• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN BIOLOGI KONSEP SISTEM PENCERNAAN MAKANAN DALAM KEGIATAN LESSON STUDY DI SMP NEGERI 1 PASEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBELAJARAN BIOLOGI KONSEP SISTEM PENCERNAAN MAKANAN DALAM KEGIATAN LESSON STUDY DI SMP NEGERI 1 PASEH"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN BIOLOGI Trisnayanti5), Nina Marliana6), Sriyani7), Kasmanah8), Iyam Mariyam9), Ade

Siswandi10), Tata Maryana11), Maman Sudiman12), Encang Patran13), Totoy Dahria14), Diana Rochintaniawati15), Yanti Hamdiyati16)

Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Kegiatan lesson study di SMP Negeri 1 Paseh dilaksanakan pada tahun pelajaran 2006/2007. Kegiatan ini diikuti oleh kalangan guru IPA Kabupaten Sumedang beserta team ahli dari dosen FPMIPA-UPI. Kegiatan dilaksanakan dalam tiga tahap: perencanaan, implementasi, dan refleksi. Implementasi kegiatan dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 Desember 2006. Untuk bidang studi biologi, konsep yang diambil adalah Sistem Pencernaan Makanan pada sub konsep Uji Kandungan Bahan Makanan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Implementasi kegiatan ini dilaksanakan pada kelas VIII-F dengan jumlah siswa 38 orang, yang dibagi ke dalam 6 kelompok. Secara umum kegiatan lesson study ini membawa pengaruh yang cukup besar dalam upaya peningkatan profesionalisme guru dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Kegiatan ini hendaknya tidak hanya dilakukan pada saat ada pembimbing dari UPI, melainkan diimplementasikan dalam kegiatan belajar sehari-hari untuk setiap sekolah, baik untuk satu bidang studi saja ataupun antar bidang studi.

LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang menduduki peringkat bawah dalam hal kualitas pendidikan. Hal ini menunjukkan begitu cukup rendahnya sumber daya manusia Indonesia. Banyaknya siswa yang tidak lulus ujian nasional merupakan indikator rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia,

(2)

padahal nilai kelulusan berada di bawah nilai 5. Rendahnya prestasi siswa tentu sangat berhubungan dengan keberhasilan guru dalam pembelajaran.

Banyak kendala yang dialami oleh guru selama proses pembelajaran. Diantaranya adalah: rendahnya motivasi belajar anak, tingkat profesionalisme guru yang masih rendah, fasilitas penunjang pembelajaran yang kurang memadai, dan lain lain. Jika dilihat dari kompleksnya kendala guru dalam mencapai keberhasilan pembelajaran, maka begitu sulitnya seorang guru untuk menyelesaikan segala permasalahan yang ada dengan seorang diri. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu penanggulangan secara bersama, baik sesama guru bidang studi dalam satu sekolah ataupun melalui perkumpulan guru mata pelajaran (MGMP) bahkan untuk bidang studi yang berbeda, baik satu sekolah maupun lain sekolah.

Lesson study merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu

pembelajaran dan profesionalisme guru. Kegiatan ini merupakan suatu cara untuk meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran dengan cara saling belajar antar guru dalam satu bidang studi maupun dengan bidang studi lainnya (Sriyati, 2006). Dalam kegiatan lesson study dikembangkan metode mengajar yang bervariasi dan pembelajaran yang aktif atau bersifat student centered.

Program pengembangan profesionalisme membutuhkan keluangan bagi guru-guru untuk belajar mengenai apa itu mengajar (Stigler & Heibert, 1999). Jika kendala-kendala yang dihadapi guru dapat diselesaikan, maka akan membawa dampak terhadap kondisi belajar anak. Khususnya bagi pelajaran IPA yang sering dianggap sulit oleh anak. Dalam kegiatan lesson studi, guru secara kolaboratif menyiasati pembelajaran yang menarik, dirasakan mudah bagi siswa dan menyenangkan, sehingga dapat mengubah persepsi anak terhadap pembelajaran biologi.

Dengan latar belajkang yang sudah diuraikan di atas, kegiatan lesson studi dilaksanakan di SMP Negeri 1 Paseh dengan melibatkan guru-guru yang mengajar di sekitar wilayah Paseh.

