakukan proses berfikir berdasarkan program yang telah

diberikan kepadanya. Mikrokontroler tipe Atmel AT89S51 termasuk kedalam

keluarga MCS51 yang merupakan suatu mikrokomputer CMOS 8- bit dengan daya

rendah, kemampuan tinggi, memiliki 8K byte Flash Programable dan Erasable Read

Only Memory (PEROM). Perangkat ini dibuat menggunakan tekologi memori

nonvolatile (tidak kehilangan data bila kehilangan daya listrik). Mikrokontroler

terdiri dari beberapa bagian seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini

(Agfianto Eko Putra, 2004):

Gambar 2.11 Susunan Mikrokontroler

2.3.1 Fitur AT89S51

a.

Kompatibel dengan produk MCS-51.

b.

4K byte In System Programmable Flas Memory, Dapat dilakukan

pemrograman 1000 tulis dan hapus.

c.

Range catu daya 4,0V s/d 5,0V.

d.

Operasi statis: 0 Hz s/d 33 MHz.

(24)

f.

128 x 8 bit RAM internal.

g.

32 Programmable Jalur I/O.

h.

Dua 16 bit Timer/ Counter.

i.

Enam Sumber Interupsi (2 timer, 2 counter, 1 serial, 1 reset).

j.

Full Duplex Serial Channe.l

k.

Low Power Idle dan Mode Power Down.

l.

Watcht Dog Timer.

m.

Dual Data Pointer.

n.

Power Off Flag.

o.

Fast Programming Time.

p.

ISP(In System Programable) Flash Memory.

2.3.2 Konfigurasi Pin AT89S51

Mikrokontroler memiliki pin berjumlah 40. Masing – masing pin mempunyai

kegunaan sebagai berikut:

a. VCC

Berfungsi sebagai sumber tegangan sebesar +5 Volt.

b. GND

Pada kaki berfungsi sebagai pentanahan (ground).

c. Port 0

Port 0, merupakan port I/O 8 bit open drain dua arah. Sebagai sebuah port, setiap

pin dapat mengendalikan 8 input TTL. Ketika logika “1” dituliskan ke port 0,

maka port dapat digunakan sebagai input dengan high impedansi.

Port 0 dapat juga dikonfigurasikan untuk multipleksing dengan address/ data bus

selama mengakses memori program atau data eksternal. Pada mode ini P0 harus

mempunyai pull up.

d. Port 1

Port 1 merupakan port I/0 8 bit dua arah dengan internal pull up. Buffer output port

(25)

maka port ini akan mendapatkan internal pull up dan dapat digunakan sebagai

input. Port 1 juga menerima alamat byte rendah selama pemrograman dan

verifikasi Flash.

Port Pin Fungsi Alternatif:

P1.5 MOSI (digunakan untu In System Programming)

P1.6 MISO (digunakan untu In System Programming)

P1.7 SCK (digunakan untu In System Programming)

e. Port 2

Port 2 merupakan port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull up. Buffer output port

2 dapat mengendalikan empat TTL input. Ketika logika “1” dituliskan ke port 2,

maka port ini akan mendapatkan internal pull up dan dapat digunakan sebagai

input.

f. Port 3

Port 3 merupakan port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull up. Buffer output port

3 dapat mengendalikan empat TTL input. Ketika logika “1” dituliskan ke port 3,

maka port ini akan mendapatkan internal pull up dan dapat digunakan sebagai

input. Port 3 juga melayani berbagai macam fitur khusus, sebagaimana yang

ditunjukkan pada tabel berikut:

Table 2.1 Fitur pada Port 3

Port Pin

Fungsi Alternatif

P3.0

RXD (port serial input)

P3.1

TXD (port serial output)

P3.2

INT0 (interupsi eksternal 0)

P3.3

INT1 (interupsi eksternal 1)

P3.4

T0 (input eksternal timer 0)

(26)

P3.6

WR (write strobe memori data eksternal)

P3.7

WR (read strobe memori program eksternal)

g. RST

Input Reset. Logika high “1” pada pin ini untuk dua siklus mesin sementara

oscilator bekerja maka akan mereset devais.

h. ALE/ PROG

Address Latch Enale (ALE) merupakan suatu pulsa output untuk mengunci byte

low dari alamat selama mengakses memori eksternal. Pin ini juga merupakan input

pulsa pemrograman selama pemrograman flash (paralel) Pada operasi normal,

ALE mengeluarkan suatu laju konstan 1/6 dari frekuensi oscilator dan dapat

digunakan untuk pewaktu eksternal.

i. PSEN

Program Store Enable merupakan strobe read untu memori program eksternal.

j. EA/ VPP

Eksternal Access Enable. EA harus di hubungkan ke GND untuk enable devais,

untuk memasuki memori program eksternal mulai alamat 0000H sampai dengan

FFFFH. EA harus dihubungkan ke VCC untuk akses memori program internal

Pin ini juga menerima tegangan pemrogramman (VPP) selama pemrograman

Flash

k. XTAL1

Input untuk penguat oscilator inverting dan input untuk rangkaian internal clock.

l. XTAL2

(27)

2.3.3 SFR (Special Function Register)

Adalah alamat pada memori RAM internal yang memiliki fungsi khusus.

Apabila tidak memahami fungsi dan pemakaian tiap SFR mka akan kesulitan dalam

pemakaian fitur- fitur mikrokontroler khususnya AT89S51.

