• Tidak ada hasil yang ditemukan

korelasi tingkat pendidikan orang tua da

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "korelasi tingkat pendidikan orang tua da"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan secara berturut-turut mengenai laporan hasil penelitian yang telah dilakukan meliputi deskripsi data, pengujian persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu Tingkat Pendidikan Orang Tua (X1) dan Pola Asuh (X2) dan variabel terikat yaitu

Kemandirian Anak (Y), untuk mendeskripsikan dan menguji pengaruh variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini, maka pada bagian ini akan disajikan deskripsi data dari masing-masing variabel berdasarkan data yang diperoleh di lapangan. Pada deskripsi data berikut ini disajikan informasi data meliputi mean, median, modus dan standard deviation masing-masing variabel. Deskripsi data masing-masing variabel secara rinci dapat dilihat dalam uraian berikut ini:

1. Tingkat Pendidikan Orang Tua

(2)

berjumlah 21 orang tua atau sebesar 24,70%, orang tua yang berpendidikan S1 berjumlah 16 orang tua atau sebesar 18,82% dan orang tua yang berpendidikan S2 berjumlah 5 orang tua atau sebesar 5,88%. Dari segi pendidikan nonformal orang tua yang tidak pernah mengikuti pendidikan nonformal berjumlah 44 orang tua atau 52,94%, orang tua yang mengikuti organisasi masyarakat bejumlah 6 orang atau 7,05%, orang tua yang mengikuti majlis taklim berjumlah 26 orang tua atau sebesar 30,58%, dan yang mengikuti kursus berjumlah 9 orang tua atau sebesar 10,58%.

Berdasarkan persentase tingkat pendidikan orang tua di atas dapat digambarkan tabel sebagai berikut:

Tabel 6. Persentase Data Tingkat Pendidikan Orang Tua

No Tingkat pendidikan orang tua Persentase (%)

Jumlah

1 Pendidikan Formal SD 29,41% 27

SMP 21,17% 18

SMA 24,70% 20

Perguruan Tinggi (

S1,S2,S3) 24,7% 20

2 Pendidikan Non Formal Kejar Paket -

(3)

Tabel 7. Kecenderungan Pola Asuh

Tingkat pendidikan

Gaya Asuh (%) Kecenderunga n otoriter permisif demokratif

SD 5308.8 4676,92 5646,15 Demokratif

SMP 6527,2 6022,2 6568,8 Demokratif

SMA 6872,8 6169,5 7045,7 Demokratif

PT 6368,5 6488 7440,5 demokratif

(4)

B. Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yang terdiri dari uji normalitas, uji linieritas, dan uji multikolonieritas.

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian yang akan dianalisis memiliki distribusi normal atau tidak. Alat uji yang digunakan dengan menggunakan pengujian Kolmogorov-Smirnov dengan dilakukan menggunakan program SPSS 21,0. Kriteria pengambilan keputusan adalah jika KD asymp.sig lebih dari 0,05 maka data berdistribusi

normal dan sebaliknya jika KD assymp.sig kurang dari 0,05 maka datanya

berdistribusi tidak normal. Adapun hasil pengujian uji normalitas pada variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua dan Pola Asuh dengan Kemandirian Anak dalam Keluarga sebagai berikut :

Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Normalitas

(5)

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai nilai KD

asymp. Sig dari data variabel tingkat pendidikan orang tua dan ola asuh lebih kecil dari 0,005 maka variabel tingkat pendidikan orang tua dan pola asuh tidak terdistribusi normal sehingga tidak memenuhi syarat untuk pengujian statistik parametrik akan tetapi non parametrik.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas hubungan dapat diketahui dengan menggunakan uji F. Dalam SPSS untuk menguji linearitas menggunakan deviastion from linearity dari uji F linear. Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen tidak linear apabila nilai signifikansi Fhitung lebih besar

dari 0,05. Hasil uji linearitas hubungan adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Linearitas

Sumber : Data Primer yang diolah

Berdasarkan tabel 9, nilai signifikansi hubungan antara variabel X1 dengan variabel dependen lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel X1 dengan variabel dependen tidak linier dan nilai signifikansi hubungan antara variabel X2 dengan variabel dependen lebih besar dari 0,05 sehingga dapat

(6)

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel bebas. Hasil uji multikolinearitas antar variabel bebas menunjukkan bahwa interkorelasi antar variabel bebas sebesar 1,004. Interkorelasi antar variabel bebas melebihi 0,0600 sehingga dapat dikatakan terjadi multikolinieritas dan tidak bisa dianalisis menggunakan parametrik.

Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber : Data Primer yang diolah.

Hasil dari uji prasyarat analisis baik uji normalitas, linieritas dan multikolonearitas hasilnya tidak bisa menggunakan uji statistik parametrik akan tetapi menggunakan uji non parametrik.

C. Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang dirumuskan, oleh sebab itu jawaban sementara ini harus diuji kebenarannya secara empirik. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis korelasi spearman dan chi square. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengujian Hipotesis

Variabel VIF Keterangan

(7)

Hipotesis menyatakan bahwa “Hubungan dan kecenderungan antara tingkat pendidikan dan pola asuh”. Di bawah ini adalah hasil pengujian kecenderungan masing-masing dari beberapa jenis tingkat pendidikan terhadap pola asuh dengan menggunakan chi square.

Tabel 11. Ringkasan Hasil Chi Square antara X1 terhadap X2

Sumber : Data Primer yang diolah

Berdasarkan tabel 11 dapat disimpulkan bahwa orang tua yang berlatar belakang pendidikannya SD menggunakan pola asuh otoriter sebanyak 6 orang tua, pola asuh permisif sebanyak 2 orang tua dan pola asuh demokratif sebanyak 19 orang tua. Orang tua yang memiliki pendidikan SMP yang menggunakan pola asuh otoriter sebanyak 5 orang, permisif sebanyak 3 orang dan demokratif sebanyak 10 orang tua. Orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan SMA yang menggunakan pola asuh otoriter sebanyak 2 orang tua, pola asuh permisif sebanyak 2 orang tua dan yang menggunakan pola asuh demokratif sebanyak 16 orang tua. Orang tua yang memiliki latar belakang

(8)

pendidikan Perguruan Tinggi yang menggunakan pola asuh otoriter sebesar 0 orang, pola asuh permisif sebesar 2 orang tua dan yang menggunakan pola asuh demokratif sebesar 18 orang tua.

Tabel 12. Uji Korelasi Spearman tingkat pendidikan orang tua dan pola asuh

Berdasarkan tabel 12 dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan orang tua mempunyai hubungan yang signifikan terhadap pola asuh orang tua. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil sig sebesar 0,35 lebih kecil dari 0,05 maka terdapat hubungan yang siginifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan pola asuh. Koefisien korelasinya sebesar 0,229 hal ini menandakan bahwa hubungan yang rendah antara tingkat pendidikan orang tua dan pola asuh orang tua.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

(9)
(10)

Tabel 13. Kecenderungan tingkat pendidikan terhadap kemandirian anak

tingkat pendidikan * kemandirian anak Crosstabulation

Count

tingkat pendidikan Total

sd smp sma pt

kemandirian anak

tidak mandiri 5 5 3 4 17

kurang mandiri 20 12 14 15 61

Mandiri 2 1 3 1 7

Total 27 18 20 20 85

Sumber: Data Primer yang diolah

(11)

Tabel 14. Uji korelasi spearman tingkat pendidikan orang tua dan berdasarkan nilai sig. sebesar 0,668 lebih besar dari nilai taraf signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan orang tua tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kemandirian anak dalam keluarga.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

(12)

Tabel 15. Kecenderungan pola asuh dengan kemandirian anak dalam keluarga

Sumber: Data Primer yang diolah

Berdasarkan tabel 15, dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 orang tua yang menggunakan pola asuh otoriter anaknya tidak mandiri, 2 orang tua menggunakan pola asuh permisif anaknya tidak mandiri dan 12 orang tua menggunakan pola asuh demokratif anaknya mandiri.Terdapat 10 orang tua yang menggunakan pola asuh otoriter anaknya tidak mandiri, 7 orang tua yang menggunakan pola asuh permisif anaknya kurang mandiri dan 44 orang tua menggunakan pola asuh demokratif anaknya kurang mandiri. Terdapat 0 orang tua yang menggunakan pola asuh otoriter anaknya mandiri, terdapat 0 orang tua yang menggunakan pola asuh permisif anaknya mandiri dan 7 orang tua yang menggunakan pola asuh demokratif anaknya mandiri.

pola asuh * kemandirian anak Crosstabulation

Count

kemandirian anak Total

tidak mandiri kurang mandiri mandiri

pola asuh

Otoriter 3 10 0 13

permisif 2 7 0 9

domkratif 12 44 7 63

(13)

Tabel 16. Uji korelasi spearman antara pola asuh dengan kemandirian anak signifikan terhadap kemandirian anak dalam keluarga. Hal ini berdasarkan nilai sig. sebesar 0,165 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 maka dapat dikatakan bahwa pola asuh tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan kemandirian anak dalam keluarga.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan (X1) dan pola asuh (X2) terhadap kemandirian anak dalam keluarga (Y). Hasil penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

(14)

Gambar 2. Ringkasan Hasil Penelitian

Berdasarkan gambar 2 maka diketahui pembahasan tentang hasil penelitian sebagai berikut:

1. Hubungan dan kecenderungan Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Pola Asuh

Orang tua yang berlatar belakang pendidikannya SD menggunakan pola asuh otoriter sebanyak 6 orang tua, pola asuh permisif sebanyak 2 orang tua dan pola asuh demokratif sebanyak 19 orang tua. Orang tua yang memiliki pendidikan SMP yang menggunakan pola asuh otoriter sebanyak 5 orang, permisif sebanyak 3 orang dan demokratif sebanyak 10 orang tua. Orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan SMA yang menggunakan pola asuh otoriter sebanyak 2 orang tua, pola asuh permisif sebanyak 2 orang tua dan yang menggunakan pola asuh demokratif sebanyak 16 orang tua. Orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan Perguruan Tinggi yang menggunakan pola asuh otoriter sebesar 0 orang, pola asuh permisif sebesar 2 orang tua dan yang menggunakan pola asuh demokratif sebesar 18 orang tua. Berdasarkan analisis di atas bahwa kecenderungan orang tua baik orang tua yang berpendidikan SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi cenderung menggunakan pola asuh demokratif.

(15)

asuh. Koefisien korelasinya sebesar 0,229 hal ini menandakan bahwa hubungan yang rendah antara tingkat pendidikan orang tua dan pola asuh orang tua.

Hasil penelitian yang disusun oleh peneliti menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ada korelasi dengan pola asuh orang tua, orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi dan orang tua yang tidak berpendidikan atau berpendidikan rendah berbeda pola pengasuhannya. Hal ini dikarena kan orang tua yang berpendidikan tinggi lebih berpengetahuan luas mempunayai informasi yang mereka dapat dan mereka bisa menyampaikan informasi tersebut dengan mudah dan baik. Hal ini juga sesuai dengan deskripsi teori dari Manurung (1995:53), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua yaitu latar belakang pola asuh orang tua, tingkat pendidikan orang tua dan status ekonomi dan pekerjaan orang tua. Menurut Manurung bahwa pola asuh dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang tua karena orang tua yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi mengenai pola asuh, mereka bisa menyampaikan dengan baik dan bisa menerapkannya kepada anak dengan disesuaikan keadaan psikis dan fisik dari masing-masing anak.

2. Hubungan dan kecenderungan Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan kemandirian Anak dalam Keluarga

(16)

SMP anaknya kurang mandiri dan 1 orang tua berpendidikan SMP anaknya mandiri. Orang tua yang berpendidikan SMA terdapat 3 orang tua berpendidikan SMA anaknya kurang mandiri, 14 orang tua berpendidikan SMA anaknya kurang mandiri dan 3 orang tua berpendidikan SMA anaknya mandiri. Terdapat 4 orang tua yang latar belakang pendidikannya perguruan tinggi anaknya tidak mandiri, 15 orang tua berpendidikan perguruan tinggi anaknya kurang mandiri dan 1 orang tua berpendidikan tinggi anaknya mandiri.

Berdasarkan analisis korelasi spearman bahwa tingkat pendidikan orang tua tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kemandirian anak. Hal ini berdasarkan nilai sig. sebesar 0,668 lebih besar dari nilai taraf signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan orang tua tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kemandirian anak dalam keluarga

(17)

usia prasekolah dipengaruh oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal yaitu faktor yang ada di dalam diri anak tersebut seperti emosi dan intelektual. Faktor emosi ini ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak terganggunya tidak terganggunya kebutuhan emosi anak dan orang tua. Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar dari anak tersebut seperti lingkungan, rasa cinta dan kasih sayang, pola asuh orang tua dalam keluarga, dan pengalaman dalam kehidupan.

3. Kecenderungan Pola Asuh terhadap Kemandirian Anak dalam Keluarga

(18)
(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat pendidikan orang tua cenderung menggunakan pola asuh demokratif baik dari orang tua yang berpendidikan SD sampai Perguruan Tinggi dan tingkat pendidikan orang tua mempunyai hubungan dengan pola asuh akan tetapi hubungannya lemah.

2. Tingkat pendidikan orang tua cenderung tidak mempunyai hubungan dengan kemandirian anak dalam keluarga..

3. Pola asuh demokratif cenderung belum mewarnai kemandirian anak, hanya sebagian kecil dan pola asuh tidak mempunyai hubungan dengan kemandirian anak dalam keluarga.

B. Saran

Dari hasil penelitian di atas maka pola asuh ternyata memberikan pengaruh dalam pembentukkan sikap kemandirian pada anak di dalam keluarga, maka disarankan :

1. Bagi Orang Tua

Orang tua diharapkan dapat memberikan pola asuh yang tepat yang disesuaikan dengan usia, dan kondisi dari anak-anak baik kondisi fisik maupun psikis dari masing-masing anak. Karena tiap anak memiliki kondisi yang berbeda baik dari segi fisik maupun psikis.

(20)

Gambar

Tabel 6. Persentase Data Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tabel 7. Kecenderungan Pola Asuh
Tabel Statistica
Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas
+6

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif untuk mendapatkan gambaran tingkat perkembangan anak usia 1 bulan – 6 tahun dalam aspek motorik

tersebut dapat terjadi apabila angka laju pertumbuhan penduduk pada suatu wilayah tidak.. seimbang dengan angka laju pertumbuhan ekonomi dan sosial pada wilayah

PENERAPAN STRATEGI METAKOGNISI PADA COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENGETAHUI PROFIL METAKOGNISI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA DINAMIS.. Universitas

Arti penting sumbangan Parmenides adalah ia menemukan sebentuk argumen metafisika, yang dalam satu dan lain bentuk, dapat ditemukan warisannya pada filsuf- filsuf

Pada penelitian ini akan dibuat arang aktif dari tongkol jagung dan diaktivasi secara fisika dan kimia dengan aktivator KOH dimana KOH adalah agen yang paling efektif

Untuk menghitung objek orang yang ada pada citra, terlebih dahulu mengklik tombol ekstraksi fitur untuk mendapatkan model training yang kemudian citra di input

Peserta yang telah mengikuti uji kompetensi ini diharapkan mampu memperdalam dasar-dasar gerak senam yang dimilikinya, mampu menguasai musik, hitungan atau beat,

SINAR PURNAMA SAKTI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DRIVEN DEVELOPMENT (MDD) ” ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi