• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENGARUH HIPNOTERAPI TERHADAP NYERI HAID (DISMENORE) PADA MAHASISWI D III KEBIDANAN STIKES A.YANI CIMAHI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of PENGARUH HIPNOTERAPI TERHADAP NYERI HAID (DISMENORE) PADA MAHASISWI D III KEBIDANAN STIKES A.YANI CIMAHI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

13 PENGARUH HIPNOTERAPI TERHADAP NYERI HAID (DISMENORE)

PADA MAHASISWI D III KEBIDANAN STIKES A.YANI CIMAHI

Achmad Setya Roswendi

ABSTRAK

Di Indonesia prevalensi dismenore pada usia remaja sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder (Santoso, 2008). Di Jawa Barat tidak ada angka pasti mengenai jumlah remaja yang mengalami menstruasi, namun diperkirakan 30%-70%. Secara farmakologi, penatalaksanaan adalah dengan pemberian obat-obat analgetik seperti golongan obat Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs (NSAID) dapat meredakan nyeri.Salah satu pengobatan non farmakologi adalah dengan hipnoterafi merupakan aplikasi hipnosis dalam menyembuhkan masalah mental dan fisik (psikosomatis) seperti halnya nyeri, kecemasan, dll. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hipnoterapi terhadap nyeri dismenore pada mahasiswi DIII Kebidanan di STIKES A.Yani Cimahi. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen one group pre and post test without control. Teknik sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Purposive Random Sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan quesioner penilaian nyeri Visual Analog Scale (VAS) dengan skala Numeric Rating Scale (NRS). Analisa univariat mrenggunakan rata-rata dan analisis bivariate dengan uji t-test. Hasil univariat menjelaskan bahwa nilai rata-rata intensitas nyeri dismenore sebelum hipnoterapi adalah 5,9 termasuk kategori nyeri sedang dan nilai rata-rata intensitas dismenore setelah hipnoterapi adalah 2,25 termasuk kategori nyeri ringan. Hasil bivariat menjelaskan bahwa terdapat pengaruh hipnoterapi terhadap nyeri dismenore pada mahasiswi D III kebidanan, dengan nilai p-value= 0,0001, p value ˂α (α =0.005).

(2)

14 A. Pendahuluan

Menstruasi adalah perdarahan periodik uterus yang secara fisiologis terjadi pada wanita

setiap bulanya.Siklus menstruasi wanita ditentukan oleh interaksi berbagai hormone, yaitu

gonadotropin releasing hormone (GnRH), follicle stimulating hormone (FSH), luteinizing

hormone (LH), estrogen, dan progesteron. GnRH disekresi oleh hipotalamus, FSH dan LH

disekresi oleh kelenjar pituitari anterior, estrogen dan progestin disekresikan pada

ovarium.GnRH merangsang pelepasan LH dan FSH dari pituitari anterior, kemudian merangsang

pelepasan estrogen dan progestin dari ovarium (Ramadhy, 2011).

Menjelang menstruasi wanita akan mengalami berbagai keluhan yang disebabkan oleh

perubahan hormonal didalam tubuh seperti ketidakstabilan emosi, nyeri perut bagian bawah,

sakit pinggang, tubuh terasa lemas, timbul jerawat pada wajah, tidak bergairah dan tidak nafsu

makan. Sebelum menstruasi terjadi penurunan hormon progesteron yang memicu peningkatan

hormon prostaglandin.Prostaglandin adalah zat yang berpengaruh terhadap kontraksi dinding

rahim, menyebabkan konstriksi pembuluh darah disekitar dinding rahim dan menyebabkan

iskemik jaringan. Pengaruh peningkatan prostaglandin lainya adalah merangsang saraf nyeri

dirahim sehingga akan menambah intensitas nyeri. Nyeri yang dirasakan dari proses inilah yang

dikenal dengan istilah dismenore (Hartono, 2012; Proverawati & Misaroh, 2009).