Berikut SFR yang dimiliki AT89S51:

1. Akumulator

ACC adalah register akumulator. Mnemonik untuk instruksi spesifik akumulator

ini secara sederhana dapat disingkat sebagai A.

2. Register B

Register B digunakan pada saat opersi perkalian dan pembagian. Selain untuk

keperluan tersebut diatas, register ini dapat digunakan untuk register bebas.

3. Program Status Word

Register PSW terdiri dari informasi status dari program.

4. Stack Pointer

Register Pointer stack mempunyai lebar data 8 bit. Register ini akan bertambah

sebelum data disimpan selama eksekusi push dan call. Sementara stack dapat

berada disembarang tempat RAM. Pointer stack diawali di alamat 07h setelah

reset. Hal ini menyebabkan stack untuk memulai pada lokasi 08h.

5. Data Pointer

Pointer Data (DPTR) terdiri dari byte atas (DPH) dan byte bawah (DPL). Fungsi

ini ditujukan untuk menyimpan data 16 bit. Dapat dimanipulasi sebagai register 16

bit atau dua 8 bit register yang berdiri sendiri.

6. Control Register

Register IP, IE, TMOD, TCON, dan PCON berisi bit- bit control dan status untuk

system interupsi, tomer, counter, dan port serial.

7. Serial Data Buffer (SBUF)

Terdiri dari dua register yang terpisah , yaitu register penyangga pengirim

(28)

Gambar 2.12 Konfigurasi Pin AT89S51

(29)

2.4 BT 151 (Triac)

Triac adalah Triode AC Switc, yaitu thrystor dengan elektrode picu yang

mampu mengalirkan arus bolak- balik (AC). Triac adalah komponen yang tak dapat

ditinggalkan untuk keperluan menghantarkan arus bolak- balik besar tanpa disertai

rugi, dan dengan sarana tegangan kemudi kecil. Keunggulan yang utama adalah

bahwa arah hantarannya tidak berpolaritas: triac menangani tegangan positif maupun

negatif. Pulsa pendek digerbang (G) sudah cukup untuk membuat triac menghantar.

Kalau arus kemudi lenyap, triac tetap menghantar.

Triac dapat dipicu dengan

tegangan polaritas positif dan negatif, serta dapat dihidupkan dengan menggunakan

tegangan bolak-balik pada Gate. Triac banyak digunakan pada rangkaian pengedali

dan pensaklaran. (Sutrisno, diakses Juni 2010)

Gambar 2.14 Simbol dan Gambar Triac

Triac memiliki bagian-bagian penting:

1.

A1 yaitu: terminal utama 1. Biasanya dihubungkan dengan ground, dan pada

BT139 ini pin 1 biasanya ditanahkan.

2.

A2 yaitu terminal utama 2.

3.

Gate yaitu gerbang triac. Tempat terjadinya ledakan pembakaran dan mati

(30)

2.5 MOC 3021

MOC301XM dan seri MOC302XM adalah perangkat optikal driver triac

terisolasi. MOC 3021 terbuat dari LED infra merah yang berbahan gallium arsenide

dimana secara optikal menghubungkan saklar silikon yang berfungsi sebagai triac

driver. Optoisolator ini dapat bekerja pada tegangan 400Volt. Aplikasi optoisolator

yang disarankan oleh pabriknya adalah seagai control solenoid, interface antara

mikrokontroler dengan aplikasi tegangan 115V-220, control motor, saklar relay

elektronik dan dimmer lampu bolam. Bentuk fisik MOC3021 dapat dilihat pada

gambar dibawah. Dapat dilihat pada gambar rangkaian dalam optotriac ini, terdapat

jarak yang berfungsi sebagai pengaman agar bagian yang dialiri tegangan tinggi tidak

bisa meloncat ke bagian yang berhubung dengan tegangan rendah, sehingga bagian

pengontrol aman dan terisolasi dari tegangan tinggi yang dikontrolnya. (Anonim,

[image:30.595.199.425.429.539.2]

diakses Juni 2010)

Gambar 2.15 MOC3021

2.6 Telepon Selular dan Protokol

Menurut Anton (2009) Telepon selular merupakan piranti yang berfungsi

sebagai sarana untuk menyelenggarakan komunikasi antara dua terminal. Prinsip dasar

(31)
[image:31.595.150.482.144.325.2]

Gambar 2.16 Diagram blok telepon selular

Dari diagram blok di atas akan diterangkan secara singkat bagian-bagian utama

dari sistem telepon selular. Pada rangkaian dasar telepon selular terdapat tiga bagian

utama yang saling mendukung yaitu:

a.

Rangkaian Pemanggil (Dialer Circuit)

Rangkaian pemanggil digunakan untuk mentransmisikan informasi nomor

telepon (dialing) ke sentral.

b. Rangkaian Bel (Tone Ringer)

Rangkaian bel bekerja jika ada sinyal bel (ringing) pada telepon selular ketika

mendapat panggilan dari sentral. Pada peralatan ini terjadi sinyal ringing dikontrol

oleh bagian relay detector yang selanjutnya akan memberikan informasi ke bagian

microprosessor.

2.6.1 SONY ERICSSON T230

Dalam perangkat ini digunakan Sony Ericsson tipe T230 untuk terhubung

pada mikrokontroler. Dimana ada jenis handphone lain yang dapat digunakan seperti

Siemens tipe C45, Samsung SGH 600 dan masih banyak tipe yang lain yang masih

(32)
[image:32.595.247.381.188.303.2]

(Heru, diakses Juni 2010)

Gambar 2.17 Handphone SE T230

[image:32.595.206.425.393.434.2]

Konektor handphone SE T230 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.18 Konektor SE

Untuk penggunaan dari masing-masing pin dari konektor di atas dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.2 Pinout Konektor Handphone SE

Pin

Name

Direction

Description

1

ATMS

Audio to mobile

2

AFMS/RTS

Audio from mobile/RTS (connected to

GND in cable?)

3

CTS/ONREQ

--

CTS/Mobile Station On REQuest

(connected to GND in cable?)

4

Data in

Data to mobile (Rx).

[image:32.595.122.512.541.708.2]
(33)

6

ACC in

Accessory control to mobile. Used as Rx

in some models (i.e. T68) for flashing

7

ACC out

Accessory control from mobile/handsfree

sense. Used as Tx in some models (i.e.

T68) for flashing.

8

AGND

--

Audio signal ground + 0V reference

9

Flash

--

Flash memory voltage + Service (shorted

to pin 11 in service cable)

10

DGND

--

Digital ground

11

Vcc

--

DC + for battery charging + External

accessory powering

2.7 SMS dan PDU

2.7.1 SMS (Short Message Service)

SMS (Short Message Sevice) merupakan salah satu layanan pesan teks yang

dikembangkan dan distandarisasi oleh suatu badan yang bernama ETSI (European

Telekomunication Standards Istitute). Sebagai bagian dari pengembangan GSM phase

2. Fitur SMS ini memungkinkan perangkat stasiun digital Digital Cellular Terminal,

seperti ponsel) untuk dapat mengirim dan menerima pesan-pesan teks dengan panjang

sampai dengan 160 karakter melalui jaringan GSM. (Gunawan, diakses 17 Juni 2010)

2.7.2 PDU (Protokol Data Unit)

Dalam proses pengiriman atau penerimaan pasan pendek (SMS), data yang

dikirim maupun diterima oleh stasiun bergerak menggunakan 2 mode yang ada, yaitu

mode teks dan mode PDU (Protokol Data Unit Mode text) adalah cara termudah untuk

mengirim pesan. Pada mode teks pesan yang di kirim tidak dilakukan konversi, teks

yang dikirim dalam bentuk aslinya. Kelemahan dari mode teks ini tidak bisa

(34)

terbatasnya tipe. (Gunawan, diakses Juni 2010)

Dalam mode PDU, pesan yang dikirim berupa informasi dalam bentuk data.

Hal ini akan memberikan kemudahan jika dalam pengiriman akan dilakukan kompresi

data atau akan dibentuk sistem penyandian data dari karakter. PDU tidak hanya berisi

pesan teks saja, tetapi terdapat beberapa metainformasi yang lainnya, seperti nomor

pengirim, nomor SMS Center, waktu pengiriman dan sebagainya. (Gunawan; 2003:

21).

Jenis PDU SMS yang akan digunakan adalah: SMS-penerima (SMS DELIVER)

dan SMS-pengirim (SMS-SUBMIT)

1. PDU Penerima (SMS-Deliver)

SMS Penerima (SMS-DELIVER) adalah pesan yang diterima oleh terminal

dalam bentuk PDU. Pada PDU ini terdapat beberapa meta-informasi yang dibawa,

antara lain:

1. SCA (Service Center Address)

Berisi informasi SMS-Center

2. OA (Orginating Address)

Berisi informasi nomor pengirim

3. DCS (Data Coding Schema)

Berisi informasi skema pengkodean data yang digunakan

4. SCTS (Service Center Time Stamp)

Berisi informasi waktu

5. UD (User Data)

Berisi informasi data-data utama yang dibawa

2. PDU Pengirim (SMS-Submit)

PDU pengirim memiliki informasi-informasi yang sama dengan

PDU penerima, sementara yang berbeda adalah berupa informasi.

1 MR (Message Reference)

Parameter yang mengindikasikan nomor referensi SMS-Pengiriman.

(35)

Berisi informasi nomor alamat yang dituju

3. VP (Validity Period)

Berisi informasi jangka waktu validitas pesan pada jaringan.

2.7.3 Perintah AT (Attention Command)

AT Command berasal dari kata attention command. Attention berarti

peringatan atau perhatian, command berarti perintah atau instruksi. Maksudnya ialah

perintah atau instruksi yang dikenakan pada modem atau handset. Command

diperkenalkan oleh Dennis Hayes pada tahun 1977 yang dikenal dengan “smart

modem”. Modem bekerja pada baud rate 300 bps. (Gunawan, diakses Juni 2010)

Perintah AT Commands digunakan untuk berkomunikasi dengan terminal

(modem) melalui gerbang serial pada komputer. Dengan penggunaan perintah AT

Commands dapat diketahui atau dibaca kondisi dari terminal. Seperti mengetahui

kondisi sinyal, Kondisi baterai, mengirim pesan, membaca pesan, menambah item

pada daftar telepon dan sebagainya (Ferry; 2003: 7) . Pada tabel di bawah ini,

diperlihatkan beberapa jenis perintah AT yang berhubungan dengan penanganan

[image:35.595.164.452.506.614.2]

pesan-pesan SMS.

Tabel 2.3 Perintah AT Command

AT Command

Fungsi

AT+CMGS

Mengirim Pesan

AT+CMGL

Membaca Pesan

AT+CMGF

Format Pesan

AT+CMGD

Menghapus Pesan

Modem ini terdiri dari sederet instruksi yang mengatur komunikasi dan

fitur-fitur di dalamnya. Penggunaan AT Command pada handset telah mempermudah

untuk mengetahui segala informasi yang terdapat pada handset tersebut. Dengan

(36)

lainnya. Selain itu dengan AT Command kita bisa menyetting instruksi atau

mengaktifkan instruksi pada handset untuk melakukan fungsi tertentu, misalnya

melakukan panggilan, mengirim sms, dan sebagainya. Dalam pengakses AT

Command hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan komputer dan

handset telah terhubung melalui port COM (menggunakan kabel R232) atau melalui

COM virtual pada Windows (biasanya menggunakan kabel USB sebagai port COM,

khusus penggunaan kabel USB pastikan bahwa driver kabel tesebut sudah terinstal).

Untuk membaca perintah dari komputer, sebuah handphone memiliki kode sendiri,

[image:36.595.112.517.366.498.2]

yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.4 Perintah AT-Command untuk setting pengiriman SMS

2.8 Bahasa Assembly

Secara fisik, mikrokontroler bekerja dengan membaca instruksi yang

tersimpan di dalam memori. Mikrokontroler menentukan alamat dari memori

program yang akan dibaca dan melakukan proses baca data di memori. Data yang

dibaca diinterprestasikan sebagai instruksi. Alamat instruksi disimpan oleh

mikrokontroler di register, yang dikenal sebagai program counter. Instruksi ini

misalnya program aritmatika yang melibatkan 2 register (Anonim, diakses

Desember 2008).

Mikrokontroler AT89S51 memiliki sekumpulan instruksi yang sangat

(37)

pengalamatan (addressing modes). Mode pengalamatan menjelaskan bagaimana

operand dioperasikan. Bentuk program assembly yang umum ialah sebagai

berikut:

Isi memori ialah bilangan heksadesimal yang dikenal oleh mikrokontroler

yang merupakan representasi dari bahasa assembly yang telah dibuat. Mnemonic atau

opcode ialah kode yang akan melakukan aksi terhadap operand. Operand ialah

data yang diproses oleh opcode. Sebuah opcode bisa membutuhkan 1, 2 atau lebih

operand, kadang juga tidak perlu operand. Sedangkan komentar dapat

menggunakan tanda titik koma (;). Berikut contoh jumlah operand yang berbeda-beda

dalam suatu assembly (http://www.toko-elektronika.com/tutorial/uc2.html diakses

tanggal 15 Juni 2010).

CJNE R5,#22H, aksi ;dibutuhkan 3 buah operand

MOVX @DPTR, A ;dibutuhkan 2 buah operand

RL A ;1 buah operand

NOP ;tidak memerlukan operand

2.9 Instruksi Mikrokontroler AT89S51

Instruksi pada mikrokontroler digunakan untuk menjalankan program

sesuai dengan perintah yang diinginkan. Di bawah ini merupakan instruksi yang

dapat digunakan untuk memprogram mikrokontroler AT89S51

1. ACALL (Absolute Call)

Instruksi ACALL digunakan untuk memanggil sub rutin program

Contoh :

(38)

ACALL TUNDA ; Panggil Procedure penundaan waktu

….

TUNDA: ; Label Tunda

MOV R7,#0FFH ; Isikan Register 7 dengan data 0FFH(255)

2. ADD (Add Immediate Data)

Instruksi ini akan menambah 8 bit data langsung ke dalam isi akumulator

dan menyimpan hasilnya pada akumulator.

Contoh : Add A, #data

Add A, #@R1 ; Add indirect address

Add A, R6 ; Add register

Add A, 30H ; Add memori

3. CJNE (Compare Indirect Address to Immediate Data)

Instruksi ini akan membandingkan data langsung dengan lokasi memori

yang dialamati oleh register R atau Akumulator A. Apabila tidak sama maka

instruksi akan menuju ke alamat kode.

Format : CJNE R,#data,Alamat kode

Contoh:

CJNE R7,#001H,Command( )

MOV A,StepControl

AJMP Command1

4. CLR (Clear Accumulator)

Instruksi CLR akan mereset data akumulator menjadi 00H.

Format : CLR A

5. DEC (Decrement Indirect Address)

Instruksi DEC akan mengurangi isi lokasi memori yang ditujukan oleh

register R dengan 1 dan hasilnya disimpan pada lokasi tersebut.

Contoh: DEC 40H

DEC R7 ; decrement register 6. DJNZ (Decrement Register And Jump If

(39)

Instruksi DJNZ akan mengurangi nilai register dengan 1 dan jika hasilnya

sudah 0 maka instruksi selanjutnya akan dieksekusi. Jika belum 0 akan menuju ke

alamat kode.

Format : DJNZ Rr,Alamat Kode

7. INC (Increment Indirect Address)

Instruksi INC akan menambahkan isi memori dengan 1 dan

menyimpannya pada alamat tersebut.

Contoh: INC A

INC R7 ; increment register

8. JMP (Jump to sum of Accumulator and Data Pointer)

Instruksi JMP untuk memerintahkan loncat kesuatu alamat kode tertentu.

Format : JMP alamat kode.

Contoh :

Loop:

RL A ; Geser data Akumulator ke kiri

ACALL Long_Delay ; Panggil Procedure penundaan waktu

JMP Loop ; Loncat ke Procedure Loop

9. MOV

Instruksi ini untuk memindahkan isi akumulator/register atau data dari

nilai luar atau alamat lain.

Contoh :

MOV A,#40H

MOV @RO,A

MOV C, P1.0

MOV DPTR, #20H

MOVC A, @A+DPTR ; pindahkan kode memori offset dari data pointer ke A

MOVX @DPTR, A ; Pindahkan akumulator ke memori eksternal yang dialamati

(40)

10. RET (Return from subroutine) Instruksi untuk kembali dari suatu

subrutin program ke alamat terakhir

subrutin tersebut di panggil.

11. SETB (Set Bit)

Instruksi SETB untuk mengaktikan atau memberikan logika 1 pada sebuah

bit data.

Format :

SETB A.1 (memberikan logika 1 pada accumulator bit ke 1)

SETB P1.1 (memberikan logika 1 pada Port 1 bit ke 1)

12. CLRB (Clear Bit)

Instruksi CLRB untuk memberikan logika 0 pada sebuat bit data.

Format :

CLRB A.1 ; memberikan logika 0 pada accumulator bit ke 1

(41)

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN

3.1 Analisa Kebutuhan

Dalam pembuatan alarm SMS keamanan ruang ini membutuhkan beberapa

perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan alat-alat pendukung

antara lain:

3.1.1

Hardware

1.

Rangkaian Catu Daya

Rangkaian ini menggunakan adaptor CT 12V/1A yang berfungsi menurunkan

tegangan 220V. Dengan menggunakan adaptor ini, tegangan yang di inginkan dapat

di pilih, mulai dari 3 VDC sampai dengan 12 VDC. Dioda digunakan untuk

mencegah kerusakan regulator ketika polaritas terbalik. Selain itu terdapat pula

regulator LM7805 yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan sebesar 5 Volt. Jadi

secara garis besar fungsi rangkaian catu daya adalah untuk menurunkan tegangan dari

220 V AC ke 5 V DC.

2.

Minimum Sistem AT89S51

Rangkaian ini bisa disebut sebagai CPU board yang berfungsi sebagai

pengendali utama dari keseluruhan sistem atau dapat disebut sebagai otak dari

rangkaian. Rangkaian ini dilengkapi dengan port-port dimana CPU board

dapat berhubungan dengan modul-modul pendukung yang lain.

3.

Sensor Infra Merah

Rangkaian sensor infra merah terdiri dari pemancar infra merah, digunakan

IC 555 untuk memodulasi LED infra merah pada frekuensi tertentu dan bagian

(42)

digunakan sensor passive infra red (PIR) untuk mendapatkan hasil yang baik dengan

harga yang cukup mahal.

4. Lampu Indikator

Perangkat ini digunakan sebagai indikator bahwa sensor bekerja dengan baik.

Rangkaian terdiri dari Triac (BT151) sebagai pensaklar arus AC untuk menyalakan

lampu AC dan MOC3021 sebagai perangkat optikal driver triac.

5. Selular

Selular digunakan sebagai pengirim pesan alarm apabila sensor infra merah

terhambat oleh sebuah benda. Pengiriman pesan ditujukan pada satu nomor GSM

yang telah ditetapkan pada program. Memudahkan bagi pemilik untuk mengetahui

dari pintu mana objek masuk. Untuk berhubungan dengan mikrokontroler digunakan

tipe selular khusus yang menggunakan port kabel data DB9.

3.1.2

Software

1.

Notepad

Aplikasi ini digunakan untuk menuliskan program asembly yang nantinya

akan disimpan dengan ekstensi “.asm”.

2.

Protel Design System

Protel sebagai program yang digunakan untuk merancang rangkaian

Elektronik dan PCB design.

3.

PDU Converter

Program yang digunakan untuk mengkonversi text SMS, nomor penerima,

nomor pengirim, waktu pengiriman berupa angka heksadesimal untuk dimasukkan ke

(43)

4. Program compiler ASM51 dan program downloader AEC ISP ASM51

ASM51 adalah program compiler berbasis windows untuk mikrokontroler

keluarga ATMEL. Pemrograman pada mikrokontroler AT89S51 menggunakan

bahasa tingkat tinggi yaitu bahasa Assembler. Fungsi dari program compiler ASM51

adalah untuk me-load file berekstensi “.asm” yang sudah dibuat dengan

menggunakan Notepad untuk dirubah menjadi file berektensi “.hex”. Setelah file

dirubah menjadi “.hex” kemudian di-load dengan menggunakan program

compiler AEC ISP. Tujuannya adalah untuk memasukkan program mikro ke

dalam downloader mikrokontroler AT89S51.

3.1.3. Alat Pendukung

a.

Solder

Alat pendukung yang digunakan untuk memanaskan dan menyambung

komponen-komponen elektronika pada PCB.

b.

Multimeter

Alat yang digunakan untuk mengukur arus (ampere), tegangan (voltage) dan

hambatan (resistansi). Alat ini terdiri atas dua kabel penyidik yang berwarna

merah dan hitam. Agar bisa bekerja, multimeter ini memerlukan catu daya dari

baterai.

c.

Cutter

Alat yang digunakan sebagai pemotong.

d.

Tenol

Timah yang berfungsi untuk merekatkan komponen pada PCB.

e.

Bor

Alat yang digunakan untuk membuat lubang pada PCB.

f.

Larutan HCL dan H

2

O

2

Cairan ini digunakan untuk melarutkan desain rangkaian pada PCB. Larutan

(44)

PCB yang tidak terblok akan mengelupas dan tembaga akan terlihat jika proses

pelarutan selesai dilakukan.

3.2 Perancangan Sistem

1. Diagram Blok

Perancangan diagram blok ini dimaksudkan untuk mempermudah

[image:44.595.140.485.295.526.2]

pembuatan rangkaian keamanan ruang.

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Alarm SMS Keamanan Ruang

4.

Cara Kerja Rangkaian

Dalam perencanaan dan pembuatan alarm SMS keamanan ruang, rangkaian

menggunakan infra merah sebagai sensor dan selular sebagai media. Ketika sensor

infra merah terhalang oleh suatu benda yang menandakan seseorang sedang memasuki

ruangan tersebut, hal ini merubah sinyal infra merah menjadi pulsa elektonik sehingga

(45)

pada nomor yang telah dituliskan pada script program. Tanpa kendala dari jaringan

selular, pemilik nomor tujuan tersebut dengan cepat dapat mengetahui alarm SMS dari

pintu bagian mana objek memasuki ruangan sesuai dengan tujuan programmer untuk

memudahkan penjaga atau pemilik dalam pengamanan ruang. Untuk menanggulangi

jaringan selular yang buruk, rangkaian di lengkapi dengan lampu indikator berarus

AC, yang akan menyala besamaan dengan proses pengiriman SMS.

3.3 Perancangan Perangkat Keras

1.

Rangkaian Catu Daya

Catu daya yang digunakan adalah trafo step down yang berfungsi menurunkan

tegangan dari jala-jala PLN sesuai dengan kebutuhan. Arus yang dihasilkan trafo

masih berupa AC (bolak- balik) akan diubah menjadi DC(searah) oleh rangkaian

penyearah yang berupa dioda dan difilter oleh kapasitor. LM7805 merupakan

pengatur tegangan (5V) keluaran dari sebuah catu daya agar efek dari naik atau

turunnya tegangan jala-jala tidak mempengaruhi tegangan catu daya sehingga

[image:45.595.201.463.482.586.2]

menjadi stabil.

Gambar 3.2 rangkain catu daya

2.

Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Pengendali mikrokontroler merupakan modul utama di dalam pembuatan

sistem keamanan pintu ini. Untuk pengendali mikrokontroler ini terdiri IC pengendali

(46)

11.0592 MHz dan dua buah kapasitor 33pF yang dihubungkan dengan pin XTAL1

dan XTAl2. Untuk reset yang direalisasikan memiliki kemampuan power on reset

terdiri dari sebuah kapasitor 2.2uF dan sebuah resistor 2k2

. Port 2 dari

pengendalian mikro digunakan sebagai keluaran dari alat seperti dihubungkan dengan

rangkaian lampu indicator. Port 3 dari pengendalian mikro digunakan untuk

komunikasi serial. Mikrokontroler sebagai pengendali utama, artinya semua sistem

dikendalikan oleh mikrikontroler sesuai dengan yang diharapkan. Modul rangkaian

[image:46.595.240.417.312.457.2]

mikrokontroler ditunjukkan gambar dibawah

Gambar 3.3 Minimum Rangkaian AT89S51

3.

Rangkaian Infra Merah

[image:46.595.220.444.524.697.2]
(47)
[image:47.595.198.465.203.280.2]

4.

Rangkaian Lampu AC Indikator

Gambar 3.5 Rangkaian Lampu Indikator

5.

Rangkaian Selular

Gambar 3.6 Rangkaian Selular

3.4

Perancangan Program Assembly

Dalam melakukan perancangan software atau program, di awali dengan

pembuatan flowchart terlebih dahulu. Flowchart program seperti pada gambar

[image:47.595.142.499.371.517.2]
(48)
[image:48.595.222.401.152.424.2]

Gambar 3.7 Flowchart cara kerja sensor keamanan

Setelah flowchart dibuat, tahap selanjutnya adalah menuliskan program.

Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :

1.

Menuliskan listing program di dalam notepad. Dalam penulisan ini digunakan

bahasa assembly yang nantinya disimpan dalam ekstensi (.asm).

2.

Setelah program disimpan dalam ekstensi (.asm), langkah selanjutnya adalah

mengecek program yang telah dibuat tadi apakah sudah benar atau belum.

Pengecekan ini dilakukan dengan program ASM51.EXE.

3.

Setelah program dicek dan tidak mengalami error, program ASM51.EXE akan

(49)

4.

Untuk tahapan terakhir file yang dimasukkan ke memory program

microprocessor/microcontroller adalah file.hex (.hex), program akan didownload

ke dalam IC AT89S51 dengan menggunakan AEC_ISP.EXE.

3.5 Rancangan Sirkuit PCB

Perancangan papan rangkaian menggunakan software Protel Design. Langkah

pertama adalah menggambar skema rangkaian pada schematic editor. Kemudian

dari schematic editor komponen yang dirangkai dipindahkan ke layout PCB.

3.5.1 Mencetak PCB

Perancangan rangkaian dimulai dari menggambar skema rangkaian dengan

menggunakan software protel design system yang akan dipakai untuk membuat

rangkaian pada PCB. Skema rangkaian yang telah dibuat dengan menggunakan

software protel design system kemudian dicetak ke papan PCB dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1.

Mencetak layout PCB.

2.

Menyablon rangkaian pada papan PCB.

3.

Melarutkan desain PCB pada larutan larutan HCL, H2O2, dan air dengan

perbandingan HCL : H2O2 : air = 1 : 1 : 4.

4.

Kurang lebih selama 5 menit, PCB diangkat dan dilakukan pengeboran pada

jalur – jalur yang telah dibuat.

5.

Pemberian tiner pada gambar rangkaian yang telah dibor.

6.

Mengolesi PCB dengan getah damar untuk melapisi jalur PCB agar tembaga

tidak mudah terkelupas saat dipanaskan (di-solder) berulang-ulang. Getah

dammar ini juga melindungi tembaga agar tidak cepat berkarat.

7.

Menjemur PCB selama 5 menit (mengeringkan getah dammar).

8.

Langkah selanjutnya adalah memasang komponen yang telah ditentukan pada

jalur PCB yang telah tergambar.

(50)

3.6 Tahap Penyelesaian

Setelah selesai melakukan perancangan alat-alat, langkah selanjutnya

adalah perakitan. Tahap perakitan dimulai dengan urutan sebagai berikut :

1. Merangkai komponen elektronik

Komponen elektronik, minimum sistem AT89S51, rangkaian selular, sensor

infra merah, rangkaian lampu indikator dirangkai sesuai dengan perancangan yang

telah dibuat. Komponen dipasang pada tempatnya sesuai dengan layout PCB.

2. Memasang PCB ke dalam box

PCB yang sudah dipasangi komponen elektronik dan komponen

[image:50.595.182.444.428.622.2]

mikrokontroler dipasang ke dalam box agar lebih rapi dan teratur.

(51)

BAB IV

HASIL DAN PENGUJIAN

4.1

Pengujian Hardware

4.1.1

Pengujian Rangkaian Mikrokontroler

Pengujian rangkain mikrokontroler AT89S51 ini dilakukan

[image:51.595.212.485.289.471.2]

dengan membuat rangkaian seperti berikut :

Gambar 4.1 Rangkaian uji coba mikrokontroler AT89S51

Pengecekan mikrokontroler AT89S51 dilakukan dengan

menggunakan port 2.0 samapai port 2.7 dihubungkan dengan delapan

buah led pada kaki katoda, kaki katoda melalui resistor 1K

.

Sedangkan kaki anoda dihubungkan dengan vcc. Pada mikro diisikan

program untuk menyalakan LED adalah sebagai berikut :

mov A,# 1111 1110B

Loop : mov P2,A

Call delay

RL A

(52)

Delay : mov R7,#50

DL1 : mov R6,#200

DL2 : mov R5,#250

DJNZ R5,$

DJNZ R6, DL1

DJNZ R7, DL2

RET

4.1.2

Pengujian Handphone

Pengujian handphone dilakukan dengan cara :

1.

Menghubungkan handphone ke port serial PC menggunakan kabel

data seri atau USB ke serial.

2.

Membuka fasilitas hyper terminal pada windows, pilih port com

yang terhubung dengan handphone dan atur setingan potnya sesuai

dengan tipe handphone yang digunakan.

3.

Mengetikkan perintah ATE1 dan AT+CMGF=1 pada lembar kerja

(pastikan port serial telah terkoneksi).

4.

Berikut adalah hasil pengujian terhadap handphone sony ericson

k500i yang dihubungkan dengan komputer menggunakan kabel

[image:52.595.180.499.585.712.2]

data serial dengan memberikan perintah AT (AT-comand).

TABEL 4.1 hasil Pengujian handphone sistem

PERINTAH

JAWABAN

KETERANGAN

ATE1

OK

HANDPHONE MENDUKUNG

FASILITAS AT-COMMAND

AT+CMGF=0

OK

HANDPHONE MENDUKUNG

(53)

DAN MANGGUNAKAN

PROTOKOL DATA JENIS

PDU

Dari pengujian dengan mengetikan perintah ATE1 dan AT+CMGF=0

yang telah dilakukan didapatkan jawaban OK, berarti handphone

tersebut dapat dikontrol dengan menggunakan perintah AT

(AT-comand) dan sistem komunikasinya menggunakan format PDU,

sehingga handphone dapat digunakan sebagai handphone sistem yang

terhubung dengan sistem mikrokontroler. akan tetapi apabila

jawabannya error, maka handphone tersebut tidak dapat digunakan

sebagai handphone sistem.

4.1.3 Pengujian Infra merah

Sistem sensor ini mengunakan LED infra merah untuk menghasikan

sinar infra merah, dan sebuah penerima (photo diode) sinar infra merah, yang

dihubungkan pada IC 555 untuk memodulasi LED infra merah pada

frekuensi tertentu. Rangkaian ini terhubung langsung dengan mikro

(54)

Untuk

tegangan men

ground dihub

sengaja terha

apabila tidak

[image:54.595.213.428.144.380.2]

Gam

Gambar 4.2 Rangkaian Infra Merah

uk mengetahui kebenaran rangkaian yaitu denga

enggunakan multymeter, Vcc masukan pada ra

ubungkan menggunakan kedua probe multimet

rhalang maka akan terdeteksi tegangan sebesar 4

ak maka tegengan bernilai 0V.

ambar 4.3 Foto ketika sensor tidak terhalang (ki

(kanan)

ngan melakukan uji

a rangkaian dan

eter. Apabila sensor

ar 4-5V, sedangkan

(55)

4.1.4 Pengujian Lampu AC

Lampu AC disini digunakan sebagai indikator, dimana lampu akan

menyala apabila sensor IR terhalang. Rangkaian ini terhubung langsung

dengan mikro P2.7 yang dihubungkan dengan MOC3021 sebagai kontrol

elektronik. Komponen triac disini dugunakan sebagai pensaklar arus bolak

balik AC yang nantinya akan menyalakan lampu AC apabila triac

[image:55.595.167.497.294.454.2]

menghantarkan arus.

Gambar 4.4 Rangkaian Lampu Indikator AC

Lampu indikator pada aplikasi ini tidak langsung dihubungkan pada

mikrokontroler melainkan terlebih dulu dihubungkan ke rangkaian Triac

(BT151 dan MOC3021). Pada P2.7 dari mikro dihubungkan ke kaki

MOC3021 pada pin 2 dan kemudian pin 1 MOC3021 dihubungkan ke

sumber tegangan 5 volt. Jika P2.7 dibuat low, maka led MOC (pin 1 dan 2)

akan menyala yang mengakibatkan diac pada MOC menghantarkan arus.

Arus tersebut akan diberikan ke Gate pada triac sehingga menghantarkan

dan menyalakan beban (lampu menyala).

(56)

4.2

Konversi ke PDU

Proses ini d

dengan langkah-la

1.

Membuka file

2.

Member nilai

3.

Menetukan no

4.

Ketikkan text

5.

Klik convert u

6.

Pindahkan ang

DU

i dilakukan oleh program dengan nama PDU Co

langkah sebagai berikut:

[image:56.595.206.455.225.381.2]

ile PDU Converter.htm pada browser

Gambar 4.5 Tampilan PDU converter

ai 0 pada SMSC.

nomor tujuan pada kolom Receiver dengan 628

xt SMS yang ingin di tujukan pada SMS text

t untuk menghasilkan bahasa PDU heksadesima

Gambar 4.6 Hasil Konversi ke heksadesim

angka heksadesimal PDU pada script program A

Converter.htm

285640661xxx.

imal.

simal

[image:56.595.204.456.504.662.2]
(57)

4.3 Pemasukan Prog

Proses ini

langkahnya adalah

1.

Tancapkan IC

2.

Hubungkan s

PC dan hubun

3.

Menjalankan p

4.

Memasukkan

Extension (.as

5.

ASM51.EXE

dan smsalarm

> 0), kesalah

membetulkan

diatas sampai

G

rogram Assemby ke Mikrokontroler AT89S5

ni dilakukan oleh downloader IC AT89xx.

lah sebagai berikut:

IC AT89S51 ke soket ic pada downloader.

soket female DB-25 pada downloader ke so

ungkan power supply dengan tegangan 12 V ke

program ASM51.EXE.

nama file assembly yang telah dibuat, ya

[image:57.595.127.516.196.693.2]

(.asm) boleh tidak diketik kemudian tekan ent

Gambar 4.7 Proses konversi dari .asm ke .h

E akan menghasilkan dua buah file baru, y

rm.lst. Jika pada program masih terdapat e

lahannya dapat dilihat pada file.lst (sms

an program, edit file.asm-nya (smsalarm.asm)

[image:57.595.148.508.566.687.2]

ai tid

Gambar

gambar di bawali ini:
Gambar 2.3 Penyearah Gelombang Penuh
Gambar 2.6 Led Sensor Inframerah
Gambar 2.7 Blog Diagram IC LM5555
+7

Referensi

Dokumen terkait

Reklamasi lahan-lahan bekas tambang, khususnya untuk tujuan revegetasi, menghadapi berbagai permasalahan, seperti lereng tidak stabil, erosi dan sedimentasi,

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta).. Jurnal Bisnis

Metode ini digunakan untuk memperkirakan nilai data curah hujan yang hilang di stasiun tertentu dengan membandingkan data curah hujan di stasiun lainnya... 2.3.3

Dengan demikian pengertian kreatif adalah kemampuan berpikir untuk mencapai produk yang beragam dan baru yang dapat dilaksanakan, baik dalam bidang keilmuan, seni,

Sedangkan hasil wawancara dengan Bapak Nur Salim yaitu ketika seorang guru dengan tepat memilih media untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran maka siswa akan tertarik

Nilai ACCMIN pada site yang melingkupi spot tersebut sebelumnya adalah 100 yang berarti mempunyai nilai sebesar -101 dBm sampai dengan -100 dBm setelah adanya proyek Swap

Secara historis, arus pendidikan Islam Indonesia pada awal abad ke- 20 mengalami diferensiasi dan pembelahan yang tajam, yaitu dengan kehadiran gerakan modern Islam

Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, Jakarta: Ar-Ruzz Media.. Safaria, Triantoro dan Nofrans Eka