• Tidak ada hasil yang ditemukan

jurnal uji aktifitas penghambat enzim al

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "jurnal uji aktifitas penghambat enzim al"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

UJI AKTIVITAS PENGHAMBAT ENZIMα -GLUKOSIDASE DARI EKSTRAK

METANOL 80% DAUN ECENG GONDOK ( Eichornia crassipes Solms)

SECARA IN-VITRO

Yuliyanti Panjaitan1, Dr.Aprilita Rinayanti,M.Biomed.,Apt2, Purwati.S.Si.,Apt2

1

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

2

Dosen Farmasi Universitas 17 Agustus 1945

Abstrak

Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah sebagai akibat retensi insulin, insufisiensi sekresi insulin, atau keduanya. Salah satu jenis DM adalah Non-Insulin-Dependent Diabetes Melitus (DM tipe 2) dan salah satu cara pengobatannya yaitu dengan penghambatan kerja enzim α -glukosidase. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktifitas penghambatan enzim α -glukosidase dari ekstrak metanol 80% Daun Eceng Gondok ( Eichhornia crassipes Solms) , dan untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung pada ekstrak tersebut. Pengujan aktifitas penghambatan enzim α -glukosidase dilakukan secara in-vitro menggunakan metode spektrofotometri. Simplisia di maserasi dengan metanol 80%. Reaksi α -glukosidase dan p-nitrofenil-α -glukopiranosida menghasilkan p-nitrofenil yang berwarna kuning. Produk reaksi ini di ukur pada panjang gelombang 410 nm menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak metanol 80% memiliki nilai IC50 11,4125 ppm. Kandungan

golongan senyawa kimia yang banyak ditemukan dari ekstrak metanol daun eceng gondok (eichhornia crassipes Solms) adalah alkaloid, flavonoid, terpenoid, tanin, saponin, gula pereduksi.

Kata kunci : diabetes melitus, α -glukosidase, eceng gondok (eichhornia crassipes Solms) , metanol 80%.

Abstrak

(4)

extracts has IC50value of 11,4125 ppm. Phytochemical compounds in methanol 80% extracts

eceng gondok are alkaloids, flavonoids, terpenoids, tannins, saponins, reducing sugar.

Keywords: diabetes melitus, α -glukosidase, eceng gondok (eichhornia crassipes Solms), methanol 80%

Pendahuluan

Diabetes merupakan penyakit kronik yang tidak menyebabkan kematian secara langsung, namun pengelolaan yang tidak tepat dapat berakibat fatal. Pengelolaan DM tersebut memerlukan penanganan secara multidisiplin yang mencakup terapi non obat dan terapi obat (DepKes, 2005). Penyakit tersebut berada pada peringkat ketiga sebagai penyakit yang menyebabkan kematian, setelah kanker dan kardiovaskular (Guo, Jiang, Lv, & Wang, 2010).

Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran normal. Namun kadar gula darah yang benar-benar normal sulit dipertahankan. Meskipun demikian, semakin mendekati kisaran normal, kemungkinan terjadinya komplikasi sementara maupun jangka panjang semakin berkurang. Untuk itu diperlukan pemantauan kadar glukosa darah secara teratur baik secara mandiri menggunakan alat tes kadar glukosa darah atau pemeriksaan laboratorium terdekat (Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI, 2007)

Salah satu cara pengobatan DM tipe 2 yaitu dengan penghambatan kerja enzim α -glukosidase yang berperan dalam konversi karbohidrat menjadi glukosa. Dengan dihambatnya kerja enzim α -glukosidase kadar glukosa dalam darah dapat dikembalikan dalam batas normal (Bösenberg, 2008). Agen penghambat α -glukosidase (akarbose, voglibose, dan miglitol) tidak menimbulkan efek samping seperti hipoglikemia dan penambahan berat badan (Wells, Dipiro, Schwinghammer, & Hamilton, 2003), namun menimbulkan rasa tidak enak diperut seperti flatulen, diare, dan sakit perut (Van der Laar FA, et al, 2005).

Kebanyakan tumbuhan yang mengandung senyawa bioaktif seperti glukosida, alkaloid, terpenoid, dan flavonoid mempunyai aktifitas sebagai antioksidan dan antidiabetes (Suarsana,

et al. 2008). Salah satunya adalah eceng gondok ( Eichhornia crassipes Solms ) yang dikenal

sebagai tanaman gulma karena pertumbuhannya yang begitu cepat sehingga menutupi permukaan air. Eceng gondok umumnya terdapat hampir di semua perairan umum di Indonesia juga di waduk – waduk. Eceng gondok ( Eichhornia crassipes Solms) termasuk dalam family pontenderiaceae dapat hidup pada suhu tropis sampai subtropis. Namun tidak banyak diketahui bahwa eceng gondok mengandung zat–zat yang dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan terutama dalam fungsi pengobatan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan para ahli ternyata didapatkan hasil bahwa eceng gondok mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol yang mempunyai banyak manfaat untuk tubuh juga sebagi obat, dan antioksidan. Oleh karena itu sangat perlu dilakukan pengkajian dan penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan eceng gondok (Eichhoornia crassipes Solms) dalam bidang kesehatan, terutamanya untuk obat. (Hasim,2007).

(5)

Alat

Alat-alat yang akan digunakan pada penelitian ini adalah bejana maserasi, timbangan analitik, timbangan kasar, rotary vacuum evaporator (Buchi R-125, Jerman), alat destilasi, beaker glass (Pyrex Iwaki Glass), erlenmeyer (Pyrex Iwaki Glass), gelas ukur (Pyrex Iwaki Glass), oven, cawan uap, pipet tets, pipet volume, batang pengaduk, spatel, spektrofotometer UV-VIS (Hitachi U 2000, Jepang), peralatan kromatografi lapis tipis.

Bahan

Tanaman yang akan diteliti adalah Daun Eceng Gondok (Eichhornia crassipes Solms) yang diperoleh dari perairan Sukapura, Cakung, Jakarta Timur.

Bahan kimia yang akan digunakan adalah enzim α -glukosidase yang berasal dari rekombinan Saccharomyces cereviasiae (Sigma Aldrich, USA), bovine serum albumin (BSA) (Merck, Jerman), akarbose (PT. Dexa Medica), metanol 80%, n-heksana, etil asetat, aqua destilasi.

Metode Penelitian

Penyiapan Simplisia

Pengumpulan daun eceng gondok (Eichhornia crassipes Solms) yang di peroleh dari waduk sekitar Jakarta, dan determinasi daun enceng gondok (Eichhornia crassipes Solms) di Herbarium Bogorinensis, Bogor untuk memastikan kebenaran simplisia dari tanaman yang akan digunakan dalam penelitian.

Pembuatan Simplisia

Daun eceng gondok (Eichhornia crassipes Solms) segar yang diperoleh dari waduk sekitar Jakarta dibersihkan dan dicuci hingga semua kotoran dan debu yang menempel hilang selanjutnya ditiriskan, kemudian daun dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, menghindari terkena sinar matahari langsung. Daun dapat dinyatakan kering apabila daun jika diremas-remas akan mudah hancur dan kadar air simplisia tidak lebih dari 10% (Voight, 1995). Setelah kering daun di buat menjadi serbuk dengan menggunakan blender hingga didapat serbuk simplisia kering. Kemudian simplisia yang telah kering diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol 80%.

Ekstrak Metanol 80% Daun Eceng Gondok

(6)

Penapisan Fitokimia

Penapisan fitokimia dilakukan terhadap senyawa kimia golongan alkaloid, flavonoid, fenol, saponin, tanin, dan sterol–triterpenoid, serta lemak dan glikosida (DepKes RI, 2000).

Persiapan Bahan Uji Persiapan Larutan Enzim

Pembuatan larutan enzim dengan cara timbang 1,8 mg α -glukosidase dan dilarutkan dalam 100 ml larutan dapar fosfat pH 7,0 yang mengandung 200mg Bovine Serum Albumin (BSA) dalam kondisi dingin sehinnga diperoleh larutan induk 0,8 μ /ml. Selanjutnya di pipet 5 ml dari larutan induk enzim, diencerka dengan dapar fosfat pH 7 yang megandung Bovine Serum Albumin (BSA) 200 mg hingga 10 ml , kemudian dipipet kembali 1 ml dari pengenceran kemudian di encerkan dengan buffer fosfat pH 7 hingga 10 ml . hingga diperoleh larutan enzim 0,04 μ /ml Larutan enzim dapat disimpan dalam freezer dengan temperatur -20oC dan tetap stabil hingga 1 bulan.

Persiapan Larutan Substrat P-Nitrofenil-α -Gluosidase

Larutan substrat 30 mM dibuat dengan melarutkan 0,1507 mg p-nitrofenil-α -D-glukopiranosida (PNPG) dalam dapar fosfat pH 7. Kemudian di encerkan hingga 25 ml dengan aqua demineralisasi bebas CO2. Pengenceran larutan substrat dengan aqua

demineralisasi bebas CO2 dapat dilakukan hingga diperoleh larutan substrat 20 mM; 15 mM; 10 mM; 5 mM; 2,5 mM; 2 mM; dan 1 mM.

Persiapan Larutan Dapar Fosfat pH 7

Larutan dapar fosfat pH 7,0 dibuat dengan mencampurkan 50ml Kalium dihidrogenfosfat 0,1 M dengan sedikit demi sedikit (hingga kurang lebih 29,1 ml) natrium hidroksida 0,1 N. Disertai pengecekkan menggunakan pH meter setiap kali penambahan natrium hidroksida 0,1 N. Campuran tersebut kemudian ditambahkan dengan air bebas CO2

secukupnya hingga 200,0 ml.

Persiapan Larutan Standart Akarbose

Timbang 100 mg akarbose kemudian dilarutkan dalam buffer fosfat 10 ml. Hingga di dapatkan konsentrasi 10 ppm . kemudian dilakukan pengenceran sampai diperoleh konsentrasi larutan 5 ppm ; 1 ppm ; 0,5 ppm ; 0,1 ppm.

Persiapan Ekstrak

Ekstrak sebanyak 10 mg dilarutkan dengan 100 μ l dimetil sulfoksida kemudian dicukupkan volumenya dengan dapar fosfat pH 7,0 pada labu ukur 5 ml sehingga diperoleh larutan ekstrak dengan konsentrasi 10.000 ppm, selanjutnya dilakukan pengenceran menjadi 2000 ppm, 1500 ppm, 1000 ppm, 500 ppm, 250 ppm dan 125 ppm.

Pembuatan Larutan Bovine Serum Albumin (BSA)

(7)

Uji Efek Inhibisi α -Glukosidase Pengujian Sample

Larutan dapar fosfat pH 7,0 sebanyak 50 μ L ditambahkan dengan 10 μ L larutan sampel (ekstrak) yang konsentrasinya 2000 ppm, 1500 ppm, 1000 pm, 500 ppm, 250 ppm, 125 ppm dan juga tambahkan 25 μ L p-nitrofenil-α -D-glukopiranosida dengan konsentrasi 10 mM. campuran diinkubasi selama selama 30 menit pada suhu 37oC. Setelah masa inkubasi selesai, , kemudian ditambahkan 100 μ L Na2CO3 200 mM kemudian larutan sampel diukur

absorbansinya dengan microplate reader pada panjang gelombang 410 nm. Pengujian Larutan Standart Akarbose

Larutan dapar fosfat pH 7,0 sebanyak 50 μ L ditambahkan dengan 10 μ L larutan sampel yang konsentrasinya 10 ppm, 5 ppm, 1 ppm, 0,5 ppm, 0,1 ppm dan juga tambahkan 25 μ L p-nitrofenil-α -D-glukopiranosida dengan konsentrasi 10 mM, campuran diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37oC. Setelah masa inkubasi selesai, tambahkan 100 μ L Na2CO3 200 nm.

Larutan sampel diukur adsorbansinya dengan microplate reader pada panjang gelombang 410 nm. Persen hambatan dihitung menggunakan rumus:

% hambatan = x 100%

Keterangan : S = absorbansi sampel (S1-S0)

C = absorbansi kontrol (Blanko DMSO), (B1-B0)

IC50 dihitung dengan menggunakan persamaan regresi linear, konsentrasi sampel

sebagai sumbu x dan % inhibisi sebagai sumbu y. Dari persamaan: y = a + bx dapat dihitung nilai IC50 dengan menggunakan rumus:

IC50=

Hasil Penelitian

Hasil pangamatan penapisan fitokima

No Reaksi Teori Pengamatan Hasil

1 Tanin Biru kehijauan / Hijau tua (+) Tanin

Hijau tua

2 Flavonoid Endapan merah

Endapan kuning ,

jingga (+) Flavonoid

naik ke atas

(flavon, klakon, auron)

3 Saponin Terdapat buih

Terdapat buih

(± 1cm) (+) Saponin

4

Gula Pereduksi

Endapan merah bata

Endapan merah bata

(+) Gula

Pereduksi

(8)

b. Dragendorf :

Endapan Jingga Endapan jingga (+) Alkaloid c. Bouchardat :

Endapan Coklat Endapan coklat

6 Terpenoid/ Cincin merah Coklat ke hitaman (-) Terpenoid Steroid

Dari hasil penapisan fitokimia pada maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol 80% dari daun eceng gondok (Eichhornia crassipes Solms) positif mengandung tanin, flavonoid, saponin, gula pereduksi, alkaloid.

Hasil Penetapan Aktfitas Daun Eceng Gondok (Eichornia crassipes Solms) sebagai α -Glukosidase Inhibitors

Uji Aktifitas Ekstrak Metanol 80%

Dibuat grafik hubungan berdasarkan persamaan regresi linier antara log konsentrasi vs persentase inhibisi. Persamaan regresi linier yang diperoleh adalah y=5,856x – 16,76 Dari persamaan regresi linier tersebut diperoleh harga IC50 pada ekstrak metanol 80% daun eceng

gondok sebesar 11,4125 ppm. Dan diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,327.

Aktivitas penghambat enzim α -glukosidase ekstrak metanol 80%

Uji Aktifitas Acarbose (Pembanding)

Dibuat grafik hubungan berdasarkan persamaan regresi linier antara log konsentrasi vs persentase inhibisi. Persamaan regresi linier yang diperoleh adalah y= 33,12x +69,44 . Dari persamaan regresi linier tersebut diperoleh harga IC50 pada acarbose sebagai pembanding

sebesar 0,258 ppm. Dan diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,954

y = 5,856x - 16,76 R² = 0,327

-10 -5 0 5 10 15

0 1 2 3 4

%

in

hi

bi

si

log konsentrasi (µg/ml)

Persamaan Regresi Linier Ekstrak Metanol daun

Eceng Gondok

(9)

Kurva aktivitas penghambat enzim α -glukosidase acarbose

Pembahasan

Determinasi tanaman dilakukan di Pusat Penelitian Biologi Herbarium Bogoriense Bidang Botani LIPI–Cibinong, Bogor dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran jenis dari tanaman yang digunakan dalam penelitian. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun eceng gondok Eichhornia crassipes Solms. suku Pontederiaceae. Daun yang digunakan adalah daun yang berwarna hijau tua dan masih segar. Pengambilan daun dilakukan secara acak.

Pendekatan dalam pengujian aktivitas atau potensi senyawa bioaktif tanaman ada beberapa macam, salah satunya adalah pendekatan penapisan fitokimia langsung (phytochemistry directed screening approache). Pendekatan ini dilakukan pada tanaman dengan genus atau famili yang sama dengan tanaman yang sudah terbukti secara ilmiah aktifitasnya. Tanaman – tanaman dengan famili yang sama umumnya memiliki kandungan kimia yang hampir sama, sehingga dapat saja memiliki potensi yang sama untuk pengobatan suatu penyakit (de Padua, Bunyapiaphatsara, & Lemmens, 1999) . Pendekatan inilah yang digunakan dalam penelitian untuk memilih tanaman.

Pengambilan daun eceng gondok dilakukan di waduk wilayah Sukapura, Cakung, Jakarta Timur pada bulan November 2013. Daun eceng gondok yang diperoleh kemudian disortasi, dipisahkan dari pengotornya, dicuci, kemudian lap kering hingga bersih, setelah itu dilakukan penimbangan daun eceng gondok. Selanjutnya daun eceng gondok dikeringkan dengan cara diangin-anginkan didalam ruangan dengan sirkulasi udara yang baik dan terlindung dari sinar matahari langsung selama ±7hari. Selanjutnya dimasukan kedalam lemari pengering suhu ±500C selama ±1 jam dimaksudkan agar simplisia kering secara homogen. Pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air pada simplisia agar terhindar dari pembusukkan yang dapat menurunkan mutu simplisia dan mematikan jaringan tumbuhan untuk mencegah terjadinya hidrolisis terhadap kandungan senyawa simplisia oleh enzim (Harborne,1987)

Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut metanol 80%, ini dilakukan bertujuan untuk menarik seluruh kandungan kimia karena metanol dapat merusak dinding sel pada sampel sehingga senyawa yang bersifat polar ataupun non polar dapat terlarut dalam metanol. Selain itu juga untuk menghindari pertumbuhan jamur dan mikroorganisme.

Identifikasi kandungan kimia, yakni penapisan fitokimia (skrining fitokimia) dilakukan

y = 33,12x + 69,44 R² = 0,911

0 50 100 150

-1,5 -1 -0,5 0 0,5 1 1,5

%

In

hi

bi

si

Log konsentrasi g/ml

(10)

sekunder yang terdapat di dalam masing-masing fraksi tersebut. Golongan alkaloid umumnya ditemukan di dalam tanaman dalam bentuk garam yang bersifat larut dalam air atau bentuk basa sehingga senyawa ini dapat ditarik dengan pelarut air dalam suasana asam ( Farnsworth, 1996). Untuk penapisan fitokimia (skrining fitokimia) hasil yang diperoleh ialah pada ekstrak metanol 80% daun eceng gondok mengandung golongan tanin, saponin, flavonoid, gula pereduksi dan alkaloid. Beberapa literatur menyebutkan bahwa pada tumbuhan yang mengandung senyawa bioaktif seperti alkaloid, triterpenoid, flavonoid dan glikosida mempunyai aktivitas sebagai antioksidan dan antidiabetes (Suarsana, et al. 2008). Dan banyak juga penelitian yang telah membuktikan bahwa senyawa fitokimia memiliki kemampuan untuk menghambat kerja enzim α -glukosidase seperti senyawa golongan alkaloid ( Patel, et

al, 2012), triterpenoid (Lai et al, 2012) , dan flavonoid ( Wang et al, 2010). Penghambatan

alfa glukosidase oleh berbagai senyawa fenolik juga telah banyak dijelaskan dalam literatu, dimana antara lain disebutkan bahwa alfa glukosidase secara efektif dihambat oleh flavonol ( Lee et al, 2008), luteolin, myricetin, dan quercetin (Tadera et al,2006). Menurut (Kim et al, 2008) sebagian besar inhibitor alfa glukosidase bekerja dengan cara meniru posisi transisi unit piranosidik dari substrat glukosidase alami, sehingga diduga mekanisme penghambatannya adalah berupa penghambatan kompetitif.

Susut pengeringan bertujuan untuk mengetahui banyaknya zat yang mudah menguap dalam proses pengeringan termasuk air. Hasil pemeriksaan susut pengeringan menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun eceng gondok sudah memenuhi persyaratan yaitu kadar air dalam ekstrak kental 27,19% dimana persyaratan susut pengering yang ditetapkan adalah 10% - 30%.

Sebelum uji aktivitas penghambat enzim α -glukosidase dilaksanakan, uji pendahuluan dilakukan terlebih dahulu. Uji pendahuluan bertujuan untuk mencari kondisi yang optimum untuk uji aktivitas (Yuliastuti, 2011) . Prinsip uji pendahuluan dan aktivitas penghambatan enzim α -glukosidase adalah enzim α -glukosidase akan menghidrolisis p-nitrofenil-α -D-glukopiranosida menjadi p-nitrofenol yang berwarna kuning dan glukosa. Aktivitas enzim diukur berdasarkan hasil absorbansi warna kuning p-nitrofenol (Sugiwati, Setiasih, & Afifah, 2009 )

(11)

Pada kondisi diabetes melitus terjadi penguatan produksi Radical Oxygen Species sehingga mengakibatkan tubuh mengalami stres oksidatif (Kumar, et al. 2010). Stres oksidatif adalah suatu keadaan dimana kandungan oksidan atau radikal bebas dalam tubuh lebih banyak dibandingkan antioksidan (Bonnefont-Rousselot, et al. 2000). Di sisi lain defisiensi insulin pada DM menyebabkan berbagi kekacauan dalam proses metabolisme dan regulasi yang pada gilirannya menyebabkab akumulasi lemak seperti kolesterol total. Hal ini terjadi karena kekurangan insulin menyebabkan peningkatan mobilisasi asam lemak bebas dari jaringan adiposa yang menghasilkan peningkatan produksi LDL-kolesterol (Latha dan Daisy, 2011). Merupakan salahsatu penyebab utama terjadinya aterosklerosis pada manusia (Wiztum, 1991) dan tingginya kolesterol total dan kolesterol LDL dalam darah merupakan faktor resiko utama penyakit koroner.(Tchobroutsky, 1978). Dengan demikian antioksidan berperan sangat penting dalam mencegah terjadinya komplikasi pada pasien DM.

Pengujian terhadap akarbose nilai IC50akarbose digunakan sebagai acuan/ pembanding

pada pengujian terhadap ekstrak metanol 80%. Akarbose mempunyai IC50 sebesar 0,258

ppm, sedangkan ekstrak metanol 80% daun eceng gondok mempunyai IC50 sebesar 11,425

ppm. Berdasarkan hasil uji aktivitas ekstrak metanol 80% daun eceng gondok, apabila dilihat hasil IC 50 yang dicapai maka ekstrak metanol 80% daun enceng memiliki nilai hambat yang sangat kecil.

Kesimpulan

Tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes Solms.) memiliki aktivitas sebagai pengahambat enzim α -glukosidase. Pada ekstrak metanol 80% daun eceng gondok memiliki aktivitas pengahambat enzim α -glukosidase dengan nilai IC5011,4125 ppm.

Daftar Pustaka

Bosenberg, L. H. 2008. The mechanism of action of oral antidiabetic drugs : a review of recent literatur. The Journal of Endocrinolgy, Metabolism and Diabetes of South Africa, 13,3,80-88

Champe, P. C., Harvey, R.A., & Ferrier. D.R. 2005 . Lippincott’s illustrated reviews :

Biochemistry. Philadelpia : Lippincot Williams & Wilkins.

De Padua, L.S., Bunyapiaphatsara, N., & Lemmens, R. H. M. J. 1999. Plants Resources of

South-East Asia : Medicinal and poisonus plantas 1. Bogor : Prosea Foundation

Departemen Farmakologi dan Teraupetik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.

Farmakologi dan Terapi edisi V. Jakarta : Gaya Baru, 485 -494.

Dewi, R. T., et al. 2007 . Inhibitory effect of Koji Aspergillus terreuson α -glucosidase activity and postprandial hyperglycemia. Pakistan Journal of Biological Science, 18, 3131-3135

Farnsworth, N. R . 1996 .Biological and Phytochemical Screening of Plants. Journal of Pharmaceutical Science 55(3), 226-276

Guo, L.P., Jiang, T.F., Lv, Z.H., & Wang, Y.H. 2010 .Screening alpha-glucosidase inhibitors

from traditional Chinese drugs by capillary electrophoresis with electrophoretically

(12)

Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia ter. dari Phytochemical methods oleh Kosasih

Padmawinata dan Iwang Soediro. Bandung : Penerbit ITB, 5-6 ; 47-54 ; 70-71 ; 123-125

; 155-156 ; 234-240.

Lai YC, Chen CK, Tsai SF, Lee SS. 2012.Triterpenes as α -glucosidase inhibitors from Fagus

hayate. Phytochemistry 74 : 206-211. DOI : 10.1016/j.phytochem.2011.09.016

Lee SS, Lin HC, Chen CK. 2008. Acylated flavonol monorhamnosides, α -glucosidase inhibitors, from Machilus philippinensis. Phytochemistry 69: 2347-2353. DOI:

10.1016?j.phytochem.2008.06.006.

Matsumoto, K, takemata, K, takayama, K, Abesundara, K . J. M., Matsui, T ., & Katayama, H . 2002 . A novel method for the assay of α -glucosidas--e inhibitory activity using a multi-channel oxygen sensor. Analytical Science 18, 1315-1319

Patel MB, Mishra SM. 2012. Magnoflorine from Tinospora cordifolia stem inhibits. α -glucosidase and is antiglicemic in rats, J Funct Foods 4:79-86. DOI : 10.1016/j.foodchem.2010.03.120

Sigma-Aldrich. 1996. Sigma Quality Control Test Procedure Enzimatic Assay of α

-glucosidase. Maret 2014 pk.20.30.

http://www.sigmaaldrich.com/catalog.DatasheetPage.do?brandKey=SIGMa&symbol=N1 337

Suarsana I.N., Priosoeryanto P, Bintang M, Wresdiyanti T. 2008. Aktivitas daya hambat enzim α -glukosidase dan efek hipoglikemik ekstrak tempe pada tikus diabetes. J Vet 9 (3):

122-127.

Sugiwati, Sri., Siswati Setiasih, & Efy Afifah. 2009. Antihyperglycemic activity of the mahkota dewa (Phalerria macrocarpa (Scheff.) Boerl.J leaf extracts as an alpha-glucosidase inhibitors. Makara Kesehatan Vol 13, No. 2, 74-78

Tadera K, Minami Y, Takamatsu K, Matsuoka T.2006. Inhibition of α -glucosidase and α -amylase by flavonoids. J Nutr Sci Vitaminol 52: 149-153. DOI: 10.3177/jnsv.52.149

Van de Laar FA. Lucassen, PLBJ, Akkermans, RP, Van de Lisdonk, EH, Rutten GEHM, Van Well C. (2005). Alpha-gllucosidase inhibitors for type 2 diabetes melitus (Review). The

Cochrane Collaboration: John Willey & Sons, Ltd

Voight, R, 1995, Buku Pelajaran Tehnologi Farmasi, diterjemahkan oleh Soedani N. S. UGM Press, Yogyakarta.

Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., dan Hamilton, C.W. (2003).

Pharmacotherapy Handbook (5th ed). The McGraw-Hill.

Referensi

Dokumen terkait

Tidak signifikannya pengaruh derajat desentralisasi fiskal terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ini menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai kedisiplinan dalam bidang studi aqidah akhlak di MTs Muhammadiyah 1 Malang dan mendeskripsikan pembentukan prilaku

Judul : Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Wajib Pajak dengan Tingkat Kesadaran Membayar Iuran Wajib Televisi di Kecamatan Genuk Kodya SemarangC. Program : P3T Tahun : 1988

Almost 90% of the total market capitalization of the world’s equity markets is accounted for by the market capitalization of the developed world.. Market Capitalization of

As a dealer, the swap bank stands ready to accept either side of a currency swap, and then later lay off their risk, or match it with a counterparty... An Example of an Interest

Berdasarkan pada gambar 4.14, performa metode yang diusulkan pada penelitian ini mendapatkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan performa dari metode pohon keputusan

semakin bertambah dan kehidupan para pekerja belum stabil, maka hal ini jelas akan mengancam bagi stabilitas suatu negara. Namun pada saat ini permasalahan yang sering muncul

a) Sistem mengadaptasi pemikiran pakar dalam mendiagnosa penyakit leukimia yang dituangkan dalam suatu kaidah diagnosa. b) Sistem menganalisa masukan pengguna dengan