ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2007 - 2010
TESIS
Oleh
RUSWAN NURMADI 097017001 / Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
SE K
O L
A
H
P A
S C
A S A R JA N
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2007 - 2010
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
RUSWAN NURMADI 097017001 / Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Penelitian : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007-2010
Nama Mahasiswa : Ruswan Nurmadi Nomor Pokok : 097017001
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing,
(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac)
Ketua Anggota
(Dr. Rina Bukit, SE, M.Si, Ak)
Ketua Program Studi, Direktur,
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)
Tanggal lulus : 20 Januari 2012 Telah Diuji pada
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac Anggota : 1. Dr. Rina Bukit, SE, M.Si, Ak.
2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA 3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak.
4. Drs. Rasdianto, MA, Ak.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul :
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010”
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh
siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, 20 Januari 2012
Yang membuat pernyataan :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007 – 2010. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal, sedangkan variabel – variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal. Hubungan antar variabel - variabel diterangkan melalui uji regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah 139 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 4 tahun berturut-turut (2007-2010) dan sampel penelitian berjumlah 29 perusahaan manufaktur yang dipilih melalui teknik purposive sampling.
Hasil pengujian memperlihatkan bahwa variabel ukuran perusahaan dan struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan, sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan.
ABSTRACT
The purpose of this research was to analyze the factors influencing the capital structure of manufacturing company registered at the Indonesian Stock Exchange for the period of 2007 – 2010. The dependent variable of this study was capital structure and its independent variables were firm size, structure of assets, growth of firm, profitability, operating leverage, ownership structure and business risk.
Research Method that used was causal associative research. The relationship between variables analyzed through multiple linear regression tests. The population of this study was 139 manufacturing companies registered at the Indonesian Stock Exchange for four years in a row (2007 – 2010) and 29 of them were selected to be the samples for this study through purposive sampling technique.
The result of this study showed that the variables of firm size and structure of assets had a significant positive influence on the capital structure of the companies, while the variables growth of firm, profitability, operating leverage, ownership structure and business risk did not have any significant influence on the capital structure of companies.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan tesis ini.
Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA., selaku Ketua Program Studi
Ilmu Akuntansi, dan selaku dosen pembanding yang telah banyak
memberikan saran – saran dalam penyelesaian tesis ini.
4. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac., selaku dosen pembimbing tesis yang
telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan
membimbing serta memberikan saran-saran kepada penulis dalam
5. Dr. Rina Bukit, SE, M.Si, Ak., selaku dosen pembimbing tesis yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan
membimbing serta memberikan saran-saran kepada penulis dalam
menyelesaikan tesis ini.
6. Drs. Rasdianto, MA, Ak., selaku dosen pembanding yang telah banyak
memberikan saran-saran dalam penyelesaian tesis ini.
7. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak., selaku dosen pembanding yang telah
banyak memberikan saran-saran dalam penyelesaian tesis ini.
8. Seluruh dosen dan staf administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara.
9. Rekan-rekan mahasiswa Ilmu Akuntansi, khususnya angkatan XVII yang
telah mendukung dan memberikan saran yang membangun dalam
penyelesaian tesis ini.
10. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda dr. Noermadi Saleh dan Ibunda Rooswati
Dianna, yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian
tesis ini.
11. Istri tercinta Ledy Sharah Pohan, S.Sos dan anak-anak tercinta M. Rukawa
Karnoldi dan M. Renjiro Karnoldi yang telah memberikan dukungan dan
motivasi dalam penyelesaian tesis ini.
12. Adinda dr. Rusdian Nurmadi yang telah memberikan dukungan dan motivasi
13. Seluruh keluarga dan kerabat yang telah memberikan dukungan dan motivasi
dalam penyelesaian tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga masih
diperlukan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan kesempurnaan.
Harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, 20 Januari 2012
Penulis,
RIWAYAT HIDUP
Nama : Ruswan Nurmadi
Tempat/Tanggal Lahir : Binjai, 18 Maret 1978
Agama : Islam
Status : Kawin
Orang Tua :
Ayah : Noermadi Saleh
Ibu : Rooswati Dianna
Alamat : Taman Setiabudi Indah Blok A No. 49 A Medan
Pendidikan : SD Bhayangkari Medan (1990)
SMP Negeri 1 Medan (1993)
SMA Negeri 1 Medan (1996)
Universitas Islam Bandung, Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi (2001)
Pekerjaan : Finance Officer BPWN ( 2005 – Sekarang)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
1.5. Originalitas ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1. Landasan Teori ... 8
2.1.1. Modal dan Struktur Modal Perusahaan ... 8
2.1.2.1 Agency Theory ... 12
2.1.2.2 Signalling Theory ... 13
2.1.2.3 Asymmetric Information Theory ... 13
2.1.2.4 Pecking Order Theory ... 14
2.1.2.5 Trade-Off Theory ... 15
2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 15
2.1.3.1 Ukuran Perusahaan ... 16
2.1.3.2 Struktur Aset ... 17
2.1.3.3 Pertumbuhan Perusahaan ... 18
2.1.3.4 Profitabilitas ... 18
2.1.3.5 Leverage Operasi ... 19
2.1.3.6 Struktur Kepemilikan ... 19
2.1.3.7 Risiko Bisnis ... 20
2.2. Review Penelitian Terdahulu ... 20
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 23
3.1. Kerangka Konsep ... 23
3.2. Hipotesis Penelitian ... 27
BAB IV METODE PENELITIAN ... 32
4.1. Jenis Penelitian ... 32
4.2. Lokasi Penelitian ... 32
4.4. Metode Pengumpulan Data ... ... 34
4.5. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel.. ... 34
4.6. Metode Analisis Data . ... 38
4.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 40
4.6.1.1 Uji Normalitas ... 41
4.6.1.2 Uji Multikolonieritas ... 41
4.6.1.3 Uji Autokorelasi ... 42
4.6.1.4 Uji Heteroskedastisitas ... 43
4.6.2. Pengujian Hipotesis ... 44
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
5.1. Deskriptif Data Penelitian ... 45
5.1.1 Deskriptif Data Struktur Modal ... 46
5.1.2 Deskriptif Data Ukuran Perusahaan ... 46
5.1.3 Deskriptif Data Struktur Aset ... 47
5.1.4 Deskriptif Data Pertumbuhan Perusahaan ... 47
5.1.5 Deskriptif Data Profitabilitas ... 48
5.1.6 Deskriptif Data Leverage Operasi ... 48
5.1.7 Deskriptif Data Struktur Kepemilikan ... 48
5.1.8 Deskriptif Data Risiko Bisnis ... 49
5.2. Analisis Data ... 49
5.2.2 Pengujian Multikolonieritas ... 53
5.2.3 Pengujian Heteroskedastisitas ... 54
5.2.4 Pengujian Autokorelasi ... 55
5.3. Hasil Pengujian Hipotesis ... 56
5.3.1 Pengujian Hipotesis Pertama ... 57
5.3.2 Pengujian Hipotesis Kedua ... 58
5.4. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis ... 62
5.4.1 Pengaruh Ukuran perusahaan, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Operasi, Struktur Kepemilikan dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal ... 62
5.4.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal .... 63
5.4.3 Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal ... 64
5.4.4 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Struktur Modal ... 65
5.4.5 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal ... 66
5.4.6 Pengaruh Leverage Operasi Terhadap Struktur Modal ... 67
5.4.7 Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Struktur Modal ... 68
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 70
6.1. Kesimpulan ... 70
6.2. Keterbatasan Penelitian ... 73
6.3 Saran ... 73
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2. 1. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22
4. 1. Proses Pengambilan Sampel ... 34
4. 2. Defenisi dan Pengukuran Variabel ... 36
5. 1. Descriptive Statistics ... 45
5. 2. Analisis One Sample Kolmogorov – Smirnov Sebelum Transformasi .... 51
5. 3. Analisis One Sample Kolmogorov – Smirnov Setelah Transformasi ... 52
5. 4. Collinearity Statistics ... 53
5. 5. Model Summary ... 56
5. 6. Adjusted R Square ... 56
5. 7. Anova .. ... 57
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
3. 1. Kerangka Konsep ... 24
5. 1. Uji Normalitas Dengan Grafik P-Plot Sebelum Transformasi ... 50
5. 2. Uji Normalitas Dengan Grafik P-Plot Setelah Transformasi ... 52
5. 3. Uji Heteroskedastisitas Dengan Grafik Scatter Plot Sebelum
Transformasi ... 54
5. 4. Uji Heteroskedastisitas Dengan Grafik Scatter Plot Setelah
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran 1 Proses Pengambilan Sampel
Lampiran 2 Data Sampel Tahun 2007
Lampiran 3 Data Sampel Tahun 2008
Lampiran 4 Data Sampel Tahun 2009
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007 – 2010. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal, sedangkan variabel – variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal. Hubungan antar variabel - variabel diterangkan melalui uji regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah 139 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 4 tahun berturut-turut (2007-2010) dan sampel penelitian berjumlah 29 perusahaan manufaktur yang dipilih melalui teknik purposive sampling.
Hasil pengujian memperlihatkan bahwa variabel ukuran perusahaan dan struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan, sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan.
ABSTRACT
The purpose of this research was to analyze the factors influencing the capital structure of manufacturing company registered at the Indonesian Stock Exchange for the period of 2007 – 2010. The dependent variable of this study was capital structure and its independent variables were firm size, structure of assets, growth of firm, profitability, operating leverage, ownership structure and business risk.
Research Method that used was causal associative research. The relationship between variables analyzed through multiple linear regression tests. The population of this study was 139 manufacturing companies registered at the Indonesian Stock Exchange for four years in a row (2007 – 2010) and 29 of them were selected to be the samples for this study through purposive sampling technique.
The result of this study showed that the variables of firm size and structure of assets had a significant positive influence on the capital structure of the companies, while the variables growth of firm, profitability, operating leverage, ownership structure and business risk did not have any significant influence on the capital structure of companies.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh perusahaan adalah keputusan
pendanaan atau keputusan struktur modal. Hal ini sangat penting bagi perusahaan
karena berkaitan dengan kelangsungan operasional perusahaan, keunggulan bersaing
perusahaan maupun dalam menghadapi situasi khusus seperti krisis moneter dan
sebagainya. Selain untuk pengembangan usaha, perusahaan memanfaatkan dana
publik dari pasar modal untuk menentukan atau memperbaiki struktur modal
perusahaan. Di sisi lain, para calon investor juga melihat struktur modal perusahaan
sebagai salah satu faktor pertimbangan utama untuk menginvestasikan dananya,
terkait dengan risiko dan pendapatan yang diharapkan para calon investor tersebut.
Calon investor yang menghindari risiko yang besar akan memilih perusahaan yang
memiliki struktur modal yang baik dengan harapan perusahaan tersebut akan
memiliki operasional dan perolehan laba yang stabil pula (Situmorang, 2008).
Hal ini menyebabkan salah satu fungsi terpenting dalam perusahaan adalah
manajemen keuangan. Dalam manajemen keuangan, salah satu unsur yang harus
diperhatikan adalah mengenai seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan
dihadapi oleh manajer keuangan dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi
perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal. Manajer
harus mampu menghimpun dana, baik yang bersumber dari dalam perusahaan
maupun dari luar perusahaan secara efisien. Keputusan pendanaan tersebut harus
merupakan keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang
harus ditanggung perusahaan. Biaya modal yang timbul dari keputusan pendanaan
tersebut merupakan konsekuensi yang secara langsung timbul dari keputusan yang
dilakukan manajer. Ketika manajer menggunakan hutang, jelas biaya modal yang
timbul sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh kreditur; sedangkan jika manajer
menggunakan dana internal atau dana sendiri akan timbul opportunity cost dari dana
atau modal sendiri yang digunakan. Keputusan pendanaan yang dilakukan secara
tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi,
yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan.
Semakin besar pemenuhan pendanaan yang berasal dari internal perusahaan
maka akan semakin mengurangi ketergantungan perusahaan dengan pihak luar. Hal
tersebut sesuai dengan keputusan pendanaan pecking order theory yang menyatakan
bahwa perusahaan cenderung memilih pendanaan yang berasal dari internal
perusahaan bila dibandingkan dengan pendanaan dari luar perusahaan. Namun
dengan semakin luasnya skala bisnis perusahaan, hal ini mengakibatkan sumber
pembiayaan internal sering kali tidak mencukupi. Untuk itu perusahaan dituntut untuk
Menurut Wild, et.al (2005), perusahaan mempertimbangkan beberapa hal dalam
mencari pasar keuangan, meliputi jumlah pendanaan yang diperlukan, sumber
pendanaan, waktu pembayaran kembali, dan struktur perjanjian pendanaan.
Pendanaan yang berasal dari eksternal perusahaan merupakan alternatif selain dari
sumber pendanaan internal perusahaan. Pendanaan yang berasal dari eksternal
perusahaan dapat berupa hutang maupun berasal dari penerbitan saham.
Keputusan struktur modal secara langsung berpengaruh terhadap besarnya
risiko yang ditanggung pemegang saham beserta besarnya tingkat pengembalian atau
tingkat keuntungan yang diharapkan (Brigham dan Houston, 2001). Risiko keuangan
tersebut meliputi kemungkinan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar
kewajibannya dan kemungkinan tidak tercapainya tingkat laba yang ditargetkan
perusahaan. Berdasarkan hal ini, tampak bahwa keputusan struktur modal yang
diambil oleh perusahaan merupakan keputusan yang sangat penting yang berkaitan
dengan kelangsungan hidup perusahaan, baik mengenai risiko yang akan dihadapi
maupun dengan tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan.
