• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF MELALUI METODE EKSPERIMEN DI TK ISLAM RAUDHATUL MUHTADIN PONTIANAK SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF MELALUI METODE EKSPERIMEN DI TK ISLAM RAUDHATUL MUHTADIN PONTIANAK SELATAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENINGKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF MELALUI

METODE EKSPERIMEN DI TK ISLAM RAUDHATUL

MUHTADIN PONTIANAK SELATAN

Ratih Juliana, Marmawi, Dian Miranda

Program Studi Pendidikan Guru PAUD FKIP UNTAN, Pontianak Email : ratihjuliana14@gmail.com

Absrak: Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan pedoman observasi, panduan wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data maka secara umum dapat disimpulkan bahwa peningkatan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin. Secara khusus dapat disimpulkan sebagai berikut: (1). Perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak melalui metode eksperimen dikategorikan sangat baik; (2). Pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak melalui metode eksperimen dikategorikan sangat baik; (3). Hasil peningkatan perkembangan kogniitif anak melalui metode eksperimen dikategorikan sangat baik,

Kata Kunci: Perkembangan Kognitif, Metode Eksperimen, Anak Usia Dini

Abstract: The aim of this research is to improve cognitive development through experimental methods in children aged 5-6 years in kindergarten Islam Raudhatul Muhtadin. The method used is descriptive method with the form of classroom action research consists of planning, implementation, observation and reflection. Collecting data using the guidelines for observation, interview, and documentation. Based on the research and the data analysis in general it can be concluded that the increase in cognitive development through experimental methods in children aged 5-6 years in kindergarten Islam Raudhatul Muhtadin. In particular can be summarized as follows: (1). Learning plan to improve the cognitive development of children through experimental methods categorized as very good; (2). Implementation of learning to enhance the cognitive development of children through the experimental method is categorized very well; (3). The resulting increase in the development of children through the experimental method kogniitif categorized as very good.

(2)

2 ognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide belajar. Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi sehingga dapat berfikir. Menurut pandangan Piaget dalam Nurani Yuliani (2009:119) bahwa intelegensi anak berkembang melalui suatu proses active learning. Para pendidik hendaknya mengimplementasi active learning dengan cara memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan yang dapat mengoptimalkan penggunaan seluruh panca indera anak. Anak usia dini belajar melalui active learning metode yang digunakan adalah memberikan pertanyaan pada anak dan membiarkan berfikir/bertanya pada diri sendiri, sehingga hasil belajar yang didapat merupakan kontruksi anak tersebut. Karena pada dasarnya anak memiliki kemampuan untuk membangun dan mengkreasi pengetahuan sendiri, sehingga sangat penting bagi anak untuk melihat langsung dalam proses belajar.

Sobry Sutikno (2013:101) mengatakan bahwa metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana peserta didik melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Melalui metode eksperimen, anak dapat berinteraksi langsung dengan kegiatan yang diberikan oleh guru dan membuat eksperimen- eksperimen terutama dalam mendukung perkembangan kognitif. Di samping itu penggunaan metode eksperimen juga memudahkan guru karena dapat menggunakan media yang ada dilingkungan sekitarnya.

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh ketika praobservasi menunjukkan bahwa TK Islam Raudhatul Muhtadin pada saat ini masih jarang melaksanakan proses pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen untuk melibatkan anak secara aktif melakukan percobban sendiri dengan tujuan membuktikan sesuatu, dan menceritakan hasil dari kegiatan yang dilakukan untuk menggali pengalaman anak lebih bermakna agar tertarik dan semangat dalam melaksanakan proses pembelajaran. Kegiatan Eksperimen di kelas hanya dilakukan pada setiap tema dalam satu kali saja, guru lebih terfokus pada buku paket sehingga anak kurang pengetahuan dan perkembangan kognitif anak terhambat disebabkan dalam proses belajar yang tidak menggunakan media secara konkret.

Pembelajaran kognitif anak di kelompok B1 TK Islam Raudhatul Muhtadin dapat dikatakan belum sesuai dengan harapan, hal ini dapat dilihat dari 20 anak yang belum bisa melakukan kegiatan sendiri tanpa bantuan guru, 25 anak belum bisa mengenal sebab akibat tentang sesuatu yang ada di sekitar yang bersifat eksploratif dan menyelidik, dan 27 anak belum bisa bercerita tentang apa yang terjadi disekitar lingkungannya. Permasalahan tersebut disebabkan oleh pembelajaran yang lebih bersifat monoton yaitu hanya menggunakan metode penugasan. Selain itu media digunakan juga kurang bervariasi hanya menggunakan buku paket dan cara penyampaian materi kurang menarik, hanya menampilkan gambar yang ada dibuku paket sambil memberikan penjelasan mengenai tugas yang harus dikerjakan anak, sehingga anak kurang dapat

(3)

3 menyerap materi yang diberikan guru. Hal ini dikarenakan anak tidak belajar melalui benda konkret dan jarang sekali melakukan percobaan sendiri. Seharusnya anak diajarkan melalui benda- benda konkret dan pengalaman langsung dengan memberi kesempatan anak untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.

Dari pengamatan yang dilakukan pada anak di TK Islam Raudhatul Muhtadin, ada beberapa masalah tentang perkembangan kognitif yang dapat diuraikan sebagai berikut: a. Kurangnya kemampuan anak dalam melakukan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik. b. Kurangnya kemampuan anak menganal sebab akibat tentang lingkungannya. c. Kurangnya upaya guru dalam meningkatkatkan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen. d. Kurang bervariasinya metode dan media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas, maka masalah umum dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan metode eksperimen dapat meningkatkan perkembangan kognitif pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan?” Adapun masalah khusus yang berhubungan dengan penelitian adalah sebagai berikut: a. Bagaimana perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru untuk meningkatkan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan? b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru untuk meningkatkan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan? c. Bagaimanakah upaya peningkatkan perkembangan kognitif setelah dilakukan pembelajaran melalui metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan?

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu meningkatkan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang: a. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru untuk meningkatkan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan, b. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru untuk meningkatkan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan, c. Upaya peningkatkan perkembangan kognitif setelah dilakukan pembelajaran melalui metode eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan.

(4)

4 Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian tentang perkembangan kognitif dan metode eksperimen dapat dijelaskan melalui defenidi operasional dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: a. Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun, perkembangan kognitif adalah kemampuan anak untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman yang dilakukan secara langsung dan memberi kesempatan anak terlibat secara aktif dalam kegiatan yang dapat mengoptimalkan penggunaan seluruh panca indera anak. Kegiatan ini untuk mengetahui kemampuan anak dalam menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik pada kegiatan meniup balon, benda-benda yang dimasukkan ke dalam air (tenggelam, melayang, terapung), macam- macam rasa, dan pencampuran warna. Dengan indikator perkembangan kognitif yaitu dapat melakukan percobaan, dapat mengetahui sebab akibat terjadinya sesuatu, dapat menceritakan hasil percobaan yang telah dilakukan. b. Metode Eksperime, metode eksperimen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu cara pembelajaran menempatkan anak sebagai subjek yang aktif untuk melalukan percobaan berdasarkan pengamatan dengan penuh ketelitian, serta untuk membuktikan kebenaran sesuatu.

Dalam metode eksperimen, pendidik dapat mengembangkan ketertiban fisik dan mental, serta emosional anak didik. Anak didik mendapat kesempatan untuk melatih keterampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional anak diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif. Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu anak didik untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dasar dapat diketahui apabila anak didik mampu mengutarakan secara lisan, tulisan maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain, anak didik memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberi contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.

Pada aspek perkembangan kognitif dan hasil belajar anak yang ingin dicapai adalah kemampuan anak melakukan percobaan, kemampuan anak mengetahui sebab akibat terjadinya sesuatu, dan kemampuan anak menceritakan hasil percobaan. Adapun hipotesis adalah dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah jika pelaksanaan melalui metode eksperimen dilakukan dengan langkah-langkah yang benar maka dapat meningkatkan perkembangan kognitif pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan.

METODE

(5)

5 eksperimen pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Raudhatul Muhtadin, maka bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Bentuk penelitian tindakan kelas yang dapat dikembangkan terdapat empat tahap yang menunjukan langkah-langkah yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Gambar 3.1 : Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas

Subjek dalam penelitian ini adalah 1 (satu) orang guru dan 36 (tiga puluh enam) anak yang terdiri dari 14 anak laki-laki dan 22 anak perempuan di kelompok B1 TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan Tahun ajaran 2015/2016. Lokasi penelitian ini dilaksanakan dikelompok B1 TK Islam Raudhatul Muhtadin yang terletak di Kota Baru Jalan Selayar No 2 Pontianak Selatan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu teknik observasi langsung, teknik komunikasi langsung, teknik dokumentasi, dan alat pengumpulan data berupa pedoman observasi, pedoman wawancara dan dokumentasi. Setelah itu data dianalisis, analisis adalah memberikan makna/ kelas sesunggguhnya. Menganalisis data yang telah dikumpulkan baik data tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Analisis data ini harus disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Siklus I: Kegiatan pembelajaran pada siklus I yang dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan, pada pertemuan pertama tema air, udara, api dan subtema meniup balon, pertemuan kedua tema air, udara, api dan subtema benda yang dimasukkan kedalam air terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada data hasil observasi guru untuk meningkatkan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Dalam penggunaan tema pada peningkatan perkembangan kognitif dan menentukan indikator serta memilih kegiatan sidah baik pada siklus I. Berikut tabel hasil observasi anak Siklus I:

Perencanaan

Pengamatan

(6)

6

Dari tabel dapat dilihat dan disimpulkan bahwa kemampuan anak Kelompok B1 TK Islam Raudhatul Muhtadin dalam pembelajaran peningkatan perkembangan kognitif anak melalui metode eksperimen dalam siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua hasil yang diperoleh belum sesuai dengan harapan peneliti. Hal ini dikarenakan persentase kemampuan yang berhasil atau yang meningkat belum menunjukkan angka 80 %.

Pada hasil observasi anak, aspek-aspek yang dinilai perlu perbaikan untuk peningkatan perkembangan kognitif yaitu kemampuan anak melakukan percobaan, kemampuan anak mengetahui sebab akibat terjadinya sesuatu dan kemampuan anak menceritakan hasil percobaan.

(7)

7

Tabel 4.2

Hasil Observasi Anak Siklus II

Aspek yang dinilai

Kriteria kemampu

an anak

Pertemuan

I II

Jumlah

anak %

Jumlah

anak %

Anak melakukan percobaan

BB 0 0 0 0

MB 0 0 0 0

BSH 7 10 0 0

BSB 29 90 36 100

Jumlah 36 100 36 100

Anak mengetahui sebab akibat terjadinya sesuatu

BB 0 0 0 0

MB 0 0 0 0

BSH 8 22 3 8

BSB 28 78 33 92

Jumlah 36 100 36 100

Anak menceritakan hasil percobaan

BB 0 0 0 0

MB 0 0 0 0

BSH 6 17 2 6

BSB 30 83 34 94

Jumlah 36 100 36 100

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran peningkatan perkembangan kognitif melalui metode eksperimen telah mendapatkan hasil yang sangat baik dan sudah sesuai harapan. Keberhasilan yang dicapai pada siklus II ini jauh lebih baik karena peningkatan perkembangan kognitif anak mendapatkan hasil ≥ 80%, untuk itu peneliti tidak melanjutkan pada siklus selanjutnya.

Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan awal penelitian yang dilakukan pada anak Kelompok B1 di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan, peneliti memperoleh hasil penelitian tentang peningkatan perkembangan Kognitif melalui Metode eksperimen.

(8)

8 melayang) dan dilakukan secara klasikal/kelompok menjadi empat kelompok agar anak lebih terfokus lagi untuk melakukan percobaan. Guru menyampaikan dan mengajarkan kegiatan tahap demi tahap namun hasilnya juga masih belum sesuai harapan karena pembelajaran belum terlaksana dengan baik.

Pada siklus II perencanaan pembelajaran perkembangan kognitif melalui metode eksperimen dilaksanakan secara klasikan dengan tiga kelompok pada pertemuan pertama percobaan macam-macam rasa (4 rasa), dalam satu kelompok mndapat empat macam rasa yang sama dengan kelompok yang lain dan mencicipi rasanya secara bergantian. Pertemuan kedua dilaksanakan pembelajaran perkembangan kognitif melalui metode eksperimen dengan percobaan pencampuran warna yang dikalukan secara klasikal dimana anak dibagi tiga kelompok, setiap kelompok dilaksanakan secara mandiri hanya saja tiap kelompok berbeda pencampuran warna agar masing-masing anak mengetahui perubahan warna dari hasil yang dialaminya sendiri. Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2010: 84-85), mengatakan bahwa metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimana anak melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Artinya anak dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu sehingga bisa mengembangkan kemampuan kognitif anak.

(9)

9 eksperimen tersebut dapat terselesaikan dan berhasil. b. Selama eksperimen berlangsung, guru hendaknya memperhatikan situasi secara keseluruhan. Sehingga, jika terjadi hal-hal yang menghambat, maka bisa segera dielesaikan. Pada siklus II pertemuan pertama pelaksanaan pembelajaran perkembangan kognitif yang dilakukan guru yaitu percobaan macam-macam rasa dan dilakukan secara kelompok masing-masing anak harus mencicipi semua rasa yang disediakan oleh guru agar anak bisa menikmati hasil dari percobaan yang dilakukan. Anak- anak begitu semangat karena media yang digunakan menarik dan disenangi anak sehingga semua anak ingin mencobanya. Selanjutnya pertemuan kedua pada siklus II guru melakukan percobaan pencampuran warna dengan menggunakan tiga warna dasar (merah, kuning, biru) yang dilakukan secara kelompok dimana anak dibagi tiga kelompok yang akan dilakukan dengan sendiri oleh masing-masing anak. Anak- anak sangat menyukai warna sehingga dalam melakukan percobaan ini anak sangat bersemangat untuk melakukannya, begitu juga dengan guru dengan mudah untuk memberikan banyak kesempatan kepada anak untuk merefleksikan hasil dari percobaan karena anak mengalami mengetahui sendiri dari pembelajaran yang dilakukannya. Penjelasan di atas seesuai dengan pendapat Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2010: 84-85) mengatakan “Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini anak diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu”. Dan siklus II pertemuan II semua anak hampir menunjjukan peningkatan perkembangan kognitif dengan sangat baik.

(10)

10

Gambar 4.1 : Grafik Kemampuan Anak Melakukan Percobaan Dari Pertemuan 1 – Pertemuan 4

Dari gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa kemampuan anak melakukan percobaan untuk kriteria BSB (Berkembang Sangat Baik) mengalami peningkatan dari pertemuan pertama 17% meningkat menjadi 25% pada pertemuan kedua, tetapi hasil belum mencapai harapan di siklus I, dan dilanjutkan pada siklus II yang disebut dengan pertemuan ketiga 90% meningkat menjadi 100% pada pertemuan keempat.

Gambar 4.2 : Grafik Kemampuan Anak Mengetahui Sebab Akibat Terjadinya Sesuatu Dari Pertemuan 1 – Pertemuan 4

Dari gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa kemampuan anak mengetahui sebab akibat terjadinya sesuatu untuk kriteria BSB (Berkembang Sangat Baik) mengalami peningkatan dari pertemuan pertama 33% meningkat menjadi 42% pada pertemuan kedua, tetapi hasil belum mencapai harapan di siklus I, dan

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4

BB

Pertemuan 1 pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4

(11)

11 dilanjutkan pada siklus II yang disebut dengan pertemuan ketiga 78% meningkat menjadi 92% pada pertemuan keempat.

Gambar 4.3 : Grafik Kemampuan Anak Menceriakan Hasil Percobaan Dari Pertemuan 1 – Pertemuan 4

Dari gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa kemampuan anak dalam menceritakan hasil percobaannya, untuk kriteria BSB (Berkembang Sangat Baik) mengalami peningkatan dari pertemuan pertama 22% meningkat menjadi 25% pada pertemuan kedua, tetapi hasil belum mencapai harapan di siklus I, dan dilanjutkan pada siklus II yang disebut dengan pertemuan ketiga 83% meningkat menjadi 94% pada pertemuan keempat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data secara umum dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen dalam pembelajaran dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak usia 5-6 tahun kelompok B1 di TK Islam Raudhatul Muhtadin Pontianak Selatan dengan kategori sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatkan perkembangan kognitif dalam aspek kemampuan anak melakukan percobaan, mengetahui sebab akibat terjadinya sesuatu dan menceritakan hasil percobaan. Secara khusus dapat disimpulkan sebagai berikut: Perencanaan pembelajaran yang dibuat guru untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak melalui metode eksperimen telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian dan memenuhi langkah-langkah penyusunan sesuai dengan kurikulum 2013. Hal ini menunjukkan bahwa guru memiliki kemampuan merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II yang termasuk kategori sangat baik dengan skor 3,17; Pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak melalui metode eksperimen pada siklus II diperoleh skor 3,29 dengan

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Pertemuan 1 pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4

BB MB BSH BSB

44%

33% 22%

33% 42%

25%

17% 83%

(12)

12 kategori sangat baik. Ini berarti pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat; Hasil peningkatan perkembangan kognitif anak melalui metode eksperimen dikategorikan Berkembang Sangat Baik (BSB). Hal ini ditunjukkan dari: a. Aspek kemampuan anak melakukan percobaan mengalami peningkatan hingga mencapai semua anak atau 36 anak (100 %) dari 36 anak pada siklus II pertemuan II dengan kategori Berkembang Sangat Baik (BSB). b. Kemampuan anak mengetahui sebab akibat terjadinya sesuatu meningkat menjadi 33 anak atau 92 % dari 36 anak pada siklus II pertemuan II dengan kategori Berkembang Sangat Baik (BSB). c. Aspek kemampuan anak menceritakan hasil percobaan meningkat menjadi 34 anak atau 94 % dari 36 anak pada siklus II pertemuan II dengan kategori BSB (Berkembang Sangat Baik). Jadi setiap aspek perkembangan kognitif anak mengalami peningkatan dengan kategori nilai “sangat tinggi”.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti menyarankan hal-hal berikut ini: 1) Perencanaan perbaikan pembelajaran melalui metode eksperimen untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak yang disusun oleh guru, hendaklah direncanakan dan dilaksananakan secara berkelompok dan individual, sehingga memudahkan guru dalam mengamati dan membimbing anak. 2) Sebaiknya dalam pembelajaran melalui metode eksperimen guru dapat menggunakan jenis media pembelajaran yang bervariasi, sehingga dapat menarik perhatian anak untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. 3) Sebaiknya dalam proses pembelajaran melalui metode eksperimen guru dapat memotivsi anak untuk menyampaikan ide dan membuat kesimpulan hasil dari ekperimen yang telah dilakukan. 4) Pembelajaran melalui metode eksperimen dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak, oleh karena itu guru hendaknya dapat mengembangkan dan menerapkan pembelajaran tersebut dengan baik dan rutin.

DAFTAR RUJUKAN

Sujiono, Yuliani Nurani. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.

Sutikno, Sobry. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Lombok. Holistica.

Smaldino, E Sharon, dkk. (2008). Intructional Tecnhology and Media For Learning. United States Of American: Pearson Education Inc.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gambar

Gambar 3.1 : Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 4.1 Hasil Observasi Anak Siklus I
Tabel 4.2 Hasil Observasi Anak Siklus II
Gambar 4.1 : Grafik Kemampuan Anak Melakukan Percobaan Dari Pertemuan 1 – Pertemuan 4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pekerjaan tahun yang lalu, pekerjaan tidak signifikan yang kurang baik diperbaiki dan yang telah baik dilanjutkan dan diting- katkan, perlunya terus

Adakah pengaruh prestasi belajar praktek las terhadap minat berwirausaha di bidang Pengelasan Siswa Kelas II bidang keahlian Konstruksi Badan Pesawat Udara SMK

[r]

The use of Poker Aid in developing Think Pair Share Model: an Effort of Improving senior high school Students’ Interest in Learning History in Palu. The

Memaparkan ketercapaian tujuan pembelajaran terhadap soal Ulangan Akhir Semester Gasal tahun pelajaran 2011/2012 mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII B SMP Negeri

Pada penelitian ini akan dikaji bagaimana aplikasi metode Fuzzy Autoregressive (FAR) untuk memprediksi interval harga penutupan saham harian dari Jakarta Composite

Teks dapat diperinci ke dalam berbagai jenis, seperti deskripsi, penceritaan ( recount ), prosedur, laporan, eksplanasi, eksposisi, diskusi, surat, iklan, catatan

Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Dan Organisasi Intra Kampus Terhadap Akhlak Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |