• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN PRODUK RADAR CUACA and AWS U

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMANFAATAN PRODUK RADAR CUACA and AWS U"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN PRODUK RADAR CUACA & AWS UNTUK

KLASIFIKASI PERINGATAN DINI CUACA EKSTRIM DI TERNATE

Vianca Adjie Dwi Putra A.Md

Prakira wan Cuaca Stasiun Meteorologi Babullah Ternate

Jl. Raya Bandara Ternate Telp: 0921 3127902

e-mail: viancadjie@gmailcom [email protected]

Abstrak – Radar Cuaca di Stasiun Meteorologi Babullah Ternate merupakan infrastruktur yang berfungsi untuk

membantu kegiatan operasional prakirawan dalam membuat prakiraan jangka pendek sekaligus peringatan dini (warning) kepada masyarakat jika terjadi cuaca buruk (Meteorology Early Warning System). Pada makalah ini akan di bahas mengenai metode analisis sederhana tentang pemanfaatan data citra radar cuaca dan data dari AWS untuk membuat klasifikasi peringatan dini cuaca ekstrim. Hasil yang diperoleh dari analisis yang dilakukan adalah bahwa klasifikasi hujan ringan memiliki nilai 12,0 – 20,0 dBZ, hujan sedang memiliki nilai 21,0 – 29,0 dBZ, hujan lebat memiliki nilai 30,0 – 38,0 dBz dan hujan ekstrim mempunyai nilai > 38,0 dBZ. Nilai – nilai tersebut adalah berlaku untuk wilayah sekitar Stasiun Meteorologi Babullah Ternate.

Kata Kunci : Radar Cuaca, Cuaca Ekstrim, AWS, Peringatan Dini, Klasifikasi

1. PENDAHULUAN

Ternate merupakan daerah yang terletak di Wilayah Maluku Utara, dimana letaknya pada koordinat 00.50 LU dan 127.23 BT yang merupakan wilayah kepulauan. Kondisi cuaca wilayah kepulauan memiliki karakteristik tersendiri dimana faktor lokal cukup besar pengaruhnya terhadap perkembangan cuaca yang terjadi. Analisis dan prakiraan terhadap fenomena cuaca yang terjadi menjadi sangat penting karena selain untuk kepentingan peringatan dini sebagai himbauan kepada masyarakat, tetapi juga digunakan untuk kepentingan informasi kegiatan penerbangan yang berlangsung. Oleh karena itu pemanfaatan radar cuaca secara maksimal sangat dibutuhkan guna membantu dalam kegiatan analisa cuaca dan juga monitoring cuaca ekstrim yang terjadi di wilayah Maluku Utara, khususnya di Ternate.

Pada makalah ini akan di bahas mengenai metode analisis sederhana tentang pemanfaatan data citra radar cuaca dan data dari AWS untuk membuat klasifikasi peringatan dini cuaca ekstrim yang akan terjadi. Analisis ini dilakukan untuk memudahkan

prakirawan cuaca untuk pengambilan keputusan dalam kegiatan analisa dan prakiraan jarak pendek untuk kepentingan informasi penerbangan dan juga peringatan dini fenomena cuaca yang terjadi.

2. RADAR CUACA TERNATE

Radar cuaca adalah alat bantu untuk mengamati cuaca secara khusus berupa hujan, awan, arah, dan kecepatan angin dalam radius yang cukup luas hingga ratusan kilometer ( tergantung panjang gelombang yang digunakan ) dengan resolusi ± 300m. Output berupa gambar dapat diinterpretasikan atau dianalisa hingga menghasilkan suatu informasi yang berguna untuk pelayanan jasa meteorologi. (Zakir A.

dkk, 2010).

▸ Baca selengkapnya: vrm radar adalah

(2)

berfungsi untuk membantu kegiatan operasional prakirawan dalam membuat prakiraan jangka pendek sekaligus peringatan (wa rning) kepada masyarakat jika terjadi cuaca buruk (Meteorology Early Warning System). Radar ini di bangun pada tahun 2011 dan mulai beroperasi pada November 2012. Terletak di koordinat 127.349 BT dan 0.858 LU tepatnya di Kelurahan Tobololo, Kecamatan Ternate Kepulauan, Ternate. (SOP Pengoperasian Radar Cuaca Stamet

Babullah Ternate.2014).

3. CUACA EKSTRIM

Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta.

(BMKG.Kep 009 Tahun 2010). Berbagai fenomena

cuaca yang terjadi seperti angin puting beliung, hujan lebat di sertai angin kencang dan juga jarak pandang mendatar yang kurang dari 1000 meter dapat sebagai dikategorikan cuaca ekstrem yang harus di waspadai bagi seorang prakirawan cuaca. Karena fenomena tersebut dapat memberikan dampak, baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap kondisi wilayah terjadinya fenomena cuaca itu. Untuk kegiatan penerbangan jarak pandang mendatar, arah dan kecepatan angin, dan juga posisi awan konvektif yang ada menjadi sebuah perhatian utama. Tanpa adanya pengamatan dan analisa yang tepat terhadap hal tersebut, maka resiko terganggunya kegiatan penerbangan akan sangat besar. Oleh karena itu dibutuhkan metode analisa yang tepat, cepat dan mudah dimengerti sebagai bahan pertimbangan seorang prakirawan dalam pengambilan keputusan pada saat terjadinya cuaca ekstrim.

4. DATA DAN METODE

Adapun data yang digunakan dalam makalah ini adalah data Radar Cuaca dari produk MAX untuk mengetahui nilai dBZ, data curah hujan realtime AWS tiap jam.

Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah dengan membandingkan nilai dBZ pada produk radar MAX dengan kejadian hujan yang terjadi dan terukur oleh sensor AWS, kemudian dicari rentang nilai dBZ , nilai curah hujan per jam untuk membuat klasifikasi cuaca ekstrim yang terjadi dan di sesuaikan dengan kondisi di wilayah Ternate.

Data kejadian hujan yang terjadi adalah data Bulan Mei dan Juli Tahun 2013 serta Bulan Januari dan Februari 2014.

5. ANALISA DAN PEMBAHASAN

Berikut adalah gambar dari citra Radar Cuaca Ternate pada produk MAX yang akan di analisa :

Gambar 1. Citra Radar Tanggal 7 Mei 2013 Pukul 07.20 UTC

(3)

Gambar 2. Citra Radar Tanggal 17 Juli 2013 Pukul 02.00 UTC

Dari gambar citra radar cuaca di atas dapat kita ketahui bahwa pada wilayah Stasiun Meteorologi Ternate cakupan massa udara yang tampak berkisar pada nilai 24.0 dBZ – 33.0 dBZ. Sedangkan dari data AWS, curah hujan yang terukur pada jam 02.00 UTC adalah 28.4 mm/jam.

Gambar 3. Citra Radar Tanggal 7 Januari 2014 Pukul 03.20 UTC

Dari gambar citra radar cuaca di atas dapat kita ketahui bahwa pada wilayah Stasiun Meteorologi Ternate cakupan massa udara yang tampak berkisar pada nilai 15.0 dBZ – 30.0 dBZ. Sedangkan dari data AWS, curah hujan yang terukur pada jam 04.00 UTC adalah 6.8 mm/jam.

Gambar 4. Citra Radar Tanggal 11 Februari 2014 Pukul 08.33 UTC

Dari gambar citra radar cuaca di atas dapat kita ketahui bahwa pada wilayah Stasiun Meteorologi Ternate cakupan massa udara yang tampak berkisar pada nilai 12.0 dBZ – 21.0 dBZ. Sedangkan dari data AWS, curah hujan yang terukur pada jam 09.00 UTC adalah 0.2 mm/jam.

Berikut ini adalah tabel hasil analisa dari nilai dBZ produk MAX dan curah hujan per jam terukur pada AWS pada tanggal 7 Mei 2013 dan 17 Juli 2013:

Tabel 1. Analisa Curah Hujan dan Nilai dBZ

Dari tabel di atas dapat kita ketahui rentang nilai dBZ produk MAX pada setiap kejadian hujan pada tanggal dan waktu tersebut.

DATE TIME (LT) RR/HR DBZ

7/5/2013 14:00 0.4 0

7/5/2013 15:00 0.6 12.0 - 27.0 7/5/2013 16:00 27.6 12.0 - 24.0 7/5/2013 17:00 50.6 27.0 - 45.0 7/5/2013 18:00 12.2 21.0 - 42.0 7/5/2013 19:00 0.4 27.0 - 36.0 7/5/2013 20:00 2 12.0 - 27.0 7/5/2013 21:00 1 12.0 - 27.0 17/07/2013 07:00 1.8 12.0 - 27.0 17/07/2013 08:00 23.8 21.0 - 42.0 17/07/2013 09:00 24.8 21.0 - 42.0 17/07/2013 10:00 28.4 24.0 - 33.0 17/07/2013 11:00 2.4 12.0 - 30.0 17/07/2013 12:00 17.6 21.0 - 42.0 17/07/2013 13:00 16.2 21.0 - 42.0 17/07/2013 14:00 20.2 21.0 - 42.0 7 MEI 2013

(4)

Berikut ini adalah tabel hasil analisa dari nilai dBZ produk MAX dan curah hujan per jam terukur pada AWS pada tanggal 7 Januari 2014 dan 11 Februari 2014:

Tabel 2. Analisa Curah Hujan dan Nilai dBZ

Dari tabel di atas dapat kita ketahui rentang nilainya,tetapi pada citra radar tidak terlihat adanya cakupan massa udara.

Dari data yang ditampilkan pada tabel, dapat diketahui bahwa rentang nilai curah hujan per jam terukur dari AWS dimulai dari 0 mm – 50.6 mm, dan rentang nilai dBZ produk MAX dari 0 dBZ – 45.0 dBZ.

Berdasarkan Kep. 009 Tahun 2010 tentang prosedur standar operasional pelaksanaan peringatan dini, pelaporan dan diseminasi informasi cuaca ekstrim diketahui bahwa kriteria curah hujan ekstrim adalah 50 mm per hari atau >20.0 mm per jam. Dan adapun kriteria hujan adalah sebagai berikut :

Hujan ringan : 0,1 mm – 5,0 mm / jam Hujan sedang : 5,1 mm – 10,0 mm /jam Hujan lebat : 10,1mm – 20,0 mm / jam Hujan sangat lebat : > 20,0 mm / jam

6. KESIMPULAN

Dari hasil analisa dan interpretasi produk radar cuaca yaitu produk MAX untuk wilayah Ternate didapatkan empat klasifikasi berdasarkan curah hujan per jam dan nilai dBZ. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3. Klasifikasi Peringatan Dini Wilayah Ternate Namun, untuk mendapatkan hasil yang lebih mendekati keakuratan yang lebih baik, diperlukan analisa dengan time series yang lebih banyak dan juga validasi yang dilakukan secara berulang.

7. DAFTAR REFERENSI

[1] Kep 009 Tahun 2010. “Prosedur Standar

Operasional Pelaksanaan Peringatan Dini dan

Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrim”.BMKG.2010

[2] Manual Book SELEXSI GEMATRONIK Weather Radar.2012

7/1/2014 11:00 1.6 12.0 - 27.0

7/1/2014 12:00 2.8 12.0 - 30.0

7/1/2014 13:00 6.8 12.0 - 30.0

7/1/2014 14:00 0.8 12.0 - 27.0

7/1/2014 15:00 8.6 12.0 - 30.0

7/1/2014 16:00 18.2 21.0 - 42.0

7/1/2014 17:00 11.4 21.0 - 42.0

7/1/2014 18:00 1.6 12.0 - 27.0

11/2/2014 16:00 0 12.0 - 27.0

11/2/2014 17:00 0 12.0 - 27.0

11/2/2014 18:00 0.2 12.0 - 27.0

11/2/2014 19:00 0.4 12.0 - 27.0

11/2/2014 20:00 1.8 12.0 - 27.0

11/2/2014 21:00 19.6 21.0 - 42.0

11/2/2014 22:00 22.2 21.0 - 42.0

11/2/2014 23:00 12 21.0 - 42.0

Gambar

Gambar 1. Citra Radar Tanggal 7 Mei 2013 Pukul 07.20 UTC
Gambar 4. Citra Radar Tanggal 11 Februari 2014
Tabel 3. Klasifikasi Peringatan Dini Wilayah Ternate

Referensi

Dokumen terkait

PLTP Binary Cycle adalah teknologi pembangkit listrik yang sangat efektif untuk diterapkan dalam pemanfaatan energi panas bumi skala kecil dari... Topik Utama Topik Utama Topik

Ayat pertama surat al-Nisa’ ini dibuka dengan sebuah pandangan bahwa kaum laki-laki dan perempuan itu adalah sama saja, mereka sesungguhnya adalah berasal dari jiwa yang satu,

Beri anak kesempatan untuk memiliki pengalaman bergaul dengan teman sebaya (lawan jenis atau tidak) agar ia paham bahwa kegiatan yang bermacam-macam dengan berbagai teman

Kaitan ortopedagogik dan ortodidaktiK • Kaitan ortopedagogik dengan ortodidaktik adalah dalam melaksanakan prinsip-prinsip dasar pendidikan anak-anak berkelainan atau anak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perjanjian-perjanjian dalam perkawinan yang dilakukan oleh mahasiswa, mengetahui penerapan perjanjian yang

(1) Kepala Desa diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1) dan Pasal 45 setelah melalui proses peradilan ternyata terbukti tidak

Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen (M.Ali, 1993; Jalaludin, 1993) untuk mengetahui pengaruh penerapan model simulasi sosial sebagai variabel bebas terhadap

Jadi sistem kepemimpinan PS Teknik Informatika : PS diketuai oleh seorang ketua PS; dibantu oleh seorang sekretaris PS dan staf administrasi Dalam melaksanakan tugasnya ketua