• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Patemon 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Patemon 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

23 3.1Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian ini akan menguraikan mengenai seting tempat, seting waktu dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas lokasi atau tempat dilaksanakannya penelitian, selanjutnya seting waktu membahas mengenai penentuan waktu/jadwal penelitian, sementara pada sub judul karakteristik subjek penelitian akan membahas tentang kondisi siswa kelas 4 saat pembelajaran IPA.

3.1.1 Seting Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN Patemon 01 yang terletak di Dusun Nalan, Desa Patemon, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Lokasi SDN Patemon

01sangat strategis kerena terletak dipinggir jalan yang berdekatan dengan pemukiman warga sehingga memudahkan siswa untuk menjangkau sekolah. Sarana dan prasarana di SDN Patemon 01 sudah cukup lengkap, Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru dan kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas penjaga sekolah, 1 kantin sekolah serta tempat parkir dan halaman sekolah yang luas sehingga dapat menunjang setiap aktvitas siswa.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada semester II, tahun ajaran 2015/2016 di SDN Patemon 01. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender akademik sekolah karena Penelitian ini memerlukan beberapa siklus penelitian sedangkan setiap

(2)

Pengetahuan Alam pokok bahasan energi panas dan bunyi . Rincian alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Alokasi Waktu Penelitian

No Pelaksanaan Penelitian

Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Proposal PTK

2.

SIKLUS I Perencanaan

Tindakan Observasi Refleksi

3.

SIKLUS II Perencanaan

Tindakan Observasi Refleksi 4. Pelaporan

(3)

penelitian, menyusun laporan penelitian, konsultasi laporan serta persiapan ujian. 3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Siswa SDN Patemon 01 kelas 4 berjumlah 21

anak terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan dengan karakteriristik siswa yang bervariasi dan heterogen berumur antara 11-13 tahun. Tingkat kemampuan siswa bermacam-macam ada yang kurang, ada yang sedang, dan ada beberapa siswa yang kemampuan tinggi diatas rata-rata. Kondisi sosial ekonomi orang tua murid mayoritas berasal dari keluarga ekonomi menengah kebawah, Kebanyakan orang tua bekerja sebagai petani dan buruh pabrik dengan kondisi yang demikian menjadikan siswa kurang mendapat perhatian sehingga siswa tidak mendapat perhatian mengenai jam belajar di rumah sehingga sering sekali porsi waktu belajat digunakan siswa untuk bermain jauh lebih banyak dari pada waktu belajar. Pada saat kegiatan belajar di kelas siswa cenderung kurang menguasai materi dan tidak aktif dalam proses pembelajaran sehingga berdampak pada peolehan hasil belajar yang cenderung rendah.

3.2 Jenis dan Desain Penelitian

Pada sub judul jenis penelitian dan desain penelitian ini akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu jenis penelitian dan desain penelitian. Jenis penelitian akan membahas tentang penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, sedangkan desain penelitian adalah model/rancangan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian.

3.2.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), sering disingkat dengan PTK. PTK adalah penelitian

(4)

Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi (kerja sama) antara praktisi (guru, kelapa sekolah, siswa) dan peneliti. Dalam pelaksanaan tindakan di kelas kerja sama (kolaborasi) antarguru dengan peneliti menjadi hal yang sangat penting. Peran kerja sama (kolaborasi) sangat menentukan keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data dan menyususn laporan akhir (Arikunto, 2012:63).

3.2.2. Desain Penelitian

(5)

Desain bagan dalam penelitian ini menurut Arikunto (2012:16) adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan PTK Arikunto (2012:16)

3.3 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:2) “Variable penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu dalam bentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel penelitian tindakan kelas di SDN Patemon 01 kelas 4

pada mata pelajaran IPA adalah sebagai berikut. 3.3.1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat, jadi variabel bebas merupakan gejala yang sengaja mengikat terhadap variabel terikat (Slameto, 2012:140). Dalam

Perencanaan

Perencanaan

Pengamatan Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan Refleksi

Refleksi

Hasil Siklus I

(6)

penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran Discovery. model pembelajaran Discovery adalah suatu model pembelajaran yang menuntut siswa untuk menggunakan kemampuannya mencari jawaban atas suatu masalah atau pertanyaan. Dengan demikian siswa diharapkan mampu menemukan konsep dan prinsip sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan saja tetapi menuntut guru bertindak sebagai fasilitator, narasumber dan penyuluh kelompok.

3.3.2. Variabel Terikat (Y)

Menurut Sugiyono (2010:4) “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, kerena adanya variable bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas 4. Proses pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan dalam melakukan pembelajaran. Hasil belajar adalah perubahan perilaku atau kemampuan siswa setelah menerima pengalaman belajar, hasil belajar dapat berupa nilai yang diperoleh siswa pada akhir kegiatan pembelajaran sehingga dapat diketahui keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Variabel yang digunakan, mengandung arti bahwa dengan penerapan model pembelajaran Discovery dapat meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas 4 SDN Patemon 01 pokok bahasan energi panas dan bunyi.

