• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perempuan Hebat dalam sejarah Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perempuan Hebat dalam sejarah Islam"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Mutiara yang Terlupakan

Realita Perempuan Hebat dalam Sejarah Islam

i

Berbicara mengenai perkembangan perempuan di Indonesia tidak akan pernah ada habisnya. Sebagian masyarakat sudah dengan suka cita menerima, dan bahkan memperjuangkannya. Namun ada juga kalangan yang masih berpegang teguh pada pemahaman dan penafsirannya. Sebagian lagi menolak keras dengan argumen bahwa itu merupakan issue yang diimpor dari barat dan tidak sesuai dengan kita bangsa timur. Itu semua adalah pandangan yang sah dan harus dihargai. Namun dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan sebuah penggalan sejarah dari timur. Dalam runtutan syair indah Raja Penyair Arab menuliskan yang berarti:

Inilah Utusan Tuhan

Ia tak pernah mencatut hak-hak perempuan beriman Ilmu pengetahuan menjadi jalan hidup keluarganya Mereka menjadi ahli hukum

Aktifis, politik, kebudayaan, dan sastra Berkat putri-putri Nabi

Gelombang pengetahuan menjulang ke puncak langit

Lihatlah, Sukainah

(2)

Puisi di atas merupakan gambaran keberadaan perempuan dalam sejarah islam. Di tiga tempat pusat-pusat peradaban islam Damaskus, Bagdad, dan Andalusia yang memperlihatkan aktifitas perempuan peren dan juga posisi mereka. Puisi diatas memberikan gambaranpenggugatan anggapan banyak orang bahwa kemampuan intelektual perempuan lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. Nama-nama perempuan ulama tertulis dalam beberapa buku. Ibnu Hajar, ahli hadis dalam bukunya : “al-ishabah fi tamyiz al-shahabah”, menyebutkan 500 perempuan ahli hadist. Selain itu imam nawawi, Ibn Sa’d, dan masi banyak lagi kitab yang menyimpan nama-nama ulama perempuan. Bahkan imam al-Dzahabi menyebutkan dalam bukunya Mizan al-I’tidal “aku tidak mengetahui ada perempuan yang cacat periwayatannya da tidak dipakai hadistnya”.

Umar Ridha Kahalah menulis buku khusus tentang ulama-ulama perempuan di dunia islam dan arab dengan judul “A’lam ai-Nisa’ fi Alamay al-Arab wa al-Islam” yang terdiri dari 3 jilid. Ia mengatakan:

“ aku telah bekerja sungguh-sungguh mencari dan meneliti sebanyak mungkin tokoh-tokoh perempuan terkenal dan tercatat dalam sejarah arab dan islam. Mereka mempunyai pengaruh yang besar dalam pengembangan ilmu

pengetahuan, kebudayaan, sastra seni, dan politik dan kepemimpinan social. Mereka juga terkenal tentang kecerdasan, kebaikan, kepiawaian, ketakwaan, kezuhudan dan kebersihan diri mereka memainkan peran yang beragam dalam perjalanan sejarah islam dan arab.”

Umm Darda al-Shugra seorang perempuan ulama terkemuka. Popularitasnya menandingi ulama besar al-Hasan Bashri dan Ibnu Sirin. Kegiatan hariannya adalah menyampaikan kuliah di depan para ulama laki-laki dan perempuan di masjid Damaskus. Dia juga berdiskusi dan mengeluarkan fatwa disana. Selain itu Sukainah bint al-Husain, cicit Nabi merupakan tokoh terkemuka pada zamannya. Ia sering memberikan kuliah umum di hadapan umum laki-laki maupun perempuan termasuk para ulama di masjid Umawi.

Ulama’-ulama’ besar juga telah berguru pada perempuan. Ibn Arabi, siapa yang tidak mengenal kepandaian dan tingkah keulamaannya. Ia banyak menumba ilmu dari tiga ulama perempuan yaitu Fakhr al-Nisa, Qurrah al-Ain, dan Sayyidah Nizam. Dan dalam pernyataannya Ibn Arabi mengatakan tentang Sayyidah Nizam:

“ Ia adalah matahari di antara ulama, taman indah di antara para sastrawan. Wajah jelita, tutur bahasanya lembut, otaknya sangat cemerlang, kata-katanya bagai untaian kalung gemerlap penuh keindahan, dan penampilannya benar-benar anggun. Jika dia berbicara semua akan menjadi bisu”.

