• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK DI INDONESIA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009

TENTANG

PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

bahwa unt uk memberikan pedoman bagi pemerint ahan daer ah dal am membent uk perat uran daer ah mengenai ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 199 ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 t ent ang Pemerint ahan Daer ah, perl u menet apkan Perat uran Pemerint ah t ent ang Pedoman Pengel ol aan Kawasan Perkot aan;

Mengi ngat :

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negar a Republ ik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 t ent ang Pemerint ahan Daer ah

(Lembaran Negara Republ ik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republ ik Indonesi a Nomor 4437) sebagaimana t el ah beberapa kal i diubah t er akhi r dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 t ent ang Perubahan Kedua At as Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 t ent ang Pemeri nt ahan Daer ah (Lembaran Negara Republ ik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republ ik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 t ent ang Penat aan Ruang

(Lembaran Negara Republ i k Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republ ik Indonesia Nomor 4725);

MEMUTUSKAN: Menet apkan :

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dal am Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan:

1. Pengel ol aan Kawasan Per kot aan adal ah serangkaian kegiat an mul ai dar i perencanaan, pel aksanaan, dan pengendal i an dal am upaya pencapaian t uj uan pembangunan Kawasan Perkot aan secara ef isien dan ef ekt if .

2. Kawasan adal ah wil ayah yang memil iki f ungsi ut ama l indung at au

budidaya.

3. Kawasan Perkot aan adal ah wil ayah yang mempunyai kegiat an ut ama

(2)

4. Kawasan Perkot aan Baru adal ah kawasan perdesaan yang direncanakan unt uk dikembangkan menj adi Kawasan ber f ungsi perkot aan.

5. Perencanaan adal ah suat u proses unt uk menent ukan t indakan masa

depan yang t epat , mel al ui ur ut an pil ihan, dengan memperhit ungkan sumber daya yang t ersedi a.

6. Rencana Tat a Ruang Kawasan Perkot aan adal ah hasil dari suat u proses unt uk menent ukan st rukt ur ruang dan pol a ruang yang mel iput i penyusunan dan penet apan rencana t at a ruang di Kawasan Perkot aan.

7. Pengendal i an adal ah ser angkaian kegi at an manaj emen pembangunan

Kawasan Perkot aan yang dimaksudkan unt uk menj amin agar

program/ kegi at an pembangunan dan pengel ol aan Kawasan Perkot aan yang dil aksanakan sesuai dengan r encana yang dit et apkan sert a unt uk mewuj udkan t ert ib t at a ruang Kawasan Perkot aan.

8. Lembaga Pengel ol a Kawasan Per kot aan yang sel anj ut nya disebut

Lembaga Pengel ol a adal ah l embaga yang dibent uk dengan perat uran daerah unt uk mengopt imal kan sumber-sumber yang dimil iki dunia usaha dan masyarakat dal am pembangunan Kawasan Perkot aan.

9. Badan Pengel ol a Pembangunan Kawasan Perkot aan Baru yang

sel anj ut nya disebut Badan Pengel ol a adal ah badan yang dibent uk dengan perat ur an bupat i unt uk mel akukan per encanaan dan pel aksanaan pembangunan Kawasan Per kot aan Baru.

10.Masyar akat adal ah orang seor ang, kel ompok orang t ermasuk masyarakat Kawasan Perkot aan dapat berbent uk: a. kot a sebagai daer ah ot onom;

b. bagian daerah kabupat en yang memil iki ci ri perkot aan;

c. bagian dar i dua at au l ebih daerah yang berbat asan l angsung dan

memil iki ciri per kot aan.

Pasal 3

(1)

Pembent ukan kot a sebagaimana dimaksud dal am Pasal 2 huruf a

dit et apkan dengan undang-undang.

(2)

Pembent ukan Kawasan Perkot aan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 2

huruf b diat ur dengan perat ur an daerah kabupat en.

(3)

Pembent ukan Kawasan Perkot aan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 2

huruf c diat ur dengan per at ur an daerah kabupat en masing-masing.

Pasal 4

(1)

Kawasan Perkot aan yang merupakan bagian dari dua at au l ebi h daerah

kabupat en yang berbat asan l angsung dal am sat u provinsi dit et apkan berdasarkan:

a. kesepakat an bersama ant arpemer int ahan daerah kabupat en;

(3)

(2)

Kawasan Perkot aan yang merupakan bagian dari dua at au l ebi h daerah

kabupat en yang berbat asan l angsung ant arprovi nsi dit et apkan

berdasarkan:

a. kesepakat an bersama ant arpemer int ahan daerah kabupat en;

b. perset uj uan guber nur ; dan c. perset uj uan Ment eri .

Pasal 5

Perat ur an daerah sebagaimana dimaksud dal am Pasal 3 ayat (2) dan ayat (3) pal ing sedikit memuat nama, bat as, l uas, f ungsi, dan pengel ol aan Kawasan.

Pasal 6

Bat as, l uas, dan f ungsi Kawasan dit ent ukan berdasarkan:

a. rencana pembangunan j angka panj ang daerah kabupat en;

b. rencana t at a r uang wil ayah kabupat en;

c. hasil kaj ian kebut uhan ruang bagi pengembangan kegiat an dan

pel ayanan perkot aan; dan

d. bat as Kawasan yang menggunakan bat as desa at au sebut an l ai n.

BAB III

PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN

Bagian Kesat u Umum

Pasal 7

(1)

Kawasan Perkot aan yang merupakan daerah ot onom dikel ol a ol eh

pemerint ah kot a.

(2)

Kawasan Per kot aan yang mer upakan bagian daer ah kabupat en dikel ol a

ol eh pemerint ah kabupat en at au Lembaga Pengel ol a yang dibent uk dan bert anggung j awab kepada pemeri nt ah kabupat en.

(3)

Kawasan Perkot aan yang merupakan bagian dari dua at au l ebi h daerah

yang berbat asan l angsung dikel ol a bersama ol eh pemerint ah kabupat en t erkait dan dikoordinasikan ol eh pemerint ah provinsi.

Bagian Kedua Lembaga Pengel ol a

Pasal 8

(1)

Lembaga Pengel ol a sebagaimana dimaksud dal am Pasal 7 ayat (2)

dibent uk dengan perat uran daerah.

(2)

Lembaga Pengel ol a mempunyai t ugas mengel ol a Kawasan Perkot aan dan

mengopt imal kan peran sert a Masyarakat sert a badan usaha swast a. (3)

Dal am pel aksanaan t ugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Lembaga

Pengel ol a mempunyai f ungsi:

a. penggal ian dan pendayagunaan sumber daya badan usaha swast a dan

Masyar akat ;

b. penj ar ingan aspir asi Masyar akat dan badan usaha swast a Kawasan Perkot aan;

(4)

d. pemberian pert imbangan kepada bupat i dal am kebij akan operasional , impl ement asi kebi j akan, dan pemberdayaan Masyarakat ; dan

e. perumusan dan pemberian rekomendasi t erhadap perencanaan,

pel aksanaan, dan pengendal ian pembangunan, sert a isu-isu st r at egi s Kawasan Perkot aan.

Pasal 9

(1)

Anggot a Lembaga Pengel ol a pal ing sedikit berj uml ah 5 (l ima) orang dan

pal ing banyak berj uml ah 7 (t uj uh) orang.

(2)

Keanggot aan Lembaga Pengel ol a t erdir i at as:

a. pakar/ ahl i di bidang pengel ol aan Kawasan Perkot aan; dan/ at au

b. unsur Masyarakat pemerhat i Kawasan Perkot aan.

(3)

Keanggot aan Lembaga Pengel ol a sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

t idak berasal dar i pegawai negeri sipil , anggot a Kepol isian Negar a Republ ik Indonesi a/ Tent ara Nasional Indonesia, dan anggot a part ai pol it ik.

(4)

Masa j abat an anggot a Lembaga Pengel ol a sel ama 5 (l ima) t ahun dan

dapat dipil ih kembal i unt uk 1 (sat u) periode masa j abat an.

Pasal 10

(1)

Lembaga Pengel ol a dal am pel aksanaan t ugasnya dibant u ol eh sekret ar iat

Lembaga Pengel ol a yang dibent uk ol eh bupat i.

(2)

Sekret ariat Lembaga Pengel ol a mempunyai f ungsi :

a. penyel enggaraan administ rasi kesekret ar iat an Lembaga Pengel ol a; dan

b. penyel enggaraan administ r asi keuangan Lembaga Pengel ol a.

(3)

Sekret ariat Lembaga Pengel ol a dipimpin ol eh sekret aris Lembaga

Pengel ol a.

(4)

Sekret aris Lembaga Pengel ol a secara t eknis operasional berada di bawah

dan bert anggung j awab kepada pimpinan Lembaga Pengel ol a dan secar a administ rat i f bert anggung j awab kepada sekret aris daerah mel al ui asist en yang membidangi ekonomi dan pembangunan.

(5)

St rukt ur or gani sasi dan esel onering sekr et ariat Lembaga Pengel ol a

dit et apkan Ment eri dengan perset uj uan ment eri yang membidangi urusan pendayagunaan aparat ur negara.

Pasal 11

Pendanaan Lembaga Pengel ol a ber sumber dari Anggaran Pendapat an dan Bel anj a Daerah dan sumber pendanaan l ainnya yang sah.

Pasal 12

(1)

Pemerint ah daerah mel aksanakan pembinaan dan pengendal ian t erhadap

pel aksanaan t ugas dan f ungsi Lembaga Pengel ol a.

(2)

Dal am mel aksanakan pengendal ian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Lembaga Pengel ol a menyampaikan l aporan t riwul an dan t ahunan at au l aporan l ainnya kepada bupat i.

Pasal 13

(5)

Bagian Ket iga Pengel ol aan Bersama

Pasal 14

(1)

Kawasan Perkot aan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 7 ayat (3) dal am

hal penat aan ruang dan penyediaan f asil it as pel ayanan umum t ert ent u dikel ol a bersama ol eh daerah t er kait .

(2)

Penyediaan f asil it as pel ayanan umum t ert ent u sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) mel iput i f asil it as pel ayanan umum yang merupakan urusan kewenangan daer ah.

(3)

Pemil ihan penyedi aan f asil it as pel ayanan umum t ert ent u yang di kel ol a

bersama ol eh daerah t er kait harus mempert imbangkan ef ekt ivit as, ef isi ensi, si ner git as, dan sal ing mengunt ungkan.

(4)

Bent uk kel embagaan, susunan, kedudukan, dan t ugas pokok pengel ol aan

bersama berpedoman pada perat uran per undangan-undangan.

Bagian Keempat

Perencanaan Pembangunan Kawasan Perkot aan

Pasal 15

(1)

Perencanaan pembangunan Kawasan Per kot aan didasarkan pada kondisi ,

pot ensi, karakt erist i k Kawasan, dan ket er kait an dengan Kawasan di sekit ar nya.

(2)

Ket erkait an pembangunan Kawasan Per kot aan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) har us memperhat i kan:

a. ket erpaduan pembangunan ant ar Kawasan Per kot aan dengan

Kawasan Perkot aan l ainnya; dan

b. opt imal isasi peran dan f ungsi masi ng-masi ng Kawasan Perkot aan.

Pasal 16

Subst ansi rencana pembangunan Kawasan Per kot aan t ert uang dal am dokumen:

a. rencana pembangunan j angka panj ang daerah kabupat en/ kot a;

b. rencana t at a r uang Kawasan Per kot aan;

c. rencana pembangunan j angka menengah daerah kabupat en/ kot a; dan

d. rencana kerj a pembangunan daer ah kabupat en/ kot a.

Pasal 17

(1)

Lingkup perencanaan Kawasan Perkot aan memuat pengembangan,

peremaj aan, pembangunan, rekl amasi pant ai at au rawa, dan/ at au perubahan f ungsi l ahan.

(2)

Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada

perat ur an perundang-undangan.

Bagian Kel ima

Pel aksanaan Pembangunan Kawasan Per kot aan

Pasal 18

Pembangunan Kawasan Perkot aan dil aksanakan sesuai urusan yang menj adi

kewenangan Pemerint ah, pemeri nt ah provinsi , dan pemeri nt ah

(6)

Bagian Keenam

Pengendal i an Pembangunan Kawasan Per kot aan

Pasal 19

Pengendal i an pembangunan Kawasan Perkot aaan dil aksanakan t erhadap: a. rencana pembangunan; dan

b. pel aksanaan rencana pembangunan.

Pasal 20

Pengendal i an t erhadap rencana pembangunan dil akukan mel al ui kegiat an pemant auan dan eval uasi dokumen rencana sesuai dengan perat uran perundang-undangan.

Pasal 21

Pengendal i an t erhadap pel aksanaan rencana pembangunan dil akukan mel al ui kegiat an per izinan, pengawasan, dan/ at au penert iban.

Pasal 22

(1)

Pengendal i an Kawasan Perkot aan yang mer upakan bagian dari daer ah

kabupat en dil akukan ol eh bupat i .

(2)

Pengendal i an Kawasan Perkot aan yang merupakan bagian dar i dua at au

l ebih kabupat en dil akukan ol eh guber nur .

(3)

Pengendal i an Kawasan Perkot aan yang merupakan bagian dar i dua at au

l ebih kabupat en ant arprovinsi dil akukan ol eh Ment eri.

BAB IV

KAWASAN PERKOTAAN BARU

Bagian Kesat u

Pembent ukan Kawasan Perkot aan Baru

Pasal 23

(1)

Kawasan perdesaan dapat direncanakan unt uk menj adi Kawasan

Perkot aan Bar u.

(2)

Perencanaan Kawasan Per kot aan Baru diprior it askan unt uk:

a. menyediakan ruang permukiman;

b. menyediakan ruang bar u bagi kebut uhan indust ri, perdagangan, dan j asa;

c. menyediakan ruang bagi pel ayanan j asa pemerint ahan; dan/ at au

d. menyediakan ruang bagi pembangunan pusat kegiat an st r at egi s

nasional , provi nsi , dan kabupat en.

Pasal 24

Kawasan perdesaan yang direncanakan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 23 ayat (1) pal ing sedikit memenuhi krit er ia:

a. sesuai dengan r encana pembangunan j angka panj ang daer ah kabupat en;

b. sesuai dengan r encana t at a ruang wil ayah kabupat en;

c. memil iki daya dukung l i ngkungan yang memungkinkan unt uk

pengembangan f ungsi perkot aan;

d. bukan merupakan kawasan pert ani an ber i rigasi t ekni s maupun yang

direncanakan beri rigasi t eknis; dan

(7)

Pasal 25

(1)

Usul an Lokasi r encana Kawasan Perkot aan Baru dapat diaj ukan ol eh

pihak swast a dan/ at au unsur pemer int ah daerah.

(2)

Usul an sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaj ukan kepada bupat i.

(3)

Usul an sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dil engkapi dengan:

a. hasil st udi kel ayakan;

b. rencana induk pembangunan perkot aan baru; dan

c. rencana pembebasan l ahan.

(4)

Bupat i mel akukan kaj ian t er hadap pengaj uan usul l okasi r encana

Kawasan Perkot aan Baru berdasar kan krit eria sebagaimana dimaksud dal am Pasal 24.

(5)

Penet apan l okasi Kawasan Perkot aan Bar u harus mendapat perset uj uan

gubernur.

Bagian Kedua Badan Pengel ol a

Pasal 26

(1) Dal am hal pembangunan Kawasan Perkot aan Baru dil aksanakan sendir i ol eh pemerint ah daerah, pemer int ah daer ah dapat membent uk Badan

Pengel ol a yang mempunyai t ugas meliput i perencanaan dan

pel aksanaan pembangunan Kawasan Per kot aan Bar u.

(2) Pembent ukan Badan Pengel ol a dit et apkan dengan perat ur an bupat i . (3) Perat ur an bupat i sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pal i ng sedikit

memuat susunan, kedudukan, ri ncian t ugas, t at a ker j a, dan pendanaan Badan Pengel ol a.

Pasal 27

(1)

Badan Pengel ol a sebagaimana dimaksud dal am Pasal 26 dibent uk unt uk

j angka wakt u sampai dengan sel esainya pembangunan Kawasan Perkot aan Bar u.

(2)

Set el ah berakhir nya j angka wakt u sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Badan Pengel ol a Pembangunan Kawasan Perkot aan Bar u menyer ahkan hak pengel ol aan besert a aset kepada bupat i.

(3)

Ket ent uan l ebih l anj ut mengenai Badan Pengel ol a diat ur dengan

perat ur an Ment eri.

Bagian Ket iga Pendanaan

Pasal 28

Sumber pendanaan Badan Pengel ol a Pembangunan Kawasan Perkot aan Bar u dapat berasal dari:

a. Anggaran Pendapat an dan Bel anj a Daerah pr ovinsi / kabupat en; b. Anggaran Pendapat an dan Bel anj a Negar a; dan/ at au

(8)

BAB V

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 29

Dal am perencanaan, pel aksanaan pembangunan, dan pengel ol aan Kawasan Perkot aan, pemer int ah daerah mengikut sert akan Masyarakat sebagai upaya pemberdayaan Masyarakat .

Pasal 30

Pemerint ah provinsi dan kabupat en mel akukan ident i f ikasi unt uk

menet apkan Kawasan Perkot aan di wil ayahnya sel ambat -l ambat nya 3 (t iga) t ahun set el ah Perat ur an Pemer int ah ini di undangkan.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 31

Perat ur an Pemer int ah ini mul ai berl aku pada t anggal diundangkan.

Agar set iap or ang menget ahuinya, memeri nt ahkan pengundangan Per at uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dal am Lembaran Negar a Republ i k Indonesia.

Dit et apkan di Jakart a pada t anggal 22 April 2009 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

t t d

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakart a pada t anggal 22 April 2009

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

t t d

ANDI MATTALATTA

(9)

PENJELASAN

pembangunan guna perwuj udan t uj uan pembangunan nasional .

Pasal 199 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 t ent ang Pemeri nt ahan Daerah t el ah menet apkan Kawasan Perkot aan ke dal am 3 (t iga) bent uk yait u kot a sebagai daerah ot onom, bagian daerah kabupat en yang memil iki ci r i perkot aan, dan bagian dari dua at au l ebi h daerah yang berbat asan l angsung dan memil iki ciri perkot aan. Mengingat sist em pemerint ahan Indonesia yang membagi sel uruh wil ayah t anah ai r Indonesia ke dal am wil ayah pemerint ahan provinsi , kabupat en/ kot a, maka dal am penet apan bat as Kawasan Perkot aan menganut pri nsip sebagai berikut :

a. t idak ada Kawasan Perkot aan di dal am Kawasan Perkot aan. Prinsip ini berdiri t unggal di wil ayah daerah kabupat en.

Pengakuan negara at as keberadaan Kawasan Perkot aan membawa konsekuensi perl unya pengat uran secara khusus model pengel ol aan Kawasan Perkot aan dipandang dari sudut penyel enggaraan sist em pemerint ahan daerah. Pengat uran model l ain pengel ol aan Kawasan Perkot aan guna opt imal isasi t uj uan pembangunan nasional dan daerah yang diemban berbagai sekt or dimungki nkan namun hendaknya diupayakan sej al an dengan model pengel ol aan Kawasan Perkot aan yang diat ur di dal am Per at ur an Pemerint ah ini .

Pembent ukan Kawasan Perkot aan dan penyel enggaraan pemer int ahan daerah di kot a sebagai daerah ot onom t el ah diat ur dal am Undang-Undang bagi Kawasan Per kot aan yang merupakan kot a sebagai daer ah ot onom. Tuj uan pengat uran t ent ang pengel ol aan Kawasan Per kot aan ini adal ah sebagai berikut :

(10)

b. mendorong dinamika kegiat an pembangunan perkot aan sehingga dicapai kehidupan perkot aan yang l ayak, dinamis, opt imal , berwawasan l ingkungan, berkeadil an, sert a menunj ang pel est arian nil ai-nil ai budaya;

c. menyel enggarakan pemeri nt ahan di Kawasan Perkot aan yang mampu

memberikan pel ayanan perkot aan secara ef ekt i f dan ef isi en kepada Masyar akat Kawasan Perkot aan;

d. meningkat kan per an pemeri nt ah dan Masyarakat t ermasuk dunia usaha dal am pembangunan Kawasan Perkot aan sebagai usaha bersama sesuai dengan t at anan yang ef isi en, ef ekt if , demokrat is, dan bert anggung j awab;

e. mendayagunakan sel uruh pot ensi yang di mil iki ol eh pemerint ah dan

Masyar akat t ermasuk duni a usaha dal am upaya mencipt akan Kawasan Perkot aan sebagai ruang kehidupan yang ser asi , sel aras, seimbang, l ayak, berkeadil an, ber kel anj ut an, dan menunj ang pel est ari an nil ai-nil ai sosial budaya.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup j el as.

Pasal 2

Cukup j el as.

Pasal 3 Ayat (1)

Cukup j el as. Ayat (2)

Yang dimaksud “ perat uran daerah kabupat en” adal ah per at ur an daerah t ent ang rencana t at a ruang wil ayah kabupat en.

Ayat (3)

Cukup j el as.

Pasal 4 Ayat (1)

Cukup j el as. Ayat (2)

Huruf a

Cukup j el as. Huruf b

Perset uj uan guber nur yang dimaksud dal am ket ent uan ini adal ah perset uj uan dari gubernur pada provinsi masing-masing yang berbat asan.

Huruf c

Cukup j el as.

Pasal 5

Cukup j el as.

Pasal 6

(11)

Pasal 7 perencanaan dan pengendal ian pembangunan.

Pasal 8 dil aksanakan mel al ui pembent ukan badan usaha di wil ayahnya. Penggal ian dan pendayagunaan sumber daya badan usaha swast a dil akukan dal am rangka pengembangan Kawasan Perkot aan t anpa

menggunakan sumber-sumber dana dari Pemerint ah at au

pemerint ah daerah. Kegiat an ini t idak dimaksudkan unt uk mencar i keunt ungan.

(12)

t ugas dan f ungsi. Sumber pendanaan l ainnya yang sah diperol eh dar i badan usaha swast a dan Masyarakat .

Pasal 12

Cukup j el as.

Pasal 13

Cukup j el as.

Pasal 14

Cukup j el as.

Pasal 15 Cukup j el as.

Pasal 16

Cukup j el as.

Pasal 17 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “ peremaj aan” adal ah penat aan kembal i area t erbangun bagian Kawasan Per kot aan yang mengal ami degradasi kual it as l ingkungan, degradasi f ungsi kawasan, dan/ at au penyesuaian bagian Kawasan Perkot aan t erhadap r encana pembangunan Kawasan Perkot aan.

Ayat (2) Cukup j el as.

Pasal 18

Cukup j el as.

Pasal 19

Cukup j el as.

Pasal 20

Pengendal i an dal am ket ent uan ini dimaksudkan unt uk menj amin agar rencana pembangunan dil akukan sesuai dengan perat uran perundang-undangan.

Pasal 21

Cukup j el as.

Pasal 22

Cukup j el as.

Pasal 23

Cukup j el as.

Pasal 24 Huruf a

(13)

Huruf b

Cukup j el as. Huruf c

Yang dimaksud dengan “ daya dukung l i ngkungan” adal ah kemampuan l ingkungan unt uk mendukung perikehidupan manusia dan makhl uk hidup l ainnya.

Huruf d

Cukup j el as. Huruf e

Cukup j el as.

Pasal 25

Cukup j el as.

Pasal 26

Cukup j el as.

Pasal 27 Ayat (1)

Cukup j el as. Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “ aset ” adal ah t anah dan bangunan unt uk prasar ana dan sarana l ingkungan, f asil it as sosial , dan f asil it as umum yang sesuai dengan rencana t apak (si t e pl an).

Ayat (3) Cukup j el as.

Pasal 28

Cukup j el as.

Pasal 29

Cukup j el as.

Pasal 30

Cukup j el as.

Pasal 31

Cukup j el as.

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah  Daerah  adalah  Gubernur   dan  Perangkat Daerah  sebagai

Tujuan pembelajaran pada tahap ini meuntut kemampuan peserta didik untuk. mengeluarkan tenaga melalui tindakan kasat mata yang dilakukan secara

[r]

Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Universitas Negeri yogyakarta menerangkan dengan sesungguhnya, bahwa nama-nama tim pelaksana di bawah ini

dicapai ialah pengetahuan tentang keefektivan tindakan digunakan dalam penelitian. Tujuan penelitian diruskan berkaitan dengan fokus masalah penelitian yang

KEYDOWN TERJADI PADA SAAT USER MENEKAN SEBUAH TOMBOL PADA KEYBOARD DAN PROPERTI KEYPREVIEW KONTROL DI FORM BERNILAI TRUE. KEYPRESS TERJADI PADA SAAT USER MENEKAN SEBUAH TOMBOL PADA

Dalam tahap ini, dilakukan perancangan sistem yang dapat digunakan untuk melakukan pemantauan kualitas air di perairan Danau Toba.. Uji

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIIB SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta yang berjumlah 28 siswa dan objek dalam penelitian ini adalah motivasi dan