• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), DANA PIHAK KETIGA (DPK), DAN BOPO TERHADAP LOAN to DEPOSIT RATIO (LDR) PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), DANA PIHAK KETIGA (DPK), DAN BOPO TERHADAP LOAN to DEPOSIT RATIO (LDR) PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2011-2015 - Test Repository"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH

CAPITAL ADEQUACY RATIO

(CAR),

DANA PIHAK KETIGA (DPK), DAN BOPO TERHADAP

LOAN to DEPOSIT RATIO

(LDR) PADA BANK SYARIAH DI

INDONESIA PERIODE 2011-2015

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

DISUSUN OLEH

INDAH CHOERUL ERNI

NIM 21311030

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH/EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(QS. Al-Insyirah: 6)

“Belajarlah dari masa lalu, hiduplah untuk masa depan. Yang

terpenting adalah tidak berhenti bertanya”

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah dengan ijin Allah skripsi ini selesai

Skripsi ini saya persembahakan untuk orang-orang yang telah

mendorong untuk terus memperjuangkan mimpiku:

1. Bapak Muh Dawam dan Ibu Winarti, yang senantiasa mecurahkan

kasih sayangnya, memberikan bimbingan, dan doa yang tak pernah

henti-hentinya untuk anaknya.

2. Adikku Umay Yaturrofiah yang tak pernah putus menyayangiku. 3. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang selalu sabar

membimbingku.

4. Sahabat-sahabatku yang selalu menemaniku dan mendukung ku.

5. Teman-teman Perbankan Syariah S1 kelas A, yang menemaniku dan

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang sangat melimpah kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Rasul kita, Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, perhatian, semangat, serta doa, baik secara langsung maupun tidak langsung pada penyelesaian skripsi ini kepada: 1. Kedua orang tua yang sangat saya sayangi dan cintai, Bapak Muh Dawam dan Ibu Winarti yang dengan ikhlas dan penuh kasih sayang selalu mencurahkan perhatian kepada penulis.

2. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

3. Dr. Anton Bawono, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam IAIN Salatiga.

4. Fetria Eka Yudiana M.Si, selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah S1, dan 5. Dr. Faqih Nabhan,M.M. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

(10)

x

6. Farkhani, S.Hi., M.H. selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi yang terbaik.

7. Seluruh dosen FEBI yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, tanpa mengurangi rasa hormat, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini sehingga karya sederhana ini dapat terwujud dan bermanfaat untuk kepentingan bersama.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 22 September 2016 Penulis

(11)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR),

Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasiona l(BOPO) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR). Objek Penelitian in

iadalah Bank Syariah di Indonesia dengan menggunakan Laporan Keuangan Publikasi periode tahun 2011- 2015.

Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta F-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.Selama periode pengamatan menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi tidak ditemukan variabel yang menyimpang dari asumsi klasik. Hal ini menunjukkan data yang tersedia telah memenuhi syarat menggunakan model persamaan regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel BOPO menunjukkan pengaruh negatif tidak signifikan terhadap LDR. Variabel DPK memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap LDR. Variabel CAR berpengaruh positif signifikan terhadap LDR. Kemampuan prediksi dari ketiga variabel tersebut terhadap LDR dalam penelitian ini sebesar 36,9%, sedangkan sisanya 63,1% dipengarui oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.

Kata Kunci : Loan to Deposit Ratio(LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

MOTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... . xiv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C.Tujuan Penelitian ... 11

D.Manfaat Penelitian ... 11

E. Sistematika Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Telah Pustaka ... 14

B. Landasan Teori 1. Laporan Keuangan ... 16

(13)

C. Kerangka Penelitian ... 32

D. Hipotesis ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 37

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

C. Populasi dan Sampel ... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

E.Jenis dan sumber Data ... 40

F.Definisi Operasional Variabel ... 41

G. Uji Instrumen Penelitian ... 45

H. Analisis Data dan Hipotesis ... . 45

BAB IV ANALISIS PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... . 52

B. Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif ... 53

2. Uji Normalitas ... 55

3. Uji Hipotesis ... 62

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 69

C. Keterbatasan Penelitian ... 70 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data LDR Bank Syariah ... 5

Tabel 1.2 Rata-Rata DPK,CAR, BOPO ... 7

Tabel 1.3 Research Gap ... 10

Tabel 2.1 Peringakat Bank Berdasarkan Rasio BOPO ... 31

Tabel 2.3 Hipotesis ... 36

Tabel 3.1 Daftar Nama Bank Sampel ... 39

Tabel 3.2 Definisi Operasional ... 44

Tabel 4.1 Daftar Nama Bank Sampel ... . 52

Tabel 4.2 Deskripsi Variabel Penelitian ... . 53

Tabel 4.3 Uji Normalitas Bank Sampel ... . 55

Tabel 4.4 Heterokedastisitas ... 57

Tabel 4.5 Autokorelasi ... . 58

Tabel 4.6 Multikolinearitas ... . 59

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi ... . 60

Tabel 4.8 Perhitungan Koefisien Determinasi (R2)... . 62

Tabel 4.9 Perhitungan Uji F ... . 63

Tabel 4.10 perhitungan Uji t ... . 64

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang perekonomian suatu negara, khususnya di bidang pembiayaan perekonomian. Berdasarkan UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dengan demikian, bank merupakan bagian dari lembaga keuangan yang memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan dana yang dihimpunnya kepada masyarakat yang kekurangan dana. Kegiatanpenyaluran dana dapat dilakukan

dalam berbagai bentuk, misalnya penyaluran kredit, kegiatan investasi, dan dalam bentuk aktiva tetap dan inventaris. Sedangkan, Kegiatan penghimpunan dana bank sebagian besar bersumber dari simpanan nasabah dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito berjangka. Simpanan nasabah ini sering disebut sebagai Dana Pihak Ketiga (DPK). DPK yang berhasil dihimpun sebagian besar disalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit (Kompas.com).

Hubungan antara DPK dan kredit ditunjukkan oleh Loan to Deposit

(16)

2

kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank (Kasmir, 2007). LDR dapat menjadi indikator untuk menilai fungsi intermediasi, tingkat kesehatan bank, dan likuiditas suatu bank.

LDR dapat menjadi indikator utama dalam menilai fungsi intemediasi perbankan. Semakin tinggi penyaluran kredit menggunakan DPK, maka fungsi intemediasi perbankan berjalan dengan sangat baik. Sebaliknya, rendahnya penyaluran kredit menggunakan DPK menunjukkan fungsi intermediasi tidak berjalan dengan lancar, karena DPK tidak disalurkan kembali kepada masyarakat, melainkan diguinakan untuk kepentingan lain, misalnya untuk membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI), inventaris, dan sebagainya. LDR juga menjadi salah satu indikator dalam menilai tingkat kesehatan bank. Bank Indonesia memberikan penilaian kesehatan terhadap bank-bank di Indonesia berdasarkan beberapa aspek Likuditas dan LDR merupakan salah satu indikatornya.

(17)

Tingkat LDR suatu bank haruslah dijaga agar tidak menjadi terlalu rendah ataupun terlalu tinggi. Untuk itu, diperlukan suatu standar mengenai tingkat LDR. Bank Indonesia selaku otoritas moneter menetapkan batas LDR berada pada tingkat 85%-110% dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993. Namun, per tanggal 1 Maret 2011, BI akan memperlakukan peraturan Bank Indonesia No012/19/PBI/2010 yang berisi ketentuan standar LDR pada tingkat 78%-110%.

Dana pihak ketiga (DPK) dibutuhkan suatu bank dalam menjalankan

operasinya. Dendawijaya (2009) mendefinisikan Dana Pihak Ketiga (DPK)

adalah dana berupa simpanan dari masyarakat. Bank dapat memanfaatkan dana

dari pihak ketiga ini untuk ditempatkan pada pos-pos yang menghasilkan

pendapatan bagi bank, salah satunya yaitu dalam bentuk kredit. Pertumbuhan

dana pihak ketiga akan mengakibatkan pertumbuhan kredit yang pada akhirnya

LDR juga akan meningkat.

(18)

4

keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Semakin tinggi nilai CAR mengindikasikan bahwa bank telah mempunyai modal yang cukup baik dalam menunjang kebutuhannya serta menanggung risiko-risiko yang ditimbulkan termasuk didalamnya risiko kredit. Dengan modal yang besar maka suatu bank dapat menyalurkan kredit lebih banyak, sejalan dengan kredit yang meningkat maka akan meningkatkan LDR itu sendiri. Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, besarnya CAR yang harus dicapai oleh suatu bank minimal 8%. Angka tersebut merupakan penyesuaian dari ketentuan yang berlaku secara internasional berdasarkan

standar Bank for International Settlement (BIS).

(19)

BOPO yang ideal berada antara 50-75% sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia

Alasan dipilihnya Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai variabel dependen adalah karena sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP, 31 Mei 2004, rasio LDR dihitung dari pembagian kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk antar bank) dengan DPK yang mencakup giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk antar bank). Nilai LDR masing-masing bank persero dari tahun 2011-2015 mengalami perubahan setiap periodenya. Hal ini diakibatkan dari tidak stabilnya tingkat pertumbuhan bank dalam jangka panjang di Indonesia sehingga diperlukan prediksi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Loan to Deposit Ratio

(LDR).

Kondisi LDR Bank Bank Syariah selama periode penelitian (2011-2015) dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1

Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Syariah Periode 2011-2015 (%)

No Nama Bank 2011 2012 2013 2014 2015

1 BMI 85,15 94,15 99,99 84,14 90,30 2 Bank Syariah Mandiri 86,03 94,40 89,37 82,13 81,99 3 Bank Mega Syariah 83,08 88,88 93,37 93,61 98,49 4 BNI Syariah 70,37 77,52 85,30 87,81 91,94 5 BRI Syariah 90,55 103,07 102,70 93,90 84,16 6 Bank Bukopin Syariah 83,54 91,98 100,29 82,89 90,56 7 Bank Panin Syariah 162,97 105,66 90,40 94,04 96,43

(20)

6

Lanjutan Tabel 1.1

8 Bank Victoria Syariah 46,08 73,78 84,65 95,91 95,29 9 BCA Syariah 78,8 79,9 83,5 91,2 91,4 10 Bank BJB Sariah 79,61 87,99 97,40 84,02 93,69 11 May Bank Indonesia

Syariah

289,20 197,70 152,87 157,77 110,54

Sumber: Direktori Perbankan Indonesia 2015) dan Annual Report (2011-2015)

Tabel 1.1 diatas menunjukkan seluruah bank Syariah pada Periode 2011-2015 mengalami peningkatan dan penurunan Loan To Deposit Ratio

(LDR) setiap tahun.

Prediksi terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat dilakukan dengan analisis faktor internal dan eksternal perusahaan. Analisis faktor internal perusahaan dapat dilihat dari rasio keuangan perusahaan. Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) karena rasio-rasio keuangan tersebut merupakan rasio yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk mengukur tingkat kesehatan bank yang ditinjau dari fungsi bank sebagai lembaga

intermediary.

(21)

Tabel 1.2

Rata-rata DPK, CAR, BOPO, dan LDR Bank Syariah Periode 2011-2015

Sumber: Data Bank Indonesia (Statistik Perbankan Syariah, Desember 2015)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa DPK selama 5 tahun menunjukkan peningkatan yang signifikan pada tahun 2013 dengan jumlah 2.660.434 M. sedangakan pada tahun 2015, DPK menunjukkan penurunan dengan jumlah 1.719.959 M. CAR menunjukkan peningkatan yang signifikan pada tahun 2015 dengan jumlah 1,68%, dan pada tahun 2013 CAR menunjukkan penurunan dengan jumlah -2,5%. BOPO menunjukkan peningkatan pada tahun 2015 dengan jumlah 15,29%, sedangkan pada tahun 2011, BOPO menunjukkan penurunan dengan jumlah -2,13. LDR pada tahun 2013 menunjukkan peningkatan dengan jumlah 11,06%, dan pada tahun 2015, LDR menunjukkan penurunan dengan jumlah -8,83%.

(22)

8

(LDR) masing-masing Bank Syariah di Indonesia pada tahun 2011-2015 mengalami perubahan setiap periodenya. Hal ini diakibatkan dari tidak stabilnya tingkat pertumbuhan bank dalam jangka panjang di Indonesia sehingga diperlukan prediksi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

Loan to Deposit Ratio (LDR).

