RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 1
BAB III
ARAHAN STRATEGIS NASIONAL
BIDANG CIPTA KARYA
3.1 Arahan RTRW Nasioanal
3.1.1 Rencana tata ruang wilayah nasional (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui
Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah
nasional,
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan
perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor,
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,
f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan
g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke
dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
i. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan
internasional,
ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat
kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 2 iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
i. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,
ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat
kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau
beberapa kabupaten, dan/atau
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
i. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas
batas dengan negara tetangga,
ii. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional
yang menghubungkan dengan negara tetangga,
iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang
menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau
iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang
dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya. dan/atau
d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan
kepentingan:
i. Pertahanan dan keamanan,
a. diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 3 b. diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah
pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang
amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan
industri sistem pertahanan, atau
c. merupakan wilayah kedaulatan Negara termasuk pulau-pulau
kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga
dan/atau laut lepas.
ii. Pertumbuhan ekonomi
a. memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
b. memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan
pertumbuhan ekonomi nasional,
c. memiliki potensi ekspor,
d. didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi,
e. memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
f. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan
nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,
g. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi
dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau
h. ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhankawasan tertinggal.
iii. Sosial dan budaya
a. merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat
atau budaya nasional,
b. merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya
serta jati diri bangsa,
c. merupakan aset nasional atau internasional yang harus
dilindungi dan dilestarikan,
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 4 e. memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya,
atau
f. memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala
nasional.
iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
a. diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya
alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga
atom dan nuklir
b. memiliki sumber daya alam strategis nasional
c. berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan
antariksa
d. berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir,
atau berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi
strategis.
v. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
a. merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
b. merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang
ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna
yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus
dilindungi dan/atau dilestarikan,
c. memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang
setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara,
d. memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro
e. menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup
rawan bencana alam nasional
f. sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 5 Tabel 3.1
Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang
RTRWN
NO PROVINSI PKN PKW
(1) (2) (3) (4)
1 Nanggroe Aceh
Darussalam Lhokseumawe
Sabang, Banda
Aceh, Takengon,
Meulaboh
2 Sumatera Utara
Kawasan Perkotaan
Medan-Binjai-Deli
Serdang-Karo
(Mebidangro)
Tebingtinggi,
Sidikalang,
pematang Siantar,
Balige, Rantau
Prapat, Kisaran,
Gunung Balige,
Padang
Sidempuan,
Sibolga
3 Sumatera Barat Padang
Pariaman,
Sawahlunto,
Muarasiberut,
Bukittinggi, Solok
4 Riau Pekanbaru, Dumai
Bangkinang, Teluk
Kuantan,
Bengkalis, Bagan
Siapiapi,
Tembilahan,
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 6 Kerinci, Pasir
Pangarayan, Siak
Sri Indrapura
5 Kepulauan Riau Batam
Tanjung Pinang,
Terempa, Daik
Lingga, Dabo –
Pulau Singkep,
Tanjung Balai
Karimun
6 Jambi Jambi
Kuala Tungkal,
Sarolangun,
Muarabungo,
Muara Bulian
7 Sumatera Selatan Palembang
Muara Enim,
Kayuagung,
Baturaja,
Prabumulih, Lubuk
Linggau, Sekayu,
Lahat
8 Bengkulu Bengkulu, Manna,
Muko-Muko, Curup
9 Bangka Belitung
Pangkal Pinang,
Muntok, Tanjung
Pandan, Manggar
10 Lampung Bandar Lampung
Metro, Kalianda,
Liwa, Menggala,
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 7 Agung
11
DKI Jakarta –
Jawa Barat -
Banten
Kawasan Perkotaan
Jabodetabek
12 Banten Serang, Cilegon Pandeglang,
Rangkas Bitung
13 Jawa Barat
Kawasan Perkotaan
Bandung Raya,
Cirebon
Sukabumi,
Cikampek –
Cikopo,
Pelabuhanratu,
Indramayu,
Kadipaten,
Tasikmalaya,
Pangandaran
14 Jawa Tengah
Surakarta, Kawasan
Perkotaan
Semarang-
Kendal-Demak-
Ungaran-Purwodadi
(Kedungsepur),
Cilacap
Boyolali, Klaten,
Salatiga, Tegal,
Pekalongan,
Kudus, Cepu,
Magelang,
Wonosobo,
Kebumen,
Purwokerto
15 Daerah Istimewa
Yogyakarta Yogyakarta Bantul, Sleman
16 Jawa Timur
Kawasan Perkotaan
(Gerbangkertosusila),
Malang
Probolinggo,
Tuban, Kediri,
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 8 Banyuwangi,
Jember, Blitar,
Pamekasan,
Bojonegoro,
Pacitan
17 Bali
Kawasan Perkotaan
Denpasar-Bangli-
Gianyar-Tabanan
(Sarbagita)
Singaraja,
Semarapura,
Negara
18 Nusa Tenggara
Barat Mataram
Praya, Raya,
Sumbawa Besar
19 Nusa Tenggara
Timur Kupang
Soe, Kefamenanu,
Ende, Maumere,
Waingapu, Ruteng,
Labuan Bajo
20 Kalimantan Barat Pontianak
Mempawah,
Singkawang,
Sambas, Ketapang,
Putussibau,
Entikong, Sanggau,
Sintang
21 Kalimantan
Tengah Palangkaraya
Kuala Kapuas,
Pangkalan Bun,
Buntok,
Muarateweh,
Sampit
22 Kalimantan Banjarmasin Amuntai,
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 9
Selatan Marabahan,
Kotabaru
23 Kalimantan Timur
Kawasan Perkotaan
Balikpapan-
Tenggarong-
Samarinda-Bontang,
Tarakan
Tanjung Redeb,
Sangata, Nunukan,
Tanjung Selor,
Malinau,
Tanlumbis, Tanah
Grogot, Sendawar
24 Gorontalo Gorontalo Isimu, Kuandang,
Tilamuta
25 Sulawesi Utara Kawasan Perkotaan
Manado-Bitung
Tomohon,
Tondano,
Kotamobagu
26 Sulawesi Tengah Palu
Poso, Luwuk, Buol,
Kolonedale, Tolitoli,
Donggala
27 Sulawesi Selatan
Kawasan Perkotaan
Makassar-
Sungguminasa-
Takalar-Maros
(Maminasata)
Pangkajene,
Jeneponto, Palopo,
Watampone,
Bulukumba, Barru,
Parepare
28 Sulawesi Barat Mamuju, Majene,
Pasangkayu
29 Sulawesi
Tenggara Kendari
Unaaha, Lasolo,
Bau-Bau, Raha,
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 10
30 Maluku Ambon
Masohi, Werinama,
Kairatu, Tual,
Namlea, Wahai,
Bula,
31 Maluku Utara Ternate Tidore, Tobelo,
Labuha, Sanana
32 Papua Barat Sorong
Fak-Fak,
Manokwari,
Ayamaru
33 Papua Jayapura, Timika
Biak, Nabire,
Muting, Bade,
Merauke, Sarmi,
Arso, Wamena
Tabel 3.2
Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
NO
PUSAT
KEGIATAN
STRATEGIS
NASIONAL
STATUS PROVINSI
(1) (2) (3) (4)
1 Kota Sabang
I / A / 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap I)
Nanggroe Aceh
Darussalam
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 11 Pengembangan
/ Peningkatan
Fungsi (Tahap I)
3 Kota Batam
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan
Fungsi (Tahap I)
Kep. Riau
4 Ranai (Ibukota
Kab. Natuna)
I / A / 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap I)
Kep. Riau
5 Atambua (Ibukota
Kab. Belu)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan
Fungsi (Tahap I)
Nusa Tenggara
Timur
6 Kalabahi (Ibukota
Kab. Alor)
II / A/ 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap II)
Nusa Tenggara
Timur
7
Kefamenanu
(Ibukota Kab.
Timor Tengah
Utara)
I / A / 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap I)
Nusa Tenggara
Timur
Kalimantan Barat
9
Jagoi Babang
(Kab.
