• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM DIAGNOSIS ORGANISASI PADA BANK X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM DIAGNOSIS ORGANISASI PADA BANK X"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Desika Ayu Retno Wulandari Purba, S.Psi

Program Magister Psikologi Industiri dan Organisasi, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

desikaayuretno@gmail.com

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan

perubahan besar luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan

sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara perusahaan dengan

pelanggan dan perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global

dan tajam menyebabkan terjadinya penurunan laba yang diperoleh

perusahaan yang memasuki persaingan tingkat dunia. Hanya

perusahaan-perusahaan yang memiliki keunggulan pada tingkat dunia yang mampu memuaskan

atau memenuhi kebutuhan konsumen, mampu menghasilkan produk yang bermutu,

dan cost effektif.

Perubahan-perubahan tersebut mendorong perusahaan untuk

mempersiapkan dirinya agar bisa diterima di lingkungan global. Keadaan ini

memaksa manajemen untuk berupaya menyiapkan, menyempurnakan ataupun

mencari strategi-strategi baru yang menjadikan perusahaan mampu bertahan dan

berkembang dalam persaingan tingkat dunia. Oleh karena itu perusahaan dalam hal

ini manajemen harus mengkaji ulang prinsip-prinsip yang selama ini digunakan

agar dapat bertahan dan bertumbuh dalam persaingan yang semakin ketat untuk

dapat menghasilkan produk dan jasa bagi masyarakat.

Kunci persaingan dalam pasar global adalah kualitas total yang mancakup

penekanan-penekanan pada kualitas produk, kualitas biaya atau harga, kualitas

pelayanan, kualitas penyerahan tepat waktu, kualitas estetika dan bentuk-bentuk

kualitas lain yang terus berkembang guna memberikan kepuasan terus menerus

(2)

Sehingga meningkatnya persaingan bisnis memacu manajemen untuk lebih

memperhatikan sedikitnya dua hal penting yaitu "keunggulan" dan "nilai". Terdapat

beberapa metode yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya,

seperti metode malcolm baldrige. Metode tersebut digunakan untuk meningkatkan

kualitas ataupun mutu dari perusahaan tersebut. Peningkatan kualitas perusahaan

akan berdampak pada peningkatan keunggulan dan nilai perusahaan, sehingga

perusahaan akan mempunyai daya saing yang tinggi. Laporan ini dibuat untuk

mengetahui keefektifan metode malcolm baldrige untuk meningkatan kualitas

perusahaan, yang dilihat dari berbagai perspektif, baik dari kekuatan ataupun

kelemahan metode tersebut.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep dan proses dari metode Malcolm baldrige.

2. Untuk mengetahui berjalannya sebuah sistem perusahaan dengan metode

Malcolm Baldrige.

3. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari metode Malcolm Baldrige.

4. Untuk mengetahui perusahaan manakah yang sukses dengan penggunaan

metode Malcolm Baldrige.

5. Untuk mengetahui kelemahan proses bisnis perusahaan dengan metode

Malcolm Baldrige.

6. Untuk memberikan masukan saran atau intervensi pada organisasi/perusahaan

(3)

BAB II

LANDASAN TEORI

Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) merupakan salah

satu metode untuk meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan dan terus

menerus (continuously improvement) dengan menggunakan pengukuran dan

memberikan feedback mengenai kinerja organisasi secara keseluruhan dalam

penyediaan produk dan jasa yang berkualitas. Pada mulanya The Malcolm Baldrige

Nation al Quality Award (MBNQA) merupakan suatu penghargaan yang

diselenggarakan untuk menghormati menteri perdaganagn pada masa pemerintahan

Presiden Ronald Reagen yang mendukung usaha peningkatan kualitas dalam dunia

industri di Amerika. Penghargaan ini dikelola oleh Lembaga Standard Teknologi

Nasional (The National Institute of Standard and Technology) yang diberikan

secara tahunan kepada enam perusahaan dengan kategori usaha manufaktur, jasa,

dan bisnis kecil namun sejak tahun 1999 ditambah kategori kesehatan dan

pendidikan (Gaspersz, 2002).

MBNQA digunakan sebagai suatu kerangka kerja untuk mengukur dan

mengevaluasi kinerja manajemen. MBNQA dapat membantu organisasi

menghadapi lingkungan dinamis, membangun sistem kerja yang tinggi,

menerjemahkan visi dan misi ke dalam strategi, membangun kesuksesan jangka

pendek serta stabilitas organisasi untuk jangka panjang (Gaspersz, 2002).

The Malcolm Baldrige Criteria for Performance excellent merupakan salah

satu metode yang digunakan untuk membentuk karakteristik dengan memiliki

kinerja dan integritas yang tinggi secara keseluruhan. Adapun tujuan utama ketujuh

kategori ini antara lain:

1. Meningkatkan kinerja organisasi dari segi praktek-praktek kerja, kapabilitas

dan hasil organisasi.

2. Memfasilitasi komunikasi dan berbagi informasi diantara

organisasi-organisasi, baik yang sejenis maupun berbeda jenis.

3. Alat bantu dalam memahami dan mengatur kinerja organisasi, serta

(4)

Sedgkan, wujud dari tujuan criteria for performance excellent antara lain:

1. Membantu meningkatkan kualitas dan stabilitas organisasi untuk

pelanggan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.

2. Meningkatkan efektifitas dan kapabilitas organisasi secara keseluruhan.

3. Pembelajaran organisasi dan pribadi (Gasperz, 2002)

A. Nilai Inti dan Konsep MBNQA

Criteria MBNQA dibangun berdasarkan landasan dari 11 konsep yang

dirangkum sebagai berikut :

1. Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership)

Kepemimpinan visioner merupakan arah dan cara pandang, serta nilai-nilai

yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin suatu organisasi. Pemimpin organisasi

harus menetapkan arah dan menciptakan focus pada pelanggan, nilai-niali yang

jelas dan kelihatan, serta ekspektasi yang tinggi; yang dimana ketiga hal tersebut

diatas harus menyeimbangkan kebutuhan dari pihak yang berkepentingan.

Didalamnya akan tercipta sebuah system kepemimpinan yang mencakup sebagai

berikut :

a. Memberikan kebebasan yang terkendali kepada para karyawan untuk

menjadi inovatif dan kreatif.

b. Membangun kemmapuan dan pengetahuan para karyawan.

c. Memberikan inspirasi dan semangat yang tinggi kepada para karyawan

untuk selalu memebrikan pelayanan dan kontribusi yang baik bagi

organisasi.

d. Menjadi role model mellaui perilaku etika dan keterlibatan dalam

perencanaan, komunikasi, pelatihan, pengembangan kader, peninjauan

ulang kinerja organisasi, dan pengakuan terhadap hasil kinerja karyawa.