(3)

wilayah-wilayah islam tahun 1256 M. perempuan-perempuan ini dimasukkan kembali pada kerangkeng-kerang rumahnya. Aktivitas, intelektual, social, seni dan lainnya ditutup. Dr. Muhammad al-Habasyi sarjana syuriah dalam bukunya “Mar’ah Baina Syari’ah Wa al-Hayah”, peminggiran kaum perempuan didasarkan pada argument Sadd Dhoruriyah (menutup pintu kerusakan), keterlibatan perempuan dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan luar disebut sebagai penimbul fitnah dan inhirof penyimpangan moral. Angin segar bertiup kembali, Rofi’ah Rafi’ al-Thahthowi (1801-1873 M) penggungat pertama keterpinggiran perempuan era itu. Takhlish l-Ibriz fi Talkhis Paris dan al-Mursyid al-Amin li al-Banatwa al-Banin merupakan karya besarnya yang mengkritik perendahan dan pemarjinalan pendidikan perempuan. Atas keberaniannya ini memunculkan beberapa cendekiawan progresif sesudahnya antara lain Muhammad Abduh. Isu-isu kontroversial berikutnya disajikan oleh Qosim Amin tahun 1899 ia menulis buku yang berjudul Tahrirul Mar’ah (Pembebasan Perempuan) dan al-Mar’ah al-Jadidah (Perepuan Baru).

Dari keberanian mereka ini mulailah lahir para ulama dan aktifis perempuan di banyak negera muslim. Bebrapa diantaranya adalah Huda sya’rowi, Aisyah Taymuriyah, Batsinah, Nabawiyah Musa, Zainab al-Ghazali, Aisyah Abdurrohman Bint Syathi, Aminah Wadud, dan lain-lain. Nazhirah Zainuddin, dengan kepawaiannya dalam menelaah dan memahami kitab-kitab tafsir klasik seperti tafsir baidhowi, Khazin, Nafasi, Thobari, dan kitab klasik lainnya dia mengajak para ulama’ menkaji kembali untuk mereinterpretasi dan rekonstruksi atas wacana keagamaan dengan melihat fakta-fakta perkembangan dan perubahan yang ada. Dan salah satu kebanggann di Indonesia seorang tokoh perempuan Rahmah el-Yunusiyah pendiri perguruan diniyah putri pertama di Padang Panjang. Atas jasnya ini ia juga mendapat gelar Honoris Causa dari Universitas al-Azhar Kairo.

Persoalannya sekarang adalah bagaimana dengan perempuan muslim di Indonesia sekarang. Masihkah menganggap bahwa kesempatan yang dulu pernah dimiliki oleh ulama perempuan pada masa kejayaaan islam masih diragukan. Masihkah ada anggapan bahwa kesetaraan ini merupakan produk impor dari barat dan bukan nilai ketimuran. Itu merupakan pertanyaan penggugah bagi masyarakat Indonesia secara umum laki-laki maupun perempuan dengan kategori yang penulis singgung diatas.

Tidak hanya berhenti pada persoalan kesadaran pada diri individu saja. Ada persoalan lain yang juga harus disadari dan segera diambil lahkan penyelesaian. Sebuah system masyarakat, budaya, politik, instrument-instrumen hokum, pandangan agama dan kebijakan yang lain memberi ruang dan akses yang sama untuk laki-laki dan perempuan.

(4)
(5)

Referensi

Dokumen terkait

“Kemitrasejajaran” adalah kesejajaran hak dan kewajiban serta kesempatan antara laki-laki dan perempuan baik dilingkungan kehidupan berkeluarga khususnya, maupun

Berdasarkan tabel di atas, dapat dipahami geliat pergerakan wakil rakyat perempuan di parlemen (DPR). Membanggakan, sebab sejak awal perempuan telah ada sebagai

Adapun upaya perempuan petani dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga di Kelurahan Buntu Sugi yaitu mengerjakan tugas pokok yang memiliki tanggung jawab sebagai

Kaum perempuan pada dasarnya memiliki hak dan kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki dalam bidang politik termasuk menjadi anggota DPRD, oleh karena itu

Partisipasi perempuan dalam pembinaan kemasyarakatan desa, pemberdayaan dan pemberian kesempatan dalam menyampaikan aspirasi telah terjalankan di Kabupaten Malang tanpa

Bahwa sistem jaminan sosial nasional merupakan program negara yang bertujuan memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat dan untuk

Mewujudkan Perlindungan Hak-hak Perempuan Korban dalam Kebijakan: Himpunan Kertas Posisi dan Kajian dari Berbagai Kebijakan Tahun 2010-2013, Jakarta: Komnas Perempuan..

Inti persoalannya menyangkut dengan kedudukan anak perempuan ketika ia mewarisi bersama- sama dengan saudara atau bersama- sama dengan paman dan juga apakah anak