• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENETUAN WAKTU SHOLAT PROGRAM ST

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PENETUAN WAKTU SHOLAT PROGRAM ST"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PENETUAN WAKTU SHOLAT

Guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Falak

Dosen pengampu : Drs. Wahyu Widiana, M.A

Oleh

Nama: Mochammad Khoerul Ilham Rosyadi

Nim : 11150440000147

PROGRAM STUDY HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

(2)
(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perspektif ajaran Islam masalah ibadah merupakan ajaran dasar yang dititahkan kepada seluruh mukallaf. Sebagai ibadah yang disyari’atkan, maka merupakan keharusan untuk dilakukan dengan sikap ikhlas dan semata-mata mengharap balasan dari Allah Swt. Dan idealnya terhadap kewajiban ini, adalah dilakukan dengan bekal ilmu yang cukup, pengetahuan yang benar dan pemahaman yang proporsionl. Baik dari segi dasar pensyari’atannya (landasan normatif), maupun dari sisi pengamalan atau penerapannya.

Aslmau wajhahu (menyerahkan diri) pada dasarnya adalah memurnikan ibadah kepada Allah dan wahuha muhsin (berbuat kebajikan) adalah mengikuti Rasul-Nya. Menurut Syaikhul Islam3 ; inti agama ada dua hal pokok, yakni tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah, dan tidak menyembah kecuali dengan apa yang Dia syari’atkan-tidak dengan bid’ah (lihat QS. al-Kahfi : 110)

Demikianlah misalnya shalat sebagai ibadah khusus, ia terikat oleh ketentuan-ketentuan khusus yang wajib dipatuhi dalam pengamalannya yang dalam khazanah fikih lazimnya dikenal nama “syarat dan rukun”. Para fukaha menetapkan bahwa syarat wajib shalat ada empat yaitu ; suci, menutup aurat menghadap kiblat dan tiba waktunya. Khusus masalah waktu shalat al-Qur’an memberikan penegasan bahwa shalat adalah ibadah yang telah ditetapkan waktunya dan kewajiban bagi orang-orang yang beriman (Q S. an-Nisa ; 103).

Atas dasar firman Allah pada surah an-Nisa ; 103 tersebut, maka telah menjadi suatu kewajiban bagi umat untuk berusaha mengetahui dengan benar waktu-waktu ibadah yang disyari’atkan, baik awal waktu maupun akhir waktu ibadah. Kini, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi umat manusia semakin menemukan banyak kemudahan hidup bukan hanya pada bidang mu’amalah tetapi juga pada masalah-masalah ibadah mahdah seperti penetapan

(4)

bagaimana awal waktu shalat menurut syara’ dan kedua bagaimana awal waktu shalat menurut perspektif sain-Astronomi (ilmu falak).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Asal Mula Shalat Lima Waktu?

2. Perhitungan waktu shalat menurut Ilmu Hisab/ Sains 3. Contoh Waktu Shalat di wilayah Jakarta

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Asal Mula Shalat Lima Waktu

2. UntukMenentukan Awal Waktu Shalat Dengan Menurut Syara’danSains-Astronomi.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. ASAL MULA SHALAT 5 WAKTU

1) SHALAT SUBUH

Ketika Nabi Adam diturunkan ke dunia diwaktu malam, beliau merasa takut. Ia dan Siti Hawa tidak diturunkan di satu tempat yang sama. Siti Hawa di Jeddah Saudi Arabia, sedangkan Nabi Adam di bukit Ruhun di pulau Sailan atau kini dinamakan Sailandra. Setelah fajar terbit, Nabi Adam 'Alaihi Sallam. sujud syukur dua kali sujud kehadirat Allah. Itulah sebabnya sholat subuh dua raka’at mengingatkan akan Nabi Adam 'Alaihi Sallam sebagai orang yang pertama sujud di muka bumi. Maka disunahkan sholat Isyraq ( Shalat isyraq adalah shalat dua rakaat setelah matahari terbit dan meninggi, bagi yang shalat Fajar secara berjamaah di masjid kemudian duduk di tempat shalatnya untuk berzikir kepada Allah Ta'ala hingga shalat dua rakaat.

Keutamaannya telah disebutkan dalam sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

، ٍةّماَت ، ٍةّماَت ،ٍةَرْمُعَو ، ٍةّجَح ِرْجَأَك ُهَل ْتَناَك ، ِِنْيَتَعْكَر ىّلَص ّمُث ، ُسْمّشلا َعُلْطَت ىّتَح َ ّا ُرُكْذَي َدَعَق ّمُث ٍةَعاَمَج يِف َةاَدَغْلا ىّلَص ْنَم مقر ،يذمرتلا هاور) ٍةّماَت 586

هنع ا يضر ٍكِلاَم ِنْب ِسَنَأ ثيدح نم

"Siapa yang shalat Shubuh berjamaah, kemudian dia duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian dia shalat dua rakaat, maka baginya pahala haji dan umrha, sempurna, sempurna." (HR. Tirmizi, no. 586, dari hadits Anas bin Malik radhiallahu anhu)

Hadits ini diperselisihkan keshahihannya, sejumlah ulama menyatakan dha'if, sementara yang lainnya menyatakan hasan. Termasuk yang menyatakan hasan adalah Syekh Al-Albany rahimahullah dalam shahih Sunan Tirmizi.

(6)

Syekh Ibnu Baz, 25/171)). Sujud pertama karena telah hilang rasa takutnya sebab gelapnya malam, Sujud kedua karena syukur telah datangnya waktu siang.

2) SHALAT DZUHUR

Manusiua pertama yang mengerjakan Sholat Dzuhur empat raka’at Nabi Ibrahim 'Alaihi Sallam. Empat kali sujud dilakukan oleh Nabi Ibrahim dikarenakan, sujud pertama menyatakan syukur kehadirat Allah, karena ia dan puteranya Ismail mampu menyelesaikan tugas berat dari Allah. sujud ke dua, syukur atas kehadirat Allah karena beliau tidak terperdaya oleh bujukan syetan. Sujud ke tiga, syukur kehadirat Allah karena Ismail adalah putera yang sabar dan ia selamat tanpa luka apapun. Sujud ke empat, kurban itu kemudian diganti dengan seekor domba gemuk.

3) SHALAT ASHAR

Manusia pertama yang mengerjakan Sholat ashar adalah Nabi Yunus 'Alaihi Sallam. Ketika Nabi Yunus berada di dalam perut ikan yang dapat dilakukannya hanyalah pasrah. Pada

saat itu malaikat Jibril mengajarkan beliau mengucap zikrullah: “Laa ilaaha anta subhaanaka

innii kuntu minazh zhoolimiin.”

Artinya: “Tidak ada Tuhan kecuali Engkau, Maha suci Engkau, sesungguhnya aku daripada orang yang zhalim.”

Sujud pertama meyatakan syukur kehadirat Allah atas karunia beliau sudah terlepas dari kegelapan pikiran sehingga beliau mendapat musibah ditelan ikan besar. Sujud ke dua menyatakan syukur kehadirat Allah sudah terlepas dari bahaya maut terkubur dalam perut ikan.Sujud ke tiga menyatakan syukur kehadirat Allah atas karunia-Nya sudah keluar dari dalam laut yang dalam dan gelap. Sujud ke empat menyatakan syukur kehadirat Allah atas karunia yang mengerakkan seekor kambing betina memberi minum air susunya tiap hari sehingga kekuatan tubuhnya pulih kembali.

4) SHALAT MAGHRIB

(7)

rakaat karena diselamatkan dari kejahilan tersebut. Sujud pertama adalah ungkapan syukur kehadirat Allah yang telah menyelamatkan ibunya dari tuduhan yang tidak benar, karena kemu’jizatan beliau.

Sujud ke dua, syukur kehadirat Allah yang telah menyelamatkan ibunya dari penganiayaan orang yahudi. Sujud ke tiga adalah syukur kehadirat Allah yang telah menyelamatkan dirinya dari penghianatan muridnya yang akan menangkapnya untuk diserahkan kepada raja Herodes dan akan dijatuhkan hukuman mati di palang kayu salib. Di saat itu adalah waktu maghrib, beliau sujud tiga kali dan kemudian diangkat ke langit oleh Malaikat Jibril.

5) SHALAT ISYA’

Manusia pertama yang mengerjakan sholat Isya adalah Nabi Musa 'Alaihi Sallam. Hal ini terjadi ketika Nabi Musa 'Alaihi Sallam telah tersesat dan berusaha mencari jalan keluar dari Negeri Madyan, sedang dalam dadanya penuh dengan duka cita. Allah menghilangkan semua perasaan duka citanya itu pada waktu isya yang akhir. Lalu Nabi Musa mengerjakan sholat empat rakaat sebagai tanda syukur Sujud pertama sebagai ungkapan syukur karena Allah menyelamatkan beliau dari kejaran fir’aun. Sujud ke dua sebagai ungkapan syukur karena Allah telah menolong beliau selama dalam perantauan di Madyan sampai beliau beristri puteri Nabi Syu’aib,

Sujud ke tiga, sebagai ungkapan syukur kerena Allah telah memilih beliau sebagai Nabi untuk menyelamatkan Bani Israil dari tindasan Fir’aun. Sujud ke empat, sebagai ungkapan syukur karena Allah telah menerima permohonan beliau untuk menjadikan kakaknya (Nabi Harun 'Alaihi Sallam) sebagai Nabi.

B. Awal Waktu Shalat menurut Sains, (Ilmu Hisab/Astronomi)

(8)

zenith (bu’du as-sumti), Zm = 900-h. Fenomena awal fajar (morning twislight), matahari terbit (sunrise), matahari melintasi meridian (culmination), matahari terbenam (sunset) dan akhir senja (evening twilight) berkaitan dengan jarak zenith matahari.

1. Waktu Zuhur.

Awal waktu Zuhur dirumuskan sejak seluruh bundaran matahari meninggalkan meridian, biasanya diambil sekitar 2 derajat setelah lewat tengah hari. Saat berkulminasi atas pusat bundaran matahari berada di meridian.8 Atau dengan kata lain titik pusat matahari lepas dari meridian setempat yang tingginya relatif terhadap deklinasi9 matahari dan lintang tempat.

Apabila matahari bergeser dari meridian, maka titik pusatnya juga bergeser. Begitu pula kalau matahari bergeser dari titik zenith, otomatis kulminasinya bergeser juga. Dan yang menyebabkan titik kulminasi itu bergeser adalah lintang tempat dan deklinasi matahari sehingga lintang tempat dianggap sama harganya dengan jarak zenith dan titik pusat matahari pada saat berkulminasi setelah dikurangi dengan deklinasi matahari.

Rumus yang digunakan saat kulminasi adalah ; = 12 - e., Rumus ini turunan dari Zm=(p-d), karena tinggi matahari =900 , maka p=d juga. Dengan demikian hm = 900- (p-Zm=(p-d), oleh karena Zm, p, dan d harganya dianggap sama dengan 0, Dari proses inilah, awal waktu shalat zuhur

yang dipahami dari hadis dengan sebutan “tergelincir matahari”.1

Angka 12.00 dianggap sama dengan 900 karena matahari berada pada titik zenith, sedang e adalah perata waktu (equation of time). Untuk mengetahui apakah data perata waktu dalam almanac nautika itu bertanda positif atau negatif, perlu dilihat Mer Pas nya. Jika Mer Pass lebih dari jam 12.00 berarti perata waktu bertanda negatif (-), dan jika Mer Pass kurang dari jam 12.00 berarti perata waktu bertanda positif (+). Data perata waktu yang menentukan saat matahari “berkulminasi” setiap hari berubah, namun dari tahun ke tahun relatif sama. Dengan demikian, saat matahari tergelincir yang dipahami sebagai awal waktu shalat zuhur adalah posisi dimana matahari telah bergeser dari kulminasinya atau bergeser dari meridian.. atau dimana matahari berkulminasi disitulah dipahami sebagai awal permulaan waktu zuhur.