Banyak penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
struktur modal perusahaan, antara lain penelitian yang dilakukan Saidi (2004),
Prabansari dan Kusuma (2005), dan Harjanti dan Tandelilin (2007). Perbedaan –
perbedaan antara penelitian terdahulu terlihat didalam penggunaan faktor yang diteliti
Hasil penelitian Saidi (2004) mengungkapkan variabel ukuran perusahaan,
pertumbuhan perusahaan, profitabilitas dan struktur kepemilikan berpengaruh positif
signifikan terhadap struktur modal, sementara risiko bisnis tidak berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal.
Hasil penelitian Prabansari dan Kusuma (2005) mengungkapkan risiko bisnis
berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, sementara profitabilitas,
struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan pertumbuhan aset berpengaruh positif
signifikan terhadap struktur modal perusahaan.
Hasil penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007) mengungkapkan risiko bisnis
berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, sementara profitabilitas,
struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan pertumbuhan aset berpengaruh positif
signifikan terhadap struktur modal perusahaan.
Mengingat keputusan pendanaan merupakan keputusan penting yang secara
langsung akan menentukan kemampuan perusahaan untuk dapat terus bertahan hidup
dan berkembang, serta berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang pernah
dilakukan, maka peneliti mencoba untuk melakukan penelitian terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, khususnya pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan
perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis.
Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2007 – 2010.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada Latar Belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Apakah ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan,
profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis
berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
2. Apakah ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan,
profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis
berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, bahwa penelitian ini bertujuan :
1. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan
perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko
bisnis secara simultan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang
2. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan
perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko
bisnis secara parsial terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi :
1. Peneliti. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memperoleh pemahaman
secara lebih mendalam mengenai struktur modal perusahaan maupun dunia
pasar modal di Indonesia.
2. Perusahaan Manufaktur. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
gambaran terhadap manajemen perusahaan atas faktor-faktor yang penting
untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan atas struktur modal
suatu perusahaan manufaktur.
3. Dunia Ilmu Pengetahuan. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan
perbandingan maupun literatur dan referensi bagi penelitian selanjutnya.
1.5 Originalitas
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan Harjanti dan
Tandelilin (2007) yang berjudul “Pengaruh Firm Size, Tangible Asset, Growth
Manufaktur di Indonesia: Studi Kasus di BEJ” Tahun 2004 – 2006. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah jumlah faktor – faktor yang diteliti dan periode penelitian.
Selain ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan,
profitabilitas dan risiko bisnis, dalam penelitian ini ditambahkan dua faktor lain yaitu
leverage operasi (operating leverage) dan struktur kepemilikan (ownership structure).
Diharapkan dengan penambahan faktor leverage operasi dan struktur kepemilikan,
akan semakin jelas terlihat faktor – faktor mana saja yang memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap struktur modal. Menurut Weston dan Brigham (2001), semakin
banyak faktor yang dipertimbangkan dalam menyusun struktur modal perusahaan,
akan semakin baik pula struktur modal yang akan diterapkan oleh perusahaan
tersebut. Periode penelitian yang diambil yaitu pada tahun 2007 – 2010 , sehingga
diharapkan penelitian ini lebih up to date, sesuai dengan keadaan perekonomian
global pada masa sekarang, yang tentunya akan berpengaruh terhadap kebijakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Modal dan struktur modal perusahaan
Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik
perusahaan dalam pos modal (modal saham), surplus atau laba yang ditahan atau
kelebihan aset yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh hutangnya. Modal
menggambarkan hak pemilik atas perusahaan yang timbul sebagai akibat investasi
yang dilakukan pemilik maupun para investor.
Modal pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu modal aktif dan
modal pasif. Modal aktif adalah modal yang tertera disebelah debet dari neraca yang
menggambarkan bentuk-bentuk dimana seluruh dana yang diperoleh perusahaan
ditanamkan. Dengan kata lain, modal aktif menunjukkan bentuk modal. Menurut
Riyanto (1995), berdasarkan cara dan lama perputaran, modal aktif dibagi menjadi 2
yaitu aset lancar dan aset tetap. Aset lancar adalah aset yang habis dipakai dalam satu
kali perputaran proses produksi dan proses perputarannya kurang dari satu tahun.
Sedangkan aset tetap adalah aset yang tahan lama yang tidak habis atau yang secara
berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi. Modal pasif adalah modal
yang tertera disebelah kredit sisi neraca yang menggambarkan sumber perolehan dana
Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing
dengan modal sendiri. Modal asing dalam hal ini diartikan sebagai hutang, baik
jangka panjang maupun jangka pendek, sedangkan modal sendiri bisa terdiri dari laba
ditahan (retained earning) dan bisa juga dari saham preferen dan saham biasa dari
para pemilik saham.
Pada dasarnya pemenuhan dana sebagai modal suatu perusahaan dapat berasal
dari sumber internal dan eksternal. Internal berarti sumber pendanaan tersebut
diperoleh dari dalam perusahaan dan eksternal berarti sumber pendanaan tersebut
diperoleh dari tambahan penyertaan modal pemilik perusahaan, penjualan obligasi
ataupun pemberian kredit.
Pendanaan dengan modal sendiri secara internal akan mengurangi
ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar. Dilain pihak, apabila dana yang
dimiliki tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan, maka perlu dipertimbangkan
penggunaan modal asing.
Dalam pendekatan tradisional diasumsikan terjadi perubahan struktur modal
yang optimal dan peningkatan nilai total perusahaan melalui penggunaan financial
leverage (hutang dibagi modal sendiri). Pendekatan ini mengasumsikan bahwa hingga
suatu leverage tertentu, risiko perusahaan tidak mengalami perubahan, sehingga
tingkat kapitalisasi dan tingkat biaya hutang relatif konstan. Setelah leverage atau
rasio hutang tertentu, biaya hutang dan biaya modal sendiri meningkat. Oleh karena
penggunaan hutang yang semakin besar. Dengan demikian, menurut pendekatan
tradisional, bisa diperoleh struktur modal yang optimal yaitu struktur modal yang
memberikan biaya modal keseluruhan yang terendah dan memberikan harga saham
tertinggi.
Menurut Brigham dan Houston (2001:45), struktur modal yang optimal pada
suatu perusahaan adalah kombinasi dari hutang dan ekuitas yang memaksimumkan
harga saham perusahaan. Menurut Hanafi (2004:297), perusahaan dapat melakukan
perubahan struktur modal untuk mencapai struktur modal yang optimal dalam
perusahaan.
Sedangkan Modigliani dan Miller / MM Approach (1961) menyatakan bahwa
struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan, karena diasumsikan
pertumbuhan perusahaan adalah nol atau EBIT (Earning Before Interest and Taxes)
selalu sama. Mereka berpendapat bahwa risiko total bagi seluruh pemegang saham
tidak berubah walaupun struktur modal perusahaan mengalami perubahan. Hal ini
didasarkan pada pendapat bahwa pembagian struktur modal antara hutang dan modal
sendiri selalu terdapat perlindungan atas nilai investasi, yaitu karena nilai investasi
total perusahaan tergantung dari keuntungan dan risiko, sehingga nilai perusahaan
tidak berubah walaupun struktur modalnya berubah. Asumsi yang digunakan adalah
pasar modal sempurna, nilai yang diharapkan dari distribusi probabilitas semua
investor sama, perusahaan mempunyai risiko usaha (business risk) yang sama dan
memasukkan faktor pajak ke dalam analisis mereka. Mereka sampai pada kesimpulan
bahwa nilai perusahaan dengan hutang, lebih tinggi dibandingkan nilai perusahaan
tanpa hutang. Kenaikan nilai tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak dari
penggunaan hutang atau dengan kata lain biaya hutang adalah biaya yang mengurangi
pembayaran pajak.
Menurut Sundjaja dan Inge (2003:286) teori Modigliani dan Miller / MM
Approach tersebut memberi hasil bahwa teori struktur modal yang optimal didasarkan
atas keseimbangan antara manfaat dan dari pembiayaan dengan pinjaman. Sundjaja
mengasumsikan bahwa manfaat utama dari pembiayaan dengan modal pinjaman
adalah perlakuan pajak dari pemerintah yang mengizinkan bahwa pembayaran bunga
atas pinjaman dapat dikurangi dalam menghitung pendapatan kena pajak.
Struktur modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan
mengenai pembelanjaan perusahaan. Untuk mengukur struktur modal tersebut
digunakan rasio struktur modal yang disebut leverage ratio. Leverage ratio adalah
perbandingan yang bertujuan untuk mengukur seberapa besar suatu perusahaan
dibiayai oleh hutang. Penelitian ini akan menggunakan rasio leverage antara hutang
2.1.2 Teori struktur modal 2.1.2.1 Agency Theory
Teori ini dikemukakan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976 (Horne dan
Wachowicz, 2005), di mana manajemen merupakan agen dari pemegang saham
sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas
kepentingan mereka sehingga mereka mendelegasikan wewenang kepada agen.
Untuk dapat melakukan fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan insentif
dan pengawasan yang memadai. Pengawasan dapat dilakukan melalui cara-cara
seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan dan pembatasan terhadap
keputusan yang bisa diambil manajemen. Kegiatan pengawasan tentu saja
membutuhkan biaya agensi (Saidi, 2004). Biaya agensi adalah biaya-biaya yang
berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen
bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditur
dan pemegang saham.
Salah satu pendapat dalam teori agensi adalah siapapun yang menimbulkan
biaya pengawasan, biaya yang timbul pasti merupakan tanggungan pemegang saham
(Horne dan Wachowicz, 2005). Misalnya, pemegang obligasi, karena mengantisipasi
biaya pengawasan, membebankan bunga yang lebih tinggi. Semakin besar peluang
timbulnya pengawasan, semakin tinggi tingkat bunga, dan semakin rendah nilai
perusahaan bagi pemegang saham. Biaya – biaya yang timbul ini akan berpengaruh
2.1.2.2 Signalling Theory
Signalling theory adalah teori yang menerangkan suatu tindakan yang diambil
manajemen perusahaan yang memberi petunjuk pada investor tentang bagaimana
manajemen memandang prospek perusahaan (Brigham dan Houston, 2001).
Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari
penjualan saham dan mengusahakan modal baru dengan cara-cara yang lain,
termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal.
Sebaliknya, perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung
menjual sahamnya. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya
merupakan suatu sinyal bahwa manajemen memandang suramnya prospek
perusahaan tersebut. Prospek perusahaan yang terlihat dari tindakan yang diambil
manajemen tersebut akan mempengaruhi kebijakan struktur modal perusahaan yang
nantinya juga akan mempengaruhi keputusan investor untuk menanamkan dananya
kedalam perusahaan tersebut.
2.1.2.3 Asymmetric Information Theory
Asymmetric information, menurut Brigham dan Houston (2001) adalah situasi
dimana manajemen memiliki informasi yang berbeda, yang lebih baik, mengenai
prospek perusahaan daripada investor. Ketidak seimbangan informasi ini terjadi
karena pihak manajemen memiliki informasi yang lebih banyak daripada para
pemodal. Misalnya pihak manajemen mungkin berpikir bahwa harga saham saat ini
diperkirakan terjadi, maka manajemen tentu akan berpikir untuk menawarkan saham
baru. Akan tetapi investor juga akan berpikir bahwa jika perusahaan menawarkan
saham baru, salah satu kemungkinannya adalah karena harga saham saat ini over
valued, sehingga investor akan menawar harga saham baru dengan harga yang lebih
rendah. Maka emisi saham baru akan menurunkan harga saham.
Hal ini akan mempengaruhi struktur modal perusahaan dimana perusahaan
akan mempergunakan hutang didalam struktur modalnya. Perusahaan cenderung
untuk berhutang dalam mengambil kesempatan untuk berinvestasi tanpa harus
menerbitkan saham baru di saat harga sedang turun serta adanya pengurangan biaya
pajak akibat adanya bunga hutang.
2.1.2.4 Pecking Order Theory
Meskipun diperkenalkan pertama kali oleh Donaldson pada tahun 1961, akan
tetapi penamaan pecking order sendiri dilakukan oleh Myers pada tahun 1984
(Husnan, 2001). Secara singkat teori ini menyatakan bahwa :
a. Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari operasional perusahaan
dengan wujud laba ditahan).
b. Apabila diperlukan pendanaan dari luar, maka perusahaan akan memulai dengan
menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu yaitu obligasi, kemudian
sekuritas berkarakteristik opsi seperti obligasi konversi. Kemudian jika belum
Sesuai dengan teori ini, tidak ada target debt to equity ratio karena ada 2 jenis
modal sendiri yaitu internal dan eksternal. Hal ini akan mempengaruhi jenis struktur
modal perusahaan, sesuai dengan perbandingan pendanaan internal yang dimiliki
perusahaan dan pendanaan eksternal yang dibutuhkan perusahaan.
2.1.2.5 Trade-off Theory
Menurut Brigham dan Houston (2001:34), teori trade-off mengemukakan
perusahaan diharuskan mempertimbangkan risiko kebangkrutan antara pembiayaan
dengan menggunakan hutang dengan pembiayaan melalui penerbitan saham.
Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan
pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan
(financial distress). Biaya kesulitan keuangan (financial distress) adalah biaya
kebangkrutan (bankruptcy costs) atau reorganization, dan biaya keagenan (agency
costs) yang meningkat akibat dari
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
turunnya kredibilitas suatu perusahaan.
Menurut Brealey dan Myers (2003:511), faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal muncul dari teori – teori tentang struktur modal. Teori yang memiliki
pengaruh paling besar adalah pecking order theory. Didalam perkembangannya,
faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal harus disesuaikan dengan jenis
dan tujuan serta faktor – faktor internal dan eksternal dari perusahaan bersangkutan.
Intinya, manajemen perusahaan harus mempertimbangkan dan memilih faktor –
struktur modal yang dipilih oleh manajemen perusahaan merupakan struktur modal
paling efektif, efisien dan menguntungkan buat perusahaan bersangkutan. Faktor –
faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain :
2.1.3.1 Ukuran Perusahaan.
Ukuran perusahaan adalah tolak ukur besar – kecilnya perusahaan dengan
melihat besarnya nilai ekuiti, nilai penjualan atau nilai total aset yang dimiliki
perusahaan (Riyanto, 1995). Chen dan Jiang (2001) menyatakan bahwa perusahaan
besar cenderung melakukan diversifikasi usaha lebih banyak daripada perusahaan
kecil. Oleh karena itu kemungkinan kegagalan dalam menjalankan usaha atau
kebangkrutan akan lebih kecil.
Ukuran perusahaan sering dijadikan indikator bagi kemungkinan terjadinya
kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan dengan ukuran lebih besar
dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya. Hal ini
akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar untuk memperoleh
pinjaman atau dana eksternal, serta menunjukkan adanya hubungan positif antara
ukuran perusahaan dengan leverage.
Dalam hal ini, khususnya di Indonesia, banyak perusahaan kecil yang justru
dapat bertahan di masa krisis dibanding perusahaan besar. Nantinya akan terlihat pada
hasil penelitian apakah ukuran perusahaan yang menjadi sampel tetap memiliki
2.1.3.2 Struktur Aset.
Struktur aset menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan
jaminan (collateral value of assets). Kebanyakan perusahaan industri yang sebagian
besar modalnya tertanam dalam aset tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya
dari modal yang permanen yaitu modal sendiri, sedangkan hutang bersifat sebagai
pelengkap (Riyanto, 1995). Hal ini bisa dihubungkan dengan adanya aturan struktur
finansial konservatif horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri
hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aset tetap ditambah aset lain yang
sifatnya permanen, sedangkan perusahaan yang sebagian besar aset nya terdiri dari
aset lancar akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan
hutang. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aset terhadap struktur modal
suatu perusahaan. Struktur aset diukur dengan didasarkan pada rasio aset tetap
terhadap total aset. Penggunaan rasio aset tetap terhadap total aset dikarenakan aset
tetap memberikan gambaran mengenai jaminan kemampuan perusahaan dalam
melunasi hutang.
Menurut Riyanto (1995), terdapat hubungan positif antara struktur aset dan
struktur modal. Semakin tinggi rasio struktur aset (semakin besar jumlah aset tetap),
maka perusahaan pun akan memiliki jaminan kemampuan yang lebih besar dalam
melakukan pendanaan eksternal yang berarti berpotensi meningkatkan leverage
2.1.3.3 Pertumbuhan Perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan yaitu kesempatan perusahaan untuk melakukan
investasi pada hal-hal yang menguntungkan yang merupakan kesempatan perusahaan
untuk meningkatkan ukurannya. Teori agensi menggambarkan hubungan yang negatif
antara pertumbuhan perusahaan dan tingkat hutang. Maksudnya adalah perusahaan
dengan tingkat pertumbuhan tinggi memiliki kecenderungan untuk menghasilkan arus
kas yang tinggi di masa yang akan datang sehingga memungkinkan perusahaan untuk
memiliki biaya modal yang rendah. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan, semakin
rendah pula rasio hutang terhadap ekuitas. Di sisi lain, perusahaan dengan tingkat
leverage yang tinggi cenderung akan melewatkan kesempatan dalam berinvestasi
pada kesempatan investasi yang menguntungkan (Chen and Jiang, 2001).
2.1.3.4 Profitabilitas.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan selama periode tertentu. Pecking order theory menyatakan bahwa
perusahaan lebih menyukai pendanaan internal. Perusahaan dengan profitabilitas
tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak daripada perusahaan dengan
profitabilitas rendah. Karena itu profitabilitas akan berhubungan negatif dengan
leverage perusahaan. Brigham dan Houston (2001) mengatakan bahwa perusahaan
dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang
relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai
Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan khususnya penelitian
empiris yang dilakukan oleh Khrisnan dan Moyer (1996), Mayangsari (2001) serta
Bhaduri (2002) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur
modal perusahaan. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh berarti semakin rendah
kebutuhan dana asing (hutang) sehingga semakin rendah pula rasio struktur
modalnya.
2.1.3.5 Leverage Operasi.
Menurut Hanafi (2004:327), leverage operasi bisa diartikan sebagai seberapa
besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Sedangkan menurut
Brigham dan Houston (2001:9), jika sebagian besar dari total biaya perusahaan adalah
biaya tetap maka perusahaan itu dikatakan memiliki leverage operasi.
Dengan mempergunakan leverage operasi, diharapkan perubahan penjualan
akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar. Efek
multiplier biaya operasi tetap terhadap laba sebelum bunga dan pajak (earnings
before interest and taxes / EBIT) disebut dengan tingkat leverage operasi (degree of
operating leverage / DOL).
2.1.3.6 Struktur Kepemilikan.
Jahera dan Lloyd (1996) menyatakan bahwa struktur kepemilikan (ownership
structure) merupakan struktur kepemilikan saham, yaitu perbandingan antara jumlah
investor. Tinggi atau rendahnya perbandingan kepemilikan saham ini akan
berpengaruh terhadap kebijakan struktur modal yang diambil perusahaan.
2.1.3.7 Risiko Bisnis.
Risiko Bisnis merupakan ketidakpastian akan perkiraan pendapatan operasi
perusahaan di masa yang akan datang. Perusahaan dengan risiko yang tinggi
seharusnya mempergunakan hutang yang lebih sedikit untuk menghindari
kemungkinan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan.
Risiko bisnis akan mempersulit perusahaan dalam melaksanakan pendanaan
eksternal sehingga secara teori akan berpengaruh negatif terhadap leverage
perusahaan.
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan faktor –faktor yang mempengaruhi struktur
modal telah banyak dilakukan oleh sejumlah peneliti. Penelitian Saidi (2004) dengan
judul faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur yang
go public di BEJ tahun 1997 - 2002 dengan variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan
perusahaan, profitabilitas, struktur kepemilikan dan risiko bisnis. Penelitian ini
menyatakan variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas dan
struktur kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal,
Penelitian Prabansari dan Kusuma (2005) dengan judul faktor – faktor yang
mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur go public di Bursa Efek
Jakarta dengan variabel risiko bisnis, struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran
perusahaan dan pertumbuhan aset. Penelitian ini menyatakan risiko bisnis
berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, sementara profitabilitas,
struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan pertumbuhan aset berpengaruh positif
signifikan terhadap struktur modal perusahaan.
Penelitian Harjanti dan Tandelilin ( 2007 ) dengan judul pengaruh firm size,
tangible asset, growth opportunity, profitability dan business risk pada struktur modal
perusahaan manufaktur di Indonesia. Penelitian ini menyatakan firm size berpengaruh
positif dan signifikan terhadap leverage. Tangible asset, growth opportunity, business
risk tidak berpengaruh signifikan terhadap leverage. Profitability berpengaruh negatif
signifikan terhadap leverage.
Tabel 2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu Nama dan
Tahun Penelitian
Prabansari Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Jakarta.
Variabel Dependen
Firm Size berpengaruh positif dan signifikan Business Risk Pada
Struktur Modal
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Struktur modal perusahaan merupakan kombinasi dari hutang dan ekuitas
perusahaan yang diharapkan akan memaksimumkan tingkat pengembalian
keuntungan perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). Oleh karena itu, pihak
manajemen perusahaan akan berusaha menetapkan struktur modal yang paling
optimal yang sesuai dengan perusahaannya.
Didalam menentukan struktur modal, ada faktor – faktor yang harus
diperhatikan karena akan mempengaruhi struktur modal tersebut. Menurut Sartono
(2001), faktor – faktor tersebut antara lain struktur aset, tingkat pertumbuhan
perusahaan, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Weston dan Brigham (2001)
menyatakan struktur aset, leverage operasi, tingkat pertumbuhan perusahaan, serta
profitabilitas sebagai faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal. Jahera dan
Lloyd (1996) menambahkan faktor struktur kepemilikan saham perusahaan sebagai
faktor yang mempengaruhi struktur modal.
Oleh karena itu penelitian ini akan melihat pengaruh ukuran perusahaan,
struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur
Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
Dari kerangka konsep pada gambar 3.1 dapat dilihat bahwa struktur modal
perusahaan merupakan variabel dependen. Variabel independen yang dipergunakan
adalah ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas,
leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis. Ukuran Perusahaan
(X1)
Struktur Aset (X2)
Pertumbuhan Perusahaan (X3)
Profitabilitas (X4)
Leverage Operasi (X5)
Struktur Modal Perusahaan
(Y)
Struktur Kepemilikan (X6)
Menururt Sjahrial (2009), ukuran perusahaan sering dijadikan indikator bagi
kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan
dengan ukuran lebih besar dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam
menjalankan usahanya. Hal ini akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih
besar untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal pada struktur modalnya.
Riyanto (1995) menyatakan besar atau kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai
ekuitas, nilai penjualan atau nilai total aset.
Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah yang besar memiliki
kemudahan dalam mendapatkan akses untuk memperoleh sumber dana dibandingkan
dengan perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah yang lebih kecil. Semakin
tinggi rasio struktur aset (semakin besar jumlah aset tetap), maka perusahaan pun
akan memiliki jaminan kemampuan yang lebih besar dalam melakukan pendanaan
eksternal (Sartono, 2001). Di sisi lain, menurut Brigham dan Houston (2001)
perusahaan yang sebagian besar aset nya terdiri dari aset lancar akan cenderung
menggunakan hutang sedangkan perusahaan yang jumlah aset tetap nya lebih banyak
akan cenderung untuk menggunakan modal sendiri.
Pertumbuhan perusahaan menggambarkan kesempatan perusahaan untuk
melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan yang merupakan kesempatan
perusahaan untuk meningkatkan ukurannya. Teori agensi menggambarkan hubungan
yang negatif antara pertumbuhan perusahaan dan leverage. Perusahaan dengan
berinvestasi pada kesempatan investasi yang menguntungkan. Semakin cepat
pertumbuhan perusahaan maka semakin besar pula kebutuhan dana untuk
pembiayaan ekspansi. Hal ini akan berhubungan dengan kebijakan struktur modal
perusahaan. Contohnya dalam hal laba, apakah akan ditahan untuk pembiayaan
investasi atau akan dibagikan (Sartono, 2001).
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
selama periode tertentu. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh pada periode
sebelumnya berarti semakin rendah kebutuhan dana asing (hutang). Hal ini sesuai
dengan pecking order theory yang menyarankan penggunaan pembiayaan berturut –
turut mulai dari laba, hutang dan terakhir melalui penjualan saham baru (Sartono,
2001).
Didalam leverage operasi (operating leverage), akan terlihat besar beban tetap
operasional yang dipergunakan perusahaan dan berpengaruh pada struktur modal
perusahaan (Sartono, 2001). Dengan mempergunakan leverage operasi, diharapkan
perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak
yang lebih besar.
Struktur kepemilikan (ownership structure) merupakan struktur kepemilikan
saham, yaitu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen
(insiders) dengan jumlah saham yang dimiliki investor (Jahera dan Lloyd, 1996).
Besar atau kecilnya perbandingan kepemilikan saham tersebut akan berpengaruh
Risiko bisnis merupakan ketidak pastian mengenai proyeksi pengembalian
atas aset di masa yang akan datang (Brigham dan Houston, 2001). Perusahaan dengan
risiko yang tinggi seharusnya mempergunakan hutang yang lebih sedikit didalam
struktur modalnya untuk menghindari kemungkinan kebangkrutan. Risiko bisnis ini
dapat terjadi karena adanya faktor eksternal yang sulit untuk dikendalikan, misalnya
resesi dunia, globalisasi dan pembatasan perdagangan. Di sisi lain, faktor internal dari
perusahaan itu sendiri juga dapat menciptakan risiko bisnis seperti perencanaan dan
pengendalian yang kurang baik. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan menghadapi
risiko sebagai akibat adanya operasional perusahaan itu sendiri (Husnan dan
Pudjiastuti, 2004). Risiko bisnis diukur dengan standar deviasi EBIT dibagi total aset
(Titman dan Wessels, 1998).
3.2 Hipotesis Penelitian
Didalam menentukan hipotesis yang diajukan sebagai jawaban sementara
terhadap permasalahan penelitian ini , ada hal – hal yang harus diperhatikan. Kajian
teoritik dan penelitian terdahulu merupakan dasar penentuan hipotesis penelitian.
Ukuran perusahaan terlihat pada besarnya nilai ekuitas perusahaan, nilai
penjualan atau nilai total aset perusahaan (Riyanto, 1995). Perusahaan dengan ukuran
yang besar dipandang mampu berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk
memperoleh sumber dana dari luar. Hal ini juga akan mempengaruhi struktur modal
Kusuma (2005) serta penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007) menyatakan ukuran
perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.
Struktur aset perusahaan akan mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam
menentukan struktur modal nya. Menurut Birgham dan Houston (2001:39)
perusahaan yang sebagian besar aset nya terdiri dari aset lancar akan cenderung
menggunakan hutang sedangkan perusahaan yang jumlah aset tetap nya lebih banyak
akan cenderung untuk menggunakan modal sendiri. Besar atau kecilnya sumber dana
yang ingin diperoleh perusahaan dari pihak luar dipengaruhi cukup atau tidaknya aset
tetap yang dimiliki perusahaan tersebut. Di sisi lain, perusahaan dengan tingkat rasio
aset yang lebih besar memiliki jaminan kemampuan yang lebih besar dalam
pendanaan eksternal (Sartono, 2001). Penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007)
menyatakan struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Pertumbuhan perusahaan menggambarkan kesempatan perusahaan untuk
melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan. Semakin cepat pertumbuhan
perusahaan maka semakin besar pula kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi.
Kecukupan dana yang dibutuhkan perusahaan dalam proses ekspansinya tersebut
akan menentukan kebijakan struktur modal yang dipergunakannya. Penelitian Saidi
(2004) menyatakan pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
struktur modal, sedangkan penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007) menyatakan
Brigham dan Houston (2001) mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat
pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil.
Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar
kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Semakin tinggi
keuntungan yang diperoleh berarti semakin rendah kebutuhan dana eksternal
(hutang). Hal ini akan mempengaruhi kebijakan struktur modal yang diambil
perusahaan. Penelitian Saidi (2004) serta Prabansari dan Kusuma (2005) menyatakan
profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Sementara
penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007) menyatakan profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap struktur modal.
Dengan mempergunakan leverage operasi, perusahaan mengharapkan bahwa
dengan perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan
pajak yang lebih besar. Menurut Warsono (2003) analisis leverage operasi digunakan
untuk melihat seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menggunakan biaya
operasi tetap untuk memperbesar pengaruh perubahan volume penjualan terhadap
pendapatan sebelum bunga dan pajak. Perusahaan yang memiliki jumlah leverage
operasi yang besar akan memiliki resiko bisnis yang tinggi akibat pengaruh yang
sensitif dari fluktuasi penjualan. Di sisi lain, kreditor cenderung memberikan
pinjaman bagi perusahaan yang memiliki resiko bisnis yang kecil. Hal ini akan
Perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen (insiders)
dengan jumlah saham yang dimiliki investor merupakan struktur kepemilikan saham
perusahaan (Jahera dan Lloyd, 1996). Kepemilikan institusional akan mendorong
pemilik untuk melakukan peminjaman kepada manajemen sehingga manajemen
terdorong untuk meningkatkan kinerjanya, selanjutnya nilai perusahaan akan
meningkat. Kepemilikan manajerial akan mendorong manajemen untuk
meningkatkan kinerja perusahaan, karena mereka juga memiliki perusahaan. Kinerja
perusahaan yang meningkat akan meningkatkan nilai perusahaan. Besar atau kecilnya
perbandingan kepemilikan saham antara manajemen dan investor akan
mempengaruhi keputusan kebijakan struktur modal yang akan diambil perusahaan.
Penelitian Saidi (2004) serta Prabansari dan Kusuma (2005) menyatakan struktur
kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.
Risiko bisnis muncul sebagai akibat dari operasional perusahaan itu sendiri.
Perusahaan dengan risiko yang tinggi seharusnya mempergunakan hutang yang lebih
sedikit didalam struktur modalnya untuk menghindari kemungkinan kebangkrutan.
Penelitian Prabansari dan Kusuma (2005) menyatakan risiko bisnis berpengaruh
negatif signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan penelitian Saidi (2004) serta
Harjanti dan Tandelilin (2007) menyatakan risiko bisnis tidak berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal.
Dari penjelasan di atas, diketahui ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan
risiko bisnis secara parsial terhadap struktur modal perusahaan, penelitian ini juga
akan melihat pengaruh faktor – faktor tersebut secara simultan terhadap struktur
modal perusahaan. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas,
leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap struktur modal perusahaan.
H2 : Ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas,
leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis berpengaruh
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut
Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk
menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana
suatu variabel mempengaruhi variabel lain.
4.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Bursa Efek Indonesia ( BEI ) yang bertempat di jalan
Jendral Sudirman, Kav. 52-53, Jakarta. Data diambil dari Pusat Referensi Pasar
Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia.
4.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang,
objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau
menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2004). Sampel adalah bagian dari populasi yang
diharapkan dapat mewakili populasi penelitian (Kuncoro, 2004). Teknik penentuan
sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling method yaitu teknik
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia selama empat tahun berturut-turut yaitu:
2007, 2008, 2009 dan 2010. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
secara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang
representatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Kriteria perusahaan yang dijadikan sampel penelitian adalah :
1. Perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia sesuai dengan
pengklasifikasian Indonesian Capital Market Directory yang menerbitkan
laporan keuangannya tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010.
2. Perusahaan manufaktur yang memiliki nilai ekuitas positif dalam laporan
keuangan periode penelitian tahun 2007-2010.
3. Perusahaan manufaktur yang memperoleh laba dalam laporan keuangan
periode penelitian tahun 2007-2010.
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 139 perusahaan manufaktur. Populasi
yang memenuhi kriteria untuk menjadi sampel berjumlah 29 perusahaan. Adapun
proses pengambilan sampel dapat dilihat di dalam lampiran 1 yang ringkasannya
Tabel 4.1. Proses Pengambilan Sampel
Keterangan Jumlah
Jumlah populasi (perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI sampai tahun 2009) 139
Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria 1 -41
Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria 2 -22
Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria 3 -47
Jumlah sampel terpilih 29
Sumber: Lampiran 1
4.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data
perusahaan manufakur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data diperoleh dengan
cara studi dokumentasi yang berasal dari laporan keuangan perusahaan yang
dipublikasikan melalui situs resmi Bursa Efek Indonesi
Indonesian Capital Market Directory ( ICMD ) 2007 – 2010 dan pengambilan data
langsung dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
4.5Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel Variabel Penelitian ini terdiri dari :
a. Variabel dependen.
Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh
variabel independen. Variabel dependen (Y) yang digunakan dalam penelitian
ini adalah struktur modal (Y). Struktur modal adalah perbandingan antara
Variabel ini akan diukur dengan menghitung rasio antara hutang jangka
panjang dengan total aset perusahaan. Skala yang dipergunakan adalah skala
rasio.
b. Variabel independen.
Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel yang lain. Variabel independen (X) yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
1. Ukuran perusahaan (X1). Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau
besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Variabel ini akan diukur
dengan log natural dari total aset perusahaan. Skala yang dipergunakan
adalah skala rasio.
2. Struktur aset (X2). Struktur aset menggambarkan sebagian jumlah aset
yang dapat dijadikan jaminan (collateral value of assets), dalam hal ini
adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan dalam bentuk fisik seperti
mesin, bangunan dan tanah. Variabel ini akan diukur dengan
menggunakan rasio aset tetap terhadap total aset. Skala yang
dipergunakan adalah skala rasio.
3. Pertumbuhan perusahaan (X3). Pertumbuhan perusahaan merupakan
kesempatan perusahaan untuk meningkatkan ukurannya. Variabel ini
akan diukur dengan persentase perubahan total aset. Skala yang
4. Profitabilitas (X4). Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba. Ukuran dari profitabilitas dalam penelitian ini
adalah rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas
perusahaan. Skala yang dipergunakan adalah skala rasio.
5. Leverage operasi (X5). Leverage operasi adalah penggunaan aset atau
operasi perusahaan yang disertai dengan biaya tetap. Ukuran yang
dipergunakan adalah perbandingan persentase perubahan EBIT dengan
persentase perubahan volume penjualan. Skala yang dipergunakan
adalah skala rasio.
6. Struktur kepemilikan (X6). Struktur kepemilikan adalah struktur
kepemilikan saham, yang diukur melalui perbandingan antara jumlah
saham yang dimiliki oleh manajemen dengan jumlah saham yang
dimiliki oleh investor. Skala yang dipergunakan adalah skala rasio.
7. Risiko bisnis (X7). Risiko bisnis merupakan gambaran ketidakpastian
yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
Penelitian ini akan menggunakan perbandingan standar deviasi EBIT
dengan total aset perusahaan. Skala yang dipergunakan adalah skala
Tabel 4.2. Defenisi dan Pengukuran Variabel
No Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala
1 jangka panjang dengan modal sendiri. besarnya aset yang dimiliki perusahaan.
Log natural total aset
perusahaan. Rasio
3 Struktur Aset ( X2 )
Struktur aset menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan (collateral value of assets), dalam hal ini adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan dalam bentuk fisik
seperti mesin, bangunan dan tanah.
Rasio aset tetap
terhadap total aset. Rasio
4 penggunaan aset atau operasi
Rasio antara
persentase perubahan
dengan biaya tetap, atau seberapa jauh perubahan tertentu dari volume penjualan berpengaruh terhadap laba
4.6. Metode Analisis Data
Untuk menjelaskan kekuatan dan arah pengaruh beberapa variabel bebas atau
variabel penjelas (independent / explanatory variable) terhadap satu variabel terikat
(dependent variable), teknik analisis yang dipergunakan adalah model regresi
berganda atau Multiple Regression (Ghozali, 2005).
Hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X)
dijelaskan dalam model regresi berganda (multiple regression model) sebagai berikut:
Y = Struktur Modal
a = Konstanta
b1-b7 = Koefisien Regresi
X1 = Ukuran Perusahaan
X2 = Struktur Aset
X3 = Pertumbuhan Perusahaan
X4 = Profitabilitas
X5 = Leverage Operasi
X6 = Struktur Kepemilikan
X7 = Risiko Bisnis
e = Error Term
Model persamaan regresi berganda ini akan diuji Goodness of Fit nya yang
secara statistik dapat diukur melalui :
1. Koefisien Determinasi (R²). Mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kelemahan dari pengukuran
ini, nilai R² pasti meningkat apabila suatu variabel independen ditambahkan
pada suatu model tanpa melihat pengaruhnya secara signifikan. Banyak
peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² karena nilai
Adjusted R² dapat naik atau turun apabila suatu variabel independen
kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen amat terbatas.
2. Uji Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F ). Menunjukkan apakah semua
variabel independen / bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen / terikat.
Kriteria :
Ha : Variabel independen berpengaruh nyata dan signifikan secara simultan
terhadap variabel dependen.
Ho : Variabel independen tidak berpengaruh nyata dan signifikan secara
simuntan terhadap variabel dependen.
Nilai Sig < 0,05 , maka Ha : Diterima ; Ho : Ditolak.
Nilai Sig > 0,05 , maka Ha : Ditolak ; Ho : Diterima.
3. Uji Signifikansi Parameter Individual ( Uji Statistik t ). Untuk menunjukkan
pengaruh seberapa jauh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen.
4.6.1 Uji asumsi klasik
Untuk keabsahan hasil analisis regresi linier berganda ini nantinya, sebelum
pengujian hipotesis dilakukan, harus terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik.
Salah satu syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi berganda adalah
(Best Linear Unbiased Estimator/BLUE). Dalam penelitian ini, asumsi klasik yang
dianggap paling penting adalah (Gujarati, 1995):
1. Memiliki distribusi normal.
2. Tidak terjadi Multikolonieritas antar variabel independen.
3. Tidak terjadi Heteroskedastisitas atau varian variabel pengganggu yang
konstan (Homoskedastisitas).
4. Tidak terjadi Autokorelasi antar residual setiap variabel independen.
4.6.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi, variabel
dependen, variabel independen atau kedua-duanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal (Santoso, 1999).
Pada Uji Normalitas Data ini digunakan metode One Sample
Smirnov Test. Pemilihan metode ini didasarkan bahwa One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test merupakan metode yang umum digunakan untuk menguji normalitas
data (Hair,et al, 1998).
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan
dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak, dengan membuat hipotesis
sebagai berikut:
Ho
H
: Data terdistribusi normal
Jika sigma > 0,05, maka Ha ditolak dan Ho
Jika sigma < 0,05, maka H
diterima.
a diterima dan Ho
4.6.1.2. Uji Multikolonieritas
ditolak.
Salah satu asumsi dalam metode kuadrat terkecil adalah tidak adanya
hubungan linear antara variable independen. Jika hal ini terjadi, maka dikatakan
bahwa data mengalami multikolonieritas. Indikasi awal data yang mengalami
multikolonieritas yaitu apabila model memiliki standard error yang besar dan nilai
statistic t yang rendah. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mendeteksi
multikolonieritas dalam suatu model regresi. Salah satu ciri persamaan regresi yang
mengalami masalah multikolonieritas adalah nilai R² yang tinggi namun memiliki
sedikit variable independen yang mempengaruhi variable dependen secara signifikan.
Metode yang digunakan untuk mendeteksi multikolonieritas dalam penelitian ini
adalah tolerance - Variance Inflactor Factor (VIF). Multikolonieritas terjadi apabila
nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10.
4.6.1.3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)