• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PDB UMKM DI INDONESIA TAHUN 2006-2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PDB UMKM DI INDONESIA TAHUN 2006-2009"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

ANALISIS FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PDB UMKM DI INDONESIA

TAHUN 2006-2009

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

Anindhita Fajar Rejeki F0107027

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv

MOTTO

“Kegagalan adalah sebuah keberhasilan yang tertunda.

Jadi, janganlah engkau takut gagal

“Janganlah pernah mengeluh dan mengatakan kepada Allah kita punya masalah

besar, tapi katakanlah kepada masalah, bahwa kita memiliki Allah

Yang Maha Besar”

“Jadikan hidupmu di dunia seakan engkau seorang perantau yang mencari,

mencari dan mencari. Bila kamu di waaktu sore, jangan tunggu esok hari, dan bila

kamu di waktu pagi janganlah tunggu waktu sore”

“Pupuklah Kecemburuan pada kesuksesan orang lain, karena

itu akan memotivasi diri kita”

“Bersyukurlah atas ujian kesulitan yang diberikan Allah, karena itu tanda

Allah sayang kita. Karena semakin sayang Allah pada hambanya,

maka Dia akan menambah ujian, agar kita menjadi tambah

(5)

commit to user

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penulis persembahkan karya kecil ini kepada:

§ Allah SWT

§ Bapak dan Ibuk

§ Kakak, adik, ponakan, yuneku

§ Keluarga besarku

§ Almamater

§ Teman ku EP di kelas A maupun B, temanku di jurusan

manajemen maupun akuntansi

§ Genx Krezex Smada: Nana, Maya, Rayi, Dewi, Bona, Erma,

Upik, Fitria, Ihdi

§ Temanku di rumah; Erna, Greaty, Adis, Putri, Fian, Aan,

Ghosan, Seno, Priska, Riza

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah

melimpahkan berkat serta rahmat-Nya, sehingga dengan bimbingan, pertolongan,

izin dan kasih karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul :

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PDB UMKM di Indonesia

Tahun 2006-2009”. Sebuah berkat dan kebahagian tersendiri bagi penulis dapat

menyusun karya kecil ini sebagai upaya untuk memperoleh gelar kesarjanaan

pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas

Maret.

Skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari banyak pihak yang berupa

bantuan, bimbingan, dukungan, doa serta motivasi. Oleh karena itu dengan segala

kerendahan hati penulis ingin menghaturkan terima kasih kepada:

1. Bapak DR. AM. Soesilo, MS selaku Dosen Pembimbing yang dengan

penuh kesabaran membantu, membimbing, dan meluangkan waktu bagi

penulis dalam proses penulisan skripsi.

2. Bapak Prof. DR. Bambang Soetopo, M.Comm,Ak selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Siti Aisyah Tri R., SE, Msi., selaku Dosen Pembimbing Akademik

4. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan.

5. Ibu Izza Mafruhah, S.E., M.Si selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi

(7)

commit to user

vii

6. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa memberikan dorongan, motivasi,

kasih sayang, kesabaran dan doa kepadaku.

7. Kakak, Adik, ponakan dan yuneku yang selau memberikan dukungan.

8. Teman-teman Jurusan Ekonomi pembangunan 2007 kelas B: Eliza, Desta,

Ratih, Liya, Fina, Nene, Yeyen, Ari, Thithut, Rendi, Ebby, Angga, Johan,

Eko, Andri, Andhika, Faisal, Sesil, Faya, Tarni, Iis, Wiya, Muth, Nastiti,

Satya, Vika, Beni, Fafa, Kunto.

9. Panel data group discussion: Sesil, Ari, Rizki. Terima kasih karena sudah

mengajariku tentang data panel.

10.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas bantuannya

kepada penulis hingga terselesaikan penelitian ini.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas

kekurangan tersebut. Semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi diri

penulis dan pembaca semua.

Surakarta, 18 Maret 2011

Penulis

(8)

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Kajian Teori... 10

1. UMKM... 10

2. Pendapatan Nasional……... 14

(9)

commit to user

ix

4. Investasi……….. 20

5. Industri……… 23

6. Teori Produksi………. 23

B. Penelitian Sebelumnya... 24

C. Kerangka Pemikiran. ... 26

D. Hipotesis... 27

BAB III METODE PENELITIAN... 28

A. Ruang Lingkup Penelitian... 28

B. Jenis dan Sumber Data... 28

C. Definisi Operasional Variabel... 28

D. Metode Analisis Data... 29

1. Spesifikasi pemilihan Model... 29

2. Metode analisis data... 29

3. Pemilihan teknik estimasi data panel………... 33

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 43

A. Gambaran Wilayah Indonesia... 43

B. Gambaran UMKM di Indonesia……… 43

C. Pengembangan UMKM selama ini……… 46

D. Hasil Analisis………... 48

1. Pemilihan model estimasi………... 48

a. Uji Statistik... 57

b. Uji Asumsi Klasik... 62

(10)

commit to user

x

a. Pengaruh Tenaga Kerja terhadap PDB... 65

b. Pengaruh Investasi terhadap PDB………... 65

c. Pengaruh Jumlah unit usaha terhadap PDB... 66

d. Nilai intersep masing-masing Usaha……….. 66

BAB V PENUTUP... 68

A. Kesimpulan... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA... 71

(11)

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Kredit UMKM di Indonesia ……....………. 3

Tabel 1.2 Komposisi Kelompok Usaha & penciptaan lapangan kerja di Indonesia... 5

Tabel 1.3 Rata-rata sumbangan UMKM terhadap PDB...…..…6

Tabel 4.1 Hasil Estimasi Data Panel dengan Pooled OLS………. 50

Tabel 4.2 Hasil Estimasi Data Panel dengan Fixed Effect...………... 51

Tabel 4.3 Hasil Estimasi Data Panel dengan Random Effect ...…. 54

Tabel 4.4 Perbandingan Hasil estimasi ….……... 56

(12)

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Daerah Kritis Uji t ...………... 38

Gambar 3.2 Daerah Kritis Uji F ...………... 39

Gambar 3.3 DW-Test……….. ....……….... 43

Gambar 4.1 Uji t Untuk Variabel Tenaga Kerja (TK)………..… 59

Gambar 4.2 Uji t Untuk Variabel Investasi (I)…………...………….. 60

Gambar 4.3 Uji t Untuk Variabel Jumlah Unit Usaha (JUu)…...……….. 61

Gambar 4.4 Uji F………..……….... 61

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Data PDB, Tenaga Kerja UMKM, Investasi UMKM, Jumlah industri UMKM di Indonesia tahun 2007 – 2009.

Lampiran B Hasil Regresi Utama Pengaruh Tenaga Kerja, Investasi dan Jumlah Unit Usaha UMKM terhadap tingkat PDB UMKM di Indonesia tahun 2006- 2009

(14)

commit to user

(15)

commit to user

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variabel Tenaga Kerja, Investasi, Jumlah Unit Usaha terhadap pembentukan PDB UMKM di Indonesia Tahun 2006-2009 dan skala usaha serta sektor apa yang paling besar sumbangannya terhadap Pembentukan PDB UMKM di Indonesia tahun 2006-2009.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat analisis panel data. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan data panel adalah dengan menggunakan fixed effect model (FEM) yaitu dengan memasukan variabel dummy dalam persamaan

atau disebut juga dengan Least Square Dummy Variabel (LSDV). Dummy

perskala usaha digunakan dalam model ini karena adanya perbedaan karakteristik dan sumber daya yang dimiliki masing-masing skala usaha.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja, investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat PDB di Indonesia tahun 2006 - 2009, sedangkan variabel jumlah unit usaha berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat PDB UMKM di Indonesia tahun 2006-2009. Hasil analisis juga menunjukan bahwa Usaha Menengah sektor Keuangan merupakan usaha yang paling besar sumbangannya terhadap PDB di Indonesia tahun 2006-2009.

