13 PENGARUH HIPNOTERAPI TERHADAP NYERI HAID (DISMENORE)
PADA MAHASISWI D III KEBIDANAN STIKES A.YANI CIMAHI
Achmad Setya Roswendi
ABSTRAK
Di Indonesia prevalensi dismenore pada usia remaja sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder (Santoso, 2008). Di Jawa Barat tidak ada angka pasti mengenai jumlah remaja yang mengalami menstruasi, namun diperkirakan 30%-70%. Secara farmakologi, penatalaksanaan adalah dengan pemberian obat-obat analgetik seperti golongan obat Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs (NSAID) dapat meredakan nyeri.Salah satu pengobatan non farmakologi adalah dengan hipnoterafi merupakan aplikasi hipnosis dalam menyembuhkan masalah mental dan fisik (psikosomatis) seperti halnya nyeri, kecemasan, dll. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hipnoterapi terhadap nyeri dismenore pada mahasiswi DIII Kebidanan di STIKES A.Yani Cimahi. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen one group pre and post test without control. Teknik sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Purposive Random Sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan quesioner penilaian nyeri Visual Analog Scale (VAS) dengan skala Numeric Rating Scale (NRS). Analisa univariat mrenggunakan rata-rata dan analisis bivariate dengan uji t-test. Hasil univariat menjelaskan bahwa nilai rata-rata intensitas nyeri dismenore sebelum hipnoterapi adalah 5,9 termasuk kategori nyeri sedang dan nilai rata-rata intensitas dismenore setelah hipnoterapi adalah 2,25 termasuk kategori nyeri ringan. Hasil bivariat menjelaskan bahwa terdapat pengaruh hipnoterapi terhadap nyeri dismenore pada mahasiswi D III kebidanan, dengan nilai p-value= 0,0001, p value ˂α (α =0.005).
14 A. Pendahuluan
Menstruasi adalah perdarahan periodik uterus yang secara fisiologis terjadi pada wanita
setiap bulanya.Siklus menstruasi wanita ditentukan oleh interaksi berbagai hormone, yaitu
gonadotropin releasing hormone (GnRH), follicle stimulating hormone (FSH), luteinizing
hormone (LH), estrogen, dan progesteron. GnRH disekresi oleh hipotalamus, FSH dan LH
disekresi oleh kelenjar pituitari anterior, estrogen dan progestin disekresikan pada
ovarium.GnRH merangsang pelepasan LH dan FSH dari pituitari anterior, kemudian merangsang
pelepasan estrogen dan progestin dari ovarium (Ramadhy, 2011).
Menjelang menstruasi wanita akan mengalami berbagai keluhan yang disebabkan oleh
perubahan hormonal didalam tubuh seperti ketidakstabilan emosi, nyeri perut bagian bawah,
sakit pinggang, tubuh terasa lemas, timbul jerawat pada wajah, tidak bergairah dan tidak nafsu
makan. Sebelum menstruasi terjadi penurunan hormon progesteron yang memicu peningkatan
hormon prostaglandin.Prostaglandin adalah zat yang berpengaruh terhadap kontraksi dinding
rahim, menyebabkan konstriksi pembuluh darah disekitar dinding rahim dan menyebabkan
iskemik jaringan. Pengaruh peningkatan prostaglandin lainya adalah merangsang saraf nyeri
dirahim sehingga akan menambah intensitas nyeri. Nyeri yang dirasakan dari proses inilah yang
dikenal dengan istilah dismenore (Hartono, 2012; Proverawati & Misaroh, 2009).
Nyeri haid atau dismenore merupakan nyeri kejang otot (spasmodik) di perut bagian
bawah dan menyebar ke sisi dalam paha atau bagian bawah pinggang yang menjelang haid atau
selama haid akibat kontraksi otot rahim. Gejala dismenore sering terjadi pada hari pertama
sampai hari kedua menstruasi namun pada beberapa wanita nyeri bisa terus dialami selama
periode menstruasi (Harmanto, 2006 dalam Kinanti, 2013)
Berdasarkan studi epidemiologi French (2005) menyatakan di Amerika Serikat
prevelensi dismenore paling tinggi pada usia remaja dengan estimasi 20-90% dengan nyeri haid
berat sebanyak 15%. Di Indonesia prevalensi dismenorepada usia remaja sebesar 64,25% yang
terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder (Santoso, 2008). Di Jawa
Barat tidak ada angka pasti mengenai jumlah remaja yang mengalami menstruasi, namun
diperkirakan 30%-70% perempuan mengalami masalah yang berhubungan dengan menstruasi
seperti nyeri perut atau keram perut dan sekitar 10%-15% mengalami permasalahan terhadap
15 Hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Universitas Padjadjaran Bandung,
bahwa 50% (10 dari 20 responden) mengalami dismenore dengan kategori nyeri sedang dan 10%
(2 dari 20 responden) berada pada kategori nyeri berat tertahankan (Siahaan, 2011).
Dismenore menimbulkan berbagai dampak bagi kegiatan ang tidak bisa beraktivitas
seperti kebiasaan normalnya, seperti akan mengalami gangguan dalam motivasi dan konsentrasi
belajar karena nyeri yang dialami, bahkan remaja harus istirahat dirumah dan tidak kesekolah
karena keluhan nyeri yang dirasakan (Hasanah,2010)
Penelitian yang dikemukakan oleh Nathan (2005) menyatakan bahwa 30-60% wanita
yang mengalami dismenore 7-15% tidak pergi ke sekolah atau bekerja. Begitu juga hasil
penelitian Sharma, et al. (2008) yang menyatakan bahwa 35% remaja menyatakan bahwa mereka
tidak datang ke sekolah selama periode dismenore dan 5% menyatakan datang kesekolah tetapi
tidak konsentrasi mengikuti pelajaran bahkan sampai hanya tidur saja dikelas.
Berbagai upaya dalam bidang kesehatan yang dapat dilakukan untuk membantu
mengatasi masalah dismenore pada remaja baik melalui penatalaksanaan farmakologi atau non
farmakologi.Secara farmakologi, penatalaksanaan adalah dengan pemberian obat-obat analgetik
seperti golongan obat Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs (NSAID) dapat meredakan
nyeri.Salah satu pengobatan non farmakologi adalah dengan hipnoterafi merupakan aplikasi
hipnosis dalam menyembuhkan masalah mental dan fisik (psikosomatis) seperti halnya nyeri,
kecemasan, dll.Hipnosis merupakan seni komunikasi yang bisa mengubah berpindah keaktifan
kesadarandari pikiran sadar (conscious mind) ke pikiran bawah sadar (subconscious mind).
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Hipnoterapi Terhadap
Dysmenore Pada Mahasiswa Kebidanan (D3) Stikes A.Yani Cimahi”.
B.Metodologi Penelitian
16 Instrumen Skala Nyeri
C. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Penelitian
Tabel 1. Distribusi rata-rata intensitas nyeri responden sebelum dan sesudah dilakukan hipnoterapi.
Variabel Mean SD SE P Value N Perbedaan
Mean
SD
Skala Nyeri Sebelum dilakukan hipnoterapi
5,19 1,223 0,306
0,0001 16 2,938 1,237
Sesudah dilakukan hipnoterapi
2,25 0,775 0,194
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat diketahui bahwa rata-rata intensitas nyeri mahasiswi
yang mengalami dismenore sebelum dilakukan hipnoterapi adalah 5,19 dengan standar
devisiasi 1,223. Setelah hipnoterapi rata-rata skala nyeri responden adalah 2,25 dengan
standar devisiasi 0,775. Terlihat nilai mean perbedaan antara skala nyeri dismenore
sebelum dan sesudah hipnoterapi adalah 2,938 dengan standar devisiasi 1,237. Hasil uji
statistik di dapatkan nilai p=0,0001 artinya terdapat perbedaan rata-rata skala nyeri
18 2. Pembahasan
a. Intensitas Nyeri Haid (Dismenore) Responden Sebelum Hipnoterapi
Berdasarkan hasil analisis deskriptif,intensitas nyeri sebelum dilakukan hipnoterapi
menunjukan bahwa sebagian besar responden dengan keluhan nyeri sedang yaitu 12 (75%).