3.4 Rencana Tindakan

(7)

3.4.1 Rencana Tindakan Siklus 1

Rencana tindakan pada siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Rencana tindakan penelitian siklus I yang dilakukan di SDN Patemon 01 dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Tahap Perencanaan (Planning)

Peneliti mengidentifikasi data baik dari dokumentasi maupun wawancara dengan guru kelas maupun kepala sekolah.

Tahap perencanaan merupakan rencana kegiatan berupa langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar IPA. Langkah-langkah dalam tahap perencanaan, yaitu: (1) menganalisis kompetensi IPA yaitu Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dari pokok bahasan yang dipilih yaitu tentang sumber energi panas, (2) merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan SK, KD dan indikator, (3) menyusun RPP sesuai dengan SK, KD, indikator, tujuan serta model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model Discovery, (4) mempersiapkan sumber, alat dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, (5) menyusun LKK (Lembar Kerja Kelompok), (6) menyusun lembar observasi model Discovery untuk guru dan siswa dan lembar observasi kerja sama belajar siswa, (7) menyusun alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar IPA.

2) Pelaksanaan Tindakan ( Acting )

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas. Pada tahap ini dilakukan dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah direncanakan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery. Pelaksanaan tindakan skenario pembelajaran berlangsung selama delapan kali 35 menit atau tiga kali pertemuan.

(8)

pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang membuktikan sumber energi panas dan menyebutkan contoh sumber energi panas. Kegiatan inti yang dilakukan siswa meliputi (1) menyimak sebuah permasalahan yang disampaikan guru, mengusulkan sejumlah topik sesuai dengan materi yang akan dipelajari. (2) Mengidentifikasikan masalah yang telah diberikan (3) siswa dibagi menjadi kelompok terdiri dari 4-5 siswa. (4)Bergabung dalam kelompoknya untuk mengumpulkan data. (5)Membuat hipotesis benar tidaknya membuat perencanaan tugas yang akan dipelajari, (6)Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil data

yang telah dicatat, (7) Mempraktikan langkah-langkah demonstrasi sumber energi panas,(8) membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan, (9) berdiskusi menyiapkan hasil percobaan yang telah dilakukan, (10) menyusun laporan hasil percobaan yang telah dilakukan, (11) mempresentasikan hasil diskusinya, (12) memberikan penilain terhadap kelompok penyaji, (13) memberikan umpan balik dari hasil presentasi yang disajikan (14) mendengarkan evaluasi seluruh hasil percobaan yang telah dilakukan masing-masing kelompok. Kegiatan penutup meliputi siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang sumber energi panas, siswa bersama guru melakukan kegiatan refleksi, guru menyampaikan materi pembelajaran untuk perteman berikutnya, guru mengakhiri pembelajaran.

Pertemuan kedua dalam kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatan awal, inti, dan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan memberikan apersepsi dan motivasi terkait dengan materi yang akan dipelajarai, menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang membuktikan adanya perpindahan panas dan menggolongkan benda konduktor, isolator.Kegiatan inti yang dilakukan siswa meliputi (1) menyimak sebuah permasalahan yang disampaikan guru, mengusulkan sejumlah topik sesuai dengan materi yang akan dipelajari. (2) Mengidentifikasikan masalah yang telah diberikan. (3) siswa dibagi menjadi

(9)

yang telah dicatat, (7) Mempraktikan langkah-langkah demonstrasi perpindahan panas dan benda isolator,konduktor,(8) membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan, (9) berdiskusi menyiapkan hasil percobaan yang telah dilakukan, (10) menyusun laporan hasil percobaan yang telah dilakukan, (11) Mempresentasikan hasil diskusinya, (12) Memberikan penilain terhadap kelompok penyaji, (13) Memberikan umpan balik dari hasil presentasi yang disajikan (14) Mendengarkan evaluasi seluruh hasil percobaan yang telah dilakukan masing-masing kelompok. Kegiatan penutup meliputi siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan

tentang perpindahan energi panas dan menggolongkan benda konduktor,isolator. Siswa bersama guru melakukan kegiatan refleksi, guru menyampaikan materi pembelajaran untuk perteman berikutnya, guru mengakhiri pembelajaran.

Pertemuan ketiga terdiri atas kegiatan awal, inti, dan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengingatkan kembali materi tentang energi panas, memberikan motivasi kepada siswa untuk mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh- sungguh. Kegiatan inti meliputi kegiatan siswa (1) memperhatikan tata tertib dan alokasi waktu yang ditentukan dalam mengerjakan soal evaluasi, (2) menerima lembar soal dan lembar jawab, (3) mengerjakan soal evaluasi, (4) siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi mengumpulkan hasil pekerjaannnya kepada guru, (5) menyimak pembahasan soal evaluasi yang disampaikan oleh guru. Kegiatan penutup meliputi kegiatan tanya jawab tentang soal-soal yang belum dipahami dan guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

3) Observasi (Observing)

Pengamatan dilakukan oleh pengamat (observer), pengamat bertugas untuk mengamati proses belajar mengajar secara menyeluruh dari kegiatan awal inti dan penutup. Kegiatan pengamatan dan pelaksanakan tindakan dilakukan pada waktu

(10)

aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Dalam pengamatan penulis penulis dibantu oleh guru kelas I. Pelaksanaan

tahap observasi meliputi: (1) mengamati dan mencatat aktivitas guru dan siswa dalam implementasi langkah-langkah dengan menggunakan model pembelajaran Discovery dengan menggunakan lembar observasi, (2) mengamati dan mencatan kerja sama belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan lembar observasi, (3) mencatat hal-hal penting berkaitan dengan implementasi model pembelajaran

Discovery .Peneliti selain menggunakan lembar pengamatan juga menggunakan

dokumentasi foto sebagai bukti nyata aktivitas guru, aktivitas siswa dan kerja sama belajar siswa dalam proses pembelajaran.

4) Refleksi

Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi, penulis bersama observer, guru dan siswa melaksanakan tahap refleksi. Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengaji dan menganalisis hasil tindakan berdasarkan dokumentasi, lembar pengamatan dan tes evaluasi yang telah dilakukan. Tahap refleksi meliputi: (1) menganalisis hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, (2) menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model Discovery dalam pembelajaran, (3) menganalisis aktivitas siswa dan kerja sama siswa dalam pembelajaran, (4) menyusun daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I, (5) melakukan perencanaan siklus II untuk memperbaiki model yang diterapkan pada siklus I.

3.3.3. Rencana Tindakan Siklus II

(11)

1) Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan merupakan rencana kegiatan berupa langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar IPA. Langkah-langkah dalam tahap perencanaan, yaitu: (1) menganalisis kompetensi IPA yaitu Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dari pokok bahasan yang dipilih yaitu tentang sumber bunyi, (2) merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan SK, KD dan indikator, (3) menyusun RPP sesuai dengan SK, KD, indikator, tujuan serta model pembelajaran yang akan digunakan yaitu

model Discovery, (4) mempersiapkan sumber, alat dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, (5) menyusun LKK (Lembar Kerja Kelompok), (6) menyusun lembar observasi model Discovery untuk guru dan siswa dan lembar observasi kerja sama belajar siswa, (7) menyusun alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar IPA.

2) Pelaksanaan Tindakan ( Acting )

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas. Pada tahap ini dilakukan dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah direncanakan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery. Pelaksanaan tindakan skenario pembelajaran berlangsung selama delapan kali 35 menit atau tiga kali pertemuan.

Pertemuan pertama dalam kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatan awal, inti, dan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan memberikan apersepsi dan motivasi terkait dengan materi yang akan dipelajarai, menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang mengidentifikasi sumber bunyi, menyebutkan contoh sumber bunyi, dan mengidentifikasi bunyi dihasilkan dari benda yang bergetar. Kegiatan inti yang dilakukan siswa meliputi (1) menyimak sebuah permasalahan yang disampaikan

(12)

mengumpulkan data, (5)Membuat hipotesis benar tidaknya membuat perencanaan tugas yang akan dipelajari, (6)Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil data yang telah dicatat, (7) Mempraktikan langkah-langkah demonstrasi sumber bunyi,(8) membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan, (9) berdiskusi menyiapkan hasil percobaan yang telah dilakukan, (10) menyusun laporan hasil percobaan yang telah dilakukan, (11) mempresentasikan hasil diskusinya, (12) memberikan penilain terhadap kelompok penyaji, (13) memberikan umpan balik dari hasil presentasi yang disajikan (14) mendengarkan evaluasi seluruh hasil percobaan yang telah dilakukan

masing-masing kelompok. Kegiatan penutup meliputi siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang sumber energi panas, siswa bersama guru melakukan kegiatan refleksi, guru menyampaikan materi pembelajaran untuk perteman berikutnya, guru mengakhiri pembelajaran.

Pertemuan kedua dalam kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatan awal, inti, dan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan memberikan apersepsi dan motivasi terkait dengan materi yang akan dipelajarai, menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang mengidentifikasi bunyi dapat diserap dan dipantulkan serta menyebutkan 3 macam perambatan bunyi, sumber bunyi. Kegiatan inti yang dilakukan siswa meliputi (1) menyimak sebuah permasalahan yang disampaikan guru, mengusulkan sejumlah topik sesuai dengan materi yang akan dipelajari (2) Mengidentifikasikan masalah yang telah diberikan (3) siswa dibagi menjadi kelompok terdiri dari 4-5 siswa, (4)Bergabung dalam kelompoknya untuk mengumpulkan data, (5)Membuat hipotesis benar tidaknya membuat perencanaan tugas yang akan dipelajari, (6)Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil data yang telah dicatat, (7) Mempraktikan langkah-langkah demonstrasi perambatan bunyi dan bunyi dapat diserap dan dipantulkan,(8)M

embuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan, (9) berdiskusi menyiapkan

(13)

disajikan (14) Mendengarkan evaluasi seluruh hasil percobaan yang telah dilakukan masing-masing kelompok. Kegiatan penutup meliputi siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang Perambatan bunyi dan bunyi dapat diserap dan dipantulkan. Siswa bersama guru melakukan kegiatan refleksi, guru menyampaikan materi pembelajaran untuk perteman berikutnya, guru mengakhiri pembelajaran.

Pertemuan ketiga terdiri atas kegiatan awal, inti, dan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengingatkan kembali materi tentang bunyi, memberikan motivasi kepada siswa untuk mengerjakan soal

evaluasi dengan sungguh- sungguh. Kegiatan inti meliputi kegiatan siswa (1) memperhatikan tata tertib dan alokasi waktu yang ditentukan dalam mengerjakan soal evaluasi, (2) menerima lembar soal dan lembar jawab, (3) mengerjakan soal evaluasi, (4) siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi mengumpulkan hasil pekerjaannnya kepada guru, (5) menyimak pembahasan soal evaluasi yang disampaikan oleh guru. Kegiatan penutup meliputi kegiatan tanya jawab tentang soal-soal yang belum dipahami dan guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

3) Observasi (Observing)

Pengamatan dilakukan oleh pengamat (observer), pengamat bertugas untuk mengamati proses belajar mengajar secara menyeluruh dari kegiatan awal inti dan penutup. Kegiatan pengamatan dan pelaksanakan tindakan dilakukan pada waktu yang bersamaan. Pengamatan dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Tahap pengamatan merupakan tahap mengamati kerja sama antarsiswa di dalam kelompok, aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Dalam pengamatan penulis penulis dibantu oleh guru kelas I. Pelaksanaan

tahap observasi meliputi: (1) mengamati dan mencatat aktivitas guru dan siswa dalam

(14)

mencatat hal-hal penting berkaitan dengan implementasi model pembelajaran

Discovery .Peneliti selain menggunakan lembar pengamatan juga menggunakan

dokumentasi foto sebagai bukti nyata aktivitas guru, aktivitas siswa dan kerja sama belajar siswa dalam proses pembelajaran.

4) Refleksi

Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi, penulis bersama observer, guru dan siswa melaksanakan tahap refleksi. Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengaji dan menganalisis hasil tindakan berdasarkan dokumentasi, lembar pengamatan dan

tes evaluasi yang telah dilakukan. Tahap refleksi meliputi: (1) menganalisis hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, (2) menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model Discovery dalam pembelajaran, (3) menganalisis aktivitas siswa dan kerja sama siswa dalam pembelajaran, (4) menyusun daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I, (5) melakukan perencanaan siklus II untuk memperbaiki model yang diterapkan pada siklus I.

3.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Pada teknik dan instrument pengumpulan data akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu teknik pengumpulan data dan instrument pengumpulan data. Teknik pengumpulan data akan memaparkan tentang cara yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data-data dalam penelitian. Sedangkan instrumen akan memaparkan tentang alat-alat yang digunakan dalam penelitian seperti lembar observasi aktivitas siswa, guru, kerja sama belajar siswa dan soal evaluasi sebagai hasil belajar.

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data

(15)

dan siswa selama tindakan pembelajaran menggunakan medel Discovery. Teknik tes dilakukan dengan memberikan soal evaluasi berbentuk pilihan ganda disetiap siklusnya, sementara itu teknik nontes dalam penelitian ini ialah observasi dan dokumentasi yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan penelitian.

1) Tekhnik Tes

Teknik tes mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, siswa diminta untuk mengeluarkan kemampuan yang dimiliki dengan memberikan respon atau jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Menurut Arikunto (dalam Purwanto, 2013:64) “Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Menurut Sudjana (2011:35) Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa dengan tujuan memperoleh jawaban dari siswa baik itu dalam bentuk lisan (tes lisan), bentuk tulisan (tes tertulis) atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Dalam PTK yang dilakukan di kelas 4 SDN Patemon 01, bentuk instrumen tes yang digunakan sebagai alat penilaian berupa soal tes berbentuk pilihan ganda dengan materi Energi panas dan bunyi.

2) Teknik nontes

Menurut Purwanto (2013:63) non tes merupakan teknik pengumpulan data yang sifatnya mengukur penampilan diri atau aktivitas dengan memberikan respon secara objektif dan jujur sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan. Jenis teknik nontes dalam penelitian ini yaitu melalui observasi dan dokumentasi. “Observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas gejala, fenomena dan fakta empiris yang terkait dengan masalah penelitian” (Musfiqon, 2012:120). Sedangkan “dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan

(16)

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka pengumpulan data (Purwanto, 2013:56). Instrument pengumpulan data digunakan

adalah sebagai berikut: 1) Butir Soal Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda dengan materi Energi panas dan bunyi. Bentuk tes pilihan ganda dipilih karena dapat memberikan penilaian terhadap siswa secara objektif, butir soal dalam tes objektif dapat ditulis dalam jumlah banyak sehingga memungkinkan untuk mencakup semua daerah prestasi yang hendak diukur (Purwanto, 2013:73) Sedangkan menurut Sudjana (2011:48) soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat

(17)
(18)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Evaluasi Siklus II No Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator No. Soal

(19)

KKM yang telah ditentukan oleh sekolah pada mata pelajaran IPA kelas 4 adalah sebesar 75. Berdasarkan perbandingan antara nilai KKM dan nilai tes evaluasi siswa sebagai hasil belajar dapat diketahui bahwa siswa sudah tuntas atau belum tuntas. Kriteria ketuntasan belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Ketuntasan Belajar

Rentang Kriteria

x<67 Belum memenuhi KKM atau tidak tuntas

x≥67 Memenuhi KKM atau tuntas.

2) Observasi

Pelaksanaan observasi bertujuan untuk mendapatkan skor aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan model Discovery. Kegiatan observasi dilakukan oleh pengamat (observer) bersamaan dengan pelaksanaan pembelajara. Lembar observasi berisi hal-hal yang dapat mengukur aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan model Discovery. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Discovery berpedoman pada skala nilai angka (numerical rating scale). “Rating scale yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif” (Riduwan, 2013:92). Lembar observasi diisi oleh observer dengan cara melingkari kolom skor pada setiap indikator penilaian aktivitas guru dan siswa. Skor yang digunakan dalam lembar observasi yaitu skor 1-4 dengan ketentuan, skor 1 jika pernyatan pada masing-masing indikator dilakukan oleh guru atau siswa dengan kategori sangat kurang, skor 2 jika pernyatan pada masing-masing indikator dilakukan oleh guru atau siswa dengan

(20)

observasi aktivitas guru dalam pembelajaran IPA melalui model Discovery adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru

Aspek yang diamati Indikator No.

Item Memeriksa kesiapan

belajar siswa (Pra Pembelajaran)

1) Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran

2) Membimbing siswa berdoa 3) Melakukan kegiatan presensi 4) Memeriksa kesiapan siswa untuk

belajar

1-4

Melakukan apersepsi, motivasi, dan

menyampaikan tujuan

1) Melakukan apersepsi sesuai dengan materi ajar

2) Memberikan motivasi kepada siswa dengan tanya jawab dan menunjukkan gambar

3) Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan

2) Menunjukan penguasaan materi 3) Memfasilitasi terjadinya interaksi,

guru dan siswa

4) Menunjukan respon terbuka terhadap respon anak

8-11

Stimulation 1) Menggali konsepsi awal peserta didik dengan memberikan permasalahan 2) Memberikan rumusan masalah pada

siswa

3) Membimbing siswa untuk berdiskusi dalam kelompok menentukan hipotesis yang telah mereka buat

4) membimbing peserta didik

(21)

membuktikan hipotesis yang telah mereka buat dengan mengajukan pertanyaan “Bagaimana cara membuktikan hal tersebut?”

Data collection 1) Membimbing siswa untuk melakukan pengamatan

2) Membimbing siswa mencatat hasil pengamatan untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis yang dibuat 3) Membagi materi, alat, dan bahan

untuk melakukan percobaan

18-20

Data Processing 1) Memberikan petunjuk kepada siswa untuk berdiskusi

2) Membimbing kelompok untuk mendiskusikan hasil dari data yang telah dicatat

3) Membimbing siswa untuk menafsirkan hasil dari data yang telah dicatat

21-23

Vertifikasi 1) Membimbing siswa untuk mempraktikan langkah-langkah melalukan percobaan

2) Membimbing siswa untuk menganalisis data yang diperoleh dengan cara

mempraktikan hasil pengamatan

24-25

Generalisasi 1) Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari hasil yang telah diteliti

2) Meminta siswa memaparkan hasil kerja kelompok kelompok yang mendapat nilai baik 2) Memberikan motivasi kepada

kelompok yang nilainya kurang 3) Membimbing siswa membuat

(22)

simpulan pembelajaran

4) Melibatkan siswa dalam melakukan refleksi pembelajaran

5) Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya 6) Menutup kegiatan pembelajaran

dengan salam penutup

Jumlah 35

Kisi–kisi observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model

Discovery sebagai berikut

1) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran (buku catatan, buku pelajaran, dll)

2) Menjawab apersepsi dari guru

3) Memperhatikan motivasi yang disampaikan guru

4) Memperhatikan dengan seksama ketika guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilakukan

1) Melakukan eksplorasi sumber bacaan 2) Menyimak materi yang guru sampaikan

5-6

Stimulation 1) Menyimak penyajian masalah yang diberikan

guru

2) Menggunakan waktu untuk untuk memberikan jawaban mengenai permasalahan yang

2) Berdiskusi dalam kelompok menentukan

(23)

Skor minimal yang diharapkan pada aktivitas guru dan siswa adalah sebesar 66, Untuk mengetahui kriteria skor aktivitas guru dan siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Sugiyono, 2010:36) dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menghitung rentang data

R = skor maksimal – skor minimal

Skor maksimal dihitung dengan mengalikan jumlah indikator observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian tertinggi dalam observasi yaitu 4,

hipotesis yang telah mereka buat

3) Membuktikan hipotesis yang telah mereka buat

Data Collection 1) Melakukan pengamatan

2) Berdiskusi tentang pengamatan yang dilakukan

3) Mencatat hasil pengamatan untuk

membuktikan benar tidaknya hipotesis yang dibuat

12-14

Data Processing 1) Berdiskusi sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh guru

2) Mendiskusikan hasil dari data yang telah dicatat

3) Menafsirkan hasil dari data yang telah dicatat

15-17

Verifikasi 1) Mempraktikan langkah-langkah melalukan

percobaan

2) Menganalisis data yang diperoleh dengan cara mempraktikan hasil pengamatan

18-19

Generalisasi 1) Mempresentasikan hasil laporan percobaan

yang telah mereka lakukan didepan kelas 2) Menyimpulkan seluruh hasil kegiatan yang

telah dilakukan dalam pembelajarn

1) Bertanya jawab dengan guru tentang materi yang belum terselesaikan

2) Membuat simpulan dari materi yang dipelajari 3) Siswa dan guru merefleksi pembelajaran yang

telah dilaksanakan

4) Memberikan salam penutup

22-25

(24)

sedangkan skor minimal diperoleh dengan mengalikan jumlah indikator observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian terendah yaitu 1.

2) Menghitung jumlah kelas interval K = 1 + 3,3 log n

n merupakan jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian

3) Menghitung panjang kelas; P = Rentang : Kelas interval

Berdasarkan rumus tersebut maka untuk mengetahui kriteria skor aktivitas

guru dan siswa adalah:

1) Skor maksimal lembar observasi aktivitas guru dan siswa adalah 120, sedangkan skor minimal adalah 30, jadi R = 120 – 30 = 90

2) Jumlah siswa kelas 5 adalah 18, maka jumlah kelas interval yaitu: K = 1+ 3,3 log 18

K = 1+ 3,3 . 1,25 K = 5,125

Jadi diketahui bahwa jumlah kelas interval yaitu 5,125 dibulatkan menjadi 5. 3) Menghitung panjang kelas yaitu:

P = rentang : jumlak kelas interval P = 90 : 5 = 18

Berdasarkan langkah-langkah tersebut maka kriteria aktivitas guru dan siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kriteria Skor Aktivitas Guru dan Siswa

Rentang Kriteria

(25)

3) Dokumentasi

Dalam PTK yang dilakukan di kelas 4 SDN Patemon 01, bentuk instrument non tes selain observasi yaitu dokumentasi. Dokumentasi merupakan cara memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis. Berdasarkan sumbernya dokumentasi dibedakan menjadi dua yaitu dokumentasi resmi dan dokumentasi tidak resmi (Sukadi, 20011:81). Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah surat ijin penelitian, surat keterangan telah melakukan penelitian, lember observasi, foto-foto penelitian.

3.5. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen

Pada validitas dan reliabilitas akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Suatu alat penilaian yang baik adalah jika alat penilaian tersebut memiliki ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas). Oleh karena itu, sebelum digunakan untuk mengumpulkan data instrument terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya.

3.3.1 Uji Validitas

Arikunto (dalam Riduwan, 2013:109) berpendapat bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Validitas berkenaan dengan kecakupan dan kepantasan dari penginterpretasian dan penggunaan dari hasil penilaian (Suparman, 2012:216). Purwanto (2013:116) menjelaskan bahwa tingkat hubungan biasa dinotasikan r (relation) dan hubungan variabel X dan Y dinotasikan dengan 𝑟𝑥𝑦. Jika nilai 𝑟𝑥𝑦 > r rtabel maka item instrument dinyatakan valit atau dapat

digunakan, namun jika 𝑟𝑥𝑦 < rtabelmaka item instrument dinyatakan tidak valit atau

tidak dapat digunakan. Besar rtabel sangat tergantung pada jumlah peserta (N) dan taraf kesalahannya (a).

(26)

sebesar 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95% dengan jumlah siswa 30 siswa, maka nilai rtabel adalah sebesar 0,288 (Sugiyono, 2010:373). Nilai rxy ditentukan dengan menghitung nilai corrected item total correlation dengan menggunakan SPSS versi 22.0. Hasil dari uji validitas instrument yang dilakukan di SD tunjungan 01 dan SD delik 02 adalah sebagai berikut:

Table 3.10

Hasil Validitas Item Soal Siklus I No. Item

Valid Tidak valid

2,4,5,6,7,8,9,10,11,13,15,16,17,18,19,21,22,23,24, 26

1,3,12,14,20,25,27,28,29,3 0

20 10

Berdasarkan tabel 3.10 dapat diketahui bahwa dari hasil uji validitas 30 item soal terdapat 10 soal yang tidak valid yaitu soal no 1,3,12,14,20,25,27,28,29,30. Sedangkan soal yang valid terdapat 20 soal. Soal yang valid akan digunakan sebagai soal evaluasi pada siklus I.

Tabel 3.11

Hasil Validitas Item Soal Siklus II No. Item

Valid Tidak valid

2,4,5,6,7,8,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,2 1,22,23,25

1,3,9,20,24,26,27,28,29,30

20 10

(27)

3.3.2 Uji Reliabilitas

Suatu instrument dikatakan dapat dipercaya apabila memberikan hasil pengukuran hasil belajar yang relative tetap secara konsisten (Purwanto, 2013:154).

Sebagai alat ukur, instrument memenuhi persyaratan reliabilitas. Instrument yang tidak reliabel tidak dapat digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar karena tidak memberikan informasi apapun. Wardani (2012: 346) menjelaskan bahwa semakin tinggi reliabilitas suatu tes (mendekati 1), makin tinggi pula keajegan/ketepatanya. Tes yang memiliki konsistensi tinggi akan akurat terhadap kesempatan testing dan instrument tes lainya. Sedagai ancar-ancar koefisien reliabilitas berdasarkan nilai Alfa dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Tabel 3.12

Rentang Indeks Reliabilitas

Indeks Interpretasi

0,80 – 1,00 Sangat reliabel < 0,80 – 0,60 Reliabel < 0,60 – 0,40 Cukup reliabel < 0,40 – 0,20 Agak reliabel

< 0,20 Kurang reliabel

Hasil uji reliabilitas dapat menggunakan menggunakan SPSS versi 22.0 for Windows adalah sebagai berikut:

Table 3.13

Hasil Uji Reliabilitas Siklus I

Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

(28)

Table 3.14

Hasil Uji Reliabilitas Siklus II

Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

Pilihan ganda 0,815 Sangat reliabel

Berdasarkan tabel 3.13 dan 3.14 dapat diketahui bahwa hasil uji reliabilitas

dengan program SPSS 22,0 for Windows koefisien reliabilitas pada siklus I mencapai 0,830 dengan kategori sangat reliabel. Sedangkan, koefisien reliabilitas pada siklus II mencapai 0,815 dengan kategori sangat reliabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan adalah sangat reliabel karena nilai koefisien alpha lebih dari 0,80.

3.4 Uji Tingkat Kesukaran

Croker dan Algina (dalam Purwanto, 2013:99) mengatakan bahwa tingkat kesukaran (difficulty index) didefinisikan sebagai proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar. Tingkat kesukaran adalah jumlah peserta yang menjawab benar dibagi dengan jumlah peserta. Analisis tingkat kesukaran dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

TK =

𝐵

𝑃

Keterangan:

TK = tingkat kesukaran

𝐵= jumlah siswa yang menjawab benar

𝑃 = jumlah siswa peserta tes

Nilai TK butir merentang antara 0 sampai 1. TK sebuah butir sama dengan 0 (nol) apabila semua peserta tidak ada yang menjawab benar, sebaliknya TK sebuah butir sama dengan 1 (satu) apabila semua peserta menjawab benar. Semakin tinggi indeks TK maka butir soal semakin mudah. Jika butir soal terlalu mudah atau terlalu sukar bagi dua atau lebih peserta maka skor tidak lagi dapat membedakan

(29)

2013:100). Kategori TK dibagai ke dalam tiga kelompok menurut Purwanto (2013:101), yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.15

Kategori tingkat kesukaran

Rentang TK Kategori

0,00 – 0,32 Sukar

0,33 – 0,66 Sedang

0,67 – 1,00 Mudah

Berikut ini tabel hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I yang berbentuk soal pilihan ganda dengan jumlah 30 soal yang telah di ujikan pada siswa uji coba adalah sebagai berikut:

Tabel 3.16

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus I

No. Rentang

TK Kategori No Item Jumlah

1 0,00 – 0,32 Sukar 5,7,8,9,18,21,22,28,29,30 10 2 0,33 – 0,66 Sedang 1,11,15,17,19,20,23,25,26,27 10 3 0,67 – 1,00 Mudah 2,3,4,6,10,12,13,14,16,24 10

Total 30

Berdasarkan tabel 3.16 dapat diuraikan bahwa untuk tingkat kesukaran soal pilihan ganda sebanyak 30 soal terdapat tiga kategori yaitu kategori sukar terdapat 10 soal, kategori sedang terdapat 10 soal dan kategori sukar terdapat 10 soal.

(30)

Tabel 3.17

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus II

No. Rentang

TK Kategori No Item Jumlah

1 0,00 – 0,32

Sukar 3,8,9,11,13,14,15,18,23,25,28,29 12

2 0,33 – 0,66

Sedang 4,6,17,19,20,21,26 7

3 0,67 – 1,00

Mudah 1,2,5,7,10,12,16,22,24,27,30 11

Total 30

Berdasarkan tabel 3.17 dapat diuraikan bahwa untuk tingkat kesukaran soal pilihan ganda sebanyak 30 soal terdapat tiga kategori yaitu kategori sukar terdapat 12 soal, kategori sedang terdapat 7 soal dan kategori sukar terdapat 11 soal.

3.6. Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan PTK pada kelas 4 SDN Patemon 01 adalah data yang berupa angka (data kuantitatif) yang menunjukkan nilai tes kondisi awal, nilai setelah siklus I, nilai setelah siklus II, skor observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Discovery dari setiap siklusnya. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa melalui model

pembelajaran Discovery dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk data nilai hasil belajar IPA dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif sehingga dapat dibandingkan nilai hasil belajar IPA setelah tindakan siklus I dan siklus II.

(31)

perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar mata pelajaran IPA berpedoman pada perhitungan rumus sebagai berikut:

𝑥= 𝑆

𝑆𝑀× 100

Keterangan:

x = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA ∑ S = jumlah skor

∑ SM = jumlah skor maksimum.

KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 75, sehingga berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar IPA dapat diketahui bahwa siswa telah tuntas atau belum tuntas dalam pembelajaran IPA.

Sementara itu untuk mengukur nilai rata-rata siswa digunakan rumus sebagai berikut:

𝑋= Ʃ𝑥

𝑁

Keterangan:

𝑋 = nilai rata-rata

Ʃ𝑥 = jumlah nilai yang diperoleh N = jumlah siswa

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal adalah sebagai berikut:

𝐾𝐵 = 𝑁𝑆

𝑁 × 100%

Keterangan:

KB = ketuntasan belajar

(32)

N = jumlah siswa

Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar dapat digolongkan menjadi lima kriteria. Kriteria ketuntasan belajar secara klasikal adalah sebagai berikut:

Tabel 3.17

Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal

Rentang Kriteria

1% - 20% Sangat Kurang

21% - 40% Kurang

41% - 60% Cukup Baik

61% - 80% Baik

81% - 100% Sangat Baik

Analisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Discovery dilakukan dengan menghitung persentase jumlah

pencapaian skor minimal secara klasikal. Rumus persentase hasil observasi guru dan siswa adalah sebagai berikut:

𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒= 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%

(33)

Tabel 3.18

Kriteria Hasil Observasi Klasikal

Rentang Kriteria

1% - 20% Sangat Kurang

21% - 40% Kurang

41% - 60% Cukup Baik

61% - 80% Baik

81% - 100% Sangat Baik

3.7. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 4 SDN Patemon 01 melalui model pembelajaran Discovery pada pembelajaran IPA meliputi indikator proses dan hasil. Indikator proses dan hasil dijabarkan sebagai berikut: 3.7.1. Indikator Proses

Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari proses pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa melalui penerapan model pembelajaran Discovery. Pada penelitian ini aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Discovery dapat dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan secara signifikan minimal 10%.

3.7.2. Indikator Hasil

Indikator hasil dalam penelitian ini yaitu hasil belajar IPA, penerapan model pembelajaran Discovery dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar IPA apabila siswa kelas 4 SDN Patemon 01 secara signifikan mengalami ketuntasan belajar

Gambar

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian
Gambar 3.1  Tahapan Pelaksanaan PTK
Tabel 3.2 Kisi-kisi Evaluasi Siklus 1
Tabel 3.3 Kisi-kisi Evaluasi Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keadaan yang demikian menunjukan adanya kecenderungan langkah merger dan akuisisi menyebabkan penurunan kinerja keuangan perusahaan yang diukur menggunakan TATO

Dalam Undang-Undang nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa DIII kebidanan semester IV dengan praktik pengisian partograf di STIKES A.Yani Yogyakarta

Local Regulation on The Protection and Empowerment of The Farmer must started from real problem which generally occur in a region with basis on it’s enactment upon

Kebijakan pelayanan kesehatan menjadi salah satu komponen yang utama (Pujowati, 2012). Peningkatan pelayanan kesehatan yang baik seharusnya tidak berhenti sampai pada

Pendidikan di dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan (Notoadmodjo, 1992). Bidan

Sekolah Dasar Inti Se-Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2018 Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan aplikasi penilaian autentik berbasis software microsoft excel

Hasil penelitian magnetik dimaksudkan untuk mendapatkan anomali magnetik yang berasal dari pengukuran variasi intensitas medan magnet dipermukaan bumi yang