• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urgensi supervisi internal dalam pelaksanaan pendidikan luar sekolah paket B di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 06 Meruya Utara Kecamatan kembangan Jakarta Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Urgensi supervisi internal dalam pelaksanaan pendidikan luar sekolah paket B di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 06 Meruya Utara Kecamatan kembangan Jakarta Barat"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

kャセmbangan@ .JAKARTA BARAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Saijana Strata Satu Bidang Kependidikan Islam

Oleh SUND US NIM : 9918115992

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM PROGRAM STUDI SUPERVJSI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

VIN SY ARIF HIDAY ATULLAH .JAKARTA

(2)

JAKARTA BARAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Kegurua:1 untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu Bidang Kependidikan Islam

Pembimbing I,

TL

セ@

I

I

Oleh SUNDUS NIM• 9918115992

Di Bawah Bimbingan

Ors. H. Fathi Ismail MM.

p・ッセセセ@

Dra .. Hj.ISunarti M. NIP. 150022714 NIP. 150183109

JURUSAN KEPEND!DIKAN ISLAM PROGRAM STUD! SUPERV!Sl PENDIDIKAN FAKULT AS ILMU T ARBIY AH DAN KEGURUAN

UIN SYARlF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

PELAKSANAAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) 06 MERUYA UTARA KECAMATAN KEMBANGAN JAKARTA BARAT ini telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 September 2003. Skripsi ini telah diterima sebagai salah ウ。セオ@ syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S !") pada Jurusan Kependidikan !slam (Program Studi Supervisi Pendidikan)

Jakarta, 29 September 2003

Sidang Munaqasyah

gkap Anggota,

Prof. Dr. H. Salman Harun NIP. 150 062 568 \

Penguji I

Drs. H. Fari al Arkam, Mpd. NIP. 150 191177

Anggota:

Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. H. Mahsusi MD., MM. NIP. 150 233 073

Penguji II

z-/J

nt.1';:foelty z.

(4)

Assa!aamu 'alaikwn Wr. Wb.

Pertarna-tama ucapan terima kasih, puji serta syukur Penulis sampaikan kepada Sang Khaliq yang telah memberikan nafas dan kebebasan kepada Penulis

hingga detik ini clan tak bosan-bosan-Nya memberi anugerah dengan segala

nikmat-Nya. Meskipun ibadah, amal dan syukur krmi hanyalah seukur buih di samudera. Maka atas rahmat clan hiclayah-Nyalah akhirnya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: URGENSI SUPERVISI INTERNAL DALAM PELAKSANAAN

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELA.JAR MASYARAKAT(PKBM) 06 MERUYA UTARA KECAMATAN KEMBANGAN

JAKARTA BARAT, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata

Satu (SI) padii" Jur1.lsan Kependidikan !slain (Program Studi Supervisi Pendidikan) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di UIN Syarif Hidayatullah tercinta ini.

Shalawat se11a salam tak lupa Penulis lantunkan kepada Sang Nabi akhir zaman Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya, yang telah

menghantarkan kita menuju suatu zaman yang sarat dengan ilmu pengetahuan dan

(5)

perkenankanlah Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tak berhingga kepada:

I. Prof. Dr. H. Salman Harun, selaku Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UlN SyarifHidayatullah Jakarta.

2. Drs. H. Fathi Ismail, MM., selaku Pembimbing l dalam penulisan skripsi ini. 3. Dra. Hj. Sunarti M, selaku Pembimbing 11 dalam penulisan skripsi ini.

4. Dra. Hj. Yefnelty Z., selaku Ketua Jurusan Kl (P. S. Supervisi Pendidikan).

5. Drs. Rusdi hmil, MM., selaku Sekretaris Jurusan KI (P. S. Supervisi Pendidikan).

6. Para Bapak/lbu dosen Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

membantu dan membekali Penulis dalam mengembangkan wawasan keilmuan, khususnya kepada Drs. H. Syafril, M. Pd. yang telah membantu Penulis dalam mencari dan menambah referensi dalam penulisan skripsi ini.

7. Bilhard Gultom, S.Sos., selaku Kepala PKBM 06 Meruya Utara, beserta para tutor yang telah membantu Penulis dalam pengumpulan data dan informasi.

8. Para staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Kegurnan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan pelayanan kepada Penulis dalam peminjaman buku-buku .

(6)

bang Endang, mpo'Eel, bang Tumbur, Abenk, t'Titin, Phiet, Cha, Lie) and my

little angels (Opank, Alby, Edo, Neng, Iyal & !fan), terima kasih atas motivasi,

bantuan yang telah diberikan, baik moriil maupun materiil serta do'a restunya.

11. Jauhari R., yang selalu setia menemani, memotivasi serta memberikan do'a restu kepada Penulis, thanks for your caring and loving me.

12. BAZJS DK! yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk mertjadi

penerima beasiswa BAZIS DK!, hingga Penulis bisa melanjutkan pendidihn clan menyelesaikan skripsi ini.

13. Rekan-rekan lkatan Keluarga Penerima Beasiswa dan Alumni (khususnya wilayah Jakarta Barat), thanks/or the spirit.

14. Teman-teman seperjuangan Kl-SP angkatan '99, specially for: Dede, Listia, Daenk, Neng,·zaini, Shobirin. Sulis, Ries, Titin, Dzulhijah, lhsan, dan Aceng. 15. Keluarga Om Doni Hendra, thanks.for eve1ythi11g.

16. Teman-temanku tercinta di Rac;,na Fatahillah - Nyi Mas Gandasari UIN Syarif

(7)

lembar skripsi ini.

Bil!ahi taufiq wal hidayah Wassa/aa11111 'a/aik11111 Wr. Wb.

Jakaiia, 8 September 2003

(8)

KATA PENGANTAR ... .

DAFTAR ISi ...

0...

v

DAFTAR TABEL ...

u...

vii

BAB I. PENDAIIULUAN ... 1

A. Latar belakang Masalah ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masai ah .. . .. . .. . .. . .. . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . . .. . 6

D. Metode Penelitian ... ... 8

E. Sistematika Penulisan ... ... 9

BAB II. URGENSI SUPERVISI INTERNAL DAN PENDIDIKAN LUAR SEI(QLAII •••ooooooooououooooooooonooouooeoouoooooouoouoooouououooooouuo 10 A. Pengertian dan Urgensi Supervisi Pendidikan . ... .. ... . ... .. . .. ... .. . .. 10

B. Tujuan dan Pendekatan-pendekatan Supervisi Pendidikan . .. . .. ... . 15

I. Tujuan Supervisi Pendidikan .. . .. . .. . . .. ... . . .. . . . .. . . . 15

2. Pendekatan-pendekatan Supervisi Pendidikan . .. . . .. .. . .. . .. 17

C. Prinsip-prinsip dan Teknik-teknik Supervisi Pendidikan ... 19

I. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan ... ... 19

(9)

2. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah ... 30

F. Bentuk-bentuk Satuan Pendidikan Luar Sekolah ... 31

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... ,... 33

A. Tempat dan Waktu PendidikanPenelitian ... 33

B. Populasi dan Sampel ... 33

C. Teknik Pengumpulan Data ... 34

D. Teknik Analisa Data... 34

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 36

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 36

B. Deskripsi Data . ... .. .... .. .... ... .. . .. ... ... .. .... .. .... .. ... ... ... 40

C. Analisa dan Interpretasi Data... 54

BAB V. PENUTUP ... 58

A. Kesimpulan . .. . .. . . .. . .. . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . . ... . . .. . . .. . . .. . .. . .. . 58

B. Saran . . . 60

DAFT AR PUST AKA... 61

(10)

2. Keadaan Tutor/Sumber Belajar Kejar Paket B ... 40

3. Keadaan Warga Belajar Kejar Paket B ... 41

4. Datlar Inventaris Barang ... 41

5. Penanggungjawab Program Hadir Tepat Waktu pada Setiap Hari Kerja ... 42

6. Penjab Mengabsen Tutor Setiap Hari Kerja ... ... 43

7. Penanggungjawab Program Melaksanakan Supervisi Siswa di TKB ... 43

8. Penanggungjawab Program Memberikan Pengarahan Kepada Warga Belajar ... . .. . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . .. . . . ... .. . ... ... .. . .. .. . .. . . . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . ... ... .. . .. . .. . . .. . 44

9. Penanggungjawab Program Menanyakan Persiapan Tutor sebelum Mengaj ar . . . 44

I 0. Program Pengajaran yang telah tersusun dapat Betjalan Sesuai Ketentuan .. . 45

11. Penjab Mengadakan Kunjungan Pribadi dengan Tutor dalam Rangka Peningkatan Kualitas Profesionalisme Kerja .. .. .... .. .... .. .... .. .... .. .. .... . 46

12. Penjab Menengur Ketika Tutor Melakukan Kesalahan atau Pelanggaran yang Berkaitan dengan Profesi maupun Tata Tertib ... 46

13. Penanggungjawab Program Melakukan Pembinaan/Supervisi Terhadap Tutor . . . .. . .. . . .. . . . .. . . .. . .. . . .. . . . .. . .. . .. . . .. . .. . . . .. . . .. .. ... . . .. .. . .. ... . . . .. . . 47

(11)

17. Tutor Mengabsen Sisv•a pada Setiap Pertemuan ... 49 18. Tutor Memberikan dorongan (Motivasi) Belajar Kepada Warga Belajar ... 50 19. pセョ。ョァァオョァェ。キ。「@ Program Mengontrol ke dalam Kelas sebelum Kegiatan

Belajar Mengajar Berlangsung ... .... .. ... .. ... .. .... .. ... .... .. .... .. .... .. .. .. .. .. 50

20. Perasaan Tutor Ketika Penjab Melakukan Kunjungan Kelas ... 51

21. Kurikulum yang ada Sesuai dengan Kebutuhan Warga Belajar ... ... 52

22. Penjab Mengalami Kesulitan dalam Melaksanakan Supervisi .... ... .. .. .. .. .. .. .. .. 52 23. Penjab Mengadakan Perbaikan d<in Pembinaan Terhadap PBM ... 53

24. Penjab Membantu Tutor dalam Memecahkan Masalah yang dihadapi

dalam PBM ... ... ... ... 53 25. Penjab Mengadakan Musyawarah dalam Memecahkan Masalah ... 54

26. Penjab Melibatkan Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan .. .. .... ... .. .... ... 54

27. Pelaksanaan Supervisi yang dilakukan oleh Penanggungjawab Program 55

28. Pelaksanaan Supervisi yang dilakukan oleh PenjaL Menunjang

(12)

A. La tar belakang Masai ah

Tingkat kebutuhan pendidikan di dalarn rnasyarakat sekarang ini sudah sernakin tinggi. Hal ini erat hubungannya dengan kesadaran pendidikan yang semakin kuat dalarn cliri masyarakat serta laju perkembangan dibidang ilmu pengetahuan dan

teknologi, ekonomi, politik, sosial dan buclaya serta perkembangan pendiclikan yang

semaki n cepat.

Tuntutan kebutuhan ini tidak hanya pada jenis program pendidikannya yang

kompleks. Akan tetapi juga dalam ha! kualitas dan kuantitasnya. Untuk itu, bersikap fanatik pada salah satu jalur pendidikan saja (katakan saja sistem persekolahan) akan terasa tidak relevan dan belum tenlu mampu menjawab keragaman kebutuhan

pendidikan yang semakin meningkat. Dengan demikian, perkembangan kesadaran

pcndidikan di tengah hiruk-pikuknya perubahan sosial yang semakin cepat dan

kompleks, membawa konsekuensi wajar kepada usaha pembinaan dan pengembangan jalur Pendidikan Luar Sekolah secara berencana, sistematis dan terpadu seperti halnya sistem persekolahan.

Selain turlutan pendidikan sepe1ii yang tersebut di atas, Juga terlihat

fenomena lainnya yang te1jadi di dalam masyarakat yakni kurang beruntungnya

sebagian masyarakat untuk mcndapatkan penclidikan formal secara memadai. Dalam

(13)

juga adanya warga masyarakat yang sama sekali tidak mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal. Padahal dalam pasal 6 Undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) telah tercantum bahwa: "Setiap warga negara berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang sekurang-kurangnya setara dengan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan tamatan pendidikan dasar".1 lni berarti bahwa setiap warga masyarakat tetap memiliki kesempatan untuk mengikuti pendidikan, sekalipun tidak pada lembaga formal. Fenomena-fenomena sepe1 ti yang telah disebutkan di alas tentu saja memerlukan layanan-layanan pendidikan secarn tersendiri di luar sistem persekolahan.

Pendidikan Luar Sekolah sebagai bagian dari Sistern Pendidikan Nasional pada dasarnya bertujuan untuk rnencerdaskan kehidupan bangsa dan mengernbangkan manusia Indonesia seutuhnya. Manusia Indonesia seutuhnya ini berarti rnanusia Indonesia yang berirnan dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, merniliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, memiliki kepribadian yang mantap, rnandiri serta bertanggung jawab terhadap rnasyarakat dan bangsa. Sehingga sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercanturn dalam pasal 4 UU no. 2 tahun 1989 tentang Sisdiknas.

Untuk itu dalarn upaya pemerataan pendidikan bagi anak bangsa, rnaka sekiranya perlu diupayakan suatu bentuk pendidikan alternatif yang dapat memenuhi

1UU RI No.2 Tahun 1989. Tentang Sisten1 l'endidikan 1\lasional dan Peraturan

(14)

tuntutan kebutuhan masyarakat akan pendidikan. Salah satunya yaitu melalui

program Pendidikan Luar Sekolah yang ditujukan bagi mereka yang tidak dapat mengikuti pendidikan di sekolah pada umumnya.

Pendidikan Luar Sekolah merupakan pendidikan alternatif bagi peserta didik yang mempunyai keterbatasan dan ketelantaran penclidikan di tengah-tengah masyarakat. Sehingga mereka tidak dapat mengikuti penclidikan formal. Warga belajar yang dapat mengikuti pendidikan ini terdiri dari anak-anak, pemuda/remaja,

orang dewasa, laki-laki maupun perempuan. Sebagaimana yang tercantum dalam UU

RI No. 2 tahun 1989 tentang Sisdiknas bahwa salah satu tujuan dari penyelenggaraan pendidikan ini adalah; "untuk membina warga belajar agar memiliki pengetahuan,

keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah atau melanjutkan ke tingkat dan/atau jenjang pendidikan yang Jebih

tinggi".2

Dengan begitu mereka yang "terpaksa" mengalami keterbatasan dan atau

ketelantara•1 pendidikan akan memiliki kedudukan yang sarna dengan warga belajar

yang ada di sekolah formal.

Program Kejar Pake! B (setara SLTP) sebagai bagian dari program

Pendidikan Luar Sekolah ini dilaksanakan di luar sekolah, baik dilembagakan

maupun tidak. Sistem pembelajarannya tentu sedikit berbeda dengan sistem pembelajaran di sekolah formal (SLTP) pada umurnnya. Dalam Kejar Paket B, warga

(15)

belajar lebih banyak mendapat kesempatan untuk belajar sendiri. tanpa hanis meninggalkan rutinitas sehari-harinya. lni berarti bagi mereka yang telah bekerja, dapat belajar tanpa hams kehilangan pekerjaannya.

Supervisi sebagai salah satu komponen pendidikan, secara langsung ataupun tidak langsung akan turut berperan dalam menciptakan 011/put pendidikan yang baik.

Sedangkan output pendidikan yang baik hanya akan dihasilkan dari sebuah proses

belajar mengajar yang baik pula. Proses belajar mengajar ini akan sangat berkaitan dengan kompetensi guru dan atau personil sekolah lainnya dalam mengelola dan melaksanakan proses pendidikan tersebut. Untuk memiliki dan mengembangkan

kompetensi yang dimaksud itu tentu membutuhkan bantuan dari seseorang yang

memiliki kelebihan dan mampu membantu guru/personil sekolah dalam mengatasi

setiap permasalahan yang mereka hadapi.

Berkaitan clengan ha! tersebut, orang yang berfungsi memberi bantuan kepada gum-guru dalam menstimulir guru ke arah usaha mempertahankan suasana belajar mengajar yang lebih baik, clisebut sebagai supervisor. Sedangkan kegiatan-kegiatan dalam usaha perbaikan itu sendiri disebut supervisi.3

Lebih lanjut Drs. Piet A. Sahertian menjelaskan bahwa supervisi merupakan

usaha-usaha dari petugas-petugas sekolah clalam memimpin guru-guru clan petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk di dalamnya menstimulir clan

menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru. Selain itu juga

"Pict.A. Sahcrtinn. et.all .. J>rinsip clan Tehnik .\'upervisi /1endidika11. (Surab:.1yn: Usaha

(16)

merev1s1 tujuan-tujuan pendidikan, memilih dan menentukan bahan atau metode pengajaran serta mengevaluasi kegiatan secara keseluruhan.4

Kegiatan pengawasan (supervisi) sangat diperlukan pada setiap program. Untuk itu, supervisi juga tentu diperlukan dalarn peningkatan kualitas pendidikan pada jalur luar sekolah ini, yakni bagaimana penyelenggara PLS (Kepala PKBM)

sebagai pemimpin pendidikan di lembag.t tersebut memberikan kontribusi dalam perbaikan PBM clan pemberian bantuan kepada para guru dan warga belajar.

Bantuan yang cliberikan tersebut tidak hanya akan memberikan dampak positif pacla lingkungan organisasi/lembaga yang bersangkutan. Akan tetapi juga besar

manfaatnya bagi masyarakat, sebagai konsumen pendidikan itu sendiri. Hal ini tentu

saja sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi:

Artinya: " ... dan to/011g-111e110/011glah kamu da/am (me11ge1,1aka11) kebajika11 dan taqwa, dan ja11ga11lah to/011g-111e110/011g dalam berbuat dosa dan

pe/a11ggara11 ... "(Q. S. Al-Maidah: 2) 5

Dengan demikian pada dasarnya supervisi merupakan serangkaian bantuan dari para pemimpin suatu lembaga pendidikan yang telah tersusun secara sistematis

dan ditujukan kepada perbaikan dan peningkatan mutu kegiatan belajar mengajar di

'1/bid., h. 18

'Dcpmicmcn Agama RI.. 1-Qur 'an dan Te1je111ahan11ya, (Jakarta: Dcpag RI, 200 l). h.