Rata-rata intensitas nyeri yang dikeluhan responden sebelum dilakukan intervensi adalah5,19
yang menggambarkan sebagian besar responden mengeluh nyeri sedang. Hal yang
mengindikasikan bahwa responden mengalami nyeri sedang pada saat dilakukan penelitian
secara objektif responden menyeringai, dapat menunjukan lokasi nyeri, dapat
mendeskripsikannya dan masih dapat mengikuti perintah dengan baik.Masih tingginya keluhan
nyeri haid (dismenore) yang dirasakan responden tersebut karena sebagian besar responden
belum mengetahui dan melakuan intervensi untuk mengurangi nyeri.
Penanganan dismenore secara non farmakologi bisa dilakukan dengan berbagai
caraseperti terapi es dan panas, TENS, yoga, erobik dan hipnoterapi. Hipnosis merupakanseni
komunikasi yang bisa mengubah berpindah keaktifan kesadarandari pikiran sadar (conscious
mind) ke pikiran bawah sadar (subconscious mind).Hipnoterapi merupakan aplikasi hipnosis
dalam menyembuhkan masalah mental dan fisik (psikosomatis) seperti halnya nyeri, kecemasan,
dll.Hipnoterapi ini memiliki keuntungan dibanding yang lain yaitu mudah, murah, aman dan
tanpa efek samping, selain itu lebih berfokus pada penyebab dari permasalahan kesehatan atau
penyakit tersebut. Mengetahui penanganan dismenore yang tepat merupakan hal yang penting
bagi seorang wanita karena menstruasi tersebut dialami oleh wanita setiap bulanya.Menstruasi
merupakan pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan teratur
setiap bulanya kecuali pada saat kehamilan (Sibagariang, 2010).Keluhan yang paling sering
dialami oleh seseorang yang sedang menstruasi adalah nyeri haid (Omidvar, 2012).
Pengaruh dari dismenoreini berdampak pada aktivitas sehari-hari, penurunan konsentrasi,
menurunnya kinerja, sehingga tidak jarang dismenore memaksa wanita untuk istirahat dan
berhenti dari aktivitas yang rutin dilakukanya (Nugroho, 2009).Dismenore membuat seseorang
tidak bisa beraktivitas seperti kebiasaan normalnya, seperti contoh seseorang siswi akan
mengalami gangguan dalam motivasi dan konsentrasi belajar karena nyeri yang dialami, bahkan
remaja harus istirahat dirumah dan tidak kesekolah karena keluhan nyeri yang dirasakan
(Hasanah,2010). Penelitian yang dikemukakan oleh Nathan (2005) dan menyatakan bahwa
19 lain oleh Sharma, et al. (2008) yang menyatakan bahwa 35% remaja menyatakan bahwa
mereka tidak datang ke sekolah selama periode dismenore dan 5% menyatakan datang kesekolah
tetapi tidak konsentrasi mengikuti pelajaran.
Dari penelitian ini di ketahui bahwa sebelum dilakukan hipnoterapi rata-rata intensitas
nyeri responden adalah 5,19 yang menggambarkan sebagian besar nyeri sedang. Hasil penelitian
ini sejalan dengan hasil penelitian pada populasi remaja usia 12-17 tahun di Amerika Serikat
yang melaporkan bahwa prevalensi dismenore paling banyak dengan keluhan nyeri ringan 49%
dan sedang 37% (Omidvar, 2012).
Otak dan pikiran manusia masih menyimpan jutaan misteri dengan sedemikian banyak
fenomena yang luar biasa. Selama ini banyak orang telah mengetahui bahwa hypnosis dapat
dimanfaatkan untuk menurunkan nyeri. Namun demikian belum diketahui secara jelas
bagaimana mekanisme kerja hypnosis dalam tubuh manusia terutama otak.
(Jalaluddin, 2010) dalam penelitian menggunakan uji statistic ANOVA, Chi Square dan
Korelasi Peson menunjukan adanya perbedaan penurunan rerata skor yang bermakna secara
statistik baik rerata skor BDI (Beck Depression Inventory) maupun rerata skor VAS di antara
kelompok perlakuan hipnoterapi, kelompok perlakuan relaksasi dan kelompok kontrol
masing-masing (F = 12.10; p = .000) dan (F = 12.94; p = .000). Sebagai kesimpulan adalah hipnoterapi
dan relaksasi efektif dalam menurunkan derajat depresi dan nyeri pada pasien dengan low back
pain
Berdasarkan data tersebut intervensi (hipnoterapi) yang dilakukan peneliti dapat
dijadikan salah satu pilihan intervensi yang dapat dipelajari dan dilakukan secara mandiri oleh
responden untuk mengurangi nyeri dismenore.
b. Intensitas Nyeri Haid Responden Setelah Dilakukan Hipnoterapi
Berdasarkan dari hasil penelitian dan analisis bivariat dapat dilihat bahwa skor intensitas nyeri responden menunjukan penurunan intensitas nyeri yang dirasakan oleh responden, dimana sebagian besar responden menunjukan penurunan intensitas nyeri menjadi ringan yaitu 15 (93,8%) responden. Hal ini dapat diketahui dari pada saat post test semua responden secara objektif masih dapat berkomunikasi dengan baik. Setelah diberikan terapi hipnoterapi, terjadi rata-rata penuruan skor skala nyeri 3 poin dan 2 point pada responden.Hal ini menunjukan bahwa hipnoterapi berpengaruh secara positif terhadap penurunan intensitas nyeri responden.
20 oleh pikiran sadar responden, dengan memberikan sugesti positif yang ditanamkan ke dalam pikiran bawah sadar responden, maka akan membantu responden mengubah persepsi pikiran bawah sadar klien terhadap kecemasan yang dialami. Ditambahkan dari teori Gunawan (2007) gelombang bawah sadarresponden pasti akan mengalami kondisi meditatif yang sangat dalam. Kondisi meditatif akan memberikan keheningan dalam diri. Hipnoterapi dapat mengatur kondisi gelombang otak responden dalam riset yang dilakukan terhadap kondisi hipnosis menunjukan adanya perubahan pada gelombang otak.Perubahan gelombang otak sangat mempengaruhi perilaku manusia.
Aktivitas otak saat hypnosis untuk menekan nyeri, terjadi penurunan aktivitas di daerah
jaringan nyeri (pusat persepsi nyeri) dan peningkatan aktivitas pada area otak lainnya saat
hypnosis. Peningkatan tersebut bisa spesifik bisa juga tidak tetapi jelas melakukan sesuatu hal
yang menurunkan atau menghambat signal nyeri masuk ke struktur kortikal
Jaringan nyeri berfungsi seperti system relay. Input signal nyeri berasal dari saraf perifer
di daerah dimana rangsang nyeri diberikan, kemudian masuk ke dalam spinal cord dimana
informasi diproses dan disalurkan ke dalam batang otak. Dari sini signal menuju area otak tengah
dan akhirnya masuk ke dalam korteks otak yang berkaitan dengan persepsi sadar terhadap
stimulus eksternal seperti nyeri.
Proses yang terjadi pada jaringan nyeri bagian bawah gambarannya terlihat sama antara
saat kondisi hypnosis ataupun tidak, namun pada kondisi hypnosis aktivitasnya menurun pada
daerah atas (korteks) yang berperan terhadap persepsi nyeri
Penurunan intensitas nyeri yang diungkapkan oleh responden setelah intervensi juga
disertai dengan berkurangnya keluhan responden.Dimana sebelum intevensi sebagian besar
responden mengungkapkan bahwa saat mengalami nyeri dismenore terjadi peningkatan
emosional sehingga ada atau tidak ada stimulus bawaanya mau emosi atau marah, tidak
konsentrasi dalam belajar, malas melakukan aktivitas.Namun setelah dilakukan hipnoterapi
seiring dengan penuruanan intensitas nyeri juga disertai peningkatan motivasi responden untuk
tetap semangat beraktivitas dan konsentrasi belajar.
Hasil penelitian diketahui secara keseluruhan hipnoterapi memberikan pengaruh yang
positif dalam penurunan intensitas nyeri pada remaja yang mengalami nyeri haid (dismenore)
c. Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Intensitas Nyeri Haid (dismenore) Responden
Rata-rata intensitas nyeri setelah dilakukan hipnoterapi terjadi perubahan jika dilihat dari
21 ringan). Perbedaan nilai mean intensitas nyeri responden sebelum dan sesudah intervensi diuji
menggunakan uji t dependen adalah 2,938 dengan nilai p value 0,0001. Maka dapat disimpulkan
bahwa dari hasil analisa tersebut menunjukan perbedaan yang signifikan intensitas nyeri
responden sebelum dan sesudah dilakukan hipnoterapi, hal ini berarti H
0 ditolak dan H1
diterima.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hipnoterapi yang dilakukandapat menurunkan
intensitas nyeri (dismenore).
Berdasarkan teori dari Gunawan (2007), pikiran bawah sadar menyimpan materi yang
berhubungan dengan dengan emosi, baik emosi positif maupun emosi negatif tersimpan dalam
pikiran bawah sadar.Emosi – emosi negatif yang tidak teratasi dengan baik, setelah masuk ke
pikiran bawah sadar, akhirnya menjadi beban psikologis yang menghambat kemajuan diri
seseorang. Setiap kejadian yang kita alami, bila disertai dengan intensitas tinggi, baik itu emosi
positif maupun negatif, akan sangat membekas dipikiran bawah sadar. Perasaa nyeri tersimpan
di dalam pikiran bawah sadar manusia.
Teori yang didukung dari Gunawan (2007) menjelaskan bahwa hipnoterapi dapat
menciptakan perasaan damai dan tenang, kondisi hipnosis menunjukan adanya perubahan pada
gelombang otak dapat mempengaruhi perilaku manusia dengan hipnoterapi. Menurut Wong
(2010), Hipnosis merupakan kaidah komunikasi terhadap pikiran bawah sadar manusia. Hipnosis
sebagai penembusan faktor kritis pikiran sadar diikuti dengan diterimanya suatu
pemikiran/sugesti .(“hipnosis is the by-pass of the critical factor of the conscious mind followed
by the establishment of acceptance selective thinking”)
Menurut Umam ( 2012), didalam penelitian dengan jumlah responden 18 dengan
menggunkan penelitian eksperimental terbukti hipnoterapi efektif dapat menurunkan nyeri pada
pasien pasca operasi bedah mayor abdomen di RSUP Dokter Kariadi Semarang.Sedangkan
Wahida & Khusniyah ( 2012) dalam peneltianya mengunaan uji WILXOCON dengan 10
responden menunjukkan adanya perbedaan antara skala nyeri pada lansia sebelum dan sesudah
dilaksanakan hipnoterapi dengan nilai signifikan P = 0,032.
Berdasarkan teori Susana & Hendarsih (2012), hipnoterapi dapat merelaksasi pikiran dan
perasaan dalam membantu klien mengatasi perasaan tak nyaman termasuk nyeri.Hipnoterapi
difokuskan pada relaksasi yang dalam, full concentration dan sugesti yang tinggi.
Hipnoterapi sangat bergantung dengan tahapan yang perlu dilakukan oleh peneliti yaitu
22 perlu diperhatikan ketika pada tahapan pre induction, merupakan suatu proses mempersiapkan
suatu situasi dan kondisi yang bersifat kondusif antara peneliti dengan responden, tidak semua
responden dapat menerima kehadiran peneliti, maka tahapan pre induction merupakan proses
paling awal dan sangat menentukan kesuksesan dari proses hipnosis.
Dari hasil analisa peneliti pada beberapa responden, hanya sebagian kecil responden
terjadi penurunan dari gelombang alpha ke theta, khususnya gelombang theta. Sesuai dengan
teori Wong, Willy &Hakim , Andri, (2009) pada gelombang ini pikiran bawah sadar benar –
benar telah aktif dan mengantikan pikiran sadar, gelombang theta menunjukkan kondisi pikiran
yang fokus sehingga meningkatkan efisiensi dalam pemecahan masalah, proses presepsi dan
daya. Hipnoterapi menjadi mekanisme koping terhadap rasa nyeri yang dialami responden
mengunakan atau mengambil sumber koping dari lingkungan baik dari sosial, interpersonal dan
intrapersonal. Mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan nyeri, kecemasan berat dan panik
membutuhkan banyak energi. Salah satu mekanisme koping yang dapat dilakukan ialah Task
oriented reaction merupakan individu dapat mencoba menghadapi kenyataan tuntutan stres
dengan menilai secara objektif ditujukan untuk mengatasi masalah, memulihkan konflik dan
memenuhi kebutuhan. (Suliswati et al,2005). Namun, ada juga responden menurut analisa
peneliti masih berada dalam pikiran sadar yang memiliki daya analisis yang kuat sesuai dengan
teori Gunawan (2007), pikiran sadar menggunakan akal sehat dan logika yang memiliki fungsi
menganalisis atau memeriksa informasi yang masuk dengan membagi informasi itu menjadi
komponen yang lebih kecil agar diperiksa dengan seksama dan mengidentifikasi informasi yang
23 D. Simpulan dan Saran
Terdapat pengaruh hipnoterapi terhadap nyeri haid (dismenore) dengan perbedaan nilai
mean 2,938 (p value 0,0001).
Bagi perawat maternitas (Kesehatan Ibu dan Anak), untuk menangani masalah nyeri haid
disarankan agar lebih menggunakan terapi non farmaka dalam hal ini adalah hipnoterapi yang
dapat dipraktikan oleh bidan sebagai terapi langsung kepada klien atau mengajarkan klien untuk
mensugesti diri sendiri serta mengembangkan program pelatihan atau seminar bagi tenaga
24 DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo.(2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.Jogjakarta : Ar-Rus Media
Arikunto.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta.
Cyosauna. (2013).Endorphins, Cryosauna and their role in our
body.http://www.cyosaunastudio.gr
French, Linda. (2005).Dysmenorrhea.American Family Physician, 71(2), 285-291
Manuaba, dkk.(2009). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: EGC
Maryati.(2009).Buku ajar kesehatan reproduksi teori dan pratikum.Yogyakarta :Nuha Medika
Nathan, A. (2005). Primary dymenorrhoea. Practice Nure minor Ailments.
Tersediahttp://proquest.umi.co./pqdweb?index=65, 28 Januari 2014
Notoatmodjo,S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Omidvar, S. (2012) .Characteristics and Determinants of Primary Dysmenorrhea in Young
Adults. American Medical Journal, 3 (1), 8-13
Potter dan Ferry. (2006). Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Proverawati dan Misaroh.(2009). Menarche Menstruasi Pertama Penuh
Makna.Yogyakarta:Nuha Medika
Ramadhy.(2011). Biologi Reproduksi. Bandung: Refika Aditama
Rejeki, S. (2009).Kesehatan Reproduksi Remaja. Tersedia
http://drhandri.wordpress.com/2008/05/14/kesehatn-reproduksi-remaja/, 29 Januari 2014
Rice, R. 2006. Home Care Practice: Consepts and Applications, Fourth Edition. St. Louis:
Mosby Elsevier
Riyanto, A., SKM., M.Kes (2010). Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan.Yogyakarta: Nuha
Medika
Santoso, 2008.Angka Kejadian Nyeri Haid pada Remaja Indonesia.Journal of Obstretics &
Gynecology
Sharma, A, Taneja, D.K, Sharma, P. & Saha R. (2008).Problem Related to Menstruation
and Their Effect On Daily Routine Of Students Of A Medical
College In Delhi, India. Asia Pacific Journal Of Publich Health, 53 (10), 439-443
Sibagariang, dkk.(2010).Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:Trans Info Media
Siahaan, et al. (2013).Penurunan Tingkat Dismenore Pada Mahasiswi Fakultas Ilmu