TUJUAN DAN MANFAAT

1. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan lesson study ini, antara lain:

a. Merancang skenario pembelajaran berdasar pada hands on activity, daily life,

dan local material.

b. Membangun kolegalitas antara UPI sebagai team ahli dan guru MGMP.

(3)

2. Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan lesson study ini, antara lain:

a. Bertambahnya pengalaman guru dalam mengelola kelas, siswa, dan waktu. b. Meningkatkan motivasi guru dan siswa dalam pembelajaran.

c. Membangun kelompok belajar (learning community) guru-guru IPA.

PELAKSANAAN LESSON STUDY DI SMP NEGERI 1 PASEH

Kegiatan lesson study di SMP Negeri 1 Paseh ini dilaksanakan melalui kegiatan MGMP yang dibimbing langsung oleh team dosen FPMIPA-UPI. Kegiatan tersebut meliputi:

1. Perencanaan pembelajaran 2. Implementasi pembelajaran 3. Refleksi pembelajaran 4. Pelaporan

METODOLOGI

Pelaksanaan lesson study di SMP Negeri 1 Paseh ini dilakukan dalam 3 langkah, yaitu: perencanaan, implementasi, dan refleksi. Pada kegiatan akhir tahap satu dari kegiatan ini disusun laporan.

1. Perencanaan

Pada tahap ini guru dan dosen berdiskusi membahas topik yang akan diimplementasikan dalam lesson study. Topik yang disepakati adalah Sistem Pencernaan Makanan untuk sub pokok bahasan Uji Kandungan Bahan Makanan. Topik tersebut dituangkan dalam bentuk rencana pembelajaran (RPP), LKS, alat evaluasi, media pembelajaran yaitu LKS. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen yang melibatkan penggunaan alat dan bahan praktikum seperti bahan makanan, larutan indikator, tabung reaksi, pembakar Bunsen, dll. Pada tahap persiapan disepakati siapa yang akan tampil untuk tahap implementasi dan disusun rencana untuk melakukan uji coba perangkat praktikum serta revisi terhadap perangkat pembelajaran yang telah direncanakan. Tahap ini berlangsung dalam 3 kali pertemuan.

2. Implementasi

(4)

adalah Uji Kandungan Bahan Makanan dengan metode eksperimen. Pengamat pada kegiatan ini terdiri dari dosen UPI dan guru MGMP IPA. Guru yang ditunjuk untuk menjadi model adalah salah seorang guru dari SMPN 1 Paseh. Observer mengamati segala aktivitas siswa dalam pembelajaran, meliputi: kapan siswa mulai belajar, kapan siswa merasa bosan, pengalaman apa yang diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi. Pelaksanaan pembelajaran praktikum dilaksanakan di dalam kelas dengan posisi tempat duduk diatur sebagai berikut:

Gambar Setting Kelas

3. Refleksi

Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai, dosen, guru model dan pengamat lainnya berdiskusi untuk merefleksikan pembelajaran yang telah dilaksanakan

(5)

dengan memberikan masukan untuk perbaikan kualitas pembelajaran berikutnya. Kegiatan ini tidak bertujuan untuk menilai baik buruknya guru, akan tetapi lebih menitikberatkan pada aktivitas siswa, bagaimana siswa belajar, kapan siswa mulai belajar dan bosan belajar. Bahan diskusi dalam kegiatan refleksi bersumber dari hasil observasi kegiatan pembelajaran.

4. Pelaporan

Membuat laporan dalam bentuk makalah tentang hasil dari kegiatan lesson

study yang telah dilaksanakan. Penyusunan makalah ini dibagi ke dalam tiga

kelompok, kelompok I membahas latar belakang, tujuan dan manfaat, kelompok II membahas mengenai metodologi, sedangkan kelompok III membahas mengenai hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan lesson study ini sangat membawa pengaruh yang cukup besar bagi kegiatan pembelajaran, khususnya di Sumedang. Hal tersebut dapat dilihat dari manfaatnya untuk guru maupun siswa, yang pada akhirnya tidak menutup kemungkinan dapat berpengaruh terhadap mutu Pendidikan di Indonesia secara umum. Kegiatan lesson study dinilai dapat mengurangi beban guru dengan berbagi pengalaman dan merancang pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu kegiatan

lesson study merupakan salah satu langkah dalam menanggulangi masalah yang

muncul dan mungkin muncul di lapangan secara kolaboratif.

Bagi guru, kegiatan ini begitu berarti dalam melengkapi kekurangan yang dimiliki sebagai seorang manusia biasa. Melalui kolaborasi dalam team, setidaknya akan terkumpul beberapa pemikiran dalam menghadapi suatu masalah. Dengan harapan hasilnya akan lebih baik jika dibandingan apabila hanya ditangani secara individual. Kegiatan ini juga membawa dampak bagi terbentuknya learning

comunity (komunitas belajar), baik antar guru mata pelajaran di Sumedang ataupun

dengan team ahli dari UPI.

Kegiatan lesson study pada tahap pertama dilangsungkan dalam empat kali pertemuan. Pertemuan pertama sampai ketiga merupakan persiapan sebelum implementasi pembelajaran dilaksanakan. Pada tahap perencanaan dirumuskan perangkat pembelajaran yang meliputi RPP, LKS, alat dan bahan, serta alat evaluasi. Pada tahap ini pula disepakati siapa yang akan tampil sebagai guru model, yaitu salah seorang guru biologi yang mengajar di SMPN 1 Paseh.

(6)

lapangan serta tempat berbagi informasi, baik seputar keilmuan di bidang biologi ataupun pengetahuan atau informasi umum lainya.

Pada awal kegiatan implementasi, hampir seluruh siswa terlihat antusias dan siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini terjadi karena siswa tertarik dengan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. Bagi siswa, kegiatan yang akan dilakukan belum diketahui sebelumnya dan dinilai sangat berkaitan erat dengan kehidupan siswa sehari-hari. Materi tersebut adalah pengujian kandungan zat makanan pada beberapa sumber makanan.

Antusiasme siswa tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain LKS sudah dibagikan seminggu sebelum kegiatan berlangsung, setting tempat duduk dan kelas yang menarik, serta alat dan bahan yang cukup menunjang. Perangkat pembelajaran yang langsung berhubungan dengan siswa adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Kegiatan praktikum harus selalui disertai LKS, yang merupakan panduan siswa dalam bekerja. LKS yang diberikan jauh-jauh hari ke siswa sangat mendukung keberhasilan belajar, apalagi disertai tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Hal ini dikarenakan siswa akan mempelajari sebelumnya, sehingga ketika pelaksanaan siswa sudah mengetahui gambaran umum dan siap dengan kegiatan yang akan dilakukan.

Faktor yang kedua adalah setting tempat yang menarik. Setting tempat sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Tempat yang kurang kondusif akan mengakibatkan siswa cepat jenuh dalam belajar. Sebaliknya tempat yang menarik dapat membuat siswa nyaman dan semangat untuk belajar. Setting biasa dilakukan mulai dari formasi tempat duduk sampai suasana kelas seluruhnya. Dalam hal ini diperlukan kreatifitas guru dalam membuat setting yang menarik. Menarik tidak harus memerlukan biaya yang mahal, tetapi membuat suasana lain daripada biasanya.

Beberapa sekolah di Sumedang bahkan mungkin di Indonesia, tidak mempunyai media pembelajaran yang cukup baik, bahkan tidak sedikit sekolah yang tidak mempunyai peralatan untuk kegiatan praktikum. Dalam hal ini perlu adanya kerja sama yang baik antara pejabat sekolah atau kepala sekolah dengan guru mata pelajaran, bahkan siswa dalam hal penyediaan peralatan dan bahan praktikum. Kreatifitas guru sangat diperlukan untuk mendesain peralatan yang mungkin untuk dibuat sendiri tanpa harus membeli peralatan yang sangat mahal.

(7)

peralatan praktikum yang hanya didemokan saja oleh guru di depan kelas. Dalam penyediaan bahan praktikum pun , guru tidak harus selalu yang menyiapkan sendiri. Akan tetapi guru bisa melibatkan siswa dalam pengadaan bahan praktikum tersebut, tentu saja bahan yang bisa siswa temukan pada kehidupan sehari-harinya. Selain akan memperingan tugas guru, hal tersebut juga akan menambah rasa penasaran bagi siswa. Sehingga peralatan dan bahan yang cukup memadai dapat meningkatkan keantusiasan siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik.

Ketika kegiatan pembelajaran ini dimulai, hampir seluruh siswa sudah siap dan berkonsentrasi untuk belajar. Namun ada satu orang siswa di kelompok 5 yang terlihat tidak siap dan masih asik dengan dirinya sendiri. Ketidaksiapan siswa ini mungkin dikarenakan jenuhnya siswa pada kegiatan belajar sebelumnya atau mungkin tidak hadir ketika pembekalan.

Kegiatan inti, yaitu praktikum pengujian makanan berjalan dengan lancar. Seluruh siswa melaksanakan praktikum dengan sungguh-sungguh, meskipun beberapa siswa agak gugup karena banyak observer. Akan tetapi hal tersebut tidak begitu mempengaruhi terhadap pelaksanaan tahapan pada prosedur kerja. Semua kelompok mendapatkan peralatan dengan lengkap kecuali pipet dan pembakar yang memang jumlahnya terbatas. Karena jumlah makanan yang diuji cukup banyak sehingga pipet yang diperlukan pun cukup banyak untuk semua kelompok. Tetapi hal tersebut bisa ditanggulangi dengan pencucian pipet setiap ganti makanan yang diuji. Satu pembakar spirtus disediakan untuk dua kelompok.

Semua kelompok melakukan kesalahan ketika mengamati perubahan warna. Tidak ada satu kelompok pun yang menggunakan kertas putih sebagai latar dalam mengamati warna. Pada kegiatan awal siswa memang tidak diberitahu terlebih dahulu, karena guru sengaja menguji ingatan siswa dimana hal tersebut sudah diberitahukan oleh guru jauh-jauh hari sebelumnya pada materi pembelajaran yang berbeda. Hal ini dilakukan, karena guru merasa langkah ini tidak terlalu fatal akibatnya jika tidak dilakukan. Akan tetapi untuk langkah-langkah yang sangat mempengaruhi terhadap hasil praktikum, guru sering mengingatkan selama kegiatan berlangsung.

Pada kegiatan praktikum tidak ada siswa yang diam. Semua siswa mendapat tugas dari kelompoknya. Karena cukup banyak pengujian yang dilakukan, maka setiap uji makanan dipegang oleh siswa yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengefektifkan waktu.

(8)

Pada saat diskusi berlangsung, sebagian siswa tidak aktif. Siswa sudah merasa jenuh dan cape setelah melakukan praktikum yang cukup banyak dan materi pembelajaran sebelumnya. Merupakan suatu kendala bagi guru dalam menyiasati materi pembelajaran dengan waktu yang tesedia. Di satu pihak terlalu banyak materi uji yang dipraktikumkan sehingga terlalu berat untuk siswa baik melakukannya ataupun memahaminya. Di lain pihak jika di dua pertemuankan, waktu yang tersedia untuk materi lainnya tidak akan mencukupi. Sehingga dengan terpaksa guru memberikan materi yang lebih banyak untuk dikuasai anak karena tuntutan dari kurikulum.

Hal lain yang juga cukup penting dikemukakan pada kegiatan ini adalah kehadiran observer di kelas. Sekolah ini, khususnya kelas yang digunakan untuk implementasi pembelajaran pada kegiatan lesson study sangat jarang dimasuki pihak lain selain guru yang bersangkutan. Adanya observer dapat mempengaruhi mental siswa, sehingga hal ini dapat mempengaruhi ketika kegiatan diskusi berlangsung yaitu siswa cenderung diam dan tidak aktif bertanya ataupun menjawab.

Setelah kegiatan implementasi, maka dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilaksanakan pada hari itu juga. Kegiatan ini berisi masukan ataupun pendapat dari observer terhadap pelaksanaan pembelajaran. Pada tahap implementasi, yang menjadi observer tidak hanya dari guru biologi saja, melainkan dari guru fisika juga. Sedangkan dari guru kimia sedang mengamati implementasi pembelajaran kimia yang pada saat itu juga sedang berlangsung. Oleh karena itu diskusi pada saat refleksi dilakukan secara panel, yaitu semua guru IPA.

Pada kegiatan ini, khususnya dari pembelajaran biologi, kendala utama yang muncul adalah masalah pengelolaan waktu. Waktu yang melampaui jam pelajaran menjadi kunci pokok dalam diskusi. Hal tersebut diakibatkan terlalu lamanya kegiatan siswa menuliskan hasil pengamatan di papan tulis. Selebihnya dari itu, tidak sedikit hal-hal yang bisa diterapkan oleh guru-guru yang lain di lapangan, seperti LKS, alat dan bahan yang menunjang, serta setting tempat yang menarik dan kondusif. Akan tetapi inti dari semua ini adalah perencanaan yang dilakukan secara kolaboratif dapat mendukung keberhasilan pembelajaran.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

(9)

learning comunity antar guru-guru IPA dan juga team ahli dari UPI sehingga dapat berbagi pengalaman, bertukar informasi dan pendapat demi mencapai pembelajaran yang berkualitas. Selain itu juga dapat saling belajar bagaimana proses pembelajaran yang baik dan mengambil hal yang positif dari setiap pelaksanaan, termasuk melalui pengamatan guru model yang tampil.

2. Saran

Adapun saran terhadap pelaksanaan kegiatan lesson study ini antara lain:

a. Kegiatan selanjutnya diharapkan dapat dilaksanakan pada sekolah yang berlainan, khususnya pada siswa yang lingkungannya berbeda, baik tempat maupun lingkungan sosialnya sehingga dapat dipelajari pengaruh kondisi sosial terhadap kualitas pembelajaran.

b. Hendaknya dirumuskan metode pembelajaran yang baru untuk materi tertentu yang tidak ada praktikumnya, sehingga lebih menarik dan mudah dimengerti oleh siswa.

c. Pengelolaan waktu merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru.

(10)

MAKALAH

KEGIATAN

LESSON STUDY

MGMP IPA KABUPATEN

SUMEDANG

TAHUN PELAJARAN 2006/2007

KONSEP : SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

(UJI KANDUNGAN BAHAN

MAKANAN)

LOKASI

: SMP NEGERI 1 PASEH

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUMEDANG

SMP NEGERI 1 PASEH

(11)

PENULIS

1.

Intang Rustini

(SMPN 1 Paseh)

2.

Dyah Eka Y

(SMPN 1 Tanjungkerta)

3.

Engka Sukarsih

(SMPN 1 Paseh)

4.

Yeti Sulastri

((SMPN 2 Cimalaka)

5.

Leni Trisnayanti

(SMPN 2 Paseh)

6.

Nina Marliana

(SMPN 1 Tanjung Medar)

7.

Sriyani

(SMPN 2 Tanjungkerta)

8.

Kasmanah

(SMPN 1 Cimalaka)

9.

Iyam Mariyam

(SMP NU Sukamantri)

10.

Ade Siswandi

(SMPN 1 Surian)

11.

Tata Maryana

(SMPN 2 Buahdua)

12.

Maman Sudiman

(SMPN 1 Cimalaka)

13.

Encang Patran

(SMPN 2 Cimalaka)

14.

Totoy Dahria

(MTsN Sumedang)

FASILITATOR

1.

Dra. Diana Rochintaniawati, M.Ed. (FPMIPA UPI)

(12)

ABSTRAK

Gambar

Gambar Setting Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Tehnik pengambilan data aktivitas dilakukan pada saat proses belajar dan dianalisis dengan observasi penguasaan konsep dilakukan dengan tes setiap akhir siklus menggunakan

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Dengan Strategi Jigsaw-Lesson Study Pada Siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 3 Pacitan

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian mengenai penerapan strategi jigsaw- lesson study untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar IPA materi sistem

adalah input (masukan) dan proses pembelajaran itu sendiri. Faktor-faktor ini tentu bervariasi pada setiap sekolah. Penguasaan konsep yang lemah didorong oleh adanya aktivitas

Pendidikan itu ialah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang berlangsung di sekolah dan

Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi dan mengatasi berbagai kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada proses belajar

Dalam setiap langkah dari kegiatan lesson study tersebut, guru memperoleh kesempatan untuk melakukan indentifikasi masalah pembelajaran, mengkaji pengalaman

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,