• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pastoral perspektif Konseling yang Dinamis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pastoral perspektif Konseling yang Dinamis"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

STT Reformed Indonesia

Pastoral Konseling 1

Yakub B. Susabda, Ph.D.

Lanny Pranata, M.Th

Oleh

Ezra Solafide Prasetya Budi

Jakarta

(2)

PASTORAL KONSELING YANG DINAMIS

Pada bab kedua dari buku Competent to Counsel, Jay E. Adams mengatakan bahwa Roh Kudus bekerja melalui Firman dan menjadikan Firman sebagai sarana utama dimana

orang Kristen dapat bertumbuh dalam pengudusan, maka konseling menjadi tidak efektif

(dalam hal alkitabiah) terlepas dari penggunaan Firman Tuhan.1 Pernyataan yang diberikan

oleh Adams ini tidak sepenuhnya disetujui oleh penulis. Bagi penulis, Adams terlalu

menyederhanakan persoalan yang dihadapi oleh konsele. Ia menyudutkan konsele dengan

mengatakan bahwa akar dari masalah psikis yang dihadapi oleh setiap orang adalah dosa.2

Dengan demikian, seolah-olah Firman Tuhan itu hanya dapat disampaikan secara verbal.

Adams menambahkan, “Counseling without the Scriptures can only be expected to be

counseling without the Holy Spirit.”3 Jadi baginya, sebuah konseling diadakan oleh karena

manusia dalam naturnya yang berdosa harus dikonfrontir dengan Firman Tuhan. Hanya

konseling yang menggunakan Firman Tuhan-lah yang dikatakannya mengandalkan Roh

Kudus.

Pandangan yang diberikan oleh Gary R. Collins memberikan dukungan bagi argumen

pendukung dimana setiap konsele adalah unik dengan segala persoalan, sikap, nilai,

ekspektasi dan pengalaman yang mereka miliki berbeda antara yang satu dengan yang

lainnya. Dengan demikian, konselor harus memberikan pendekatan kepada setiap individu

secara berbeda dan akan menemukan bahwa rangkaian konseling ada banyak macamnya dari

pribadi demi pribadi.4 Hal serupa juga dikemukakan oleh Clinebell, yaitu ada banyak orang

mengalami kepincangan yang parah dalam kemampuan mereka untuk mengasihi oleh karena

1 Jay E. Adams, Competent to Counsel (Grand Rapids, Michigan: Baker Book House, 1970), 23-4.

2 Adams, Competent, 17.

3 Adams, Competent, 24.

(3)

pertumbuhan pengasuhan mereka.5 Bagi penulis, keunikan ini dilihat sebagai suatu hal yang

tidak bisa disederhanakan dan digeneralisasi begitu saja.

Dalam prinsip konseling yang alkitabiah, Collins juga berpendapat bahwa Firman

Tuhan memang memuat hal-hal yang berhadapan dengan kesendirian, keputusasaan,

persoalan pernikahan, kedukaan, relasi orang tua-anak, amarah, rasa takut dan menyediakan

beragam gambaran situasi konseling. Sebagai Firman Tuhan, Alkitab memiliki relevansi bagi

tugas konselor dan kebutuhan dari konselenya. Namun, Alkitab tidak diklaim untuk menjadi

suatu metode satu-satunya dari penyataan Allah mengenai bagaimana cara menolong orang.6

Clinebell sendiri melihat pastoral konseling adalah ekspresi dari pelayanan, dimana di

dalamnya mereka mengkomunikasikan Injil, mengajarkan kebenaran yang menghidupkan,

dan membangun komunitas yang saling memperdulikan.7 Penulis melihat hal tersebut sebagai

suatu upaya yang tidak tergesa-gesa untuk memproklamirkan Firman Tuhan secara verbal,

sebab seperti yang diungkapkan oleh Clinebell mengenai konselor yang seharusnya

melakukan integrasi antara teologi dan psikologi,

Their knowledge of these theological areas can enable them to be uniquely helpful to

persons whose problems and growth-blocks center around ethical dilemmas, religious

conflicts, value distortions and such ultimate concerns as finding a meaning in life

and handling the fear of death creatively.8

Penulis berpendapat bahwa seorang konselor perlu sekali memahami dilema, konflik, distorsi

dan pertimbangan lainnya yang dihadapi oleh konsele agar ia tidak memberikan respons yang

salah mengenai Firman Tuhan ketika ia secara psikis memang belum siap untuk

menerimanya.

5 Howard Clinebell Jr., Basic Type of Pastoral Care and Counseling (Nashville: Abington Press, 1984), 65.

6 Collins, Christian Counseling, 29.

7 Clinebell, Basic Type of Pastoral Care, 66.

(4)

Sebuah standar moral yang dituntut tinggi muncul ketika seorang konselor

menggunakan Firman Tuhan sebagai tuntutan yang harus dihadirkan saat konseling. Instruksi

pastoral dan permintaan yang mendesak seseorang untuk menyesuaikan diri dengan standar

moral yang tinggi akan menghasilkan gangguan.9 Gangguan tersebut dapat membawa

seseorang kepada pengasingan sosial bagi mereka yang menolak untuk menyesuaikan diri

dengan pola kebenaran yang ditentukan.10 Gerakan pastoral konseling dengan cukup

berhati-hati perlu untuk menghindari ecclesiastical legalism yang merusak perasaan riil dan

kebutuhan riil dari orang-orang yang seharusnya dapat diekspresikan dan didiskusikan tanpa

penghakiman moral.11 Penulis setuju dengan pendapat Cobb bahwa dalam pastoral konseling,

diperlukan adanya kewaspadaan akan terjerumusnya penggunaan Firman Tuhan dalam

legalisme gerejawi yang justru mampu merusak perasaan seseorang.

Pada akhirnya, perdebatan mengenai penggunaan Firman Tuhan dalam konseling

dapat terus berlanjut. Namun, penulis setuju dengan pernyataan Roger Clayton White bahwa

konseling dengan segala refleksi, teknik, metode dan analisanya harus diprakasai oleh Roh

Kudus. Oleh karena itu, usulan Adams menjadi tidak realistis ketika pendekatan konseling

hanya semata-mata dapat dilakukan dengan satu pendekatan biblika.12 Dengan demikian,

penulis melihat bahwa konseling sebagai suatu hal yang dinamis, dimana Roh Kudus dalam

diri konselor mampu menghidupkan Firman Tuhan untuk menolong konsele tanpa harus

menjadi sosok yang menghakimi, namun justru menghargai akan keunikan dan kedinamisan

dari kepribadian setiap orang.

9 John B. Cobb, Jr., Pastoral Counseling and Theology dalam Handbook for Basic Types of Pastoral Care and Counseling, ed. Howard W. Stone dan William M. Clements (Abingdon Press, 1996), 20.

10 Cobb, Pastoral Counseling, 20.

11 Cobb, Pastoral Counseling, 20.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adams, Jay E. Competent to Counsel. Grand Rapids, Michigan: Baker Book House, 1970.

Colllins, Gary R. Christian Counseling – A Comprehensive Guide. Texas: Word Inc., 1980

Cobb Jr., John B. “Pastoral Counseling and Theology” dalam Handbook for Basic Types of Pastoral Care and Counseling, diedit oleh Howard W. Stone dan William M. Clements. Abingdon Press, 1996.

Clinebell Jr., Howard. Basic Type of Pastoral Care and Counseling. Nashville: Abington Press, 1984.

White, Roger Clayton. “A Critique of the Nouthetic Counseling Technique of Jay E. Adams”.

Referensi

Dokumen terkait

Silabus dari segi bahasa artinya garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau garis-garis besar program pembelajaran. Istilah silabus dipakai untuk menyebut suatu produk pengembangan

Dengan demikian penulis mencoba untuk mengkaji lebih detail terhadap hal tersebut dalam sebuah skripsi yang berjudul: “ SISTEM GARANSI PADA PRODUK AMWAY DALAM

Plačnik davka lahko izplača plačila uporabe premoženjskih pravic in obračuna davek po nižji stopnji, kot je določen z zakonom ZDoh2 in ZDDPO2 ali od teh plačil uporabe

Metode pospeševanja prodaje usmerjene na lastno prodajno osebje Za arome za brezalkoholne pijače na trgu Srbije in Črne gore bodo v podjetju Etol Celje d.d.. uporabljali

Delavci se trudijo, da bi čim boljše opravljali svoje delo, sistem nagrajevanja jih delno spodbuja k boljšemu opravljanju svojega dela, vendar s plačami niso zadovoljni, menijo tudi,

Kompetensi lulusan yang mewakili tujuan institusional itulah yang kemudian dijabarkan ke dalam kurikulum dan silabus IPS sebagai acuan para guru dalam menyusun

-Klien mengatakan saat sakit keluarga klien membantu perawatan klien dan hubungan dengan keluarga/orang lain masih baik tetapi peran dalam keluarga berkurang. berhubungan dengan

Jika laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka penyajian yang wajar, tidak mencapai penyajian yang wajar, auditor wajib membahas hal ini dengan manajemen dan, tergantung