• Tidak ada hasil yang ditemukan

KULIAH HAK ASASI MANUSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KULIAH HAK ASASI MANUSIA"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

KULIAH

HAK ASASI MANUSIA

O l e h :

Prof. Dr. H. Deddy Ismatullah,

SH., MH

(Dosen)

Drs. H. Syafruddin Amir,

MM.

(Dosen/Asdos)

(2)

Course Outline

HAK ASASI MANUSIA (HAM)

DESKRIPSI MATA KULIAH HAM

(3)

Setelah mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan

mampu memahami dan mendeskripsikan HAK ASASI

MANUSIA (HAM) secara umum, terutama yang berkaitan

dengan Sejarah perkembangan pemikiran tentang HAM,

Nilai-nilai HAM, Ruang lingkup HAM, HAM dalam perspektif

Teologis, HAM dalam Perundang-undangan Nasional dan

Konvensi Internasional, HAM dalam realitas empirik

kontemporer, Peradilan HAM, dan Strategi penegakkan HAM.

Dengan pengetahuan teoretik tersebut diharapkan terjadi

internalisasi nilai-nilai HAM pada mahasiswa yang pada

gilirannya dapat menggugah komitmen dan kesadaran

mahasiswa untuk ikut serta dalam upaya pemajuan dan

perlindungan HAM, atau setidaknya tidak melakukan

pelanggaran HAM.

(4)

C. TUGAS PERKULIAHAN

Setiap mahasiswa wajib mengerjakan tugas

perkuliahan berupa:

1. Memberikan respons berupa pertanyaan,

sanggahan, ataupun tanggapan dalam kegiatan

perkuliahan;

2. Membuat laporan kegiatan perkuliahan setiap

pertemuan dalam bentuk jurnal atau portofolio;

3. Membuat karya tulis (makalah/ artikel/ resensi/

studi kasus, dan sejenisnya) yang relevan

dengan materi perkuliahan;

(5)

D. EVALUASI DAN SISTEM PENILAIAN

Evaluasi dilakukan setiap saat. Hasil evaluasi

dijadikan acuan perbaikan kegiatan perkuliahan.

Dalam rangka perbaikan sistem perkuliahan,

mahasiswa dan dosen memiliki hak dan kewajiban

yang sama, antara lain menyangkut :

1. Kehadiran. Dosen dan mahasiswa yang tidak

hadir karena suatu alasan yang jelas dan bisa

diterima, wajib saling memberikan informasi,

maksimal satu jam sebelum perkuliahan

berlangsung.

(6)

A. Bila mahasiswa menganggap materi perkuliahan tidak relevan dengan aspirasi, situasi, dan tuntutan profesi, mahasiswa dapat mengajukan materi perbaikan/ tambahan untuk didiskusikan oleh bagian akademik, dosen (team teaching), dan mahasiswa;

B. Bila strategi perkuliahan yang diterapkan dirasakan kurang efektif, dengan alasan yang jelas dan rasional, mahasiswa dapat

mengusulkan kepada dosen yang bersangkutan agar segera melakukan penyesuaian/ perbaikan;

C. Bila mahasiswa merasa kurang cocok dengan dosen pengampu, dengan alasan yang jelas dan rasional, serta disepakati oleh

setengah plus satu orang mahasiswa yang mengikuti kuliah dosen yang bersangkutan, diperkenankan mengajukan keberatan kepada bagian akademik, untuk dilakukan pergantian atau diupayakan

alternatif lain.

D. Bila mahasiswa tidak puas dengan nilai yang diperoleh, mahasiswa dapat mengajukan keberatan disertai alasan dan bukti-bukti yang kuat dan logis.

E. Penilaian ditentukan sesuai dengan acuan akademik yang berlaku, dengan komponen-komponen dan bobot penilaian sebagai berikut:

• Nilai Formatif (kehadiran, aktivitas kelas, tugas) : 40 % dari nilai total • Ujian Tengah Semester : 30 % dari nilai total

(7)

E. REFERENSI

:

Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia; UU Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM); UU Nomor 26 tahun 2000 tentang Peradilan HAM; Memorandum OKI tentang Hak Asasi Manusia; International Committee of the Red Cross Review, Nomor 328, 1998; Berbagai Konvensi Internasional tentang HAM; seperti; Deklarasi Universal HAM (DUHAM); Kovenan Internasional Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik, Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan, Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, dan erendahkan Martabat Manusia, Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Ras, Konvensi Hak-hak Abak, dan lain-lain; Mochtar Kusumaatmadja, Konvensi-Konvensi Palang Merah Internasional, Alumni, Bandung, 1999; The Geneva Conventions Of August 12 1949, International Committee Of The Red Cross; Protocols Additional To The Geneva Conventions Of 12 August 1949, International Committee Of The Red Cross; Bagir Manan, Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan Hak Asasi Manusia Di Indonesia, YDHS bekerja sama dengan Alumni, Bandung, 2001; James W. Nickel,

(8)