(16)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membangun ekonomi Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peranan pemerintah,

lembaga-lembaga di sektor keuangan dan pelaku-pelaku usaha. Pemerintah sebagai pembuat

dan pengatur kebijakan diharapkan dapat memberikan iklim yang kondusif bagi dunia usaha,

sehingga lembaga keuangan baik perbankan maupun bukan perbankan serta pelaku usaha di

lapangan mampu memanfaatkan kebijakan dan melaksanakan kegitana usahanya dengan

lancar, yang pada akhirnya dapat mendorong percepatan pembangunan ekonomi.

Salah satu pelaku usaha yang memiliki eksistensi penting namun kadang dianggap

”terlupakan” dalam percaturan kebijakan di negeri ini adalah Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM). Padahal jika kita mengenal lebih jauh dan dalam peran UMKM

bukankah sekedar pendukung dalam kontribusi ekonomi nasional.

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran yang penting dan

strategis dalam perekonomian Indonesia. Setidaknya ada tiga indikator yang menunjukkan

hal tersebut. Pertama, jumlah industrinya besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi.

Menurut data Departemen Koperasi dan UKM, jumlah UMKM tahun 2007 mencapai 50,15

juta unit. Jumlah yang demikian besar tersebut menunjukkan UMKM memiliki peran besar

dalam menopang ekonomi nasional. Karena itu, pengembangan UMKM harus mendapat

perhatian yang besar. Kedua, UMKM punya potensi besar di dalam menyerap tenaga kerja.

Setiap unit investasi pada sektor UMKM ternyata dapat menciptakan kesempatan kerja bila

dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha yang besar. Jumlah tenaga kerja yang

diserap UMKM mencapai 90,9 juta orang atau 97,10% dari total jumlah tenaga kerja

(17)

commit to user

nasional. Pada tahun 2008, UMKM bahkan menyumbang 55,56% dari total Produk Domestik

Bruto (PDB) di Indonesia.

Dalam kondisi krisis yang melanda di Indonesia baik krisis ekonomi tahun 1998

maupun krisis global yang belum lama ini terjadi, UMKM menunjukkan ketahanannya di

dalam menghadapi krisis karena kelebihan – kelebihan yang dimiliki UMKM. Kelebihan

tersebut adalah peran kegiatan ekspor dan impor pada sektor ini relatif terbatas. Disamping

itu, sumber bahan baku UMKM juga lebih banyak mengandalkan sumber domestik serta

pangsa pasar utamanya adalah pasar domestik. Kegigihan para pengusaha UMKM dalam

mempertahankan usahanya melalui efisiensi dan pasokan tenaga kerja yang berlimpah dan

murah turut membantu meminimalkan dampak krisis tersebut ke sektor UMKM. Di samping

itu, tenaga kerja UMKM yang pada umumnya berpendidikan rendah menyebabkan

fleksibilitas perpindahan tenaga kerja antara sektor UMKM terutama di sektor informal

karena sektor ini tidak memerlukan spesifikasi keahlian yang tinggi.

Dari sisi perbankan, jumlah kredit yang disalurkan ke UMKM juga cukup tinggi.

Selama tahun 2009 jumlah kredit yang disalurkan kepada UMKM mencapai 51,28% dari

total kredit perbankan. Berdasarkan pangsa kredit UMKM tersebut terlihat bahwa perbankan

memandang UMKM sebagai unit usaha yang layak dibiayai dan menguntungkan secara

komersial. Pada periode data yang sama, kredit usaha kecil memiliki pangsa paling besar

mencapai 37%, diikuti oleh kredit mikro sebesar 32% dan kredit menengah sebesar 31% dari

total kredit yang disalurkan perbankan kepada UMKM. Berikut ini akan disajikan tabel

(18)

commit to user Tabel 1.1

Perkembangan Kredit UMKM di Indonesia

(dalam triliun rupiah)

Keterangan 2001 2002 2003 2004 2005 Rata-rata

pertumbuhan

Sektor Ekonomi

Pertanian 6,6 8,6 8,6 12,1 12,6 17,5%

Pertambangan 0,3 0,5 0,6 0,9 1,0 35,1%

Perindustrian 17,3 22,0 24,4 26,5 32,5 17,1%

Listrik, Air dan Gas 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2 18,9%

Konstruksi 3,1 3,6 4,6 5,9 7,7 25,5%

Perdagangan 26,6 38,6 52,8 67,2 87,5 34,7%

Pengangkutan 2,8 3,7 5,1 6,0 6,5 23,4%

Jasa Dunia Usaha 6,0 8,0 13,3 15,5 20,7 36,3%

Jasa Sosial 1,7 2,2 3,0 4,3 5,3 32,9%

Lain-lain 56,7 73,6 94,6 132,4 180,9 33,6%

Total 121,4 161,0 207,1 271,1 354,9 30,7%

Sumber: Laporan Perekonomian Indonesia terbitan Bank Indonesia

Untuk itulah dalam rangka untuk mempercepat proses pemulihan kegiatan

ekonomi telah diupayakan pengembangan dan perbaikan di berbagai sektor ekonomi

sehingga diharapkan akan dapat memberikan manfaat kepada UMKM tentunya dan juga

stakeholders baik kepada pemerintah, perbankan, kalangan swasta maupun masyarakat luas

(19)

commit to user

Dalam rangka pengembangan UMKM pemerintah telah menetapkan serangkaian

kebijakan yang tertuang dalam Program Aksi Pemberdayaan UMKM 2005-2009. Program

tersebut disusun dengan sasaran meningkatkan produktivitas UMKM dengan laju

pertumbuhan lebih tinggi dari laju pertumbuhan produktivitas nasional, meningkatkan

penyerapan tenaga kerja per unit UMKM, meningkatkan daya saing dan nilai ekspor produk

usaha kecil dan menengah serta meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan

UMKM (Sambutan Menteri Keuangan pada Seminar Program Aksi Penanggulangan

Kemiskinan melalui Pemberdayaan UMKM di Jakarta, 26 April 2005).

Jika dilihat dari tabel 1.2 di bawah, pada tahun 2003 usaha kecil non formal

memiliki jumlah unit usaha yang paling besar jika dibandingkan dengan skala usaha lain,

yaitu usaha menengah dan besar. Kelompok usaha kecil non formal menyerap cukup banyak

tenaga kerja dengan persentase sebesar 70%, jumlah yang cukup tinggi jika dibandingkan

dengan kelompok usaha menengah yang hanya menyerap 11,01% tenaga kerja dan usaha

besar hanya mampu menyerap 0,55% tenaga kerja.

Tabel 1.2

Komposisi Kelompok Usaha dan Penciptaan lapangan Kerja

(20)

commit to user

Sumber: BPS dalam Noer Soetrisno, Kajian Ekonomi dan Keuangan, 2005

Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia cukup besar. Dilihat dari kontribusinya

terhadap pembentukan PDB (atas harga berlaku) tahun 2008. Secara sektoral, pada tahun

2008 peran UMKM di sektor pertanian, perdagangan, dan jasa-jasa cukup besar yaitu

masing-masing sebesar 95,26%, 96,34% dan 95,65%. Kemudian diikuti oleh sektor keuangan dan

jasa perusahaan; jasa-jasa;konstruksi; dan pengangkutan/ komunikasi. Sementara kontribusi

UMKM terhadap sektor pertambangan, industri, dan listrik relatif kecil. Di samping itu,

kontribusi UMKM juga terlihat dominan dari sisi banyaknya unit usaha yang terserap. Jumlah

unit usaha yang terserap dalam UMKM mencapai 99,99% dari total unit usaha, dengan

sumbangan 3 sektor terbesar mencapai 85%. Tiga sektor tersebut adalah sektor pertanian,

perdagangan dan jasa-jasa masing-masing menyumbang sebesar 26,40 juta, 14,79 juta dan

2,18 juta unit usaha. Berikut ini akan disajikan Tabel Rata-rata sumbangan UMKM terhadap

(21)

commit to user Tabel 1.3

Rata-rata sumbangan UMKM terhadap PDB (1999-2008)

No. Sektor Rata-rata sumbangan

UMKM terhadap PDB

1999-2008 (%)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan

Perikanan

94,76

2 Pertambangan dan Penggalian 12.77

3 Industri pengolahan 32,02

4 Listrik, gas dan Air bersih 8,98

5 Konstruksi 54,93

6 Perdagangan, hotel dan restoran 96,43

7 Pengangkutan dan Komunikasi 54,66

8 Keuangan, Real Estate dan Jasa

perusahaan

63,21

9 Jasa-jasa 59,17

Sumber: Laporan Perekonomian Indonesia terbitan Bank Indonesia

Selain itu, UMKM turut berperan besar dalam penyerapan tenaga kerja secara

nasional. Jumlah tenaga kerja yang diserap UMKM mencapai 90,9 juta orang atau 97,10%

dari total jumlah tenaga kerja nasional. Sebagian besar tenaga kerja tersebut terkonsentrasi

pada UMKM kategori mikro yaitu sebesar 81,74% dari total tenaga kerja UMKM. Jika dilihat

secara sektoral, tenaga kerja UMKM menyebar pada seluruh sektor dan sebagian besar

memberikan kontribusi signifikan pada penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut. Di sisi

(22)

commit to user

perdagangan yaitu masing-masing 42,46 juta dan 24,31 juta tenaga kerja atau sekitar 73%

dari total tenaga kerja di sektor UMKM.

Produk UMKM yang lebih banyak dipasarkan di domestik menjadi nilai lebih dalam

menghadapi penurunan kinerja ekspor sebagai danmpak krisis. Dalam kurun waktu 10 tahun

terakhir (1999-2008), porsi sektor UMKM terhadap ekspor total relatif kecil yaitu rata-rata

sebesar 15,40%. Oleh karena itu, ketika terjadi penurunan ekspor seperti tahun 2009, UMKM

relatif dapat bertahan mengingat produknya lebih banyak memenuhi kebutuhan domestik dan

hanya sedikit yang berorientasi ekspor. Secara sektoral, terdapat dua sektor utama UMKM

yang memberikan sumbangan besar terhadap PDB yaitu sektor pertanian dan perdagangan.

Rata- rata sumbangan masing-masing sektor selama kurun waktu 10 tahun terakhir

(1999-2008) sebesar 94,76% dan 96,43%. Pada tahun 2009, kedua sektor tersebut masing-masing

tumbuh sebesar 4,1% dan 1,1%. Selain itu, sektor lain dengan porsi cukup besar – di atas

50% terhadap UMKM- seperti sektor konstruksi, pengangkutan dan komunikasi; keuangan

dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa, pada tahun 2009 tumbuh cukup tinggi yaitu

masing-masing sebesar 7,1%, 15,5%, 5,0%, dan 6,4%. Hal ini membuktikan bahwa UMKM dapat

bertahan menghadapi krisis. Untuk itu dalam penelitian ini penulis mengambil judul ”Analisis

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi PDB UMKM di Indonesia Tahun 2006 - 2009”.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan

dianalisis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Tenaga Kerja UMKM terhadap PDB UMKM tahun 2006-2009?

2. Bagaimana pengaruh Investasi UMKM terhadap PDB UMKM tahun 2006-2009?

3. Bagaimana pengaruh jumlah unit usaha UMKM terhadap PDB UMKM tahun

(23)

commit to user

4. Skala usaha dan sektor apa yang paling besar sumbangannya terhadap PDB UMKM

tahun 2006-2009?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh Tenaga Kerja UMKM terhadap PDB UMKM tahun

2006-2009.

2. Untuk mengetahui pengaruh Investasi UMKM terhadap PDB UMKM tahun

2006-2009.

3. Untuk mengetahui pengaruh jumlah unit usaha UMKM terhadap PDB UMKM tahun

2006-2009?

4. Untuk mengetahui skala usaha dan sektor usaha yang paling besar sumbangannya

(24)

commit to user

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah, dalam menetapkan aturan dan kebijakan perbankan yang lebih

mengedepankan sektor UMKM.

2. Bagi pihak perbankan, dalam upayanya mendukung perkembangan sektor UMKM

melalui penyaluran kredit.

3. Bagi para pengusaha yang bergerak di bidang usaha mikro, kecil dan menengah

(UMKM), untuk lebih termotivasi dalam mengembangkan usahanya sebagai

penggerak utama perekonomian rakyat.

(25)

commit to user

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Kajian Teori

1. Usaha Mikro, kecil dan Menengah (UMKM)

a.Pengertian Usaha Mikro, kecil dan menengah (UMKM)

Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menurut Undang – Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Pasal 1 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah adalah:

1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha

perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam

Undang- Undang ini.

2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan

atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang

memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian

baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan

jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam

Undang- Undang ini.

(26)

commit to user 1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

1)Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2)Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus

juta rupiah).

2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b)Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima

ratus juta rupiah).

3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b)Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar

lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima

puluh milyar rupiah).

Sedangkan menurut ukuran BPS (Badan Pusat Statistik) yang menggunakan kriteria

jumlah pekerja yang ada dalam satu kegiatan UMKM, dimana:

a) Skala Usaha Mikro, dengan kriteria pekerja kurang dari 5 orang;

b) Skala Usaha Kecil, dengan kriteria pekerja antara 5-19 orang;

(27)

commit to user

c. Tantangan dan Kendala yang dihadapi UMKM

Menurut Tulus Tambunan, ada dua tantangan yang dihadapi oleh UMKM (Tulus,

2002):

1) Perkembangan Teknologi

Survival capability dari UMKM sangat tergantung dari fleksibilitasnya dalam

melakukan penyesuaian-penyesuaian di segala bidang yang berkaitan dengan

perubahan teknologi. Perubahan teknologi mempengaruhi ekonomi atau dunia usaha

dari dua sisi, yaitu pertama dari sisi penawaran dimana perkembangan teknologi

mempengaruhi pola produksi, komposisi serta jenis input dan bentuk serta kualitas

output. Kedua, dari sisi permintaan dimana perubahan teknologi membuat pola

permintaan berbeda, yang pada awal periode setelah perubahan tersebut lebih banyak

berasal dari industri.

2) Persaingan Bebas

Sektor UMKM harus mampu bersaing dalam hal pengembangan usaha. Sektor

UMKM harus memperhatikan kualitas produksinya sebagai syarat utama untuk dapat

bersaing di pasar global.

Sedangkan menurut Menteri Keuangan ( Menkeu, 2005) ada tiga kendala yang

dihadapi UMKM dalam upaya pengembangan usahanya yaitu:

1) Rendahnya produktivitas dimana perkembangan yang meningkat dari segi kuantitas

tersebut belum diimbangi dengan peningkatan kualitas UMKM secara memadai,

khususnya usaha skala mikro, sehingga menimbulkan kesenjangan yang lebar antar

(28)

commit to user

2) Terbatasnya akses UMKM kepada sumber daya produktif, terutama akses terhadap

permodalan, teknologi, informasi dan pasar, mengingat produk jasa lembaga keuangan

pada umumnya masih terkonsentrasi pada kredit modal kerja, sedangkan untuk kredit

investasi sangat terbatas.

3) Penguasaan teknologi, manajemen, informasi dan pasar masih jauh dari memadai,

mengingat keempat hal tersebut relative memerlukan biaya yang besar untuk dikelola

secara mandiri oleh UMKM. Sementara ketersediaan lembaga yang menyediakan jasa

di bidang tersebut juga sangat terbatas dan tidak merata ke seluruh daerah. Di samping

itu, peran masyarakat dan dunia usaha dalam pelayanan kepada UMKM juga belum

berkembang, karena pelayanan kepada UMKM pada umumnya dipandang kurang

menguntungkan.

Sedangkan menurut Sistem Informasi Pengembangan Usaha Kecil (SIPUK)

Bank Indonesia, faktor penghambat perkembangan UMKM yaitu:

1) Masih terbatasnya koordinasi antar instansi pemerintah yang terkait dengan

pengembangan dan pemberdayaan UMKM

2) Keakuratan data UMKM tangguh dan mandiri masih rendah

3) Belum optimalnya pemanfaatan teknologi tepat guna

4) Belum adanya pembatasan masuknya produk impor, khususnya dari Cina.

5) Belum adanya rencana induk (master plan) penataan dan pembinaan industri kecil/

kerajinan rakyat/ PKL yang bersifat utuh dan terpadu.

6) Belum akuratnya base data industri kecil/ kerajinan rakyat/ PKL (terutama non

formal)

(29)

commit to user 2. Pendapatan Nasional

a. Konsep Pendapatan Nasional

Ada 2 istilah pendapatan nasional menurut Sadono Sukirno (Sukirno,2006), yaitu:

1) Produk Nasional Bruto (PNB), atau dalam bahasa Inggris dinamakan Gross

National Product (GNP) adalah nilai barang dan jasa yang dihitung dalam

pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan oleh

faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga Negara dari Negara yang pendapatan

nasionalnya dihitung.

2) Produk Domestik Bruto (PDB), atau dalam bahasa Inggris dinamakan Gross

Domestic Product (GDP) adalah nilai barang dan jasa dalam suatu Negara yang

diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga Negara tersebut dan

Negara asing.

b. Pengertian Pendapatan Nasional

1) Pendapatan nasional harga berlaku dan harga tetap

a) Pendapatan Nasional Harga Berlaku adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang

dihasilkan suatu Negara dalam suatu tahun dan dinilai menurut harga-harga yang

berlaku pada tahun tersebut. Cara ini adalah cara yang selalu dilakukan dalam

menghitung pendapatan nasional dari satu periode ke periode lainnya.

b)Pendapatan Nasional Harga Tetap adalah harga yang berlaku pada suatu tahun

tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan

pada tahun-tahun yang lain. Pertumbuhan suatu perekonomian diukur dari

pertambahan yang sebenarnya dalam barang dan jasa yang diproduksikan, untuk

dapat menghitung kenaikan itu, haruslah dihitung dengan harga tetap. Pendapatan

(30)

commit to user

2)Pendapatan nasional harga pasar dan harga faktor

a) Pendapatan nasional harga pasar adalah apabila nilai barang dihitung

menggunakan harga yang dibayar oleh pembeli.

b) Pendapatan nasional harga faktor adalah apabila nilai barang dihitung dari

jumlah pendapatan factor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan

barang-barang tersebut.

3) Pendapatan nasional Bruto dan Neto

a) Pendapatan nasional bruto adalah pendapatan nasional yang masih meliputi

depresiasi (nilai penyusutan)

b) Pendapatan nasional neto adalah Pendapatan nasional bruto dikurangi

depresiasi (nilai penyusutan)

c.Perhitungan pendapatan Nasional

Pengukuran atau perhitungan pendapatan nasional sangat diperlukan baik

dalam teori maupun kebijakan makroekonomi. Data pendapatan nasional dapat

digunakan untuk mengukur aktivitas ekonomi yang terjadi yang terjadi dalam

perekonomian suatu Negara. Selain itu, data pendapatan nasional dapat membantu para

pembuat kebijakan untuk mempengaruhi perekonomian menuju tercapainya tujuan

nasional (Samuelson dan Nordhaus, 1992:101).

Perhitungan pendapatan nasional mulai dikembangkan pada tahun 1930-an.

Orang yang berjasa dalam upaya perhitungan pendapatan nasional di Amerika serikat

(31)

commit to user

tersebut dimaksudkan untuk membantu dalam melakukan kuntifikasi terhadap berbagai

peristiwa ekonomi yang terjadi.

Ada beberapa pendekatan dalam melakukan perhitungan pendapatan

nasional, yaitu pendekatan pengeluaran, pendekatan pendapatan, dan pendekatan

produksi.

1) Pendekatan Pengeluaran

Dengan pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan cara

menjumlahkan nilai dari seluruh permintaan akhir terhadap output yang dihasilkan

dalam suatu perekonomian.

2) Pendekatan Pendapatan

Dengan pendekatan pendapatan, pendapatan nasional dihitung dengan cara

menjumlahkan pendapatan dari berbagai sektor produksi yang menyumbang proses

produksi.

3) Pendekatan Produksi

Dengan pendekatan produksi, pendapatan nasional dihitung dengan cara

menjumlahkan nilai prodiksi seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai

sector atau lapangan usaha dalam suatu perekonomian.

d. Kegunaan data Pendapatan Nasional

1)Menilai prestasi kegiatan ekonomi

Cara mengukur prestasi kegiatan ekonomi adalah dengan melihat keadaan

(32)

commit to user

tingkatnya, keadaan itu berarti pendapatan nasional yang dicapai adalah masih di

bawah potensinya yang maksimum.

2)Menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai

Dengan membandingkan data pendapatan nasional riil pada suatu tahun

tertentu dengan pendapatan nasional riil pada masa lalu akan dapat ditentukan tingkat

pertumbuhan ekonomi.

3) Memberi informasi mengenai struktur kegiatan ekonomi

Pendapatan nasional yang dihitung dengan cara produk neto memberikan

gambaran tentang peranan berbagai sektor dalam perekonomian-yaitu menunjukan

nilai output yang mereka ciptakan dan persentasi sumbangan berbagai sector dalam

pendapatan nasional.

4) Memberi gambaran mengenai taraf kemakmuran

Dalam jangka panjang, apabila data pendapatan per kapita menurut harga tetap

dibandingkan, dapat diperoleh gambaran tentang tentang peningkatan taraf

kemakmuran yang dicapai penduduk suatu Negara.

5) Data asas untuk membuat ramalan dan perencanaan

Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk landasan dalam membuat

ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa datang. Bagi pemerintah, dapat

digunakan untuk merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan

pembangunan di masa mendatang.

3. Tenaga Kerja

Menurut Kementerian Koperasi dan UKM, tenaga kerja adalah jumlah seluruh

(33)

commit to user

UMKM dan jika ada permintaan terhadap tenaga kerja tersebut dan dan jika mereka

mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut.

Sedangkan menurut kamus Wikipedia, Tenaga Kerja adalah seluruh penduduk

dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau lebih) yang potensial dapat memproduksi

barang dan jasa.

Penghitungan jumlah tenaga kerja dapat dilakukan dengan menjumlahkan

seluruh penduduk usia kerja (15 tahun keatas) dalam suatu negara. Angka tersebut

biasanya didapatkan dari Sensus Penduduk. Sedangkan persentase tenaga kerja dalam

satu negara dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah penduduk usia kerja

dengan total jumlah penduduk.

Rumus:

Jumlah Tenaga Kerja = Penduduk usia 15 + Penduduk usia 16 + Penduduk usia 17 +

…dst

% Tenaga Kerja = Jumlah Penduduk usia 15 tahun atau lebih x100 Jumlah penduduk

Indikator ini bermanfaat sebagai wacana bagi pengambil kebijakan di tingkat

nasional maupun daerah dalam pembuatan rencana ketenagakerjaan di wilayahnya.

Disamping itu, indikator ini digunakan untuk mengetahui berapa banyak tenaga kerja

atau penduduk usia kerja potensial yang dapat memproduksi barang dan jasa. Semakin

besar jumlah tenaga kerja dalam satu negara maka semakin besar penawaran tenaga

kerjanya. Apabila hal ini tidak diikuti dengan peningkatan permintaan tenaga kerja

(kesempatan kerja) maka pengangguran akan terjadi. Di samping itu, semakin besar

jumlah tenaga kerja maka semakin besar kapasitas penduduk usia kerja untuk menopang

(34)

commit to user

menurun. Namun semua ini memerlukan jumlah kesempatan kerja yang mencukupi.

4. Investasi

1) Pengertian investasi

Menurut Kementerian Koperasi dan UMKM, investasi adalah suatu kegiatan

penanaman modal pada berbagai kegiatan ekonomi (produksi) dan pada skala UMKM

dengan harapan untuk memperoleh keuntungan (gain/benefit) dimasa-masa yang akan

datang.

Menurut Sadono Sukirno, Investasi atau yang lazim disebut juga dengan istilah

penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang

menentukan tingkat pengeluaran agregat. Dengan demikian istilah investasi dapat

diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanaman modal atau perusahaan

untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk

menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam

perekonomian.

Dalam praktiknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modalyang

dilakukan dalm suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi (atau

pembentukan modal) meliputi pengeluaran /pengeluaran yang berikut:

a) Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi

(35)

commit to user

b)Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan

pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.

c) Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang

yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan

nasional.

Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi

bruto, yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam

perekonomian dan mengganti barang modal yang telah didepresiasikan. Apabila

investasi bruto dikurangi oleh nilai depresiasi maka akan didapat investasi neto.

b. Penentu tingkat investasi

Berbeda dengan yang dilakukan oleh para konsumen (rumah tangga) yang

membelanjakan bagian terbesar dari pendapatan mereka untuk membeli barang dan jasa

yang mereka butuhkan, penanam-penanam modal melakukan investasi bukan untuk

memenuhi kebutuhan mereka tetapi untuk mencari keuntungan. Dengan demikian

banyaknya keuntungan yang akan diperoleh besar sekali peranannya dalam menentukan

tingkat investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Disamping ditentukan oleh

harapan di masa depan untuk memperoleh untung, beberapa faktor lain juga penting

peranannya dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan dalam

perekonomian.

Faktor-faktor utama yang menentukan tingkat investasi adalah:

1) Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh

2) Suku bunga

3) Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan

(36)

commit to user

5) Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya

6) Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan

5. Industri

Menurut kamus Wikipedia, industri adalah bidang mata pencaharian yang

menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan

penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai

dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari

usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah

pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah.

Sedangkan menurut Sadono Sukirno (Sukirno,2007) Industri adalah perusahaan

yang menjalankan operasi dalam bidang kegiatan ekonomi yang tergolong ke dalam

sector sekunder. Dalam teori ekonomi, istilah industry diartikan sebagai kumpulan

firma-firma yang menghasilkan barang-barang yang sama atau sangat bersamaan yang

terdapat dalam suatu pasar.

6. Teori Produksi

Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat

produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan

berbagai tingkat produksi barang tersebut. Teori produksi dalam ilmu ekonomi

membedakan analisisnya kepada dua pendekatan, yaitu: Teori Produksi dengan satu

faktor berubah dan Teori Produksi dengan dua faktor berubah.

Dalam analisis teori produksi dengan satu faktor berubah, dimisalkan bahwa

faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya

dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah

(37)

commit to user

faktor produksi yang dapat diubah adalah tenaga kerja dan modal.

Fungsi Produksi dapat dinyatakan sebagai berikut:

Q = ƒ (K, L, R, T)

Dimana:

Q = total output

K = jumlah stok modal

L = jumlah tenaga kerja

R = kekayaan alam

T = tingkat teknologi yang digunakan

B.Penelitian Sebelumnya

1. Donald C. Mead dan Carl Liedholm

Dalam penelitiannya, Donald C. Mead dan Carl Liedholm (1998) mengambil

judul The Dynamics of Micro and Small enterprises in developing Countries. Penelitian

mereka mengambil tempat di Negara-negara berkembang di benua Afrika, seperti

Botswana, Kenya, Lesotho, Malawi, Swaziland, Zimbabwe, Afrika Selatan dan

Republik Dominika. Dari penelitian mereka, dapat disimpulkan bahwa jumlah orang

yang terlibat dalam usaha mikro dan kecil meningkat sebagai hasil dari usaha-usaha

kecil yang dimulai dari perluasan usaha yang telah ada. Sebagai ganti rugi yang terpisah

terhadap peningkatan ini, tenaga kerja menurun ketika usaha yang telah ada berhenti

beroperasi. Jurnal ini ditarik berdasarkan survey terakhir untuk menguji daya tarik dan

penentuan berdirinya usaha, penutupan dan perluasan usaha. Hal ini menyelidiki cara

dimana perbedaan sumber perubahan dipengaruhi oleh keadaan ekonomi makro suatu

Negara, dan memeriksa kebijakan dan implikasi proyek.

(38)

commit to user

meluas dengan melibatkan pekerja tambahan untuk tenaga kerja mereka. Ketika

ekonominya sedang stagnan, di sisi lain UMKM juga menghadapi masa sulit, beberapa

dari mereka mengembangkan tingkat kerja mereka, dan kenyataannya banyak yang

memberhentikan tenaga kerja mereka.

2. Albert Berry, Edgard Rodriguez, dan Henry Sandee

Dalam penelitiannya, Albert Berry, Edgard Rodriguez, dan Henry Sandee

(2001) mengambil judul Small and Medium Enterprise Dynamics in Indonesia. Dalam

penelitian ini membahas tentang perkembangan UMKM di Indonesia pada sebelum dan

selama krisis ekonomi. Bahwa produktifitas UMKM meningkat cukup besar, pada

angka yang jauh tidak berbeda dengan usaha besar. Studi kasus mengindikasikan bahwa

berbagai mekanisme bekerja, seperti penyebaran teknologi melalui pembelian asing dan

kontrak tambahan. Penyebaran kelompok–kelompok UMKM menyarankan agar mereka

memanfaatkan pengembangan UMKM. UMKM terbukti daya tahannya lebih baik

daripada perusahaan besar, meskipun beberapa juga terpukul keras. Karena lebih

bergantung pada pasar formal dan kredit formal, UMKM lebih cepat merespon dan

fleksibel dibanding perusahaan-perusahaan yang lebih besar terhadap kejutan ekonomi

yang tiba-tiba. Jurnal ini menyarankan pula bahwa, pemerintah sebaiknya

berkonsentrasi pada penciptaan sistem yang kondusif bagi UMKM dan menaikkan

ketetapan untuk pelayanan pengembangan bisnis oleh sektor swasta daripada

menyediakan bantuan langsung pada UMKM.

3. Y. Sri Susilo dan A. Edi Sutarta

Dalam penelitiannya, Y. Sri Susilo dan A. Edi Sutarta (2002) mengambil judul

Masalah dan Dinamika Industri kecil Pasca Krisis Ekonomi. Penelitian ini bertujuan

(39)

commit to user

ekonomi khususnya pada tahun 2002. Industri yang diselidiki termasuk industri kecil

dan industri kerajinan rumah tangga. Metodologi penelitian yang dipakai terdiri dari (1)

studi literature (2) studi lapangan dan (3) diskusi kelompok.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa masalah dan dinamika yang

dihadapi oleh industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga mempunyai kesamaan

dan perbedaan diantara jenis-jenis industri yang berbeda. Kesamaan yang paling

dominan adalah masalah kenaikan harga input yang memaksa mereka menaikkan harga

produk. Kesamaan yang lain adalah menurunnya kuantitas output dan tenaga kerja.

Sedangkan perbedaan-perbedaan itu tergantung pada jenis dan fitur dari

masing-masing industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga. Beberapa

mengatakan bahwa masalah utama mereka adalah suplai bahan mentah dan yang lain

mengatakan bahwa masalah mereka adalah daya saing di pasar. Namun demikian

industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga menyatakan bahwa masalah utama

mereka adalah pemasaran produk dan juga tersedianya tenaga kerja yang terampil.

4. Tulus Tambunan

Dalam penelitiannya, Tulus Tambunan (2005) mengambil judul Promoting

Small and Medium Enterprises with a Clustering Approach: A policy Experienced from

Indonesia. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa UMKM di Indonesia sangat

penting untuk pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar mata uang asing. Oleh karena itu,

tidak heran kalau UMKM menerima perhatian khusus di Indonesia. Pada tahun-tahun

belakangan ini, perhatian khusus telah diberikan terhadap pengembangan UMKM.

Tujuan utama dari jurnal ini adalah untuk mereview kebijakan pemerintah terhadap

UMKM dengan pendekatan klaster di Indonesia. Jurnal ini membuktikan dalam

(40)

commit to user

utama dapat ditunjang berdasarkan fakta bahwa satu atau lebih faktor kritis untuk

pengembangan klaster UMKM tidak ada atau tidak dialamatkan dengan benar.

Pengabaian terhadap hubungan dengan pasar adalah salah satu dari kegagalan utama.

Prasyarat untuk pengembangan klaster yang sukses adalah potensi klaster untuk

mengakses pertumbuhan pasar, baik pasar domestik maupun pasar luar negri.

C. Kerangka Pemikiran

Untuk lebih memudahkan dalam analisis permasalahan yang telah dikemukakan di atas,

maka digunakan kerangka pemikiran sebagai berikut:

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka hipotesis yang akan diuji

dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Tenaga Kerja diduga berpengaruh secara positif terhadap Produk Domestik

Bruto (PDB) UMKM.

2. Variabel Investasi diduga berpengaruh secara positif terhadap Produk Domestik

(41)

commit to user

3. Variabel jumlah unit usaha diduga berpengaruh secara positif terhadap Produk

Domestik Bruto (PDB) UMKM.

4. Skala usaha menengah sektor industri pengolahan diduga berpengaruh paling besar

(42)

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif dengan mengambil

daerah penelitian di Indonesia pada periode tahun 2006-2009. Penelitian ini merupakan

studi mengenai UMKM lima sektor yang paling besar sumbangannya terhadap

pembentukan PDB UMKM di Indonesia. Dengan menggunakan dummy variable.

Selanjutnya akan diteliti pengaruh jumlah tenaga kerja, investasi dan jumlah unit usaha

terhadap PDB UMKM Indonesia.

B.Jenis dan sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah

data yang diperoleh dari pihak kedua atau hasil dari pengumpulan oleh suatu instansi

dalam bentuk publikasi. Adapun data yang digunakan adalah: PDB UMKM, Tenaga Kerja,

Investasi, Jumlah unit usaha.

Data tersebut diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi antara lain Bank

Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Koperasi dan UKM.

C.Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

Variabel dependen:

PDB UMKM adalah nilai seluruh output atau produk dalam perekonomian

suatu Negara dalam kurun waktu tertentu yang dihasilkan oleh UMKM. PDB UMKM

yang digunakan adalah PDB UMKM harga konstan dengan menggunakan tahun dasar

2000 dan dinyatakan dalam ukuran miliar rupiah. Ini berarti, nilai barang dan jasa yang

(43)

commit to user Variabel independen, terdiri dari:

a. Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau lebih) yang

potensial dapat memproduksi barang dan jasa.

b. Investasi adalah suatu kegiatan penanaman modal pada berbagai kegiatan ekonomi

(produksi) dengan harapan untuk memperoleh keuntungan (gain/benefit) dimasa-masa

yang akan datang.

c. Jumlah unit usaha adalah jumlah keseluruhan kumpulan usaha-usaha yang

menghasilkan barang atau jasa yang sama yang terdapat dalam suatu pasar.

D. Metode Analisis Data

1. Spesifikasi dan Pemilihan Model

Metode analisis data sangat penting digunakan untuk membuktikan hipotesa

yang diajukan dalam penelitian. Metode analisis dalam penelitian ini digunakan untuk

meneliti bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja, investasi, dan jumlah industri

terhadap PDB Indonesia.

2. Metode analisis data

Dalam menguji hipotesa,penelitian ini akan menggunakan teknik analisis

regresi pooling regression, yang merupakan gabungan antara data runtut waktu (time

series) dan antar wilayah (cross section) atau disebut panel data. Dengan penggabungan

tersebut, jumlah observasi akan meningkatkan derajat kebebasan dan menguranghi

kolinearitas antara variabel penjelas dan kemudian akan memperbaiki efisiensi estimasi

ekonomi. Verbeek (2000:310) dalam Aisyah (2007:165) mengemukakan bahwa

keuntungan regresi dengan menggunakan data panel dibandingkan dengan data runtut

(44)

commit to user

parameter-parameter regresi secara pasti dengan tanpa membutuhkan asumsi restriksi

atau kendala.

Menurut Baltagi (1995) dalam Aisyah (2007) kelebihan dari penggunaan data

panel adalah:

a. Estimasi data panel dapat ditunjukan adanya heterogenitas dalam tiap unit.

b. Dengan data panel, data lebih informatif, mengurangi kolinearitas antara variable,

meningkatkan derajat kebebasan dan lebih efisien

c. Data panel cocok digunakan untuk menggambarkan adanya dinamika perubahan.

d. Data panel dapat cecara lebih baik mendeteksi dan mengukur efek yang tidak

dapat diamati dalam cross section dan time series.

e. Data panel dapat digunakan untuk mempelajari model-model perilaku yang

kompleks.

f. Data panel dapat meminimalisir bias yang mungkin ditimbulkan oleh agregasi

data individu.

Di dalam model persamaan regresi linear klasik (classical linear regression

model), gangguan (error terms) selalu dinyatakan bersifat homoscedastic dan serially

uncorrelated. Dengan begitu, penggunaan metode ordinary least square akan

menghasilkan penduga yang bersifat best linear unbiased. Namun demikian, asumsi

mengenai gangguan tersebut tidak dapat diterapkan pada data panel. Data panel yang

tersusun atas beberapa individu untuk beberapa periode, membawa masalah baru dalam

sifat gangguan tersebut. Masalah tersebut adalah karena gangguan (disturbances atau

error term) yang ada kini menjadi tiga macam, yaitu gangguan antar waktu (time series

related disturbances), gangguan antar individu (cross section disturbances) dan

(45)

commit to user

Model estimasi data panel dapat diestimasikan dengan tiga pendekatan, yaitu:

a. Pooled OLS

b. Fixed Effect (Covariance Model)

c. Random Effect (Error Component Model)

Jika seluruh gangguan individu (µi), gangguan waktu (λt) dan random noise

digabungkan menjadi satu dan mengikuti seluruh asumsi awal random noise yang

terdistribusikan secara normal-bebas-identik, maka penggunaan metode Generalized

Least Square (GLS) akan menghasilkan penduga yang memenuhi sifat best linear

unbiased. Metode ini, dengan kata lain, menyatakan bahwa seluruh gangguan yang

terjadi mengikuti distribusi normal, dengan rata-rata (expected value) sebesar nol,

sebagaimana asumsi yang dipegang dalam model persamaan regresi linear klasik. Cara

ini dikenal dengan nama Random Effect Model, atau juga disebut Error Components

Model.

Namun demikian, bila asumsi bahwa seluruh gangguan tersebut tidak dapat

dinyatakan mengikuti seluruh asumsi random noise seperti dalam model persamaan

regresi linear klasik, maka baik penggunaan ordinary least square maupun generalized

least square tidak akan memberikan hasil yang memenuhi sifat best linear unbiased.

Dengan cara ini, maka komponen gangguan antar waktu dan komponen gangguan antar

individu akan tergabung di dalam konstanta intercept model. Cara ini dikenal dengan

nama Fixed Effect Model atau juga disebut Dummy Variable Model. Metode estimasi ini

mendapatkan penduga yang efisien dengan menerapkan proses estimasi terhadap data

simpangan (deviation) dari rata-rata menurut waktu, individu dan menurut keduanya.

Estimasi model regresi penggabungan semua data untuk intersep dan

(46)

commit to user

data panel dengan metode Pooled least square, mempunyai bentuk spesifikasi sebagai

berikut:

Yit=β1+β2X2it+β3X3it+µit...(1)

Jika model regresi diasumsikan mempunyai koefisien slope konstan tetapi

intersep bervariasi tiap unit maka bentuk spesifikasinya sebagai berikut:

Yit= β1i+ β2X2it+β3X3it+µ...(2)

Model (3) di bawah ini dikenal dengan Fixxed Effect Model (FEM).

Memasukkan variabel dummy dalam model agar intersep dimungkinkan berubah

bersama berjalannya waktu serta bersama unit lintas sektoral yang berbeda. Model ini

dapat dituliskan sebagai berikut:

Yit=α1+α2D2i+α3D3i+α4D4i+β2X2it+β3Xit+µit ……….(3)

Selanjutnya, model estimasi regresi data panel yang ketiga adalah Error

Component Model atau disebut juga Random Effect Model (REM). Model REM ini

melibatkan korelasi antar error term karena berubahnya waktu maupun karena

berbedanya unit observasi. Model dasarnya dapat diformulasikan sebagai berikut:

Yit= β1t+ β2X2it+β3Xit+µit ……….………(4)

Tidak semua persamaan bisa diestimasi dengan Random Effect, hal ini

disebabkan karena untuk mengolah model dengan metode generalized linear regression

model dalam random effect model salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah

jumlah cross section (n) harus lebih besar dari jumlah parameter yang akan diestimasi

atau explanatory variables (K). (Hsiao, 1990:41-42 dalam Siti, 2004:141).

(47)

commit to user

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya untuk mengestimasi data panel, ada

tiga teknik yang dapat digunakan yaitu model dengan metode Pooled Least Square

(common), Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM). Untuk

menentukan teknik mana yang paling tepat dalam mengestimasi data panel maka perlu

dilakukan pengujian. Adapun pengujiannya terdiri dari, pertama Restricted F test

digunakan untuk memilih antara metode Pooled Least Square (common) atau Fixxed

Effect Model (FEM). Kedua, Uji Lagrange Multiplier (LM) digunakan untuk memilih

antara Pooled Least Square (common) atau Random Effect Model (REM). Ketiga, untuk

memilih antara Fixed Effect Model (FEM) atau Random Effect Model (REM) akan dilihat

pada hasil uji formal statistik dan pemilihan berdasarkan model mana yang paling baik

nilai statistiknya (Nachrowi, 2007).

1) Pemilihan antara Pooled Least Square atau Fixed Effect Model

Uji yang digunakan untuk memilih apakah model yang digunakan Pooled

Least Square atau Fixed Effect Model adalah Restricted F Test. Hipotesis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0: Pooled Least Square (Restricted)

H1: Fixed Effect Model (Unrestricted)

Adapun formulasi Restricted F Test adalah sebagai berikut:

Dimana

2

UR

R = koefisien determinasi dari model regresi unrestricted

2

R

(48)

commit to user

m = Jumlah koefisien pada model regresi restricted

n = Jumlah seluruh observasi

k = jumlah koefisien pada model regresi unrestricted

Hasilnya apabila nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka dianggap sifnifikan,

berarti estimasi dengan Fixed Effect Model lebih baik dibandingkan estimasi dengan

Pooled Least Square.

2) Pemilihan antara Fixed Effect Model atau Random Effect Model

Untuk memilih antara Fixed Effect Model (FEM) atau Random Effect Model

(REM) akan dilihat pada hasil uji formal statistik dan pemilihan berdasarkan model

mana yang paling baik nilai statistiknya (Nachrowi, 2007). Dimana model yang paling

baik adalah model yang memiliki nilai R2 yang terbesar dan standart eror yang terkecil.

Adapun model persamaan umum yang akan digunakan dalam penelitian ini

Untuk memperoleh regresi yang terbaik secara statistik disebut BLUE (Best Linier

Unbiased Estimator) beberapa kriteria untuk memenuhi kriteria BLUE adalah 1) Uji F,

(49)

commit to user

statika didalam analisis regresi sederhana dan regresi berganda dilakukan melalui

pendekatan uji signifikan (test significant). Uji signifikan secara umum merupakan

prosedur untuk mengetahui seberapa besar signifikansi kebenaran suatu hipotesis nol

(H0) atau untuk menentukan apakah sample yang diamati berbeda secara nyata dari

hasil-hasil yang diharapkan.

Perhitungan statistik dikatakan signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya

berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak

signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. Dalam

pengujian hipotesis ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini:

1)Uji t

Dilakukan untuk melihat signifikasi dari pengaruh variabel independen secara

individu terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a) Menentukan hipotesis

H0 = β1 = 0 (variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen)

H0 ≠ β1 ≠ 0 (variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel

dependen)

b) Menentukan nilai α

c) Melakukan perhitungan nilai t seperti berikut:

Dimana: α = derajat signifikansi

N = banyaknya data yang digunakan

(50)

commit to user Dimana: β1 = koefisien regresi variabel ke-1

Se = standar eror

Ho ditolak Ho ditolak

Ho diterima

- t tabel t tabel

Gambar 3.1 Daerah Kritis Uji t Sumber: Gujarati (2003)

d)Kriteria Pengujian

H0 diterima apabila -tα/2 ≤ t ≤ tα/2

H0 ditolak apabila t < -tα/2 atau t > α/2

e) Kesimpulan

Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima Ha ditolak. Artinya koefisien regresi

variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak Ha diterima. Artinya koefisien regresi

variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

2)Uji F

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel independen yang ada

secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependennya. Langkah-langkah dalam

melakukan uji F ini adalah:

a) Menentukan hipotesis

H0 = β1 = β2 = β3 = 0 (variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh

(51)

commit to user

Ha ≠ β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 (variabel independen secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel dependen)

b) Menentukan nilai α

c) Melakukan perhitungan nilai t seperti berikut:

Dimana: α = derajat signifikansi

N = banyaknya data yang digunakan

K =banyaknya parameter atau koefisien regresi plus konstanta

Dimana: R2 = koefisien determinan berganda

K= banyaknya parameter total yang dipakai

N = banyaknya observasi

H0 ditolak

H0 diterima F tabel

Gambar 3.2 Daerah Kritis Uji F Sumber: Gujarati (2003)

d) Kriteria Pengujian

H0 diterima apabila F hitung ≤ F tabel

(52)

commit to user

e) Kesimpulan

Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima Ha ditolak. Artinya koefisien regresi

variabel independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen secara

signifikan.

Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak Ha diterima. Artinya koefisien regresi

variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara

signifikan.

3)Koefisien Determinasi R2

Uji ini digunakkan untuk mengetahui seberapa jauh variasi dari variabel, bebas dapat

menerangkan dengan baik variasi dari variabel terikat. Jika R2 mendekati nol, maka

variabel bebas tidak menerangkan dengan baik variasi dari variabel terikatnya.

Dimana = R2 adalah 0 ≤ R2≤ 1

Jika R2 = 1, berarti ada kecocokan yang sempurna

Jika R2 = 0,berarti tidak ada hubungan variabel dependen

dengan variabel independen

Jika R2 = ~,berarti bahwa variabel independen hubungannya semakin dekat dengan

variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa model tersebut baik.

4)Koefisien Korelasi (r)

Untuk mengetahui keeratan dependen (kuat lemahnya) hubungan antara variabel

dependen dengan variabel independen.

a) Jika 0,7 £ r £ 1, maka hubungan antara variabel X dan Y adalah kuat (khusus untuk

0,9 £ r £ 1 hubungan tersebut sangat kuat)

(53)

commit to user

c) Jika 0,1 £ r £ 0,5, maka hubungan antara variabel X dan Y dapat dikatakan lemah.

b.Uji Asumsi Klasik

1)Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah masalah yang timbul berkaitan dengan adanya hubungan

linier diantara variabel-variabel penjelas. Uji multikolinieritas digunakan untuk

mengetahui terjadi tidaknya korelasi diantara variabel independen. Untuk menguji

bermasalah atau tidaknya multikolinieritas dilakukan pengujian dengan pendekatan

Koutsoyiannis, yaitu dengan cara coba-coba memasukkan variabel bebas. Dari hasil

tersebut variabel dibedakan menjadi tiga macam, yaitu variabel berguna, variabel tidak

berguna dan variabel merusak (Siti Aisyah, 2007). Apabila nilai R2 regresi setiap variabel

bebas lebih besar dibandingkan nilai R2 regresi utama, maka dapat disimpulkan bahwa

dalam persamaan tersebut terjadi multikolinearitas.

2)Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana sebaran atau varian faktor penganggu

tidak konstan sepanjang observasi. Heteroskedastisitas terjadi jika muncul gangguan

dalam fungsi regresi yang tidak sama sehingga penaksir OLS tidak efisien baik dalam

sampel kecil ataupun besar (tetapi masih tetap tidak bias dan konsisten).

Salah satu cara untuk mendeteksi Heteroskedastisitas adalah dengan Uji LM

ARCH. Jika regresi tersebut menghasilkan probabilitas diatas 0,05 maka variabel bebas

tersebut tidak signifikan pada tingkat a = 5%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa

pada tingkat a = 5% semua koefisien regresi tidak signifikan yang berarti tidak terdapat

masalah heteroskedastisitas.

Metode White mengembangkan sebuah metode yang tidak memerlukan asumsi

(54)

commit to user

Uji White didasarkan pada membandingkan nilai OBS*R2 dengan X2 tabel dengan

jumlah regresornya dan pada α =5%.

Jika nilai chi-squares hitung OBS*R2 lebih besar dari nilai X2 tabel, maka berarti

terdapat masalah heteroskedastisitas. Tapi jika sebaliknya nilai OBS*R2 lebih kecil dari

nilai X2 tabel, maka berarti tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Salah satu cara

mengatasi heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan Metode Generalized Least

Squarees (GLS).

3) Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana terdapat trend di dalam variabel yang diteliti

sehingga mengakibatkan e juga mengandung trend. Autokorelasi muncul karena observasi

yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Autokorelasi terjadi karena

adanya korelasi yang kuat antara et dengan series et-1. Autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul

karena kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.

Analisis ini menggunakan Uji Durbin-watson.

(55)

commit to user

dL≤d≤dU : daerah keragu-raguan, tidak ada keputusan

dU≤d≤4-dU : menerima hipotesis nol, tidak ada autokorelasi

4-dU≤d≤4-dL : daerah keragu-raguan, tidak ada keputusan

(56)

commit to user

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran wilayah Indonesia

Secara umum luas wilayah Indonesia adalah 9,8 juta km2 dengan luas lautan 7,9 juta

km2 (81% luas Indonesia) dan luas daratan 1,9 juta km2. Indonesia terdiri dari 13667

pulau, 7623 buah (56%) belum mempunyai nama hanya 931 buah (7%) yang dihuni

manusia, sisanya 12736 buah tanpa dihuni. Secara astronomis Indonesia terletak antara

6o LU – 11o LS dan 95o BT – 141o BT, sehingga Indonesia dilalui garis katulistiwa dan

mempunyai lintang 170o dan panjang bujur 46o akibatnya Indonesia beriklim panas

(tropis). Batas-batas wilayah Indonesia adalah:

Batas Utara : Selat Malaka, laut China Selatan, Malaysia (Malaysia Timur, di

sebelah utara Kalimantan), Laut Sulawesi (antara Sulawesi Utara

dengan Philipina) dan Samudra Pasifik.

Batas Timur : Samudra Pasifik dan Papua Nugini.

Batas Selatan : Laut Arafuru dan Samudra Hindia.

Batas Barat : Samudra Hindia.

B. Gambaran UMKM di Indonesia

Telah diuraikan bahwa UMKM memiliki peran penting dan posisi strategis

terutama dalam hal populasinya yang mendominasi total unit usaha, penyerapan tenaga

kerja yang sangat banyak serta kontribusinya terhadap pembentukan PDB yang cukup

signifikan. Di samping itu juga menunjukan ketahanannya ketika krisis ekonomi

berlangsung di Indonesia. Peran dan posisi tersebut harus tetap dijaga, dipelihara bahkan

sangat layak dikembangkan agar tingkat kesejahteraan dan kehidupan ekonomi bangsa

(57)

commit to user

UMKM di Indonesia bisa dibilang mempunyai struktur dualistis, sehingga

tidak mudah untuk membedakannya. Namun jika diperhatikan, ada perbedaan-perbedaan

lain selain dalam hal jumlah pekerja. Perbedaan-perbedaan tersebut terutama dalam aspek

organisasi, manajemen, metode atu pola produksi, teknologi dan tenaga kerja, produk, dan

lokasi usaha.

Pengalaman Indonesia selama tiga puluh tahun kebelakang terutama pada

empat belas tahun terakhir, memberikan informasi dan sekaligus pelajaran berharga bagi

kita, bahwa pada masa lalu perekonomian Indonesia hanya bertumpu pada beberapa usaha

skala besar. Oleh karena itu, respon yang cepat dan tepat terutama oleh pihak pemerintah

terhadap isu kritis yang selalu menghantui kegiatan perekonomian tersebut, akan sangat

bermanfaat bagi kemungkinan ketahanan dan sekaligus keamanan perekonomian

Indonesia di masa mendatang.

Menurut hasil Sensus Ekonomi yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik

(BPS) pada tahun 2006, sebaran usaha terbanyak menurut kategori adalah di sektor

perdagangan besar dan eceran sebanyak 45,42% dan yang paling sedikit adalah di sektor

listrik dan air bersih sebanyak 0,05%.

Sedangkan sebaran usaha menurut pulau, yang terbanyak adalah di Pulau Jawa

sebanyak 63,80% sedangkan yang paling sedikit yaitu di pulau Maluku dan Papua

sebanyak 1,32%.

Dari peranan pengusaha, sebanyak 60,73% dikelola oleh pengusaha laki-laki,

sedangkan sebanyak 39,27% dikelola oleh perempuan.

Dari sisi tenaga kerja, rata-rata jumlah tenaga kerja adalah dua orang per

Gambar

Tabel 1.1 Perkembangan Kredit UMKM di Indonesia ……....………. 3
Gambar 3.1 Daerah Kritis Uji t ............………………………………... 38
  Tabel 1.1
Tabel 1.2 Komposisi Kelompok Usaha dan Penciptaan lapangan Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian memperlihatkan bahwa variabel ukuran perusahaan dan struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan, sedangkan variabel

Dari hasil analisis ini dapat diketahui bahwa PDB/kapita, tenaga kerja, dana pemerintah, investasi swasta, jumlah kendaraan, dan dummy kebijakan berpengaruh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel investasi dan jumlah tenaga kerja berpengaruh positif secara signifikan terhadap Pertumbuhan sektor industri pengolahan

Sedangkan secara individu (uji t) variabel yang berpengaruh positif dan signifikan adalah angka melek huruf (AMH), rata-rata lama sekolah (MYS), dan pengeluaran riil per kapita

Sedangkan untuk variabel Ekspor riil, pada masa pengamatan, variabel ini berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan dalam jangka panjang dan berpengaruh secara

Hasil uji parsial menunjukkan bahwa variabel Dividend Payout Ratio dan Return on Equity berpengaruh positif dan tidak signifikan sedangkan variabel Size berpengaruh positif

1) PDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap impor migas Indonesia secara jangka panjang, terbukti, namun PDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap impor migas

Menurut Mankiw (2006) Hubungan antara PDB dengan ekspor adalah positif artinya, apabila PDB suatau negara meningkat maka kapasitas produksi juga akan meningkat