Pada Penelitian yang dilakukan oleh Seandy Nandadipa (2010) menyatakan bahwa pertumbuhan DPK secara simultan berpengaruh signifikan terhadap LDR. Pernyataan yang sama juga dilakukan oleh Granita (2011), berdasarkan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Loan to Deposit

Ratio (LDR). Menurut Ternilau (2012) dalam penelitiannya menunjukkan

bahwa secara parsial variable DPK signifikan positif terhadap penyaluran kredit. Melalui penelitiannya Maharani (2011) menyatakan bahwa, Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit perbankan. Sementara hasil yang berbeda ditemukan oleh Anisah (2010) menyatakan bahwa DPK berpengaruh signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR).

(23)

terhadap Pemberian Kredit menunjukkan bahwa CAR memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap LDR, namun pada penelitian Nasiruddin (2005) CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR. Terjadi hasil penelitian yang tidak konsisten antara penelitian yang dilakukan oleh Pramono, dkk. (2006). Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2011) menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Menurut Utari (2011) dalam penelitiannya manyatakan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR. Pernyataan yang sama juga oleh Hermawan (2009), dalam penelitiannya menyatakan bahwa CAR berpengaruh signifikan terhadap LDR.

(24)

10

Tabel 1.3

Research Gap

Gap Penulis Tahun

Isu: Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Loan to

Deposit Ratio (LDR)

Research Gap: Terdapat perbedaan hasil penelitian pengaruh rasio

keuangan CAR terhadap LDR

CAR berpengaruh positif terhadap LDR

Maharani (2011) CAR berpengaruh positif dan sigifikan terhadap penyaluran kredit

Nasiruddin (2005) CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR Amriani (2012) CAR berpengaruh positif

signifikan terhadap LDR Utari (2011) CAR berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap LDR CAR berpengaruh

negatif terhadap LDR

Nandadipa (2010) CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap LDR Pramono (2006) CAR berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap LDR

Sumber : Maharani (2011), Nasiruddin (2005), Amriani (2012), Utari

(2011), Nandadipa (2010),Pramono (2006).

Berdasarkan pada fenomena gap dan keragaman argumentasi

(research gap) hasil penelitian yang ada mengenai pengaruh faktor internal

dan eksternal perusahaan perbankan terhadap LDR. Maka dalam hal ini penulis sangat terdorong untuk mengangkat permasalahan mengenai

“Analisis Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK) dan

BOPO terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Syariah di Indonesia periode 2011-2015”.

B. Rumusan Masalah

(25)

pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap LDR, maka dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh CAR terhadap LDR pada Bank Syariah? 2. Bagaimana pengaruh DPK terhadap LDR pada Bank Syariah? 3. Bagaimana pengaruh BOPO terhadap LDR pada Bank Syariah? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Syariah di Indonesia pada

tahun 2011-20015.

2. Untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap

Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Syariah di Indonesia pada

tahun 2011-2015.

3. Untuk menganallisis pengaruh BOPO terhadap Loan to Deposit Ratio

(LDR) pada Bank Syariah di Indonesia pada tahun 2011-2015. D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut:

1. Bagi pihak Bank Syariah

(26)

12

Penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuwan dan wawasan mengenai perbankan syariah.

2. Bagi Akademisi

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya sebagai salah satu sumber informasi. Dan dapat menambah wawasan yang luas untuk masyarakat pada umumnya.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis tentang bagaimana pengaruh CAR, DPK, BOPO terhadap LDR pada bank syariah.

E. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini terdiri dari landasan teori, telaah pustaka, kerangka pikir, hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

(27)

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan penyajian data-data dari lapangan atau berupa dokumen-dokumen yang dianalisis setelah melakukan penelitian. BAB V : PENUTUP

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Riski Amriani (2011) berjudul

“Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Capital Adequacy

Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO) dan Net Interest Margin (NIM)

terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank BUMN periode Maret 2006- Desember 2010. Menyimpulkan bahwa variabel CAR berpengaruh positif signifikan terhadap LDR. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,657, koefisien regresi sebesar 1,404, dan nilai probabilitas sebesar 0,010.

Anita Maharani (2011) dalam penelitian yang berjudul Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Jumlah Kredit pada Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Makassar. Menyatakan bahwa

Capital Adequacy Ratio (CAR) berkorelasi positif dan signifikan terhadap

penyaluran jumlah kredit. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang lebih besar dibandingkan dengan variabel, dan CAR sebesar 3,061 dengan signifikan 0,022.

Penelitian yamg dilakukan oleh Mita Puji Utari (2011) berjudul

“Analisis Pengaruh CAR, NPL, ROA dan BOPO terhadap LDR (Studi

(29)

independen CAR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap LDR.

Variabel CAR (Capital Adequacy Ratio) memiliki nilai t hitung sebesar

1,321 dan nilai signifikasi sebesar 0,192. Nilai signifikasi 0,192 > (0,05), hal

ini menunjukkan bahwa variabel CAR (Capital Adequacy Ratio) tidak

signifikan pada level 5% dengan arah koefisien yang positif.

Penelitian yang dilakukan oleh Pramono (2006) meneliti mengenai Analisis Pengaruh Likuiditas, Modal dan Efisiensi Bank terhadap Pemberian Kredit (Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk, tahun 2001-2005”. Hasil penelitiannya CAR secara parsial berpengarruh negatif terhadap pemberian kredit.

Penelitian yang dilakukan oleh Seandy Nandadipa (2010) meneliti tentang Analisis Pengaruh CAR, NPL, Inflasi, Pertumbuhan DPK, dan Exchange Rate terhadap LDR. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan CAR dengan uji F, berpengaruh signifikan terhadap LDR. Dan Hasil secara parsial menunjukkan bahwa variabel CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap LDR, hal ini ditunjukkan dengan signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yakni 0,000 dan koefisien -3.701,

sehingga CAR berpengaruh negatif terhadap LDR. Hal ini mengindikasikan

semakin besar CAR, maka semakin kecil LDR.

Penelitian Nasiruddin (2005) dengan judul “Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR) di BPR Wilayah Kerja

Kantor Bank Indonesia Semarang”. Penelitiannya mengenai pengaruh

(30)

16

tersebut menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR.

Berdasarkan peneliti terdahulu, penelitian yang akan dilakukan

memiliki persamaan dan perbedaan dengan peneliti sebelumnya.

Persamaannya dengan peneliti terdahulu adalah faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap intermediasi perbankan. Perbedaannya adalah dalam

objek penelitian, dimana penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang

beroperasi dan berkedudukan di Indonesia selama periode 2011 sampai

dengan 2015 dengan menggunakan variabel Dana Pihak Ketiga (DPK),

Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional

(BOPO) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR).