Nyeri haid atau dismenore merupakan nyeri kejang otot (spasmodik) di perut bagian

bawah dan menyebar ke sisi dalam paha atau bagian bawah pinggang yang menjelang haid atau

selama haid akibat kontraksi otot rahim. Gejala dismenore sering terjadi pada hari pertama

sampai hari kedua menstruasi namun pada beberapa wanita nyeri bisa terus dialami selama

periode menstruasi (Harmanto, 2006 dalam Kinanti, 2013)

Berdasarkan studi epidemiologi French (2005) menyatakan di Amerika Serikat

prevelensi dismenore paling tinggi pada usia remaja dengan estimasi 20-90% dengan nyeri haid

berat sebanyak 15%. Di Indonesia prevalensi dismenorepada usia remaja sebesar 64,25% yang

terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder (Santoso, 2008). Di Jawa

Barat tidak ada angka pasti mengenai jumlah remaja yang mengalami menstruasi, namun

diperkirakan 30%-70% perempuan mengalami masalah yang berhubungan dengan menstruasi

seperti nyeri perut atau keram perut dan sekitar 10%-15% mengalami permasalahan terhadap

(3)

15 Hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Universitas Padjadjaran Bandung,

bahwa 50% (10 dari 20 responden) mengalami dismenore dengan kategori nyeri sedang dan 10%

(2 dari 20 responden) berada pada kategori nyeri berat tertahankan (Siahaan, 2011).

Dismenore menimbulkan berbagai dampak bagi kegiatan ang tidak bisa beraktivitas

seperti kebiasaan normalnya, seperti akan mengalami gangguan dalam motivasi dan konsentrasi

belajar karena nyeri yang dialami, bahkan remaja harus istirahat dirumah dan tidak kesekolah

karena keluhan nyeri yang dirasakan (Hasanah,2010)

Penelitian yang dikemukakan oleh Nathan (2005) menyatakan bahwa 30-60% wanita

yang mengalami dismenore 7-15% tidak pergi ke sekolah atau bekerja. Begitu juga hasil

penelitian Sharma, et al. (2008) yang menyatakan bahwa 35% remaja menyatakan bahwa mereka

tidak datang ke sekolah selama periode dismenore dan 5% menyatakan datang kesekolah tetapi

tidak konsentrasi mengikuti pelajaran bahkan sampai hanya tidur saja dikelas.

Berbagai upaya dalam bidang kesehatan yang dapat dilakukan untuk membantu

mengatasi masalah dismenore pada remaja baik melalui penatalaksanaan farmakologi atau non

farmakologi.Secara farmakologi, penatalaksanaan adalah dengan pemberian obat-obat analgetik

seperti golongan obat Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs (NSAID) dapat meredakan

nyeri.Salah satu pengobatan non farmakologi adalah dengan hipnoterafi merupakan aplikasi

hipnosis dalam menyembuhkan masalah mental dan fisik (psikosomatis) seperti halnya nyeri,

kecemasan, dll.Hipnosis merupakan seni komunikasi yang bisa mengubah berpindah keaktifan

kesadarandari pikiran sadar (conscious mind) ke pikiran bawah sadar (subconscious mind).

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Hipnoterapi Terhadap

Dysmenore Pada Mahasiswa Kebidanan (D3) Stikes A.Yani Cimahi”.

B.Metodologi Penelitian

(4)

16 Instrumen Skala Nyeri

C. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian

Tabel 1. Distribusi rata-rata intensitas nyeri responden sebelum dan sesudah dilakukan hipnoterapi.

Variabel Mean SD SE P Value N Perbedaan

Mean

SD

Skala Nyeri Sebelum dilakukan hipnoterapi

5,19 1,223 0,306

0,0001 16 2,938 1,237

Sesudah dilakukan hipnoterapi

2,25 0,775 0,194

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat diketahui bahwa rata-rata intensitas nyeri mahasiswi

yang mengalami dismenore sebelum dilakukan hipnoterapi adalah 5,19 dengan standar

devisiasi 1,223. Setelah hipnoterapi rata-rata skala nyeri responden adalah 2,25 dengan

standar devisiasi 0,775. Terlihat nilai mean perbedaan antara skala nyeri dismenore

sebelum dan sesudah hipnoterapi adalah 2,938 dengan standar devisiasi 1,237. Hasil uji

statistik di dapatkan nilai p=0,0001 artinya terdapat perbedaan rata-rata skala nyeri

(5)
(6)

18 2. Pembahasan

a. Intensitas Nyeri Haid (Dismenore) Responden Sebelum Hipnoterapi

Berdasarkan hasil analisis deskriptif,intensitas nyeri sebelum dilakukan hipnoterapi

menunjukan bahwa sebagian besar responden dengan keluhan nyeri sedang yaitu 12 (75%).

Rata-rata intensitas nyeri yang dikeluhan responden sebelum dilakukan intervensi adalah5,19

yang menggambarkan sebagian besar responden mengeluh nyeri sedang. Hal yang

mengindikasikan bahwa responden mengalami nyeri sedang pada saat dilakukan penelitian

secara objektif responden menyeringai, dapat menunjukan lokasi nyeri, dapat

mendeskripsikannya dan masih dapat mengikuti perintah dengan baik.Masih tingginya keluhan

nyeri haid (dismenore) yang dirasakan responden tersebut karena sebagian besar responden

belum mengetahui dan melakuan intervensi untuk mengurangi nyeri.

Penanganan dismenore secara non farmakologi bisa dilakukan dengan berbagai

caraseperti terapi es dan panas, TENS, yoga, erobik dan hipnoterapi. Hipnosis merupakanseni

komunikasi yang bisa mengubah berpindah keaktifan kesadarandari pikiran sadar (conscious

mind) ke pikiran bawah sadar (subconscious mind).Hipnoterapi merupakan aplikasi hipnosis

dalam menyembuhkan masalah mental dan fisik (psikosomatis) seperti halnya nyeri, kecemasan,

dll.Hipnoterapi ini memiliki keuntungan dibanding yang lain yaitu mudah, murah, aman dan

tanpa efek samping, selain itu lebih berfokus pada penyebab dari permasalahan kesehatan atau

penyakit tersebut. Mengetahui penanganan dismenore yang tepat merupakan hal yang penting

bagi seorang wanita karena menstruasi tersebut dialami oleh wanita setiap bulanya.Menstruasi

merupakan pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan teratur

setiap bulanya kecuali pada saat kehamilan (Sibagariang, 2010).Keluhan yang paling sering

dialami oleh seseorang yang sedang menstruasi adalah nyeri haid (Omidvar, 2012).

Pengaruh dari dismenoreini berdampak pada aktivitas sehari-hari, penurunan konsentrasi,

menurunnya kinerja, sehingga tidak jarang dismenore memaksa wanita untuk istirahat dan

berhenti dari aktivitas yang rutin dilakukanya (Nugroho, 2009).Dismenore membuat seseorang

tidak bisa beraktivitas seperti kebiasaan normalnya, seperti contoh seseorang siswi akan

mengalami gangguan dalam motivasi dan konsentrasi belajar karena nyeri yang dialami, bahkan

remaja harus istirahat dirumah dan tidak kesekolah karena keluhan nyeri yang dirasakan

(Hasanah,2010). Penelitian yang dikemukakan oleh Nathan (2005) dan menyatakan bahwa

(7)

19 lain oleh Sharma, et al. (2008) yang menyatakan bahwa 35% remaja menyatakan bahwa

mereka tidak datang ke sekolah selama periode dismenore dan 5% menyatakan datang kesekolah

tetapi tidak konsentrasi mengikuti pelajaran.

Dari penelitian ini di ketahui bahwa sebelum dilakukan hipnoterapi rata-rata intensitas

nyeri responden adalah 5,19 yang menggambarkan sebagian besar nyeri sedang. Hasil penelitian

ini sejalan dengan hasil penelitian pada populasi remaja usia 12-17 tahun di Amerika Serikat

yang melaporkan bahwa prevalensi dismenore paling banyak dengan keluhan nyeri ringan 49%

dan sedang 37% (Omidvar, 2012).

Otak dan pikiran manusia masih menyimpan jutaan misteri dengan sedemikian banyak

fenomena yang luar biasa. Selama ini banyak orang telah mengetahui bahwa hypnosis dapat

dimanfaatkan untuk menurunkan nyeri. Namun demikian belum diketahui secara jelas

bagaimana mekanisme kerja hypnosis dalam tubuh manusia terutama otak.

(Jalaluddin, 2010) dalam penelitian menggunakan uji statistic ANOVA, Chi Square dan

Korelasi Peson menunjukan adanya perbedaan penurunan rerata skor yang bermakna secara

statistik baik rerata skor BDI (Beck Depression Inventory) maupun rerata skor VAS di antara

kelompok perlakuan hipnoterapi, kelompok perlakuan relaksasi dan kelompok kontrol

masing-masing (F = 12.10; p = .000) dan (F = 12.94; p = .000). Sebagai kesimpulan adalah hipnoterapi

dan relaksasi efektif dalam menurunkan derajat depresi dan nyeri pada pasien dengan low back

pain

Berdasarkan data tersebut intervensi (hipnoterapi) yang dilakukan peneliti dapat

dijadikan salah satu pilihan intervensi yang dapat dipelajari dan dilakukan secara mandiri oleh

responden untuk mengurangi nyeri dismenore.

b. Intensitas Nyeri Haid Responden Setelah Dilakukan Hipnoterapi

Berdasarkan dari hasil penelitian dan analisis bivariat dapat dilihat bahwa skor intensitas nyeri responden menunjukan penurunan intensitas nyeri yang dirasakan oleh responden, dimana sebagian besar responden menunjukan penurunan intensitas nyeri menjadi ringan yaitu 15 (93,8%) responden. Hal ini dapat diketahui dari pada saat post test semua responden secara objektif masih dapat berkomunikasi dengan baik. Setelah diberikan terapi hipnoterapi, terjadi rata-rata penuruan skor skala nyeri 3 poin dan 2 point pada responden.Hal ini menunjukan bahwa hipnoterapi berpengaruh secara positif terhadap penurunan intensitas nyeri responden.

(8)

20 oleh pikiran sadar responden, dengan memberikan sugesti positif yang ditanamkan ke dalam pikiran bawah sadar responden, maka akan membantu responden mengubah persepsi pikiran bawah sadar klien terhadap kecemasan yang dialami. Ditambahkan dari teori Gunawan (2007) gelombang bawah sadarresponden pasti akan mengalami kondisi meditatif yang sangat dalam. Kondisi meditatif akan memberikan keheningan dalam diri. Hipnoterapi dapat mengatur kondisi gelombang otak responden dalam riset yang dilakukan terhadap kondisi hipnosis menunjukan adanya perubahan pada gelombang otak.Perubahan gelombang otak sangat mempengaruhi perilaku manusia.

Aktivitas otak saat hypnosis untuk menekan nyeri, terjadi penurunan aktivitas di daerah

jaringan nyeri (pusat persepsi nyeri) dan peningkatan aktivitas pada area otak lainnya saat

hypnosis. Peningkatan tersebut bisa spesifik bisa juga tidak tetapi jelas melakukan sesuatu hal

yang menurunkan atau menghambat signal nyeri masuk ke struktur kortikal

Jaringan nyeri berfungsi seperti system relay. Input signal nyeri berasal dari saraf perifer

di daerah dimana rangsang nyeri diberikan, kemudian masuk ke dalam spinal cord dimana

informasi diproses dan disalurkan ke dalam batang otak. Dari sini signal menuju area otak tengah

dan akhirnya masuk ke dalam korteks otak yang berkaitan dengan persepsi sadar terhadap

stimulus eksternal seperti nyeri.

Proses yang terjadi pada jaringan nyeri bagian bawah gambarannya terlihat sama antara

saat kondisi hypnosis ataupun tidak, namun pada kondisi hypnosis aktivitasnya menurun pada

daerah atas (korteks) yang berperan terhadap persepsi nyeri

Penurunan intensitas nyeri yang diungkapkan oleh responden setelah intervensi juga

disertai dengan berkurangnya keluhan responden.Dimana sebelum intevensi sebagian besar

responden mengungkapkan bahwa saat mengalami nyeri dismenore terjadi peningkatan

emosional sehingga ada atau tidak ada stimulus bawaanya mau emosi atau marah, tidak

konsentrasi dalam belajar, malas melakukan aktivitas.Namun setelah dilakukan hipnoterapi

seiring dengan penuruanan intensitas nyeri juga disertai peningkatan motivasi responden untuk

tetap semangat beraktivitas dan konsentrasi belajar.

Hasil penelitian diketahui secara keseluruhan hipnoterapi memberikan pengaruh yang

positif dalam penurunan intensitas nyeri pada remaja yang mengalami nyeri haid (dismenore)

c. Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Intensitas Nyeri Haid (dismenore) Responden

Rata-rata intensitas nyeri setelah dilakukan hipnoterapi terjadi perubahan jika dilihat dari

(9)

21 ringan). Perbedaan nilai mean intensitas nyeri responden sebelum dan sesudah intervensi diuji

menggunakan uji t dependen adalah 2,938 dengan nilai p value 0,0001. Maka dapat disimpulkan

bahwa dari hasil analisa tersebut menunjukan perbedaan yang signifikan intensitas nyeri

responden sebelum dan sesudah dilakukan hipnoterapi, hal ini berarti H

0 ditolak dan H1

diterima.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hipnoterapi yang dilakukandapat menurunkan

intensitas nyeri (dismenore).

Berdasarkan teori dari Gunawan (2007), pikiran bawah sadar menyimpan materi yang

berhubungan dengan dengan emosi, baik emosi positif maupun emosi negatif tersimpan dalam

pikiran bawah sadar.Emosi – emosi negatif yang tidak teratasi dengan baik, setelah masuk ke

pikiran bawah sadar, akhirnya menjadi beban psikologis yang menghambat kemajuan diri

seseorang. Setiap kejadian yang kita alami, bila disertai dengan intensitas tinggi, baik itu emosi

positif maupun negatif, akan sangat membekas dipikiran bawah sadar. Perasaa nyeri tersimpan

di dalam pikiran bawah sadar manusia.

Teori yang didukung dari Gunawan (2007) menjelaskan bahwa hipnoterapi dapat

menciptakan perasaan damai dan tenang, kondisi hipnosis menunjukan adanya perubahan pada

gelombang otak dapat mempengaruhi perilaku manusia dengan hipnoterapi. Menurut Wong

(2010), Hipnosis merupakan kaidah komunikasi terhadap pikiran bawah sadar manusia. Hipnosis

sebagai penembusan faktor kritis pikiran sadar diikuti dengan diterimanya suatu

pemikiran/sugesti .(“hipnosis is the by-pass of the critical factor of the conscious mind followed

by the establishment of acceptance selective thinking”)

Menurut Umam ( 2012), didalam penelitian dengan jumlah responden 18 dengan

menggunkan penelitian eksperimental terbukti hipnoterapi efektif dapat menurunkan nyeri pada

pasien pasca operasi bedah mayor abdomen di RSUP Dokter Kariadi Semarang.Sedangkan

Wahida & Khusniyah ( 2012) dalam peneltianya mengunaan uji WILXOCON dengan 10

responden menunjukkan adanya perbedaan antara skala nyeri pada lansia sebelum dan sesudah

dilaksanakan hipnoterapi dengan nilai signifikan P = 0,032.

Berdasarkan teori Susana & Hendarsih (2012), hipnoterapi dapat merelaksasi pikiran dan

perasaan dalam membantu klien mengatasi perasaan tak nyaman termasuk nyeri.Hipnoterapi

difokuskan pada relaksasi yang dalam, full concentration dan sugesti yang tinggi.

Hipnoterapi sangat bergantung dengan tahapan yang perlu dilakukan oleh peneliti yaitu

(10)

22 perlu diperhatikan ketika pada tahapan pre induction, merupakan suatu proses mempersiapkan

suatu situasi dan kondisi yang bersifat kondusif antara peneliti dengan responden, tidak semua

responden dapat menerima kehadiran peneliti, maka tahapan pre induction merupakan proses

paling awal dan sangat menentukan kesuksesan dari proses hipnosis.

Dari hasil analisa peneliti pada beberapa responden, hanya sebagian kecil responden

terjadi penurunan dari gelombang alpha ke theta, khususnya gelombang theta. Sesuai dengan

teori Wong, Willy &Hakim , Andri, (2009) pada gelombang ini pikiran bawah sadar benar –

benar telah aktif dan mengantikan pikiran sadar, gelombang theta menunjukkan kondisi pikiran

yang fokus sehingga meningkatkan efisiensi dalam pemecahan masalah, proses presepsi dan

daya. Hipnoterapi menjadi mekanisme koping terhadap rasa nyeri yang dialami responden

mengunakan atau mengambil sumber koping dari lingkungan baik dari sosial, interpersonal dan

intrapersonal. Mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan nyeri, kecemasan berat dan panik

membutuhkan banyak energi. Salah satu mekanisme koping yang dapat dilakukan ialah Task

oriented reaction merupakan individu dapat mencoba menghadapi kenyataan tuntutan stres

dengan menilai secara objektif ditujukan untuk mengatasi masalah, memulihkan konflik dan

memenuhi kebutuhan. (Suliswati et al,2005). Namun, ada juga responden menurut analisa

peneliti masih berada dalam pikiran sadar yang memiliki daya analisis yang kuat sesuai dengan

teori Gunawan (2007), pikiran sadar menggunakan akal sehat dan logika yang memiliki fungsi

menganalisis atau memeriksa informasi yang masuk dengan membagi informasi itu menjadi

komponen yang lebih kecil agar diperiksa dengan seksama dan mengidentifikasi informasi yang

(11)

23 D. Simpulan dan Saran

Terdapat pengaruh hipnoterapi terhadap nyeri haid (dismenore) dengan perbedaan nilai

mean 2,938 (p value 0,0001).

Bagi perawat maternitas (Kesehatan Ibu dan Anak), untuk menangani masalah nyeri haid

disarankan agar lebih menggunakan terapi non farmaka dalam hal ini adalah hipnoterapi yang

dapat dipraktikan oleh bidan sebagai terapi langsung kepada klien atau mengajarkan klien untuk

mensugesti diri sendiri serta mengembangkan program pelatihan atau seminar bagi tenaga

(12)

24 DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo.(2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.Jogjakarta : Ar-Rus Media

Arikunto.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta.

Cyosauna. (2013).Endorphins, Cryosauna and their role in our

body.http://www.cyosaunastudio.gr

French, Linda. (2005).Dysmenorrhea.American Family Physician, 71(2), 285-291

Manuaba, dkk.(2009). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: EGC

Maryati.(2009).Buku ajar kesehatan reproduksi teori dan pratikum.Yogyakarta :Nuha Medika

Nathan, A. (2005). Primary dymenorrhoea. Practice Nure minor Ailments.

Tersediahttp://proquest.umi.co./pqdweb?index=65, 28 Januari 2014

Notoatmodjo,S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Omidvar, S. (2012) .Characteristics and Determinants of Primary Dysmenorrhea in Young

Adults. American Medical Journal, 3 (1), 8-13

Potter dan Ferry. (2006). Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Proverawati dan Misaroh.(2009). Menarche Menstruasi Pertama Penuh

Makna.Yogyakarta:Nuha Medika

Ramadhy.(2011). Biologi Reproduksi. Bandung: Refika Aditama

Rejeki, S. (2009).Kesehatan Reproduksi Remaja. Tersedia

http://drhandri.wordpress.com/2008/05/14/kesehatn-reproduksi-remaja/, 29 Januari 2014

Rice, R. 2006. Home Care Practice: Consepts and Applications, Fourth Edition. St. Louis:

Mosby Elsevier

Riyanto, A., SKM., M.Kes (2010). Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan.Yogyakarta: Nuha

Medika

Santoso, 2008.Angka Kejadian Nyeri Haid pada Remaja Indonesia.Journal of Obstretics &

Gynecology

Sharma, A, Taneja, D.K, Sharma, P. & Saha R. (2008).Problem Related to Menstruation

and Their Effect On Daily Routine Of Students Of A Medical

College In Delhi, India. Asia Pacific Journal Of Publich Health, 53 (10), 439-443

Sibagariang, dkk.(2010).Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:Trans Info Media

Siahaan, et al. (2013).Penurunan Tingkat Dismenore Pada Mahasiswi Fakultas Ilmu

Gambar

Tabel 1. Distribusi rata-rata intensitas nyeri responden sebelum dan sesudah dilakukan hipnoterapi

Referensi

Dokumen terkait

Pada penulisan skripsi ini penulis akan menggunakan metode agih yaitu metode yang alat penentunya dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:15), dengan teknik

Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status

Karena jumlah crewnya berkurang maka kompensasi yang diberikan adalah dengan cara menerapkan automation di kapal [4] sesuai dengan peraturan yang dijelaskan dalam

[r]

The obtained data from the XRD-powder were then analyzed as single crystal-like data by using the Direct Methods applied on FullProf Pattern Matching and

Tabel 4.6 Keterangan mengenai Proficiency Level untuk Competency 121 Tabel 4.7 Analisa Perbandingan Behavior Competencies antara Salesman dengan. Business Consultant

Jadual 4.23 di atas menunjukkan analisis keseluruhan sisihan piawai dan min responden yang menjawab persoalan kajian. Dapatan kajian menunjukkan min keseluruhan yang

240 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan perbuatan, mana oleh aturan in casudiancam dengan pidana.Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang