• Tidak ada hasil yang ditemukan

Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota dilambangkan dengan “ϵ”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota dilambangkan dengan “ϵ”"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

HIMPUNAN

(2)

Himpunan

Jenis-jenis

himpunan

Himpunan kosong & semesta

(3)

DEFINISI HIMPUNAN

Himpunan adalah kumpulan objek yang memenuhi sifat tertentu.

 Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota dilambangkan dengan “ϵ”

 Anggota-anggota yang membentuk himpunan adalah berbeda.

(4)

CARA PENYAJIAN HIMPUNAN

1. Enumerasi

Menuliskan semua elemen himpunan yang bersangkutan di antara dua buah tanda kurung kurawal.

Contoh:

a) C = {Joy, Sadness, Disgust, Fear, Anger}

b) F = {facebook, Instagram, twitter, path, linkedIn, snapchat}

c) W = {R, SAS, Tableau, SPSS, Minitab, Matlab}

(5)

2. Simbol-simbol baku

Simbol baku untuk himpunan antara lain:

P = himpunan bilangan bulat positif = { 1, 2, 3, ... } N = himpunan bilangan asli (natural) = { 1, 2, ... } Z = himpunan bilangan bulat = { ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... } Q = himpunan bilangan rasional

R = himpunan bilangan riil

(6)

3. Notasi Pembentuk Himpunan

Menuliskan syarat keanggotaan himpunan, dengan notasi:

{x | syarat yang harus dipenuhi oleh x}

Contoh:

a) A adalah himpunan bilangan prima lebih kecil dari 15, maka:

 {x | x adalah bilangan prima lebih kecil dari 15}, atau

 {x | x < 15, x ϵ N}

(7)

4.

Diagram Venn

Himpunan semesta, yang beranggotakan seluruh objek yang penting atau merupakan topik

pembicaraan, direpresentasikan dengan bentuk

kotak

.

Di dalam kotak tersebut terdapat

lingkaran

-lingkaran untuk merepresentasikan himpunan.

Kadang tanda

titik

dipergunakan pula untuk menggambarkan elemen himpunan.

(8)

HIMPUNAN BERHINGGA

 Jika himpunan A memiliki n buah elemen yang berbeda, maka A adalah himpunan berhingga (finite set).

Kardinalitas

(9)

HIMPUNAN KUASA (POWER SET)

 Himpunan kuasa dari A adalah himpunan dari seluruh subset A dan dinotasikan dengan P(A).

 Kardinalitas dari P(A) dinotasikan dengan |P(A)| atau n(P(A)).

 Rumus kardinal dari P(A) adalah:

( )

( ( )) 2

n A

(10)

HIMPUNAN KOSONG

 Ada tepat satu himpunan yang tidak memiliki elemen, yang disebut sebagai himpunan kosong.

 Dinotasikan sebagai  atau {}.

 Contoh:

a) A = {x | x adalah bilangan prima genap kurang dari 2}; n(A) = 0

(11)

HIMPUNAN SEMESTA

 Himpunan semesta (S) disebut juga himpunan universal (U).

 Sebuah himpunan S tersusun atas elemen-elemen, dan jika a merupakan salah satu elemennya, maka dapat dinotasikan a S.

 Contoh:

(12)

HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)

Sebuah himpunan

A

merupakan

himpunan bagian

(subset)

dari himpunan B jika dan

hanya jika setiap elemen A merupakan elemen

B

.

Dalam hal ini dikatakan bahwa B

superset

dari A

Notasi:

𝐴 ⊆ 𝐵

Diagram Venn:

U

A

(13)

Contoh himpunan bagian:

TEOREMA 1.

Untuk sembarang himpunan

A

berlaku hal-hal sebagai berikut:

1)

A adalah himpunan bagian dari

A

itu sendiri (yaitu,

A

A

).

2)

Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari

A

(

 

A

).

(14)

   A dan AA, maka danA disebut himpunan bagian tak sebenarnya (improper subset) dari himpunan A.

 Contoh: A = {1, 2, 3}, maka {1, 2, 3} dan  adalah improper subset dari A.

ABberbeda dengan AB

i. AB: Aadalah himpunan bagian dari Btetapi AB. DemikianA adalah himpunan bagian sebenarnya (proper subset) dariB.

Contoh: {1} dan {2,3} adalah proper subset dari {1,2,3}

ii. AB: digunakan untuk menyatakan bahwa A adalah himpunan bagian (subset) dari

(15)

HIMPUNAN SALING LEPAS (DISJOINT)

 Himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika hanya jika kedua himpunan itu tak kosong dan tidak mempunyai elemen yang sama.

(16)

OPERASI HIMPUNAN

1.

Irisan (intersection)

Irisan himpunan

A

dan

B

adalah himpunan semua elemen

persekutuan

dari

himpunan

A

dan

B

.

Notasi:

𝐴 ∩ 𝐵 = 𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ∈ 𝐵

Contoh:

a)

Jika A = {2, 3, 4, 5, 6} dan B = {2, 4, 6, 8, 10}, maka:

𝐴 ∩ 𝐵 = {2, 4, 6}

(17)

2.

Gabungan (Union)

Gabungan himpunan

A

dan

B

adalah himpunan semua elemen

A

atau semua elemen

B

atau

elemen keduanya

.

Notasi:

𝐴 ∪ 𝐵 = 𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 ∈ 𝐵

Contoh:

a)

Jika P = {a, b, c, d} dan Q = {c, d, e, f } maka P

Q = {a, b, c,d, e, f }

(18)

3.

Komplemen (complement)

Komplemen suatu himpunan

A

adalah himpunan semua elemen dalam semesta pembicaraan tetapi

bukan elemen

A

.

Notasi:

𝐴

𝑐

= ҧ𝐴 = 𝑥|𝑥 ∈ 𝑈, 𝑥 ∉ 𝐴

Contoh:

a)

Misalkan

: U = {1, 2, 3, …, 10} .

Jika A = {1, 2, 3, 4}, maka A

c

= {5, 6, 7, 8, 9, 10}.

b)

𝑆

𝑐

= 𝜙 𝑑𝑎𝑛 𝜙

𝑐

= 𝑆

c)

𝐴

𝑐 𝑐

= 𝐴

(19)

4.

Selisih

Selisih dari himpunan A dan B adalah himpunan yang elemennya merupakan

elemen A dan bukan elemen B.

Notasi:

𝐴 − 𝐵 = 𝑥| 𝑥 𝜖 𝐴, 𝑥 ∉ 𝐵

Contoh:

(20)

5.

Perkalian Kartesian (cartesian product)

Cartesian products

dari himpunan A dan B adalah himpunan yang elemennya

semua

pasangan berurutan yang mungkin terbentuk

dengan komponen pertama dari

himpunan A dan komponen kedua dari himpunan B.

(21)

Catatan untuk perkalian kartesian:

1. Jika Adan B merupakan himpunan berhingga, maka: n(A×B) = n(A).n(B)

2. Pasangan berurutan (a, b) berbeda dengan (b, a), dengan kata lain (a, b)  (b, a).

3. Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu ABBA dengan syarat A atau B tidak kosong.

(22)
(23)

TEOREMA ALJABAR HIMPUNAN

Misal S himpunan semesta dan A,B, dan C adalah subhimpunan dari S maka berlaku sifat berikut:

1. Hukum asosiatif (associative law)

(A  B)  C = A (B C)

(A  B)  C = A (B C)

(A  B)  C = A (B C)

2. Hukum komutatif (commutative law)

A  B = B  A

A  B = B  A A  B = B  A

3. Hukum distributif (distributive law)

A  (B C) = (A  B) (A  C)

(24)

4. Hukum identitas (identity law) A   = A

A  S = A

5. Hukum komplemen (complement law) A  Ac = S

A  Ac =

6. Hukum idempoten (idempotent law) A  A = A

A  A = A

7. Hukum ikatan (bound law) A  S = S

(25)

8. Hukum penyerapan (absorption law)

A  (A B) = A

A  (A B) = A

9. Hukum involusi (involution law)

A’’ = A

10. Hukum 0/1(1/0 law)

c = S Sc=

11. Hukum De Morgan untuk himpunan (De Morgan’s laws for sets)

(A  B)c= Ac Bc

(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)

REFERENSI

 kur2003.if.itb.ac.id/file/Himpunan.doc

Referensi

Dokumen terkait

Untuk yang telah banyak membantu dalam proses pengerjaan dan selalu memberikan dorongan motivasi serta doanya saya ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya

Tingkat profitabilitas dalam usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dapat ditingkatkan dengan penggunaan biaya menghasilkan

Kartu tunjuk silang adalah suatu petunjuk yang terdapat pada tempat penyimpanan dengan ukuran 12.5 cm X 7.5 cm yang berfungsi menunjukan tempat dari suatu dokumen/arsip yang dicari

Terlihat ada perubahan dari briket segar (fresh) yang disimpan dan briket tidak segar (tidak fresh). 2) Dilihat dari hasil penelitian, briket sampah dari residu

Sedangkan dua media yang mengangkat isu Pelecehan Seksual Anak di JIS, masing-masing bertendensi netral dan positif.. Isu lain seperti Efisiensi Operasional PLN

Telaahan terhadap visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih di Kabupaten Magetan dalam hubungannya dengan tugas pokok dan fungsi Dinas

Penyebab terjadinya integrasi pasar keuangan di suatu Negara adalah bertambahnya aliran dana, meningkatnya kepemilikan investor asing terhadap asset keuangan dan

Tugas Akhir ini mengunakan teori dan perhitungan data yang ada untuk memilih jenis pompa, diameter pipa, tekanan air di dalam pipa dengan mempergunakan data yang ada di