B. Landasan Teori

1. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2008 : 17). Sedangkan Kasmir (2014 : 7) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam satu periode tertentu.

(31)

transaksi-transaksi yang mengandung sejumlah pos-pos laporan yang dibuat untuk kepentingan pemakainya.

b. Jenis Laporan Keuangan Bank Syariah

Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan No.101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah tanggal 27 Juni 2007, menyatakan bahwa laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

1) Neraca

2) Laporan Laba Rugi

3) Laporan Perubahan Ekuitas 4) Laporan Arus kas

5) Laporan perubahan dana investasi terikat; 6) Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil;

7) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak dan shadaqah.

8) Laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan 9) Catatan atas laporan keuangan.

c. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut SAK No. 1 dalam Harahap (2013:125) adalah sebagai berikut:

(32)

18

yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai pengambilan keputusan ekonomi.

2) Laporan keuangan disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai.

Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumberdaya yang telah diperayakan kepadanya.

2. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2008: 104) Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan. Perbandingan dapat dilakukan diantara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan.

(33)
(34)

20

kondisi keuangan perusahaan, tidak terkecuali perusahaan perbankan (Sudarini, 2005).

a. Loan to deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan perbandingan

antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank (Dendawijaya, 2003). Dengan kata lain, LDR digunakan untuk mengukur jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. Loan to Deposit Ratio (LDR) digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit dengan jumlah dana. Loan to Deposit

Ratio (LDR) juga merupakan rasio yang menunjukkan

(35)

yang relatif kurang stabil dan penyebaran sumber dana pihak ketiga yang sehat, baik dari biaya maupun dari kestabilan. Menurut Bank Indonesia, penilaian aspek likuiditas mencerninkan kemampuan bank untuk mengelola tingkat likuiditas yang memadai guna memenuhi kewajibannya secara tepat waktu dan untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Disamping itu bank juga harus dapat menjamin kegiatan dikelola secara efisien dalam arti bahwa bank dapat menekan biaya pengelolaan likuiditas yang tinggi serta setiap saat bank dapat melikuidasi asetnya secara cepat dengan kerugian yang mimimal (SE. Intern BI, 2004).

Secara sistematis Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat dirumuskan sebagai berikut:

LDR = x 100%

(Sesuai SE No.6/23/DPNP Tanggal 3 Mei 2004).

(36)

22

indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank. Menurut Dendawijaya (2003:118), Rasio Loan to Deposit Ratio

(LDR) adalah rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank. Dana yang diterima Bank akan berpengaruh terhadap kredit yang diberikan, sehingga pada ujungnya akan berpengaruh pula pada besar kecilnya rasio LDR ini. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Tanggal 23 Mei 1993, termasuk dalam dana yang diterima bank adalah sebagai berikut: 1) KLBI (Kredit Likuiditas Bank Indonesia) (jika ada)

2) Giro, deposito dan tabungan masyarakat

3) Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan, tidak termasuk pinjaman subordinasi.

4) Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan.

5) Surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan.

6) Modal pinjaman 7) Modal inti

(37)

bank berasal dari masyarakat luas dan juga dari pemegang saham bank. Atas dana yang dihimpun dari masyarakat (Giro, Tabungan, Deposito berjangka) maupun pihak lainya, maka bank akan mengeluarkan biaya dana sedangkan dana yang berasal dari pemegang saham bank tidak perlu mengeluarkan biaya dana. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam menghimpun dana perlu dipertimbangkan risiko keseimbangan antara penyaluran kredit dan dana dari pihak ketiga (DPK) diantaranya menurut Rusyamsi dalam Nasiruddin (2005): (1) risiko kecukupan modal (2) risiko kredit (3) risiko suku bunga.

Dana yang dihimpun oleh bank memiliki karakteristik yang beragam baik itu menurut jangka waktu biaya, dan sumber dana lainnya (Dendawijaya, 2003) :

1) Pool of funds, dalam teori ini dana yang diperoleh bank

diperlakukan sebagai dana tunggal yang tidak memperhatikan sifat masing-masing komponen pembentuk dana. Dana tunggal ini kemungkinan dialokasikan untuk berbagai macam tujuan sesuai dengan strategi penggunaan dana.

2) Asset Allocation, dalam teori ini dana diperlakukan sesuai

(38)

24

Tiga teori untuk memelihara agar tingkat likuiditas dapat memenuhi kewajibannya kepada semua pihak yakni dengan (Suyatno dalam Nasiruddin, 2005):

1) Commercial Loan Theory, likuiditas bank akan terjamin

apabila aktiva produktif bank diwujudkan dalam bentuk kredit jangka pendek yang bersifat self liquidating.

2) Asset Shiftability Theory, likuiditas akan dapat dipelihara

apabila asset lain yang lebih liquid sesuai dengan kebutuhan bank, seperti surat berharga.

3) Doctrine of Anticipated Income Theory, likuiditas dapat

dipelihara meskipun bank menyalurkan kredit jangka panjang, apabila pembayaran pokok dan bunga pinjaman direncanakan dengan baik dan benar-benar disesuaikan dengan pendapatan dari debiturnya.

b. Dana Pihak Ketiga

Menurut Muhammad (2005: 60) menyatakan bahwa

“Dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun dari masyarakat

baik perorangan, kelompok dan lembaga badan hukum dalam bentuk giro wadiah, tabungan mudharabah, dan deposito

mudharabah”.

Dalam Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islami (EKSIS), menurut Maryanah (2008: 7) mengemukakan bahwa

(39)

masyarakat yang terhimpun melalui produk giro wadiah, tabungan

mudharabah dan deposito mudharabah”. Dapat disimpulkan

bahwa Dana Pihak Ketiga merupakan dana yang dihimpun dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, atau deposito yang selanjutnya digunakan oleh bank untuk kegiatan operasionalnya termasuk dalam hal penyaluran dana. Menurut Karim (2010: 339), untuk memperoleh dana dari masyarakat luas bank dapat menggunakan tiga macam jenis simpanan yaitu Giro Syariah, Tabungan syariah, dan Deposito syariah.

1)Giro Syariah

Giro adalah sejenis simpanan Nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah bayar lainnya, atau dengan pemindahbukuan (Kasmir: 2002). Sedangkan menurut Karim (2004: 265), mengemukakan bahwa pengertian giro secara umum adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah bayar lainnya, atau dengan pemindahbukuan. Sedangkan pengertian giro syariah adalah giro yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah.

(40)

26

berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah”. Penjelasan dari

beberapa giro tersebut adalah sebagai berikut: 2) Giro Wadiah

Menurut Karim (2004: 265) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan giro wadiah adalah giro yang dijalankan berdasarkan akad wadiah, yaitu titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki.

3) Giro Mudharabah

Menurut Karim (2004: 268), menyatakan bahwa “giro

mudharabah adalah giro yang dijalankan berdasarkan akad

mudharabah”. Selanjutnya, Karim (2004: 268)

mengemukakan bahwa bank syariah dalam kapasitasnya sebagai mudharib memiliki sifat sebagai seorang wali amanah (trustee), yakni harus berhati-hati atau bijaksana serta beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi akibat kesalahan atau kelalaiannya. Di samping itu, bank syariah juga bertindak sebagai kuasa dari usaha bisnis pemilik dana yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin tanpa melanggar berbagai aturan syariah.

4) Tabungan Syariah

(41)

Tabungan Syariah adalah simpanan berdasarkan akad

wadiah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah

atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional No. 02/DSN-MUI/IV/2000, tentang tabungan syariah menyatakan bahwa tabungan yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu tabungan yang berdasarkan perhitungan bunga dan tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip Mudharabah dan Wadiah.

a) Tabungan wadiah

Menurut Karim (2004: 271) menyatakan bahwa

“Tabungan wadiah merupakan tabungan yang

dijalankan berdasarkan akad wadiah, yaitu titipan murni yag harus dijaga dan dikembalikan setiap saat

sesuai dengan kehendak pemiliknya”.

Hasan Abdullah dalam Antonio (2001: 156)

mengemukakan bahwa “Bank syariah menerapkan

akad wadiah mengikuti prinsip-prinsip wadiah yad

(42)

28

mengemukakan bahwa tabungan yang menerapkan akad wadiah mengikuti prinsip-prinsip wadiah yad

adh-dhamanah tidak mendapatkan keuntungan karena

ia titipan dan dapat diambil sewaktu-waktu dengan menggunakan buku tabungan atau media lain seperti kartu ATM. Tabungan yang berdasarkan akad wadiah

ini tidak mendapatkan keuntungan dari bank karena sifatnya titipan. Akan tetapi, bank tidak dilarang jika ingin memberikan semacam bonus/hadiah.

b) Tabungan mudharabah

Menurut Karim (2004: 273) menyatakan bahwa

“Tabungan mudharabah adalah tabungan yang

dijalankan berdasarkan akad mudharabah”.

5) Deposito Syariah

Pengertian deposito secara umum menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan, dijelaskan bahwa deposito yang bisa juga disebut deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.

(43)

dinyatakan bahwa deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah dan/atau UUS.

Sedangkan berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional No. 03/DSN-MUI/IV/2000, menyatakan bahwa Deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah.

Dengan demikian, di dalam deposito syariah hanya memiliki satu jenis deposito, yaitu deposito mudharabah. Adapun ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan dalam aplikasi deposito mudharabah ini adalah sama dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam akad mudharabah. c. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) atau sering disebut rasio

(44)

30

Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur kemampuan

permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga. Capital Adequacy Ratio (CAR) menurut (Kusumo, 2003) merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha seerta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Semakin besar rasio tersebut akan semakin baik posisi modal. Pendapat lain diutarakan oleh Siamat (2003), yaitu perhitungan penyediaan modal minimum (Capital

Adequacy) didasarkan pada Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

(ATMR). Berdasarkan Pakfeb 1991, perbankan diwajibkan memenuhi Kewajiban Penyertaan Modal Minimum atau dikenal dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) yang diukur dari presentase tertentu terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Rasio (ATMR). Sejalan dengan standar yang ditetapkan Bank of Internatonal

Settlements (BIS), seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan

(45)

kebutuhan modal minimum, meningkatkan kepercayaan masyarakat, menutupi kerugian aktiva produktif bank, sebagai indikator kekayaan bank.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

CAR = x 100 %

(Sesuai SE No.6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004).

d. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO merupakan rasio antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Dendawijaya, 2003). Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran). Pendapatan operasional merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan penempatan operasi lainya.

(46)

32

menjalankan aktivitas usahanya maka laba yang dapat dicapai bank semakin meningkat. BOPO maksimum sebesar 90%.

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, kategori peringkat yang akan diperoleh bank dari besaran nilai BOPO yang dimiliki adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Peringkat Bank berdasarkan Rasio BOPO Peringkat Predikat Besaran nilai BOPO

1 Sangat

Sumber : SE BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

(Surat Edaran BI No.3/30/DPNP Tanggal 14 Desember 2001). Secara sistematis, BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut:

BOPO =

(Sesuai SE No.6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004)

(47)

C. Kerangka Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Capital

Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Beban Operasional

dan Pendapatan Operasional (BOPO) sebagai variabel independen dan

Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai variabel dependen.

Gambar 2.2 Kerangka Penelitian

Sumber: konsep penelitian yang diolah

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban permasalahan sementara yang bersifat dugaan dari suatu penelitian. Dugaan ini harus dibuktikan kebenarannya melalui data empiris (fakta lapangan). Hipotesis dapat benar atau terbukti dan tidak terbukti setelah didukung oleh fakta-fakta dari hasil penelitian lapangan (Supardi, 2005:69).

H2

H1 CAR (X1)

DPK (X2)

BOPO (X3)

LDR (Y)

(48)

34

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, teori, penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan seberapa

besar modal bank telah memadai untuk menunjang kebutuhannya dan dasar untuk menilai prospek kelanjutan usaha bank bersangkutan. Semakin tinggi Capital Adequacy Ratio (CAR), menunjukkan kinerja bank dalam memberikan kredit yang semakin baik sehingga meningkatkan kesehatan bank dan proses menyalurkan dana kepada masyarakat serta penghimpunan dana berjalan efektif. Penelitian oleh Nandadipa (2010) terbukti bahwa pertumbuhan modal memiliki pengaruh yang positif terhadap fungsi intermediasi yang diukur dengan Loan to Deposit Ratio

(LDR). Pada penelitian Nasiruddin (2005) CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR. Semakin besar Capital

Adequacy Ratio (CAR), maka semakin besar daya tahan bank

dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang timbul karena adanya harta bermasalah (Riyadi, 2006).

(49)

H1: Semakin tinggiCapital Adequacy Ratio (CAR), maka semakin tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR).

2. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR)

Dana Pihak Ketiga merupakan sumber dana bank yang berasal dari masyarakat sebagai nasabah dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Berdasarkan UU No.10 tahun 1998, dapat dikatakan bahwa besarnya penyaluran kredit bergantung kepada besarnya dana pihak ketiga yang dapat dihimpun oleh perbankan. Umumnya dana yang dihimpun oleh perbankan dari masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui penyaluran kredit (Warjiyo, 2005:432). Pada penelitian Nandadipa (2010) meneliti bahwa Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap volume kredit pada perbankan nasional dan bank-bank asing. Jen Kharisa Granita (2011) meneliti bahwa DPK memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap LDR (Studi pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Periode 2002-2009) Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Semakin tinggi Dana Pihak Ketiga (DPK), maka semakin

tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR).

(50)

36

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan rasio antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Dendawijaya, 2003). Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, dan lain-lain). Pendapatan operasional merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan penempatan operasi lainnya. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Dendawijaya, 2003). Semakin kecil BOPO maka semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang besangkutan (Almilia dan Herdiningtyas, 2005) atau dengan kata lain semakin tinggi rasio BOPO maka kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Penelitian yang dilakukan oleh Pramono (2006) BOPO memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap LDR.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Semakin tinggi Biaya operasional terhadap Pendapatan

(51)

Tabel 2.3 Hipotesis

H1 Semakin tinggi Capital Adequacy Ratio (CAR) , maka semakin

tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR).

H2 Semakin tinggi DPK, maka semakin tinggi Loan to Deposit

Ratio (LDR).

H3 Semakin tinggi Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO), maka semakin tinggi Loan to Deposit Ratio(LDR).

(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian kuantitatif dengan data yang digunakan adalah data sekunder untuk semua variabel dan data rasio-rasio keuangan yang terdapat pada laporan keuangan Bank Syariah selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Perbankan Syariah di Indonesia pada periode 2011-2015, melalui akses internet ke website bank-bank yang termasuk dalam sampel maupun akses ke www.bi.go.id

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Supardi (2005:101) menjelaskan bahwa populasi adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada wilayah dan waktu serta dengan kualitas tertentu yang akan diamati.

Menurut Sumarni dan Wahyuni (2006:69), populasi merupakan keseluruhan objek yang diteliti dan terdiri atas sejumlah individu, baik yang terbatas (finiti) maupun tidak terbatas (infinite). Sedangkan menurut Arikunto populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2010:173).

(53)

1) PT Bank Muamalat Indonesia 2) PT Bank Syariah Mandiri 3) PT Bank Mega Syariah 4) PT Bank BNI Syariah 5) PT Bank BRI Syariah 6) PT Bank Bukopin syariah 7) PT Bank Panin Syariah 8) PT Bank Victoria Syariah 9) PT Bank BCA Syariah 10) PT Bank BJB Syariah 11) PT Maybank Syariah 2. Sampel

Menurut Supardi (2005:103) adalah bagian dari populasi yang dijadikan subyek penelitian sebagai wakil dari para anggota populasi.teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

nonprobability sampling (penarikan sampel secara tidak acak).

Menurut Sugiyono (2010:66), nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota yang dipilih menjadi sampel. Bagian dari nonprobability sampling yang digunakan adalah

purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010:68) yang dimaksud

purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan cara

(54)

40

diantaranya, perusahaan perbankan yang terdaftar sebagai perusahaan perbankan yang go public antara lain:

1) Bank yang menerbitkan annual report selama 5 tahun berturut-turut yaitu tahun 2011-2015.

2) Laporan keuangan dalam annual report harus mempunyai tahun buku yang berakhir 31 desember.

3) Bank Syariah yang termasuk dalam Bank Umum Syariah dan mempublikasikan laporan keuangan sejak tahun 2011.

Ada sebelas Bank Umum Syariah yang ada, yang termasuk dalam kriteria sampel di atas adalah:

Tabel 3.1

Daftar nama bank sampel

No. Nama Bank

1 PT Bank Muamalat Indonesia 2 PT Bank Syariah Mandiri 3 PT Bank Mega Syariah 4 PT Bank BNI Syariah 5 PT Bank BRI Syariah 6 PT Bank Bukopin Syariah 7 PT Bank Panin Syariah 8 PT Victoria Syariah 9 PT BCA Syariah 10 PT Bank BJB Syariah 11 PT Maybank Syariah D. Teknik Pengumpulan Data

(55)

sampel penelitian selama periode tahun 2011-2015. Data dalam penelitian ini diperoleh dari internet dengan cara mendownload laporan tahunan dari masing-masing bank tersebut yang dipublikasikan melalui

website Bank Indonesia.

E. Jenis dan Sumber Data 1) Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa lalu (Bawono, 2006: 30). Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari data rasio-rasio keungan bank yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) tahun 2011-2015.

2) Sumber Data

Sumber data diperoleh dari website Bank Indonesia, yaitu

www.bi.go.id dan dari website bank yang dijadikan obyek dalam

penelitian. Sumber data adalah annual report dari bank sampel yang di ambil dari tahun 2011-2015.

F. Definisi Operasional Variabel

(56)

42

variabel penelitian. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan penulis mengenai pengaruh Capital Adequecy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap

Loan to Deposit Ratio, maka terdapat dua variabel yang digunakan

sehubungan dengan penelitian ini, antara lain : 1. Variabel Dependen/Terikat

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Loan to Deposit

Ratio (LDR). LDR adalah rasio untuk mrngukur komposisi jumlah

kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat (Dana Pihak Ketiga) yang digunakan (Siamat, 2003). Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank. Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, LDR diukur dari perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan terhadap jumlah dana pihak ketiga, sebagaimana yang dirumuskan sebagai berikut :

LDR = x 100%

(57)

diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya, 2009).

2. Variabel Independen/Bebas 1) Capital Adequacy Ratio (CAR)

Rasio permodalan diwakili oleh Captal Adequacy Ratio

(CAR). CAR adalah rasio kinerja bank yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan (Siamat, 2003). CAR diukur dari perbandingan antara modal yang dimiliki bank dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR), sebagaimana yang dirumuskan sebagai berikut :

CAR = x 100 %

2) Dana Pihak Ketiga (DPK)

(58)

44

deposito, giro, sertifikat deposit. Dalam penelitian ini DPK dirumuskan sebagai berikut:

DPK =

3) Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

Menurut Riyadi (2004), BOPO merupakan rasio yang menunjukkan besaran perbandingan antara beban atau biaya operasional terhadap pendapatan operasional suatu bank pada periode tertentu. Pada bank, beban operasional umumnya terdiri dari biaya bunga (beban bunga yang dibayarkan oleh pihak bank kepada nasabah yang menyimpan uangnya di bank dalam bentuk dana pihak ketiga) biaya administrasi, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dsb. Sedangkan, pendapatan operasional bank umumnya terdiri dari pendapatan bunga (diperoleh dari pembayaran angsuran kredit dari masyarakat), komisi, dll. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

BOPO =

Secara garis besar definisi operasional digambarkan pada tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2 Definisi Operasional

No Variabel Konsep Indikator Skala

1 CAR Rasio kinerja bank untuk

CAR =

x

(59)
(60)

46

Setelah semua data terkumpul selanjutnya diolah dan di analisis sesuai dengan kebutuhan penelitian. Annual report dari setiap masing-masing bank akan dilakukan penghitungan rasio-rasio keuangan sesuai ukuran kinerja bank dengan indikator yang ditetapkan dalam pengukuran variabel. Selanjutnya hasil perhitungan akan dianalisis untuk membuktikan hipotesis.

H. Analisis Data dan Hipotesis 1. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian agar dapat diinterpretasikan dan mudah dipahami adalah:

a. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terdiri dari heterokesdatisitas, autokorelasi, multikolinieritas, normalitas, yaitu sebagai berikut (Bawono, 2006: 115-186) :

(1) Normalitas

Uji ini untuk menguji apakah dalam model regresi, data variabel dependen dan independen yang kita pakai apakah berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji

kolmogorov-smirnov untuk menguji kenormalan suatu data karena dengan

uji ini menghsilkan nilai yang pasti. Jika nilai dari Asymp. Sig.

(61)

maka data tersebut berdistribusi normal tetapi sebaliknya jika nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed)-nya menunjukkan angka kurang dari 5% atau 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

(2) Heterokesdatisitas

Uji heterokesdatisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari pengamatan satu ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan beberapa metode. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Glejser. Dengan meregresikan nilai absolut residual yang diperoleh atas variabel bebas (Gujarati, 1997). Dimana t-test > t tabel, maka dapat disimpulkan dalam persamaan tersebut terdapat heterokedastisitas dan jika t-test < t tabel, maka persamaan regresi tersebut tidak terdapat heterokedastisitas. Selain itu juga dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%, maka model persamaan tersebut tidak ada gejala heterokedastisitas.

(62)

48

Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode saat ini dengan periode sebelumnya. Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara data saat ini dengan data sebelumnya. Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data

time series. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi

maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

(a) 0 < d < dl : ada autokorelasi positif (b) 4-dl < d < 4 : ada autokorelasi negatif (c) Du < d < 4-du : tidak ada autokorelasi positif

maupun negatif

(d) dl ≤ d ≤ du : tidak dapat disimpulkan (e) du ≤ d ≤ 4-dl : tidak ada autokorelasi negatif (4) Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat kolerasi variabel-variabel bebas di antara satu dengan lainnya. berarti multikolinearitas berguna untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan linier yang sempurna (pasti) di antara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi. Alat statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan variance

(63)

(VIF) dilihat dari hasil tolerance dan VIF-nya. Jika nilai dari

tolerance lebih dari 0,1 maka dikatakan tidak terjadi

multikolinearitas tetapi sebaliknya, jika nilai tolerance kurang dari 0,1 maka dikatakan terjadi multikolinearitas. Dan jika nilai VIF-nya menunjukkan nilai yang kurang dari 10,00 maka dikatakan tidak terjadi multikolinearitas tetapi, jika nilai VIF-nya menunjukkan nilai yang lebih dari 10,00 maka dikatakan terjadi multikolinearitas.

(5) Analisis statistik

Analisis regresi berganda adalah suatu teknik ketergantungan. Maka untuk menggunakannya, Anda harus dapat membagi variabel menjadi variabel dependen dan independen. Analisis regresi juga merupakan alat statistik yang digunakan bila variabel dependen dan independen berbentuk metrik. Akan tetapi, dalam keadaan tertentu variabel independen yang berupa data nonmetrik (variabel dummy, data berbentuk ordinal atau nominal) dapat juga digunakan (Sulaiman, 2004 : 77).

(64)

50

(variabel Y). Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy

Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Beban Operasional

Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Loan to Deposit

Ratio (LDR) pada Bank Syariah periode tahun 2011-2015.

Formulasi persamaan regresi berganda sendiri adalah sebagai berikut:

Y = α + b

1

x

1

+ b

2

x

2

+ b

3

x

3

+ ε

Dimana :

α

= Konstanta Persamaan Regresi

x1 = Capital Adequecy Ratio (CAR)

x2 = Dana Pihak Ketiga (DPK)

x3 = Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Y = Loan to Deposit Ratio (LDR)

b1-b2 = Koefisien Regresi

ε

= Kesalahan Acak

b. Hipotesis

a) Pengujian Statistik

(1) Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen dan independen. Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai

1 (0 ≤ R2 ≥ 1). Semakin besar R2

(65)

baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka tidak ada hubungan antara variabel independen dan variabel independen (Bawono, 2006 : 94). Jika (R2) yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 makin mendekati nol maka semakin lemah pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.

Koefisien determinasi untuk mengetahui kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi semakin baik.

(2) Uji F ( Uji Serempak)

Uji F dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh semua variabel independen (X) secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen (Y). Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel (Bawono, 2006 : 91).

(66)

52

dependen dan variabel independen. Untuk mengetahui signifikan atau tidak pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat maka digunakan

probabilitysebesar 5% (α= 0,05).

(a) Jika sig > ά (0,05), maka H0 diterima (b) Jika sig < ά (0,05), maka H0 ditolak (3) Uji T (Uji Parsial)

Uji T dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Uji ini dilakukan dengan memperbandingkan t

hitung dengan t tabel (Bawono, 2006 : 89).

(67)

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebelas bank yang termasuk dalam Bank Umum Syariah sampel yang diambil adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Daftar Nama Bank Sampel

No. Nama Bank

1 PT Bank Muamalat Indonesia 2 PT Bank Syariah Mandiri 3 PT Bank Mega Syariah 4 PT Bank BNI Syariah 5 PT Bank BRI Syariah 6 PT Bank Bukopin Syariah 7 PT Bank Panin Syariah 8 PT Victoria Syariah 9 PT BCA Syariah 10 PT Bank BJB Syariah 11 PT Maybank Syariah

Peneliti sengaja mengambil data bank tersebut karena pertumbuhan pada rasio keuangan yang stabil pada periode 2011-2015.

B. Hasil Penelitian

(68)

54

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskkriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel penelitian. Dengan memberikan penjelasan tentang statistic deskriptif diharapkan dapat memberikan gambaran awal tentang massalah yang diteliti.

Tabel 4.2

Deskripsi Variabel Penelitian Bank Syariah

Descriptive Statistics

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebahyak 55 sampel data yang diambil dari laporan keuangan publikasi tahunan Bank Perbankan Syariah periode 2011-2015.

Berdasarkan pada tabel diatas bahwa variabel CAR terendah (minimum) sebesar 1,95% dan tertinggi (maksimum) sebesar 124,43% sementara standar deviasinya sebesar 21,07% lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 24,46%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa simpangan data pada variabel CAR baik.

(69)

(maksimum) sebesar 98,90%. Sementara standar deviasi sebesar 23,51% lebih kecil daripada nilai rata-rata (mean) sehingga mencerminkan bahwa data pada variabel DPK baik.

Pada Variabel BOPO nilai terendah (minimum) sebesar 21,09% dan nilai tertinggi (maksimum) sebesar 182,30% sementara nilai rata-rata (mean) sebesar 79,73% lebih besar dibandingkan standar deviasi sebesar 29,11% sehingga menunjukkan bahwa simpangan data pada variabel BOPO baik.

Variabel LDR diperoleh nilai terendah (minimum) sebesar 0,84% dan nilai tertinggi (maksimum) sebesar 289,2% sementara standar deviasi sebesar 43,70% lebih kecil dibandingkan standar mean sebesar 94,44% sehingga menunjukkan bahwa simpangan data pada variabel LDR baik.

2. Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji ini untuk menguji apakah dalam model regresi, data variabel dependen dan independen yang kita pakai apakah berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

uji kolmogorov-smirnov untuk menguji kenormalan suatu data karena

dengan uji ini menghsilkan nilai yang pasti. Jika nilai dari Asymp. Sig.

(2-tailed)-nya menunjukkan angka lebih dari 5% atau 0,05 maka data

(70)

56

Sig. (2-tailed)-nya menunjukkan angka kurang dari 5% atau 0,05 maka

data tersebut tidak berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas pada pengujian terhadap 55 data terlihat dalam tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Normalitas Bank Sampel

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 55

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 31.42897365

Asymp. Sig. (2-tailed) .112

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: data yang telah Diolah

Berdasarkan hasil pada tabel 4.3 di atas, data terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov – Smirnov sebesar 1,200 dan signifikan pada 0,112 yang lebih besar dari dari 0,05. Hal ini berarti data residualnya terdistribusi secara normal, karena nilai signifikansinya lebih dari 0,05.

b. Uji Heterokedastisitas

(71)

penelitian ini peneliti menggunakan metode Uji Glejser dengan meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel independen. Dengan persamaan regesi :

AbsUt = b0+b1 CAR+b2 DPK + b3 BOPO

Jika variabel signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi Heterokedastisitas. Dan sebaliknya jika variabel tidak signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen, maka tidak terjadi Heterokedastisitas.

Tabel 4.4

Heterokendastisitas Bank Sampel

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Ut (AbsUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model tidak mengandung adanya Heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

(72)

58

adalah bahwa analisis regresi untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara data saat ini dengan data sebelumnya. Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian

Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

(a) 0 < d < dl : ada autokorelasi positif

a. Predictors: (Constant), LnBOPO, LnCAR, LnDPK b. Dependent Variable: LnLDR

Sumber: Data yang telah diolah

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS di atas, dapat diketahui bahwa nilai Durbin Watson pada Model Summary adalah sebesar 2,185. Oleh karena 1,68 < 2,185 < 2,32, maka hal ini berarti tidak terjadi autokerelasi pada model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.

(73)

Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat kolerasi variabel-variabel bebas di antara satu dengan lainnya. berarti multikolinearitas berguna untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan linier yang sempurna (pasti) di antara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi. Alat statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan variance inflation factor (VIF). Dalam metode variance

inflation factor (VIF) dilihat dari hasil tolerance dan VIF-nya. Jika

nilai dari tolerance lebih dari 0,1 maka dikatakan tidak terjadi multikolinearitas tetapi sebaliknya, jika nilai tolerance kurang dari 0,1 maka dikatakan terjadi multikolinearitas. Dan jika nilai VIF-nya menunjukkan nilai yang kurang dari 10,00 maka dikatakan tidak terjadi multikolinearitas tetapi, jika nilai VIF-nya menunjukkan nilai yang lebih dari 10,00 maka dikatakan terjadi multikolinearitas.

Tabel 4.6

Uji Multikolinearitas Bank Sampel Uji Variance Inflation Factor (VIF) Test

Coefficientsa

Sumber:Data yang telah diolah

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.1 diatas menunjukkan seluruah bank Syariah pada Periode
Tabel 1.2 Rata-rata DPK, CAR, BOPO, dan LDR Bank Syariah
Tabel 1.3    Research Gap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari usulan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmiahan pada prototype terminal komunikasi data VMeS ( Vessel Messaging System ) pada

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat kecemasan pada lanjut usia setelah diberikan terapi tertawa di PSTW Wana Seraya Denpasar sebanyak 19 responden (70,4%)

Sama halnya dengan CAR, suatu perusahaan memiliki kinerja yang baik jika kepemilikan institusional tinggi maka akan meningkatkan nilai CAR.. Akan tetapi hasil pengujian

The text below is for question number 1 – 3 (Text dibawah adalah untuk menjawab pertanyaan nomor 1 – 3).. Me and my family goes to Yogyakarta

Berdasarkan permasalahan dan juga dengan adanya penelitian penelitian sebelumnya, maka akan dibangun sistem informasi geografis berbasis web ( Web-Geographic

Dalam hal ini, madrasah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat.madrasah dan masyarakat memiliki

We will now use the Apache Axis tools to auto-generate the client-side stubs and the binding classes using which we can write a simple Java client class to access the service

 Menyajikan data hasil pengamatan tentang perbedaan penerapan bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern pada