BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan merupakan bagian terpenting dalam penyelenggaraan pembangunan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Dengan perencanaan yang baik dan sinergis, pembangunan baik fisik maupun non fisik dapat berjalan dengan tepat, terarah, dan sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Salah satu kunci bagi terlaksananya pembangunan untuk menjawab kebutuhan masyarakat luas diperlukan suatu investasi.
Undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan adanya dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang, menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. Dokumen rencana tersebut berupa Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) untuk periode 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) untuk periode 5 tahun serta Rencana Kerja Pemerintah (RKP) untuk periode satu tahun.
Perencanaan pembangunan nasional saat ini disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. Sistem perencanaan pembangunan nasional bertujuan untuk :
1) Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;
2) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, ruang, waktu, fungsi pemerintah maupun pusat daerah;
3) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antar perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;
4) Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan
5) Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
perencanaan infrastruktur ini disebut Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya. Melalui RPIJM ini diharapkan daerah dapat menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhannya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan lingkungan yang layak huni (livable).
Rencana Program Investasi Bidang Cipta Karya yang akan disusun daerah harus mempertimbangkan kemampuan keuangan/pendanaan dan kelembagaan dalam memenuhi kebutuhan pembangunannya. Di samping itu, RPIJM perlu memperhatikan aspek kelayakan program masing-masing sektor dan kelayakan spasial sesuai dengan Rencana Tata Ruang yang ada serta kelayakan sosial dan lingkungannya.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka diperlukan kegiatan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kota Depok yang diharapkan dapat mengakomodasi dan merumuskan kebutuhan pembangunan Kota Depok secara spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi individual Kota Depok. Pembangunan bidang Cipta Karya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Memerlukan mobilisasi sumber pembiayaan yang besar; 2) Memerlukan persiapan dan perencanaan teknis yang matang; 3) Memerlukan pemantapan program dan penganggarannya; dan
4) Memerlukan manajemen pelaksanaan yang menjamin tercapainya tujuan dan sasaran manfaat secara efisien serta pemanfaatan sumber daya.
Investasi merupakan kunci bagi terlaksananya pembangunan yang menjawab kebutuhan masyarakat. Investasi hanya terjadi jika program investasi tersebut jelas, baik sasaran, waktunya, sumber daya, maupun kerangka waktunya serta jelas untuk siapa manfaatnya dan sebagainya. Dengan latar belakang perjalanan yang dimiliki, sumber daya keterampilan, dan keahlian yang sudah sempat dibangun bersama beberapa dasawarsa sebelumnya termasuk di daerah-daerah. Dinas Tata Ruang dan Permukiman menawarkan untuk dapat berperan sebagai fasilitator ”mitra” atau ”partner” dalam mengembangkan penyiapan program investasi jangka menengah dalam pembangunan permukiman, prasarana, dan sarana bidang Cipta Karya.
menengah merupakan suatu pendekatan dan cara yang dapat digunakan untuk keseluruhan sektor pembangunan permukiman, prasarana dan sarana bidang Cipta Karya.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah di bidang prasarana dan sarana dasar menjadi penting untuk dilakukan karena dilatar belakangi pembangunan prasarana dan sarana dasar yang saat ini dilaksanakan belum terintegrasi antar satu sektor dengan sektor lainnya. Saat ini penyediaan prasarana dan sarana dasar lebih ditekankan pada pemenuhan kebutuhan dasar (basic needs) dan bukan pada pengembangan ekonomi (development needs). Dengan disusunnya RPIJM, diharapkan akan menjamin sinergi dan tidak terjadi tumpang tindih program antara program-program pusat dan daerah dalam bidang pengembangan prasarana dan sarana dasar.
Dengan demikian disusunlah perencanaan program investasi jangka menengah Bidang Cipta Karya Kota Depok periode tahun 2015-2019 yang mengacu pada peraturan No. 13/RPT/M/2015 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2015-2019 serta Renstra Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2015-2019. Arahan pembangunan infrastruktur permukiman secara nasional tersebut disesuaikan dan diselaraskan dengan arahan kebijakan pembangunan daerah Kota Depok yang dituangkan dalam Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Depok periode tahun 2016-2021.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud disusunnya dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya adalah Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Depok tahun 2015-2019 dimaksudkan sebagai pedoman pelaksanaan program investasi infrastruktur yang didasarkan RPJMD Kota Depok untuk mewujudkan kemandirian kabupaten/kota dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di perkotaan maupun perdesaan. Adapun tujuan disusunnya RPIJM Bidang Cipta Karya yaitu :
1. Sebagai dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan penganggaran pembangunan infrastruktur jangka menengah Kota Depok tahun 2015-2019;
2. Untuk menggerakkan semua sumber daya yang ada guna untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan lingkungan yang layak huni; dan
1.3 Kedudukan RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dalam periode lima tahun, yang dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah maupun oleh masyarakat/swasta yang mengacu pada rencana tata ruang, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat yang berkualitas dan mewujudkan pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang berkelanjutan.
Dokumen ini disusun pada tingkat kabupaten/kota dan bersifat multi sektoral, multi stakeholder, dan multi pendanaan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan multi sektoral adalah
RPI2-JM meliputi sektor-sektor di lingkungan Ditjen Cipta Karya yaitu pengembangan air minum, peningkatan penyehatan lingkungan permukiman, pengembangan permukiman, dan penataan bangunan dan lingkungan. Adapun maksud dari multi stakeholder adalah para pemangku kepentingan yang terkait turut dilibatkan dalam proses penyusunan dan implementasi RPI2-JM sesuai kewenangan dan peranannya masing-masing. Stakeholder yang terkait dalam RPI2-JM meliputi pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, masyarakat, dan dunia usaha. Selain itu maksud dari multi pendanaan adalah sumber pembiayaan infrastruktur permukiman dalam RPI2-JM tidak hanya berasal dari pemerintah pusat akan tetapi berasal dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota serta dunia usaha dan masyarakat.
RPIJM disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan difasilitasi oleh Ditjen Cipta Karya dan Pemerintah Provinsi. Sebagai dokumen teknis, RPIJM sudah harus menampung aspirasi pemangku kepentingan lokal dan aspirasi masyarakat. Dalam penyusunannya, RPIJM harus ditekankan pada proses partisipasi melalui dialog dengan seluruh pemangku kepentingan sehingga dapat diterima oleh semua pihak sebagai acuan pembangunan infrastruktur bersama. Dengan demikian pembangunan infrastruktur permukiman bisa ditangani atau dibiayai secara bersama-sama oleh para pemangku kepentingan. RPIJM tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi RPJMD ataupun Renstra SKPD, namun RPIJM merupakan dokumen teknis operasional pembangunan bidang Cipta Karya yang berisikan rencana investasi infrastruktur sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah.
Gambar 1.1 Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
1.4 Muatan RPIJM
Secara substansi muatan RPIJM Bidang Cipta Karya terdiri 8 (delapan) bab yaitu : Bab I Pendahuluan
Bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, kedudukan RPIJM, dan muatan RPIJM.
Bab II Profil Kabupaten/Kota
Bab ini berisikan penjelasan mengenai wilayah administrasi, potensi wilayah kabupaten/kota, demografi dan urbanisasi, dan isu strategis sosial ekonomi dan lingkungan berdasarkan RPJMD dan RTRW kabupaten/kota.
Bab III Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Bab ini berisi arahan kebijakan pembangunan bidang Cipta Karya dan arahan penataan ruang, dan rencana strategis infrastuktur bidang Cipta Karya.
Bab IV Analisis Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Bab ini membahas tentang mengenai analisis sosial, analisis ekonomi, dan analisis lingkungan antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan analisis kemiskinan.
Bab V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Bab ini membahas mengenai potensi pendanaan APBD, potensi pendanaan APBN, alternatif sumber pendanaan, dan strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya.
Bab VI Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten/Kota
Bab VII Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya
Bab ini membahas mengenai rencana program investasi infrastruktur bidang Cipta Karya untuk masing-masing sektor yaitu sektor pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan SPAM, dan pengembangan PLP. Pada setiap sektor dijelaskan kondisi eksisting, analisis kebutuhan serta usulan kebutuhan program dan pendanaan masing-masing sektor.
Bab VIII Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya