• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ZOOLOGI INVERTEBRATA BERBASIS INKUIRI LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ZOOLOGI INVERTEBRATA BERBASIS INKUIRI LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI."

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ZOOLOGI

INVERTEBRATA BERBASIS INKUIRI LABORATORIUM

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR

KRITIS DAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA

CALON GURU BIOLOGI

DISERTASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Gelar Doktor Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

RIKI APRIYANDI PUTRA

1101192

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

ii

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ZOOLOGI INVERTEBRATA BERBASIS INKUIRI LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP

ILMIAH MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Oleh

Riki Apriyandi Putra

S.Pd. FKIP Biologi Universitas Riau, 2008

M.Pd. Pendidikan Biologi Universitas Negeri Padang, 2011

Sebuah Disertasi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Doktor Pendidikan (Dr.) dalam bidang pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

© Riki Apriyandi Putra 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Disertasi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

iv

RIKI APRIYANDI PUTRA

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ZOOLOGI INVERTEBRATA BERBASIS INKUIRI LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP

ILMIAH MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Promotor

Prof. Dr. Fransisca S. Tapilouw, M.Pd.

Ko-Promotor

Prof. Dr. Sri Redjeki, M.Pd.

Anggota

Dr. Adianto

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan IPA

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(5)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Masalah Penelitian ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Manfaat Penelitian ... 13

E. Struktur Organisasi Penulisan ... 13

BAB II PEMBELAJARAN ZOOLOGI INVERTEBRATA BERBASIS INKUIRI LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH CALON GURU BIOLOGI A. Pembelajaran Berbasis Praktikum ... 15

B. Pembelajaran Inkuiri Laboratorium ... 18

C. Motivasi Belajar ... 24

D. Keterampilan Berpikir Kritis ... 27

(6)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Penguasaan Konsep Mahasiswa ... 38

G. Perkuliahan Zoologi Invertebrata (ZI) ... 42

1. Protozoa ... 48

2. Porifera ... 49

3. Coelenterata... 50

4. Platyhelminthes ... 51

5. Aschelminthes ... 54

6. Annelida ... 56

7. Mollusca ... 57

8. Arthropoda ... 59

9. Echinodermata... 61

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 63

1. Tahap Persiapan ... 64

2. Tahap Implementasi ... 66

3. Tahap Interpretasi... 67

B. Populasi dan Sampel ... 71

C. Definisi Operasional... 72

D. Instrumen Penelitian... 73

E. Teknik Analisis Data ... 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tahap Persiapan Program Praktikum Zoologi Invertebrata Berbasis Inkuiri Laboratorium (PPZI-BIL) ... 83

1. Studi Lapangan ... 83

2. Studi Pustaka ... 83

3. Perancangan PPZI-BIL ... 84

(7)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Tahap Implementasi PPZI-BIL ... 92

1. Analisis Motivasi (Sikap Mahasiswa terhadap Kurikulum Zoologi Invertebrata dan Persepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Zoologi Invertebrata) dan Sikap Ilmiah Mahasiswa sebelum Implementasi PPZI-BIL ... 93

2. Penerapan KBK dan Sikap Ilmiah selama Implementasi PPZI-BIL ... 100

3. Pengembangan KBK dan Penguasaan Konsep Zoologi Invertebrata selama Implementasi PPZI-BIL... 102

4. Analisis Motivasi (Sikap Mahasiswa terhadap Kurikulum Zoologi Invertebrata dan Persepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Zoologi Invertebrata) dan Sikap Ilmiah Mahasiswa setelah Implementasi PPZI-BIL ... 109

C. Tahap Interpretasi PPZI-BIL ... 117

D. Pembahasan ... 123

1. Karakteristik PPZI-BIL ... 123

2. Peningkatan KBK dan Penguasaan Konsep Zoologi Invertebrata ... 125

3. Hubungan Sikap Ilmiah dengan Penguasaan Konsep Zoologi Invertebrata dan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa ... 131

4. Motivasi Mahasiswa (Sikap Mahasiswa terhadap Kurikulum Zoologi Invertebrata dan Persepsinya terhadap Perkuliahan Zoologi Invertebrata) ... 136

(8)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan ... 140

B. Implikasi ... 145

C. Saran ... 145

DAFTAR PUSTAKA ... 147

(9)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ZOOLOGI

INVERTEBRATA BERBASIS INKUIRI LABORATORIUM UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP

ILMIAH MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium yang dapat meningkatkan motivasi, sikap ilmiah, keterampilan berpikir kritis, dan penguasaan konsep mahasiswa calon guru biologi. Penelitian ini menggunakan mixed methods embedded

experimental design research. Subjek penelitian 52 mahasiswa Pendidikan Biologi

(10)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DEVELOPING INVERTEBRATE ZOOLOGY INQUIRY-BASED

LECTURE PROGRAM TO ENHANCE BIOLOGY STUDENTS’

CRITICAL THINKING SKILLS AND SCIENTIFIC ATTITUDE

ABSTRACT

This study aims to develop Invertebrate Zoology inquiry-based lecture program that can enhance biology students’ motivation, scientific attitude, critical thinking skills, and concept mastery. This study used mixed methods embedded experimental design research. The subject of this research was 52 Biology Education students at third semester, academic years 2013/2014 on a private University in Bandung, West Java, Indonesia. The instruments of this study consist of concepts mastery test, critical thinking skills test, observation sheets (scientific attitude and critical thinking skills), motivation scale (students’ attitudes to curriculum and perceptions to teaching and learning), and scientific attitudes scale. The result of this research explains several characteristics of PPZI-BIL: (a) this lesson can

immerge and develop students’ critical questioning ability (b) the students are focused to implement scientists’ work whom is expected to examine the concept

(11)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biologi memainkan peranan penting dalam aspek kehidupan manusia

(Shihusa & Keraro, 2009). Biologi merupakan salah satu ilmu fundamental, yang

dijadikan dasar untuk perkembangan ilmu lainnya, dan salah satunya adalah

Zoologi Invertebrata. Zoologi Invertebrata memaparkan secara khusus seluk beluk

kehidupan hewan, khususnya yang tidak memiliki tulang belakang. Campbell,

dkk. (2008) menyatakan bahwa invertebrata mencakup 95% spesies hewan yang

telah diketahui. Hewan-hewan invertebrata menempati hampir setiap habitat di

bumi, mulai dari air mendidih yang berasal dari lubang hidrotermal laut dalam

hingga ke tanah Antartika yang berbatu dan beku. Berdasarkan kondisi geografis,

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, hal ini

disebabkan letak Indonesia berada di antara dua samudera dan dua benua,

sehingga Indonesia merupakan negara yang kaya akan biota laut. Hewan-hewan

biota laut dapat dibagi menjadi beberapa kelompok besar, dan salah satunya

adalah kelompok hewan invertebrata.

Distribusi hewan-hewan invertebrata yang sangat luas, mengharuskan

masyarakat Indonesia khususnya peserta didik untuk mempelajari perikehidupan

hewan-hewan tersebut, tujuannya adalah untuk memudahkan mengidentifikasi,

melihat hubungan kekerabatan, dan manfaatnya bagi kehidupan manusia. Manfaat

mempelajari hewan-hewan invertebrata sangat banyak, misalnya saja ulat sutra

yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi bahan pakaian, teripang yang dapat

dijadikan bahan makanan, kupu-kupu yang berperan dalam membantu

penyerbukan pada tanaman, cacing tanah yang bermanfaat dalam menyuburkan

tanah, dan terapi lintah yang digunakan untuk meningkatkan sirkulasi aliran

darah. Filum Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang juga

(12)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan habitat dari beberapa spesies aquatic, dan masih banyak manfaat

lainnya yang diberikan oleh hewan-hewan invertebrata.

Materi Zoologi Invertebrata sangat penting diajarkan sedini mungkin, oleh

sebab itu dibutuhkan strategi yang tepat dalam pembelajaran dengan menerapkan

beberapa kompetensi yang harus dicapai. Pada jenjang sekolah menengah

pertama/tsanawiyah, berdasarkan analisis kompetensi inti (KI) dan kompetensi

dasarnya (KD) pada kurikulum 2013, terlihat bahwa siswa sudah diarahkan untuk

melakukan inkuiri, berpikir tingkat tinggi, dan sikap ilmiah, dan begitu juga di

jenjang sekolah menengah atas/aliyah, kompetensi inti (KI 4) dan kompetensi

dasarnya lebih dominan mengarahkan siswa untuk melakukan inkuiri, berpikir

tingkat tinggi, sikap ilmiah, keterampilan proses sains, dan belajar secara mandiri.

Berdasarkan analisis SK dan KD di kedua jenjang sekolah menengah tersebut,

dapat disimpulkan bahwa tujuan yang diinginkan dari pembelajaran Zoologi

Invertebrata adalah sesuai dengan tuntutan SK dan KD, akan tetapi pada

kenyataannya pelaksanaan pembelajaran di sekolah belum berjalan secara

maksimal untuk mencapai tujuan tersebut.

Materi Zoologi Invertebrata di SMP (kelas VII) dan di SMA (kelas X)

diindikasi masih dominan diajarkan secara konvensional atau masih minim

inkuiri, masih belum merangsang siswa untuk berpikir tingkat tinggi, dan masih

belum melatih sikap ilmiah siswa, baik teori maupun praktikum. Hafni, dkk.

(2011) menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran zoologi belum

mengembangkan kegiatan pembelajaran yang berbasis inkuiri secara optimal.

Kondisi ini disebabkan karena kegiatan pembelajaran didukung oleh praktikum

yang hanya bersifat demonstratif dan aktivitas pembelajaran berbasis laboratorium

yang masih berpusat pada guru atau dosen (teacher–centered learning).

Minimnya inkuiri siswa, rendahnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa,

dan rendahnya sikap ilmiah siswa berlanjut sampai ke perguruan tinggi.

Pelaksanaan perkuliahan di perguran tinggi juga belum berjalan secara maksimal,

(13)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkuliahan dan praktikum verifikatif, sehingga kemampuan inkuiri, keterampilan

berpikir tingkat tinggi, dan sikap ilmiah mahasiswa masih rendah. Johnson (2009)

juga menjelaskan bahwa sebagian besar pembelajaran di perguruan tinggi masih

diajarkan dengan tampilan pendekatan tradisional. Solusi yang dapat diambil

untuk memaksimalkan perkuliahan Zoologi Invertebrata adalah dengan cara

menggunakan perkuliahan yang berorientasi pada inkuiri laboratorium

(pelaksanaan inkuiri laboratorium harus terintegrasi antara teori dengan

praktikum), mampu merangsang keterampilan berpikir tingkat tinggi mahasiswa,

dan dapat meningkatkan sikap ilmiah mahasiswa.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi menurut Costa (1985) meliputi

keterampilan pemecahan masalah, keterampilan pengambilan keputusan, keterampilan

berpikir kritis, dan keterampilan berpikir kreatif. Keterampilan berpikir tingkat tinggi

sangat dibutuhkan bagi setiap orang dalam menjalani hidupnya. Dari empat

keterampilan berpikir tingkat tinggi di atas, keterampilan berpikir kritis mendasari tiga

pola berpikir yang lain, artinya keterampilan berpikir kritis perlu dikuasai terlebih

dahulu sebelum mencapai ke tiga keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lainnya

(Liliasari, 2009). Selain itu dalam cakupan persekolahan keterampilan berpikir yang

paling diharapkan dan dominan adalah keterampilan berpikir kritis, karena jika

ditinjau dari perspektif filosofis, Watson & Glaser (Filsaime, 2008) memandang

berpikir kritis sebagai gabungan sikap, pengetahuan, dan kecakapan, oleh sebab

itu keterampilan berpikir kritis perlu ada dalam proses pembelajaran. Berpikir

kritis adalah aktivitas mental yang melibatkan otak dan hati dalam hal mencari

solusi, memecahkan masalah, mengambil keputusan, menganalisis asumsi,

mengevaluasi, memberi rasional, dan melakukan penyelidikan terhadap sesuatu

hal yang sedang dihadapi, yang sudah berlalu, maupun yang akan dihadapi.

Ennis (1985) menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan berpikir masuk

akal dan reflektif yang difokuskan pada pengambilan keputusan tentang apa yang

(14)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kritis dan keterampilan berpikir kritis. Menurut Inch, dkk. (2006) berpikir kritis

adalah proses di mana seseorang mencoba menjawab pertanyaan sulit yang

informasinya tidak ditemukan secara rasional. Dapat dikatakan bahwa berpikir

kritis merupakan cara berpikir mendalam yang disertai dengan adanya

pertanyaan-pertanyaan yang muncul di dalam diri dan disertai dengan adanya pembuktian

atas pertanyaan tersebut, sehingga dihasilkan suatu pemahaman yang jelas.

McGregor (2007) menjabarkan 8 inti dari berpikir kritis, yaitu: (1)

mengidentifikasi unsur-unsur yang merupakan alasan dari kasus, khususnya

hubungan sebab-akibat; (2) mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi; (3)

menjelaskan dan menginterpretasikan pernyataan dan ide; (4) menimbang

keterterimaan, khususnya kredibilitas klaim; (5) mengevaluasi berbagai jenis

argumen; (6) menganalisis, mengevaluasi, dan membuat kesimpulan; (7) menarik

kesimpulan; (8) menghasilkan argumen. Menurut Liliasari (2009) keterampilan

berpikir kritis merupakan efek iringan dari pembelajaran sains melalui pendekatan

inkuiri, yang memiliki banyak kemiripan dengan sifat pengembangan berpikir

kritis. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sains sangat cocok untuk

mengembangkan berpikir kritis.

Pembelajaran sains khususnya perkuliahan Zoologi Invertebrata

merupakan suatu perkuliahan yang tidak bisa lepas dari kegiatan praktikum baik

yang dilakukan di ruangan maupun di lapangan. Witteck, dkk. (2007)

menjelaskan bahwa praktikum merupakan komponen esensial dalam mengajarkan

metode ilmiah dan memahami hakekat sains. Akan tetapi pelaksanaan perkuliahan

Invertebrata selama ini belum berjalan secara maksimal atau dominan bersifat

verifikatif. Hal ini disebabkan rendahnya keterlibatan mahasiswa dalam proses

perkuliahan, mahasiswa hanya ditugaskan untuk mengamati dan menggambar

objek yang telah disediakan dan setiap tahapan yang dilakukan di laboratorium

harus sesuai dengan petunjuk LKM (Lembar Kerja Mahasiswa). Domin (1999)

menegaskan bahwa praktikum verifikatif sedikit memberi peluang bagi

(15)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diaplikasikan dalam kegiatan praktikum. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang

seperti itu secara tidak langsung tidak mampu mengembangkan daya berpikir

tingkat tinggi mahasiswa.

Rustaman, dkk. (2005:164-165) menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis

praktikum adalah pembelajaran dengan menggunakan praktikum sebagai strategi

bagi mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah,

merancang cara terbaik untuk memecahkan masalah, menerapkannya dalam

kegiatan praktikum, serta menganalisis dan mengevaluasi hasilnya, bekerja seperti

layaknya ilmuwan. Praktikum di laboratorium menurut Hofstein dan Lunneta

(Domin, 2007) dapat menyediakan lingkungan belajar dengan memberikan

kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat aktif dalam proses penyelidikan dan

inkuiri, sehingga diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang bermakna.

Manfaat praktikum menurut Willington (Ketpichainarong, dkk., 2010) yaitu untuk

mengembangkan (1) Domain kognitif, misalnya konteks sains dan hakekat sains;

(2) Domain afektif, misalnya menumbuhkan sikap positif terhadap sains; dan (3)

Domain psikomotor, misalnya keterampilan proses sains, keterampilan

laboratorium, keterampilan pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir.

Menurut Pabellon dan Mendoza (2000) praktikum atau kerja laboratoriun

memiliki tiga tujuan, yaitu tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Tujuan

kognitif meliputi: mempromosikan pengembangan intelektual, meningkatkan

belajar konsep-konsep ilmiah, mengembangkan keterampilan pemecahan

masalah, mengembangkan berpikir kreatif, meningkatkan pemahaman sains, dan

metode ilmiah. Tujuan afektif meliputi: meningkatkan sikap ilmiah,

mempromosikan persepsi-persepsi positif untuk memahami dan mempengaruhi

lingkungan. Tujuan psikomotor/praktek atau kegiatan prosedural meliputi:

mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam penampilan investigasi ilmiah,

(16)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam berkomunikasi,

mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam bekerja dengan yang lain.

Domin (2007) membedakan praktikum ke dalam empat tipe, yaitu:

ekspositori, penemuan (discovery), berbasis masalah, dan inkuiri. Keempat tipe

praktikum tersebut dapat dilakukan di laboratorium maupun di lapangan. Jenis

praktikum yang paling cocok diterapkan dalam perkuliahan Zoologi Invertebrata

adalah praktikum inkuiri. Wenning (2011) dalam penelitiannya juga menjelaskan

bahwa pendekatan inkuiri memiliki beberapa tingkatan salah satunya adalah

inkuiri laboratorium. Penggunaan inkuiri laboratorium sangat cocok diterapkan

dalam kegiatan praktikum, dimana siswa mampu mengeksplorasi semua daya

pikir dan daya imajinasi mereka dalam menemukan suatu konsep atau sesuatu

yang ingin dicapai (rasa ingin tahu). Mohrig (2004 dalam Taraban, dkk., 2007)

mengidentifikasi beberapa cara yang harus dilakukan jika melaksanakan

praktikum di laboratorium, terkait dengan kegiatan inkuiri, yaitu pertanyaan atau

masalah harus diutamakan, dan berfungsi sebagai dasar untuk percobaan atau

investigasi, laboratorium harus menyediakan sarana untuk mengumpulkan bukti

dan menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan, laboratorium dapat

dijadikan tempat untuk melakukan eksperimen, menguji hasil eksperimen, dan

menarik kesimpulan dari data yang diperoleh.

Praktikum inkuiri adalah sentral dalam pembelajaran sains, ketika

mahasiswa terlibat dalam proses mengungkapkan permasalahan dan pertanyaan

ilmiah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan dan

menganalisis data, serta menggambarkan kesimpulan tentang permasalahan atau

fenomena ilmiah (Hopstein & Walberg dalam Kipnis & Hofstein, 2007).

Penerapan inkuiri laboratorium memiliki banyak manfaat dan memiliki korelasi

dengan berbagai keterampilan. Ketpichainarong, dkk. (2010) menjelaskan bahwa

metode pengajaran inquiry-lab dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis

(17)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitiannya juga menegaskan bahwa metode pengajaran inquiry-lab dapat

meningkatkan keterampilan ilmiah siswa yang terdiri dari mengamati,

memanipulasi, menglasifikasi, menggambar, mengukur, dan mengomunikasikan.

Narayan (2010) menjelaskan bahwa penggunaan inquiry-lab dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa.

Penjelasan di atas menegaskan bahwa pembelajaran dengan menggunakan inkuiri

khususnya inkuri laboratorium sangat potensial untuk membentuk motivasi, sikap

ilmiah, keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan penguasaan konsep siswa dan

mahasiswa, selain itu inkuiri laboratorium juga berpotensi untuk mengembangkan

kemampuan lainnya, dengan demikian sebaiknya sedini mungkin tenaga pendidik

mulai menggunakan inkuiri dalam proses pembelajaran, dan di perguruan tinggi

salah satunya pada perkuliahan Zoologi Invertebrata.

Perkuliahan Zoologi Invertebrata merupakan suatu kegiatan yang

mengarahkan mahasiswa untuk mempelajari bagaimana mengamati spesies,

mengidentifikasi ciri-ciri dan sifat setiap filum, mengklasifikasi spesies-spesies

berdasarkan filumnya, menjelaskan perbedaan karakteristik dari setiap filumnya,

mengkaji tentang perikehidupan masing-masing hewan invertebrata, dan

mengetahui peranan hewan-hewan invertebrata bagi kehidupan. Berdasarkan

pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perkuliahan Zoologi Invertebrata

memiliki banyak manfaat, menarik untuk dipelajari, sangat penting bagi

perkembangan ilmu lainnya, dan berguna bagi manusia dalam menghadapi

terjadinya evolusi akibat perubahan alam. Perubahan alam yang tidak menentu

dapat memungkinkan terjadinya evolusi pada hewan-hewan invertebrata, sehingga

muncul spesies baru, yang berdampak langsung pada keseimbangan ekosistem.

Oleh sebab itu salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa (berpikir

kritis) sangat dibutuhkan dalam menyikapi keberadaan hewan-hewan tersebut.

Selain itu, kemampuan berpikir kritis juga mampu mempermudah mahasiswa

dalam memahami konsep-konsep invertebrata, dengan demikian perlu dilakukan

(18)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat berjalan secara maksimal. Berdasarkan studi pendahuluan di berbagai

perguruan tinggi (Hasil Penelitian Putra dan Redjeki, 2013; Putra, dkk., 2014;

Suwondo, dkk., 2013; dan Tibrani dan Madang, 2012), peneliti menjumpai

beberapa kendala dalam pelaksanaan perkuliahan invertebrata, yaitu:

Pertama, proses perkuliahan yang dilakukan belum menggambarkan

adanya pemikiran kritis, sehingga keterampilan berpikir kritis mahasiswa tidak

terbentuk dan tidak berkembang, hal ini terlihat dari pengajaran yang diberikan

tenaga pendidik kepada mahasiswa, yang hanya terpaku kepada pelaksanaan

praktikum yang meliputi mengamati, menggambar, dan menjawab pertanyaan,

yang secara keseluruhan masih dominan ke arah kepenguasaan konsep. Rasa ingin

tahu mahasiswa terhadap ilmu pengetahuan terbatasi dengan adanya pertanyaan

ataupun instruksi yang diberikan oleh tenaga pendidik. Pola seperti itu

menyebabkan mahasiswa kurang aktif, merasa bosan, dan praktikum hanya

bersifat verifikatif, yang pada akhirnya menyebabkan tidak berkembangnya

keterampilan berpikir kritis dan rendahnya penguasaan konsep mahasiswa.

Penjelasan di atas didukung oleh beberapa hasil penelitian, yaitu Putra, dkk.

(2014) menjelaskan bahwa penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis

mahasiswa pada beberapa materi perkuliahan Zoologi Invertebrata, yang meliputi

3 fila (Aschelminthes, Annelida, dan Molusca) masih tergolong rendah. Suwondo,

dkk. (2013) yang menjelaskan bahwa pembelajaran Invertebrata yang dilakukan

selama ini cenderung lebih banyak berpusat pada dosen, sehingga pemahaman

mahasiswa terhadap materi Invertebrata kurang maksimal. Dan Tibrani dan

Madang (2012) yang menegaskan bahwa pola pembelajaran Zoologi Invertebrata

selama ini dilakukan dengan memberikan buku referensi dan menyampaikan

materi kepada mahasiswa secara langsung. Pola pembelajaran seperti itu

mengakibatkan mahasiswa hanya aktif mendengarkan dan kurang berpartisipasi.

Keterampilan berpikir kritis sangat penting diajarkan secara kontinyu

(19)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpikir kritis sangat dibutuhkan oleh mahasiswa, adalah untuk: (1) menyiapkan

mahasiswa agar berhasil menghadapi kehidupan (Schafersman, 1991); (2)

menciptakan penduduk yang memiliki kepedulian dan pemahaman/literasi

terhadap lingkungan (Ernst dan Monroe, 2004); (3) meningkatkan kemampuan

mahasiswa dalam menganalisis, mengkritisi, menyarankan ide-ide, memberi

alasan secara induktif dan deduktif, serta untuk mencapai kesimpulan yang faktual

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang rasional (Dumke dalam Jones,

1996).

Permasalahan di atas dapat dipecahkan dengan adanya pembelajaran yang

mampu melibatkan mahasiswa secara penuh, tidak membatasi apapun yang ingin

mereka ketahui, bekerja mandiri, terlibat langsung dalam setiap proses

pembelajaran, dan menemukan, memahami, serta mengelaborasi konsep dari hasil

kegiatan yang mereka lakukan. Pembelajaran yang diindikasi dapat menjawab

semua permasalahan tersebut adalah pembelajaran yang berbasis inkuiri, pada

kenyataannya pembelajaran ini belum maksimal atau masih minim diterapkan.

Berdasarkan penelitian Putra, dkk. (2014) diketahui bahwa perkuliahan yang

masih minim atau tanpa inkuiri (konvensional/verifikatif) dapat menyebabkan

rendahnya penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis (KBK) mahasiswa.

Sasaran yang ingin dicapai dari perkuliahan Zoologi Invertebrata adalah

kemampuan mahasiswa dalam menguasai konsep, peningkatan keterampilan

berpikir tingkat tinggi, pembentukan sikap ilmiah yang positif, dan kemampuan

mengaitkan Zoologi Invertebrata dengan cabang ilmu biologi lainnya, sehingga

perkuliahan Zoologi Invertebrata tidak hanya terbatas pada proses penghapalan.

Penjelasan di atas menegaskan bahwa perkuliahan yang dilaksanakan dengan

berorientasi pada kegiatan inkuiri khususnya praktikum berbasis inkuiri dapat

membuat mahasiswa menjadi aktif dan mandiri dalam pembelajaran yang

(20)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kedua, rendahnya variasi strategi pembelajaran yang dilakukan dosen

dalam pelaksanaan perkuliahan. Perkuliahan yang dilakukan dengan dominan

ceramah dan tanya jawab, diindikasi dapat menyebabkan tidak berkembangnya

kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa. Hal ini juga berdampak pada

kegiatan praktikum, yang menyebabkan mahasiswa hanya melakukan kegiatan

yang telah diinstruksikan, dan apabila mereka disuruh untuk menjelaskan secara

detil tentang keberadaan suatu spesies berdasarkan hasil pengamatan, mereka

tidak bisa dan cenderung dijelaskan berdasarkan teksbook yang terlebih dahulu

dihapal, sehingga pembelajaran bermakna tidak terbentuk. Strategi pembelajaran

yang tepat dapat membuat konsep-konsep tersebut bertahan lama dalam ingatan

mahasiswa. Pembelajaran yang melibatkan mahasiswa dalam pengalaman

langsung, dapat merangsang keterampilan berpikir tingkat tinggi, dapat

mengombinasikan berbagai cara belajar, dan mencakup berbagai ranah (kognitif,

afektif, dan psikomotorik) yang sangat dibutuhkan dalam penguasaan

konsep-konsep Invertebrata, dan salah satu pembelajaran yang tepat adalah pembelajaran

berbasis praktikum. Dengan demikian, jika seseorang dapat menguasai konsep

dengan benar melalui pembelajaran yang tepat, maka dimungkinkan dia

memperoleh pengetahuan yang tidak terbatas (Putra, dkk., 2014).

Ketiga, berdasarkan penelitian Suwondo, dkk. (2013) diketahui bahwa

pembelajaran Invertebrata yang dilakukan selama ini cenderung lebih banyak

berpusat pada dosen, sehingga pemahaman mahasiswa terhadap materi

Invertebrata kurang maksimal. Proses pembelajaran Zoologi Invertebrata juga

belum menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas, hal ini dapat dilihat dari

kesulitan belajar yang dialami mahasiswa dalam kegiatan memperhatikan dan

mendengarkan penjelasan dosen, bertanya atau menyatakan pendapat, melakukan

pengamatan, diskusi, serta mengerjakan LKM, hal ini juga tidak terlepas dari

kesiapan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan, kurangnya peran serta

(21)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keempat, sikap ilmiah mahasiswa dalam perkuliahan Zoologi Invertebrata

masih tergolong rendah, hal ini dibuktikan melalui hasil analisis skala sikap

ilmiah mahasiswa, yang menyatakan bahwa mereka memiliki sikap ilmiah tidak

percaya diri terhadap hasil temuan mereka dalam mengamati struktur tubuh

hewan Invertebrata. Hasil penelitian Putra dan Redjeki (2013) menegaskan bahwa

mahasiswa tidak bersikap positif terhadap kegagalan. Suwondo, dkk. (2013) juga

menambahkan bahwa selama perkuliahan berlangsung terlihat bahwa sikap ilmiah

yang dimiliki mahasiswa tersebut juga masih kurang, seperti sikap ingin tahu,

kerja sama, ketelitian, tanggung jawab, berpikir kritis, dan percaya diri sewaktu

belajar. Dapat disimpulkan bahwa perkuliahan Zoologi Invertebrata yang

dilaksanakan saat ini belum mampu mengembangkan sikap ilmiah mahasiswa.

Berdasarkan penelitian Putra dan Redjeki (2013), perkuliahan Zoologi

Invertebrata yang berbasis inkuiri laboratorium mampu meningkatkan sikap

positif mahasiswa, dan dapat dijadikan rekomendasi dalam pelaksanaan

perkuliahan.

Kelima, motivasi dan penguasaan konsep mahasiswa masih rendah.

Berdasarkan hasil observasi peneliti sebelum melakukan penelitian, ditemukan

masih banyak mahasiswa yang tidak tahu konsep dan mengalami miskonsepsi.

Pembelajaran yang mereka peroleh selama ini belum mampu merangsang mereka

untuk lebih menguasai konsep-konsep Invertebrata atau menumbuhkan motivasi

mahasiswa untuk mempelajari Invertebrata, dengan kata lain bahwa proses

pembelajaran yang dilaksanakan tidak berdasarkan pengalaman, sehingga konsep

yang mereka peroleh tidak bertahan lama di memori jangka panjang (long time

memory). Oleh sebab itu pembelajaran yang berorientasi inkuiri laboratorium,

diindikasikan dapat menumbuhkan motivasi dan penguasaan konsep Invertebrata

mahasiswa, sehingga penguasaan konsep tersebut dapat bertahan lama dengan

adanya keterlibatan langsung mahasiswa dalam proses pembelajaran. Exline

(2004) menegaskan bahwa esensi lain dari pembelajaran berbasis inkuiri adalah

(22)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam pembelajaran mengandung makna skill dan attitude yang memberi

kesempatan untuk mencari pemecahan-pemecahan pada pertanyaan-pertanyaan

dan isu-isu ketika membangun pengetahuan baru.

Beberapa hasil penelitian seperti di atas, ditemui juga pada perkuliahan

Zoologi Invertebrata disalah satu LPTK yang berada di Kota Bandung, Jawa

Barat, yang belum menunjukkan hasil memuaskan. Oleh sebab itu, dalam rangka

untuk memperbaiki perkuliahan tersebut, perlu dikembangkan suatu program

perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis Inkuiri laboratorium (PPZI-BIL), untuk

meningkatkan sikap ilmiah, keterampilan berpikir kritis, dan penguasaan konsep

mahasiswa.

B. Masalah Penelitian

Masalah utama dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah bentuk

program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium

yang dapat meningkatkan sikap ilmiah, keterampilan berpikir kritis, dan

penguasaan konsep mahasiswa calon Guru Biologi ?”

Berdasarkan pemasalahan tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk

menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian berikut.

1. Bagaimanakah karakteristik program perkuliahan Zoologi Invertebrata

berbasis inkuiri laboratorium (PPZI-BIL)?

2. Bagaimanakah pengaruh program perkuliahan Zoologi Invertebrata

berbasis inkuiri laboratorium (PPZI-BIL) terhadap peningkatan

keterampilan berpikir kritis mahasiswa calon guru biologi?

3. Bagaimanakah pengaruh program perkuliahan Zoologi Invertebrata

berbasis inkuiri laboratorium (PPZI-BIL) terhadap peningkatan

penguasaan konsep mahasiswa calon guru biologi?

4. Bagaimanakah pengaruh program perkuliahan Zoologi Invertebrata

berbasis inkuiri laboratorium (PPZI-BIL) terhadap peningkatan sikap

(23)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Bagaimanakah hubungan sikap ilmiah mahasiswa calon guru biologi

terhadap penguasaan konsep mahasiswa setelah implementasi program

perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium

(PPZI-BIL)?

6. Bagaimanakah hubungan sikap ilmiah mahasiswa calon guru biologi

terhadap keterampilan berpikir kritis mahasiswa setelah implementasi

program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium

(PPZI-BIL)?

7. Bagaimanakah hubungan penguasaan konsep mahasiswa calon guru

biologi terhadap keterampilan berpikir kritis mahasiswa setelah

implementasi program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri

laboratorium (PPZI-BIL)?

8. Bagaimanakah pengaruh program perkuliahan Zoologi Invertebrata

berbasis inkuiri laboratorium (PPZI-BIL) terhadap peningkatan motivasi

mahasiswa calon guru biologi (sikap mahasiswa terhadap kurikulum

Zoologi Invertebrata dan persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan

Zoologi Invertebrata)?

9. Bagaimanakah kelebihan, keterbatasan, dan kelemahan dari program

perkuliahan praktikum Zoologi Invertebrata (ZI) berbasis inkuiri

laboratorium yang dikembangkan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk “Mengembangkan program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium (PPZI-BIL) untuk

meningkatkan keterampilan berpikir kritis, sikap ilmiah, dan penguasaan konsep mahasiswa calon guru Biologi”.

(24)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini antara lain:

1. Menghasilkan program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri

laboratorium (PPZI-BIL) yang mampu meningkatkan keterampilan

berpikir kritis, sikap ilmiah, dan penguasaan konsep calon guru Biologi.

2. Memberikan perbaikan pembelajaran bagi para calon guru Biologi di

LPTK, baik dalam kegiatan perkuliahan maupun dalam penguasaan materi

biologi khususnya materi Invertebrata.

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi institusi pendidikan, khususnya Program

Studi Pendidikan Biologi FKIP disalah satu LPTK yang ada di Kota

Bandung, dalam menyusun kurikulum, metode, dan pendekatan yang

efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah

mahasiswa calon guru Biologi.

E. Struktur Organisasi Penulisan

Disertasi ini terdiri atas lima bab disertai daftar pustaka dan lampiran.

Pendahuluan dalam BAB I menguraikan tentang latar belakang penelitian,

masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi

penulisan ini. BAB II menjelaskan uraian tentang pembelajaran berbasis

praktikum, pembelajaran inkuiri laboratorium, motivasi belajar, sikap ilmiah

dalam kegiatan praktikum, keterampilan berpikir kritis (KBK), penguasaan

konsep mahasiswa, dan perkuliahan Zoologi Invertebrata (ZI). Metodologi

penelitian yang termuat dalam BAB III terdiri atas uraian tentang paradigma

penelitian, metode dan desain penelitian, subjek dan variabel penelitian, instrumen

penelitian, dan teknik analisis data. Hasil penelitian dan pembahasan pada BAB

IV mengurai tentang pengembangan Program Perkuliahan Zoologi Invertebrata

Berbasis Inkuiri Laboratorium (PPZI-BIL) dan implementasinya. BAB V memuat

kesimpulan dari jawaban atas pertanyaan penelitian, rekomendasi, dan saran-saran

yang diberikan agar PPZI-BIL yang dikembangkan dapat lebih baik dimasa yang

(25)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

(26)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian mixed methods dengan disain embedded

design, yaitu: model “Embedded Experimental Model” (Creswell dan Clark,

2007:7). Embedded Experimental Model dapat diartikan sebagai data kualitatif

ditempelkan pada data kuantitatif, yang dalam hal ini data kuantitatif sebagai data

yang dominan. Notasi yang digunakan adalah QUAN (qual). Implementasi model

disain ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Model Embedded Experimental

Sebelum implementasi PPZI-BIL mahasiswa diberi skala motivasi dan

skala sikap ilmiah. Angket motivasi terdiri dari 2 pengukuran, yaitu pengukuran

terkait dengan gambaran awal sikap mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi

Invertebrata serta persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan Zoologi Invertebrata.

Setelah dilakukan implementasi (intervensi), mahasiswa kembali diberi skala

(27)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

motivasi dan skala sikap ilmiah, yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

perubahan sikap mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata dan

persepsinya terhadap perkuliahan Zoologi Invertebrata serta sikap ilmiah

mahasiswa. Kegiatan implementasi (intervensi) yang berupa penerapan PPZI-BIL

dilengkapi dengan pemberian pretest dan postest untuk mengukur KBK dan

penguasaan konsep Zoologi Invertebrata. Tahap selanjutnya dilakukan interpretasi

data hasil analisis kuantitatif dan kualitatif dalam rangka memberi makna hasil

implementasi berdasarkan uji statistik (penguasaan konsep dan KBK mahasiswa),

hasil analisis observasi sikap ilmiah dan KBK, dan analisis motivasi (sikap

mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata dan persepsi mahasiswa

terhadap perkuliahan) serta analisis skala sikap ilmiah, dan menganalisis

keterbatasan, kelemahan, dan kelebihan dari program perkuliahan Zoologi

Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium.

Berdasarkan desain mixed methods seperti yang telah dipaparkan di atas,

langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dibagi menjadi 3 tahap

utama, yaitu: (1) tahap persiapan dalam bentuk studi lapangan dan studi pustaka,

perancangan model, dan uji coba terbatas, (2) tahap pelaksanaan (implementasi)

model yang dikembangkan, dan (3) tahap interpretasi untuk memberi makna

terhadap hasil ujicoba utama.

1. Tahap persiapan

a. Studi lapangan

Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi objektif perkuliahan

Zoologi Invertebrata di Program Studi Pendidikan Biologi di salah satu perguruan

tinggi swasta yang ada di Kota Bandung, Jawa Barat. Kondisi objektif yang

diamati meliputi mahasiswa, dosen, sarana prasarana, dan iklim perkuliahan. Pada

kegiatan studi lapangan juga dilakukan wawancara dengan dosen dan mahasiswa

tentang kebutuhan perkuliahan praktikum Zoologi Invertebrata.

(28)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan dilakukannya studi literatur adalah untuk menganalisis silabus,

mengananalisis konsep-konsep esensial pada matakuliah praktikum Zoologi

Invertebrata, dan analisis beberapa penelitian yang relevan dengan topik atau

program praktikum yang akan dikembangkan.

c. Perancangan program/Pengembangan desain

Pembuatan draf program merupakan tahap awal dalam perancangan

program, yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu silabus perkuliahan, SAP

(Lampiran 1), hand out/materi/bahan ajar mata kuliah Zoologi Invertebrata,

kemampuan-kemampuan yang dapat ditumbuhkan melalui konsep invertebrata,

strategi perkuliahan, media pembelajaran, dan alat evaluasi (instrumen skala

motivasi (Lampiran 3), sikap ilmiah (Lampiran 4), penguasaan konsep mahasiswa

(Lampiran 7), dan keterampilan berpikir kritis (Lampiran 8)). Kaitan antara

komponen-komponen program dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Silabus Perkuliahan

Satuan Acara Perkuliahan (SAP)

Hand out/materi/bahan ajar

Kemampuan-kemampuan yang dapat ditumbuhkan melalui konsep invertebrata

Tahapan Perkuliahan Zoologi Invertebrata

1. Pendahuluan, yaitu: penjelasan falsafah/pengantar invertebrata serta cara kerja yang akan dilakukan

2. Pengajuan Pertanyaan, yaitu memunculkan pertanyaan kritis (masalah) yang diajukan oleh mahasiswa terkait dengan filum-filum yang dijadikan objek penelitian 3. Pembuktian, yaitu pelaksanaan praktikum Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri, yang dilaksanakan per-paket atau terstruktur (teori + praktikum untuk satu filum dan pelaksanaan praktikum dilakukan terlebih dahulu di luar jam perkuliahan)

4. Pengelaborasian, yaitu melakukan elaborasi hasil temuan (praktikum) dengan teori/konsep yang ada

5. Pembahasan, yaitu melakukan diskusi terkait hasil elaborasi yang telah dikerjakan

Media Pembelajaran

Alat Evaluasi (instrumen angket motivasi, sikap ilmiah, keterampilan berpikir kritis, dan penguasaan konsep mahasiswa)

(29)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2. Kaitan komponen-komponen program perkuliahan

Instrumen dan rancangan program yang sudah dibuat, selanjutnya

divalidasi oleh ahli, dan hasil validasi ditindaklanjuti dengan melakukan

perbaikan. Langkah berikutnya melakukan uji coba terbatas. Masukan dari uji

coba terbatas digunakan untuk evaluasi dan penyempurnaan instrumen dan

program praktikum Zoologi Invertebrata yang digunakan dalam tahap

implementasi.

2. Tahap implementasi

Pada tahap pelaksanaan, instrumen dan program praktikum Zoologi

Invertebrata yang telah tersusun, diimplementasikan dalam perkuliahan Zoologi

Invertebrata di kelas. Metode yang digunakan dalam tahapan ini adalah

eksperimen one group pretest-postest design, yang berarti dalam penelitian ini

hanya menggunakan satu kelas dengan membandingkan nilai Gain antara posttest

dengan pretest.

a. Kualitatif sebelum intervensi

Kegiatan yang dilakukan adalah observasi dan pemberian skala motivasi,

serta skala sikap ilmiah kepada mahasiswa (Lampiran 12), skala motivasi

berisikan pernyataan-pernyataan untuk mengetahui gambaran awal sikap

mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata (Lampiran 10) dan persepsi

mahasiswa terhadap perkuliahan Zoologi Invertebrata (Lampiran 11).

b. Kualitatif selama intervensi

Pada tahap ini dilakukan observasi untuk mendapatkan informasi tentang

(30)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Laboratorium (PPZI-BIL) yang dikembangkan (hasil observasi sikap ilmiah

(Lampiran 5) dan hasil observasi keterampilan berpikir kritis mahasiswa

(Lampiran 6)).

c. Kuantitatif selama intervensi

Analisis pretest dan postest keterampilan berpikir kritis (Lampiran 15) dan

penguasaan konsep mahasiswa (Lampiran 17).

d. Kualitatif setelah intervensi

Pada tahapan ini mahasiswa diberikan skala (skala motivasi yang

berkaitan dengan sikap mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata

(Lampiran 20) dan persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan Zoologi Invertebrata

(Lampiran 21), serta skala sikap ilmiah (Lampiran 22)) yang bertujuan untuk

mengetahui gambaran akhir kondisi mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi

Invertebrata.

3. Tahap interpretasi

Pada tahap ini, data dari hasil analisis kuantitatif dan kualitatif

digabungkan, sehingga diperoleh informasi tentang Pengembangan Program

Perkuliahan Zoologi Invertebrata Berbasis Inkuiri Laboratorium (PPZI-BIL)

dalam meningkatkan motivasi, sikap ilmiah, keterampilan berpikir kritis, dan

penguasaan konsep. Selain itu, tahapan ini juga menjabarkan kesimpulan,

rekomendasi, kelebihan, keterbatasan, dan kelemahan Program Perkuliahan

Zoologi Invertebrata Berbasis Inkuiri Laboratorium (PPZI-BIL) yang

(31)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil :

1. Draf program terdiri dari silabus perkuliahan, SAP,

hand out/materi/bahan ajar mata kuliah Zoologi

Invertebrata, kemampuan-kemampuan yang dapat ditumbuhkan melalui konsep invertebrata, strategi perkuliahan, media pembelajaran, dan alat evaluasi 2. Program praktikum Zoologi Invertebrata

Tahap Persiapan 4. Uji coba terbatas draf program

perkuliahan praktikum Zoologi Invertebrata

(1) Kualitatif sebelum intervensi :

Analisis sikap dan motivasi mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata

Hasil :

Gambaran awal motivasi mahasiswa (sikap mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata dan persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan Zoologi Invertebrata) serta sikap ilmiah mahasiswa

(2) a. Kualitatif selama intervensi :

Analisis proses penerapan program praktikum Zoologi Invertebrata (observasi sikap ilmiah dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa)

b. Kuantitatif selama intervensi :

Analisis tes penguasaan konsep dan tes keterampilan berpikir kritis

Hasil :

1. Informasi tentang penerapan model praktikum Zoologi Invertebrata (hasil observasi sikap ilmiah dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa)

2. Data keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep mahasiswa

(3) Kualitatif setelah intervensi :

Analisis kondisi mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata (motivasi dan sikap ilmiah mahasiswa)

Hasil :

(32)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap Interpretasi

Gambar 3.3. Tahapan penelitian yang disesuaikan dengan model Embedded Experimental

Lebih kurang 95% spesies hewan yang ada di dunia ini (yang sudah

diketahui) adalah invertebrata. Hewan-hewan invertebrata terus mengalami

perubahan, baik di tingkat struktur, taksonomi, dan sampai ke ekologi, yang

semuanya mengarah pada terbentuknya suatu evolusi. Penyebab terjadinya

perubahan-perubahan tersebut adalah lingkungan, iklim, dan fenomena-fenomena

alam lainnya, hal ini juga tidak bisa dihindari bahwa ikut campurnya manusia

terhadap alam juga menyebabkan terjadinya evolusi pada mahluk hidup

khususnya hewan-hewan invertebrata. Oleh sebab itu, diperlukan suatu pemikiran

yang kritis dalam mengeksploitasi alam, menghadapi terjadinya evolusi mahluk

hidup, dan memanfaatkan semaksimal mungkin hewan-hewan invertebrata dalam

kelangsungan hidup manusia.

Berpikir kritis merupakan gabungan kecakapan/skill, pengetahuan, dan

sikap. Skill merupakan tindakan yang selalu mempertanyakan, diperlukan untuk

mengenal keberadaan masalah yang kemudian dengan pengetahuannya akan

diperoleh kesimpulan yang valid serta melalui sikapnya diharapkan dapat

menemukan dan menerapkan skill dan pengetahuannya di dalam dunia nyata.

Proses di atas dapat terwujud melalui proses praktikum, dengan adanya

pembuktian melalui pembelajaran berbasis inkuri laboratorium, supaya sebuah

keputusan dapat digeneralisasikan atau adanya penjelasan terhadap suatu

pemahaman/konsep. Untuk membuktikan/mempermudah mahasiswa dalam

Interpretasi kuantitatif dan kualitatif

Hasil :

1. Program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan motivasi, sikap ilmiah, keterampilan berpikir kritis, dan penguasaan konsep

2. Kesimpulan dan rekomendasi

(33)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memahami konsep Zoologi Invertebrata, maka program perkuliahan Zoologi

Invertebrata perlu dirancang dan dikembangkan. Pengembangan program

perkuliahan ini bertujuan untuk meningkatkan sikap ilmiah, keterampilan berpikir

kritis, dan penguasaan konsep mahasiswa calon guru biologi pada matakuliah

Zoologi Invertebrata. Bagan paradigma yang digunakan dalam penelitian

ditunjukkan pada Gambar 3.4.

1. Pendahuluan, yaitu: penjelasan

falsafah/pengantar invertebrata serta cara kerja yang akan dilakukan

2. Pengajuan Pertanyaan, yaitu

memunculkan pertanyaan kritis (masalah) yang diajukan oleh mahasiswa terkait dengan filum-filum yang dijadikan objek penelitian

3. Pembuktian, yaitu pelaksanaan Perkuliahan Zoologi

Invertebrata

PPZI-BIL

Standar Kompetensi Lulusan Mahasiswa Pendidikan Biologi: 1. Memiliki kepribadian yang berlandaskan karakter bangsa, 2. Memiliki wawasan luas dan mendalam, 3. Memiliki berbagai kompetensi dan mampu berkarya, 4. Memiliki

sikap ilmiah dan perilaku yang positif

Motivasi

Berpikir Kritis

A. Memberikan penjelasan sederhana 1. Memfokuskan pertanyaan 2. Menganalisis argumen

3. Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan dan tantangan

B. Membangun keterampilan dasar

4. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber 5. Mengobservasi dan mempertimbangkan

hasil observasi C. Kesimpulan (inference)

6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

7. Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi

8. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan

D. Membuat penjelasan lebih lanjut 9. Mendefinisikan istilah

10. Mengidentifikasi asumsi E. Strategi dan taktik

11. Memutuskan suatu tindakan 12. Berinteraksi dengan orang lain

A.Memupuk rasa ingin tahu (being curious) B.Mengutamakan bukti

C.Bersikap skeptis

D.Mau menerima perbedaan E.Dapat bekerja sama (kooperatif) F.Bersikap positif terhadap kegagalan

(34)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.4. Paradigma penelitian

B. Populasi dan Sampel

Penelitian dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Biologi Universitas

Pasundan selama satu semester antara bulan September sampai dengan Januari

tahun 2013, dengan populasi seluruh mahasiswa semester 3 tahun ajaran

2013/2014 yang terbagi menjadi 3 kelas dengan jumlah total mahasiswa sebanyak

163 orang. Mahasiswa tersebut terlebih dahulu telah mengikuti mata kuliah

Biologi Umum dan Praktikum Biologi Umum, sebanyak tiga SKS (dua SKS teori

dan satu SKS praktikum). Karakter populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa

yang memiliki rata-rata kemampuan berada dalam kondisi homogen, artinya

bahwa seluruh mahasiswa telah memenuhi persyaratan lulus masuk perguruan

tinggi swasta (PTS), sehingga perkembangan setiap mahasiswa dapat dilihat

(35)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas B), dengan menggunakan purposive sampling. Alasan mendasar memilih

kelas B yang juga sejalan dengan penggunaan purposive sampling adalah karena

berdasarkan hasil diskusi bersama dosen pengampu matakuliah, yang sebelumnya

juga menjadi pengajar pada matakuliah Biologi Umum disimpulkan bahwa

mahasiswa kelas B memiliki rata-rata tingkat motivasi dan kemampuan yang

tinggi dibandingkan dua kelas lainnya (kelas A dan kelas C). Alasan

menggunakan satu kelas dalam penelitian ini adalah karena penelitian ini bersifat

hipotetik, yang bertujuan untuk mencari pola dan melihat sejauh mana pengaruh

dari program yang dirancang, yaitu Program Perkuliahan Zoologi Invertebrata

Berbasis Inkuiri Laboratorium (PPZI-BIL), oleh sebab itu dalam penelitian ini

hanya menggunakan satu kelas dengan mencari nilai N-Gain antara posttest

dengan pretest.

Program yang diterapkan pada matakuliah Zoologi Invertebrata juga

terdiri dari 3 SKS (2 SKS teori dan 1 SKS praktikum), praktikum dilakukan

setelah mahasiswa terlebih dahulu mendapatkan pendahuluan seperti pemaparan

tentang falsafah serta gambaran umum terkait filum yang akan dibahas, dan

pelaksanaan praktikum dilakukan di luar jam perkuliahan. Variabel penelitian

yang diukur adalah (1) motivasi mahasiswa (sikap mahasiswa terhadap kurikulum

Zoologi Invertebrata dan Persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan Zoologi

Invertebrata) yang merujuk dari 4 prinsip motivasi, yaitu ARCS (Attention,

Relevance, Confidence, dan Satisfaction), (2) sikap ilmiah mahasiswa dirujuk dari

6 indikator Carin & Sund yang terdiri dari memupuk rasa ingin tahu (being

curious) dalam memahami dunia sekitarnya, mengutamakan bukti, bersikap

skeptis, mau menerima perbedaan, dapat bekerja sama (kooperatif), dan bersikap

positif terhadap kegagalan, (3) keterampilan berpikir kritis mahasiswa dirujuk dari

5 indikator Ennis yang terdiri dari memberikan penjelasan sederhana, membangun

keterampilan dasar, memberikan kesimpulan, membuat penjelasan lebih lanjut,

(36)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

materi Zoologi Invertebrata yang tersusun atas 5 konsep utama (filum), yaitu

filum Aschelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata.

C. Definisi Operasional

Mengacu pada judul penelitian yang telah dirumuskan, maka ada beberapa

istilah dalam penelitian ini yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Program Perkuliahan Zoologi Invertebrata Berbasis Inkuiri Laboratorium

(PPZI-BIL) adalah suatu desain yang dilakukan pada matakuliah Zoologi

Invertebrata yang berbasis pada pembelajaran inkuiri laboratorium, yang

pelaksanaanya dilakukan secara terstruktur/per-paket, didahului dengan

pelaksanaan praktikum (pengantar secara umum/falsafah filum yang akan

dibahas, pengajuan pertanyaan kritis, dan pembuktian) dan diakhiri

pengelaborasian serta pembahasan yang dilakukan di luar jam praktikum

(sewaktu pembelajaran teori di kelas).

2. Keterampilan berpikir kritis dimaknai sebagai skor atau nilai capaian

mahasiswa yang diperoleh berdasarkan pengamatan aktivitas dan

kemampuan mereka dalam mengajukan pertanyaan kritis, menjawab

pertanyaan kritis, dan memahami materi. Aktivitas dan kemampuan yang

diukur meliputi (a) memberikan penjelasan sederhana (memfokuskan

pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan

tentang suatu penjelasan dan tantangan) (b) membangun keterampilan

dasar (mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber dan mengobservasi

dan mempertimbangkan hasil observasi) (c) kesimpulan (inference)

(membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, membuat

induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan

mempertimbangkan nilai keputusan) (d) membuat penjelasan lebih lanjut

(mendefinisikan istilah dan mengidentifikasi asumsi) (e) strategi dan taktik

(37)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Sikap ilmiah dimaknai sebagai skor atau nilai capaian mahasiswa yang

diperoleh berdasarkan pengamatan aktivitas selama penerapan PPZI-BIL

dan pendapat mereka setelah penerapan PPZI-BIL, yang mengacu pada

beberapa aspek, yaitu: (a) memupuk rasa ingin tahu; (b) mengutamakan

bukti; (c) bersikap skeptis; (d) mau menerima perbedaan; (e) dapat bekerja

sama (kooperatif); (f) bersikap positif terhadap kegagalan.

4. Motivasi dimaknai sebagai skor atau nilai capaian mahasiswa yang

diperoleh berdasarkan pendapat mereka (sikap terhadap kurikulum dan

persepsi terhadap perkuliahan) setelah penerapan PPZI-BIL. Motivasi juga

dikatakan sebagai keinginan mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan,

keinginan untuk mendapatkan ilmu, keinginan untuk menggali potensi

diri, dan keinginan untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam

terhadap suatu kajian ilmu, yang dicirikan dengan adanya suatu bentuk

usaha sehingga semua yang diinginkan dapat terwujud dan memperoleh

hasil yang maksimal.

D. Instrumen Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua komponen instrumen utama, yaitu:

Komponen instrumen yang berkaitan dengan program dan komponen instrumen

yang berkaitan dengan evaluasi program. Komponen instrumen yang berkaitan

dengan program terdiri dari silabus (Lampiran 1.1), SAP (Lampiran 1.2), dan

lembar kerja mahasiswa (LKM) (Lampiran 2). Isi dari LKM terdiri dari ringkasan

materi (falsafah), pedoman praktikum, daftar pertanyaan, dan instruksi

penugasan). Seluruh komponen instrumen tersebut terlebih dahulu divalidasi oleh

pakar (expert judgement), dan diujicobakan.

Komponen instrumen yang berkaitan dengan evaluasi program terdiri dari

lembar observasi sikap ilmiah dan keterampilan berpikir kritis, tes penguasaan

Gambar

Gambaran  awal motivasi
Gambar 3.3. Tahapan penelitian yang disesuaikan dengan  model Embedded Experimental
Tabel 3.1.
Tabel 3.4.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jika definisi itu diterapkan di Puskesmas, maka dapat dibuat rumusan sebagai berikut: Promosi Kesehatan oleh Puskesmas adalah upaya Puskesmas untuk meningkatkan kemampuan

Pada hari ini Kamis Tanggal Tujuh bulan Agustus tahun Dua Ribu Empat Belas yang bertanda tangan dlbawah ini adalahb. Kelompok Kerja Unit

Partai-partai Islam setelah pileg akan semakin strategis karena tidak ada partai yang memperoleh suara di atas 20% dalam perolehan kursi parlemen atau... 25% dari total

[r]

The improvement in tensile strength (Figure 1), elongation at break (Figure 2), and Young's modulus (Figure 3) of treated composites is a clear indication of improved

Untuk meyakinkan bahwa setiap user mendapatkan jatah waktu menggunakan CPU sesuai dengan haknya maka sistem harus tahu berapa CPU time yang diperlukan oleh setiap proses dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan dari word of mouth marketing communication dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen pada konsumen Grand Keude Kupie

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak. terpisahkan dari Peraturan