• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - RPPGEOSMA XII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB 4. POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - RPPGEOSMA XII"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4. POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMA : ... Mata Pelajaran : Geografi

Kelas/Semester : XII (dua belas)/2 (dua)

Standar Kompetensi : 3. Menganalisis wilayah dan pewilayahan

Kompetensi Dasar : 3.1. Menganalisis pola persebaran, spasial, hubungan serta interaksi spasial desa dan kota

Indikator : - Mendeskripsikan pengertian serta ciri-ciri desa dan kota - Mengidentifikasi potensi desa dan kaitannya dengan

perkembangan desa dan kota

- Mengidentifikasi ciri-ciri struktur desa dan kota - Menganalisis model-model teori struktur spasial kota - Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi

terjadinya interaksi spasial desa – kota

- Menghitung kekuatan interaksi antara dua wilayah Alokasi Waktu : 5 x 3 JP

A. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu untuk:

- Menjelaskan pengertian desa dan kota - Mendeskripsikan ciri-ciri desa dan kota

- Menjelaskan potensi desa

- Menganalisis kaitan antara potensi desa dengan perkembangan desa dan kota

- Membandingkan ciri-ciri struktur desa dan kota - Menganalisis model-model teori struktur spasial kota - Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi

terjadinya interaksi spasial desa –kota

- Menghitung kekuatan interaksi antara dua wilayah B. Materi Pembelajaran

- Pengertian Desa dan Kota - Ciri-ciri Desa dan Kota - Potensi Desa

- Struktur Ruang Desa dan Kota - Interaksi Desa dan Kota C. Metode Pembelajaran

Ceramah, tanya jawab, penugasan

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama

1. Kegiatan Pendahuluan: 20 menit

 Memberi salam dan mengabsen.

 Guru menyampaikan silabus pembelajaran selama satu semester.

 Apersepsi materi: guru menanyakan pengalaman siswa ketika melakukan

(2)

2. Kegiatan Inti: 105 menit

 Guru menjelaskan secara garis besar mengenai pengertian desa dan kota dari

berbagai pendapat ahli.

 Bersama-sama merumuskan pengertian desa dan kota dari berbagai referensi.  Secara individu, siswa menggali informasi mengenai ciri-ciri desa dan kota.  Tanya jawab tentang ciri-ciri desa dan kota.

 Secara mandiri, siswa mengidentifikasi potensi desa dan kaitannya dengan

perkembangan desa dan kota.

 Membuat karangan analitis mengenai kaitan antara potensi desa dengan

perkembangan desa dan kota. 3. Kegiatan Penutup: 10 menit

 Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan menarik kesimpulan.

Pertemuan Kedua

1. Kegiatan Pendahuluan: 15 menit

 Memberi salam dan mengabsen.

 Apersepsi materi: guru menanyakan aspek fisik dan aspek sosial dalam

geografi dan mengaitkannya dengan potensi desa. 2. Kegiatan Inti: 100 menit

 Secara berkelompok, menentukan wilayah tempat tinggal berdasarkan peta

penggunaan lahan wilayah tempat tinggalmu apakah termasuk wilayah kota atau desa (Analitika hal 71). Analisis dibuat dalam bentuk karangan analitis.

 Setiap kelompok mempresentasikan hasil karangan analitis kelompok

masing-masing. Kelompok lain diminta menanggapi.

 Setiap kelompok membuat kesimpulan masing-masing.

3. Kegiatan Penutup: 20 menit

 Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi kelompok.

 Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan menarik kesimpulan.

Pertemuan Ketiga

1. Kegiatan Pendahuluan: 25 menit

 Memberi salam dan mengabsen.

 Apersepsi materi: guru menjelaskan secara garis besar mengenai struktur ruang

desa dan kota dengan menggunakan gambar atau chart. 2. Kegiatan Inti: 90 menit

 Secara berkelompok, mengidentifikasi struktur ruang kota tempat tinggal dan

menganalisis model-model teori struktur spasial kota yang sesuai dengan struktur kota tersebut.

 Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing.

Kelompok lain diminta menanggapi.

 Setiap kelompok membuat kesimpulan masing-masing.

3. Kegiatan Penutup: 20 menit

 Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi kelompok.

 Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan menarik kesimpulan.

 Penugasan kelompok, mendiskusikan Analitika hal 83 - 84. Buatlah laporan hasil

(3)

Pertemuan Keempat

1. Kegiatan Pendahuluan: 25 menit

 Memberi salam dan mengabsen.

 Apersepsi materi: tanya jawab tentang interaksi antara desa dan kota.

2. Kegiatan Inti: 100 menit

 Setiap kelompok diberi waktu 10 menit untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompok masing-masing. Kelompok lain diminta menanggapi.

 Setiap kelompok membuat kesimpulan masing-masing.

3. Kegiatan Penutup: 10 menit

 Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi kelompok.

 Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan menarik kesimpulan.

Pertemuan Kelima

1. Kegiatan Pendahuluan: 15 menit

 Memberi salam dan mengabsen.

 Apersepsi materi: guru mengungkapkan faktor-faktor yang memengaruhi

kekuatan interaksi antarwilayah. 2. Kegiatan Inti: 110 menit

 Guru menjelaskan cara menghitung kekuatan interaksi antara dua wilayah.  Secara individu, siswa mengerjakan soal latihan menghitung kekuatan interaksi

antara dua wilayah.

 Secara berkelompok, mendiskusikan soal aktivitas pada buku sumber hal 88.  Setiap kelompok membuat kesimpulan masing-masing.

3. Kegiatan Penutup: 10 menit

 Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi kelompok.  Melakukan refleksi materi yang telah dibahas.

 Menarik kesimpulan materi.

 Penugasan individu, mengerjakan soal evaluasi hal 90 - 92. Tugas ini dikumpulkan

pada pertemuan berikutnya. E. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar

- Buku sumber Geografi SMA – ESIS - Buku-buku penunjang yang relevan - Peta Indonesia

- Peta penggunaan lahan di wilayah tempat tinggal - Gambar atau chart

- OHP atau Slide Proyektor - Internet

- Media cetak F. Penilaian

 Teknik : Portofolio

(4)

Rubrik Penilaian Karangan*)

Aspek yang dinilai Nilai kualitatif

Nilai kuantitatif

Deskripsi (Alasan) Pengantar menunjukkan isi

Pengantar disajikan dengan bahasa yang baik

Isi menunjukkan penjelasan tentang masalah yang dikaji

Isi menunjukkan analisis siswa terhadap masalah tersebut

Isi disajikan dengan bahasa yang baik Penutup memberi kesimpulan akhir Penutup disajikan dengan bahasa yang baik

Nilai rata-rata Komentar

Kriteria Penilaian:

Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Memuaskan 4 > 80

Baik 3 68 - 79

Cukup 2 56 - 67

Kurang 1 < 55

 Teknik : Unjuk Kerja  Tagihan : Presentasi Rubrik Penilaian Presentasi*)

Aspek yang dinilai Nilai kualitatif

Nilai kuantitatif

Deskripsi (Alasan) Kemampuan mengidentifikasi masalah

Kemampuan merumuskan masalah Kemampuan menganalisis masalah Kemampuan memecahkan masalah Kemampuan mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain Kemampuan penggunaan bahasa yang baik dalam presentasi

Partisipasi dalam presentasi Kerja sama dalam kelompok Nilai rata-rata

Komentar

*Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian karangan!

 Teknik : Unjuk kerja

(5)

Rubrik Penilaian Diskusi *)

Aspek yang dinilai Nilai kualitatif Kemampuan mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain Kemampuan penggunaan bahasa yang baik

Keaktifan Nilai rata-rata Komentar

* Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian karangan!

 Penilaian Evaluasi : - Pilihan ganda hal 90 - 91 (skor 1 s/d 10)

1. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dilihat dari aspek fisik, manusia, maupun budaya. Karena itulah potensi masing-masing wilayah adalah beragam.

(6)

menyewa ke petani lain. Akibatnya, biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani Indonesia lebih besar dibandingkan keuntungan yang mereka dapatkan dari penjualan padi tersebut.

3. Dampak permukiman terhadap aspek sosial, ekonomi, dan budaya.

 Semakin sempitnya lahan pertanian di daerah pedesaan, membawa dampak

terhadap semakin terbatasnya peluang kerja pada sektor pertanian.

 Adat dan kebiasaan serta gaya hidup penduduk kota yang pindah ke desa,

sebagian akan ditiru oleh penduduk desa.

 Adat dan kebiasaan penduduk kota dan desa tidak selamanya bisa diterima oleh

penduduk desa.

 Penduduk pendatang dari kota biasanya memiliki karakteristik sosial ekonomi

yang berbeda dengan penduduk desa.

 Permukiman baru di daerah pedesaan seringkali terpisah dari permukiman asli.

4. Dampak permukiman terhadap aspek biotik akan mengubah habitat berbagai makhluk hidup yang sudah ada di tempat tersebut. Jika habitatnya telah rusak, maka dapat terjadi beberapa kemungkinan berikut.

 Terjadi migrasi beberapa jenis spesies hewan ke habitat lain yang mampu

memberikan perlindungan dan makanan.

 Adaptasi sejumlah spesies dengan lingkungan baru yaitu lingkungan

permukiman.

 Semakin berkurangnya jumlah populasi hewan dan tumbuhan tertentu yang tidak

mampu beradaptasi pada lingkungannya yang baru karena berkurangnya makanan dan semakin terbatasnya habitat yang sesuai.

 Sejumlah spesies mati atau bahkan punah karena hilangnya sumber makanan.  Hilangnya spesies pemangsa seperti ular, harimau, dan hewan lainnya yang

dianggap membahayakan manusia.

5. Interaksi antara Kota A dan Kota B dapat dihitung sebagai berikut.

IAB = k PA PB (dAB)2

= 1 (2.000) (1.750) (56)2

= 3.500.000 = 1116 3.136

Interaksi antara Kota B dan Kota C dapat dihitung sebagai berikut. IBC = k PB PC

(dBC)2

= 1 (1.750) (1.500) (47)2

= 2.625.000 = 1188 2.209

Interaksi antara Kota A dan Kota C dapat dihitung sebagai berikut. IAC = k PA PC

(dAC)2

= 1 (2.000) (1.500) (46)2

(7)

2.116

Jika kekuatan interaksi antara Kota A dengan B dibandingkan dengan Kota B dan C dan Kota A dengan C adalah 1,1 : 1,2 : 1,4. Jadi, kekuatan interaksi Kota A dan C lebih besar dibandingkan Kota A dengan B dan Kota B dan C.

III. Soal Terapan

1. Terjadinya urbanisasi besar-besaran dari

desa ke kota.

2. Berdasarkan Teori Konsentris wilayah

pinggiran Jakarta, yaitu Bodetabek termasuk zona penglaju. Bodetabek merupakan tempat tinggal mereka yang memiliki pekerjaan di Jakarta. Setiap harinya, penduduk di wilayah tersebut menggunakan berbagai jenis kendaraan menuju tempat pekerjaan masing-masing.

3. Berdirinya berbagai tipe permukiman

seperti apartemen, rumah susun, serta perumahan mulai dari perumahan kelas atas/ eksekutif hingga perumahan kumuh bermunculan di daerah perkotaan.

IV. Skala Sikap

Rubrik Penilaian Skala Sikap

Aspek yang dinilai Nilai kualitatif

Nilai kuantitatif

Deskripsi (Alasan) Pemahaman tentang materi

Kemampuan melakukan analisis atas pernyataan/kutipan tersebut

Sikap terhadap pernyataan/kutipan tersebut

Alasan terhadap sikap atas pernyataan/kutipan tersebut

Kemampuan penggunaan bahasa yang baik dalam analisis

Nilai rata-rata Komentar

Kriteria Penilaian:

Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Memuaskan 4 > 80

Baik 3 68 - 79

Cukup 2 56 - 67

Kurang 1 < 55

Mengetahui, …………., ………..

(8)

____________________________ _________________________

(9)

BAB 5. KONSEP WILAYAH, PEWILAYAHAN, DAN PERTUMBUHAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SMA : ... Mata Pelajaran : Geografi

Kelas/Semester : XII (dua belas)/2 (dua)

Standar Kompetensi : 3. Menganalisis wilayah dan pewilayahan

Kompetensi Dasar : 3.2. Menganalisis kaitan antara konsep wilayah dan pewilayahan dengan perencanaan pembangunan wilayah Indikator : - Merumuskan konsep wilayah dan pewilayahan

- Mengidentifikasi wilayah yang termasuk wilayah formal dan atau fungsional

- Membedakan generalisasi dan klasifikasi wilayah - Menjelaskan pengertian pusat pertumbuhan

- Menjelaskan perbedaan spread effect dan backwash effect - Menentukan batas-batas wilayah pusat pertumbuhan - Mengungkapkan fase-fase pertumbuhan wilayah

- Menjelaskan perbedaan teori tempat yang sentral dan teori kutub pertumbuhan

- Mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia - Menunjukkan pada peta tentang pusat-pusat pertumbuhan

di Indonesia

- Menjelaskan pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi dan perubahan sosial budaya masyarakat

Alokasi Waktu : 6 x 3 JP A. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu untuk:

- Menjelaskan konsep wilayah dan pewilayahan

- Mengidentifikasi karakteristik wilayah formal dan fungsional

- Membandingkan perbedaan generalisasi dan klasifikasi wilayah

- Mendeskripsikan pengertian pusat pertumbuhan

- Menyebutkan hal-hal yang memengaruhi perkembangan suatu wilayah

- Mengidentifikasi perbedaan spread effect dan backwash effect

- Mengidentifikasi batas-batas wilayah pusat pertumbuhan - Mendeskripsikan fase-fase pertumbuhan wilayah

- Menganalisis perbedaan teori tempat yang sentral dan teori kutub pertumbuhan

- Mendeskripsikan penerapan konsep pewilayahan di Indonesia

- Menyebutkan pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia - Menemutunjukkan pada peta tentang wilayah pusat

pertumbuhan di Indonesia

(10)

B. Materi Pembelajaran

- Wilayah Formal dan Fungsional

- Pusat dan Batas Wilayah Pusat Pertumbuhan - Teori Tempat yang Sentral

- Teori Kutub Pertumbuhan

- Penerapan Konsep Pewilayahan di Indonesia C. Metode Pembelajaran

Ceramah, diskusi, tanya jawab, inquiry, life skills, dan penugasan D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Keenam

1. Kegiatan Pendahuluan: 20 menit

 Memberi salam dan mengabsen.

 Apersepsi materi: tanya jawab perbedaan antara daerah, wilayah, dan kawasan.

2. Kegiatan Inti: 80 menit

 Guru menjelaskan tentang konsep wilayah dan pewilayahan secara garis besar

dari berbagai sumber dengan menggunakan peta konsep.

 Siswa mencermati konsep wilayah dan pewilayahan dari buku sumber.

Mengidentifikasi kota atau wilayah yang termasuk ke dalam wilayah formal dan fungsional.

 Bersama-sama mendiskusikan perbedaan generalisasi dan klasifikasi wilayah.

3. Kegiatan Penutup: 35 menit

 Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi.  Menyimpulkan materi yang telah dibahas.

 Siswa bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.  Melakukan post test selama 20 menit.

Pertemuan Ketujuh

1. Kegiatan Pendahuluan: 15 menit

 Memberi salam dan mengabsen.

 Apersepsi materi: guru menanyakan kembali materi pada pertemuan

sebelumnya.

2. Kegiatan Inti: 100 menit

 Tanya-jawab tentang pengertian pusat pertumbuhan.

 Secara berkelompok, mendiskusikan batas-batas wilayah pusat pertumbuhan

dan mendeskripsikan fase-fase pertumbuhan wilayah (hal 101 – 102).

 Setiap kelompok mengemukakan hasil diskusi masing-masing.  Kelompok lain memberikan tanggapan.

 Setiap kelompok membuat kesimpulan diskusi.

3. Kegiatan Penutup: 20 menit

 Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi.  Menarik kesimpulan materi.

 Penugasan kelompok, membuat makalah mengenai wilayah-wilayah pusat

(11)

Pertemuan Kedelapan

1. Kegiatan Pendahuluan: 20 menit

 Memberi salam dan mengabsen.

 Apersepsi materi: tanya jawab tentang hal-hal yang memengaruhi

perkembangan suatu wilayah. 2. Kegiatan Inti: 100 menit

 Guru menjelaskan secara garis besar tentang Teori Tempat Sentral dan Teori

Kutub Pertumbuhan.

 Secara individu, siswa mencari dan mencermati Teori Tempat Sentral dan

Teori Kutub Pertumbuhan dari berbagai referensi di internet atau perpustakaan dan membuat karangan analitis berdasarkan hasil temuan tersebut.

 Tanya jawab mengenai Teori Tempat Sentral dan Teori Kutub Pertumbuhan

berdasarkan hasil temuan siswa. 3. Kegiatan Penutup: 15 menit

 Menyimpulkan materi yang telah dibahas.

 Siswa bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.

Pertemuan Kesembilan

1. Kegiatan Pendahuluan: 20 menit

 Memberi salam dan mengabsen.

 Apersepsi materi: guru menjelaskan secara garis besar tentang penerapan

konsep pewilayahan di Indonesia. 2. Kegiatan Inti: 100 menit

 Setiap kelompok diberi waktu 25 menit untuk mempresentasikan makalah

masing-masing dengan menggunakan alat peraga berupa peta.

 Kelompok lain memberikan tanggapan.

 Mendiskusikan penerapan konsep pewilayahan di Indonesia dan menganalisis

pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi dan perubahan sosial-budaya masyarakat.

 Setiap kelompok membuat kesimpulan diskusi.

3. Kegiatan Penutup: 15 menit

 Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi.  Menarik kesimpulan materi.

Pertemuan Kesepuluh

1. Kegiatan Pendahuluan: 15 menit

 Memberi salam dan mengabsen.

 Apersepsi materi: guru menanyakan kembali mengenai materi yang telah

didiskusikan pada pertemuan kesembilan. 2. Kegiatan Inti: 100 menit

 Melanjutkan diskusi kelompok mengenai penerapan konsep pewilayahan di

Indonesia dan menganalisis pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi dan perubahan sosial - budaya masyarakat.

 Setiap kelompok diberi waktu 25 menit untuk mempresentasikan makalah

masing-masing dengan menggunakan alat peraga berupa peta.

 Kelompok lain memberikan tanggapan.

 Setiap kelompok membuat kesimpulan diskusi.

3. Kegiatan Penutup: 20 menit

(12)

 Menyimpulkan materi yang telah dibahas.  Mereview materi yang telah dibahas.

 Siswa bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.

Pertemuan Kesebelas

1. Kegiatan Pendahuluan: 35 menit

 Memberi salam dan mengabsen.

 Apersepsi materi: tanya jawab mengenai faktor-faktor yang memengaruhi

perbedaan perkembangan antara wilayah Indonesia Bagian Barat dan Indonesia Bagian Timur.

2. Kegiatan Inti: 70 menit

 Penugasan secara individu, mengerjakan soal evaluasi hal 104 - 106.  Membahas soal evaluasi hal 104 – 106.

3. Kegiatan Penutup: 20 menit

 Mereview materi yang telah dibahas.

 Siswa bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.

E. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar

- Buku sumber Geografi SMA – ESIS - Buku-buku penunjang yang relevan - Peta Indonesia

- Peta Wilayah Pusat Pertumbuhan - OHP atau Slide Proyektor

- Internet - Media cetak F. Penilaian

 Teknik : Unjuk kerja

 Bentuk tagihan : Diskusi Rubrik Penilaian Diskusi

Aspek yang dinilai Nilai kualitatif

Nilai kuantitatif

Deskripsi (Alasan) Kemampuan mengidentifikasi masalah

Kemampuan merumuskan masalah Kemampuan menganalisis masalah Kemampuan memecahkan masalah Kemampuan mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain Kemampuan penggunaan bahasa yang baik

Keaktifan Nilai rata-rata Komentar

Kriteria Penilaian:

Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Memuaskan 4 > 80

(13)

Cukup 2 56 - 67

Kurang 1 < 55

 Teknik : Tugas Kelompok  Tagihan : Makalah

 Tema : Penerapan konsep pewilayahan di Indonesia dan pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi dan perubahan budaya masyarakat

Rubrik Penilaian Makalah*)

Aspek yang dinilai Nilai kualitatif

Nilai kuantitatif

Deskripsi (Alasan) Kemampuan mengidentifikasi masalah

Kemampuan merumuskan masalah Kemampuan menganalisis masalah Kemampuan memecahkan masalah Kemampuan menyusun makalah secara sistematis

Kelengkapan makalah disertai dengan gambar dan daftar pustaka

Penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam penulisan makalah

Orisinalitas makalah Nilai rata-rata Komentar

* Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian diskusi!

 Teknik : Unjuk Kerja  Tagihan : Presentasi Rubrik Penilaian Presentasi*)

Aspek yang dinilai Nilai

kualitatif kuantitatifNilai Deskripsi (Alasan) Kemampuan mengidentifikasi masalah

Kemampuan merumuskan masalah Kemampuan menganalisis masalah Kemampuan memecahkan masalah Kemampuan mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain Kemampuan penggunaan bahasa yang baik dalam presentasi

(14)

Kerja sama dalam kelompok Nilai rata-rata

Komentar

* Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian diskusi!

 Penilaian Produk: membuat Peta Pusat Pertumbuhan di Indonesia Rubrik Penilaian Produk*)

Aspek yang dinilai Nilai kualitatif

Nilai kuantitatif

Deskripsi (Alasan) Kelengkapan komponen peta

Kerapihan dan kejelasan isi peta Pemakaian warna yang sesuai Kebersihan dan kerapihan peta Nilai rata-rata

Komentar

* Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian diskusi!

 Penilaian Evaluasi : - Pilihan ganda hal 104 - 105 (skor 1 s/d 10) - Essai dan Soal Terapan hal 106 (skor jawaban betul 3, mendekati skor 1)

- Skala Sikap hal 106. Kunci Jawaban

I. Pilihan Ganda 1. c

2. d 3. b 4. d 5.

6. d 7. b 8. 9. c 10. b

II. Essai

1. Wilayah formal adalah wilayah geografis yang memiliki keseragaman atau kesamaan kriteria tertentu. Wilayah formal dibedakan berdasarkan kriteria seperti kriteria fisik alamiah (topografi, iklim, dan vegetasi) dan kriteria sosial (ekonomi, industri, dan politik). Sementara wilayah nodal (wilayah fungsional) adalah suatu wilayah yang dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berhubungan dengan garis melingkar. Wilayah fungsional lebih bersifat dinamis dibandingkan wilayah formal.

2. Sistem perwilayahan berdasarkan fenomena geografis.

 Penggolongan wilayah menurut keadaan alam dibedakan menjadi tiga,

(15)

a. Penggolongan wilayah menurut iklim, misalnya wilayah tropis dan wilayah subtropis.

b. Penggolongan wilayah menurut relief, misalnya wilayah dataran rendah, wilayah dataran tinggi, wilayah pegunungan, dan wilayah pantai.

c. Penggolongan wilayah menurut sebaran vegetasi, misalnya wilayah hutan hujan tropis, wilayah sabana, dan wilayah hutan musim.

 Penggolongan wilayah menurut tingkat kebudayaan, misalnya wilayah

permukiman, wilayah agraris, wilayah pertanian, dan wilayah perkotaan.

3. Teori Kutub Pertumbuhan yang dikemukakan oleh Perroux menjelaskan bahwa proses pembangunan wilayah bukan suatu proses yang terjadi secara serentak, tetapi muncul di tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Tempat atau kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan disebut kutub pertumbuhan. Kota yang berkembang dari pusat pertumbuhan akan menyebar dan berkembang ke wilayah sekitarnya atau ke pusat-pusat yang lebih rendah di wilayah sekitarnya.

4. Pengaruh pusat pertumbuhan terhadap bidang kehidupan adalah meningkatkan perkembangan ekonomi dalam bentuk memberikan peluang kerja di berbagai sektor dan adanya gerakan atau barang yang berdampak terhadap kemajuan sarana dan prasarana transportasi, perdagangan, dan jasa. Perubahan sosial budaya masyarakat dapat terjadi dalam bentuk adanya motivasi masyarakat untuk berlomba memiliki pengetahuan dan ketrampilan. Perubahan sosial budaya juga dapat terjadi dalam bentuk kompetisi untuk mencari pekerjaan, serta akulturasi dan asimilasi nilai-nilai budaya.

5. Perbedaan perkembangan suatu wilayah dipengaruhi oleh kondisi geografis, potensi sumber daya alam, potensi sumber daya manusia, dan jaringan transportasi. Keempat faktor tersebut harus saling berkesinambungan guna mendukung perkembangan suatu wilayah. Jika keempat faktor tersebut tersedia dan memadai, maka wilayah yang bersangkutan dapat berkembang dengan cepat. Sebaliknya, jika keempat faktor tersebut tidak tersedia dan dalam kondisi yang memadai, maka wilayah yang bersangkutan mengalami perkembangan yang lambat. Namun, sebenarnya faktor utama dalam perkembangan suatu wilayah adalah sumber daya manusianya. Contoh Singapura, negara ini tidak didukung oleh kondisi geografis dan sumber daya alam yang memadai, namun sumber daya manusia Singapura sangat berkualitas sehingga mampu mendukung perkembangan negara tersebut.

III. Soal Terapan

1. Wilayah Bekasi, Tangerang, dan Depok

dahulu merupakan wilayah perdesaan. Namun, dikarenakan letaknya yang berdekatan dengan pusat pertumbuhan, yaitu Jakarta, maka ketiga wilayah tersebut mengalami perkembangan yang cepat. Berdasarkan Teori Pusat Pertumbuhan dari Perroux, bahwa perkembangan kota Jakarta sebagai pusat pertumbuhan menyebar ke daerah-daerah sekitarnya, yaitu Bekasi, Tangerang, dan Depok.

2. Potensi wisata pantai, nelayan, dan

tambak.

3. Proses pembangunan suatu wilayah

(16)

Selain itu, pengaruh pola kebudayaan masyarakat di Papua masih tradisional yang tertutup terhadap perubahan mengakibatkan daerah tersebut sulit untuk dikembangkan. Tingkat pendidikan, kesehatan, dan ketrampilan masyarakatnya pun masih rendah, apalagi dengan sering terjadinya konflik antarsuku bangsa di Papua menyebabkan terhambatnya pembangunan di wilayah tersebut.

IV. Skala Sikap

Rubrik Penilaian Skala Sikap

Aspek yang dinilai Nilai kualitatif

Nilai kuantitatif

Deskripsi (Alasan) Pemahaman tentang materi

Kemampuan melakukan analisis atas pernyataan/kutipan tersebut

Sikap terhadap pernyataan/kutipan tersebut

Alasan terhadap sikap atas pernyataan/kutipan tersebut

Kemampuan penggunaan bahasa yang baik dalam analisis

Nilai rata-rata Komentar

Kriteria Penilaian:

Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Memuaskan 4 > 80

Baik 3 68 - 79

Cukup 2 56 - 67

Kurang 1 < 55

Mengetahui, …………., ………..

Kepala Sekolah/Yayasan ……….. Guru Geografi

____________________________ _________________________

(17)

BAB 6. POLA WILAYAH NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SMA : ... Mata Pelajaran : Geografi

Kelas/Semester : XII (dua belas)/2 (dua)

Standar Kompetensi : 3. Menganalisis wilayah dan pewilayahan

Kompetensi Dasar : 3.3. Menganalisis wilayah atau pewilayahan negara maju dan negara berkembang

Indikator : - Mengidentifikasi ciri atau indikator negara maju dan negara berkembang

- Memberikan contoh negara maju dan negara berkembang - Mengemukakan beberapa model pengembangan wilayah di

negara maju dan negara berkembang

- Menyajikan pola pembangunan atau pengembangan wilayah Indonesia

Alokasi Waktu : 7 x 3 JP A. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu untuk:

- Mengkaji ciri atau indikator negara maju dan negara berkembang dari berbagai referensi

- Memberikan contoh negara maju dan negara berkembang - Menganalisis model-model pengembangan wilayah di

negara maju dan negara berkembang

- Menganalisis pola pembangunan atau pengembangan wilayah Indonesia

B. Materi Pembelajaran

- Indikator Negara Maju dan Negara Berkembang - Contoh-contoh Negara Maju dan Negara Berkembang

- Model Pengembangan Wilayah di Negara Maju dan Negara Berkembang - Pola Pembangunan atau Pengembangan Wilayah Indonesia

C. Metode Pembelajaran

Ceramah, inquiry, diskusi, tanya jawab, dan penugasan D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Kedua belas

1. Kegiatan Pendahuluan: 25 menit

 Memberi salam dan mengabsen.

 Apersepsi materi: guru menanyakan pengertian negara maju dan negara

berkembang. 2. Kegiatan Inti: 90 menit

 Tanya jawab tentang ciri atau indikator negara maju dan negara berkembang.  Secara individu, siswa menyebutkan contoh-contoh negara maju dan negara

berkembang.

 Bersama-sama menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi contoh negara yang

(18)

 Melakukan refleksi materi yang telah dibahas.  Menarik kesimpulan diskusi.

 Guru membagi kelas menjadi delapan kelompok secara acak.

 Penugasan kelompok: membuat makalah mengenai contoh negara maju dan negara

berkembang beserta karakteristik negara tersebut. Tugas ini dikumpulkan pada pertemuan berikutnya serta dipresentasikan.

Pertemuan Ketiga belas dan Keempat belas

1. Kegiatan Pendahuluan: 15 menit

 Memberi salam dan mengabsen.

 Apersepsi materi: guru menanyakan tentang makalah kelompok.

2. Kegiatan Inti: 100 menit

 Setiap kelompok mempresentasikan makalah masing-masing mengenai contoh

negara maju dan negara berkembang beserta karakteristik negara tersebut.

 Setiap kelompok diberi waktu 25 menit untuk presentasi.  Kelompok lain memberikan tanggapan.

 Setiap kelompok membuat kesimpulan dan laporan hasil diskusi.

3. Kegiatan Penutup: 20 menit

 Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi siswa

 Melakukan refleksi materi yang telah dibahas dan menarik kesimpulan.

Pertemuan Kelima belas

1. Kegiatan Pendahuluan: 35 menit

 Memberi salam dan mengabsen.

 Apersepsi materi: guru menjelaskan secara garis besar tentang pola bentuk

(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)

 Kelompok lain diminta menanggapi.

3. Kegiatan Penutup: 20 menit

 Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi.  Menarik kesimpulan diskusi.

 Penugasan kelompok: membuat makalah mengenai pola pembangunan atau

pengembangan wilayah di Indonesia. Tugas ini dibagi untuk empat kelompok, yaitu tiap kelompok mengkaji pola pembangunan atau pengembangan wilayah berdasarkan WPU di Indonesia. Tugas ini dikumpulkan dan dipresentasikan pada dua kali pertemuan berikutnya.

Pertemuan Keenam belas

1. Kegiatan Pendahuluan: 45 menit

 Memberi salam dan mengabsen.

 Apersepsi materi: guru memberikan soal pre test berdasarkan soal-soal yang

terdapat dalam Uji Penguasaan Materi pada buku sumber hal 112, 128, 132, 136, dan 150 ke dalam dua bentuk soal.

2. Kegiatan Inti: 80 menit

 Secara individu, siswa mencermati dan mengidentifikasi upaya-upaya yang

dilakukan pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan pembangunan di seluruh pelosok Indonesia.

 Membuat karangan analitis tentang kendala yang dihadapi Indonesia dan

pendapat siswa mengenai upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan pembangunan di seluruh pelosok negeri.

 Guru menunjuk secara acak siswa yang akan membacakan hasil karangan

analitisnya mengenai kendala yang dihadapi Indonesia dan upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan pembangunan di seluruh pelosok negeri. 3. Kegiatan Penutup: 10 menit

 Bersama-sama menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari..

Pertemuan Ketujuh belas

1. Kegiatan Pendahuluan: 15 menit

 Memberi salam dan mengabsen.

 Apersepsi materi: guru menceritakan mengenai kendala-kendala yang dihadapi

Indonesia dalam melaksanakan pembangunan yang merata. 2. Kegiatan Inti: 100 menit

 Setiap kelompok mempresentasikan makalah masing-masing mengenai pola

pembangunan atau pengembangan wilayah berdasarkan Wilayah Pembangunan Utama di Indonesia.

 Setiap kelompok diberi waktu 25 menit untuk presentasi.  Kelompok lain memberikan tanggapan.

 Setiap kelompok membuat kesimpulan dan laporan hasil diskusi.

3. Kegiatan Penutup: 20 menit

 Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi.  Menarik kesimpulan diskusi.

 Penugasan secara individu, mengerjakan soal Evaluasi hal 151 – 153. tugas ini

dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Pertemuan Kedelapan belas

(27)

 Memberi salam dan mengabsen.

 Apersepsi materi: guru mereview kembali materi yang telah dibahas selama

semester dua dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang dipahami.

2. Kegiatan Inti: 90 menit

 Membahas soal Evaluasi 151 – 153

 Secara individu, siswa mengerjakan Evaluasi Semester 2 hal 154 – 156.

3. Kegiatan Penutup: 15 menit

 Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.

E. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar

- Buku sumber Geografi SMA – ESIS - Buku-buku penunjang yang relevan - Peta, Atlas, dan Globe

- Peta konsep

- World Population Data Sheet 2006 - Gambar model pengembangan wilayah

- Gambar pola pembangunan atau pengembangan wilayah Indonesia - OHP atau Slide Proyektor

- Internet - Media cetak F. Penilaian

 Teknik : Tugas Kelompok  Tagihan : Makalah

Rubrik Penilaian Makalah

Aspek yang dinilai Nilai kualitatif

Nilai kuantitatif

Deskripsi (Alasan) Kemampuan mengidentifikasi masalah

Kemampuan merumuskan masalah Kemampuan menganalisis masalah Kemampuan memecahkan masalah Kemampuan menyusun makalah secara sistematis

Kelengkapan makalah disertai dengan gambar dan daftar pustaka

Penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam penulisan makalah

Orisinalitas makalah Nilai rata-rata Komentar

Kriteria Penilaian:

Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Memuaskan 4 > 80

Baik 3 68 - 79

Cukup 2 56 - 67

(28)

 Teknik : Unjuk Kerja  Tagihan : Presentasi Rubrik Penilaian Presentasi*)

Aspek yang dinilai Nilai

kualitatif kuantitatifNilai Deskripsi (Alasan) Kemampuan mengidentifikasi masalah

Kemampuan merumuskan masalah Kemampuan menganalisis masalah Kemampuan memecahkan masalah Kemampuan mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain Kemampuan penggunaan bahasa yang baik dalam presentasi

Partisipasi dalam presentasi Kerja sama dalam kelompok Nilai rata-rata

Komentar

* Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian makalah!

 Teknik : Unjuk kerja

 Bentuk tagihan : Diskusi Rubrik Penilaian Diskusi

Aspek yang dinilai Nilai kualitatif

Nilai kuantitatif

Deskripsi (Alasan) Kemampuan mengidentifikasi masalah

(29)

Kemampuan mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain Kemampuan penggunaan bahasa yang baik dalam diskusi

Partisipasi dalam diskusi Nilai rata-rata

Komentar

* Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian makalah!

 Teknik : Portofolio

 Bentuk tagihan : Karangan Analitis

Rubrik Penilaian Karangan*)

Aspek yang dinilai Nilai kualitatif

Nilai kuantitatif

Deskripsi (Alasan) Pengantar menunjukkan isi

Pengantar disajikan dengan bahasa yang baik

Isi menunjukkan penjelasan tentang kendala yang dihadapi Indonesia dalam memeratakan pembangunan

Isi menunjukkan pendapat siswa tentang upaya yang dapat dilakukan untuk memeratakan pembangunan di Indonesia

Isi disajikan dengan bahasa yang baik Penutup memberi kesimpulan akhir Penutup disajikan dengan bahasa yang baik

Nilai rata-rata Komentar

* Berilah penilaian sesuai dengan keterangan nilai di bawah rubrik penilaian makalah!

 Penilaian Evaluasi : - Pilihan ganda hal 151 - 152 (skor 1 s/d 10)

- Essai dan Soal Terapan hal 152 - 153 (skor jawaban betul 3, mendekati skor 1)

- Skala Sikap hal 153.

Kunci Jawaban I. Pilihan Ganda

(30)

3. c 4. a 5. a 6. a

7. a 8. a 9. a 10. a

II. Essai

1. Indikator suatu negara dapat digolongkan sebagai negara maju atau negara

berkembang, diantaranya adalah tingkat pendapatan per kapita, tingkat kesehatan, pendidikan, angka harapan hidup, tingkat pertumbuhan penduduk, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan upaya pengolahan sumber daya alam.

2. Selain dilihat dari tingkat pendapatan per kapita juga harus diperhatikan bagaimana kualitas sumber daya manusia dan cara pengolahan sumber daya alam negara yang bersangkutan.

3. Berkembangnya Inggris dan Jerman menjadi negara maju tidak lepas dari tingginya kebudayaan yang dimiliki serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya.

Kekuasaan Inggris terhadap negara-negara bekas jajahannya mendorong pertumbuhan ekonomi Inggris hingga saat ini. Sementara kekayaan sumber daya alam Jerman, terutama barang tambang, mendukungnya pada kemajuannya saat ini.

4. Kekuatan pemerintahan yang mampu mengontrol pembangunan negara Cina mendorong kemajuan yang signifikan terhadap perkembangan perekonomian Cina. 5. Pertanian masih merupakan tulang punggung perekonomian Brasil. Kayu, gula, kakao,

karet, kapas, kopi, dan tembakau merupakan hasil utama pertanian dan menjadi komoditas ekspor Brasil.

III. Soal Terapan

1. Berdasarkan letak geografisnya, daerah-daerah kota besar tersebut merupakan daerah pesisir pantai. Daerah pesisir pantai merupakan posisi yang strategis yang

menyebabkan suatu tempat menjadi daerah persinggahan dan akhirnya berkembang menjadi pusat perdagangan, industri dan jasa.

2. Kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap Indonesia Bagian Timur, yang terpusat hanya terhadap wilayah Indonesia Bagian Barat.

3. Aspek sosial geografi, yaitu kondisi sosial budaya masyarakat Kalimantan masih tradisional sehingga menghambat perkembangan daerah tersebut.

IV. Skala Sikap

Rubrik Penilaian Skala Sikap

Aspek yang dinilai Nilai

kualitatif kuantitatifNilai Deskripsi (Alasan) Pemahaman tentang materi

Kemampuan melakukan analisis atas pernyataan/kutipan tersebut

Sikap terhadap pernyataan/kutipan tersebut

Alasan terhadap sikap atas pernyataan/kutipan tersebut

(31)

Nilai rata-rata Komentar

Kriteria Penilaian:

Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Memuaskan 4 > 80

Baik 3 68 - 79

Cukup 2 56 - 67

Kurang 1 < 55

 Penilaian Evaluasi : - Pilihan ganda hal 154 - 156 (skor 1 s/d 25) - Essai hal 156 (skor berbeda tiap bobot soal)

Kunci Jawaban Evaluasi Semester 2 I. Pilihan Ganda

1. Perbedaan antara desa dan kota dalam hal kependudukan antara lain terletak pada hubungan sosial masyarakat dimana jika di daerah desa bersifat kekeluargaan

sedangkan di kota bersifat individualis. Struktur lapisan sosial di desa bersifat tertutup sedangkan di kota bersifat terbuka. Biasanya di desa, tradisi masih dipegang teguh sedangkan di kota masyarakatnya tidak lagi memegang teguh tradisi.

2. Adanya perbedaan potensi di masing-masing desa menyebabkan adanya perbedaan tingkat perkembangan antara desa-desa tersebut. Berdasarkan tingkat

perkembangannya, desa dapat dibedakan atas desa terbelakang, desa sedang

berkembang, dan desa maju. Tingkat kemajuan suatu desa dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini.

 Potensi desa, baik potensi fisik maupun potensi non fisiknya.

 Interaksi desa dengan kota dalam berbagai bentuk, sehingga memacu

perkembangan desa.

 Lokasi desa, menyangkut jarak antara desa dengan daerah lainnya yang

lebuh maju.

3. Karena beragamnya jenis lapangan pekerjaan yang terdapat di perkotaan menarik penduduk desa untuk bermigrasi ke kota. Selain itu, adanya ketersediaan sarana dan prasarana sosial di kota seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, rekreasi, olahraga, dan sebagainya juga menarik terjadinya urbanisasi.

(32)

5. Wilayah formal adalah wilayah geografis yang memiliki keseragaman atau kesamaan kriteria tertentu. Wilayah formal dibedakan berdasarkan kriteria seperti kriteria fisik alamiah (topografi, iklim, dan vegetasi) dan kriteria sosial (ekonomi, industri, dan politik). Sementara wilayah nodal (wilayah fungsional) adalah suatu wilayah yang dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berhubungan dengan garis melingkar. Wilayah fungsional lebih bersifat dinamis dibandingkan wilayah formal.

6. Klasifikasi wilayah menurut jenis terutama menekankan kepada jenis (kriteria) tertentu. Pada wilayah ini, fungsi wilayah kurang diperhatikan. Sementara klasifikasi wilayah menurut pengkhususan merupakan daerah tunggal. Wilayah ini memiliki ciri-ciri geografi khusus yang terutama ditentukan oleh lokasi, penduduk, budaya, bahsa, adat istiadat, dan kaitannya dengan daerah lain.

7. Teori Tempat Sentral menurut Christaller, bahwa cara menentukan tempat yang sentral adalah kondisi topografi daerah yang bersangkutan harus homogen agar memudahkan penentuan lokasi pelayanan. Sementara August Losch memberikan pengembangan terhadap teori tersebut, bahwa cara yang baik untuk memberikan pelayanan

berdasarkan aspek keruangan, yaitu menempatkan aktivitas pada hierarki permukiman yang luasnya ada pada simpul-simpul jaringan heksagonal. Dengan demikian, lokasi kegiatan untuk melayani kebutuhan harus ada pada tempat yang sentral.

8. Walter Christaller mengemukakan Teori Tempat Sentral yang menyatakan bahwa cara yang baik untuk memberikan pelayanan berdasrakan aspek keruangan adalah

menempatkan aktivitas pada hierarki permukiman yang luasnya ada pada simpul-simpul jaringan heksagonal.

Perroux mengemukakan Teori Kutub Pertumbuhan, ia menjelaskan bahwa proses pembangunan wilayah bukan suatu proses yang terjadi secara serentak, tetapi muncul di tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Tempat atau kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan disebut kutub pertumbuhan. Kota yang berkembang dari pusat pertumbuhan akan menyebar dan berkembang ke wilayah sekitarnya atau ke pusat-pusat yang lebih rendah di wilayah sekitarnya

9. Tujuan RTRW antara lain sebagai berikut.

 Pemerataan pembangunan ekonomi secara nasional.  Membendung arus urbanisasi yang masuk ke Pulau Jawa.

 Mencapai delapan jalur pemerataan pembangunan di seluruh tanah air.  Memudahkan koordinasi di setiap wilayah dalam rangka memantau laju

pembangunan.

10. Ciri spektral, ciri spasial, dan ciri temporal merupakan tiga ciri utama yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu kenampakan atau objek yang terekam dalam penginderaan jauh. Ciri spektral dihasilkan oleh interaksi antara benda dengan energi elektromagnetik yang dipancarkan sensor. Ciri spasial merupakan ciri yang

berhubungan dengan ruang. Ciri temporal merupakan ciri yang berkaitan dengan umur benda pada saat perekaman.

Mengetahui, …………., ………..

Kepala Sekolah/Yayasan ……….. Guru Geografi

(33)

Gambar

gambar dan daftar pustaka
gambar dan daftar pustaka

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses pembuatan pulp yang banyak digunakan adalah proses kraft dengan metode konvensional, namun hal ini berdampak buruk bagi lingkungan karena bahan-bahan yang

y Jumlah produk yang didapatkan dalam reaksi kimia selalu lebih kecil dari perhitungan. (jumlah maksimum

Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran kuisioner dengan jumlah 34 pertanyaan yang mewakili setiap dimensi untuk mengetahui tingkat kepuasan

• Untuk pemakai (dan proses lain): sebuah proses dikenali melalui identitas yang disebut Process ID (PID).. • Didalam OS, proses dinyatakan sebagai masukan data dalam

Pengaruh Harga dan Kualitas Produk terhadap keputusan pembelian Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara harga

Dia mengatakan bahwa jika salat ‘ ied berketepatan dengan hari jum’at maka dia boleh untuk menjadi imam pada kedua salat itu pada hari yang sama, sementara untuk

Tulisan ini merupakan hasil kajian dari kegiatan pendidikan keluarga berwawasan gender melalui penyuluhan dan pemanfaatan limbah pertanian, yang merupakan kegiatan pengabdian

1 Pada saat melewati jalan berlubang, anda akan mengurangi kecepatan kendaraan walaupun jalanan sepi 2.. Pada saat melewati jalan berlubang, anda