• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kuasa Politik Bahasa Indonesia Menjelang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kuasa Politik Bahasa Indonesia Menjelang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Kuasa Politik Bahasa Indonesia Menjelang

Embrio terbentuknya bahasa Indonesia semenjak tercetusnya

“sumpah” nasional pada 28 Oktober 1928 kini telah mencapai usia hampir satu abad—kurang lebih 85 tahun—pada tahun 2014. Atas pencapaian itu, bahasa Indonesia telah berkembang strategis ke arah pembudayaan kultural berbahasa (kolektif) di tingkat nasional dan internasional. Perkembangan itu setidaknya berdampak pada dua implikasi: peningkatan dan kemerosotan. Adanya peningkatan bahwa bahasa Indonesia telah dipelajari di berbagai negara di benua Asia, Amerika, Afrika, Australia, dan Eropa disatu pihak. Sedangkan di pihak lain, bahasa Indonesia dapatkah konsisten untuk terus dipelajari di berbagai negara tersebut; mengingat Komunitas ASEAN akan

“mengakar” dan berdampak ke seluruh sektor sosial, ekonomi, dan budaya. Hal itu secara implisit menggempur eksistensi bahasa Indonesia untuk istikamah dipelajari lebih mendalam kembali—oleh orang non-Indonesia— sementara bahasa-bahasa adidaya (Inggris, Prancis, Mandarin, Spanyol, dan sebagainya) akan lebih berjaya daripada bahasa Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan sebuah strategi diskursif politik bahasa; untuk meneroka perkembangan bahasa Indonesia ke depan—khususnya menghadapi Komunitas ASEAN 2015.

Bahasa Indonesia yang terlahir dari sebiji kecil puisi bernama Sumpah Pemuda (pinjam istilah dari Suminto A. Sayuti)3 itu bergaung ke seluruh ilmu pengetahuan. Artinya, tak ada ilmu pengetahuan satu pun tanpa dimediasi oleh bahasa. Di sini bahasa Indonesia berperan signifikan terhadap perkembangan suatu ilmu pengetahuan. Apabila melihat dari konteks Komunitas ASEAN 2015, arus perkembangan sosial, eknomi, dan budaya di wilayah negara-negara ASEAN (Indonesia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan sebagainya) dibebaskan sebebas-bebasnya. Hal itu semata-mata dikarenakan kerja sama kolektif yang diperjuangkan oleh negara-negara tersebut. Kontribusi bahasa Indonesia pun merupakan keniscayaan yang tak dapat terhindarkan. Sebab, arus perkembangan SEB

1

Karya tulis ilmiah ini dipersembahkan dalam rangka tugas akhir mata kuliah Sosiolinguistik dengan dosen pengampu Yayuk Eny Rahayu, M.Hum.

2

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta, angkatan 2011. Saat menjadi mahasiswa S-1, kini mendapatkan NIM 11201244043.

3

(2)

(sosial, ekonomi, dan budaya) itu tak terlepas dari peran dan serta bahasa Indonesia sebagai media pengejawantah keilmuan dan persebaran dalam rangka Komunitas ASEAN 2015.

Tantangan yang hendak dihadapi bahasa Indonesia di tengah Komunitas ASEAN 2015 ini merupakan persoalan serius bagi pendidik/pemerhati/praktisi bahasa nasional. Oleh karenanya, diperlukan

sebuah usaha cerdas melalui “perencanaan bahasa”. Jernudd dan Das Gupta (1971:211) mengartikan usaha perencanaan bahasa ini sebagai kegiatan politis dan administratif demi menghimpun dan menyelesaikan persoalan bahasa dalam masyarakat4. Usaha perencanaan bahasa sebetulnya telah dilalui bangsa Indonesia pada masa lampau. Contoh klasiknya ialah Sumpah Pemuda 1928: iktikad pengikraran kolektif bangsa—masih dikenal nusantara pada kala itu—dengan lambang kebahasaan negara yang akan diperjuangkan,

yakni bahasa Indonesia, sehingga terwujud sebuah legitimasi “sakral”; Satu Bangsa, Bangsa Indonesia|Satu Negara, Negara Indonesia| Satu Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia5.

Selanjutnya, iktikad yang diperjuangkan dalam perencanaan bahasa Indonesia di antaranya: (a) Kongres bahasa Indonesia I di Solo pada 1937; (b) Penerbitan Balai Pustaka pada 1938; (c) Penyerahan Belanda kepada Jepang yang membuat bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar di seluruh Indonesia; (d) Pembentukan Komisi Istilah tahun 1943; (e) UUD 1945 yang meresmikan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara; (f) Perubahan Ejaan Suwandi pada 1947; dan (e) Ejaan yang Disempurnakan pada tahun 19726. Filsafat ilmu bahasa (termasuk bahasa Indonesia) merupakan kajian yang dinamis: tak berhenti final; berkembang mengikuti kebutuhan zaman7. Hal tersebut menjadikan konsekuensi logis bahasa Indonesia turut dikembangkan pula. Apalagi menjelang Komunitas ASEAN 2015. Politik bahasa pun tak terhindarkan kontribusinya dalam pengembangan bahasa Indonesia.

B. Sosiolinguistik Sebagai Strategi Dikursif

Hadirnya salah satu disiplin ilmu bahasa terapan “Sosiolinguistik”

diawali oleh elaborasi ilmu pengetahuan antara linguistik dengan sosiologi. Kondisi/gejolak sosial masyarakat itu berdampak pada peranan bahasa sebagai alat komunikasi dan atau proses budaya. Kontribusi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi—serta produksi budaya—pun juga diperkaya oleh kondisi sosial-budaya masyarakat Indonesia. Dalam hal ini bahasa Indonesia mengintegrasikan kebudayaan nusantara menjadi satu kesatuan identitas bangsa. Oleh karena itu, dari Sosiolinguistik ini pengetahuan tentang sebuah wacana atau diskursus keindonesiaan (sosial dan budaya) termuat/termediakan melalui bahasa Indonesia.

4

Jernudd, B.H. dan J. Das Gupta. 1971. Towards a Theory of La guage Pla i g dala J. Rubi dan B.H. Jernudd, Can Language be Planned. The University Press of Hawaii. Honolulu.

5

Nababan, P.W.J. 1986. Sosiolingustik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia. 6

Ibid.

7

(3)

Sebagaimana dipaparkan oleh Foucault (2002) sebuah pengetahuan itu dapat memunculkan/melahirkan kekuasaan8. Hal itu terpaut erat oleh teori yang hegemoni (kekuasaan) yang dibawa oleh Gramsci9. Dalam konteks kajian Sosiolinguistik dan diintegrasikan dengan strategi diskursif serta dielaborasikan oleh peran serta bahasa Indonesia, maka didapatkan sebuah usaha mengenai perencanaan bahasa. Sosiolinguistik yang mengkaji mengenai hal ikhwal bahasa beserta sosial kemasyarakatan tak terlepas dari muatan budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan demikian, Sosiolinguistik itu dapat menjadi pionir dalam pengenalan budaya lewat bahasa Indonesia kepada khalayak umum.

C. Realitas Bahasa Indonesia Pra-2014

Sebagai bahasa lingua franca (pemersatu bahasa-bahasa lokal), bahasa Indonesia berkembang cukup membanggakan pada dasawarsa terakhir. Beberapa universitas dan pusat studi bahasa di negara lain (Australia, Thailand, Polandia, dan sebagainya) telah mengembangkan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi sekaligus objek pengkajian budaya. Indonesia yang kini dikenal masyarakat internasional sebagai negara berkembang dan memunyai potensi ekonomi global berpengaruh di dunia. Oleh karena itu, bahasa Indonesia pun dipandang sebagai alat komunikasi (transaksi-negosiasi) yang berperan signifikan.

Daily Times Magazine sebuah majalah yang dianggap paling sering diakses di dunia ini mengatakan bahwa bahasa Indonesia memunyai pengaruh besar terhadap perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya di Asia Tenggara. Selain itu, bahasa Indonesia sejak terlahir pada tahun 1928 telah berjasa dalam memersatukan bahasa lokal yang jumlahnya ribuan di Indonesia. Posisi itu setara dengan pengaruh bahasa internasional (bahasa Inggris) sejak kolonialisasi negara Inggris10. Apalagi tatkala gagasan internasionalisasi bahasa Indonesia—menjadi bahasa internasional bahasa Asia Tenggara dimantapkan ketika Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (KIPBIPA) 7 di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia pada 29-31 Juli 201011. Bahasa Indonesia semakin maju perkembangannya.