Dengan data yang dibutuhkan waktu Dzuhur adalah sebagai berikut :

a. Mencari Lm yaitu dengan, Lm= 12’-ⅇ

(9)

b. Mencari KWD dengan, tp - dh / 15ℼ ℼ

c. Mencari waktu dzuhur yaitu, Lm – Kwd + ⅈ

Dengan adalah perata waktuⅇ

2. Waktu Shalat Ashar.

Awal waktu shalat Ashar dalam ilmu falak dinyatakan sebagai keadaan tinggi matahari sama dengan jarak zenith titik pusat matahari pada waktu berkulminasi ditambah bilangan satu. Sesuai petunjuk hadis bahwa awal waktu shalat ashar adalah apabila bayangan suatu benda sama panjang dengan bendanya, maka hal ini secara hisab-astronomi dapat dicapai dengan ; pertama menentukan tinggi matahari pada waktu ashar (ho) dan kedua menentukan sudut waktu matahari. (to). Rumus yang digunakan untuk ho adalah ;

Cotg h = tg (p-d) + 1

Maksud rumus ini adalah cotg hoA sama besarnya dengan tg jarak zenit titik pusat matahari pada waktu berkulminasi ditambah satu. Sedang untuk sudut waktu matahari (to), digunakan rumus ;

to, Cost t = -tg p.tg d + sin h : cos p : cos d

Selanjutnya, untuk keakuratan nilai ilmiah hasil perhitungan pada waktu shalat yang akan dihitung, maka perlu dilakukan koreksi bujur atau penyesuaian bujur masing-masing daerah (BD – Bt) dan selisih waktu antara daerah (: 15). Serta ihtiyat sebagai tanda hati-hati atau pengaman/pembulatan hasil akhir perhitungan.

Dengan data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut yaitu :

Cotan ashar = ℎ b+aa = ba + aa = tan zm + i

Cotan ashar = tan zm + 1ℎ

3. Waktu Shalat Magrib.

(10)

(inkisar al-jawwi) yang menyebabkan kedudukan matahari lebih tinggi dari kenyataan sebenarnya yang diasumsikan 34 menit busur.

Koreksi semidiameter (nishfu al-quthr) piringan matahri dan refraksi terhadap jarak zenith matahari saat matahari terbit atau terbenam sebesar 50 menit busur.

Dengan demikian terbit dan terbenam secara falak ilmi di definisikan bila jarak zenit matahari mencapai Zm = 90050’. Defenisi itu untuk tempat pada ketinggian di permukaan air laut atau jarak zenith matahari Zm = 910 bila memasukan koreksi kerendahan ufuk akibat tinggi posisi pengamat 30 m dari permukaan laut. Untuk penentuan waktu magrib, saat matahari terbenam biasanya ditambah 2 menit karena ada larangan shalat tepat pada saat matahari terbit, terbenam dan kulminasi atas.

Untuk hisab penentuan awal waktu Magrib, data-data yang diperlukan meliputi ; data lintang, bujur tempat, bujur daerah, deklinasi, perata waktu dan tinggi matahari ( h= -1). Selain data tersebut, juga dilakukan koreksi bujur, data hasil kulminasi matahari (rumus zuhur) dan ihtiyat.Rumus yang digunakan dengan data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut, yaitu :

Lm = t/15 – KWD + 2

4. Waktu Shalat Isya

Secara astronomi, awal waktu shalat Isya ditandai dengan memudarnya cahaya merah (asy-syafaq al-ahmar) di bagian langit sebelah barat yakni sebagai tanda masuknya gelap malam. Substansi keterangan ini dapat dilihat dalam al-Qur’an pada surah al-Isra’ ayat 78. Dalam ilmu falak, peristiwa tersebut dikenal sebagai akhir senja astronomi ((astronomical twilight). Tinggi matahari pada saat itu adalah 180 di bawah ufuk (horizon), sebelah barat dan jarak zenith matahari adalah 1080 ( 900 + 180), atau h= -180 derajat.

Dengan data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut, yaitu :

W isya = Lm + t/15 – KWD + ⅈ

Cost isya = - tan ℓ + tan destinasi tempat + sin -180’ : cos ℓ : cos destinasi tempat

5. Waktu Shalat Subuh

(11)

posisi sekitar 180 di bawah ufuk atau jarak zenith matahari 1080. Pendapat lain mengatakan bahwa terbitnya fajar sidik dimulai pada saat posisi matahari 20 derajat di bawah ufuk atau jarak

zenith matahari 110 derajat, bahkan ada pendapat 15 derajat.2

Dalam hal hisab waktu shalat subuh, data-data yang diperlukan pada dasarnya sama dengan waktu-waktu shalat wajib yang lain, hanya saja akhir waktu shalat subuh perlu diketahui, yakni matahari berada pada posisi -1 derajat ( h = -10) di bawah ufuk

Dengan data yang dibutuhkan untuk waktu Subuh adalah sebagai berikut :

W subuh = Lm – t/15 – KWD +ⅈ

Dengan Subuh = 110’ dan -20’ ℎ

C. Contoh Penghitungan Waktu Sholat di Jakarta

1. Hitunglah awal waktu dzuhur di wilayah Jakarta dengan ( -6’ 10 ‘ LS , 106’ 49’ ) pada tanggal 17 mei 2017

Jadi waktu dzuhur diwilayah Jakarta pada tanggal 17 mei 2017 adalah pukul 12: 10

2 Lihat Syaikh Mamduh Farhan al-Buhairi, dkk. Koreksi Awal Waktu Subuh, Cet. I; Malang :

(12)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

1. Sebagai kesimpulan dari dua sub permasalahan tulisan ini adalah sebagai berikut : Menurut

syara’ Waktu Shalat Dhuhur, adalah apabila posisi matahri tergelincir, sedang waktu shalat Ashar, apabila bayang-bayang suatu benda sama panjang dengan bendanya. Sementara Waktu shalat Magrib, adalah ketika matahari telah terbenam sampai megah merah belum hilang atau selama megah merah masih ada. adapun waktu shalat Isya, yakni mulai ketika hilang megah merah sampai terbit fajar, pada riwayat lain hingga tengah malam atau seperdua malam, dan untuk waktu shalat Subuh, adalah apabila terbit fajar.

2. Selanjutnya, menurut sains (astronomi), penetapan hisab awal waktu shalat sangat dipengaruhi

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Anak yang dibuahi dan dilahirkan diluar perkawinan yang sah, Status anak diluar nikah dalam kategori yang kedua, disamakan statusnya dengan anak zina dan anak li‘an, oleh karena

Penggunaan yang tercantum dalam Lembaran Data Keselamatan Bahan ini tidak mewakili kesepakatan pada kualitas bahan / campuran atau penggunaan yang tercantum sesuai dalam kontrak.

Mekanisme penyelesaian sengketa antara pemegang polis asuransi dengan perusahaan asuransi pada gilirannya akan sampai terhadap proses pembuktiannya yakni penerapan

 Member i kant ugaskepadapeser t adi di k( PR) ,danmengi ngat kanpeser t adi di k unt ukmempel aj ar imat er iyangakandi bahasdi per t emuanber i kut nyamaupun memper si apkandi

Jumlah total dissolve solid pada boiler harus kecil yaitu dibawah 2000 ppm sehingga harus diinjeksikan phospat (PO4 - ) yang berguna untuk mengikat zat-zat padat yang

PBLS čini splet postupaka i vještina kojima se bez uporabe tehničkih pomagala omogućuje prepoznavanje osobe u kardijalnom ili respiratornom arestu i „kupuje vrijeme“

Terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di sekolah, komunikasi yang baik akan mampu memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada anak didik tentang apa

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa cara pengolahan lahan yang dilakukan responden di Desa batu Nindan adalah dengan cara yang sederhana, yaitu