HUKUM ORGANISASI PERUSAHAAN
KEDUDUKAN DAN TANGGUNGJAWAB DIREKSI PT DALAM MENJALANKAN PERUSAHAAN
Ibarat manusia, direksi merupakan tangan yang langsung bersinggungan dengan perjalanan sebuah perseroan. Direksi secara langsung menentukan arah perseroan, apakah akan menuju kesuksesan atau kepailitan. Namun demikian, mengingat fungsinya yang banyak berkaitan dengan operasional perseroan, direksi juga memiliki resiko yang besar untuk terlibat berbagai persoalan hukum.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa yang menjadi tanggung jawab direksi secara lebih terperinci serta berbagai konsekuensi hukum yang melekat di dalamnya jika terjadi pelanggaran atau penyelewengan, baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak disengaja oleh direksi pada sebuah perseroan.
Kedudukan Direksi
Berdasarkan Pasal 1 angka (5) Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”) direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggungjawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan. Direksi juga bertanggungjawab untuk menjalankan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Dengan kata lain, direksi adalah pengurus perseroan yang dapat bertindak untuk dan atas nama perseroan.
Direksi merupakan dewan direktur (Board of Directors) yang dapat terdiri atas satu orang direktur atau terdiri atas beberapa anggota direksi yang terdiri atas satu orang ditunjuk sebagai presiden direktur atau direktur utama dan satu atau beberapa wakil presiden direktur serta satu atau beberapa direktur.
Syarat menjadi direksi yaitu:
Cakap melakukan perbuatan hukum.
Dalam lima tahun terakhir sebelum pengangkatannya belum pernah dinyatakan pailit oleh pengadilan.
▸ Baca selengkapnya: apa yang menjadi tanggung jawab seorang front office supervisor?
(2) Dalam lima tahun terakhir tidak dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dan/atau yang berkaitan dengan sector keuangan. Memenuhi persyaratan lainnya yang ditentukan oleh instansi tertentu sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pemenuhan persyaratan wajib dibuktikan dengan surat yang disimpan oleh perseroan.
Kedudukan direksi dalam sebuah perseroan bisa dikatakan cukup strategis. Namun demikian, menjadi seorang direksi bukan perkara mudah. Sejumlah persyaratan, terutama yang bersinggungan dengan prinsip-prinsip hukum melekat erat bagi mereka yang ‘mengincar’ kedudukan ini.
Pada prinsipnya ada dua fungsi utama dari suatu perseroan yang kerap diidentikkan dengan fungsi direksi, yakni fungsi manajemen dan fungsi representasi. Fungsi manajemen berkaitan dengan tugas direksi untuk memimpin perseroan, sedangkan fungsi representasi berkaitan dengan tugas direksi untuk mewakili perusahaan di dalam dan di luar pengadilan.
Prinsip mewakili perusahaan di luar pengadilan antara lain memberikan konsekuensi perseroan sebagai badan hukum akan terikat dengan transaksi atau kontrak-kontrak yang dibuat oleh direksi atas nama dan untuk kepentingan perseroan.
Tugas dan fungsi direksi yaitu:
Direksi menjalankan pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan.
Direksi berwenang menjalankan pengurusan sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang ini dan/atau anggaran dasar.
Sesuai dengan Pasal 100 UUPT, direksi berkewajiban menjalankan dan melaksanakan beberapa tugas selama jabatannya menurut UUPT, yaitu:
1. Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan risalah rapat direksi;
2. Membuat laporan tahunan dan dokumen keuangan Perseroan;
3. Memelihara seluruh daftar, risalah dan dokumen keuangan Perseroan.
Seluruh daftar, risalah, dokumen keuangan Perseroan dan dokumen Perseroan lainnya disimpan di tempat kedudukan Perseroan. Atas permohonan tertulis dari pemegang saham, direksi dapat memberi izin kepada pemegang saham untuk memeriksa daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS serta mendapat salinan risalah RUPS dan salinan laporan tahunan.
dicatat dalam daftar khusus. Anggota direksi yang tidak melaksanakan kewajiban ini dan menimbulkan kerugian bagi Perseroan, bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian Perseroan tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 101 UUPT.
Lebih lanjut, menurut Pasal 102 UUPT diatur tugas direksi sehubungan dengan pengurusan kekayaan Perseroan dimana direksi berkewajiban untuk memperoleh persetujuan RUPS untuk:
1. Mengalihkan kekayaan Perseroan; atau
2. Menjadikan kekayaan Perseroan sebagai jaminan utang.
Kekayaan Perseroan yang dimaksud merupakan kekayaan yang jumlahnya lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak. Selain tugas-tugas di atas, kewajiban atau tugas-tugas direksi juga dapat ditentukan lebih lanjut dalam anggaran dasar Perseroan.
Masalah Yang Melibatkan Direksi
Sejumlah masalah yang kerap melibatkan direksi antara lain:
Lalai menjalankan tugasnya mengawasi perseroan.
Kelalaian seorang direksi dalam memberikan pengawasan terhadap operasional perusahaan akan menyebabkan perseroan mengalami kerugian. Misalnya, komisaris tidak dapat melihat adanya transaksi-transaksi perseroan yang tidak legal oleh direksi.
Itikad buruk direksi.
Direksi, baik langsung maupun tidak langsung dengan itikad buruk memanfaatkan perseroan semata-mata untuk kepentingan pribadi.
Melakukan perbuatan melawan hukum.
Direksi yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh perseroan.
Menggunakan kekayaan perseroan.
Direksi yang bersangkutan, baik secara langsung maupun tidak langsung melawan hukum menggunakan kekayaan perseroan, yang mengakibatkan kekayaan perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi utang-utang perseroan. Terjadinya kepailitan perseroan.
Perseroan bisa menjadi pailit bilamana komisaris tidak memberikan nasihat yang baik bagi dewan direksi.
Tanggungjawab dan Konsekuensi Hukum Direksi PT Dalam Menjalankan Perusahaan
Semua kerugian yang diderita pemegang saham yang beritikad baik akibat pembelian kembali saham oleh perseroan terbatas yang menyalahi ketentuan pasal 30.
Perbuatan hukum yang dilakukan perseroan yang belum didaftar dan diumumkan. Dalam hal ini tanggung jawab direksi adalah secara tanggung renteng atas segala perbuatan hukum perseroan. Pengecualian terhadap tanggung jawab secara renteng oleh anggota direksi terjadi apabila dapat membuktikan:
1. Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
2. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;
3. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung mapun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan 4. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya
kerugian tersebut.
Kesalahan atau kelalaian dalam menjalankan tugasnya, yaitu tanpa itikad baik dan tidak bertanggungjawab serta tidak untuk kepentingan dan usaha perseroan. Tanggungjawab direksi dalam hal ini adalah penuh secara pribadi.
Kepailitan yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian direksi sehingga kekayaan perseroan terbatas tidak mencukupi untuk menutupi kerugian tersebut.
Referensi:
Petunjuk Praktis bagi RUPS Komisaris dan Direksi Perseroan Terbatas Agar Terhindar Dari Jerat Hukum, Orinton Purba.