D. Politik Bahasa Menuju Komunitas ASEAN 2015

Demografi “sangkan-paran” (dampak dan kausalitas) Komunitas ASEAN 2015 dapat dicitrakan melalui gambar di bawah ini:

8

Foucault, Michel. 2002. Pengetahuan dan Metode, Karya-Karya Penting Foucault. Yogyakarta: Jalasutra.

9

Storey, John. 2003. Teori Budaya dan Budaya Pop, Memetakan Lanskap Konseptual Cultural Studies. Yogyakarta:

Qalam. 10

Time Magazine. The Power of bahasa Indonesia. 28 Agustus 2013. 11

(4)

Bahasa Indonesia memiliki peran strategis di dalam proses berkembangnya Komunitas ASEAN 2015 dengan tiga aspek: sosial, ekonomi, dan budaya. Sementara itu, bahasa asing pun juga turut hadir di dalam proses Komunitas ASEAN 2015 itu. Oleh karenanya, bahasa Indonesia dipandang perlu memersiapkan beberapa aspek dalam politik bahasa-nya guna memantapkan kembali peran dan serta bahasa Indonesia itu ke dalam Komunitas ASEAN 2015. Pertama, bahasa Indonesia haruslah diarahkan ke dalam kerangka (alat komunikasi) konsepsi eknomi semesta. Artinya, pemerintah Indonesia sebagai pionir pemerintahan wajib menggunakan dan bangga berbahasa Indonesia tatkala berhadapan dengan investor/ekonom asing.

Dalam konteks Komunitas ASEAN 2015, Badan Bahasa membuat diktum mengenai orang luar (non-Indonesia) wajib berbahasa Indonesia tatkala bernegosiasi hal ikhwal ekonomi dengan pemerintah Indonesia. Gagasan ini sungguh unik namun diperlukan komitmen seluruh pemangku jabatan (pemerintah) untuk melaksanakannya. Sebab, di negara luar (lingkup ASEAN), bahasa Indonesia telah dipelajari dibangku sekolah. Jadi, tidak mustahil apabila kebijakan itu diberlaukan. Dengan itu, nilai dan substansi bahasa Indonesia akan dianggap penting untuk dipelajari dan digunakan.

Kedua, Komunitas ASEAN 2015 dapat dijadikan wahana penyebaran budaya lokal Indonesia terhadap mancanegara. Hal ini dapat dilakukan dengan usaha oleh Badan Bahasa untuk membangun dan menyelenggarakan Pusat Studi (PUSDI) bahasa Indonesia di Kedutaan Indonesia di luar negeri. Melalui iktikad itu, Sosiolinguistik berperan penting terhadap penyebaran kebudayaan lokal yang syarat akan kearifan lokalnya melalui bahasa Indonesia. Oleh karena itu, terjadilah kajian komprehensif bahasa dan budaya Indonesia. Sebab, di dalam Komunitas ASEAN 2015 ini seluruh negara yang tergabung (ASEAN) memunyai komitmen kolektif untuk bersama-sama mengembangkan kebudayaan nasionalnya masing-masing.

Komunitas ASEAN 2015

Sosial

Budaya

Ekonomi

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Kecamatan Kampak Kabupaten Treng- galek, siswa-siswi tampak lebih siap un- tuk mengikuti pelajaran, perhatian siswa terhadap pelajaran meningkat. Indikator observasi

Dalam hal ini, CBHRM diterapkan oleh PTPN IV (Persero) juga dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang umumnya sering terjadi pada karyawan, seperti sering didapatnya karyawan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja, Kejelasan Sasaran anggaran, Partisipasi Anggaran Terhadap akuntabilitas Kinerja Aparat

• Persetujuan transaksi akuisisi 100% saham PT Retower Asia oleh Perseroan melalui mekanisme pembelian dan pelaksanaan opsi saham dan transaksi pembelian piutang atas PT Retower

Dengan demikian muncul pertanyaan bagaimana cara Harian Kompas dan Republika memaparkan komunikasi politik NU dan bagaimana framing yang dilakukan mengingat pemilihan

Dia mengirim makalahnya ke orang yang berpangaruh dalam ilmu kimia di Swedia, Jacob Berzelius, yang yang telah meneliti dan menjawab bahwa ini adalah penemuan yang paling penting

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pembelajaran kelas Imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar, mengetahui kendala yang dihadapi SMA Negeri 2

class groupings for the table, determining a suitable width of a class grouping, and establishing the boundaries of each class grouping to avoid overlapping..  To determine the