Bengkayang)
I / A / 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap I)
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 12
10 Nangabadau (Kab.
Kapuas Hulu)
I / A / 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap I)
Kalimantan Barat
11 Entikong ( Kab.
Sanggau)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan
Fungsi (Tahap I)
Kalimantan Barat
12 Jasa (Kab.
Sintang)
II / A/ 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap II)
Kalimantan Barat
13 Nunukan (Ibukota
Kab. Nunukan)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan
Fungsi
Kalimantan Timur
14 Simanggaris (Kab.
Nunukan)
I / A / 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap I)
Kalimantan Timur
15 Long Midang (Kab.
Nunukan)
I / A / 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap I)
Kalimantan Timur
16 Long Pahangai
(kab. Kutai Barat)
II / A/ 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap II)
Kalimantan Timur
17 Long Nawan (Kab.
Malinau)
II / A/ 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap II)
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 13 18
Melonguane
(ibukota Kab.
Talaud)
I / A / 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap I)
Sulawesi Utara
19
Tahuna (ibukota
Kab. Kep.
Sangihe)
I / A / 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap I)
Sulawesi Utara
20
Saumlaki (Kab.
Maluku Tenggara
Barat)
Barat Daya)
II / A/ 2 :
Pulau Morotai)
I / A / 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap I)
Maluku Utara
22 Kota Jayapura
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan
Fungsi (Tahap I)
Papua
23
Kota Tanah Merah
(Ibukota Kab.
Tanah Merah)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan
Fungsi (Tahap I)
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 14 24
Kota Merauke
(Ibukota Kab.
Merauke)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan
Fungsi (Tahap I)
Papua
Tabel 3.3
Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP
Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
NO
PROVINSI STATUS HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kawasan Industri
Lhokseumawe Ekonomi
Kota
Pelabuhan Bebas
Sabang
Ekonomi Kota Sabang
Nanggroe
Ekonomi Terpadu
Banda Aceh
Darussalam
Ekonomi Kota Banda
Aceh
Nanggroe
Aceh
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 15
4 Kawasan
Ekosistem Leuser
Lingkungan
Hidup
13 Kabupaten
(Aceh Barat,
Nagan Raya,
Aceh Barat
Daya, Aceh
Selatan, Aceh
Singkil,
Subulussalam,
Aceh Tenggara,
Gayo Lues,
Aceh Tengah,
Bener Meriah,
Aceh Utara,
Aceh Timur,
dan Aceh
Perbatasan Laut
RI termasuk 2
pulau kecil terluar
(Pulau Rondo dan
Berhala) dengan
negara India /
Thailand /
Malaysia
Pertahanan dan
Keamanan Kota Sabang
Nanggroe
Perkotaan Medan – Binjai – Deli Serdang – Karo
(Mebidangro)
Ekonomi
Kota Medan,
Binjai, Deli
Serdang, Karo
Sumatera
Utara
Perpres
No. 62 Tahun
2011 tentang
Rencana
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 16 Kawasan
Perkotaan
Medan,
Binjai, Deli
Serdang, dan
Karo
7
Kawasan Danau
Toba dan
Sekitarnya
Lingkungan
Hidup
Kab. Samosir,
Kab. Tapanuli
Utara, Kab.
Kab. Pakpak
Barat
Sumatera
Utara
8
Kawasan Stasiun
Pengamat
Kab. Agam Sumatera
Barat
9
Kawasan Hutan
Lindung Bukit
Batabuh
Lingkungan
Hidup
Kab. Kuantan
Singingi dan
Kab. Indragiri
Hulu
Riau
10 Kawasan Hutan
Lindung Mahato
Lingkungan
Hidup
Kab. Rokan
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 17 11
Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 20
pulau kecil terluar
(Pulau Sentut,
Tokong Malang
Biru, Damar,
Mangkai, Tokong
Nanas, Tokong
Belayar, Tokong
Boro, Semiun,
Sebetul,
Sekatung, Senua,
Subi Kecil,
Kepala, Batu
Mandi, Iyu Kecil,
Karimun Kecil,
Nipa, Pelampong,
Batu Berhanti,
dan
Nongsa) dengan
negara Malaysia /
Vietnam /
Kab. Bintan,
Kab. Natuna,
Kab. Kep.
Anambas, Kab.
Karimun, Kota
Batam
Kepulauan
Riau
12
Kawasan Batam,
Bintan, dan
Karimun
Ekonomi
Kab. Bintan,
Kab. Natuna,
Kab. Karimun,
Kota Batam
Kepulauan
Riau
Perpres
No. 87 Tahun
2011 tentang
Rencana
Tata Ruang
Kawasan
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 18 Bintan, dan
Karimun
13
Kawasan
Lingkungan Hidup
Taman Nasional
Kerinci Seblat
Lingkungan
Hidup
Kab. Kerinci,
Kota Padang,
Kab. Lubuk
Linggau, Kab.
Rejang Lebong
Jambi,
Nasional Berbak
Lingkungan
Hidup
Kab. Muaro
Jambi Jambi
15
Kawasan Taman
Nasional Bukit
Tigapuluh
Lingkungan
Hidup
Kab. Indragiri
Hulu, Kab.
Indragiri Hilir,
Kab. Tanjung
Jabung Barat,
Kab. Tebo
Jambi dan
Riau
16
Kawasan Taman
Nasional Bukit
Duabelas
Sunda Ekonomi
Kota Serang,
Kota Bandar
Lampung
Lampung
dan Banten
Perpres
Infrastruktur
Selat Sunda
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 19
2011 tentang
Pengembang
an Kawasan
Strategis dan
18
Kawasan Instalasi
Lingkungan dan
Cuaca
Kota Jakarta
Pusat DKI Jakarta
19
Kawasan Fasilitas
Pengolahan Data
dan Satelit
Penggunaan
Punjur termasuk
Kepulauan Seribu
Ekonomi
Kota Jakarta
(Utara, Selatan,
Barat, Timur,
Pusat), Kota
Bogor, Kab.
Bogor, Kota
Depok, Kota
Tangerang,
Kab.
Tangerang,
Kota
Tangerang
Selatan, Kota
Bekasi, Kab.
Bekasi, Kab.
Cianjur
DKI Jakarta,
Banten, dan
Jawa Barat
Perpres
No. 54 Tahun
2008 tentang
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 20
Ekonomi Kota Bandung,
Kab. Bandung Jawa Barat
22
Kawasan Fasilitas
Uji Terbang Roket
Pamengpeuk
Kawasan Stasiun
Pengamat
Kawasan Stasiun
Pengamat
Dirgantara
Tanjung Sari
Penggunaan
25 Kawasan Stasiun
Telecomand
Kawasan Stasiun
Bumi Penerima
Satelit Mikro
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 21 Tinggi
27
Kawasan
Pangandaran –
Kalipuncang –
Segara Anakan –
Nusakambangan
Kab. Ciamis,
Kab. Cilacap
Jawa Barat
dan Jawa
Tengah
28
Kawasan
Perkotaan Kendal
– Demak –
Ungaran –
Salatiga –
Ekonomi
Kab. Kendal,
Kab. Demak,
Kab.
Semarang,
Kota Salatiga,
Jawa
Tengah
Semarang -
Purwodadi
(Kedung Sepur)
Borobudur dan
Sekitarnya
Lingkungan
Hidup Kab. Magelang
Jawa
Kab. Klaten,
Kab. Sleman
Jawa
Tengah
31
Kawasan Taman
Nasional Gunung
Merapi
Lingkungan
Hidup
Kab. Sleman,
Kota
Yogyakarta,
Kab. Klaten,
Kab. Boyolali,
Kab.
Jawa
Tengah dan
Daerah
Istimewa
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 22 Magelang
32
Kawasan
Perkotaan Gresik – Bangkalan –
Mojokerto –
Surabaya –
Kab. Gresik,
Kab.
Bangkalan,
Kota Mojokerto,
Kota Surabaya,
Kab. Sidoarjo,
Kab.
Lamongan
Jawa Timur
33
Kawasan Stasiun
Pengamat
Kawasan Taman
Nasional Ujung
Kulon
Kota Denpasar,
Kab. Badung,
Kab. Gianyar,
Kab. Tabanan
Bali
Perpres
No. 45 Tahun
2011 tentang
Rencana
Tata Ruang
Kawasan
Perkotaan
Denpasar,
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 23 Gianyar, dan
Tabanan
36
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Bima
Nasional Komodo
Lingkungan
Hidup
Kab. Manggarai
Barat
Nusa
Tenggara
Barat
38 Kawasan Gunung
Rinjani
Lingkungan
Hidup
Kab. Lombok
Utara, Kab.
Lombok
Tengah, Kab.
Lombok Timur
Nusa
Ekonomi Terpadu
Mbay
Ekonomi Kab. Ngada
Nusa
Perbatasan Darat
RI dengan negara
Timor Leste
Pertahanan dan
Keamanan
Kab. Kupang,
Kab. Timor
Tengah Utara,
Kab. Belu
Perbatasan Laut
RI termasuk 5
pulau kecil terluar
Pertahanan dan
Keamanan
Kab. Kupang,
Kab. Timor
Tengah Utara,
Kab. Belu
Nusa
Tenggara
Timur
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 24 (Pulau Alor,
Batek, Dana,
Ndana, dan
Mangudu) dengan
negara Timor
Leste/Australia
42
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Khatulistiwa
Ekonomi Kab. Sanggau Kalimantan
Barat
43
Kawasan Stasiun
Pengamat
Kota Pontianak Kalimantan
Barat
44
Kawasan Taman
Nasional Betung
Kerihun
Lingkungan
Hidup
Kab. Kapuas
Hulu
Kalimantan
Barat
45
Kawasan
Perbatasan Darat
RI dan Jantung
Kalimantan (Heart
of Borneo)
Pertahanan dan
Keamanan
Kab. Sambas,
Kab. Kapuas
Hulu, Kab.
Ekonomi Terpadu
Daerah Aliran
Sungai Kahayan
Kapuas dan Barito
Ekonomi
Kota
Palangkaraya,
Kab. Pulang
Pisau, Kab.
Kapuas, Kab.
Barito Selatan
Kalimantan
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 25 47
Kawasan Taman
Nasional Tanjung
Putting
Ekonomi Terpadu
Batulicin
Ekonomi
Kab. Kotabaru,
Kab. Tanah
Ekonomi Terpadu
Samarinda,
Sanga-Sanga,
Muara Jawa, dan
Balikpapan
Perbatasan Laut
RI termasuk 18
pulau kecil terluar
(Pulau Sebatik,
Gosong Makasar,
Maratua, Sambit,
Lingian, Salando,
Dolangan,
Bangkit,
Mantewaru,
Makalehi,
Kawalusu, Kawio,
Marore, Batu
Pertahanan dan
Keamanan
Kab. Nunukan,
Kab. Berau,
Kab. Tolitoli,
Kab. Boolang
Mongondow
Utara, Kab.
Kep. Sitaro,
Kab. Kep.
Sangihe, Kab.
Sangihe
Talaud, Kab.
Kep. Talaud
Kalimantan
Timur,
Sulawesi
Tengah dan
Sulawesi
Utara)
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 26 Bawaikang,
Miangas,
Marampit, Intata,
dan Kakarutan)
dengan negara
Malaysia dan
Philipina
51
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Manado – Bitung
Ekonomi Kota Manado,
Kota Bitung
Sulawesi
Utara
52
Kawasan
Konservasi dan
Wisata Daerah
Aliran Sungai
Tondano
Utara, Kota
Tomohon, Kota
Manado
Ekonomi Terpadu
Batui
Ekonomi Kab. Banggai Sulawesi
Tengah
54 Kawasan Poso
dan Sekitarnya Sosial Budaya Kab. Poso
Sulawesi
Tengah
55
Kawasan Kritis
Lingkungan
Balingara
Lingkungan
Hidup
Kab. Tojo
Una-Una
Sulawesi
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 27 56
Kawasan Kritis
Lingkungan Buol
-Lambunu
Parigi Moutong
, Kabupaten
Toli-Toli
– Sungguminasa
–
Ekonomi
Kota Makassar,
Kab. Maros,
2011 tentang
Rencana
Takalar
(Mamminasata) Kab. Takalar
Tata Ruang
Kawasan
Ekonomi Terpadu
Parepare
59 Kawasan Toraja
dan Sekitarnya Sosial Budaya
Kab. Tana
Toraja, Kab.
Toraja Utara
Sulawesi
Selatan
60 Kawasan Stasiun
Bumi Sumber
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 28
Alam Parepare Teknologi
Tinggi
61 Kawasan Soroako
dan Sekitarnya Sosial Budaya Kab. Luwu
Sulawesi
Selatan
62
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Buton, Kolaka,
dan Kendari
Ekonomi
Kab. Buton,
Kab. Kolaka,
Kota Kendari
Sulawesi
Tenggara
63
Kawasan Taman
Nasional Rawa
Aopa -
Watumohai dan
Rawa Tinondo
Lingkungan
Hidup
Kota Kendari,
Kab. Kolaka,
Kab. Buton,
Ekonomi Terpadu
Seram
Ekonomi
Pulau Seram
Kab. Maluku
Tengah
Maluku
65 Kawasan Laut
Banda Sosial Budaya
Kab. Maluku
Tengah Maluku
66
Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 20
pulau kecil terluar
(Pulau Ararkula,
Karaweira,
Panambulai,
Kultubai Utara,
Pertahanan dan
Keamanan
Prov. Maluku:
Kab. Maluku
tenggara, Kota
Tual, Kab.
Kep. Aru, Kab.
Maluku
Tenggara
Barat, Kab.
Maluku dan
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 29 Kultubai Selatan,
Karang, Enu, Batu
Goyang, Larat,
Asutubun, Selaru,
Batarkusu,
Masela,
Miatimiarang, Leti,
Kisar, Wetar,
Liran, Kolepon,
dan Laag) dengan
negara Timor
Leste/Australia
Maluku Barat
Daya, Prov.
Papua: Kab.
Merauke
67
Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 8
pulau kecil terluar
(Pulau Jiew,
Budd, Fani,
Miossu, Fanildo,
Bras, Bepondi,
dan Liki) dengan
negara Palau
Pertahanan dan
Keamanan
Kab.
Halmahera,
Kab. Sorong,
Kab. Biak
Numfor, Kab.
Jayapura
Hayati Raja
Ampat
Ekonomi Terpadu
Ekonomi Kab. Biak
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 30 Biak
70
Kawasan Stasiun
Bumi Satelit
Cuaca dan
Kawasan Stasiun
Telemetry
Tracking and
Command
Wahana Peluncur
Satelit
Nasional Lorentz
Lingkungan
Hidup
Kab. Mimika,
Kab. Asmat,
Kab. Nduga,
Kab.
Yahukimo, Kab.
Jayawijaya,
Kab. Lanny
Jaya, Kab.
Puncak Jaya,
Kab. Puncak,
Kab. Paniai
Papua
74
Kawasan
Konservasi
Keanekaragaman
Hayati Teluk
Lingkungan
Hidup
Kab. Tel.
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 31 Bintuni
75
Kawasan
Perbatasan Darat
RI dengan negara
Papua Nugini
Pertahanan dan
Keamanan
Kota Jayapura,
Kab. Keerom,
Kab.
Pegunungan
Bintang, Kab.
Boven Digoel,
Kab. Merauke
Papua
76
Kawasan
Perbatasan
Negara termasuk
19 pulau kecil
terluar (Pulau
Simeulucut,
Salaut Besar,
Raya, Rusa,
Benggala, Simuk,
Wunga,
Sibarubaru,
Sinyaunyau,
Enggano, Mega,
Batu Kecil, Deli,
Manuk, Nusa
Kambangan,
Barung, Sekel,
Panehan, dan
Sophialouisa)
yang berhadapan
dengan laut lepas
Pertahanan dan
Keamanan
Prov. NAD:
Kab. Simelue,
Kab. Aceh
Barat, Kab.
Aceh Besar,
Prov Sumut:
Kab. Nias, Prov
Sumbar: Kab.
Kep.
Mentawai,
Prov.
Bengkulu: Kab.
Bengkulu
Utara, Prov.
Lampung: Kab.
Tanggamus,
Prov. Banten:
Kab.
Pandeglang,
Prov. Jabar:
Kab.
Jawa Barat,
Jawa
Tengah,
Jawa Timur,
dan Nusa
Tenggara
Barat
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 32 Tasikmalaya,
Prov. Jateng:
Kab. Cilacap,
Prov. Jatim:
Kab. Jember,
Kab.
Trenggalek,
Prov. NTB:
Kab. Lombok
Barat
Ket: *) Penentuan kabupaten/kota yang menjadi wilayah delineasi KSN
masih dapat berubah sebelum Perpres RTRW KSN ditetapkan.
3.2 Arahan RTRW Pulau
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan
operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan
dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain
mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya,
serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya
seperti pengembangan RTH.
b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan
batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus
dikendalikan.
c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang
khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana
sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa,
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 33 Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:
a. Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau
Sulawesi;
b. Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau
Kalimantan;
c. Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau
Sumatera;
d. Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau
Jawa-Bali.
3.3 Arahan RTRW Kabupaten/ Kota
Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalam RTRW Kabupaten/Kota yang
perlu diperhatikan dalam penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah
sebagai berikut:
a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari
sudut kepentingan:
i. Pertahanan keamanan
ii. Ekonomi
iii. Lingkungan hidup
iv. Sosial budaya
v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi
b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang
mencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 34 b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya
seperti pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan
seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah,
persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.
c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta
Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan
zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan,
dan jaringan prasarana.
d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan
struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
3.4 Arahan RTRW Provinsi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui
Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan
dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang
mencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya
seperti pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan
seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah,
persampahan, dan drainase
b. Strategi Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur
ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya. Hingga saat ini, RTRW
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 35 i. Perda No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Bali;
ii. Perda No. 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Banten;
iii. Perda No. 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Bengkulu;
iv. Perda No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;
v. Perda No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
vi. Perda No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Gorontalo;
vii. Perda 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Barat;
viii. Perda No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Tengah;
ix. Perda No. 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Timur;
x. Perda No. 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Lampung;
xi. Perda No. 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Barat
xii. Perda No. 1 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Timur;
xiii. Perda No. 9 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Sulawesi Selatan;
xiv. Perda No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 36 3.5 Arahan RTR Kawasan Strategis Nasional
Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam
penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai
berikut:
a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN.
b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa:
i. Ekonomi
ii. Lingkungan Hidup
iii. Sosial Budaya
iv. Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi
v. Pertahanan dan Keamanan
c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang
mencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya
seperti pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan
seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah,
persampahan, dan drainase
iii. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 37 Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai
berikut:
a. Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;
b. Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;
c. Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar;
d. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo;
e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan
Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;
f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Batam, Bintan, dan Karimun.
Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, KawasanStrategis
Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap
kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial,
budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan
sebagai warisan dunia. Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan
berdasarkan beberapa kepentingan, yaitu:
a. pertahanan dan keamanan
b. pertumbuhan ekonomi
c. sosial dan budaya
d. pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 38 3.6 Pusat Kegiatan Nasional (PKSN)
Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan StrategisNasional atau
PKSN adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong
pengembangan kawasan perbatasan negara. Penetapan PKSN dilakukan
berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 15, yaitu sebagai
berikut:
a. pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas
dengan negara tetangga
b. pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional
yang menghubungkan dengan negara tetangga
c. pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang
menghubungkan wilayah sekitarnya
d. pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang
dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.
3.7 Masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi
Indonesia (MP3EI)
Berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
2011-2025, Masterplan Percepatan dan PerluasanPembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan arahan strategis dalam
percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia untuk
periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan
tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025 dan melengkapi dokumen perencanaan.
Pengembangan MP3EI difokuskan pada Kawasan Perhatian Investasi
(KPI) yang diidentifikasikan sebagai satu atau lebih kegiatan ekonomiatau
sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan satu ataulebih faktor
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 39 mempermudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi ataskegiatan
ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan factorkonektivitas dan
SDM IPTEK yang sama.KPI dapat menjadi KPI prioritas dengan kriteria
sebagai berikut:
a. Total nilai investasi pada setiap KPI yang bernilai signifikan
b. Keterwakilan Kegiatan Ekonomi Utama yang berlokasi pada setiap KPI
c. Dukungan Pemerintah dan Pemerintah Daerah terhadap sentrasentra
produksi di masing-masing KPI
d. Kesesuaian terhadap beberapa kepentingan strategis (dampak sosial,
dampak ekonomi, dan politik) dan arahan Pemerintah (Presiden RI)
Adapun KPI berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun
2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia 2011-2025 dipaparkan pada Tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4
Penetapan Lokasi Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Berdasarkan
Arahan Perpres Nomor 32 Tahun 2011
NO KORIDOR KPI
(1) (2) (3)
1 Koridor Ekonomi (KE)
Sumatera
Sei Mangkei Tapanuli Selatan Dairi
Dumai
Tj Api-Api – Tj Carat Muaraenim –
Pendopo Palembang Prabumulih
Bangka Barat, Babel Batam
Bandar Lampung Lampung Timur
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 40
2 Koridor Ekonomi (KE)
Jawa
Banten
DKI Jakarta Karawang Bekasi
Purwakarta Cilacap Surabaya Gresik
Lamongan Pasuruan
3
Koridor Ekonomi (KE)
Bali –
Nusa Tenggara
Badung Buleleng Lombok Tengah
Kupang Sumbawa Barat Aegela
Sumbawa
Nusa Penida
4 Koridor Ekonomi (KE)
Kalimantan
Kutai Kertanegara Kutai Timur Rapak
dan Ganal Kotabaru Ketapang
Kotawaringin Barat Kapuas
Pontianak Bontang Tanah Bumbu
Sanggau
Penajam Paser Utara
5 Koridor Ekonomi (KE)
Sulawesi
Makassar Palopo (Luwu)
Mamuju-Mamasa Parepare Kendari
Kolaka Konawe Utara Morowali
Parigi Moutang Banggai Bitung
6 Koridor Ekonomi (KE)
Papua – Kep. Maluku
Merauke (Mifee) Timika Halmahera
Teluk Bintuni Morotai
Ambon Manokwari
3.8 Kawasan ekonomi khusus (KEK)
Sesuai dengan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011
tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, KawasanEkonomi
Khusus atau KEK adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 41 tertentu. KEK terdiri atas satu atau beberapa zona, antara lain pengolahan
ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, energi, dan
ekonomi lainnya. Pembentukan KEK tersebut dapat melalui usulan dari
Badan Usaha yang didirikan di Indonesia, pemerintah kabupaten/kota,
dan pemerintah provinsi, yang ditujukan kepada Dewan Nasional. Selain
itu, Pemerintah Pusat juga dapat menetapkan suatu wilayah sebagai KEK
yang dilakukan berdasarkan usulan kementerian/lembaga pemerintah non
kementerian. Sedangkan lokasi KEK yang diusulkan dapat merupakan
area baru maupun perluasan dari KEK yang sudah ada. Usulan lokasi
KEK harus memenuhi beberapa kriteria antara lain :
a. sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi
mengganggu kawasan lindung;
b. adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah
kabupaten/kota yang bersangkutan;
c. terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional
atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau
terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan;
d. mempunyai batas yang jelas.
Adapun KEK berdasarkan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun
2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus dipaparkan
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019 Bab III - 42 Tabel 3.5
Penetapan Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Berdasarkan
Arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011
NO LOKASI KAWASAN EKONOMI KHUSUS
(1) (2) (3)
1 Kabupaten Simalungun,
Sumatera Utara
Kawasan Ekonomi Khusus Sei
Mangke
2 Kabupaten Pandeglang,
Banten
Kawasan Ekonomi Khusus
Tanjung Lesung
3 Kabupaten Kutai Timur,
Kalimantan Tmur Kawasan Ekonomi Khusus Maloy
4 Kota Bitung, Sulawesi