• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN ALAT PERAGA BOTOL DAN GELAS B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGGUNAAN ALAT PERAGA BOTOL DAN GELAS B"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN ALAT PERAGA BOTOL DAN GELAS BEKAS UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL

A. Pendahuluan

Belajar matematika merupakan kegiatan mental yang tinggi, sebab matematika berkaitan dengan konsep-konsep yang abstrak yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur secara logis yang akan membawa terjadinya proses pembelajaran matematika itu. Objek kajian matematika merupakan sesuatu yang abstrak sehingga guru matematika harus mampu mengkongkritkan atau menyederhanakan objek matematika yang abstrak agar mudah dipelajari oleh siswa. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dalam mempelajari suatu objek dalam pembelajaran matematika diperlukan pengalaman melalui benda-benda nyata (konkrit) yaitu alat peraga yang dapat digunakan sebagai jembatan bagi siswa untuk berpikir anstrak. Konsep abstrak matematika yang disajikan dalam bentuk konkrit akan lebih dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Dengan menggunakan alat peraga siswa dapat melihat, meraba, mengungkapkan dengan memikirkan secara langsung objek yang sedang mereka pelajari, sehingga konsep abstrak yang sedang dipelajari dapat mengendap, melekat dan tahan lama dibenak pikiran siswa. Penggunaan alat peraga dapat dikaitkan dengan aspek penanaman konsep, pemahaman konsep serta pembinaan ketrampilan dan juga meningkatkan motivasi belajar siswa.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa matematika dipelajari mulai dari pendidikan dasar, oleh karena itu agar siswa dapat memahami matematika dengan baik maka diperlukan pemahaman konsep-konsep dasar dalam matematika. Menurut Piaget (dalam Lambas, 2004; 4) mengemukakan bahwa ada empat tahapan perkembangan kognitif anak yaitu:

(1)tahap sensori motorik berlangsung sejak manusia lahir sampai berumur 2 tahun. Pada tahap ini pemahaman anak mengenai berbagai hal terutama bergantung pada kegiatan (gerakan) tubuh beserta alat-alat indra.

(2)

(3)tahap operasional konkret berlangsung dari usia 7 sampai 12 tahun. Pada tahap ini anak sudah bisa berpikir logis dalam berbagai hal termasuk hal yang agak rumit, tetapi dengan syarat hal-hal tersebut disajikan secara konkret.

(4)tahap operasional formal berlangsung pada usia 12 tahun ke atas. Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir logis tanpa kehadiran benda-benda konkret.

Berdasarkan tahap perkembangan kognitif di atas, maka siswa SMP dapat digolongkan pada tahap operasional konkret, dimana untuk memahami konsep abstrak tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan induktif yaitu dalam proses pembelajaran memerlukan fakta melalui benda-benda kongkret (nyata) sebagai perantara atau visualisasinya sebagai jembatan bagi siswa berfikir abstrak.

Selain Piaget pendapat ahli lain diantaranya Bruner, mengemukanan pendapatnya tentangperkembangan belajar seseorang yaitu :

(1) Tahap enaktif,

Pada tahap ini, siswa dituntut untuk mempelajari pengetahuan dengan menggunakan benda konkrit atau menggunakan situasi nyata bagi para siswa.

(2) Tahap ikonik,

Setelah mempelajari pengetahuan dengan benda nyata atau benda konkrit, tahap berikutnya adalah tahap ikonik yaitu siswa mempelajari suatu pengetahuan dalam bentuk gambar atau diagram sebagai perwujudan dari kegiatan yang menggunakan benda konkrit atau nyata. (3) Tahap simbolik,

Siswa mewujudkan pengetahuannya dalam bentuk simbol-simbol abstrak. Dengan kata lain siswa harus mengalami proses berabstraksi.

Menurut Bruner, pembelajaran sebaiknya dimulai dengan menggunakan benda nyata terlebih dahulu. Karenanya ketika proses pembelajaran matematika berlangsung sudah seharusnya menggunakan model atau benda nyata untuk topik-topik tertentu yang dapat membantu pemahaman siswa. Misalnya dengan penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran.

(3)

B. Pentingnya Alat Peraga

Alat peraga merupakan bagian dari media. Menurut Widyantini dan Sigit (2009 : 3) media pengajaran diartikan sebagai suatu alat yang dapat membantu siswa supaya terjadi proses belajar. Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan : siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman nyata sehingga materi pembelajaran mudah dipahami, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dan dapat mendorong siswa mengingat apa yang sudah dipelajari. Alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar siswa mampu memahami arti dari konsep tersebut. Dengan melihat, meraba, memanipulasi objek/alat peraga maka siswa mempunyai pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang arti suatu konsep. Alat peraga matematika adalah seperangkat benda kongkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu mananamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Dengan adanya alat peraga, hal-hal yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk model-model yang berupa benda konkret yang dapat dilihat, dipegang, diputarbalikkan sehingga dapat lebih mudah dipahami siswa.

Penggunaaan alat peraga dalam pembelajaran matematika harus dipertimbangkan secara tepat, kapan digunakan dan jenis alat peraga yang digunakan harus sesuai, guna mencapai tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Dari segi pengadaannya alat peraga dapat dikelompokkan sebagai alat peraga sederhana dan alat peraga buatan pabrik. Alat peraga sederhana biasanya memanfaatkan lingkungan sekitar dan dapat dibuat sendiri, sedangkan alat peraga buatan pabrik pada umumnya berupa perangkat keras dan lunak yang pembuatannya memiliki ketelitian ukuran serta memerlukan biaya yang tinggi.

C. Penggunaan Botol bekas dan Gelas Bekas dengan Warna Berbeda untuk Menyelesaikan Persamaan Linier Satu Variabel

(4)

Untuk mengkonkritkan konsep dalam hitung aljabar diperlukan suatu alat bantu pembelajaran yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien. Dimana salah satu penggunaan alat peraga adalah dalam memperkenalkan persamaan linier satu variabel yaitu dengan menggunaan botol dan gelas bekas dengan dicat dengan warna yang berbeda agar lebih menarik siswa. Materi Persamaan Linier Satu variabel ini adalah merupakan materi dasar dalam pemahaman aljabar dan merupakan materi untuk kelas VII SMP. Jika siswa menguasai dan memahami materi ini, maka untuk materi-materi aljabar yang lebih lanjut siswa akan lebih mudah memahaminya. Oleh karena itu, dalam menyampaikan materi ini perlu menggunakan strategi pembelajaran yang menarik siswa dan tidak membosankan, dimana salah satunya adalah dengan menggunakan bantuan alat peraga.

Alasan pemilihan botol bekas dan gelas bekas sebagai alat peraga adalah barang-barang tersebut mudah diperoleh dilingkungan sekolah dan mudah dibuat oleh guru. Selain itu juga mudah penggunaannya, sesuai dengan kriteria pemilihan alat peraga. Pembuatan alat peraga ini sangat sederhana dengan cara mengecat botol plastik bekas dan gelas palstik bekas dengan dua warna yang berbeda.

Berdasarkan kesadaran tentang pentingnya media sederhana yang terbuat dari bahan bekas yang terdapat disekitar lingkungan guru dan siswa, kita dapat mencatat tiga tujuan pembuatan media sederhana yang terkait satu dengan lainnya :

1.

Membangun komunikasi berbasis pendidikan kreatif. Pencapaian tujuan ini melibatkan para siswa sedini mungkin dalam pengembangan dan penggunaan media sederhana dari barang bekas dan peralatan sederhana untuk mengembangkan kemampuan berimajinasi, serta mengembangkan keterampilannya sesuai dengan usia dan mata ajaran yang dipelajarinya. Dengan cara demikian guru mencoba memperkenalkan para siswa sedini mungkin pada kondisi dan potensi lingkungannya. Disamping itu juga kegiatan ini bisa memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan eksplorasi di berbagai bidang yang menyangkut pengetahuan, minat dan bakat melalui pengembangan media sederhana yang dibuatnya.

2.

Mengembangkan berbagai alternatif media sederhana yang kreatif dan berkesinambungan sedemikian rupa sehingga mampu membantu anak-anak didik tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang kritis, kreatif, mandiri (otonom), dan peduli terhadap orang lain dan lingkungan.

(5)

guru, peserta didik, dan berbagai kelompok/institusi profesi lain atau masyarakat secara umum. Kegiatan ini penting untuk menyebarluskan informasi dan pemahaman tentang media sederhana yang telah mereka kembangkan, melakukan upaya advokasi secara bersama dan penyediakan fasilitas bagi masyarakat umum yang ingin ikut mengembangkan media sederhana.

D. Alat Peraga untuk Membantu Mempermudah Menyelesaikan Persamaan Linier Satu Variabel

Bentuk Alat Peraga : botol plastik dan gelas plastik bekas dengan warna berbeda

model x model -x

model 1 model -1

model 0

Langkah Penggunaannya

Contoh : 3x + 2 = 2x - 1

Model Persamaan dengan alat Peraga

Ruas Kiri Ruas Kanan

(6)

Ruas Kiri Ruas Kanan Ruas Kiri Ruas Kanan 3x + 2 2x - 1

Tambahkan kedua ruas dengan -2x 3x + 2 – 2x 2x - 1 - 2x

x + 2 - 1

Tambahkan kedua ruas dengan - 2 x + 2 - 2 - 1 - 2

X - 3

Jadi penyelesaiannya x = - 3

Contoh : 9x - 10 = 4x

Model Persamaan dengan alat peraga

Ruas Kiri Ruas Kanan

(7)

Penyelesaiaannya

R. Kiri R. Kanan R. Kiri R. Kanan

9x - 10 4x

Tambahkan kedua ruas dengan - 4x 9x – 10 –

4x

4x – 4x

5x - 10 0

(8)

5x - 10 + 10

0 + 10

5x 10

Bagi kedua ruas dengan 5

Kelompokkan kedua ruas menjadi 5 bagian yang sama

5x 5

10

5

X 2

Jadi penyelesaiannya x = 2

Dari kegiatan-kegiatan tersebut di atas dapat diketahui bahwa untuk menyelesaikan persamaan linier satu variabel dilakukan dengan :

1. menambah kedua ruas dengan sesuatu ( variabel atau konstanta) yang sama

2. mengurangi kedua ruas dengan sesuatu ( variabel atau konstanta) yang sama

3. mengelompokkan (membagi) kedua ruas menjadi beberapa kelompok yang sama

E. Evaluasi Hasil Belajar

(9)

Sedangkan penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri.

Pada materi Persamaan Linier Satu variabel ini, untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi siswa dalam menyelesaikan masalah persamaan linier satu variabel maka siswa diberikan post test pada akhir pembelajaran. Post test yang diberikan berupa lembar kerja siswa yang berisi soal-soal persamaan linier satu variabel yang harus diselesaikan secara berkelompok dengan alat peraga yang telah disediakan. Setelah siswa memahami cara menyelesaikan persamaan linier satu variabel maka siswa secara individual mengerjakan lembar kerja siswa yang berisi soal-soal menyelesaikan persamaan linier satu variabel. Untuk menyelesaikan soal-soal tersebut, siswa diberi kebebasan untuk mengganti setiap variabel dan konsanta dengan lambang atau gambar yang mereka sukai dengan ketentuan menggunakan warna yang berbeda dalam membedakan tanda positip dan negatip. (Lembar Kerja Siswa terlampir)

Setelah siswa mampu menyelesaikan masalah persamaan linier satu variabel dengan menggunakan simbol atau lambang yang mereka buat, maka siswa diarahkan dan dibimbing untuk menyelesaikan persamaan tersebut dengan menggantikan simbol-simbol yang mereka buat dengan lambang abjad mulai dari a,b,c dan seterusnya sampai z. Guru memperkenalkan bahwa abjad yang mereka gunakan untuk mengganti simbol-simbol itulah yang disebut variabel. Untuk memantapkan pemahaman siswa dalam menyelesaikan persamaan linier satu variabel maka guru memberikan soal-soal tambahan.

(10)

diberi kebebasan untuk menuangkan idenya dalam mengganti variabel dan konstanta dengan simbol atau gambar benda yang mereka sukai. Dengan demikian kegiatan belajar menjadi terasa menyenangkan, menarik, dan tidak membosankan, serta siswa terlihat aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga memudahkan mencapai tujuan pembelajaran yaitu menyelesaiakn masalah persamaan linier satu variabel.

DAFTAR PUSTAKA

Sobel, Max A dan Maletsky, Evan M. 2004. Mengajar Matematika:Sebuah Buku Sumber Alat Peraga, Aktivitas dan Strategi. Jakarta: Erlangga.

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Widyantini, TH dan Sigit, TG. 2009. Modul Pemanfaatan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika SMP.Yogyakarta: PPPPTK Matematika

.

Referensi

Dokumen terkait

quadricarinatus dari ketiga lokasi tersebut menunjukkan bahwa populasi LAT yang berasal dari Situ Kemuning dan Situ Kemang memiliki kekerabatan yang lebih tinggi

Hacker adalah sebutan untuk orang atau sekelompok orang yang memberikan sumbangan bermanfaat untuk dunia jaringan dan sistem operasi, membuat program bantuan

Beberapa siswa ada yang mencari perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku, akan tetapi masih belum tepat (seperti pada gambar 4b). Langkah penyelesaian soal harus

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN 

Yang semestinya janin yang dikandung adalah hasil dari perbuatan zina tetapi dengan melakukan kawin hamil, nasab janin tersebut “dicuci” sehingga berubah menjadi

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, penulis dapat menyimpulkan bahwa kemampuan siswa SMP Negeri 1 Telagasari-Karawang dalam menulis karangan narasi sebelum

Saya dan pelukis yang lain bisa punya tempat untuk memamerkan karya-karya kami dikenal banyak orang dan sebagai pelukis saya merasa dihargai karya- karya saya bisa

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA