ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Ruswan Nurmadi (ruswannurmadi@yahoo.com) Dosen Tetap STIE Harapan Medan
ABSTRACT
The purpose of this research was to analyze the factors influencing the capital structure of manufacturing company registered at the Indonesian Stock Exchange for the period of 2007 – 2010. The dependent variable of this study was capital structure and its independent variables were firm size, structure of assets, growth of firm, profitability, operating leverage, ownership structure and business risk. Research Method that used was causal associative research. The relationship between variables analyzed through multiple linear regression tests. The population of this study was 139 manufacturing companies registered at the Indonesian Stock Exchange for four years in a row (2007 – 2010) and 29 of them were selected to be the samples for this study through purposive sampling technique.
The result of this study showed that the variables of firm size and structure of assets had a significant positive influence on the capital structure of the companies, while the variables growth of firm, profitability, operating leverage, ownership structure and business risk did not have any significant influence on the capital structure of companies.
Keywords : Capital Structure, Firm Size, Asset Structure, Growth of Firm, Profitability, Operating Leverage, Ownership Structure, Business Risk
PENDAHULUAN
Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal. Hal ini sangat penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan kelangsungan operasional perusahaan, keunggulan
bersaing perusahaan maupun dalam
menghadapi situasi khusus seperti krisis moneter dan sebagainya. Selain untuk
pengembangan usaha, perusahaan
memanfaatkan dana publik dari pasar modal untuk menentukan atau memperbaiki struktur modal perusahaan. Di sisi lain, para calon investor juga melihat struktur modal perusahaan sebagai salah satu faktor
pertimbangan utama untuk
menginvestasikan dananya, terkait dengan risiko dan pendapatan yang diharapkan para calon investor tersebut. Calon investor yang menghindari risiko yang besar akan memilih perusahaan yang memiliki struktur
modal yang baik dengan harapan
perusahaan tersebut akan memiliki
operasional dan perolehan laba yang stabil pula (Situmorang, 2008).
Semakin besar pemenuhan pendanaan yang berasal dari internal perusahaan maka akan semakin mengurangi ketergantungan perusahaan dengan pihak luar. Hal tersebut sesuai dengan keputusan pendanaan pecking order theory yang menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih pendanaan yang berasal dari internal perusahaan bila dibandingkan dengan pendanaan dari luar perusahaan. Namun dengan semakin luasnya skala bisnis perusahaan, hal ini mengakibatkan sumber pembiayaan internal sering kali tidak mencukupi. Untuk itu perusahaan dituntut untuk mencari sumber pembiayaan lain selain yang berasal dari internal perusahaan. Menurut Wild, et.al (2005), perusahaan mempertimbangkan beberapa hal dalam mencari pasar keuangan, meliputi jumlah pendanaan yang diperlukan, sumber pendanaan, waktu pembayaran kembali, dan struktur perjanjian pendanaan. Pendanaan yang berasal dari eksternal
perusahaan merupakan alternatif selain dari sumber pendanaan internal perusahaan. Pendanaan yang berasal dari eksternal perusahaan dapat berupa hutang maupun berasal dari penerbitan saham.
Keputusan struktur modal secara langsung berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham beserta besarnya tingkat pengembalian atau tingkat keuntungan yang diharapkan (Brigham dan Houston, 2001). Risiko keuangan tersebut meliputi kemungkinan
ketidakmampuan perusahaan untuk
membayar kewajibannya dan kemungkinan tidak tercapainya tingkat laba yang ditargetkan perusahaan. Berdasarkan hal ini, tampak bahwa keputusan struktur modal yang diambil oleh perusahaan merupakan keputusan yang sangat penting yang berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan, baik mengenai risiko yang akan
dihadapi maupun dengan tingkat
pengembalian yang diharapkan perusahaan. Banyak penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan struktur modal perusahaan, antara lain penelitian yang dilakukan Saidi (2004), Prabansari dan Kusuma (2005), dan Harjanti dan Tandelilin (2007). Perbedaan-perbedaan antara penelitian terdahulu terlihat didalam penggunaan faktor yang diteliti maupun hasil penelitian masing – masing.
Hasil penelitian Saidi (2004)
mengungkapkan variabel ukuran
perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas dan struktur kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, sementara risiko bisnis tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Hasil penelitian Prabansari dan Kusuma (2005) mengungkapkan risiko bisnis berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, sementara profitabilitas, struktur kepemilikan, ukuran
perusahaan dan pertumbuhan aset
berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hasil penelitian
Harjanti dan Tandelilin (2007)
mengungkapkan risiko bisnis berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, sementara profitabilitas, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan
pertumbuhan aset berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), surplus atau laba yang ditahan atau kelebihan aset yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh hutangnya. Modal
menggambarkan hak pemilik atas
perusahaan yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan pemilik maupun para investor. Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri. Modal asing dalam hal ini diartikan sebagai hutang, baik jangka panjang maupun jangka pendek, sedangkan modal sendiri bisa terdiri dari laba ditahan (retained earning) dan bisa juga dari saham preferen dan saham biasa dari para pemilik saham.
Menurut Brigham dan Houston (2001), struktur modal yang optimal pada suatu perusahaan adalah kombinasi dari hutang dan ekuitas yang memaksimumkan harga saham perusahaan. Menurut Hanafi (2004), perusahaan dapat melakukan perubahan struktur modal untuk mencapai struktur modal yang optimal dalam perusahaan.
Miler dan Modigliani / MM Approach (1961) menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan,
karena diasumsikan pertumbuhan
perusahaan adalah nol atau EBIT (Earning Before Interest and Taxes) selalu sama. Mereka berpendapat bahwa risiko total bagi seluruh pemegang saham tidak berubah walaupun struktur modal perusahaan mengalami perubahan. Kemudian pada awal tahun 1960-an, kedua ekonom tersebut memasukkan faktor pajak ke dalam analisis mereka. Mereka sampai pada kesimpulan bahwa nilai perusahaan dengan hutang, lebih tinggi dibandingkan nilai perusahaan tanpa hutang.
Struktur modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan. Untuk
mengukur struktur modal tersebut
disebut leverage ratio. Leverage ratio adalah perbandingan yang bertujuan untuk mengukur seberapa besar suatu perusahaan dibiayai oleh hutang. Penelitian ini akan menggunakan rasio leverage antara hutang jangka panjang dengan total aset sebagai indikator variabel dependen struktur modal.
Menurut Brealey dan Myers (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal muncul dari teori – teori tentang struktur modal. Teori yang memiliki pengaruh paling besar adalah pecking order theory. Faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis.
Ukuran perusahaan adalah tolak ukur besar – kecilnya perusahaan dengan melihat besarnya nilai ekuiti, nilai penjualan atau nilai total aset yang dimiliki perusahaan (Riyanto, 1995). Chen dan Jiang (2001) menyatakan bahwa perusahaan besar cenderung melakukan diversifikasi usaha lebih banyak daripada perusahaan kecil. Oleh karena itu kemungkinan kegagalan
dalam menjalankan usaha atau
kebangkrutan akan lebih kecil.
Struktur aset menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan (collateral value of assets). Kebanyakan perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aset tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen yaitu modal sendiri, sedangkan hutang bersifat sebagai pelengkap (Riyanto, 1995). Menurut Riyanto (1995), terdapat hubungan positif antara struktur aset dan struktur modal. Semakin tinggi rasio struktur aset (semakin besar jumlah aset tetap), maka perusahaan pun akan memiliki jaminan kemampuan yang lebih besar dalam melakukan pendanaan eksternal yang berarti berpotensi meningkatkan leverage perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan yaitu
kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan yang merupakan kesempatan perusahaan untuk meningkatkan ukurannya. Teori agensi menggambarkan hubungan yang negatif antara pertumbuhan perusahaan dan
tingkat hutang. Maksudnya adalah
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
tinggi memiliki kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki biaya modal yang rendah. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan, semakin rendah pula rasio hutang terhadap ekuitas. Di sisi lain, perusahaan dengan tingkat leverage yang
tinggi cenderung akan melewatkan
kesempatan dalam berinvestasi pada kesempatan investasi yang menguntungkan (Chen and Jiang, 2001).
Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan selama periode tertentu. Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai pendanaan internal. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak daripada perusahaan dengan profitabilitas rendah. Karena itu profitabilitas akan berhubungan negatif dengan leverage perusahaan. Brigham dan
Houston (2001) mengatakan bahwa
perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan khususnya penelitian empiris yang dilakukan oleh Khrisnan dan Moyer (1996), Mayangsari (2001) serta Bhaduri (2002) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh berarti semakin rendah kebutuhan dana asing (hutang) sehingga semakin rendah pula rasio struktur modalnya.
Menurut Hanafi (2004), leverage operasi bisa diartikan sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2001), jika sebagian besar dari total biaya perusahaan adalah biaya tetap maka perusahaan itu dikatakan memiliki leverage operasi. Dengan
mempergunakan leverage operasi,
diharapkan perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar. Efek multiplier biaya operasi tetap terhadap laba
sebelum bunga dan pajak (earnings before interest and taxes / EBIT) disebut dengan tingkat leverage operasi (degree of operating leverage / DOL).
Jahera dan Lloyd (1996) menyatakan bahwa struktur kepemilikan (ownership structure) merupakan struktur kepemilikan saham, yaitu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen (insiders) dengan jumlah saham yang dimiliki investor. Tinggi atau rendahnya perbandingan kepemilikan saham ini akan berpengaruh terhadap kebijakan struktur modal yang diambil perusahaan.
Risiko Bisnis merupakan ketidakpastian akan perkiraan pendapatan operasi perusahaan di masa yang akan datang. Perusahaan dengan risiko yang tinggi seharusnya mempergunakan hutang yang
lebih sedikit untuk menghindari
kemungkinan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan. Risiko bisnis akan mempersulit perusahaan dalam melaksanakan pendanaan eksternal sehingga secara teori akan berpengaruh negatif terhadap leverage perusahaan.
Didalam menentukan struktur modal, ada faktor-faktor yang harus diperhatikan karena akan mempengaruhi struktur modal tersebut. Menurut Weston dan Brigham (2001) struktur aset, leverage operasi, tingkat pertumbuhan perusahaan, serta profitabilitas sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Jahera dan Lloyd (1996) menambahkan faktor struktur kepemilikan saham perusahaan sebagai faktor yang mempengaruhi struktur modal.
Oleh karena itu penelitian ini akan melihat pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis terhadap struktur modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Ukuran perusahaan, struktur aset,
pertumbuhan perusahaan,
profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis berpengaruh signifikan secara simultan terhadap struktur modal perusahaan.
H2 : Ukuran perusahaan, struktur aset,
pertumbuhan perusahaan,
profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis berpengaruh signifikan secara parsial terhadap struktur modal perusahaan.
METODE PENELITIAN
Variabel yang digunakan untuk
menganalisis faktor-faktor yang
memperngaruhi struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI adalah struktur modal itu sendiri sebagai variabel
dependen, dan sebagai variabel
independennya terdiri dari ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan, dan risiko bisnis.
Struktur modal adalah
perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Struktur aset merupakan perbandingan antara aktiva tetap dan total aset yang dimiliki perusahaan. Pertumbuhan perusahaan adalah selisih dari total aset periode berjalan dengan total aset di periode sebelumnya, dibagi dengan total aset periode sebelumnya. Profitabilitas dalam hal ini menggunakan ROA sebagai indikator pengukuran, yaitu merupakan perbandingan antara laba sebelum beban bunga dan pajak (EBIT) dengan total aset.
Selanjutnya untuk leverage operasi diperoleh dari selisih EBIT periode berjalan dengan periode sebelumnya dibagi dengan EBIT periode berjalan, kemudian dibagi lagi dengan selisih penjualan periode berjalan dengan periode sebelumnya dibagi dengan penjualan periode berjalan. Struktur kepemilikan adalah struktur kepemilikan saham, yang diukur melalui perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor. Risiko bisnis merupakan gambaran ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya. Skala yang
dipergunakan diperoleh dari standar deviasi EBIT dibagi dengan total aset.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal, menggunakan data yang diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia. Dengan populasi seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama empat tahun berturut-turut (2007, 2008, 2009, dan 2010), yang berjumlah 139 perusahaan. Diperoleh sampel sebanyak 29 perusahaan berdasarkan kriteria memiliki nilai ekuitas posittif selama periode penelitian (2007-2009) dan memperoleh laba selama periode penelitian (2007-2009). Teknik analisis yang dipergunakan adalah model regresi berganda atau Multiple Regression (Ghozali, 2005). Hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X) dijelaskan dalam model regresi berganda (multiple regression model) sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 +e Keterangan : Y = Struktur Modal a = Konstanta b1-b7 = Koefisien Regresi X1 = Ukuran Perusahaan X2 = Struktur Aset X3 = Pertumbuhan Perusahaan X4 = Profitabilitas X5 = Leverage Operasi X6 = Struktur Kepemilikan X7 = Risiko Bisnis e = Error Term
Untuk keabsahan hasil analisis regresi linier berganda ini nantinya, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, harus terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan mempergunakan uji parsial dan uji
simultan. Uji simultan (F–test)
dipergunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Sedangkan Uji parsial (t-test) dipergunakan untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005).
HASIL PENELITIAN dan
PEMBAHASAN
Hasil pengujian asumsi klasik
memperlihatkan bahwa data telah
berdistribusi secara normal, tidak terdapat
gejala multikolinieritas dan
heteroskedastisitas, serta tidak ada korelasi antar variabel pengganggu dari satu periode dengan periode lainnya. Dengan demikian data-data yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi klasik, dan dapat diteruskan untuk melakukan pengujian hipotesis.
Uji-F dipergunakan untuk pengambilan kesimpulan pada uji secara simultan. Apabila F hitung > F tabel, maka ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis berpengaruh signifikan secara simultan terhadap struktur modal perusahaan, dimana tingkat signifikansi yaitu apabila nilai probabilitas α < 0,05.
Nilai F hitung sebesar 4,699 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 dan nilai F tabel sebesar 2,096, maka F hitung 4,699 > F tabel 2,096 dengan nilai sigma 0,000 < 0,05. Maka ukuran perusahaan, struktur
aset, pertumbuhan perusahaan,
profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis berpengaruh signifikan secara simultan terhadap struktur modal perusahaan.
Uji-t dipergunakan untuk pengambilan kesimpulan pada uji secara parsial. Apabila t hitung > t tabel, maka ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis berpengaruh signifikan secara parsial terhadap struktur
modal perusahaan, dimana tingkat
signifikansi yaitu apabila nilai probabilitas < α 0,05.
Dengan melihat data maka model yang dibangun dalam penelitian ini adalah : Y = -10,405 + 2,877 X1 + 0,447 X2
+2,171 X3 + 0,088 X4 - 0,073 X5 - 0,068 X6 + 0,096 X7
Keterangan : Y = Struktur Modal a = Konstanta X1 = Ukuran Perusahaan X2 = Struktur Aset X3 = Pertumbuhan Perusahaan X4 = Profitabilitas X5 = Leverage Operasi X6 = Struktur Kepemilikan X7 = Risiko Bisnis
Nilai variabel konstanta sebesar -10,405. Jika semua variabel bebas memiliki nilai nol, maka nilai variabel terikat (Struktur Modal) sebesar -10,405. Variabel Ukuran Perusahaan (X1) memiliki nilai koefisien sebesar 2,877. Setiap kenaikan nilai ukuran perusahaan satu satuan, maka nilai variabel struktur modal akan meningkat sebesar 2,877 dengan asumsi nilai variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Nilai t hitung dari X1 sebesar 2,229. Dengan t tabel sebesar 1,982, maka t hitung > t tabel. Tingkat signifikansi X1 sebesar 0,028 < 0,05, maka dapat dikatakan variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal Perusahaan.
Variabel Struktur Aset (X2) memiliki nilai koefisien sebesar 0.447. Setiap kenaikan nilai struktur aset satu satuan, maka nilai variabel struktur modal akan meningkat sebesar 0,447 dengan asumsi nilai variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Nilai t hitung dari X2 sebesar 3,614. Dengan t tabel sebesar 1,982, maka t hitung > t tabel. Tingkat signifikansi X2 sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat
dikatakan variabel Struktur Aset
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal Perusahaan.
Variabel Pertumbuhan Perusahaan (X3) memiliki nilai koefisien sebesar 2.171. Setiap kenaikan nilai pertumbuhan perusahaan satu satuan, maka nilai variabel struktur modal akan meningkat sebesar 2,171 dengan asumsi nilai variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Nilai t hitung dari X3 sebesar 1,387. Dengan t tabel sebesar 1,982, maka t hitung < t tabel. Tingkat signifikansi X3 sebesar 0,168 > 0,05, maka dapat dikatakan variabel Pertumbuhan Perusahaan tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal Perusahaan.
Variabel Profitabilitas (X4) memiliki nilai koefisien sebesar 0.088. Setiap kenaikan nilai profitabilitas satu satuan, maka nilai variabel struktur modal akan meningkat sebesar 0,088 dengan asumsi nilai variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Nilai t hitung dari X4 sebesar 0,736. Dengan t tabel sebesar 1,982, maka t hitung < t tabel. Tingkat signifikansi X3 sebesar 0,463 > 0,05, maka dapat dikatakan variabel Profitabilitas tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal Perusahaan.
Variabel Leverage Operasi (X5) memiliki nilai koefisien sebesar -0,073. Setiap kenaikan nilai leverage operasi satu satuan, maka nilai variabel struktur modal akan menurun sebesar -0,073 dengan asumsi nilai variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Nilai t hitung dari X5 sebesar -0,475. Dengan t tabel sebesar 1,982, maka t hitung < t tabel. Tingkat signifikansi X5 sebesar 0,636 > 0,05, maka dapat dikatakan variabel Leverage Operasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal Perusahaan.
Variabel Struktur Kepemilikan (X6) memiliki nilai koefisien sebesar -0,068. Setiap kenaikan nilai struktur kepemilikan satu satuan, maka nilai variabel struktur modal akan menurun sebesar -0,068 dengan asumsi nilai variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Nilai t hitung dari X6 sebesar -0,754. Dengan t tabel sebesar 1,982, maka t hitung < t tabel. Tingkat signifikansi X6 sebesar 0,453 > 0,05, maka dapat dikatakan variabel Struktur Kepemilikan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal Perusahaan.
Variabel Risiko Bisnis (X7) memiliki nilai koefisien sebesar 0,096. Setiap kenaikan nilai risiko bisnis satu satuan, maka nilai variabel struktur modal akan naik sebesar 0,096 dengan asumsi nilai variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Nilai t hitung dari X7 sebesar 1,359. Dengan t tabel sebesar 1,982, maka t hitung < t tabel. Tingkat signifikansi X7
sebesar 0,177 > 0,05, maka dapat dikatakan variabel Risiko Bisnis tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal Perusahaan.
Pembahasan
Secara simultan, variabel ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Saidi (2004), Prabansari dan Kusuma (2005) serta Harjanti dan Tandelilin (2007). Hal ini membuktikan bahwa secara bersama-sama, seluruh faktor yang dipergunakan dalam penelitian ini mempengaruhi struktur modal perusahaan. Didalam menyusun struktur modal yang baik, manajemen harus memperhatikan faktor-faktor tersebut dan meneliti apa saja pengaruhnya terhadap
struktur modal perusahaan yang
bersangkutan. Semakin banyak faktor yang dipertimbangkan dalam menyusun struktur modal perusahaan, akan semakin baik pula struktur modal yang akan diterapkan oleh perusahaan tersebut (Weston dan Brigham, 2001). Perusahaan dengan struktur modal yang baik akan berpengaruh positif, baik terhadap operasional perusahaan secara keseluruhan maupun pandangan pihak luar seperti investor dan kreditur.
Secara parsial, variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Saidi (2004), Prabansari dan Kusuma (2005) serta Harjanti dan Tandelilin (2007). Variabel struktur aset memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007). Variabel pertumbuhan perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007), namun bertentangan dengan hasil penelitian Saidi (2004) serta Prabansari dan Kusuma (2005). Variabel profitabilitas tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap struktur modal
perusahaan. Hasil penelitian ini
bertentangan dengan hasil penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007) yang menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, sedangkan Saidi (2004) serta Prabansari
dan Kusuma (2005) menyatakan
profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Variabel leverage operasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hasil penelitian ini bertentangan dengan pendapat Warsono
(2003) yang menyatakan dengan
mempergunakan leverage operasi,
perusahaan mengharapkan EBIT yang lebih
besar dengan perubahan volume
penjualannya yang akan berpengaruh terhadap proporsi stuktur modal perusahaan
bersangkutan. Variabel struktur
kepemilikan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal
perusahaan. Hasil penelitian ini
bertentangan dengan hasil penelitian Saidi (2004) serta Prabansari dan Kusuma (2005) yang menyatakan struktur kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Variabel risiko bisnis tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Saidi (2004) serta Harjanti
dan Tandelilin (2007). Hal ini
membuktikan bahwa struktur modal perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang pengaruhnya besar maupun yang pengaruhnya kecil. Manajemen perusahaan yang baik harus mempertimbangkan berbagai macam faktor, tergantung pada kepentingan perusahaan dan investor, dalam menyusun struktur modal yang proporsional bagi perusahaannya.
SIMPULAN dan SARAN SIMPULAN
1. Secara simultan, variabel ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko
signifikan terhadap struktur modal perusahaan.
2. Secara parsial, variabel ukuran perusahaan dan struktur asset memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan.
SARAN
Faktor – faktor yang memiliki pengaruh yang besar, dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan dan struktur aset
perusahaan, sebaiknya mendapatkan
perhatian yang besar dari manajemen perusahaan, bagaimana proporsi terbaik dari faktor – faktor tersebut di dalam struktur modal perusahaannya. Faktor – faktor yang memiliki pengaruh yang lebih kecil, tetap harus mendapat perhatian dari manajemen perusahaan, agar nantinya tidak ada faktor yang terlewatkan yang dapat menyebabkan kurang baik / kurang kuatnya
struktur modal perusahaan yang
bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Bhaduri, Saumitra N. (2002). Determinants of Corporate Borrowing: Some Evidence from the Indian Corporate Structure. Journal of Economics and Finance, 26, 2, p. 200-215.
Brealey, R.A., dan Myers, S.C. (2003). Principle of Corporate Finance, Seventh Edition, New York : McGraw-Hill.
Brigham, Eugene F, dan Houston, Joel F. (2001). Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan. Jakarta : Erlangga. Chen, Linda H dan Jiang, George J. (2001).
The Financing Behaviour of Dutch Firms. Journal of Finance September 2001, p. 7-8.
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Keempat. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harjanti, Theresia Tri, dan Tandelilin, Eduardus. (2007). Pengaruh Firm Size, Tangible Asset, Growth Opportunity, Profitability dan Business Risk Pada Struktur Modal Perusahaan Manufaktur : Studi Kasus
di BEJ. Jurnal Bisnis dan
Ekonomi,Vol. 1, No.1, Maret : 1 - 10. Hanafi, M Mamduh. (2004). Manajemen Keuangan, Edisi 2004/2005. Yogyakarta : BPFE.
Jahera, John S. and Lloyd,William P. (1996). An Empirical Assessment of Factors Affecting Corporate Debt Levels. Managerial Finance, 22, 2, p. 29-38.
Khrisnan, V. Sivarama dan Moyer, R. Charles. (1996). Determinants of Capital Structure : An Empirical Analysis of Firms in Industrialized Countries. Managerial Finance, Vol 22, Patrington, p. 39-55.
Mayangsari, Sekar. (2001). Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Pendanaan Perusahaan : Pengujian Pecking Order Hypothesis. Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Vol. 1, No.3, Desember, hal. 1-26.
Miller, M. H dan Modigliani, F. (1961). Dividend Policy, Growth, and Valuation of Share. Journal of business 34 : 235-264.
Munawir. (2001). Analisa Laporan
Keuangan. Yogyakarta : Liberty. Prabansari, Yuke dan Kusuma, Hadri.
(2005). Faktor - Faktor yang
Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Sinergi Edisi Khusus On Finance 2005 : 1 – 15.
Riyanto, Bambang. (1995). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi IV. Yogyakarta : BPFE.
Saidi. (2004). Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Pubic di BEJ Tahun 1997-2002. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 11 (1) : 44 – 58.
Situmorang, M. Paulus. (2008). Pengantar Pasar Modal. Jakarta : Mitra Wacana Media.
Warsono. (2003). Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Ketiga. Malang : Bayumedia Publishing.
Weston, J. Fred dan Brigham, Eugene F.
(2001). Manajemen Keuangan.
Jakarta : Erlangga.
Wild, John J., K.R.Subramayam dan Robert
F.Halsey. (2005). Financial
Statement Analysis : Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedelapan, Alih Bahasa Yanivi S.Bachtiar, dan S.Nurwahyu Harahap. Jakarta : Salemba Empat.