2
Perkembangan kriminologi dapat diketahui dari banyaknya aliran yang muncul dan
berkembang.
Aliran dalam kriminologi mulai muncul dan berkembang sejak era Revolusi Perancis
sampai saat ini.
Tujuan mengelompokkan aliran kriminologi adalah untuk mempermudah mempelajari kriminologi
3
Seperti halnya definisi kriminologi, para ahli juga memberikan pemikiran yang
berbeda terkait dengan pengelompokan aliran kriminologi.
Para tokoh tersebut antara lain
Sutherland, Barness dan Teeters, menurut Stephan Hurwitz serta menurut Paul
Mudikdo Moeliono.
4
1. Aliran klasik;
2. Aliran kartografik;
3. Aliran sosialis;
4. Aliran tipologis;
5. Aliran sosiologis
(Lihat Purnianti & Moh. Kemal
Darmawan, 1994: 21 - 26)
5
1. Aliran Pre klasik;
2. Aliran Klasik;
3. Aliran Neo Klasik;
4. Aliran Positifis;
5. Aliran Analitis;
6. Aliran multiple causation
(Lihat Purnianti & Moh. Kemal
Darmawan, 1994: 28 - 30)
6
1. Aliran Itali;
2. Aliran Klasik;
3. Aliran Perancis;
4. Aliran Bio Sosiologis
(Lihat Stephan Hurwitz, disadur
oleh L. Moeljatno, 1986: 33)
7
1. Aliran Salahmu sendiri;
2. Aliran Tiada orang salah;
3. Aliran Salah lingkungan;
4. Aliran Kombinasi
(Lihat Soedjono Dirdjosisworo, 1984:
73)
8
Aliran Kriminologi
Teori Human Nature Teori Sosiologi
Aliran Klasik (1600- 1850)
Aliran Positivis (1850-1920)
Pembentukan Sosiologi (1900-1950)
Perkembangan Sosiologi
(1950)
Beccaria
Jeremy Bentham
Biologi Positivis (Lombrosso)
Psikologi Positivis (Sigmund Freud)
Sosiologi Positivis (E. Durkheim)
Aliran Chicago
Differential Association (E. Sutherland)
Strain (R. K. Merton)
Kontrol Sosial
Labelling
9
Aliran Klasik
Secara umum, aliran klasik berkembang di Inggris selama pertengahan abad 19 dan meluas ke daerah-daerah Eropa lainnya. Aliran klasik mendasarkan kejahatan pada
hedonistic psycology, bahwa seseorang melakukan perbuatan berdasarkan
pertimbangan kesenangan atau kesukaan dari suatu perbuatan.
10
Cessare Bonesana Marchese de
Beccaria
Dalam bukunya, Dei Deliti e Delle Pene (On Crimes and punishment), terdapat beberapa pemikiran penting Beccaria, diantaranya:
1. mencegah kejahatan adalah lebih penting daripada menghukum kejahatan;
2. dalam hukuman yang penting bukan beratnya, tetapi ketegasan dan ketepatan yang
mempunyai efek preventif yang terbesar.
11
Jeremy Bentham
Dalam bukunya, Introduction to The Principle of Morals and Legislation, Jeremy Bentham mengemukakan doktrin moral yang
didasarkan pada prinsip utilitas. Doktrin tersebut berasal dari frase “kebahagian terbesar dari jumlah terbesar”.
12
Inti Aliran Klasik
1. Individu dilahirkan dengan ”kehendak bebas” (free will) untuk hidup dan menentukan pilihannya sendiri;
2. Pemerintah negara dibentuk untuk melindungi hak-hak
tersebut dan muncul sebagai hasil perjanjian sosial antara yang diperintah dan yang memerintah;
3. Kejahatan merupakan pelanggaran terhadap perjanjian sosial, oleh karena itu kejahatan merupakan kejahatan moral;
4. Hukuman hanya dibenarkan selama hukuman itu ditujukan untuk memelihara perjanjian sosial. Oleh karena itu,
tujuan hukuman adalah untuk mencegah kejahatan dikemudian hari
13
Aliran Positivisme
Aliran ini menolak pendapat aliran klasik yang berpendapat, bahwa kejahatan
terjadi karena kehendak bebas manusia. Aliran ini memiliki kaitan secara ilmiah dalam menyelidiki faktor penyebab
14
Biologi Positivis
Inti dari aliran biologi positivis adalah, bahwa pelaku kejahatan memiliki
perbedaan karakterisitik secara fisik dibandingkan manusia yang lain.
