• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Peta Persebaran Penduduk Miskin Menggunakan Javascript Maps

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Aplikasi Peta Persebaran Penduduk Miskin Menggunakan Javascript Maps"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Aplikasi Peta Persebaran Penduduk Miskin

Menggunakan Javascript Maps

Andika Kurnia Adi P

Politeknik Kediri Jln. Mayor Bismo no. 27 Kediri Email : andika.kurnia.ap@gmail.com

Abstrak— Berdasarkan undang-undang No.13 tahun 2011 tentang fakir miskin menyatakan bahwa fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirunya dan atau keluarganya. Dilanjutkan pada pasal 5 UU No.13 tahun 2011 penanganan fakir miskin Penanganan fakir miskin dilaksanakan secara terarah, terpadu, dan berkelanjutan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Data pada Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 menyebutkan Kabupaten dan Kota Kediri memiliki presentase penduduk miskin sebesar 14,44% dan 23,3%.

Umumnya peta sebaran penduduk miskin disusun secara tradisional dengan pendataan indeks penduduk secara manual di setiap wilayah administrasi. Peta tradisional ini memiliki kekurangan pada definisi kemiskinan yang tidak konsisten, jumlah yang tidak valid dan sulit melakukan perubahan tahunan atau per semester. Menyikapi kelemahan yang ada maka perlu dibangun sebuah aplikasi yang mampu memetakan persebaran penduduk miskin di Kediri dengan lebih baik. Javascript Map adalah sebuah teknologi yang dapat digunakan untuk memetakan secara interaktif fungsionalitas peta dengan lebih baik pada halaman sebuah web. Dengan menggunakan Javascript Map maka diharapkan dapat menjadi alat yang penting untuk penanggulangan kemiskinan dan pengambilan kebijakan pemerintah.

Kata Kunci GIS, Javascript Map, Peta, Penduduk Miskin

I. PENDAHULUAN

Pertambahan penduduk di dunia tidak hanya berasal dari kelahiran atau pertumbuhan penduduk alami, namun juga akibat pertumbuhan urbanisasi yang menyebabkan munculnya daerah pemukiman miskin dan padat. Setiap pusat pemukiman padat penduduk memiliki masalah degradasi fungsi lingkungan dengan skala yang berbeda. Hal tersebut juga terjadi pada perkotaan besar di Indonesia. Tingginya populasi penduduk dalam mengubah pola konsumsi lahan, perkembangan industri yang tidak seimbang, ketidaksesuaian kepadatan transportasi, kurangnya pemenuhan kebutuhan pokok, penurunan sumber daya air serta flora dan fauna, dan infrastruktur lingkungan yang buruk selanjutnya menjadikan faktor utama penurunan kualitas lingkungan perkotaan (Unhabitat,2011).

Menurut perkiraan Millenium Development Goal (MDG) pada tahun 2020, sekitar 1.4 miliar manusia di dunia berada dalam kondisi miskin, tersebar di negara-negara berkembang. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di dunia. Target kebijakan MDG di Indonesia hingga tahun 2015 adalah untuk mengurangi

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan di Indonesia adalah sebesar 31,02 juta jiwa (BPS, maret 2010) dari total penduduk Indonesia, adapun distribusi masyarakat miskin tersebar di beberapa Provinsi dan Kabupaten. Sementara data pada Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 Kabupaten dan Kota Kediri memiliki presentase penduduk miskin sebesar 14,44% dan 23,3%.

Berdasarkan data tersebut perlu dilakukan program penanggulangan kemiskinan. Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan ini tidak dapat ditangani oleh satu sektor tertentu, tetapi harus lintas multi sektor yang melibatkan stakeholder terkait. Beberapa kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengurangi jumlah kemiskinan yaitu dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan program Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Umumnya peta sebaran penduduk miskin disusun secara tradisional dengan pendataan indeks penduduk secara manual di setiap wilayah administrasi. Peta tradisional ini memiliki kekurangan pada definisi kemiskinan yang tidak konsisten, jumlah yang tidak valid dan sulit melakukan perubahan tahunan atau per semester.