2. Keunggulan yang Didorong / Digerakkan Pelanggan (Customer Driven

Excellent)

Kinerja dan kualitas organisasi dinilai oleh pelanggan. Organisasi harus

bertanggung jawab penuh agar setiap praktek bisnisnya member kontribusi nilai

(5)

pelanggan serta mengembangkan bisnis organisasi. Keunggulan yang dimiliki

berkomponen masa sekarang dan masa depan, yaitu memahami kainginan/hasrat

pelanggan masa sekarang dan mengantisipasi keinginan/hasrat pelanggan dimasa

depan. Organisasi yang digerakkan pelanggan tidak hanya memperhatikan

karakteristik layanan, namun juga fitur dan karakteristik yang membedakan layanan

dari organisasi lainnya. Customer-Driven Excellence merupakan suatu konsep

strategis dimana organisasi dituntut untuk mempertahankan kesetiaan pelanggan,

menarik pelanggan baru, dan mengembangkan segmen pasarnya. Customer-Driven

excellence tidak hanya berarti organisasi mengurangi kecacatan dan kesalahan serta

mengurangi komplain, melainkan bagaimana organisasi menjamin bebasnya

kecacatan dan kesalahan sehingga pelanggan merasa nyaman dan berhubungan

baik.

3. Pembelajaran Organisasi dan Pribadi (Organizational and P ersonal

Learning)

Organizational and P ersonal Learning diperlukan untuk mencapai tingkat

kinerja yang tinggi. Pembelajaran organisasi merupakan suatu proses pembelajaran

yang memerlukan peningkatan terus-menerus dari pendekatan-pendekatan yang

ada, memimpin kepada sasaran-sasaran baru dan pendekatan-pendekatan baru.

Proses pembelajaran berarti bagian rutinitas sehari-hari; diterapkan pada individu,

unit kerja, dan departemen; digunakan untuk memecahkan akar permasalahan yang

terjadi; dan diperoleh dari kesempatan-kesempatan yang mengarah pada perbaikan

dan perubahan. Sumber pembelajaran meliputi ide-ide kreatif dari karyawan,

masukan dari pelanggan, sharing praktek-praktek kerja, dan benchmarking.

Pembelajaran organisasi dapat memeberikan hasil berupa:

a. Peningkatan nilai kepada pelanggan melalui pelayanan yang baru dan

berkembang.

b. Mengembangkan kesempatan bisnis baru.

c. Mengem,bangkan proses/model bisnis yang baru dan berkembang.

d. Menurut tingkat kesalahan, produk cacat, waste, dan biaya yang

berhubungan.

(6)

f. Meningkatkan kinerja organisasi dalam membangun layanan kesehatan

masyarakat dan tanggung jawab sosial.

g. Meningkatkan produktifitas dan efektifitas keseluruhan sumber daya yang

dimiliki.

Selain pembelajaran organisasi, pembelajaran pribadi diperlukan karena

kesuksesan karyawan tergantung dari kesempatan dan kemmapuan masing-masing

individu untuk mempelajari hal baru. Kesempatan ini dapat berupa pendidikan,

pelatihan, rotasi pekerjaan,pemberian reward, dan lainnya.

Pembelajaran pribadi dapat member hasih berupa:

a. Perasaan puas karyawan terhadap organisasi.

b. Pembelajaran lintas fungsi dalam organisasi .

c. Membangun pengetahuan.

d. Peningkatan penemuan – penemuan inovasi.

4. Pemberian nilai Karyawan dan Mitra Kerja (Valuating Workforce Members

and P artners)

Kesuksesan organisasi bergantung pada pekerjaanya, yaitu dilihat dari sisi

pengetahuan, kemampuan, kretivitas, dan motivasi masing-masing individu.

Pemberian nilai kepada karyawan berarti berkomitmen kepada kapuasan,

perkembangan, dan perlakuan kepada para karyawan tersebut dengan baik.

Disamping itu, organisasi juga harus membangun hubungan kemitraan internal dan

eksternal. Kemitraan internal dapat dilakukan dengan menjalin kerjasama diantara

para karyawan melalui serikat pekerja, pembentukan tim kerja yang memiliki

kinerja tinggi dan lain-lain. Kemitraan eksternal dapat dilakuakn dengan menjalalin

hubungan yang baik dengan pelanggan lainnya, supplier, organisasi sejenis, dan

lainnya. Keberhasilan kemitraan internal dan eksternal dapat mengembangkan

tujuan – tujuan jangka panjang, yang berarti menciptakan dasar untuk investasi

yang saling menguntungkan masing- masing pihak.

5. Ketangkasan (Agility)

Agility memiliki pengertian sebagai suatu kapasitas untuk berubah dengan

(7)

dalam merespon keinginan pelanggan berarti semakin baik karena dapat mengambil

waktu lebih awal untuk menghadapi pesaingnya dan memudahkan dalam mencapai

tujuan jangka panjang organisasi. Untuk meningkatkan waktu respon, organisasi

sering membutuhkan system kerja yang baru, penyederhanaan proses dan unit

kerja, kemmapuan untuk berubah dari satu proses ke proses lainnya. Kinerja waktu

daris suatu organisasi menjadi semakin genting dan waktu siklus menjadi kunci

dalam proses utama.

6. Berfokus pada Masa Depan (F ocus on the F uture)

Fokus pada masa depan berhubungan dengan faktor jangka pendek dan

panjang yang mempengaruhi organisasi dan pangsa pasar. Dalam mengejar

pertumbuhan yang berkelanjutan dan menguasai pasar membutuhkan orientasi

yang kuat pada masa depan dan kemauan untuk membangun komitmen jangka

panjang kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Focus pada masa depan meliputi

pengembangan pemimpin, pekerja, dan supplier; menciptakan kesempatan untuk

inovasi; dan mengantisipasi tanggung jawab dan perhatian public.

7. Manajemen untuk Inovasi (Managing for Innovation)

Inovasi berarti suatu tindakan membuat perubahan yang bermakna untuk

meningkatkan pelayanan organisasi, program, dan proses; serta menciptakan nilai

baru kepada pihak yang pberkepentingan. Inovasi harus memimpin organisasi

menuju dimensi baru dari kinerja. Inovasi tidak selalu berhubungan langsung

dengan bagian Research and Development (R&D), namun berhubungan erat

dengan seluruh system kerja dan proses kerja. Organisasi harus dikelola dan

diarahlan sedemikian rupa sehingga inovasi menjadi bagian dari budaya

pembelajaran. Inovasi harus diintegrasikan ke dalam kerja sehari-hari dan didukung

dengan perbaikan kinerja.

8. Manajemen berdasarkan Fakta (Management by F act)

System manajemen bergantung pada pengukuran dan analisis kinerja.

Pengukuran didapetkan dari kebutuhan dan strategi layanan, serta menyediakan

data dan informasi digunakan untuk mendukung evaluasi, pengambilan keputusan,

(8)

yang memimpin pada perbaikan biaya pengeluaran, peningkatan pelanggan,

operasioanal, finansial dan kinerja yang baik. Pengukuran kinerja yang dilakukan

juga harus tepat sasaran, berdsarkan proses spesifik, terkait dengan strategi bisnis

organisasi dan melakukan perbandingan hasil dengan strategi pesaing. Sebelum

melakukan pengukuran, organisasi dapat membuat indikator-indikator yang

menunjukkan bahwa faktor tersebut berpengaruh pada peningkatan kerja.

9. Tanggung Jawab Sosial (Sosial Responsibility)

Para pemimpin organisasi harus mampu menekankan tanggung jawab

kepada publik, etika berperilaku, dan praktek menjadi warganegara yang baik.

Pemimpin organisasi harus menjadi role model yang berfokus pada etika dan

perlindungan pada kesehatan, keamanan, dan lingkungan masyarakat. Perencanaan

yang efektif harus dapat mengantisipasi penyebaba timbulnya permasalahan,

mempersiapkan tanggapan apabila terjadi masalah, dan menyediakan informasi dan

factor pendukung untuk menjaga kepedulian, keamanan, dan kepercayaan

masyarakat.

10.Berfokus pada Hasil-hasil dan Penciptaan Nilai (F ocus on Results and

Creating Values)

Pangukuran kinerja organisasi perlu juga memfokuskan hasil akan dicapai dan

menyeimbangkan hasil tersebut bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Hal ini

bertujuan untuk membangun kesetiaan dan kontribusi kepada masyarakat.

Keseimbangan itu nantinya akan memberikan komunikasi yang efektif mengenai

prioritas jangka pendek dan panjang, memonitor kinerja saat ini, dan

emmepersiapkan dasar yang jelas untuk memeprbaiki hasil. Fokus pada hasil perlu

untuk menunjukkan fleksibilitas mencapai hasil yang berbeda dari waktu ke waktu.

11.Sistem Perspektif (P erspective systems)

System perspektif mengatur pengelolaan organisasi secara keseluruhan

untuk mencapai kesusksesan kinerja. Nilai inti dan tujuh kategori MBNQA telah

bekerja sama dan mengintegrasikan suatu mekanisme untuk memastikan

kekonsistenan rencana, proses, pengukuran, dan tindakans secara keseluruhan.

Sistem perspektif meliputi pemimpin organisasi memonitor, merespon, dan

(9)

berupa pengukuran kinerja, indicator, kompetensi inti dan pengetahuan organisasi

untuk membangun kunci strategis .

B. Tujuh Kriteria dalam Malcolm Baldrige

Pada Malcolm Baldrige, terdapat 7 kategori dan 17 item yang dinilai untuk

kategori bisnis (manufaktur, jasa, dan usaha kecil) atau yang populer disebut

sebagai Malcolm Baldrige Criteria for P erformance Excellence (MBCfPE).

Kategori kriteria Malcolm Baldrige secara lengkap dapat ditunjukkan pada tabel

berikut ini:

Tabel 1 Kategori Malcolm Baldrige untuk Bidang Bisnis

NO KATEGORI NILAI

MAKSIMUM

1. Kepemimpinan 120

1.1 Kepemimpinan Senior 70

1.2 Tata Kelola dan Tanggung Jawab Kemasyarakatan 50

2. Perencanaan Strategis 85

2.1 Pengembangan Strategis 40

2.2 Implementasi Strategis 45

3. Fokus Pasar dan Pelanggan 85

3.1 Suara Pelanggan 40

3.2 Kerekatan Pelanggan 45

4. Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan 90

4.1 Pengukuran, Analisis, dan Perbaikan Kinerja Organisasi 45

4.2 Pengelolaan Informasi, Teknologi Informasi, dan

Pengetahuan

45

5. Fokus Sumber Daya Manusia 85

5.1 Lingkungan Tenaga Kerja 45

5.2 Kerekatan Tenaga Kerja 40

6. Fokus Operasi 85

6.1 Sistem Kerja 35

(10)

7. Hasil-hasil 450

7.1 Hasil Produk dan Proses 120

7.2 Hasil-hasil Fokus Pelanggan 90

7.3 Hasil-hasil Fokus Tenga kerja 80

7.4 Hasil-hasil Kepemimpinan dan Tata Kelola 80

7.5 Hasil-hasil Keuangan dan Pasar 80

NILAI TOTAL 1000

1) Leadership

Memeriksa apakah eksekutif senior mengarahkan organisasi, dan

bagaimana organisasi menjalankan tanggung jawabnya kepada publik

dan berperan sebagai penduduk yang baik.

2) Strategic Planning

Memeriksa apakah organisasi tersebut telah membuat arah strateginya

dan bagaimana dapat menentukan key action plan.

3) Customer F ocused

Memeriksa bagaimana organisasi memutuskan kebutuhan serta

ekspektasi pasar serta pelanggan; membangun hubungan dengan

pelanggan; dan bagaimana mendapatkan, memuaskan serta menjaga

pelanggan.

4) Measurement, Analysis, and Knowledge Management

Menganalisis sistem manajemen, aplikasi manajemen yang efektif,

perbaikan data serta informasi untuk mendukung proses organisasi dan

performansi sistem manajemen.

5) Workforce F ocused

Menganalisis bagaimana organisasi mampu mendukung pekerjanya

dalam membangun potensi individu dan bagaimana para pekerjanya

dapat mengikuti tujuan organisasi.

(11)

Memeriksa bagaimana proses perancangan, pengaturan serta

peningkatan aspek-aspek penting dari produksi dan delivery juga proses

pendukung.

7) Results

Menganalisis bagaimana organisasi mampu mendukung pekerjanya

dalam membangun potensi individu dan bagaimana para pekerjanya

dapat mengikuti tujuan organisasi.

(12)

C. Sistem Skoring Baldrige

Penilaian atas respon terhadap bidang kriteria didasarkan pada dua dimensi

evaluasi, yaitu proses dan hasil. Perusahaan atau organisasi yang menggunakan

kriteria perlu memberikan informasi yang berhubungan dengan kedua dimensi

evaluasi tersebut.

1. Proses (Process)

Penilaian proses mengacu pada metode yang digunakan dan diperbaiki

perusahaan dalam menjawab kategori satu sampai dengan kategori enam. Terdapat

empat faktor yang digunakan untuk mengevaluasi proses, yaitu:

a. Pendekatan (A)

Pendekatan (Approach), penilaian mengacu pada:

1) Cara yang digunakan untuk melaksanakan proses,

2) Kesesuaian metode yang digunakan terhadap persyaratan item dan

lingkungan operasi organisasi,

3) Efektvitas penggunaan metode,

4) Sejauh mana pendekatan itu dapat dilakukan secara berulang dan

berdasarkan pada data dan informasi yang terpercaya.

b. Penyebarluasan (D)

Penjabaran (Deployment), penilaian mengacu pada:

1) Pendekatan yang diterapkan dalam menjawab persyaratan item yang

relevan dan penting bagi organisasi,

2) Pendekatan diterapkan secara konsisten,

3) Pendekatan digunakan (dilaksanakan) oleh semua unit kerja yang

sesuai.

c. Pembelajaran (L)

Pembelajaran (Learning), penilaian mengacu pada:

1) Penyempurnaan pendekatan melalui siklus evaluasi dan perbaikan,

(13)

3) Saling berbagi penyempurnaan dan inovasi antar unit kerja dan proses

lainnya yang relevan dalam organisasi.

d. Integrasi (I)

Keterpaduan (Integration) penilaian mengacu pada:

1) Keselarasan pendekatan dengan kebutuhan organisasi yang

diidentifikasi dalam profil organisasi dan item proses,

2) Sistem pengukuran, informasi, dan perbaikan saling melengkapi antar

proses dan unit kerja,

3) Rencana, proses, hasil, analisa, pembelajaran, dan tindakan

diharmonisasikan antar proses dan unit kerja,

4) Perencanaan, proses-proses, hasil-hasil, analisis, pembelajaran dan

tindakan, selaras antar proses-proses dan unit kerja untuk mendukung

tujuan organisasi secara luas.

Faktor ini mengarah kepada pendekatan dan seberapa sesuai dengan

identifikasi kebutuhan organisasi seperti; tingkat pengukuran, sistem informasi, dan

peningkatan antar unit kerja; kesinambungan dan keharmonisan antar proses dan

unit kerja untuk mencapai tujuan secara luas.

2. Hasil (Result)

Penilaian “hasil-hasil” mengacu pada output dan outcomes perusahaan

dalam mencapai persyaratan kategori tujuh. Terdapat empat faktor yang digunakan

dalam mengevaluasi hasil yaitu sebagai berikut:

a. Tingkatan (Levels – LE) penilaian mengacu pada tingkat kinerja organisasi

saat ini.

b. Kecenderungan (Trends – T), penilaian mengacu pada:

1) Tingkat/laju perbaikan kinerja atau keberlangsungan kinerja yang

baik,

2) Keluasan tentang hasil kinerja organisasi.

c. Perbandingan (Comparison – C) mengacu pada:

1) Kinerja organisasi terhadap perbandingan yang sesuai, seperti pesaing

(14)

2) Kinerja organisasi terhadap branchmark atau pemimpin di sector usaha.

d. Integrasi (Integration – I) penilaian mengacu pada:

1) Ukuran hasil yang penting bagi stakeholder, program, penawaran dan

jasa, pasar, proses dan rencana tindakan persyaratan kinerja yang

diidentifikasi dalam profil organisasi dan item dalam proses,

2) Hasil organisasi termasuk indikator- indikator yang valid dari kinerja

masa depan,

3) Hasil organisasi diselaraskan antara proses-proses dan unit kerja untuk

mendukung sasaran organisasi secara luas.

Berdasarkan faktor-faktor di atas, dilakukan penilaian untuk setiap kategori

dengan menggunakan panduan penilaian (score guidelines). Panduan penilaian

untuk dimensi evaluasi proses dapat ditunjukkan dengan tabel berikut ini:

Tabel 2. Panduan Penilaian (Scoring Guidelines) Proses

SKOR HASIL

Orientasi pada perbaikan tidak ditemukan, perbaikan dicapai sebagai reaksi atas adanya masalah (L)

Tidak terbukti adanya keselarasan (ALIGNMENT) organisasional, area atau unit kerja bekerja sendiri-sendiri (T)

10%,15%, 20%, atau 25%

Tahap awal dari AP P ROACH sistematis terhadap BASIC REQUIREMENTS, sudah terbukti (A)

AP P ROACH baru pada tahap awal DEP LOYMENT di sebagian besar area atau unit kerja, menghambat kemajuan dalam penacapaian BASIC

REQUIREMENTS suatu item (D)

Tahap awal transisi dari bersifat reaktif terhadap masalah menuju orientasi pada perbaikan secara umum, sudah terbukti (L)

AP P ROACH sudah diselaraskan dengan area atau unit kerja lainnya sebagian besar melalui pemecahan masalah bersama (I)

30%, 35%, 40%, atau 45%

AP P ROACH yang sistematis dan efektif, responsif terhadap BASIC REQUIREMENTS suatu item, sudah terbukti (A)

AP P ROACH sudahdi DEP LOY, meskipun beberapa area atau unit kerja baru dalam tahap awal penerapan (D)

(15)

AP P ROACH masih dalam tahap awal penyelerasan (ALIGNMENT) dengan kebutuhan dasar organisasi yang diidentifikasi dalam merespon profil organisasi dan proses item lainnya (I)

50%, 55%, 60%, atau 65%

AP P ROACH yang sistematis dan efektif, responsif terhadap OVERALL REQUIREMENTS suatu item, sudah terbukti (A)

AP P ROACH sudah WELL DEP LOYED, meskipun DEP LOYMENT masih bervariasi di beberapa area atau unit kerja (D)

Proses evaluasi dan perbaikan yang sistematis, berdasarkan fakta dan beberapa pembelajaran (LEARNING) organisasi telah diterapkan untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas proses-proses utama (L)

AP P ROACH sudah selaras (ALIGNED) dengan kebutuhan organisasi yang diidentifikasi dalam merespon profil organisasi dan proses item lainnya (I) 70%,75,

80% atau 85%

AP P ROACH yang sistematis dan efektif, responsif terhadap MULTIP LE REQUIREMENTS suatu item, sudah terbukti (A)

AP P ROACH sudah WELL DEP LOYED, tanpa kesenjangan yang signifikan (D) Proses evaluasi dan perbaikan yang sistematis, berdasarkan fakta dan

pembelajaran (LEARNING) organisasi telah menjadi alat manajemen yang utama, ditemukan bukti yang nyata adanya penyempurnaan dan inovasi sebagai hasil analisis dan sharing pada tingkat/level organisasi (L)

AP P ROACH sudah terintegrasi (INTEGRATED) dengan kebutuhan organisasi yang diidentifikasi dalam merespon profil organisasi dan proses item lainnya (I) 90%,

95%, atau 100%

AP P ROACH sistematis dan efektif, responsif terhadap MULTIP LE REQUIREMENT suatu item, sudah terbukti (A)

AP P ROACH sudah F ULL DEP LOYED, tanpa kelemahan atau kesenjangan yang signifikan di berbagai area atau unit kerja (D)

Proses evaluasi dan perbaikan yang sistematis, berdasarkan fakta dan pembelajaran (LEARNING) organisasi telah menjadi alat utama seluruh

organisasi, penyempurnaan informasi yang didukung oleh analisis dan sharing, sudah terbukti diseluruh organisasi (L)

(16)

3. Kelebihan dan Kekurangan metode Malcolm Baldrige

Kelebihan:

1) Malcolm tidak hanya menjamin peningkatan kualitas yang ada secara

terus-menerus, tetapi juga mendorong perusahaan untuk menjadi yang

terbaik.

2) Adanya penggunaan indikator lagging (pengukuran yang menjelaskan

sesuatu yang telah terjadi) dan leading (pengukuran yang menceritakan

masa depan).

3) Adanya double-loop learning (strategi yang dipadukan dengan informasi

baru yang diperoleh dari lingkungan bisnis)

Kekurangan

1) Perusahaan terjebak dalam kebingungan menjawab setiap pertanyaan agar

mendapatkan nilai skor yang tinggi.

2) Pengukuran kinerja diawali dari strategi dan tidak berasal dari keinginan

stakeholder secara keseluruhan, hanya berfokus pada finansial dan

customer; aspek suplier, pekerja, dan masyarakat tidak dikaji.

4. Perusahaan yang sukses menggunakan metode Malcolm Baldrige

Perusaaahaan yang sukses menggunakan metode Malcolm Baldrige di

indonesia adalah PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom). PT

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui program Telkom-2001.

Pada tahun 2004, Telkom membagikan pengalaman mereka dengan MBCfPE

(17)

BAB III

METODE SURVEY/PENELITIAN

A. Metode Penelitian yang Digunakan

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif, yaitu penelitian

dengan menggunakan alat-alat atau instrument untuk mengukur gejala tertentu yang

berupa angka dan diolah secara matematis. Penelitian kuantitatif menekankan

analisis datanya pada data-data angka (numerical) yang diolah dengan metode

statistika (Azwar, 2010, h.5).

B. Subjek Penelitian

Salah satu aspek terpenting dalam penelitian adalah pengumpulan data,

sebab data yang dikumpulkan inilah yang nantinya menjadi bahan analisis

penelitian. Pengumpulan data tidak terlepas dari subjek yang digunakan. Subjek

penelitian merupakan individu, objek atau anggota dari sampel yang digunakan

sebagai sumber utama dalam pengambilan data penelitian (Nasution & Usman,

2007, h.102).

1. Populasi

Populasi pada dasarnya memiliki arti keseluruhan bahan atau elemen

yang diselidiki. Secara umum populasi diartikan sebagai sekumpulan objek

yang dijadikan bahan penelitian dengan ciri-ciri tertentu atau mempunyai

karakteristik yang sama (Supangat, 2007, h.3) dan merupakan semua nilai, baik

hasil perhitungan maupun pengukuran dari karakteristik tertentu secara lengkap

dan jelas (Usman & Akbar, 2000, h.181).

Karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan

Bank Jateng (batasan usia di atas 21 tahun) di Semarang.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dimaksudkan agar peneliti tidak

mengumpulkan data terhadap keseluruhan objek yang diteliti melainkan

sebagian saja (sampel) yang pada akhirnya dapat menggambarkan kondisi

secara umum (Nasution & Usman, 2007, h.102). Sampel yaitu bagian dari

(18)

dengan harapan sampel atau contoh yang diambil dapat mewakili populasinya

(Supangat, 2007, h.4).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

incidental sampling. Incidental sampling merupakan teknik pengambilan

sampel secara sembarang berdasarkan karakteristik individu yang sesuai

dengan ciri-ciri subjek penelitian yang sudah ditentukan (Hadi, 2000, h.80).

Untuk mempermudah dalam pengambilan data pada penelitian ini, penulis

membatasi subjek penelitian yang tersebar dalam daerah-daerah populasi sesuai

dengan jumlah yang dibutuhkan.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan aspek penting dalam penelitian, oleh sebab

itu pengumpulan datanya harus baik sehingga informasi yang dihasilkan sesuai

dengan tujuan penelitiannya (Nasution & Usman, 2007, h.95). Metode

pengumpulan data yang digunakan dalam suvey/penelitian ini yaitu menggunakan

metode skala likert.

1. Skala

Skala pengukuran merupakan aspek atau atribut berupa pertanyaan atau

pernyataan yang tidak langsung yang digunakan sebagai acuan untuk mengungkap

atribut yang hendak diukur dan menghasilkan data kuantitatif (Widoyoko, 2012,

h.102). Skala yang diberikan terbagi menjadi dua kelompok item yaitu favourable

dan unfavourable (Azwar, 2000, h.26). Pernyataan favourable dan unfavourable

memiliki arti pernyataan yang mendukung dan pernyataan yang tidak mendukung

aspek, ciri atau atribut yang diukur (Azwar, 2000, h.26).

a) Skala Malcolm Baldrige

Skala ini bertujuan untuk mengungkap keefektifan kerja pada Bank Jateng.

Skala yang digunakan dalam survey/penelitian ini yaitu skala Malcolm Baldrige

Criteria for P erformance Excellence dimana dalam skala tersebut terdapat beberapa

aspek di dalamnya seperti kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus pasar dan

pelanggan, pengukuran analisis dan manajemen perilaku, fokus sumber daya

(19)

Jumlah item secara keseluruhan adalah 34 item yang terdiri dari 17

favourable dan 17 unfavourable. Sistem skoring pada skala ini yaitu skor 4 sampai

skor 1 untuk pernyataan yang tergolong favourable, sedangkan untuk pernyataan

unfavourable yaitu skor 1 sampai skor 4. Pada pernyataan favourable subjek

penelitian mendapatkan skor 4 untuk jawaban yang Sangat Sesuai (SS), skor 3

untuk jawaban Sesuai (S), skor 2 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS) dan skor 1 untuk

jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS), sedangkan pernyataan yang tergolong

unfavourable, subjek mendapatkan skor 1 untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor

Blueprint atau Rancangan Jumlah Item Skala Malcolm Baldrige

No Aspek Item

D. Validitas dan Reabilitas Alat Ukur

1. Validitas

Validitas adalah mengukur apa yang ingin diukur, namun secara harafiah

validitas alat ukur dapat diartikan seberapa tepat pengukuran yang dilakukan dan

(20)

2007, h.144) atau dengan kata lain validitas adalah “ketepatan” alat ukur

(Widoyoko, 2012, h.141). Alat ukur yang berfungsi sesuai dengan tujuan

pengukuran dan disusun berdasarkan kawasan ukur yang jelas secara teoritis maka

hasilnya dapat dikatakan valid (Azwar, 2000, h.5). Untuk perhitungan uji validitas

alat ukur, penulis menggunakan program Statistical P ackages for Social Scienes

(SPSS) for windows.

2. Reliabilitas

Reliabilias pada dasarnya memiliki arti keterandalan, keajegan, consistency,

stability atau dependability (Widoyoko, 2012, h.156). Reliabilitas yaitu mengukur

insturmen terhadap ketepatan (konsisten) maupun stabilitas (Azwar, 2000, h.4)

yang pada prinsipnya mengindikasikan stabilitas dan konsistensi instrumen

pengukuran yang membantu untuk melihat ketepatan pengukuran (Nasution &

Usman, 2007, h.112).

Untuk mengetahui reliabilitas skala Malcolm Baldrige Criteria for

P erformance Excellence (MBCfPE), penulis menggunakan program Statistical

P ackages for Social Scienes (SPSS) for windows dengan metode Alpha Cronbach.

Metode ini dapat memberikan batasan di mana koefisien reliabilitas (alpha)

mendekati 1 sangat baik, berada di atas 0,8 baik, tetapi apabila di bawah 0,6 tidak

baik yang berarti pengukuran yang dilakukan tidak konsisten atau reliable

(21)

BAB IV

PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Orientasi Kancah Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian, penulis terlebih dahulu menentukan tempat

penelitian atau kancah penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Bank Jateng,

Semarang. Bank Jateng dahulu bernama Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah

(BPD Jateng) dan merupakan satu-satunya bank daerah yang berguna untuk

meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya di Jawa Tengah. Bank Jateng

berpusat di kota Semarang. Bank Jateng didirikan pada tahun 1963 dengan

nama sebelumnya yaitu PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (PT BPD

Jateng). Pendirian tersebut dipelopori oleh Pemerintah Daerah beserta tokoh

masyarakaat dan tokoh pengusaha swasta di Jawa Tengah atas dasar pemikiran

perlunya suatu lembaga keuangan yang berbentuk Bank, yang secara khusus

membantu pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di daerah.

Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah pertama kali didirikan di

Semarang berdasarkan Surat Persetujuan Menteri Pemerintah Umum & Otonomi

Daerah No. DU 57/1/35 tanggal 13 Maret 1963 dan ijin usaha dari Menteri Urusan

Bank Sentral No. 4/Kep/MUBS/63 tanggal 14 Maret 1963 sebagai landasan

operasional Jawa Tengah. Operasional pertama dimulai pada tanggal 6 April 1963

dengan menempati Gedung Bapindo, Jl. Pahlawan No. 3 Semarang sebagai Kantor

Pusat.

Tujuan pendirian bank adalah untuk mengelola keuangan daerah yaitu

sebagai pemegang Kas Daerah dan membantu meningkatkan ekonomi daerah

dengan memberikan kredit kepada pengusaha kecil. Bank Pembangunan Daerah

Jawa Tengah merupakan Bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

bersama-sama dengan Pemerintah Kota/Kabupaten Se-Jawa Tengah. Bank yang sahamnya

dimiliki oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten / Kota se Jawa

(22)

tahun 1969 melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 3 Tahun 1969,

menetapkan Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah sebagai Badan Usaha Milik

Daerah (BUMD). Kemudian melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No.

1 Tahun 1993, status badan usaha Bank berubah menjadi Perusahaan Daerah

(Perusda).

Sampai akhirnya pada tahun 1999, berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi

Jawa Tengah No. 6 tahun 1998 dan akte pendirian No. 1 tanggal 1 Mei 1999 dan

disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No.

C2.8223.HT.01.01 tahun 1999 tanggal 15 Mei 1999, Bank kemudian berubah

menjadi Perseroan Terbatas. Pada tanggal 7 Mei 1999, PT. Bank Pembangunan

Daerah Jawa Tengah mengikuti Program Rekapitalisasi Perbankan. Pada tanggal 7

Mei 2005, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah menyelesaikan program

rekapitalisasi, disertai pembelian kembali kepemilikan saham yang dimiliki

Pemerintah Pusat oleh Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten / Kota

se Jawa Tengah.

Seiring perkembangan perusahaan dan untuk lebih menampilkan citra positif

perusahaan terutama setelah lepas dari program rekapitalisasi, maka manajemen

mengubah logo dan call name perusahaan yang merepresentasikan wajah baru

Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah. Berdasarkan Akta Perubahan Anggaran

Dasar No.68 tanggal 7 Mei 2005 Notaris Prof. DR. Liliana Tedjosaputro dan Surat

Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. C.17331

HT.01.04.TH.2005 tanggal 22 Juni 2005, maka nama sebutan (call name) PT. Bank

Pembangunan Daerah Jawa Tengah berubah dari sebelumnya Bank BPD Jateng

menjadi Bank Jateng dan beralamat di Jl. Pemuda No. 142 Semarang.

Adapun dasar pertimbangan penulis mengambil populasi seluruh karyawan

di Bank Jateng Semarang sebagai subjek penelitian dikarenakan beberapa hal yaitu:

1. Penulis ingin mengetahui permasalahan yang ada pada Bank Jateng.

2. Belum pernah ada penelitian survey diagnosis organisasi yang dilakukan di

(23)

3. Lokasi penelitian merupakan kantor pusat dan kantor cabang utama Bank

Jateng yang memungkinkan penulis untuk menggali informasi mengenai

proses kerja Bank Jateng di kantor pusat.

4. Kepala Divisi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis memberikan ijin

kepada penulis untuk melakukan survey diagnosis organisasi dengan teknik

Malcolm Baldrige untuk tujuan penelitian.

B. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian dilakukan dengan persiapan seperti, penyusunan alat

ukur penelitian, pengajuan surat perizinan survey/penelitian, pengujian validitas

dan reliabilitas alat ukur yang masing- masing akan dibahas sebagai berikut:

1. Penyusunan Skala Penelitian

Dalam penelitian ini, alat ukur yang digunakan untuk meneliti yaitu berupa

skala. Skala yang digunakan adalah skala Malcolm Baldrige Criteria for

P erformance Excellence (MBCfPE) untuk mengetahui keefektifan kinerja suatu

organisasi. Skala dalam penelitian ini merupakan skala tertutup, maka dari itu

subjek penelitian hanya diminta untuk memilih jawaban yang sesuai dengan

keadaan subjek saat itu. Berikut merupakan sebaran item pada skala Malcolm

(24)

Tabel 4

Distribusi Sebaran Item Skala Malcolm Baldrige

No Aspek Item

F avourable

Item

Unfavourable

1 Kepemimpinan 1, 3 2, 4

2 Perencanaan Strategis 5, 7 6, 8

3 Fokus Pasar dan Pelanggan 9, 11 10, 12

4 Pengukuran, Analisis dan Manajemen Pengetahuan

13, 15 14, 16

5 Fokus Sumber Daya Manusia 17, 19 18, 20

6 Fokus Operasi 21, 23 22, 24

7 Hasil-hasil 25, 27, 29, 31,

33

26, 28, 30, 32, 34

2. Perijinan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah

dengan mendapatkan ijin dari pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. Berikut

adalah beberapa tahap perijinan yaitu sebagai berikut:

a. Mengisi blanko survey/penelitian untuk mendapatkan surat pengantar dari

Magister Profesi Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

yang disetujui oleh Sekretaris Progdi Magister Profesi Psikologi.

b. Penulis mengajukan surat permohonan ijin tersebut kepada Kepala Divisi

Perencanaan dan Pengembangan Bisnis di Kantor Pusat Bank Jateng

Semarang.

c. Divisi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Bank Jateng memberikan ijin

survey/penelitian kepada penulis.

Setelah tahap perijinan penelitian di atas selesai, maka selanjutnya penulis

(25)

C. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 November 2017 sampai dengan

3 Januari 2018 dengan menggunakan teknik incidental sampling yaitu teknik

pengambilan sampel secara sembarang dengan melihat ciri-ciri atau kriteria tertentu

yang sudah ditentukan oleh penulis. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan try

out terpakai yang berarti hanya sekali dalam pengambilan data penelitian dan total

keseluruhan angket yang dibagikan sebanyak 60 eksemplar dan 36 eksemplar

angket yang kembali.

Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis mengalami hambatan yaitu

kesulitan dalam mengambil data dengan beberapa karyawan karena jam kerja yang

dimiliki oleh setiap karyawan sangatlah padat, selain itu kesulitan dalam membagi

angket dan terbatasnya waktu pengambilan data karena penulis harus menyesuaikan

dengan waktu karyawan supaya tidak mengganggu aktivitas kerja subjek.

Hambatan lain yang dialami oleh penulis yaitu angket yang akan dibagikan oleh

penulis diminta oleh pihak perusahaan dan pihak perusahaanlah yang menyanggupi

untuk membagikan angket penelitian, sehingga penulis tidak benar-benar dapat

mengetahui proses saat mengisi angket pada masing- masing karyawan.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian tryout terpakai, dimana

data yang dikumpulkan akan langsung digunakan sebagai data penelitian dan tidak

dilakukannya proses uji coba alat ukur penelitian terlebih dahulu. Hal ini

dikarenakan waktu yang dibutuhkan untuk mengambil data sangat terbatas dan

penulis hanya dapat mengambil data penelitian dengan menyerahkan angket

penelitian ke pihak perusahaan, dengan demikian penulis kesulitan untuk menggali

informasi secara personal dengan beberapa karyawan yang akan di observasi.

D. Uji Validitas

Setelah pengambilan data penelitian, penulis melakukan skoring angket dan

(26)

diolah dengan program Statistic P ackage for Social Science (SP SS) for Windows

version 16.0. Perhitungan validitas item skala Malcolm Baldrige menggunakan

teknik P roduct Moment dan dikoreksi dengan P art-Whole, sedangkan untuk

perhitungan reliabilitasnya menggunakan teknik Alpha Cronbach. Berikut adalah

hasil perhitungan analisis validitas dan reliabilitas alat ukur Malcolm Baldrige:

1. Skala Malcolm Baldrige

Berdasarkan uji validitas alat ukur, diperoleh bahwa skala Malcolm

Baldrige yang berjumlah 36 angket dan yang terdiri dari 34 item, terdapat 26 item

valid dan 8 item gugur. Koefisien validitas item bergerak antara 0,377 sampai

dengan 0,775. Koefisien reliabilitas alpha skala Malcolm Baldrige sebesar 0,921,

sedangkan sebaran item yang valid dan gugur pada skala Malcolm Baldrige dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6

Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Malcolm Baldrige

Aspek Malcolm Baldrige Nomor Item Jumlah

F avorable Unfavorable

Kepemimpinan 1*, 3 2*, 4 4

Perencanaan Strategis 5, 7 6, 8 4

Fokus Pasar dan Pelanggan 9*, 11 10*, 12 4

Pengukuran, Analisis dan Manajemen Pengetahuan

13, 15 14, 16 4

Fokus Sumber Daya Manusia 17, 19 18, 20 4

Fokus Operasi 21, 23 22, 24* 4

Hasil-hasil 25*, 27*, 29, 31, 33 26, 28, 30*, 32, 34 10

Jumlah 17 17 34

Keterangan:

(27)

BAB V

HASIL SURVEY/PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam

survey/penelitian ini, maka digunakanlah tabel statistic deskriptif. Tabel statistic

deskriptif ini meliputi nilai rata-rata (mean), jumlah data (N) dan standar deviasi

dari satu variabel yaitu Malcolm Baldrige Criteria for P erformance Excellence

(MBCfPE). Hasil analisis deskriptif statistic akan ditunjukkan dalam tabel 5

dibawah ini:

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean

Std. Deviation

Kepemimpinan 36 4.00 8.00 225.00 6.2500 .93732

PerencanaanStrategis 36 5.00 8.00 237.00 6.5833 .84092 FokusPasardanPelanggan 36 5.00 8.00 238.00 6.6111 1.02198 PengukuranAnalisisdanMana

jemenPengetahuan 36 4.00 8.00 228.00 6.3333 .92582

FokusSumberDayaManusia 36 5.00 8.00 241.00 6.6944 .92023

FokusOperasi 36 5.00 8.00 244.00 6.7778 .86557

Hasil 36 4.00 8.00 223.00 6.1944 .98036

Valid N (listwise) 36

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah N sebanyak 36 data, aspek

kepemimpinan memiliki nilai minimum 4,00% dan nilai maksimum 8,00%.

Sementara itu nilai standar deviasi sebesar 0,93732% dan nilai rata-rata mean

adalah 6,2500. Hal ini menunjukkan bahwa selama proses penelitian, secara

statistik dapat dijelaskan bahwa kepemimpinan yang ada pada Bank Jateng

termasuk dalam kategori kurang baik.

Aspek perencanaan strategis memiliki nilai minimum 5,00% dan nilai

maksimum 8,00%. Sementara itu nilai standar deviasi sebesar 0,93732% dan nilai

(28)

secara statistik dapat dijelaskan bahwa perencanaan strategis yang ada pada Bank

Jateng termasuk dalam kategori baik.

Aspek fokus pasar dan pelanggan memiliki nilai minimum 5,00% dan nilai

maksimum 8,00%. Sementara itu nilai standar deviasi sebesar 1,02198% dan nilai

rata-rata mean adalah 6,6111. Hal ini menunjukkan bahwa selama proses penelitian,

secara statistik dapat dijelaskan bahwa orientasi perusahaan untuk fokus pada pasar

dan pelanggan termasuk dalam kategori baik.

Aspek pengukuran analisis dan manajemen pengetahuan memiliki nilai

minimum 4,00% dan nilai maksimum 8,00%. Sementara itu nilai standar deviasi

sebesar 0,92582% dan nilai rata-rata mean adalah 6,3333. Hal ini menunjukkan

bahwa selama proses penelitian, secara statistik dapat dijelaskan bahwa pengukuran

analisis dan manajemen pengetahuan yang ada pada Bank Jateng termasuk dalam

kategori baik.

Aspek fokus sumber daya manusia memiliki nilai minimum 5,00% dan nilai

maksimum 8,00%. Sementara itu nilai standar deviasi sebesar 0,92582% dan nilai

rata-rata mean adalah 6,3333. Hal ini menunjukkan bahwa selama proses penelitian,

secara statistik dapat dijelaskan bahwa pengukuran fokus sumber daya manusia

yang ada pada Bank Jateng termasuk dalam kategori baik.

Aspek fokus operasi memiliki nilai minimum 5,00% dan nilai maksimum

8,00%. Sementara itu nilai standar deviasi sebesar 0,86557% dan nilai rata-rata

mean adalah 6,7778. Hal ini menunjukkan bahwa selama proses penelitian, secara

statistik dapat dijelaskan bahwa pengukuran fokus operasi yang ada pada Bank

Jateng termasuk dalam kategori sangat baik.

Terakhir, pada aspek hasil memiliki nilai minimum 4,00% dan nilai

maksimum 8,00%. Sementara itu nilai standar deviasi sebesar 0,98036% dan nilai

rata-rata mean adalah 6,1944. Hal ini menunjukkan bahwa selama proses penelitian,

secara statistik dapat dijelaskan bahwa orientasi hasil yang ada pada Bank Jateng

(29)

BAB VI

KESIMPULAN

Malcolm Baldrige adalah salah satu metode untuk meningkatkan kinerja

organisasi secara keseluruhan dan terus-menerus dengan menggunakan pengukuran

dan memberikan umpan balik tentang kinerja organisasi secara keseluruhan secara

keseluruhan dalam menyediakan produk dan layanan berkualitas. Tujuan dari

MBNQA adalah untuk mengukur kinerja organisasi. MBNQA adalah program

penghargaan berdasarkan pencapaian organisasi di Kriteria Malcolm Baldrige

untuk Keunggulan Kinerja (MBCfPE)

Metode Malcolm Baldrige terdiri dari 7 kriteria inti yaitu : Leadership;

Strategic P lanning; Customer F ocus; Measurement, analysis, and knowledge

management; Workforce focus; Operation F ocus; Results. Serta sebelas (11) nilai

dan konsep yaitu : Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership), Keunggulan

yang dikendalikan Pelanggan (Customer Driven Excellence), Pembelajaran

Organisasi dan Pribadi (Organizational and P ersonal Learning), Menghargai

Karyawan dan Mitra Kerja (Valuing Employees and P artners), Ketangkasan

(Agility), Berfokus Masa Depan (F ocus on The F uture), Mengelola untuk Inovasi

(Managing for Innovation), Manajemen berdasarkan Fakta (Management by F act ,

Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility), Berfokus pada Hasil dan

Penciptaan Nilai (F ocus on Results and Creating Value), Perspektif Sistem

(Systems P erspective) .

Berdasarkan hasil uji deskriptif statistik yang telah dilakukan oleh penulis,

penulis menyimpulkan bahwa proses bisnis yang ada pada Bank Jateng tidak

sepenuhnya berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya skor

orientasi hasil pada karyawan Bank Jateng dibandingkan dengan kategori

lainnya. Penulis juga menguatkan asumsi dengan mengumpulkan data lainnya

seperti observasi dan wawancara pada beberapa karyawan, bahwa karyawan

memiliki beban kerja yang banyak dan karyawan lebih cenderung mengarahkan

(30)

karyawan kurang memiliki hasrat yang tinggi untuk bekerja dengan lebih baik,

untuk mencapai tujuan perusahaan.

Kelebihan dan kekurangan metode Malcolm Baldrige adalah:

Kelebihan:

1. Malcolm tidak hanya menjamin peningkatan kualitas yang ada secara

terus-menerus, tetapi juga mendorong perusahaan untuk menjadi yang

terbaik.

2. Adanya penggunaan indikator lagging (pengukuran yang menjelaskan

sesuatu yang telah terjadi) dan leading (pengukuran yang menceritakan

masa depan).

3. Adanya double-loop learning (strategi yang dipadukan dengan informasi

baru yang diperoleh dari lingkungan bisnis)

Kekurangan

1. Perusahaan terjebak dalam kebingungan menjawab setiap pertanyaan agar

mendapatkan nilai skor yang tinggi.

2. Pengukuran kinerja diawali dari strategi dan tidak berasal dari keinginan

stakeholder secara keseluruhan, hanya berfokus pada finansial dan

customer; aspek suplier, pekerja, dan masyarakat tidak dikaji.

Perusahaan yang sukses dengan metode Malcolm Baldrige salah satunya adalah PT

Gambar

Gambar 1. Implementasi Sistem 7 Krieria Baldrige menurut Vincent Gazpers
Tabel 2. Panduan Penilaian (Scoring Guidelines) Proses
Tabel 1
Tabel 4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Crawler cranes, truck cranes, hydraulic excavators, wheel loaders, tire rollers, vibratory rollers, tower cranes, floating cranes, etc. Bulldozers, dump trucks, wheel loaders,

Tugu Kota Semarang adalah guru kurang menerapkan variasi-variasi dalam mengajar atau monoton,sehingga siswa kesulitan dalam pembelajaran bola voli khususnya pada gerak

1) Anak usia 0-14 tahun; 2) Anak yang akan mendapatkan terapi intravena; 3) Orangtua anak setuju anaknya menjadi responden penelitian; 4) Tidak sedang dalam

Dengan adanya pemahaman ini, maka diperoleh kesimpulan bahwa sistem pengen- dalian internal BRI Syariah sama saja dengan BRI Konvensional, yang membedakan disini hanyalah

Apabila jurnal-jurnal penyesuaian tersebut diatas dibukukan ke buku besar, maka saldo rekening Persediaan Barang Dagangan akan menunjukkan jumlah persediaan yang ada

Menurut teori, kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan dapat ditentukan dari sejaauh mana keluarga mengetahui fakta dari masalah kesehatan, meliputi

menyiapkan masyarakat agar menjadi konsumen yang cerdas dalam. menjajaki MEA dengan perwujudan transformasi ekonomi

Zoo Indonesia adalah sebuah jurnal ilmiah di bidang fauna tropika yang diterbitkan oleh organisasi profesi keilmiahan Masyarakat Zoologi Indonesia (MZI) sejak tahun 1983c. Terbit