Maksudnya adalah, pelaku kejahatan
memiliki ciri-ciri fisik khusus yang dapat dibedakan dengan manusia norma.
15
Psikologi Positivis
Pendekatan yang dipakai dalam aliran ini adalah psikologi yang lebih menekankan, bahwa kejahatan terjadi karena
perbedaan tingkat psikologis manusia.
Kejahatan tidak ada sangkut pautnya
16
Sosiologi Positivis
Aliran ini berbeda lagi dengan dua pendekatan sebelumnya, pendekatan yang dipakai dalam aliran ini adalah masyarakat yang lebih
menekankan, bahwa kejahatan terjadi karena faktor masyarakat atau lingkungan dimana
manusia tersebut tumbuh.
Kejahatan tidak ada sangkut pautnya dengan
bentuk fisik maupun tingkat psikologis manusia.
17
Inti aliran positivisme
Secara singkat, aliran ini berpegang
teguh pada keyakinan, bahwa
kehidupan manusia dikuasai oleh
hukum sebab akibat atau
cause effect
relationship
18
Aliran Neo Klasik
Aliran klasik banyak membawa pengaruh dalam disusunnya code penal 1791. Namun dalam kenyataannya, code penal 1791
tersebut tidak dapat berjalan dengan baik karena diabaikannya faktor-faktor
19
Aliran Neo Klasik (lanjutan)
Diabaikannya faktor-faktor pembeda individu menyebabkan gagalnya code penal 1791 sebagai hukum pidana.
Kegagalan code penal 1791 mendorong berkembangnya aliran neo klasik.
Sesuai dengan namanya, aliran neo klasik merupakan penerus aliran klasik,
20
Aliran Neo Klasik (lanjutan)
Pemberlakuan hukum yang sama dalam code penal 1791 justru dianggap ketidakadilan, oleh karena itu para tokoh neo klasik menginginkan adanya perubahan.
Meskipun tetap sama seperti aliran klasik yang tidak mempertimbangkan hal ilmiah dalam
kajiannya, namun aliran neo klasik mulai
21
Kriminologi Kritis
Aliran ini memiliki banyak nama, mulai dari kriminologi kritis, kriminologi sosialis sampai dengan kriminologi marxis karena dicetuskan oleh Karl Marx.
Walaupun dinamakan kriminologi kritis oleh
beberapa ahli, namun JE Sahetapy menyebutkan, bahwa kriminologi ini tidak kritis sama sekali
dalam menanggapi permasalahan kejahatan.
22
Kriminologi Kritis (lanjutan)
Kriminologi kritis atau Marxis menggunakan dua pendekatan dalam mempelajari aliran ini. Pendekatan pertama adalah pendekatan interaksionis dan pendekatan kedua adalah pendekatan konfik. Kedua pendekatan ini
kemudian berkembang menjadi teori konflik dan teori interaksionis.
23
Kriminologi Kritis (lanjutan)
Pada dasarnya pendekatan interaksionis melihat
kejahatan sebagai suatu perbuatan atau perilaku yang menyimpang secara sosial. Dengan demikian, jika
keadaan sosial berubah, maka definisi kejahatanpun akan berubah.
Pendekatan konflik beranggapan, bahwa hukum
sebenarnya berisi nilai-nilai yang tidak mencerminkan keinginan seluruh masyarakat, tetapi hanya
mencerminkan keinginan dari sekelompok warga
24
1. Collinson, Diane diterjemahkan oleh Ilzamudin Ma’mur dan
Mufti Ali, Lima Puluh Filsuf Dunia yang Menggerakkan, 2001
2. Hurwitz, Stephan disadur oleh L. Moeljatno, Kriminologi, 1986
3. JE. Sahetapy, Teori Kriminologi Suatu Pengantar, 1992
4. Purnianti dan Moh. Kemal Darmawan, Mahzab dan
Penggolongan Teori dalam Kriminologi, 1994
5. Reid, Sue Titus, Crime and Criminology Fourth Edition, 1985
6. Romli Atmasasmita, Teori dan Kapita Selekta Kriminologi,
2005
7. Soedjono Dirdjosisworo, Pengantar Penelitian Kriminologi,
1984
25
Omnium rerum Principia Parva Sunt
Joyo-joyo wijayanti, manggiho nugroho dateng kito sami
_/|\_