(17)

dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Dengan berpijak pada definisi tersebut

maka kagiatan supervisi juga tentu akan sangat diperlukan dalam pelaksanaan Pendidikan Luar Sekolah Kejar Paket B yang diselenggarakan oleh suatu Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

B. Tuj uan Pcnclitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

I. Untuk mengetahui pelaksanaan supervisi internal di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 06 Meruya Utara Kee. Kembangan Jakarta Barnt.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung/penghambat kegiatan supervisi di PKBM 06

Meruya Utara Kee. Kernbangan Jakarta Barnt.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh supervisi terhadap peningkatan kualitas belajar mengajar pada sistem Pendidikan Luar Sekolah, khususnya program Kejar

Paket B.

4. Untuk membandingkan keefektifitasan antara pola supervisi untuk Pendidikan

Luar Sekolah (sebagai pendidikan nonformal) dengan pola supervisi untuk

penclidikan formal.

C. Identifikasi, Pcmbatasan dan Pcrumusan Masalah

I. Identifikasi Masalah

(18)

suatu proses pendidikan meliputi bidang sarana prasarana, pengajaran, tenaga pendidik, layanan kemasyarakatan dan lain sebagainya. Semuanya itu tentu memiliki keterkaitan yang sangat erat serta membutuhkan pengawasan dari seorang pimpinan lembaga pendidikan. Karena selain sebagai seorang pemimpin dan administrator, pimpinan juga berperan sebagai supervisor internal yang bertanggungjawab bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar.

Berdasarkan hal tersebut itulah menurut hemat Penulis dalam sebuah

lembaga non formal juga dibutuhkan sebuah program supervisi (pengawasan)

yang dilakukan oleh Kepala PKBM selaku pimpinan lembaga pendidikan. Untuk itu, bagaimana suatu program supervisi internal dapat memberikan kontribusi

dalam keberhasilan PBM dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. 2. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan yang tersirat <lalam judul, maka pembahasan skripsi ini Penulis batasi pada realisasi program supervisi internal

yang dilaksanakan oleh Kepala PKBM 06 Meruya Utara Kecamatan

Kembangan pada Pendidikan Luar Sekolah Program Kejar Paket B di tempat tersebut di atas.

3. Perumusan Masalah

(19)

a. Bagaimana pelaksanaan program supervisi internal pada Pendidikan Luar

Sckolah Paket 13 di PKBM 06 Meruya Ulara Kee. Kembangan Jakarta

Barat?

b. Bagaimana pola supervisi yang efektif untuk Pendidikan Luar Sekolah, khususnya dalam pelaksanaan Program Kejar Paket B?

D. Metodc Pcnclitian

Dalam membahas skripsi ini, Penulis menggunakan metode penelitian analisis deskrifsi. Untuk memperoleh data yang akurat, Penulis melakukan jenis penelitian kepustakaan (librwy research) dan penelitian lapangan (field research).

Penelitian kepustakaan Penulis lakukan dengan cara membaca beberapa buku,

paper dan tulisan ·tulisan lain yang berhubungan dengan judul skripsi ini. Tujuannya

adalah sebagai landasan dan acuan teoritis yang akan dikembangkan dalam penelitian lapangan. Disamping itu juga akan ditambah dengan beberapa pendapat Penulis

sendiri yang diperoleh selarna dalarn perkuliahan serta pengalaman di lapangan.

Sedangkan dalam penelitian lapangan, Penulis berusaha mengumpulkan data atau informasi dari objek penelitian. Adapun tujuannya adalah untuk mendapatkan

jawaban atas pertanyaan yang ada dalam perumusan masalah.

Dalam penelitian lapangan ini, Penulis menentukan PKBM 06 Meruya Utara

Kee. Kembangan Jakarta Barnt sebagai objeknya. Adapun teknik pengumpulan data

(20)

Selanjutnya dalam penulisan skripsi ini, Penulis berpedoman kepada buku

Pedoman Pe11111isan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syar(f Hidayatu!!ah .Jakarta,

yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press, cetakan kedua tahun 2002.

E. Sistcmatika Penulisau

Sistematika Penulisan skripsi ini terdiri dari beberapa bah yang setiap babnya terdiri dari beberapa subbab. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan. Pembahasan dalam bab ini meliputi; latar belakang

masalah, tujuan penelitian, pcmbatasan dan perumusan masalah, metode pcnelitian dan sistematika Penulisan.

Bab II. Urgensi supervisi internal dan Pendidikan Luar Sekolah. Pembahasan

dalam bab ini meliputi; penge1tian dan urgensi supervisi internal, tujuan dan pendekatan-pendekatan supervisi pendidikan, prinsip-prinsip dan teknik-teknik supervisi pendidikan, penanggungjawab program PLS (Kepala PKBM) sebagai

supervisor internal, hakekat dan tujuan Pendidikan Luar Sekolah dan bentuk-bentuk satuan Pendidikan Luar Sekolah.

Bab III. Metodologi Penelitian. Pembahasan dalam bab ini meliputi; tempat

dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik

analisa data.

Bab IV. Hasil Penelitian. Pembahasan dalam bah ini meliputi; gambaran

umum objek penelitian, deskrifsi data, analisa dan interpretasi data.

(21)

A. Pengertian clan Urgensi Supervisi Intemal

Secara etimologi kata supervisi berasal dari bahasa Inggris yaitu

"supervision", yang lerdiri dari dua kata, super yang berarli atas/lebih dan vision yang

berarli melihal/meninjau. Apabila kedua kata tersebul digabungkan maka supervisi berarti peninjauan dari alas. Berdasarkan pengertian. tersebut, Hadari Nawawi dalam buku Admi11istrasi Pendidikan merumuskan pengerlian supervisi sebagai berikut: "Supervisi adalah melihat/meninjau (menilik dan menilai) dari alas (yang dilakukan oleh pihak alasan atau orang yang memiliki kelebihan terhadap perwujudan kegiatan dan hasil kerja bawahan".1

Kegialan melihat/meninjau di sini berarti tidak langsung memberikan penilaian baik alau buruk dari pekerjaan seseorang. Akan telapi juga diperhatikan segala aktifilas dan kinerja bawahan alau orang-orang yang dipimpinnya dalam sebuah organisasi. Telapi tidak hanya pimpinan yang berkewajiban memperhalikan pe1wujudan dan hasil ke1ja bawahan. Setiap individu pun seharusnya selalu mawas diri terhadap apa yang lel;:h diperbuatnya, untuk memperoleh kebaikan di masa yang akan datang. Dengan begilu definisi supervisi ini sesuai dengan firman Allah SWT yang te1tera dalam S. Al-Hasyr ayal 18.

1

I-Iadari Na,va,vi, ,.Jd111inlstrasi f'endidikan, (Jakarta: CV. I-Jaji Mnsngung. 1988), Ccl. kc-6, h.

(22)

, J

( \ A : _r;J-1) 0

_,.c:...:.;

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakivalah kepada Allah da11 hendaklah

setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya 1111111/c hari esok

(akhirat), dan hertakwalah kepada Allah, ses11ngg11h11ya Allah Maha

Mengetahui apa yang kam11ke1:faka11.1

Secara umum M. Ngalim Purwanto membagi supcrvisi pendidikan menjadi

d

ua macam ·, ya1tu: 1 '

1. Supervisi yang dilakukan oleh penil!k atau pengawas (orang-orang yang fungsi jabatannya sebagai pengawas) dalam sebuah struktur organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya di lingkungan Inspektorat Jenderal. Supervisi ini disebut juga pengawasan fi.mgsional. Karena fungsi jabatan tersebut berada di luar unit kerja, yakni lembaga pendidikan yang bersangkutan maka kegiatan ini disebut supervisi eksternal.

2. Supervisi yang dilakukan oleh seluruh pimpinan (dari tingkat paling atas hingga tingkat yang paling bawah) dari semua organisasi atau lembaga karena memang sudah menjadi tugas dan tanggung jawabnya di lingkungan unit kerja. Jenis supervisi ini disebut juga supervisi internal atau pengawasan melekat dan dalam istilah asingjenis kegiatan ini disebut "built in co11trol".4

Sedangkan menurut B. Surya Subroto, sebagaimana yang dikutip oleh

Suharsimi Arikunto, supervisi adalah "pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf

2 Dcpartcmcn Agmnn RI., Al-Qur 'an dan Te1je111ahannya, (J11k11rta: Depag RI, 200 I), h. 919

·'M. Ngalim Purwanto, MP., !ld111inislrasi dan Supe1'1'isi l'endidikan, (Bandung: PT. Rcmaja Rosda Karya, 1998), Cet. ke .. f, h. 92-93

4

(23)

sekolah agar mereka dapat meningkatkan kernampuan untuk mengernbangkan sesuatu belajar-mengajar yang lebih baik".5

Jadi superv1s1 yang dimaksud adalah suatu kegiatan pengawasan

(co/I/rolling) yang dilakukan oleh pihak atasan di dalam suatu organisasi atau

lembaga (formal maupun non formal). Kegiatan pengawasan ini ditujukan kepadi1 kinerja bawahannya maupun terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan mobilitas organisasi yang dipirnpinnya.

Dengan berpijak pada pengertian sistem yang dikemukakan oleh Drs. Tatang

M. Amirin bahwa "sistem adalah sebuah himpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan (a whole)".6 Maka supervisi pun dapat dikatakan sebagai sebuah sistem, yang terdiri dari komponen

input, proses clan output. Di mana kerja sistem adalah mengefektifkan seluruh

komponen, sesuai dengan fungsinya masing-masing dalam satu kesatuan yang tidak

terpisahkan, sehingga bisa digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut:

Input Proses Output

feedback

5 Suharsilni Arikunto, Organisasi dan 1ldn1inislrasi J>endidikan, Teknologi dan Keguruan,

(Jakmta: PT. Raja Grnlindo Pcrsada, l 993), Cct. kc-2, h. l 54.

6

Tatang M. Amirin, Pokok-pokok Teori Sis/em, (Jakarta: PT. R•\ja Grnlindo Pcrsada, 1996),

(24)

Input di sini mencakup selurnh ha! yang berkaitan dengan supervised (yang disupervisi), baik itu berkenaan dengan gedung (sarana/prasarana), lingkungan ( eksternal/internal), perlengkapan (equipment) maupun yang berkenaan dengan

sumber daya manusianya. Adapun yang dimaksud proses yaitu kegiatan-kegiatan supervisi itu sendiri yang meliputi penelitian, pengontrolan, pemeriksaan, evaluasi, perbaikan dan pengembangan serta saling bekerjasama dalam menyikapi permasalahan yang muncul clan mempengarnhi situasi belajar mengajar.

Sedangkan yang dimaksud output di sini adalah tujuan yang telah ditetapkan

danfeedback mernpakan umpan balik yang dapat dijadikan tolak ukur untuk tingkat

perkembangan personal organisasi/lembaga yang disupervisi. Sebagai tindak

lanjutnya dapat diberikan pengarahan atau pelayanan yang b;oi1ujuan untuk membantu supervised mengatasi masalah yang dihadapi, baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Berdasarkan uratan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya supervisi merupakan sebuah sistem dalam proses pencapaian tujuan dan perbaikan mutu secara ideal. Secara tidak langsung supervisi ditujukan kepada siswa melalui

SDM pendidik atau pengelola lembaga yang bersangkutan.

Oleh karena itu, untuk menciptakan murid-murid yang berkualitas (qua!(fied),

para guru membutuhkan bimbingan pelayanan dan bantuan dari seorang supervisor,

(25)

baik, efektif dan efisien. Maka kegiatan supervisi harus dilakukan secara fleksibel, dinamis, sistematis dan berkesinambungan.

Manusia pada dasarnya merupakan makhluk individu yang tidak pernah bisa mencapai kesempurnaan. Ketidaksempurnaan ini dapat disebabkan oleh adanya keterbatasan pribadi maupun skill yang berkaitan dengan profesinya, sehingga ada istilah yang mengatakan 110 body is pe1fect. Dalam kesehanannya ia akan selalu membutuhkan bantuan dan petunjuk orang lain. Akan tetapi pada hakekatnya

manusia memiliki kecendrungan untuk selalu mcningkatkan keterampilan dan

kemampuannya.

Problematika pendidikan yang semakin kompleks, tidak terpisahkan dciri

kehidupan masyarakat pada umumnya dan personil sekolah (sebagai pelanggan internal pendidikan) pada khususnya. Salah satunya yaitu tuntutan untuk

mempersiapkan peserta didik yang mampu menghadapi realita hidup. Hal ini tentu

tidak menjadi tanggungjawab guru sendiri sebagai tenaga pendidik.

Selain itu sifat ingin berkompetisi dalam diri seseorang pun tidak dapat

dielakkan. Setiap manusia juga memiliki kecenderungan untuk selalu mencari dan rnenjadi yang terbaik, terutarna dalarn hal prestasi. Oleh karenanya setiap individu, dalam hal ini ·tutor atau warga belajar selalu rnembutuhkan rnotivasi dari orang lain,

khususnya dari pernimpin instansi itu sendiri. Dari motivasi yang disertai pengkoordinasian yang baik inilah suasana kegiatan belajar mengajar dapat berjalan

(26)

Pengawas, penilik dan pejabat lain dengan tugas khusus di bidang supervisi pendidikan tentu diperlukan sebagai seorang suI11ber. Akan tetapi mereka tidak dapat menggantikan kedudukan pemiI11pin instruksional pada suatu lembaga pendidikan (formal maupun nonformal). Mereka hanya dapat memberikan layanan melalui bantuan tidak langsung yakni melalui penyusunan µedoman-pedoman umum tentang

pelaksanaan kurikulum berdasarkan bidang studi dan membantu kepala sekolah

dalam melakukan kunjungm kelas, itu pun hanya dilakukan atas permintaan.

Dengan demikian jelas terlihat bahwa eksistensi supervisi sangat diperlukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Disamping itu, kepala PKBM atau ·· pemimpin institusional dapat memberikan pelayanan yang lebih efektif melalui

bantuan langsung kepada para guru/tutor.

Il. Tujuan clan Pcndckatan-pcndckatan S1111crvisi Pcndidilrnn

1. Tujuan Supcrvisi Pcndidikan

Menurut Drs. N. A. Ametembun "tujuan utama kegiatan supervisi adalah perbaikan dan. atau peningkatan kualitas pendidikan, termasuk pengajaran_pada umumnya dan perbaikan/peningkatan kualitas mengajar guru serta prestasi belajar peserta didik .pada khususnya". 7 Jadi supervisi merupakan suatu pembinaan terhadap

komponen-komponen pendidikan pada suatu lembaga pendidikan untuk menuju ke

7

N. A. An1ctc1nbun, Kepengawasan dala111 Penyelenggaraan /)endid'kan, (Bandung: Suri,

(27)

arah perbaikan dan pengembangan situasi belajar mengajar hingga tercapainya tujuan

pendidikan secara efektif dan efisien.

Berkenaan dengan ha! ini, Soewadji Lazaruth juga menjelaskan bahwa supe1visi pada dasarnya bertujuan untuk membantu gu111 agar dapat:

"a. melihat tujuan-tujuan pendidikan secara jelas, b. membimbing siswa dalam proses belajar mer.gajar, c. mengefektiflrnn penggunaan sumber-sumber belajar,

d. mengevaluasi kemajuan belajar siswa, teman-temannya dan masyarakat, e. merinci tugasnya dengan penuh rasa tanggungjawab." 8

Sedangkan Moh. Rifa'i mengelompokkan tujuan supervisi menjadi dua, yaitu: I. Tujuan umum, yaitu memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan

kualitas belajar mengajar melalui perbaikan situasi dan peningkatan kualitas mengajar guru di kelas.

2. Tujuan khusus, diantaranya meliputi:

a. Membantu guru untuk lebih mengerti dan ョQQセョケ。、。イゥ@ tujuan institusional serta fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan nasional.

b. Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh siswa sehingga siswa dapat termotivasi untuk belajar lebih giat hgi.

c. Melaksanakan kepemimpinan efektif dan demokratis dalam usaha meningkatkan kegiatan profesional di sekolah serta terjalinnya hubungan kooperatif antara staf, untuk meningkatkan kemampuan pribadi secara bersama-sama.

d. Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru, memanfaatkan serta mengembangkan kemampuan tersebut dengan memberikan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya itu.

8Socwadji Lazaruth, Ke pa/a Seka/ah dan Tanggung Jawabnya, (Yogyakarta: Kanisius, 1984),

(28)

e. Membantu guru rneningkatkan kernarnpuannya di depan kelas.

f. Membantu guru dalarn rnasa orientasinya suraya dapat menyesuaikan diri dengan tugasnya dan dapat rnendayagunakannya secarn maksimal.

g. Membantu guru menemukan kesulitan belajar murid-muridnya dan merencanakan tindakan perbaikan, sebagai/o//ow upnya.9

2. Pcndckatan-pcndckatan Supcrvisi Pcndidilmn

Dalam melaksanakan kegiatan pengawasan, seorang supervisor dapat menggunakan beberapa pendekatan supervisi yang dapat membantu guru mengatasi kesulitannya, yaitu:

"a. pendekatan langsung (direct approach),

b. pendekatan tidak langsung (11011 direct approach),

c. penclekatan kolaboratif(co/labrration approach)." 10

Penclekatan langsung, yakni clengan mernberikan arahan secara langsung clengan menggunakan prinsip behaviorisme (stim11l11s and respom). Oleh karenanya

supervisor memiliki pengaruh yang lebih besar. Biasanya pendekatan ini diterapkan

terhadap guru-guru yang tidak bermutu. Pendekatan ini dilakukan clengan perilaku supervisi sebagai berikut; memberikan penjelasan (explanation), penyajian

(presentation), pengarahan (direction), mrncontohkan (giving example), menetapkan

aturan-aturan atau norrna (determine the role) dan penguatan (rei11forceme11t).

Pendekatan tidak langsung (non direct approach), yakni dcngan secara tidak langsung mengutarakan permasalahan. Supervisior membiarkan guru secara aktiF

9

Moh. Rifa'l. M.A. S11per1•isi Pendidiknn. (Bandnng: Jcmmars. 1982). Cct. ke-2. h. 39-46

'°Piel A. Sahcrlian, Konsep Dnsnr clan Teknik S11pervisi Pendidiknn da/0111 Rangka

(29)

mengemukakan permasalahan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu pendekatan ini harus berdasarkan kcpada pemahaman psikologi humanisme yang sangat menghargai orang lain. Pendekatan ini lebih tepat ditcrapkan pada tipe guru profesional. Oleh karenanya perilaku supervisi yang dapat dilakukan adalah mendengarkan (liste11i11g), menjelaskan (expla11alio11), penguatan (rei11forceme111),

penyajian (presentation) clan pemecahan masalah (problem solving).

Pendekatan kolaboratif, yakni dengan memadukan antara kedua pendekatan tersebut (pendekatan langsung dengan pendekatan tidak langsung). Pacla jenis

pendekatan ini supervisor menggunakan prinsip psikologi kognitif, yang beranggapan

. - ᄋMMᄋMᄋMMセM .. -·- .

bahwa belajar merupakan perpaduan antara kegiatan individu dengan lingkungan.

Dengan begitu perilaku yang tercipta antara supervisor dengan guru menjadi

seimbang. Pendekatan ini tepatnya diterapkan bagi guru yang pandai mengkritik atau terlalu sibuk dengan aktifitasnya di luar jam mengajar. Perilaku supervisinya adalah

kerjasama (team work), listening, explanalio11, penyajian (prese/lfation), negotiating

dan problem solving.

Dengan begitu ketiga pendekatan ini didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis yang sangat bergantung kepada masing-masing prototipe guru. Kemudian pendekatan-pendekatan ini diterapkan melalui tahap-tahap kegiatan supervisi seperti percakapan awal, observasi, analisis, percakapan akhir, analisis akhir clan diskusi. 11

(30)

C. Prinsip-prinsip clan Tcknik-tcknik Supcrvisi Pcnclidikan

I. Prinsip-prinsip Supcrvisi Pcndidilcan

Betapa banyak clan besarnya tanggung jawab kepala sekolah atau pemimpin suatu Jembaga pendidikan yang juga bertindak sebagai supervisor. Oleh karena itu, agar proses supervisi yang dijalankannya dapat terlaksana secara efektif dan efisien ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan yaitu:

"a. Ilmiah,

b. Korekt(f,

c. Prevenlif,

d. Konstrukt!f,

e. Kreat/f,

f. Kooperat/["12

Lebih lanjut Piet. A. Sahertian dalam bukunya yang lain juga menjelaskan bahwa proses supervisi yang dilaksanakan hams dilaksanakan secara demokratis, menjunjung tinggi asas musyawarah dan bersifat kekeluargaan dalam menerima pendapat orang lain. 13 Jadi pada dasarnya kegiatan supervisi itu bersifat kolegal. Supervised tidak berperan penuh sebagai objek/sasaran perbaikan. Akan tetapi partner kerja yang harus dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan.

Disamping itu Agus Dhanna dalam bukunya yang berjudul Manajemen

Supervisi: Pet111!j11k l'rakti.1· Bagi Para Supervisor, menjelaskan bahwa seorang

supervisor agar dapat memimpin secara efektif juga harus mampu;

"a. berkomunikasi dengan jelas (menggunakan bahasa/istilah yang mudah difahami, to the point atau langsung, dan ringkas),

"Ibid., h. 20

13Pict. A. Snhcrlian dan Fn1ns Matahcru Dip. Ed.

(31)

b. mengharapkan yang terbaik dari SDM yang dipimpinnya (dengan menghargai martabat supervised,

c. memberikan harapan yang melambung namun realistis clan menekankan pada kebutuhan masa mendatang),

d. berpegang pada tujuan (berfokus pada satu topik, mendorong perilaku yang

mengarah pada tujuan dan membatasi adanya interupsi),

e. clan berusaha memperoleh komitmen dari hal-hal yang telah dibicarakan."14

2. Tcknik Supcrvisi Pcndidikan

Agar proses supervisi dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka supervisor juga harus mengctahui dan menguasai teknik yang harus digunakan, scsuai dengan (2 situasi dan kondisi a tau セ@ ermasalahan yang ada. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh John Minor Gwyn (7heo1J1 and Practice of Supervision), R. L.

Neagley clan N. Dean Evans (Handbook for liffective Supervision <!f !nstmction),

George C. Kyte (How to Supervised) clan William H. Burton dan Leo J. Bruceckner

(Supervison a Social Process), Piet A. Sahertian clan Frans Mataheru

mengelompokkan teknik supervisi menjadi dua, yaitu: "a. teknik supervisi yang bersifat individual,

b. teknik supervisi yang bersifat kelompok."15

1

'1Agus Dhnnna, Aiannjen1en Supervisi: J>etunjuk 1:irnktis /Jagi para Super11isor, (Jakarta: PT.

Ri\ja Grn!indo Pcrsada, 2001), Cct. kc-4, h.13-17

(32)

Lebih lanjut dijelaskan bahwa teknik supervisi yang 「セイウゥヲ。エ@ individual terdiri

dari beberapa jenis kegiatan, yaitu:

"a). Kunjungan kelas (classroom i11vitati01(),

b). Observasi kelas (classroom observat/011),

c). Percakapan pribadi (i11dividual conference),

d). Saling mengunjugi kelas (i11tervisitatio11),

e). Menilai diri sendiri (.s·e(f eva!uatio11 check list).16

Kunjungan kelas yakni dengan mengadakan peninjauan terhadap suasana

PBM di kelas. Kunjungan kelas ini dapat dilakukan ctengan tanpa ada pemberitahuan

sebelumnya (u11a111101111ced visitation), dengan adanya pemberitahuan terlebih dahulu

(w11101111ced i11vitatio11) dan atas undangan dari para gurn (visit 11po11 i11vitatio11).

Observasi kelas yakni dengan meneliti suasana kelas selama pengajaran berlangsung. Observasi kelas ini dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Jika dilakukan secara langsung maka supervisor harus berada dalarn satu

ruangan dengan guru/siswa. Dan jika dilaksanakan secara tidak langsung, supervisor bcrada dalam ruangan yang bcrbeda (antara ruangan supervisor dengan ruangan supervised dibatasi oleh ruang kaca.

Percakapan pribadi yakni perternuan antara guru clengan supervisor untuk rnembicarakan masalah-rnasalah yang dihadapi dan atau upaya-upaya untuk

(33)

mengatasinya. Percakapan pribadi ini dapat dilakukan setelah kunjungan kelas atau

melalui percakapan biasa.

Adapun saling mengunjungi kelas maksudnya yaitu antara guru yang satu dengan lainnya (secara bergantian) saling mengunjungi pada saat mengajar. Sedangkan menilai diri sendiri yakni dengan melihat kemampuan diri sendiri clalam menyajikan materi melalui alat ukur tertentu (check list).

Sedangkan teknik supervisi yang bersifat kelompok dapat berbentuk kegiatan sebagai berkut:

a) Pertemuan orientasi bagi guru baru, b) Panitia penyelenggara,

c) Rapat guru,

d) Studi kelompok antar guru, e) Diskusi sebagai proses kelompok,

t) Tukar menukar pengalaman (sharing of experience),

g) Lokakarya (workshop),

h) Diskusi panel, i) Seminar, j) Symposium,

k) Demonsfration meeting, I) Perpustakaan jabatan,

m) Bulletin supervisi pendidikan,

n) Membaca langsung (directed reading),

o) Mengikuti kursus, p) Organisasi jabatan,

q) Curriculum laboratory,

r) Perjalanan sekolah untuk anggota staf.17

11

(34)

D. Pcnanggungjawab Program PLS (Kepala l'KBM) Sebagai Supervisor m(.U

Internal

Pelaksanaan supervisi pada dasarnya ュセョァ。イ。ィ@ kepada perbaikan clan peningkatan mutu pendidikan. Perbaikan mutu pcndidikan ini meliputi seluruh komponcn pendidikan di sekolah/lembaga pendidikan. Salah satu komponen terpenting adalah guru. Tugas dari jabatan atau profesi guru meliputi kegiatan mendidik, mengajar dan melatih. 18 Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti merumuskan clan mengembangkan ilmu pengetahuan. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan pada diri siswa. Dengan begitu guru merupakan komponen strategis yang memiliki peran penting dalam mobilitas kehidupan bangsa.

Berkenaan dengan hal ini, Ors. Bedjo Sudjanto, M.Pd., salah seorang dosen FIP UNJ mengatakan bahwa pelaksanaan supervisi pendidikan hendalmya diarahkan kepada:

I. membentuk basic compelence yang baik,setelah sebelumnya diperoleh guru dari lembaga pendidikan formal (LPTK),

2. membentuk advanced compelence, yakni berbagai jenis kemampuan mengajar yang lebh baik dari kemampuan yang telah dimiliki sebelumnya,

3. membentuk kompetensi unggul yang mampu berkompetisi dengan sekolah-sekolah yang lebih baik. 19

Pendidikan Luar Sekolah (Program Paket B) yang diselenggarakan oleh PKBM sebagai salah satu bentuk pendidikan nonformal memiliki sistem

18Sri Yuliah. Pe11i11gkat1111 Pe/aksa1111a11 Tugas Guru Ke/as di Ml. Tarbiyah A/-lslam()'ah

Srengseng da/11111 Lingkungan Kandepag Jakarta !Jara/, 2002. h. 2

19Bcdjo Sudjanto, lfampan dan Tantangan: Tela 'ah Terhadap Kiner) a Superl'isi Pendidikan,

(35)

pembelajaran yang berbeda dengan pendidikan formal dalam sistem persekolahan. Perbedaan ini dapat dilihat dari siswa atau warga belajar, waktu atau masa belajar,

dan sebagainya yang juga memerlukan pengelolaan yang baik, termasuk pengawasan

dari penyelenggara program yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan program PLS. Di sinilah Kepala PKBM selaku penanggungjawab program berperan sebagai supervisor internal untuk membantu sekaligus mernbina gum dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya.

Sebagai pimpinan satuan pendidikan yang juga berperan sebagai manajer dan supervisor, seorang Kepala PKBM juga harus memiliki keterampilan-keterampilan sebagaimana yang dimiliki oleh seorang supervisor dalam melaksanakan kegiatan supervisinya. Mengenai hal ini Agus Dharma membagi dua jenis keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang supervisor, yaitu "keterampilan teknik dan keterampilan interaksi."2

°

Keterampilan teknis yaitu pengetahuan-pengetahuan mengenai hal-hal yang bersifat teknis dari pekerjaan yang dilaksanakan supervised, termasuk di dalamnya semua teknik yang berkaitan dnngan sistem kerja yang digunakan oleh supervisor itu sendiri. Sedangkan keterampilan interaksi mencakup semua teknik yang digunakan supervisor dalam menjalin komunikasi dua arah dengan supervised, terutama dalam mengarahkan, mclancarkan, memimpin dan memantau. Jadi keterampilan teknik sangat diperlukan dalam pelaksanaan program. Sedangkan keterampilan interaksi lebih diperlukan dalam menciptakan atau membangun hubungan kolegal dengan supervised.
(36)

E. Hakekat clan Tujuan Pendidikan Luar Sekolah

l. Hakekat Pendidilrnn Luar Sclrnlah

Pada hakekatnya pendidikan yang berlangsung di dalam masyarakat terdiri dari pendidikan informal yang dilaksanakan dalam lingkungan keluarga clan pendidikan formal yang dilaksanakan dalam lingkungan sekolah. Di samping itu ada juga pendidikan yang dilaksanakan di luar sekolah. Pendidikan ini biasa disebut

dengan pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal).

Dengan begitu proses pendidikan tidak mcngenal batasan tempat. Dimanapun

kita berada pada dasarny<, adalah belajar, baik di keluarga, sekolah maupun di sekitar

lingkungan kita berada. Dalam hadits Rasulullah SAW juga dijelaskan:

Disamping itu juga dalam al qur'an disebutkan bahwa seseorang (muslim atau

muslimah) yang menuntut ilmu akan ditingkatkan derajatnya, Allah SWT berfirman:

,, J .;J \ 0 0 ,,.. ,,.,. 0 ...., .. } .. "' .,. 111 }"'

|セセI@

セ@

.:Ill

&vii

ャセ|j@

セセ|@

セ@ QIセ@

セ@

jセ@ iセセ@ ャセt@

ZjNセQ@

セi|[@

A. o o I {IJ > rJJJ.... ,,, ... ...

.:Ill)

セセセ[@

セi@

1JJ1

jNセQI@

セ@

ャセt@

jNセQ@

.:Ill

セG⦅[@

1jjiru 1jjir1

セ@

,

,

(\ \ :a.bLs;I)

セ@

0}.:.:J

k,

, ,

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, apabi/a dikatakan kepadamu;

"berlapa11g-!apang!ah da/am maj/is", maka /apangkan/ah! nQセQᄋ」。ケ。@ Al/ah aka11 memberi

ke/apangan 1111/11km11. Dan apabi/a dikatakan; "berdiri/ah kamu ", maka

berdiri/ah! Niscaya Al/ah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi i/11111 pengetahuan beberapa

derqjat. Dan 1(1ah menfielahui apa yang kamu ke1:jakan." (Q. S.

Al-Mujadalah: 11)

(37)

Atas dasar kedun hal tersebut itulah Penulis berasumsi bahwa Pendidikan Luar Sekolah perlu dikembangkan. Adanya Pendidikan Luar Sekolah (PLS) ini karena adanya kesadaran bahwa tidak semua ilmu pengetahuan, sikap atau keterampilan dapat dikembangkan dalam pendidikan yang dilaksanakan oleh sistem persekolahan ataupun keluarga. Sehingga PLS diharapkan mampu mengisi dan melengkapi keterbatasan pendidikan yang ada. Hal ini sesuai dengan fungsi adanya

PLS, yaitu:

"a) sebagai pelengkap (complement),

b) sebagai pengganti (.l'llbsti/11/e),

c) sebagai tambahan (s11pp/eme111)." 22

Pendidikan Luar Sekolah berfungsi sebagai pelengkap, maksudnya PLS dapat

menyempurnakan pendidikan yang telah dilaksanakan oleh keluarga atau sekolah.

Fenomena yang terjadi selama ini adalah tidak sedikit jumlah warga usia belajar yang mengalami ketalantaran atau keterbatasan untuk mengikuti p(:ndidikan formal. PLS

juga berfungsi sebagai pengganti, yakni dapat menjadi alternatif untuk melanjutkan pendidikan (bagi mereka yang te1y1aksa menuncla pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi). Disamping itu, PLS juga bertUngsi sebagai tambahan pengetahuan atau keterampilan ya1ig pernah diperoleh oleh peserta didik .

Pendidikan Luar Sekolah pada dasarnya merupakan semua usaha yang

dilakukan untuk membantu membentuk kepribadian serta kemampuan seseorang

(38)

melalui sistem yang ada di luar sistem persekolahan.23 Oleh sebab itu dalam pelaksanaannya, PLS tidak seketat pendidikan yang dilaksanakan dalam sistem persekolahan pada umumnya, berjenjang dan berkesinambungan. Pendidikan Luar Sekolah pada umumnya lebih fleksibel. Hal ini telah ditegaskan dalam UU RI no.2 tahun 1989 pasal I 0 ayat 3, yaitu:

"Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak harus berjenjang dan b 1 . erces1nam ungan. b ,,24

Pada hakekatnya PLS lebih bcrsifat praktis untuk membantu masyarakat

mengatasi masalah kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya PLS memiliki sedikit

perbedaan dengan sistem persekolahan yang terstandarisasi dalam hal jenjang atau

tingkatan, lama belajar paket kurikulum,dan lain sebagainya.

Dengan mengutip pendapat Coombs dalam A/lacking Rural Powerty: Non

Formal Education Can Help, M. Sardjana Kadir dalam bukunya yang berjudul

Perencanaan Pendidikan Non Formal mendefinisikan Pendidikan Luar Sekolah

(sebagai pendidikan nonformal) sebagai berikut:

"Pendidikan Luar Sekolah adalah suatu aktifitas pendidikan yang diatur di luar

sistem pendidikan formal, baik yang be1jalan tersendiri ataupun sebagai suatu

23Dcpdikbud, Pendidikan Indonesia dari Zaman ke Zaman, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986), h.

244

uョ、。ョァセオョ、。ョァ@ RI no, 2 tahun 1989, 1'entang Siste111 Pendidikan Nasional dan Peraturan

(39)

bagian yang penting dalam aktifitas yang lebih luas, yang ditujukan untuk melayani sasaran didik yang dikenal dan untuk tujuan-tujuan pendidikan." 25

Sedangkan menurut Prof. Zahara Idris, "Pendidikan Luar Sekolah (pendidikan nonformal) merupakan seluruh bentuk pendidikan yang sengaja diselenggarakan secara tertib, terarah dan terencana di luar sistem yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal (sistem persekolahan). "26 Untuk itu, hal-hal yang berkaitan dengan tenaga pendidik, fasilitas, waktu, strategi belajar mengajar yang digunakan serta komponen-komponen lainnya harus disesuaikan dengan keadaan, karakteristik dan latar belakang pendidikan warga belajar. Sehingga hasil yang akan diperoleh akan maksimal.

Dalam buku Pendidikan Luar Seka/ah; di da/am Sis/em Pendidikan dan

Pembangunan Nasional, Drs. Sanafiah Faisal menjelaskan perbedaan antara

pendidikan nonformal dengan pendidikan formal sebagai berikut:27

"Coombs, et.al., Attacking Uurf'i l'owerty: Non formal L!ducation Can f/elp, dilmtip dari

M. Sordjnna Kadir, Perencnnaan l'endidiknn Non fl)/'/nal. (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), h. 49

"Zahara Icltis, Dnsar-dasar Kependidikan, (Bandung: Angkasa, 1981), h. 59

.'.!7Snnaliah Fnisal, /)endidikan f,uar S'ekolah; di dalaut ,)'iste111 fJendidikan dan fJe111ba11gunan

(40)

セセセセセMセセセMセMセMMセセセセMLMセセセセセセMセセセセセセMセセMMセ@

Pendidikan Non Formal Pendidikan Formal

I. Pada umumnya tidak dibagi atas jenjang.

2. Waktu penyampa1an diproses lebih pendek.

3. Usia siswa di sesuatu kursus tidak perlu sama.

4. Para siswa pada umumnya berorientasi studi jangka pendek, praktis agar segera dapat menerapkan basil pendidikannya dalam praktek kerja (berlaku terutama dalam masyaraknt sedang berkembang). 5. Merupakan respons daripada

kebutuhan khusus yang rnendesak. 6. Materi pelajaran pada umumnya lebih

banyak yang bersifat praktis clan khusus.

7. Kredensials (ijazah, dsb) umumnya kurang memegang peranan penting, terutama bagi penerima siswa.

1. Selalu dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hirarkis.

2. Waktu penyampaian diprogram lebih panjang atau lebih lama.

3. Usia siswa di suatu jenjang relatif homogen, khususnya pada jenjang-jenjang permulaan.

4. Para siswa umumnya berorientasi studi untuk jangka waktu yang relatif lama, kurang berorientasi pada materi program yang bersifat praktis, clan kurang berorientasi ke arah cepat bekerja.

5. Merupakan res:ions dari kebutuhan umum clan relatifjangka panjang 6. Materi pelajaran pada umumnya lebih

banyak yang bersifat akademis dan

umum. --

-·--..

7. Kredensials memegang peranan penting terutama bagi penerimasiswa padatingkatan pendidikan lebih tinuui.

Dengan demikian sangatlah disadari batapa pentingnya PLS dalam menunjang

pendidikan sekolah yang belum menjadi satu-satunyajenis pendidikan yang memadai

dan mampu mengatasi masalah-masaah pendidikan yang ada. Oleh karena itu, PLS

dapat melengkapi pendidikan sekolah (formal) dalam menjangkau masyarakat secara

umum, termasuk sasaran khusus (seperti orang yang buta huruf, putus sekolah, maupun orang-orang yang kurang mampu clan tinggal di wilayah terpencil). Dengan

(41)

2. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah

Dalam UU RI No. 2 tahun 1989 pasal 2 dijelaskan bahwa tujuan pendidikan luar sekolah adalah:

a. Melayani warga belajar sc1paya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya.

b. Membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari naflcah atau melanjutkan ke tingkat dan/atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi. c. Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam

jalur pendidikan sekolah. 28

Selain itu, pendidikan luar sekolah juga bertujuan untuk memberikan

kesempatan belajar kepada peserta didik agar mereka dapat melanjutkan

pendidikannya. Hal ini tentu saja berdasarkan pengetahuan ataupun keterampilan

yang telah mereka peroleh sebelumnya. PLS juga dapat mengisi segala kekurangan

yang menjadi faktor penghambat usaha mereka untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik lagi.

Akan tetapi PLS tidak hanya memberikan kesempatan belajar bagi warga

masyarakat yang memang belum pernah mcngikuti pendidikan formal atau sekedar mengisi/melengkapi pengetahuan/keterampilan yang telah diperoleh dari jenis pendidikan sebelumnya. PLS juga dapat menanamkan, memupuk serta mengembangkar. kesadaran setiap anggota masyarakat akan pentingnya pendidikan. Dengan begitu PLS ten tu dapat membantu terbentuknya sikap mental positif pada diri

28

(42)

setiap indiviclu. Sehingga mereka clapat berpartisipasi aktif dalam pembarnan dan Pembangunan Nasional.

Mengingat bahwa PLS Jahir dari kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang sangat diperlukan dalam meningkatkan mutu dan derajat hidupnya, maka program-prog:·am yang diselenggarakan oleh PLS bertujuan untuk:

I. memberantas bu ta huruf sebagai program keaksaraan (literacy program),

2. memperoleh pengetahuan umum yang relevan bagi kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari,

3. meningkatkan taraf hid up masyarakat, baik di bi clang sosial maupun ekonomi, 4. agar masyarakat menjadi Jebih mampu menyesuaikan diri dan

mengembangkan lingkungannya.29

F. Bcntuk-bcntuk Satuan Pcndidilrnn Luar Sckolah

Dalam UU RI No. 2 tahun 1989 tentang Sisdiknas Lelah disebutkan bahwa bentuk satuan pendidikan luar sckolah terdiri dari:

"1. kursus,

2. kelompok belajar,

3. satuan pendidikan Jain seperti kelompok bermain (play group), penitipan anak dan lain-lain.11 30

Penyelenggaraan kursus diprioritaskan atau ditujukan bagi anggota masyarakat yang membutuhkan bekal pengetahuan atau keterampilan tertentu, sesuai dengan minat clan bakat yang dimiliki. Hal ini bertujuan untuk menggali dan

:!!JSanafinh Faisnl, op.cit., h. 4047

30

(43)

mengembangkan potensi diri. Selain itu, pengetahuan atau keterampilan itu juga dibutuhkan untuk beke1ja/111encari naflrnh atau melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang selanjutnya. Jenis program yang dibuka, biasanya disesuaik2.n dengan tuntutan kebutuhan masyarakat.

"Pendidikan Luar Sekolah yang diselenggarakan dalam bentuk kelompok belajar ini merupakan sekumpulan warga masyarakat yang memiliki kesamaan."31 Kesamaan-kesamaan ini dapat dilihat dari kemauan untuk tetap belajar, hasrat untuk belajar bersama sehingga warga belajar yang satu dengan lainnya dapat saling

sharing, saling membelajarkan satu sama lainnya. Dalam pengelompokkanjuga harus

diperhatikan tingkat kemampuan yang telah dimiliki oleh warga belajar. mゥ⦅ウゥゥ⦅ャセゥケ⦅。@

kelompok belajar (Kejar) paket A (untuk golongan tuna aksara/aksara fungsional, setara dengan pcndidikan Sekolah Dasar (SD), Kejar paket B (setara SLTP) dan Kejar paket C (setara SMU).

Jadi pada dasarnya program kelompok belajar bertujuan untuk merataka n pendidikan kepad:i setiap warga negara. Sehingga mereka memiliki kemampuan minimum untuk meningkatkan taraf hidupnya. Sedangkan jenis pendidikan lainnya dapat berupa kelompok bermain, penitipan anak, pendidikan kepemudaan (kepanduan/pramuka), dsb.

31 Zalu1ra Idris,

(44)

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PKBM 06 Meruya Utara Kecamatan Kembangan Jakarta Barnt pada tanggal 4 Juli s/d 6 Agustus 2003.

B. Populasi clan Sampel

Populasi ad al ah keseluruhan subjek penelitian 1

• Kemudian hasilnya akan dianalisis, diteliti dan disimpulkan. Sehingga hasilnya dapat dianalisis, diteliti dan

disimpulkan. Dengan begitu, kesimpulan yang diperoleh menjadi refresentatif dan

berlaku untuk seluruh populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah selumh personil yang ada di PKBM 06 Meruya Utara.

Seclangkar, yang dimaksud dengan sampel adalah percontohan yang diambil dari populasi tetapi memiliki karakteristk yang mencerminkan seluruh karakter

populasi. 2 Dalam penelitian ini Penulis menggunakan teknik pengambilan sampel penuh, dengan jumlah 7 orang tutor yang mengajar pada program Kejar Paket B yang ada di PKBM 06 Meruya Utara.

1

Suharsi1ni Arikunto. f>rusedur /)ene/itian; .Suatu Pendekatan J)aktek, (Jakarta: Rincka Cipta,

1998). h. 99

2

(45)

C. Teknik Pengumpulan Data

Selain Penulis melakukan studi kepustakaan (librmJ' research) dan studi lapangan (field research) untuk mencari landasan dan acuan teoritis yang akan dikembangkan dalam penelitian lapangan, Penulis juga berusaha mengumpulkan data dengan menggunakan teknik:

I. Observasi, yakni dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, terutama dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Wawancara, yakni pengumpulan data melalui wawancara Penulis dengan Kepala PKBM. Wawancara 1m ditujukan untuk memperoleh data mengenai perkembangan sejarah dan latar belakang berdirinya PKBM 06 Meruya Utara, pelaksanaan supervisi dan mekanisme pembelajaran di PKBM tersebut.

3. Angket, yakni dengan menyebarkan lembaran-lembaran pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Dalam hat ini Penulis menyebarkannya kepada tutor.

D. Teknik Analisa Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka langkah yang dilakukan selanjutnya adalah:

1. agar terhindar dari kekeliruan/kesalahan, Penulis menyeleksi dan memeriksa angket yang kembali, apakah telah dijawab sesuai dengan petunjuk yang berlaku, 2. tabulasi, membuat jawaban responden ke dalam kartu tabulasi yang telah

(46)

3. analisa cjan interpretasi data, yakni dengan menterjemahkan angka-angka prosentase ke dalam bahasa kalimat yang berguna untuk memperoleh gambaran umum tentang masalah yang diteliti.

Selanjutnya dalam pengolahan data kualitatif yang telah ditabulasikan, diubah menjadi data kuantitatif. Dengan begitu teknik yang digunakan adalah teknik statistik deskriptif dalam bentuk tabel dan dihitung berdasarkan rumus klasifikasi r atau statistik prosentase sebagai berikut:

Keterangan:

P =Fx 100% N

P = Angka prosentase yang dicari F = Frekuensi yang dicari prosentasenya

N =Number of Cases Uumlah populasi yang ada)

Sedangkan standar nilai yang dihasilkan dikelompokkan sebagai berikut: a. 0% s/d 25% jika dinyatakan dengan "selalu", "sering" dan "kadang-kadang"

berarti k11ra11g.

b. 26% s/d 50% jika dinyatakan dengan "selalu", "sering" dan "kadang-kadang" berarti cukup baik.

c. 51 s/d 75% jika dinyatakan dengan "selalu'', "sering" dan "kadang-kadang" berarti

baik dan sebaliknya jika dinyatakan dengan "tidak pernah".

d. 76% s/d 100% jika dinyatakan dengan "selalu" dan "sering" berarti sangat baik,

sedangkan jika dinyatakan dengan "kadang-kadang" dan "tidak pernah" berarti

(47)

A. Gamlrnran Umum Objck Pcnclitian

PKBM 06 terletak di JI. Jalur oO Meruya utara (belakang SON 05/06) Kelurahan Meruya Utara Kecamatan Kembangan Jakarta Barnt.

Berdirinya PKBM ini clilatarbelakani;i oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk Jakarta. Peningkatan jumlah penduduk ini tidak diimbangi dengan kernajuan clibiclang ekonomi sehingga kesejahteraan pendudukpun rendah. Karena rendahnya tingkat ekonomi masyarakat pada waktu itu, malrn pendidikanpun hanya dapat diikuti olch kalangan-kalangan tertentu saja. Ketidakmerataan pencliclikan inilah vang 111enjacli salah satu faktor yang 111enyebabkan rendahnya kualitas pendidikan penduduk Jakarta, khususnya di wilayah kecamatan Kembangan. Oleh sebab itu pada

tahun 1972, Ali Saclikin sebagai Gubernur OKI Jakarta berinisiatif untuk 111embentuk

PLIC (!'anti Latihan Kaiya). Sekitar tahun 1972 ini mulailah didirikan PLIC yang Kemudian berdasarkan SK. Gubernur (Sutiyoso) tahun 1999 namanya dirubah menjadi PKBM (Pusat kセァゥ。エ。ョ@ Belajar Mengajar).

PKBM 06 sendiri 111ulai resmi dioperasikan pada tahun 1999 setelah Bapalc Bilhard Gultom S. Sos. mendapat surat tugas dari Ka. Subdis Oinas Oikmenti untuk memimpin pengelolaan/penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di PKBM

(48)

Sepe1ii apa yang dikatakan oleh Ali Sadikin yang pada saat pembentukan PLK menjabat sebagai Gubernur DK! Jakarta, PKBM ini didirikan dengan tujuan agar masyarakat Jakarta, klrnsusnya yang berada di wilayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat memiliki pengetahuan yang dapat meningkatkan kemampuannya, sehingga dengan kemampuannya itu dapat menambah mata pencahariannya. Dengan

demikian semakin tinggi tingkat penghasilan/pendapatan masyarakat maka akan

semakin bertambah pula tingkat kesejahteraannya.

Kurikulum yang digunakan sama dengan kurikulum yang digunakan oleh SL TP pada umumnya. Akan tetapi bidang studi yang diajarkan hanyalah bidang studi

yang akan diujikan pada UAN, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, PPKn, !PS, IPA dan Bahasa Inggris. Jacli kegiatan belajar mengajar lebih bersifat pengayaan soal-soal ujian, khususnya untuk kelas Ill.

Kegiatan belajar mengajar untuk Kejar Paket B (KPB) adalah tiga kali dalam

seminggu yaitu setiap hari Minggu, Selasa clan Kamis. Untuk hari Selasa clan Kamis

waktu mulai belajar pukul 13. 00 - 16. 00 WIB. Sedangkan untuk hari Minggu, pukul 08.00-12.00 WIB. Jadi setiap bidang studi mendapat alokasi waktu sebanyak 90 menit. Kegiatan pendidikan kcterampilan dilaksanakan pada hari Minggu setelah

KBM berlangsung atau pada hari lai;1 yang tclah ditentukan dan disepakati waktunya.

Mengenai kualitas ketenagaan, Kejar Paket B di PKBM 06 ini dapat dikatakan

(49)

adalah I 0 orang, yang terdiri dari penanggungjawab, sekretaris, bendahara dan 7 orang tutor (4 orang laki-laki dan 3 orang perempuan). Untuk lebih jelasnya, data

penyelenggara dan tutor Penulis sajikan dalam bentuk tabel berikut ini;

Tabel l

Kcadaan Pcnyclcnggara Kcjar Pakct B

NO Narna Pendidikan JK Status Jabatan Alamat

I Billiard Gultom, S.Sos. SI L PNS Keurn/Penjab JI. Raya Pamancingan

2 Lam hot SLTA L Honorer Sekretaris Karang Mulya

3 Nunnani, S.Pd. SI p PNS Bendahara JI. Raya

Pamancingai!._

Tabel 2

Keadaan Tutor/Sumber Belajar Kejar Paket B

NO Nama Pendidikan JK Status Mata Alamat

l?elaiaran

I Deliana SI p Honorer Matematika Mernva lltara

2 Saumin, S.A11:. SI L Honorer PP Kn Karang Mulva

3 M. Hasan, S.Pd. SI L Honorer !PS Kcmbangan

Selatan

4 Narhnwi, S.Kom SI L Honorer IPA Karang Mulva

5 Siti Munawaroi1, S.Ag. SI p Honorer PPKn Parnng Java

6 Eddy D3 L Honorer Bahasa lnugris Meruya lltara

7 Lamsiani D3 p Honorer Bahasa Meruya lltara

Indonesia

[image:49.595.47.492.201.558.2]
(50)

111engikuti satu kali pertcmuan dalam KBM. Jadi jumlah warga belajar yang hadir pad a setiap kali pertemuan memiliki jumlah yang variatif.

Tabcl 3

Kcadaan Warga Bclajar Kejar Paket B

No. Kelas Jumlah Siswa .Jumlah Jumlah

L I' Kclas

1 I 16 orang 4 orang 20 orang 1

2 II 25 orang 15 orang 40 oran.g 1

3 III QTPセ@ 26 orang 40 orang 1

JUMLAH 55 orang 45 orang 100 orang 3

Pengadaan sarana prasarana sepenuhnya berasal dari pemerintah DK! Jakarta, sesua1 dengan kebutuhan warga belajar. Berikut ini adalah daftar inventaris barang yang ada di PKBM 06 Meruya Utara.

Tnbcl 4

Daft.ar Invcntaris Harang

-No. Nama Barang Tahun .Jumlah Asal Kcadaan

Pcmbclian

1 Mesin jahit 1985 11 buah PcmdaDKI Baik

2 Mcsin obras 1985 1 buah Pcmda DK! Baik

3 Ko1111mter 2001 - 3 buah PemdaDKI Baik

4 Mcsin mobil Toyota 2001 I buah Pemda DK! Baik 5 Kursi dan mcja tamu 1985 I buah Pemaa DK! Baik

6 Meja & kursi bclajar 2001 24+30 Pemda DK! Baik

8 Kursi guru 2001 4 buah Pcmda DK! Baik

9 Mcia & kursi bclaiar 1985 22+44 Pemda DK! Baik 10 Papan Whiteboard 1985 2 buah Pemda DK! .. Baik_ ... 11 Papan Whiteboard 2001 I buah Pemda DK! Baik

12 Lemari besi 2001 I buah Pemda DK! Baik

13 Lemari bcsi arsilJ 2001 1 buah Pemda DK! Baik

14 Rak kavu 2001 I buah Pemda DK! Baik

(51)

B. Dcskripsi Data

Setelah proses pengumpulan dan penghitungan data yang terkumpul, Penulis membuat tabulasi (mengubah data dari a11gket menjadi tabel distribusi frekuensi). Hal ini bertujuan untuk memuclahkan Penul

Gambar

Tabel l Kcadaan Pcnyclcnggara Kcjar Pakct B
Tabel di atas menunjukkan 86% responden menyatakan bahwa Kepala PK.BM
Tabel 10 Program l'engajarnn yang Telah Tersusun dapat Berjaltan Sesuai Ketentuan
Tabel 12 Penjab Mcncgnr Kctika Tutor Melakukan Kcsalahan atau Pelanggaran yang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Freenstra (2000) mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan agroforestri sebagai pertanian berkelanjutan perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu: 1) pemilihan jenis tanaman

[r]

1. Desain model Pembelajaran PAI Multikultur untuk menanamkan sikap KTSM bagi peserta didik SD di kawasan Pantura Kabupaten Karawang. Tujuannya adalah untuk

ini juga dapat digunakan untuk menyesuaikan file musik, misalnya mengubah nama, menghapus, menandai sebagai favorit, dan berbagi melalui email atau link menggunakan situs

The Influence of Firdaus’ Experiences with Men on Her Perception Towards Men as Reflected in Nawal El Saadawi’s Woman at Point Zero.. Yogyakarta: Faculty of Teachers Training

Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir saya berjudul “ OPTIMISASI PEMBAKARAN DI ROTARY KILN PT SEMEN GRESIK PABRIK

Hence, RECOFTC Nepal Country program is envisioned to engage in sharing lessons learnt/ Capacity building and further contribute in the development of community

Penyelidikan ini juga dijalankan bertujuan untuk mengkaji perhubungan di antara tingkah laku kesediaan pensyarah secara lisan atau bukan lisan dengan tahap motivasi pelajar di