Setiap terjadi perubahan maka perlu dilakukan pengambilan data ulang ke lapangan. Hal ini menyebabkan ketidaksesuaian informasi jumlah penduduk miskin di Indonesia yang dapat memengaruhi kebijakan pemerintah. Selama ini meskipun data presentase persebaran penduduk miskin khususnya di Kediri yang dilakukan oleh BPS sudah dilakukan, namun hal ini belum dapat secara mudah memetakan persebaran penduduk miskin tersebut. Menyikapi kelemahan yang ada maka perlu dibangun sebuah aplikasi yang mampu memetakan persebaran penduduk miskin di Kediri dengan lebih baik.

Javascript Map adalah sebuah teknologi yang dapat digunakan untuk memetakan secara interaktif fungsionalitas peta dengan lebih baik pada halaman sebuah web. Dengan menggunakan Javascript Map maka diharapkan dapat menjadi alat yang penting untuk penanggulangan kemiskinan dan pengambilan kebijakan pemerintah.

(2)

berdasarkan rasionya yang akan tunjukkan dengan warna yang berbeda-beda pada masing-masing daerah. Hal ini dimaksudkan agar penanganan pemerintah terkait dengan penduduk miskin tersebut dapat dilaksanakan secara tepat dan optimal, Sehingga pelayanan terhadap masyarakat semakin meningkat serta kepuasan masyarakat terhadap Pemerintah Kota Kediri semakin tinggi.

II. PEMERINTAHAN KOTA KEDIRI

Sebagai wilayah kota yang merupakan salah satu Pemerintah Kota yang ada di wilayah propinsi Jawa Timur, Kota Kediri terletak di wilayah selatan bagian barat Jawa Timur. Kota Kediri dijadikan wilayah pengembangan kawasan lereng Wilis, dan sekaligus sebagai pusat pengembangan regional eks Wilayah Pembantu Gubernur Wilayah III Kediri yang mempunyai pengaruh timbal balik dengan daerah sekitarnya. Kota Kediri memiliki lambang. Lambang Kota Kediri ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan DPRD sementara Kota Besar Kediri tgl. 30-3-1952 No. 22/DPRD-S/52 dan tgl. 21-IX-1953 No. 16/DPRD-S/53 yang menetapkan suatu lambang (Wapen) untuk Daerah Kota Besar Kediri, dan Surat Keputusan tersebut telah disyahkan oleh Surat Keputusan Presiden RI No. 127/1954 dimuat dalam Berita Negara tahun 1954 No. 57. Berdasarkan Surat Keputusan DPRD-Kotapraja Kediri tgl. 3-3-1959 No. 5/DPRD/59 yang menimbang, bahwa disamping 'Lambang Pemerintah' Kotapraja Kediri perlu memiliki Panji, dan panji termaksud kemudian di dalam Diktum Pertama dari surat keputusan tersebut diatas, ditetapkan dalam 2 bentuk yaitu:

1) Panji Berbentuk Bendera

 Ukuran 2:3

 Warna dasar hijau agak tua

 Garis tepi berwarna kuning

 Isi, di tengah-tengah lambang Kota Kediri 2) Panji berbentuk Perisai

 Ukuran 7:8

 Warna dasar hijau agak tua

 Garis tepi berwarna kuning

 Isi, di tengah-tengah lambang Kota Kediri

Gambar 1 Lambang Kota Kediri

Dalam Melaksanakan Pemerintahannya Pemerintah Kota Kediri memiliki visi untuk menata Kota Kediri lebih sejahtera, berkeadilan, berdaya saing, berakhlak tanpa korupsi.

Sedangkan misi yang digunakan untuk mendukung visi yang telah ada adalah:

 Mewujudkan pemerintah ya ng bersih , transparan, akuntabel, efektif dan efisien, dengan memperluas partisipasi publik dalam pembangunan daerah.

 Mewujudkan Kota Kediri yang indah, nyaman dan ramah lingkungan.

 Mewujudkan masyarakat yang agamis, bermoral, sejahtera, berbudaya dan sebagai pusat pendidikan.

Memperkuat ekonomi kerakyatan menuju terwujudnya Kota Kediri sebagai pusat perdangan, jasa, wisata dan industry kreatif.

III.TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemiskinan

Kemiskinan dapat dilihat dari dua sisi yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif adalah konsep kemiskinan yang mengacu pada kepemilikan materi dikaitkan dengan standar kelayakan hidup seseorang atau kekeluarga. Kedua istilah itu menunjuk pada perbedaan sosial (social distinction) yang ada dalam masyarakat berangkat dari distribusi pendapatan. Perbedaannya adalah bahwa pada kemiskinan absolut ukurannya sudah terlebih dahulu ditentukan dengan angka-angka nyata (garis kemiskinan) dan atau indikator atau kriteria yang digunakan, sementara pada kemiskinan relatif kategori kemiskinan ditentukan berdasarkan perbandingan relatif tingkat kesejahteraan antar penduduk.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan di Indonesia adalah sebesar 31,02 juta jiwa (BPS, maret 2010) dari total penduduk Indonesia, adapun distribusi masyarakat miskin tersebar di beberapa Provinsi dan Kabupaten. Sementara data pada Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 Kabupaten dan Kota Kediri memiliki presentase penduduk miskin sebesar 14,44% dan 23,3%. Pada Tabel 1 disajikan Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan di Jawa Timur 2008 – 2013.

Garis kemiskinan di Indonesia secara luas digunakan pertama kali dikenalkan oleh Sajogyo pada tahun 1964 yang diukur berdasarkan konsumsi setara beras per tahun. Menurut Sajogyo terdapat tiga ukuran garis kemiskinan yaitu miskin, sangat miskin dan melarat yang diukur berdasarkan konsumsi per kapita per tahun setara beras sebanyak 480 kg, 360 kg dan 270 kg untuk daerah perkotaan dan 320 kg, 240 kg dan 180 kg untuk daerah pedesaan (Arndt, 1987).

1) Kemiskinan Absolut

(3)

mengenai standar hidup minimum. Sehingga kemiskinan abosolut ini bisa diartikan dari melihat seberapa jauh perbedaan antara tingkat pendapatan seseorang dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Tingkat pendapatan minimum merupakan pembatas antara keadaan miskin dengan tidak miskin.

BPS menghitung jumlah dan persentase penduduk miskin (head count index) yaitu penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan berdasarkan data hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Garis kemiskinan yang merupakan dasar penghitungan jumlah penduduk miskin dihitung dengan menggunakan pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach) yaitu besarnya rupiah yang dibutuhkan untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum makanan dan non makanan atau lebih dikenal dengan garis kemiskinan makanan dan non makanan.

2) Kemiskinan Relatif

Kemiskinan relatif pada dasarnya menunjuk pada perbedaan relatif tingkat kesejahteraan antar kelompok masyarakat. Mereka yang berada dilapis terbawah dalam persentil derajat kemiskinan suatu masyarakat digolongkan sebagai penduduk miskin. Dalam kategori seperti ini, dapat saja mereka yang digolongkan sebagai miskin sebenarnya sudah dapat mencukupi hak dasarnya, namun tingkat keterpenuhannya berada dilapisan terbawah.

Kemiskinan relatif memahami kemiskinan dari dimensi ketimpangan antar kelompok penduduk. Pendekatan ketimpangan tidak berfokus pada pengukuran garis kemiskinan, tetapi pada besarnya perbedaan antara 20 atau 10 persen masyarakat paling bawah dengan 80 atau 90 persen masyarakat lainnya. Kajian yang berorientasi pada pendekatan ketimpangan tertuju pada upaya memperkecil perbedaan antara mereka yang berada dibawah (miskin) dan mereka yang makmur dalam setiap dimensi statifikasi dan diferensiasi sosial. Ketimpangan merupakan suatu permasalahan yang berbeda dengan kemiskinan.

Dalam hal mengidentifikasi dan menentukan sasaran penduduk miskin, maka garis kemiskinan relatif cukup untuk digunakan dan perlu disesuaikan terhadap tingkat pembangunan negara secara keseluruhan. Garis kemiskinan relatif tidak dapat dipakai untuk membandingkan tingkat

kemiskinan antar negara dan waktu karena tidak mencerminkan tingkat kesejahteraan yang sama.

World Bank mengelompokkan penduduk kedalam tiga kelompok sesuai dengan besarnya pendapatan: 40 persen penduduk dengan pendapatan rendah, 40 persen penduduk dengan pendapatan menengah dan 20 persen penduduk dengan pendapatan tinggi.

B. Sistem informasi geografis

Sistem informasi geografis (Geographic Information System/GIS) merupakan system informasi berbasis computer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989). Sistem informasi geografis atau SIG mulai dikenal pada awal 1980 sejalan dengan berkembangnya perangkat computer, baik perangkat lunak maupun perangkat keras.

Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografis merupakan gabungan dari tiga unsur pokok: sistem, informasi, dan geografis. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi dan SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur "Informasi Geografis". Penggunaan kata Geografis" mengandung pengertian suatu persoalan mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi. Istilah "Informasi Geografis" mengandung pengertian informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diberikan atau diketahui. Dengan memperhatikan pengertian Sistem Informasi, maka SIG merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek yang terdapat di permukaan bumi. Dan, SIG merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pemasukkan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya. Berikut subsistem dalam SIG :

1) Data Input : subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, empersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber, dan bertanggung jawab dalam mengkonversi format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.

2) Data Output : subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata TABEL I

JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI JAWA TIMUR 2008 – 2013

Tahun

Jumlah Penduduk Miskin

(Ribu Orang) Persentase Penduduk Miskin

(4)

baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti: tabel, grafik, peta dan lain-lain.

3) Data Management : subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basidata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diupdate, dan diedit.

4) Data Manipulasi dan Analisis : subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

Secara umum SIG bekerja berdasarkan integrasi empat komponen yaitu:

1) Hardware/perangkat keras 2) Software / perangkat lunak 3) Sumberdaya manusia 4) Data atau informasi spasial

Gambar 2. Komponen Sistem informasi geografis

Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial, yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki system koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaiut informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (atribut)

SIG memiliki banyak manfaat dan fungsi untuk membantu kita secara lebih baik dalam memahami masalah geografis. Dengan SIG kita akan dimudahkan dalam melihat fenomana kebumian dengan perspektif yang baik dan detail. SIG mampu mengakomodasi penyimpanan, pemgrosesan mulai dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data statistic. Dengan tersedianya computer yang semakin baik saat ini, SIG mampu memproses data dengan cepat dan akurat dalam menampilkan data yang diinginkan, pun dengan SIG penambangan dan pemutakhiran data dapat dilakukan dengan lebih mudah.

Dalam penerapannya pada pemetaan persebaran penduduk miskin di Kediri, SIG mampu dengan baik memetakan, mengklasifikasi rasio angka kemiskinan dan menyajikannya secara interaktif.

C. Javascript Map

JavaScript adalah bahasa skrip yang populer di internet dan dapat bekerja di sebagian besar penjelajah web populer seperti Internet Explorer (IE), Mozilla Firefox, Netscape dan Opera. Kode JavaScript dapat disisipkan dalam halaman web menggunakan tag SCRIPT. JavaScript pertama kali dikembangkan oleh Brendan Eich dari Netscape dibawah nama Mocha, yang nantinya namanya diganti menjadi LiveScript, dan akhirnya menjadi JavaScript.

Navigator sebelumnya telah mendukung Java untuk lebih bisa dimanfaatkan para programmer yang non-Java. Maka dikembangkanlah bahasa pemrograman bernama LiveScript untuk mengakomodasi hal tersebut. Bahasa pemrograman inilah yang akhirnya berkembang dan diberi nama JavaScript, walaupun tidak ada hubungan bahasa antara Java dengan JavaScript.

Javascript Maps adalah sebuah tool yang diciptakan oleh perusahaan bernama amCharts berbasis di Vilnius, Lithuania pada tahun 2004. Produk pertama amCharts adalah aplikasi chart yang dengan cepat mendapat popularitas dan banyak digunakan oleh banyak perusahaan terkenal. Pada 2006 diciptakan produk yang digunakan untuk pemetaan mengguanakan teknologi javascript dan HTML5 yang bernama amMaps. amMaps diciptakan untuk memudahkan pengguna secara interaktif mengkonfigurasi peta pada halaman web yang didukung oleh teknologi javascript dan HTML5. Dengan tool ini pengguna dapat dengan mudah menunjukkan lokasi kantor, merencanakan alur perjalanan, membuat ilustrasi foto pada peta dan lain sebagainya. Adapun beberapa fitur atau kelengkapan yang ditawarkan oleh amMap adalah sebagai berikut:

 Mengkostumasi setiap detail peta, baik warna, ukuran dan dapat menon aktifkan fitur yang tidak diperlukan

 Membuat multilevel struktur

 Menambahkan icon atau foto pada peta

 Menggunakan tekstur peta dan mengkostumasinya dengan mudah

 Terdapat fitur zoomifyer untuk memperbesar gambar

IV.METODE PENELITIAN

Penelitian yang berjudul “Aplikasi Peta Persebaran Penduduk Miskin Menggunakan Javascript Maps” ini yang telah dilaksanakan merupakan true experimental research atau penelitian nyata.

A. Data Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, dengan rincian kegiatan yaitu untuk studi literatur, studi lapangan, pengumpulan data, pengembangan software serta pengolahan data dan evaluasi.

Tempat penelitian dilaksanakan di beberapa tempat, antara lain

 Di Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Kota Kediri sebagai tempat untuk mengumpulkan data dan analisa terhadap kebutuhan fungsional system yang akan dibangun.

(5)

 internet untuk mendapatkan sumber lainnya. Dalam penelitian ini bahan yang digunakan adalah:

 Data statistik jumlah penduduk miskin Kota Kediri, yang didapat dari data BPS

 Daftar kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Kediri. Peta Digital Kota Kediri, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Peta Digital Kota Kediri B. Analisa Permasalahan

Di setiap periode tertentu, Pemerintah Daerah mengumpulkan data jumlah penduduk miskin dan mempublikasikannya. Kegiatan pengumpulan data berupa sensus atau pengumpulan data sekunder dari beberapa instansi lain. Hasil pengumpulan data ini kemudian disusun dan dilaporkan ke Pemerintah Pusat dan juga dipublikasikan ke masyarakat melalui beberapa media (cetak atau elektronik).

Laporan data jumlah penduduk miskin juga merupakan pertimbangan untuk merumuskan kebijakan-kebijakan Pemerintah Daerah. Data jumlah penduduk miskin dikelompokkan sesuai daerah, dalam hal ini Kelurahan. Dengan mengetahui data persebaran penduduk miskin di masing-masing Kelurahan, Pemerintah Daerah diharapkan dapat menyusun kegiatan-kegiatan yang tepat untuk penduduk miskin tersebut. Sehingga kebijakan yang disusun tepat sasaran.

Aplikasi Peta Persebaran Penduduk Miskin disusun untuk mengolah data jumlah penduduk miskin sehingga dapat menampilkan informasi persebaran penduduk miskin di setiap Kelurahan dan menampilkannya dalam peta yang disertai keterangan warna daerah/kelurahan sesuai dengan jumlah penduduk miskinnya.

C. Analisa Kebutuhan

Kebutuhan fungsional sistem merupakan kebutuhan yang terkait dengan fungsi sistem tersebut. Berikut ini merupakan hal-hal yang bisa dilakukan oleh aplikasi :

 Pengguna dari aplikasi adalah SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan admin.

 SKPD dapat melihat informasi peta persebaran penduduk miskin sesuai kelurahannya.

 Informasi peta persebaran penduduk miskin disertai warna wilayah kelurahan dan legenda yang menunjukkan skala jumlah penduduk miskinnya.

 Kategori penduduk miskin dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu Sangat Miskin, Miskin dan Hampir Miskin

 Admin dapat mengelola data jumlah penduduk miskin

D. Perancangan

Proses perancangan sistem dimulai dari perancangan arsitektur sistem, cross fungtional flowchart bisnis dari sistem yang akan dibentuk, dan diagram Use case. Perancangan tahap berikutnya adalah perancangan database yang meliputi proses perancangan ERD. Setelah tahap perancangan sistem dan perancangan database selesai, tahap perancangan berikutnya adalah perancangan interface web untuk mengatur tampilan dari web.

Pada tahap perancangan sistem, langkah yang pertama kali diambil adalah membuat arsitektur sistem untuk aplikasi peta persebaran penduduk miskin. Arsitektur sistem dibuat berdasarkan pada analisis yang telah dilakukan sebelumnya.

Arsitektur sistem dari aplikasi peta persebaran penduduk miskin ditunjukkan pada Gambar 3. Terdapat 2 (dua) pengguna, yaitu SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan Admin. Admin bertugas mengelola data jumlah penduduk miskin, dan SKPD dapat melihat informasi persebaran penduduk miskin melalui peta.

Aplikasi peta persebaran penduduk miskin ini berbasis web, sehingga setiap pengguna dapat mengakses aplikasi menggunakan jaringan internet (intranet). Admin dapat mengelola data jumlah penduduk miskin dengan mengakses server yang sudah disiapkan. Server kemudian mengolah data dan menampilkan informasi persebaran penduduk ke dalam aplikasi peta, yang dapat diakses oleh SKPD.

Gambar 3 Arsitektur sistem aplikasi peta persebaran penduduk miskin

(6)

Aplikasi peta persebaran

penduduk miskin

SKPD admin

Gambar 4 DFD Level 0 V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Aplikasi peta persebaran penduduk miskin memiliki 2 (dua) pengguna, yaitu SKPD dan admin. SKPD dapat melihat peta persebaran penduduk miskin berdasarkan kelurahan, dan disertai legenda yang menunjukkan jumlah penduduk miskin dan filter data untuk menampilkan jumlah penduduk miskin sesuai kategori ( sangat miskin, miskin, hampir miskin). Admin dapat mengelola data kelurahan dan jumlah penduduk miskin.

A. Halaman Peta

Halaman peta bisa diakses oleh pengguna SKPD, seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Pada halaman ini, terdapat 2 (dua) bagian yaitu peta dan daftar kelurahan. Peta Kota Kediri ditampilkan dengan disertai batas wilayah setiap kelurahan dan legenda yang menunjukkan range jumlah penduduk miskin. Selain itu juga dilengkapi filter berupa checkbox kategori kemiskinan ( sangat miskin, miskin, hampir miskin). Bagian sisi ditampilkan daftar kelurahan, terdapat 46 kelurahan di Kota Kediri.

Gambar 5 Halaman peta

Peta yang ditampilkan merupakan implementasi dari javascript maps. Javascript maps merupakan software yang digunakan untuk membuat peta interaktif untuk aplikasi web. Tools yang digunakan untuk pembuatan peta adalah menggunakan SVG. Berikut ini adalah cara untuk memasukkan peta SVG ke dalam aplikasi peta persebaran penduduk miskin berbasis web :

1. Pada header file HTML, dimasukkan library ammap.js

<script src="ammap/ammap.js" type="text/javasc ript"></script>

2. Berikutnya dimasukkan peta .js pada baris setelah include ammap.js

<script src="ammap/maps/js/kediri.js" type="te xt/javascript"></script>

3. Area peta diciptakan dengan membuat div yang menangani peta, dengan menambahkan script pada HTML

<div id="mapdiv" style="width: 600px; height: 400px;"></div>

4. Untuk menangani interaksi pengguna pada peta, maka ditambahkan javascript berikut.

// add all your code to this method, as this wi ll ensure that page is loaded

AmCharts.ready(function() {

// create AmMap object

var map = new AmCharts.AmMap();

// set path to images

map.pathToImages = "ammap/images/";

/* create data provider object

map property is usually the same as th e name of the map file.

getAreasFromMap indicates that amMap s hould read all the areas available

in the map data and treat them as they are included in your data provider.

in case you don't set it to true, all the areas except listed in data

provider will be treated as unlisted.

*/

var dataProvider = {

map: "worldLow",

getAreasFromMap:true

};

// pass data provider to the map object

map.dataProvider = dataProvider;

(7)

* autoZoom set to true means that the map will zoom-in when clicked on the area

* selectedColor indicates color of the clicked area.

*/

map.areasSettings = {

autoZoom: true,

selectedColor: "#CC0000"

};

// let's say we want a small map to be displayed, so let's create it

map.smallMap = new AmCharts.SmallMap();

// write the map to container div

map.write("mapdiv");

});

B. Halaman Kelurahan

Admin dapat mengelola data kelurahan melalui halaman kelurahan, seperti ditunjukkan pada Gambar 6. Pada halaman kelurahan, admin dapat memilih filter kecamatan untuk menampilkan daftar kelurahan sesuai kecamatan masing-masing. Untuk mengupdate dan menghapus data, disediakan kolom aksi. Untuk menambah data kelurahan, dapat menekan tombol tambah.

Gambar 6 Halaman kelurahan

Berikut ini script untuk menampilkan daftar kelurahan :

<?php

$kueri = mysql_query (“SELECT * FROM kelurahan”);

While ($data=mysql_fetch_array($kueri))

{

echo “<tr>”;

echo “<td>$data[‘kecamatan’]</td>”; echo “<td>$data[‘nama_kelurahan’]</td>”; echo “<td><a href=’update_kelurahan.php?i d=$data[‘kode_kelurahan’]’><img src=’images/edit.p ng’></a><a href=’hapus_kelurahan.php?id=$data[‘kod e_kelurahan’]’><img src=’images/hapus.png’></a></t d>”;

echo “</tr>”;

}

?>

Pada halaman tambah kelurahan, seperti ditunjukkan pada Gambar 5.3, admin dapat memilih kecamatan dan memasukkan nama kelurahan. Kemudian tekan tombol Simpan. Berikut ini script untuk tambah kelurahan :

<?php

$kecamatan = $_POST[‘kecamatan’]; $kelurahan = $_POST[‘kelurahan’];

$kueri = “INSERT INTO kelurahan(kecamatan,nama_kel urahan) VALUES(‘$kecamatan’,’$kelurahan’)”;

$hasil = mysql_query($kueri);

?>

Gambar 5.3 Halaman tambah kelurahan

C. Halaman Penduduk Miskin

(8)

<?php

$kueri = mysql_query (“SELECT * FROM kelurahan a,p

enduduk_miskin b WHERE a.kode_kelurahan=b.kode_kel

urahan”);

While ($data=mysql_fetch_array($kueri))

{

echo “<tr>”;

echo “<td>$data[‘tahun’]</td>”; echo “<td>$data[‘kecamatan’]</td>”; echo “<td>$data[‘nama_kelurahan’]</td>”; echo “<td>$data[‘sangat_miskin’]</td>”; echo “<td>$data[‘miskin’]</td>”;

echo “<td>$data[‘hampir_miskin’]</td>”;

echo “<td><a href=’update_penduduk.php?id

=$data[‘kode_penduduk_miskin’]’><img src=’images/e dit.png’></a><a href=’hapus_penduduk.php?id=$data[ ‘kode_penduduk_miskin’]’><img src=’images/hapus.pn g’></a></td>”;

echo “</tr>”;

}

?>

Gambar 7 Halaman penduduk miskin

Pada halaman tambah penduduk miskin, seperti ditunjukkan pada Gambar 8, admin dapat memilih kecamatan dan kelurahan. Kemudian mengisi kolom sangat miskin, miskin dan hampir miskin. Berikut ini script untuk tambah data penduduk miskin :

<?php

$kelurahan = $_POST[‘kelurahan’];

$tahun = getdate(‘y’);

$sangat_miskin = $_POST[‘sangat_miskin’];

$miskin = $_POST[‘miskin’];

$hampir_miskin = $_POST[‘hampir_miskin’];

$kueri = “INSERT INTO penduduk_miskin(tahun,sangat

_miskin,miskin,hampir_miskin,kode_kelurahan) VALUE

S(‘$tahun’,’$sangat_miskin’,’$miskin’,’$hampir_mis kin’,’$kelurahan’)”;

$hasil = mysql_query($kueri);

?>

Gambar 8 Halaman tambah penduduk miskin

VI.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil implementasi sebelumnya dengan mempertimbangkan latarbelakang dan tujuan masalah yang ada maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi peta persebaran penduduk miskin terlah berhasil dibuat dan diimplementasikan dengan baik. Aplikasi peta persebaran penduduk miskin tersebut dapat digunakan untuk mengetahui dengan mudah lokasi penduduk miskin berdasarkan rasionya yang akan tunjukkan dengan warna yang berbeda-beda pada masing-masing daerah

Fitur-fitur pada aplikasi peta persebaran penduduk miskin dapat dioperasikan dan dimanfaatkan dengan baik, sehingga penanganan pemerintah terkait dengan penduduk miskin tersebut dapat dilaksanakan secara tepat dan optimal

Dari apa yang telah dihasilkan maka ada beberapa saran perbaikan yang perlu dilakukan terkait dengan sistem yang telah dibangun yaitu dilengkapi dengan sistem pendataan penduduk miskin. Diintegrasikan dengan sistem pendataan penduduk sehingga dapat diperoleh data detail penduduk miskin. Dilengkapi dengan sistem manajemen pengentasan kemiskinan, sehingga dapat diketahui kemajuan kegiatan-kegiatan pengentasan kemiskinan.

REFERENSI

[1] UN-HABITAT, Global Urban Observatory. UN_HABITAThttp://ww2.unhabitat.org/programmes/gu o/default.asp, 2003. Diakses 13 November 2014

[2] Bappenas & UNDP. Laporan Kerja Proyek MDGs. Jakarta, 2007

[3] Arndt, W.H. “Pembangunan dan Pemerataan”. 1987. Jakarta: LP3ES

(9)

[5] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2011 Penanganan Fakir Miskin. 18 Agustus 2011. Lembaran Negara Republik Indoensia tahun 2011 nomor 4967. Jakarta

[6] BPS Jatim. http://jatim.bps.go.id/index.php?hal=tabel_ export&id=71. Diakses 13 November 2014

Gambar

Gambar 1 Lambang Kota Kediri
tabel, grafik, peta dan lain-lain.
Gambar 3. Peta Digital Kota Kediri
Gambar 5 Halaman peta
+3

Referensi

Dokumen terkait

Karakter kepemimpinan lokal hastabrata ini berasal dari Jawa karena sebagian besar bangsa Indonesia adalah suku Jawa dan suku Jawa bisa juga disebut suku yang

Kadar lemak nugget keong sawah dengan perbedaan level penambahan bahan pengisi pati temu ireng dengan menggunakan α 0,05 pada taraf signifikan diperoleh p-value

Berdasarkan hasil pengujian daya antioksidan ekstrak daun jamblang diketahui bahwa ekstrak daun jamblang memiliki kandungan antioksidan yang tergolong sedang sangat aktif

Serta untuk menguji apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan kepatuhan terhadap peraturan penggunaan bahasa billingual pada santri

Varietas benih berukuran besar, Bromo memiliki kandungan lemak dan protein yang rendah (Balitkabi 2013), bobot biji 100 butir lebih tinggi dibandingkan dengan Grobogan, Argomulyo,

Pegunungan Bintang Sudah UKA 240 14251702710176 ADONIA TABISU SD/MI Guru Kelas SD SDS YPPK ST VINCENSIUS MABILABOL Kab.. Pegunungan Bintang Sudah UKA 243 14251702710199 DEPTUKAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana potensi bencana gempa bumi, erupsi gunung berapi, banjir lahar dingin, angin puting beliung, kebakaran dan

Dalam kaitan kehidupan berbangsa dan bernegara kerukunan antar umat beragama seperti yang dikutip dari perkataan pendeta weinata sairin, yakni suatu keharusan yang