• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Analisis Budaya Stratejik dalam P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metode Analisis Budaya Stratejik dalam P"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

071311233068 – Studi Perbandingan Budaya Strategik Week 3

Metode Analisis Budaya Stratejik dalam Penelitian Hubungan Internasional

Paska berakhirnya Perang Dingin di tahun 1990an, kondisi internasional mengalami berbagai bentuk perubahan dan perkembangan. Salah satu bentuk perkembangan tersebut yaitu diangkatnya variabel budaya sebagai pendekatan untuk menganalisa dan menjelaskan sikap dan perilaku negara dalam hubungan internasional. Namun pada dasarnya beberapa ahli telah menyadari bahwa sejak ratusan tahun yang lalu aspek budaya telah mempengaruhi sikap negara dalam menyusun kebijakan keamanan. Menurut Lantis (2009: 34) hal ini didasarkan pada berbagai tulisan klasik yang didalamnya sedikit banyak membahas pengaruh budaya terhadap kebijakan keamanan suatu negara, misalnya yaitu tulisan milik Thucydides dan Sun Tzu. Tidak hanya itu, ketika Perang Dunia II berlangsung, beberapa negara seperti Jerman dan Jepang terbukti mengikutsertakan faktor budaya dalam penyusunan strategi. Kondisi-kondisi tersebut membuktikan bahwa budaya menempati peran penting dalam setiap penyusunan strategi dan kebijakan keamanan suatu negara. Oleh sebab itu, di era kontemporer hingga saat ini mulai dikembangkan metode analisis baru dalam penelitian ilmiah, yaitu metode analisis yang menekankan aspek budaya stratejik dalam melihat dan menjelaskan sikap negara, khususnya dalam menyusun kebijakan keamanan luar negeri.

Kemunculan metode analisis budaya stratejik dalam studi Hubungan Internasional nyatanya semakin memperkaya cara pandang terhadap sikap aktor-aktor internasional dalam berinteraksi satu sama lain. Namun kehadiran metode analisis baru tersebut tidak lepas dari sebuah pertanyaan mendasar, yakni mengenai hal baru apa saja yang ditawarkan atau yang berusaha ditambahkan oleh metode analisis budaya stratejik? Dalam tulisannya, Johnson (2006: 9) menjelaskan bahwa setidaknya terdapat dua hal baru yang diberikan oleh budaya stratejik. Pertama, budaya stratejik memungkinkan berperan sebagai ‘lensa’ keamanan yang dapat ditempatkan di semua bagian studi Hubungan Internasional. Poin tersebut bermaksud bahwa analisis budaya stratejik sangat berguna dalam penyusunan kebijakan keamanan luar negeri karena dapat menganalisa aspek-aspek budaya yang mempengaruhi pengambilan keputusan suatu negara. Kedua, budaya stratejik berfungsi sebagai pengisi celah atau gap yang terdapat dalam teori-teori Hubungan Internasional. Hal ini juga memungkinkan budaya stratejik dapat mendorong para decision maker agar bersikap lebih rasional dalam memutuskan kebijakan. Tidak hanya menitikberatkan pada faktor dan peluang yang ada di lingkungan, melainkan juga mempertimbangkan sisi budaya politik yang melekat pada negara itu sendiri. Oleh sebab itu, komponen-komponen domestik seperti budaya, ide, dan norma pemimpin negara menjadi fokus yang ditekankan dalam metode analisis budaya stratejik (Glenn et al, 2004: 4).

(2)

terlihat bahwa budaya turut memainkan peran penting dalam pembentukan sikap dan perilaku negara sehingga masing-masing negara memiliki preferensi strategis yang berbeda satu sama lain (Johnston, 1995: 34).

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, di era kontemporer saat ini banyak ahli dan peneliti yang menggunakan metode analisis budaya stratejik dalam menjelaskan sikap dan perilaku negara. Untuk menggunakan metode analisis budaya stratejik dalam penelitian perlu melalui tahapan-tahapan yang dijelaskan oleh para ahli. Menurut Johnston (1995: 50 - 53), terdapat dua tahapan pokok yang harus dilakukan. Pertama yaitu menentukan objek analisis. Menentukan objek analisis dalam metode analisis budaya stratejik terbilang cukup sulit karena budaya bersifat dinamis dan terus mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Sedangkan tahapan yang kedua yaitu melakukan pemetaan kognitif dan analisis simbol. Selain itu, Johnson (2006: 11) juga menjelaskan beberapa tahapan yang harus dilalui apabila menggunakan metode analisis budaya stratejik. Pertama yaitu menentukan variabel untuk mengetahui budaya nasional suatu negara. Variabel yang dipilih merupakan variabel yang konsisten memberi efek pada kebijakan keamanan. Untuk memudahkan analisis, Johnson (2006: 11) menyebutkan empat variabel yang umumnya berpengaruh besar terhadap pengambilan keputusan atau kebijakan, yaitu identitas, nilai, norma, dan lensa perspektif. Sedangkan tahapan selanjutnya yaitu mengevalasi variabel yang telah dipilih. Selain itu, untuk menghasilkan penelitian yang baik, maka penggunaan metode analisis budaya stratejik harus disertai dengan pendalaman terhadap keadaan geografi, sejarah pemerintahan atau rezim, kapabilitas pemerintah, serta tanggapan atau pendapat publik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tidak hanya itu, metode komparatif atau perbandingan variabel juga dianggap oleh para ahli dapat memudahkan penggunaan analisis budaya stratejik

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa metode analisis budaya stratejik mulai sering digunakan paska berakhirnya Perang Dingin. Hal ini dikarenakan banyak ahli mulai menyadari bahwa aspek budaya memainkan peran penting bagi suatu negara dalam mengambil keputusan atau kebijakan keamanan luar negeri. Penggunaan metode analisis budaya stratejik memiliki tahapan-tahapan tersendiri, seperti penentuan objek analisis, penentuan variabel, pemetaan kognitif, dan lain sebagainya bergantung pada pendapat ahli yang digunakan sebagai pedoman selama pelaksanaan analisis budaya stratejik. Di samping tahapan-tahapan tersebut, hal lain yang tidak kalah penting dalam analisis budaya stratejik yaitu metode komparatif atau perbandingan karena dinilai dapat memudahkan para peneliti dalam mengevaluasi atau menjelaskan variabel-variabel yang ada.

Referensi:

Glenn et al. 2004. Neorealism Versus Strategic Culture. London: Ashgate. Ch 1, 2, 3. Johnson, Jeannie. 2006. “Strategic Culture: Refining the Theoretical Construct”,

prepared for the Defense Threat Reduction Agency Advanced Systems and Concepts Office.

Johnston, Alastair Iain. 1995. “Thinking about Strategic Culture”, dalam International Security, 19 (4): 32-64.

(3)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa: 1) Pembinaan Pengawas dalam upaya meningkatkan kinerja guru-guru binaan mata pelajaran

Laki-Laki Perempuan 1 Adinda 1.. Dari rekapitulasi di atas ditemukan kodrat sebagai seorang perempuan dan kodrat sebagai seorang laki-laki dalam peranan sebagai

Membangun sistem informasi untuk bagian penjualan agar mempermudah dalam melakukan proses transaksi penjualan pada Tangerang Diesel dengan menggunakan NetBeans IDE 8.1

Hasil dari survey di lapangan dan hasil analisis maka tingkat pelayanan dan pemanfaatan simpang bersinyal Suprapto–Imam Bonjol sudah cukup baik, namun untuk

Hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel BOPO dengan variabel LDR menunjukkan nilai t hitung sebesar -0,464, koefisien regresi sebesar - 0,091, dan nilai

Setiap penyelenggara bandar udara wajib melakukan pemeliharaan kendaraan dan peralatan penunjang operasi PKP-PK agar kinerja operasi dapat maksimum sesuai dengan kategori bandar

Tesis yang berjudul “Pengaruh Terapi Vitamin C Terhadap Kadar C Reactive Protein Dan Flow Mediated Dilatation Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium V

implementasi pengelolaan pengelolaan pengetahuan pengetahuan adalah adalah knowledge sharing yang. knowledge sharing yang belum belum menjadi