REFERENSI LAIN

:

KOMNAS HAM, Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Budaya Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1997; Buku Panduan untuk Fasilitator HAM, Jakarta, 2002; Buku Panduan untuk Fasilitator Rohaniawan HAM, Jakarta, 2002; M. Luqman Hakiem, Deklarasi Islam tentang Hak Asasi Manusia, Risalah Gusti, Surabaya, 1993; Scott Davidson,

“Human Rights”, diterjemahkan A. Hadyana Pudjaatmaka, Hak Asasi Manusia, Grafiti, Jakarta, 1994; Subhi Mahmassani, “Arkan Huquq’l Insan”, diterjemahkan Hasanuddin, Konsep Dasar Hak-hak Asasi Manusia Studi Perbandingan Dalam Syariat Islam dan Perundang-undangan Modern, Tintamas Indonesia, Jakarta, 1993; Abu A’la Al-Maududi, Hak Asasi Manusia dalam Islam, Jakarta, YAPI, 1998; Baeher, Peter (et.al), Instrumen Internasional Pokok HAM, Jakarta, Yayasan Obor, 2001; Baharuddin Lopa, Al-Quran dan Hak Asasi Manusia, Yogyakarta, PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1999; E. Shobirin Nadj, Diseminasi HAM, Perspektif dan Aksi, Jakarta, CESDA-LP3ES, Jakarta 2000; James W Nickel, HAM; Refleksi Filosofis atas Deklarasi Universal HAM, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996. http://www.ipl.org. http://www.pnri.go.id.

http://www.ri.go.id. http://www.dpr.go.id.

(9)

PEMAHAMAN HAK ASASI

PEMAHAMAN HAK ASASI

MANUSIA

MANUSIA

1.

1. Hak asasi merupakan hak dasar seluruh umat manusia dari Hak asasi merupakan hak dasar seluruh umat manusia dari tuhan tanpa ada perbedaan, maka Hak Asasi Manusia adalah

tuhan tanpa ada perbedaan, maka Hak Asasi Manusia adalah

hak dari kodrati yang melekat pada diri manusia, ia bersifat

hak dari kodrati yang melekat pada diri manusia, ia bersifat

universal serta abadi berkaitan dengan harkat dan martabat

universal serta abadi berkaitan dengan harkat dan martabat

manusia.

manusia.

2.

2. Setiap manusia mempunyai hak asasi yang sama tanpa Setiap manusia mempunyai hak asasi yang sama tanpa perbedaan jenis kelamin, RAS, bangsa, pandangan politik,

perbedaan jenis kelamin, RAS, bangsa, pandangan politik,

status sosial dan posisi lainnya. Pengabaian dan

status sosial dan posisi lainnya. Pengabaian dan

perampasannya mengakibatkan hilang harkat dan

perampasannya mengakibatkan hilang harkat dan martabatnya martabatnya sebagai manusia.

sebagai manusia.

3.

3. Bangsa Indonesia menyadari bahwa hak asasi manusia yang Bangsa Indonesia menyadari bahwa hak asasi manusia yang bersifat historis dan dinamis berkembang dalam hidup

bersifat historis dan dinamis berkembang dalam hidup

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

(10)

UNSUR-UNSUR HAK :

1. Mengidentifikasi suatu pihak sebagai

pemilik atau pemegang hak

2. Hak adalah untuk suatu kebebasan atau

keuntungan

3. Mengidentifikasi pihak atau pihak-pihak

yang harus berperan mengusahakan

tersedianya kebebasan atau keuntungan

yang diidentifikasi oleh ruang lingkup hak

tersebut

(11)

CIRI-CIRI HAK :

CIRI-CIRI HAK :

1. Merupakan pertimbangan2

berprioritas tinggi yang penting

(high

priority)

2. Hak tersebut baku

(definiteness)

dilihat dari

right-holders

maupun

(high priority)

3. Hak tersebut memiliki kemengikatan

(12)

JENIS -JENIS HAK

Hak moral:

hak dibenarkan berdasarkan

etika atau nilai - nilai moral

Hak hukum:

hak yang tertulis di dalam

hukum domestik dan diterapkan didalam

pengadilan domestik

(13)

CIRI-CIRI KHUSUS DARI

HAK ASASI MANUSIA

• Melekat

• Universal

(14)

Cakupan Hak Asasi Manusia

• Hak sipil dan politik

• Hak ekonomi dan sosial

• Hak individual

• Hak kolektif

(15)

DEKLARASI UNIVERSAL

DEKLARASI UNIVERSAL

HAK ASASI MANUSIA

HAK ASASI MANUSIA

1.

1.

Hak untuk mendapatkan perlakuan sama dan

Hak untuk mendapatkan perlakuan sama dan

bebas dari diskriminasi

bebas dari diskriminasi

2.

2.

Hak untuk hidup, kebebasan dan keamanan

Hak untuk hidup, kebebasan dan keamanan

pribadi

pribadi

3.

3.

Bebas dari penyiksaan dan perlakuan yang

Bebas dari penyiksaan dan perlakuan yang

merendahkan martabat manusia

merendahkan martabat manusia

4.

4.

Hak untuk mendapatkan persamaan di dalam

Hak untuk mendapatkan persamaan di dalam

hukum

hukum

5.

5.

Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama

Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama

dalam pengadilan

dalam pengadilan

6.

6.

Hak untuk mendapatkan keleluasaan pribadi

Hak untuk mendapatkan keleluasaan pribadi

7.

(16)

DEKLARASI UNIVERSAL

HAK ASASI MANUSIA

8. Kebebasan mengeluarkan pendapat

9. Kebebasan untuk berserikat dan berkumpul

secara damai

10. Hak untuk berpartisipasi dalam

pemerintahan

11. Hak untuk mendapatkan keamanan sosial

12. Hak untuk kesempatan kerja

13. Hak untuk mendapatkan tingkat hidup yang

layak

(17)

ENAM PAKTA UTAMA

HAK ASASI MANUSIA

1.

Kovenan internasional tentang hak-hak sipil dan

politik (ICCPR)

2.

Kovenan internasional tentang hak-hak ekonomi,

sosial dan budaya (ICESCR)

3.

Konvensi memgenai penghapusan segala bentuk

diskriminasi rasial (CERD)

4.

Konvensi mengenai penghapusan segala bentuk

diskriminasi terhadap wanita (CEDAW)

5.

Konvensi hak - hak anak (CROC)

6.

Konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan

atau penghukuman lain yang kejam, tidak

(18)

Menurut

teori

kepentingan

(interest

theories)

hak

berfungsi

untuk

mengembangkan

kepentingan

orang

dengan memberikan serta melindungi

keuntungan.

Menurut teori keinginan

(will theories)

hak

berfungsi

untuk

mengembangkan

otonomi

dengan

memberikan

dan

melindungi otoritas, keleluasaan atau

kontrol di sejumlah bidang kehidupan.

(19)

KERANGKA TEORI

KEBERADAAN HAK

Teori Pemberian Hak

(entitlements)

Teori Pemberian Hak Plus

(entitlements-plus theory)

Teori Pemberian Hak yang

Diimplementasikan Menurut Hukum

(20)

ANAK-ANAK DALAM PANDANGAN

ANAK-ANAK DALAM PANDANGAN

HUKUM

HUKUM

Anak - anak sebagai kekayaan Ayah

Anak - anak sebagai kekayaan Ayah

Anak - anak sebagai makhluk yang

Anak - anak sebagai makhluk yang

tergantung membutuhkan perlindungan

tergantung membutuhkan perlindungan

dan perawatan

dan perawatan

Anak - anak sebagai manusia memiliki hak

Anak - anak sebagai manusia memiliki hak

- hak dan tanggung jawab

- hak dan tanggung jawab

(21)

Anak - anak adalah manusia.

Sebagai

manusia

mereka

memiliki seluruh hak asasi

manusia. Akan tetapi terdapat

ketentuan hukum hak asasi

manusia

internasional

yang

(22)

1979

Tahun Internasional Anak - anak

1989

Konvensi Hak Anak

1990

Indonesia meratifikasi CROC

pada 5 September

2003

CROC diratifikasi oleh 192

(23)

TIGA PRINSIP DASAR

1. Prinsip kepentingan yang terbaik (pasal

3)

2. Prinsip partisipasi (pasal 12 )

(24)

KETENTUAN UMUM DALAM

CROC (KONVENSI ANAK-ANAK)

1. Definisi dari anak - anak (pasal 1)

2. Hak untuk menikmati secara penuh tanpa

diskriminasi (pasal 2)

3. Wajib untuk diketahui secara luas (pasal 42)

(25)

HAK - HAK SIPIL DAN POLITIK

1. Hak - hak berhubungan dengan

kehidupan anak, identitas dan

keluarga

2. Hak - hak yang berhubungan dengan

kehidupan dan aktivitas sipil dan politik

(26)

HAK - HAK EKONOMI, SOSIAL

DAN BUDAYA

1. Tindakan “untuk memaksimalkan

semaksimal tersedianya seluruh

sumber daya ” (pasal 4)

2. Media massa (pasal 17 )

3. Anak - anak cacat (pasal 23)

4. Anak - anak yang secara etnis,

(27)

MELINDUNGI ANAK DARI

PELECEHAN & PENELANTARAN

1. Penganiayaan dan penelantaran oleh orang tua, walinya atau yang memeliharanya (pasal 19)

2. Ekploitasi ekonomi dan pekerjaan yang berbahaya (pasal 32 )

3. Penggunaan gelap obat - obatan narkotika dan zat - zat psikotropika (pasal 33)

4. Eksploitasi dan pelecehan seksual (pasal 34)

5. Penculikan, penjualan dan perdagangan (pasal 35)

(28)

HUBUNGAN DENGAN BAGIAN LAIN

DARI HUKUM INTERNASIONAL

• Konvensi mengenai pengungsi (pasal 22)

• Hukum humaniter internasional (pasal 38)

(29)

PROTOKOL TAMBAHAN

• Usia diperbolehkan ikut dinas militer

• Perdagangan dan penggunaan anak

- anak untuk tujuan eksploitasi

(30)

KETENTUAN PAKTA

YANG LAIN

1. Kovenan internasional hak - hak sipil dan

politik

2. Kovenan internasional hak - hak

ekonomi, sosial dan budaya

(31)

KEWAJIBAN - KEWAJIBAN

INDONESIA

• Menghormati hak - hak anak : mencegah

pelanggaran terhadap seluruh hak - haknya

• Melindungi hak - hak anak : mencegah

pelanggaran dari pihak lain

(32)

TINDAKAN-TINDAKAN UNTUK

MEMAJUKAN HAK ANAK

Mekanisme hukum, undang-undang

dan lembaga hukum

Aksi politik

Lembaga nasional HAM

(33)

ATURAN-ATURAN HUKUM

• Kerangka kerja resmi yang baik untuk hukum

- hukum dan institusi - institusi resmi dan cara

kerjanya

• Memasukan CROC menjadi hukum nasional

• Hukum - hukum yang melindungi anak dari

penganiayaan dan penelantaran

(34)

PENGADILAN

• Bertanggung jawab terhadap penegakan

hukum

• Mendengar dan memutuskan perselisihan

• Menangani kasus yang berhubungan dengan

anak - anak :

Kepentingan terbaik bagi anak (pasal 3)

Untuk lebih cenderung mendengarkan

(35)

TANGGUNG JAWAB

PEMERINTAH

1. Pemerintah berkewajiban untuk

menjamin dipertahankannya aturan

hukum.

2. Hukum pidana dapat juga dipakai

untuk melindungi pihak yang lemah

dan rentan dalam situasi HAM.

(36)

TINDAKAN-TINDAKAN UNTUK

MEMAJUKAN HAK ANAK

Mekanisme hukum, termasuk

undang-undang dan lembaga hukum

Aksi politik

Lembaga nasional HAM

(37)

LEMBAGA-LEMBAGA

NASIONAL HAM

Didirikan berdasarkan undang-undang,

bersifat independen, dan memiliki mandat yang

luas.

Melengkapi peran pengadilan.

Dapat menangani pengaduan individu

Dapat melakukan penyelidikan- penyelidikan

sendiri.

Dapat menangani berbagai persoalan

sistemik

(38)

KEBUTUHAN UNTUK

MERUBAH SIKAP

Hukum mempromosikan HAM dan sampai tingkat

tertentu mempengaruhi perilaku

Kepemimpinan masyarakat : formal dan

informal

Pendidikan dan informasi untuk menangani

berbagai persoalan yang mendasar selama ini

Penggunaan media yang efektif

(39)

PRINSIP-PRINSIP POKOK

PRINSIP-PRINSIP POKOK

NEGARA HUKUM

NEGARA HUKUM

1. Supremasi Hukum (Supremacy of Law)

1. Supremasi Hukum (Supremacy of Law)

2. Persamaan dalam Hukum

2. Persamaan dalam Hukum

(Equalitybefore the Law)

(Equalitybefore the Law)

3. Asas Legalitas (Due Process of Law)

3. Asas Legalitas (Due Process of Law)

4. Pembatasan Kekuasaan

4. Pembatasan Kekuasaan

5. Organ-Organ Eksekutif Yang Bersifat

5. Organ-Organ Eksekutif Yang Bersifat

Independen

(40)

6. Peradilan Bebas dan Tidak Memihak

7.

Peradilan Tata Usaha Negara

8. Peradilan Tata Negara (Constitutional

Court)

9. Perlindungan Hak Asasi Manusia

10. Bersifat Demokratis (Democratische

Rechtsstaat):

11. Berfungsi sebagai Sarana Mewujudkan

Tujuan Kesejahteraan (Welfare

Rechtsstaat)

(41)

HAK ASASI MANUSIA DALAM

HAK ASASI MANUSIA DALAM

PANCASILA DAN UUD 1945

PANCASILA DAN UUD 1945

DALAM PANCASILA

• Sila ke-1 “Ketuhanan Yang Maha Esa”, adalah hak kebebasan memeluk agama.

• Sila ke-2 “Kemanusiaan yang adil dan beradab”, adalah hak

kebebasan dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat dan martabat kemanusiaan.

• Sila ke-3 “Persatuan Indonesia”, adalah hak atas status

kewarganegaraan yang dan bertempat tinggal serta berpenghidupan layak.

• Sila ke-4 “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”, adalah hak atas kebebasan

menyatakan pikiran dan menyampaikan pendapat di muka umum.

(42)

DALAM UUD 1945

1. Kesamaan hak di hadapan hukum

Pasal 27 ayat (1). Menyatakan kesamaan kedudukan warga negara tanpa pengecualian.hal ini menunjukkan adanya

keseimbangan antara hak dan kewajiban tanpa diskriminasi. 2. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

Pasal 27 ayat (2). menyatakan hak setiap warga negara untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang laya. Pasal ini memancarkan asas keadilan sosial dan kerakyata.

3. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul

Pasal 28. menetapkan warga negara untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dan sebagainya. pasal ini mencerminkan kedemokratisan negara Indonesia.

4. Kemerdekaan memeluk agama

Pasal 29 ayat (1). Menyatakan tentang kebebasan meyakini dan memeluk agama tanpa paksaan, dengan senantiasa

berlandaskan pada Ketuhanan Yang Maha Esa. 5. Hak dan kewajiban membela diri

(43)

6. Hak mendapat pangajaran

Pasal 31 ayat (1). Menyatakan bahwa tiap-tiap warga

negara berhak mendapatkan pengajaran.

7. Kebudayaan Nasional Indonesia

Pasal 32. menetapkan agar agar pemerintah memajukan

kebudayaan nasional Indonesia. Dalam pengertian

kebudayaan bangsa itu ialah kebudayaan yang timbul

sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya.

Termasuk kebudayaan lama dan asli yang terdapat di

daerah-daerah di seluruh Indonesia.

8. Kesejahteraan sosial

Pasal 33 dan 34. berisi:

A. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama

berdasar atas asas kekeluargaan.

B. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara

dan yang menguasai hajat hidup orang banyak

dikuasai oleh negara

(44)

Undang-undang No. 39 Tahun

Undang-undang No. 39 Tahun

1999 Tentang HAM

1999 Tentang HAM

Prinsip Dasarnya meliputi

Prinsip Dasarnya meliputi

1. Hak Untuk Hidup

1. Hak Untuk Hidup

(Pasal 9 ayat 1, 2, dan 3 UU tersebut) (Pasal 9 ayat 1, 2, dan 3 UU tersebut)

2. Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan

2. Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan

(Pasal 10 ayat 1 dan 2)

(Pasal 10 ayat 1 dan 2)

3. Hak Mengembangkan Diri

3. Hak Mengembangkan Diri

(Pasal 11, 12, 13, 14, 15, dan 16) (Pasal 11, 12, 13, 14, 15, dan 16)

4. Hak Memperoleh Keadilan

4. Hak Memperoleh Keadilan

(Pasal 17, 18 ayat 1,2,3,4,5, dan Pasal 19) (Pasal 17, 18 ayat 1,2,3,4,5, dan Pasal 19)

5. Hak Atas Kebebasan Pribadi

5. Hak Atas Kebebasan Pribadi

(
(45)

6. Hak Atas Rasa Aman

(Pasal 29,30,31,32,33,34, dan 35 )

7. Hak Atas Kesejahteraan

(Pasal 36,37,38,39,40,41, dan 42)

8. Hak Turut Serta dalam Pemerintahan.

(Pasal 43 dan 44)

9. Hak Wanita

(Pasal 45,46,47,48,49,50, dan 51)

10. Hak Anak

(46)

Kewajiban Dasar Manusia dalam UU

HAM

1. Setiap orang yang ada di wilayah negara Republik Indonesia wajib patuh pada peraturan perundang-undangan mengenai HAM, baik tertulis maupun tak tertulis serta hukum internasional yang diterima di Indonesia.

(Pasal 67)

2. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam

upaya pembelaan Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan

(Pasal 68)

3. Setiap orang wajib menghormati hak orang lain, baik yang yang bersifat moral, etika, dan tata tertib kehidupan

(47)

4. Setiap hak asasi manusia seseorang menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk menghormati hak asasi orang lain secara timbal balik serta menjadi tugas pemerintah untuk memeliharanya.

(Pasal 69)

5. Dalam menjalankan hak dan kebebasan, setiap orang wajib

tunduk kepada batasan yang ditetapkan oleh UU. Untuk

menjamin tentang keadilan dengan pertimbangan

moral, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat yang demokratis.

(48)

Penegasan HAM dalam TAP MPR No. IV/

MPR/1999 Tentang GBHN

1. Menegakkan Hukum secara konsisten untuk lebih

menjamin kepastian hukum, keadilan, dan kebenaran, supremasi hukum, serta menghargai HAM (BAB IV SUBBAB A Butir 3)

2. Melanjutkan ratifikasi konvensi internasional, terutama yang berkaitan dengan HAM dalam bentuk UU sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan bangsa (BAB IV SUBBAB A Butir 4)

3. Meningkatkan pemahaman dan penyadaran, serta meningkatkan perlindungan, penghormatan, dan

penegakan HAM dalam seluruh aspek kehidupan. (BAB IV SUBBAB A Butir 9)

(49)

Social Issues

• Hak Asasi Manusia.

• Kemiskinan, Kesenjangan, sosial dan keadilan sosial.

• Kejahatan,narkotika, minuman keras, terorisme, premanisme. • Protes masyarakat dan “urban

riots” (hooliganism / bonek).

• Mutu SDM,

Pendidikan,perlindungan anak dan wanita.

• Transformasi demografik. • Penyalahgunaan

kewenangan/kekuasaan. • Kerusakan ekologis.

Krisis Identitas (Krisis Harga diri)

KRISIS MORAL (Carfe Diem)

1.Dekadensi Moral

2.Kerakusan,Materialis,Hedonis 3.Kemiskinan Spiritual

PREDIKAMENTA INDONESIANA

PREDIKAMENTA INDONESIANA

Krisis Hukum Krisis Kepercayaan Krisis Legitimasi Krisis Ekonomi KRISIS NILAI:

- Pengutamaan Rasionalitas - Otonomi Subjek berlebihan

- Otoritas tradisi dan agama memudar - Kebaikan dan kebenaran hanya sededar option saja, keputusan dilandaskan pertimbangan cost of benefit

- hati nurani menumpul

Tantangan Survival Tawaran Comfort

- Perkembangan ilmu dan teknologi dan akseleratif - Proses-proses globalisasi

- Perkembangan cepat ekonomi dan pasar bebas - Interaksi kultural dan pergeseran nilai

- Perubahan sikap dan perilaku

KEMUNGKINAN RESPONS:

- Puritan/Konservatif/isolasi - Permisif/Indifferent

(50)

HUKUM KONSTITUSI DAN

LEMBAGA NEGARA

NEGARA

“Organisasi Kekuasaan“ PENGERTIAN KONSTITUSI PENGERTIAN KONSTITUSI 1.

1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama

(the general goals of society or general acceptance

(the general goals of society or general acceptance

of the same philosophy of government)

of the same philosophy of government)

2.

2. Kesepakatan tentang Kesepakatan tentang the rule of law the rule of law sebagai sebagai landasan pemerintahan atau penyelenggaraan

landasan pemerintahan atau penyelenggaraan

negara

negara (the basis of government)(the basis of government)

3.

3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi ketetanegaraan

ketetanegaraan (the form of institutions and (the form of institutions and procedures)

procedures)

4.

4. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau

lampau

5.

5. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa

ketatanegaraan bangsa

6.

6. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik untuk waktu sekarang maupun

diwujudkan, baik untuk waktu sekarang maupun

untuk waktu yang akan datang

untuk waktu yang akan datang

7.

7. Suatu keinginan, dengan mana perkembangan Suatu keinginan, dengan mana perkembangan kahidupan ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin.

kahidupan ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin.

Power

Power

Tends to corrupt

(51)

Check and Balance

Check and Balance

SUPRA STRUKTUR

SUPRA STRUKTUR

The Government Political Sphere

The Government Political Sphere

 UUD 1945 Ketetapan MPR No. II/UUD 1945 Ketetapan MPR No. II/ MPR 1978

MPR 1978

 KOnstitusi RIS 1949KOnstitusi RIS 1949  UUDS 1950UUDS 1950

Parpol/Partai Politik Infra Struktur

Parpol/Partai Politik Infra Struktur

The Socio Political Sphere

The Socio Political Sphere

Political EducationPolitical Education Political ArticulationPolitical Articulation

Political AgregationPolitical Agregation

Political SelectionPolitical Selection

(52)

FUNGSI KONSTITUSI

1. Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara 2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara 3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara

dengan warga negara

4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan penyelenggaraan negara

5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (yang dalam sistem demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara

6. Fungsi simbolik sebagai pemersatu (symbol of unity)

7. Fungsi sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity of nation)

8. Fungsi simbolik sebagai pusat upacara (center of ceremony) 9. Fungsi simbolik sebagai sarana pengendalian masyarakat

(social control), baik dalam arti sempit hanya dibidang politik, maupun dalam arti luas menyangkut bidang sosial dan

ekonomi

10. Fungsi sebagai sarana perekayasa dan pembaruan

(53)

MATERI MUATAN KONSTITUSI

Jaminan Terhadap Hak Asasi Manusia

Ditetapkannya Susunan

Ketatanegaraan yang Bersifat Fundamental

Adanya Pembagian dan Pembatasan Tugas

Ketatanegaraan yang Juga Bersifat Fundamental

How the various

agencies are organized

What power is entrusted to those agencies

in what manner such power is to be exercised

Secara Umum Terbagi Menjadi Tiga

Hal-hal yang Menyangkut Identitas Negara, seperti Bendera dan Bahasa Nasional

(54)

PRINSIP-PRINSIP KONSTITUSI

Anatomi kekuasaan tunduk

pada hukum

Jaminan dan perlindungan hak

asasi manusia

Peradilan yang bebas dan

mandiri

(55)

NILAI NORMATIF

; bahwa konstitusi berlaku bukan hanya

dalam arti hukum (legal), melakinkan juga dalam

kenyataan (realitas).

NILAI NOMINAL

; menurut hukum masih berlaku, namun

dalam kenyataanya tidak sempurna karena ada

pasal-pasal yang tidak dilakssanakan.

NILAI SEMANTIK

; bahwa konstitusi secara hukum

memang berlaku tetapi hanya sekedar untuk memberi

bentuk atau melaksanakan kekuasaan politik, konstitusi

hanya dilaksanakan untuk kepentingan pemegang

kekuasaan.

(56)

SCOPE DARI HUKUM

KONSTITUSI

Cara memilih Kepala Negara

Kekuasaannya dan preoregatif

Status menteri-menteri

Hubungan pusat dan daerah

Treaty making proses

Kewarganegaraan

Civil liberties

(57)

KLASIFIKASI KONSTITUSI

1.

Writen Constitution

dan

Unwritten Constitution

(konstitusi tertulis dan tidak tertulis

)

2.

Flexible Constitution

dan

Rigd Constitution

(Konstitusi

Fleksibel dan Konstitusi Kaku)

3.

Supreme Constitution

dan

not Supreme Constitution

(Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi bukan derajat

tinggi)

4.

Unitary Constitution

dan

federal Constitution

(Konstitusi

Kesatuan dan Konstitusi Serikat)

(58)

PERUBAHAN

KONSTITUSI

By the legislature under special restrictions

(perubahan

konstitusi melalui legislatif dengan persyaratan khusus)

By the people through a referendum

(perubahan

konstitusi oleh rakyat melalui referendum)

That methods peculiar to federal state where all, or a

proportion of the federating units must agree too the

change

(perubahan konstitusi di negara serikat dan

perubahan itu harus disetujui secara proporsional oleh

negara bagian)

By a special convention for the pupose

(perubahan

konstitusi melalui konvensi khusus atau dilakukan oleh

suatu lembaga negara khusus yang dibentuk untuk

(59)

KEJAHATAN GENOSIDA

KEJAHATAN GENOSIDA

Sejarah :1. Turki : Armenia & Kurdi; 2. Nazi: Holocaust;

3. Kamboja: Muslim Cham, Khmer Buddhist; 4. Yugoslavia:

Muslim Bosnia, Croatia, Kosovo; 4. Rwanda: Hutu vs Tutsi.

Genocide: ‘genos’ & ‘cide’

Lemkin : -

Penghancuran kelompok etnis Tdk

selalu harus memusnahkan segera,

kecuali pembunuhan masal suatu

bangsa;

- Rencana yg terkoordinasi yg

bermaksud utk menghancurkan

(60)

• Tujuan rencana disintegrasi kelompok:

– institusi politik & sosial, budaya, bahasa,

kebangsaan, agama, ekonomi,

penghansucran keamanan pribadi,

kesehatan, martabat, kehidupan.

• IMT: genosida overlap dgn KTK tetapi

telah menghasilkan fondasi hukum

• Resolusi 1946: “genosida:

penyangkalan thdp hak existensi suatu

kelompok, sbgmn pembunuhan yg

(61)

Konvensi Genosida 1948

• Genosida pd masa damai / perang adalah

kejahatan menurut hk internasional

melibatkan penyangkalan thdp hak hidup

seluruh kelompok

• Mengejutkan nurani umat manusia

Hostis humanis generis

(62)

Kejahatan Genosida

• Setiap perbuatan yg dilakukan dgn maksud utk

menghancurkan / memusnahkan sebagian

/seluruh kelompok: bangsa, ras, etnis, agama,

dgn cara:

– Membunuh

– Mengakibatkan penderitaan berat fisik /mental – Meciptakan kondisi kehidupan yg akan

mengakibatkan kemusnahan fisik, seluruh / sebagian – Memaksakan tindakan2 yg bertujuan mencegah

kelahiran di dlm suatu kelompok

(63)

Konvensi Genosida 1948

• Persyaratan ‘maksud’ (intent)

• Tdk termasuk political groups

• Kewajiban umum negara:

– mencegah kejahatan genosida

– menghukum pelaku

– diadili di fora nasional / internasional / negara lain

– Individual criminal responsibility & State responsibility

• Advisory opinion ICJ 1951: ‘genosida mrpkn

(64)

Non-applicability of Statutory

Limitations Convention1968

• Tidak ada daluwarsa bagi KTK, Genosida &

kejahatan perang

• Jika kejahatann terjadi, Konvensi hrs

diterapkan kpd perwakilan otoritas neg &

perorangan (pelaku utama, kaki tangan,

partisipan, penghasut, yg bersekongkol utk

melakukan kjhtn, tanpa mempertimbangkan

tingkat penuntasan kjhtn, & thdp otoritas neg

yg memberikan toleransi thdp kjhtn

(65)

Unsur-unsur

• “dengan maksud”: hrs spesifik, menghancurkan,

keseluruhan / sebagian dr kelompok

• Sub-kategori dr KTK

The crime of the crimes (Kambanda case)

• Persyaratan “dgn maksud” sangat tinggi

• “seluruhnya atau sebagian”

– maksud utk menghancurkan seluruh atau

sebagian hrs diiartikan dgn merujuk kpd maksud

yg spesifik utk menghancurkan lebih dr sekedar

sejumlah kecil orang2 yg mrpkn anggota

kelompok” (WG 1997)

(66)

• Kelompok yg dilindungi:

– bangsa

– etnis

– ras

– pemeluk agama

• Tdk termasuk kelompok pengguna bahasa,

ekonomi, sosial, politik tertentu

“Stable” groups, constituted in a permanent

fashion; dan yang keanggotaannya

(67)

Perbuatan genosida

– Membunuh anggota kelompok

– Mengakibatkan penderitaan berat thdp fisik / mental

thdp anggota kelompok

– Meciptakan kondisi anggota kehidupan kelompok yg

akan mengakibatkan kemusnahan sec fisik, baik

seluruh / sebagian

– Memaksakan tindakan2 yg bertujuan mencegah

kelahiran di dlm kelompok

(68)

• Hanya yang bersifat fisik & biologi, tdk

yg kultural

• “ethnic cleansing”?

– Tindakan yg memaksa anggota klp utuk

meninggalkan tpt tinggalnya utk melarikan

diri dr ancaman perlakuan yg kejam

(Syrian proposal)

– Commission of experts ICTY: “termasuk

KTK dan bisa disamakan dgn kejahatan

perang yg spesifik”

(69)

• “maksud menhancurkan … dst”: spesifik hrs

dilihat dr beratnya (gravity).

• pembersihan etnis di Srebenica & sktr

(pembunuhan masal klp muslim) setelah

jatuhnya Srebenica thn 1995: ‘kekejaman yg

sangat berbeda …’

(Karadzic and Mladic)

• Mensyaratkan kehendak khusus utk

menghancurkan suatu klp.

(Akayeshu)

• “membunuh anggota kelompok”: sengaja &

tdk sengaja

• Penurunan populasi Aborigin mel penguasaan /

pengambilalihan hak atas tanah mrk bukan

(70)

• “Mengakibatkan penderitaan berat thdp

fisik / mental anggota kelompok”

– Penderitaan tsb tdk usah bersifat

permanen / tdk dpt disembuhkan (ICTR)

– Termasuk kekerasan seksual (ICTR)

(71)

Meciptakan kondisi anggota kehidupan klp yg akan

mengakibatkan kemusnahan sec fisik, baik seluruh / sebagian

– ICC: “Dgn sengaja” (Deliberately) – Termasuk deportasi:

• Membuat kelaparan

• Mengurangi pelayanan kesehatan smp di bwh minimum • Mengurangi fasilitas hidup /

• Pengusiran paksa

“mencegah kelahiran”

– Sterilisasi, aborsi paksa, pemisahan pria – wanita, menghambat perkawinan

– Instruksi utk melakukan tindakan yg bermaksud utk mencegah kelahiran (Eichmann)

(72)

• Menghasut terjadinya genosida:

– “direct and public incitement to commit genocide”

(Art. 3 Genocide Convention) hrs dihukum.

– Melalui radio & televisi, media lain:

• RTLM: “hrs lebih giat lagi, kuburan belum penuh!” • “kamu hrs membunuh Tutsi”

• “gunakan senjata yg ada…”

• Kita hrs berjuang utk memusnahkan suku orang-orang jahat ini, jangan ada pengungsi.

• “Kita hrs membunuh mereka tidak ada jalan lain”

Jean Kambanda & Akayeshu dihukum krn terbukti direct and public incitement to commit genocide

• “pemindahan paksa anak2”

(73)

Kenapa perlu ICC

(International Criminal Court) ?

• Mewujudkan keadilan universal / global

• Mengakhiri impunitas

• Menanggulangi kelemahan sistem ad hoc

Mengefektifkan hukum nasional

(74)

S E K I A N

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari aspek tekstur menunjukkan (F hitung > F (tabel) = 13,06 < 2,80) menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari keempat sampel brownies kukus

Hasil penelitian menunjukan bahwa indikator good corporate governance (ukuran dewan komisaris dan kepemilikan manajerial), karakteristik perusahaan (ukuran perusahaan dan

, pola pengelolaan hutan produksi yang sesuai dengan preferensi pemangku kepentingan adalah pola pengelolaan hutan produksi multikultur/agroforestri berbasis pemberdayaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan model pembelajaran tutor teman sejawat berbasis internet terbukti efektif dalam meningkatkan aktivitas belajar

Faktor dari diri informan yang menyebabkan informan menggukanakan narkoba adalah Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berfikir , panjang

At the same time, Bank Indonesia shared that it may maintain the benchmark rate at 7.5%, this would trigger more selling activity as market will start to

[r]

masyarakat Mandar di Kecamatan Sendana Kabupaten Majene ialah diantaranya: (1) penentuan calon dilihat dari akhlaknya yang baik (agama); (2) penjajakan dengan maksud