• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akhir Prakti kum 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Akhir Prakti kum 3"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERIKANAN “PEMBUATAN STARTER”

Disusun oleh: Faisal Pandu Laksmana

230110110060

PROGRAM STUDI PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga seluruh rangkaian kegiatan praktikum dengan judul “Pengenalan Peralatan Praktikum” dapat terlaksana hingga pada tahap penyusunan laporan akhir ini. Salam dan shalawat atas junjungan Nabiyyullah Muhammad SAW suri teladan bagi seluruh ummat manusia di muka bumi.

Penyusunan laporan ini merupakan salah satu persyaratan dalam mengikuti kegiatan praktikum berikutnya pada program studi Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan yang sangat berarti. Penyusun sepantasnya menghaturkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Afrianto, M.Si. selaku koordinator pengajar mata kuliah mikrobiologi perikanan

2. Ibu Ir. Evi Liviawati, M.P selaku tim pengajar mata kuliah mikrobiologi perikanan 3. Asisten dosen praktikum mikrobiologi perikanan

Penyajian laporan ini, penyusun menyadari masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Sehigga penyusun sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan laporan akhir praktikum ini. Penyusun sangat mengharapkan laporan hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk pengembangan ilmu dan teknologi perikanan.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih bagi pembaca dan sekaligus permohonan maaf bila dalam penyusunan laporan akhir praktikum terdapat kekeliruan di dalamnya sebab itu semua datangnya dari penulis dan bila terdapat kelebihan semata-mata datangnya dari sang Khalik.

Jatinangor, Oktober 2012

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i Daftar Isi ii Daftar Gambar

MATERI

I. Pendahuluan II. Tujuan Praktikum III. Landasan Teori IV. Peralatan dan Bahan

IV.1. Peralatan IV.2. Bahan V. Prosedur Kerja

V.1. Pembuatan Starter Lactobacillus spp. V.2. Pembuatan Starter Acetobacter xylinum VI. Hasil dan Pembahasan

VI.1. Hasil VI.2. Pembahasan VII. Pendalaman

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Praktikum

(4)
(5)

PEMBUATAN STARTER

I. Pendahuluan II. Tujuan Praktikum

Setelah melaksanakan kegiatan praktikum, praktikan diharapkan memahami dan memiliki kemampuan untuk membuat starter mikroba.

III. Landasan Teori

Starter merupakan media berisi mikroba tertentu dan digunakan untuk memacu tumbuhnya mikroba yang diharapkan. Starter komersil banyak dijual, misalnya ragi peuyeum, ragi kue, EM4, Starbia dan lain-lain. Wujud starter beragam, tergantung dari mikroba yang dikandungnya. Starter yang mengandung jamur atau ragi berbentuk kering, sedangkan starter bakteri berbentuk cair.

Starter merupakan media berisi mikroba yang sudah diinaktifkan (immobil). Dalam keadaan inaktif, kebutuhan mikroba terhadap energi demikian rendah. Dengan demikian, pemanfaatan energi yang terkandung dalam media starter menjadi lambat sehingga kehidupan mikroba didalam starter dapat bertahan lama.

Starter dapat dibuat dengan mengendalikan lingkungan hidup mikroba sehingga mikroba yang diharapkan tetap hidup dan mikroba lain tidak dapat tumbuh dan berkembang. Kegagalan pengendalian lingkungan dapat menyebabkan populasi mikroba yang diharapkan menjadi menurun atau aktivitasnya menurun.

Starter adalah populasi mikroba dalam jumlah dan kondisi fisiologis yang siap diinokulasikan pada media fermentasi. Starter mikroba dapat dijumpai dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah ragi untuk pembuatan roti. Mikroba pada starter tumbuh dengan cepat dan fermentasi segera terjadi. Media starter biasanya identik dengan media fermentasi. Media ini diinokulasi dengan biakan murni dari agar miring yang masih segar (umur 6 hari).

(6)

Starter Acetobacter xylinum

Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair yang asam dan mengandung gula. Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, padat, kokoh, kuat dan kenyal dengan rasa mirip kolang-kaling, yang disebut sebagai nata.

Acetobacter xylinum dalam pertumbuhan dan aktivitasnya membentuk nata memerlukan suatu media yang tepat sehingga produksi nata yang dihasilkan dapat secara optimal. Sebagai media dalam pembentukan nata media yang digunakan haruslah memiliki kandungan komponen-komponen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme yang dalam hal ini yaitu Acetobacter xylinum . Komponen media nata yang dibutuhkan sebagai syarat media nata antara lain memiliki sumber karbon dapat berupa gula, sumber nitrogen dapat berupa penambahan urea atau ZA, mineral dan vitamin yang mendukung pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum. Asam sitrat atau asam asetat untuk penyedia kondisi asam yang diharapkan bakteri Acetobagter xylinum.

Starter Lactobacillus spp.

(7)

Lactobacillus mampu menghasilkan zat antibiotika yang disebut bulgarikan. Zat ini berbeda dengan antibiotik yang biasa kita kenal. Antibiotik ini kerjanya lebih spesifik pada mikroorganisme yang merugikan saja sehingga berefek menguntungkan bagi kita. Sehingga apabila mengkonsumsi yogurt secara teratur dapat mengurangi resiko terjadinya kanker usus. Kanker usus dapat dideteksi setelah stadium lanjut sehingga lebih baik melakukan pencegahan daripada pengobatan karena pengobatan yang dilakukan akan merusak usus.

Bakteri Lactobacilus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus sebagai bakteri starter dalam pembuatan yoghurt digunakan dengan perbandingan 1 : 1. Kedua bakteri tersebut menguraikan laktosa susu menjadi asam laktat dengan berbagai komponen aroma dan cita rasa. Lactobacilus bulgaricus berperan dalam pembentukan aroma, sedangkan Streptococcus thermophilus berperan dalam pembentukan cita rasa khas yoghurt. Yoghurt dapat dibuat dari susu segar atau produk susu dengan atau tanpa penambahan susu bubuk atau susu skim bubuk. Sumber susu segar dapat berasal dari susu sapi, kerbau, kambing, unta, dan susu kedelai.

Kultur ini dapat menghasilkan enzim yang mejadikan susu memiliki tingkat keasaman yang rendah. Kerja dari kultur tersebut saling melengkapi antara bakteri Lactobacillus bulgaricus dengan Streptococcus thermopilus. Kultur ditambahkan setelah susu dipanaskan pada suhu 90OC selama 15-30 menit dan kemudian didinginkan hingga suhu 43 OC. Fermentasi dimulai ketika aktifitas dari bakteri Streptococcus thermopilus merubah laktosa (gula susu) menjadi asam laktat dan menurunkan keasaman susu hingga 5-5,5. Pada saat itu juga kecenderungan untuk terjadinya reaksi-reaksi kimia yang dapat merugikan pada produk akhir mulai dihambat. Bakteri Lactobacillus bulgaricus mulai beraktifitas mensekresikan enzimnya untuk menurunkan keasaman hingga 3,8-4,4 dan menciptakan cita rasa khas yoghurt setelah keasaman mencapai 5-5,5.

(8)

Perbandingan yang baik antara ke dua bakteri ini sehingga menghasilkan yoghurt yang baik adalah 1:1. Dapat dibayangkan apabila pembuatan yoghurt hanya menggunakan satu jenis bakteri saja. Apabila hanya Streptococcus thermopilus saja maka keasaman dan cita rasa yang dihasilkan tidak maksimal karena tidak dihasilkan asetaldehid serta keasaman yang dihasilkan sekitar 5-5,5. Begitu juga apabila hanya menggunakan Lactobacillus bulgaricus saja akibatnya enzim yang dihasilkannya untuk membentuk asetaldehid akan terganggu karena kondisi lingkungan yang terbentuk kurang baik. Oleh karena itu hubungan simbiotik antara kedua bakteri ini sangat penting agar dihasilkan yoghurt dengan kualitas yang baik.

IV. Peralatan dan Bahan

Dalam praktikum pembuatan starter diperlukan perlatan dan bahan utama sebagai berikut :

4.1. Peralatan

Adapun peralatan utama yang dibutuhkan dalam pembuatan starter mikroba antara lain adalah :

a. Blender b. Stoples/botol c. Saringan teh

4.2. Bahan

Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan starter mikroba antara lain adalah : a. Nanas

(9)

5.1. Pembuatan Starter Lactobacillus spp.

Untuk membuat starter Lactobacillus spp. Lakukan tahapan pekerjaan sebagai berikut : 1) Sterilisasi tiga buah stoples menggunakan sabun dan bilas dengan air hingga bersih.

Tiriskan.

2) Potong kubis hingga berukuran panjang 3 cm dan lebar 0.5 cm

3) Masukan potongan kubis ke dalam stoples dan ukur tingginya. Tambahkan air sebanyak 2 kali tinggi kubis dan ukur volumenya.

4) Tambahkan :

a. Pada stoples pertama, garam sebanyak 5 persen (b/v) dari volume air. b. Pada stoples kedua, jeruk nipis sebanyak 10 buah

c. Pada stoples ketiga, cairan cuka sebanyak 5 persen (v/v) dari volume air

5) Stoples ditutup dan simpan di tempat sejuk. Biarkan berlangsung proses fermentasi selama tujuh hari.

6) Lakukan pengamatan setiap dua hari.

5.2. Pembuatan Starter Acetobacter xylinum

1) Sterilisasi botol (stoples) menggunakan sabun dan bilas dengan air hingga bersih. Tiriskan.

2) Larutkan 750 g gula pasir dalam 2500 ml air.

3) Kupas 3 buah nenas dan potong kecil-kecil. Tambahkan air sebanyak 20 % dan blender selama 1 menit. Saring menggunakan saringan teh. Tambahkan air hangat dan peras ampas nenas hingga sarinya habis.

4) Masukan ekstrak buah nenas ke dalam empat buah stoples secara merata. Tambahkan air matang hingga volumenya mencapai 1000 ml Berikan perlakuan sebagai berikut : a) Untuk botol pertama, tambahkan larutan gula sebanyak 60 persen.

b) Untuk botol kedua, tambahkan larutan gula sebanyak 50 persen. c) Untuk botol ketiga, tambahkan larutan gula sebanyak 40 persen. d) Untuk botol keempat, tambahkan larutan gula sebanyak 30 persen

5) Tutup stoples menggunakan kertas coklat. Ikat dan simpan di tempat sejuk dan difermentasi selama 1-2 minggu (sampai terbentuk lapisan putih di atasnya). Lakukan pengamatan setiap dua hari.

(10)

Pembuatan starter Acetobacter xylinum juga dapat dilakukan dengan menggunakan air kelapa sebagai media. Air kelapa disaring menggunakan saringan teh dan direbus sampai mendidih. Tuangkan 1000 ml cairan tersebut ke dalam stoples. Tambahkan larutan gula pasir 50 persen dan asam cuka. Tutup dengan kertas coklat dan diikat kuat. Biarkan terjadi fermentasi selama seminggu.

VI. Hasil dan Pembahasan VI.1. Hasil

Data yang telah diperoleh selama kegiatan praktikum disajikan dalam tabel berikut ini:

(11)

Air kelapa

VI.2. Pembahasan

VII. Pendalaman

Untuk meningkatkan pemahaman praktikan mengenai materi praktikum, berikut ini diberikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi praktikum yang harus dijawab oleh setiap praktikan :

1. Bagaimana saudara mengetahui bahwa starter telah tumbuh? Jelaskan.

………...……….……

2. Apakah penggunaan senyawa pengendali lingkungan memberikan perbedaan terhadap starter yang dihasilkan? Jelaskan.

3. Apakah ada perbedaan starter yang dihasilkan antara media nenas dengan air kelapa? Jelaskan mengapa demikian.

(12)

…..………...……….… ……… ………...……… ……….……… …………...……… …………..…..………...

5. Darimana datangnya mikroba Lactobacillus plantarum dan Acetobacter xylinum pada starter?

…..………...……….… ……… ………...……… ……….……… …………...……… …………..…..………... 6. Jelaskan fungsi nanas, kubis dan air kelapa dalam pembuatan starter?

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. 2012. Modul Praktikum: Pembuatan Starter Program studi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Sumedang: Universitas Padjadjaran

Lay, B. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Pelczar, Michael J..1986. Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia

http://antiserra.wen.su/alkes.html diakses Senin, 14 Oktober 2012

Gambar

Tabel 1. Hasil Praktikum

Referensi

Dokumen terkait

Atas dasar uraian di atas, laba kemudian didefinisikan secara umum, formal dan semantik sebagai berikut : Laba adalah tambahan kemampuan ekonomi yang

Oleh karena defisiensi enzim glukosa 6 fosfat dehidrogenase dapat menyebabkan kurangnya pembentukan NADPH, maka defisiensi enzim tersebut juga berakibat tidak terbentuknya

Finance Di Surakarta)”, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta 2018. Tujuan yang ingin dicapai penulis setelah melakukan penelitian berdasarkan permasalahan

Rekam Medis: kumpulan dari fakta-fakta atau bukti keadaan pasien, riwayat penyakit dan pengobatan masa lalu serta saat ini yang ditulis oleh profesi kesehatan yang

Jika minyak atsiri memiliki kandungan hidrokarbon tidak beroksigen dalam jumlah besar dan stearoptena dalam porsi kecil, maka kegunaannya sebagai pemberi bau yang spesifik

Dari penelitian didapat hasil dengan menggunakan ducting balok pada rpm 3 penurunan temperatur bola kering udara, efektifitas pendinginan, kapasitas pendinginan, EER (energy

Dalam aktifitas ini manager purchasing akan melakukan proses approval untuk pesanan ke supplier yang telah melewati tahap negosiasi dari Staff purchasing Aktifitas

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa Kecerdasan Intelektual tidak berpengaruh terhadap pertimbangan Tingkat Materialitas Hasil penelitian ini konsisten dengan