• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Peletakan Helm Pada Sepeda Moto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perilaku Peletakan Helm Pada Sepeda Moto"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

41 | J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 2 N o 1 2 0 1 2

Perilaku Peletakan Helm Pada Sepeda

Motor

Oleh :

Tri Haryotedjo

Program Studi Desain Interior STISI Telkom

email:

trihayotedjo@di.stisitelkom.ac.id

Abstract

Helmet is one of must wear equipment by riders. Serves as a protective head if there is happen a traffic accident. Helmet wearing compulsory in both the driver and passenger of motorcycle. Regulation of the use of the helmet is an obligation that must be obeyed by all motorists, given the greater importance that in order to protect the safety of the rider of the risk of accidents that can result in death. From the data most of the traffic accidents that resulted in many more deaths experienced by motorcycle riders. The results revealed that one of the 3 motorcycle accident head injuries. The results of the Agency for Health Research and Development Department of Health revealed that 25% of victims in crash deaths are motorcyclists than 80% of the victims suffered head injuries.

Motorcycle are the most popular used of transportation. This is reinforced by the fact that many of those vehicles passing by on the highway. Motorcycle become the most popular vehicle of transportation used by peiple because the price is relatively cheap, low fuel usage and operating costs are also very low. Motorcycles are two-wheeled vehicle powered by an engine. Inline wheels and a motorcycle at high speed and upside remains stable, this is caused by the gyroscopic force. At low speed setting handlebars sustained by the rider gives

sta ility. The lo a are ess of the i porta e of hel ets fro the iker’s eha iors are

shown by the way they putting the helmet.

From the identification results obtained indicate a closely related behavior among riders with helmets using. The behaviour can be seen from the way the helmet laying on the motor. The results showed no awareness in getting motorists to put the helmet, impressed haphazardly, with one placed on the motorcyle, such as hanging from the rearview mirror, put / tuck upholstery, in suspension, in place on the seat and tuck in and hanging into the seat.

Keywords: Motorcycle Helmets, Motorcycle, rider behavior

Latar Belakang Masalah

Pada saat ini keberadaan alat transportasi sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting untuk menunjang aktifitas manusia. Melalui alat transportasi manusia dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya, sehubungan dengan kegiatan atau aktifitas yang dilakukannya,

(3)

42 | T r i H a r y o t e d j o : P e r i l a k u P e l e t a k a n H e l m p a d a S e p e d a M o t o r .

pribadi manusia, sehingga hampir di pastikan keberadaan kedua jenis alat menjadi kebutuhan yang tidak dapat diabaikan.

Kondisi jalan di kota–kota yang cenderung macet saat ini, memicu manusia untuk mencari jenis alat transportasi yang mampu memenuhi harapan mereka yaitu dapat melakukan perjalanan yang lebih efisien baik dari sisi waktu maupun biaya. Jenis alat transportasi sepeda motor menjadi pilihan yang diharapkan mampu memenuhi harapan mereka. Disisi lain alat transportasi jenis ini memilkitingkat resiko kecelakaan yang tinggi di banding jenis transportasi darat yang lain. Sehubungan dengan tingkat resiko kecelakaan yang tinggi ini, maka diperlukan sarana berupa peralatan penunjang keselamatan bagi pengendara maupun penumpang, seperti helm, jaket dan sarung tangan. Peralatan ini wajib dikenakan pada saat berkendara. Helm merupakan peralatan keselamatan yang paling penting yang wajib dikenakan.Helm menjadi peralatan yang wajib untuk diperhatikan, sehubungan perlengkapan ini langsung berhubungan dengan keselamatan pengendara. Helm memiliki peran penting bagi keselamatan, dikarenakan helm yang dikenakanberhubungan langsung dengan kepala yang merupakan organ tubuh yang rentan terhadap kematian, dari data yang ada kebanyakan kematian yang diakibatkan dari kecelakaan pada saat berkendara sepeda motor, lebih banyak terjadi pada bagian kepala. Mengingat pentingnya fungsi helm bagi keselamatan pengendara, pihak yang berwenang, dalam hal ini Kepolisian, memberlakukan dan mewajibkan helm

bagi setiap pengendara dan penumpang. Di Indonesia kewajiban memakai helm dicetuskan pertama kali oleh Kapolri Hugeng dan selanjutnya ditetapkan secara resmi dalam UU no 14 tahun 1992.

Keberadaan helm yang berfungsi melindungi keselamatan pengendara sering diabaikan. Hal ini di tandai dengan pemilihan jenis helm yang di pilih. Pemilihan helm terkesan dilakukan secara sembarangan dan tidak berstandar. Pemilihan jenis helm, umumnya didasari dari faktor harga, kecenderungan memilih harga helm yang relatif murah di banding dengan pertimbangan kualitasnya, menyebabkan maraknya penjualan helm yang murah. Ketidakperdulian pengendara tentang manfaat helm tersebut dapat dilihat dari cara meletakan helm tersebut pada sepeda motornya. Bagian dari sepeda motor sering kali menjadi tempat meletakan helm, seperti kaca spion, jok dan pada bagian motor yang lain. Perilaku yang demikian tanpa disadari selanjutnya menjadi suatu kebiasaan yang buruk, karena berakibat helm tersebut menjadi cepat rusak.

Pernyataan Masalah

(4)

43 | J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 2 N o 1 2 0 1 2

pengguna merupakan salah satu faktor yang berperan dalam desain. Pengetahuan dalam penelitian desain salah satunya adalah menyangkut sumber data, yaitu sebagai subyek, obyek, pengguna maupun masyarakat. Teori Behaviorisme yaitu teori yang menganalisis perilaku yang nampak, yang dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan. Teori ini dikenal dengan dengan nama teori belajar, hal ini dikarenakan seluruh perilaku manusia dihasilkan dari proses belajar. Perilaku manusia yang unik sebagai suatu identitas diri membentuk pribadi-pribadi yang unik.

Tujuan Penelitian

Penelitian tentang perilaku perletakan helm ini, bertujuan untuk memberikan suatu gambaran bagaimana sebuah perilaku dapat terbentuk, perilaku yang terbentuk dari setiap individu terhadap sebuah produk desain yang di gunakan, keterkaitan produk desain dengan pengguna, tanpa disadari akan menciptakan sebuah kebiasaan yang unik. Keunikan pribadi dari perilaku masing-masing akan menciptakan sebuah kondisi perilaku yang terkadang akan muncul dengan sendirinya, hal ini dimungkinkan, karena kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar, sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tak disadari seperti keinginan, impuls atau dorongan yang sewaktu-waktu dapat muncul.

Manfaat Penelitian

Manfaat atau kegunaan yang dapat diambil dari penelitian perilaku perletakan helm padasepeda motor, ini adalah:

1. Memberikan gambaran bagaimana sebuah perilaku terbentuk

2. Memberikan gambaran bagaimana sebuah produk desain helm sepeda motor dapat membentuk sebuah perilaku yang unik.

3. Menjelaskan keterkaitan antara sebuah produk desain helm sepeda motor dengan pengguna.

Kajian Pustaka

Helm (bahasa Belanda) adalah bentuk perlindungan tubuh yang dikenakan di kepala dan biasanya di buat dari metal atau bahan keras seperti Kevlar, serat resin atau plastik. Helm motor adalah helm yang digunakan untuk melindungi kepala bila terjadi kecelakaan lalu-lintas pada pengendara motor. Dari bentuknya, helm motor dapat dikelompokkan dalam tiga jenis helm , yaitu: helm separuh kepala (half face), helm tiga perempat (open face) dan helm penuh (full face). Dari ketiga jenis helm ini, helm full face adalah helm yang paling baik, karena seluruh kepala dilindungi dari benturan. Inti mekanisme dari helm adalah penyerapan energi yang diterima keseluruh bagian helm. Terdapat beberapa bentuk dan struktur helm didasarkan pada ukuran dan berat helm itu sendiri.

Struktur dari konstruksi sebuah helm motor umumnya terdiri dari :

1. Lapisan luar yang keras (hard

(5)

44 | T r i H a r y o t e d j o : P e r i l a k u P e l e t a k a n H e l m p a d a S e p e d a M o t o r .

untuk dapat pecah jika mengalami benturan untuk mengurangi dampak tekanan sebelum sampai kepala. Lapisan ini biasanya di buat dari bahan Polycarbonate. 2. Lapisan dalam yang tebal (inside

shell on liner). Disebelah dalam

adalah lapisan yang sama pentingnya untuk dampak pelapis penyangga. Biasanya dibuat dari bahan Polystyrene (styro foam). Lapisan tebal ini memberikan bantalan yang berfungsi menahan goncangan sewaktu helm terbentur benda keras, sementara kepala masih bergerak.

3. Lapisan dalam yang lunak

(comfort padding). Lapisan ini

merupakan bagian dalam yang terdiri dari bahan lunak dan kain untuk menempatkan kepala secara pas pada rongga helm. 4. Tali pengikat. Bagian penting

lainnya dalam helm adalah tali pengikat. Helm tidak akan berfungsi dengan baik tanpa adanya tali pengikat.

5. Kaca pelindung. Kaca pelindung ini berfungsi untuk memberikan proteksi terhadap mata dari penetrasi debu, pasir, kerikil dan serangga. Bahan kaca pelindung ini, biasanya terbuat dari bahan

flexyglass.

Helm yang baik adalah helm yang telah memenuhi standart pengujian yang ditetapkan oleh lembaga tertentu yang memiliki kewenangan mengeluarkan sertifikasi helm . Untuk saat ini sertifikasi Snell di anggap sebagai tolak ukur kualitas helm yang berstandar internasional .

Snell Memoriam Foundation merupakan lembaga institusi standart independent. Beberapa merk helm Snell, diantaranya AGV, Arai, Astral-X, Astro-TR, Chaser. Di Indonesia untuk helm sepeda motor standar SNI merupakan tolak ukur dari helm yang memiliki kualitas yang baik. Helm sepeda motor yang telah diberi label DOT merupakan helm yang telah memenuhi Safety Test Standart.

(6)

45 | J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 2 N o 1 2 0 1 2

Edward Butler (Inggris), dan Gottlieb Daimler (Jerman)

Sepeda motor terdiri dari beberapa jenis. Kebutuhan dari fungsi dari sepeda motor yang berbeda–beda menyebabkan desain sepeda motor yang berbeda. Beberapa jenis sepeda motor yang ada di dunia, terdiri dari jenis :

1. Cruiser. Jenis sepeda motor ini

biasanya memiliki posisi stang yang tinggi, posisi kaki yang relatif kedepan dan posisi kursi yang rendah. Posisi mengemudi seperti ini menciptakan kenyaman ergonomika pada pengemudi. Motor jenis ini memiliki daya belok yang terbatas.

2. Dual Sport. Jenis sepeda motor ini

memliki posisi mesin yang tinggi, ban dengan permukaan yang khusus untuk melewati berbagai macam medan. Posisi stang yang dibuat supaya dapat dikendalikan dengan mudah saat melewati rintangan. Motor jenis ini memiliki settingan mesin yang berfokus pada tenaga pada putaran bawah dan tenaga mesin difokuskan pada gigi-gigi yang lebih rendah seperti gigi 1 dan 2. Bobot motor dibuat seringan mungkin untuk menjelajah medan.

3. Touring. Jenis sepeda motor ini

didisain untuk kenyamanan perjalanan jauh. Memiliki fitur-fitur mewah seperti GPS, TV, Radio dan kursi penumpang yang besar.

4. Skuter. Sepeda motor jenis ini didisain dengan ukuran kecil dan memiliki kelincahan dalam menyalip

5. Bebek. Jenis sepeda motor ini disebut juga dengan moped

6. Motor Sport. Jenis motor yang

memiliki performa dan pengendalian yang lebih baik. Posisi pengemudi di fokuskan untuk mencapai titik gravitasi agar dapat lebih terkendali.

7. Sport Touring. Jenis motor ini

adalah gabungan antara touring dan sport.

Perilaku manusia merupakan suatu kecenderungan yang dilakukan oleh manusia. Ada banyak teori yang mencoba mengungkapkan tentang perilaku manusia. Teori Behaviorisme merupakan teori yang menganalisa perilaku manusia, teori ini di kenal dengan teori belajar, karena seluruh perilaku manusia pada dasarnya adalah merupakan hasil dari belajar. Prinsip-prinsip teori behaviorisme meliputi :

1. Obyek psikologi adalah tingkah laku

2. Semua bentuk tingkah laku dikembalikan pada reflek

3. Mementingkan pembentukan kebiasaan

4. Perilaku manusia disebabkan oleh 3 (tiga) faktor. Faktor pertama yang datang dari dalam (deterministic), faktor kedua yang datang dari luar, yaitu lingkungan atau dari proses belajar, faktor ketiga yang disebabkan oleh interaksi antara manusia dan lingkungan. Perilaku manusia merupakan bagian dari kompleksitas ekosistem (Hawley dalam Himmam & Faturochman. 1994).

Teori Ekologi mempunyai beberapa asumsi dasar sebagai berikut :

(7)

46 | T r i H a r y o t e d j o : P e r i l a k u P e l e t a k a n H e l m p a d a S e p e d a M o t o r .

2. Interaksi timbal balik yang menguntungkan antara manusia dan lingkungan

3. Interaksi manusia dan lingkungan bersifat dinamis

4. Interaksi manusia dan lingkungan terjadi dalam berbagai level tergantung pada fungsi

Pendekatan Psikoanalisa yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dikatakan bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar, sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari seperti keinginan, impuls dan dorongan, keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu menuntut untuk di puaskan. Pendekatan Fenomenologi merupakan pendekatan lain yang dapat dijadikan rujukan dalam membahas tentang perilaku manusia. Pendekatan ini lebih memperhatikan pada pengalaman subjektif individu, karena tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan terhadap diri dan dunianya.Konsep tentang dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya, maka tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.

Metodologi Penelitian

Dalam penelitian tentang perilaku perletakan helm pada sepeda motor, metodologi penelitian di lakukan melalui proses tahapan penelitian sebagai berikut :

1. Melakukan observasi atau studi kelapangan, yaitu ke publik area, yang merupakan tempat-tempat dimana banyak di temukan sepeda motor yang diparkir .Pengamatan di lapangan menunjukkan sebagian besar

pengendara motor, meletakkan helm tersebut pada motornya. 2. Melakukan pendataan seberapa

banyak pengendara motor yang meletakkan helm tersebut berbanding dengan pengendara motor yang membawa helmnya untuk dititipkan.

3. Melakukan analisis tentang bentuk dari helm dan sepeda motor berkaitan dengan perilaku perletakan helm

(8)

47 | J u r n a l S e n i R u p a & D e s a i n V o l 2 N o 1 2 0 1 2

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan mengenai perilaku pengendara sepeda motor yang meletakkan helm tersebut pada sepeda motornya didapatkan kesimpulan yang pada intinya, perilaku yang terjadi diakibatkan oleh adanya aktifitas pengendara motor yang berulang-ulang meletakkan helm tersebut pada sepeda motornya dan tanpa disadari, akhirnya menjadi suatu kebiasaan. Hal-hal lain yang didapatkan dari hasil penelitian sebagai kesimpulan diuraikan sebagai berikut:

Para pengendara motor umumnya meletakkan helm tersebut dengan pemikiran segi kepraktisan tanpa memikirkan efek dari perletakan helm tersebut yang dapat mengakibatkan kerusakan pada helm tersebut, hal ini sebabkan penempatannya helm pada bagian motor tersebut beresiko dengan kerusakan dan keawetan helm, terutama pada saat terkena panas dan hujan.

Terdapat beberapa jenis perletakan helm pada sepeda motor tersebut, seperti di letakkan dan digantung di kaca spion, di gantungkan di

gantungan yang ada di bagian motor, di masukkan di jok, di tempatkan di atas jok dan diselipkan di dalam jok. Bagian-bagian dari motor yang ada seperti kaca spion, jok dan gantungan yang ada dibagian motor tersebut umumnya menjadi alasan tempat dimana helm tersebut di letakkan karena lebih mudah dalam menyimpan dan meletakkannya. Bentuk dari helm dan kelengkapannya seperti tali helm dan pengencangnya serta bentuk helm yang cekung dan berongga menjadi alasan penempatan helm tersebut.

Daftar Pustaka

Standart no 218; helm motor kode Federal Regulator, judul 49 bagian 571,218. Lalu Lintas Jalan Raya, Nasional Administrasi Keselamatan. 1 okt

Sarwono, Sarlito W. Pengantar Psikologi. Jakarta : Rajawali Pers

Referensi

Dokumen terkait

Berlatar belakang hal-hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk karya ilmiah berupa tesis dengan

Pengertian arus bolak-balik telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, yaitu arus yang besar dan arahnya berubah-rubah setiap waktu ( setiap saat ). Berdasarkan

Dengan disusunnya “Blora Dalam Angka Tahun 2012” yang terlaksana atas kerjasama antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora,

Berdasarkan Peraturan Bupati Batang Nomor 22 Tahun 2017 Tentang Perubahan Ke-5 Atas Peraturan Bupati Nomor 82 Tahun 2012 tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Perizinan

Rekapitulasi dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan tingkat hasil belajar matematika siswa dalam penjumlahan dua bilangan tiga angka sebelum diberikan treatment

tentang keterkaitan antara MIPA dengan masyarakat secara tidak langsung. Materi perkuliahan yang dikembangkan pada pertemuan kesepuluh sampai dengan ke-15 ini terutama

Usporedba amplituda posrtanja za slučaj M1-2 u vremenskoj domeni izračunatih programskim paketima HydroSTAR i WISDAM-X s eksperimentalnim podatcima .... Usporedba amplituda