• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa istilah agar lebih efektif dan operasional. Istilah-istilah tersebut antara lain:

1. Perubahan konseptual pada penelitian ini merupakan perubahan konsepsi siswa dari konsepsi-konsepsi alternatif menjadi konsepsi ilmiah yang utuh dan benar. Perubahan konseptual siswa dilihat dari beberapa aspek, yaitu (a) penambahan profil konsepsi siswa (dalam %), (b) tipe perubahan konseptual yang ditentukan melalui perubahan respon jawaban siswa pada setiap tes (pretest, posttest, dan retest). Tipe perubahan konseptual siswa tentang evolusi dianalisis dari dua aspek, yaitu (a) tipe-tipe perubahan konseptual per topik evolusi, dan (b) tipe-tipe perubahan konseptual per siswa per topik evolusi.

2. Strategi konflik kognitif terdiri dari tiga tahapan pada setiap pertemuan pembelajaran. Tahap pertama, yaitu mengungkap konsepsi awal siswa, guru memberikan pertanyaan yang mengarah pada konsep-konsep yang kurang dipahami siswa berdasarkan hasil pretest. Tahap kedua, yaitu menciptakan konflik konseptual, guru menyajikan suatu fakta berupa kejadian alam, data-data percobaan menyangkut materi evolusi kepada siswa melalui eksperimen menggunakan simulasi komputer. Dengan menghadapkan siswa pada gagasan

(2)

atau situasi baru yang menurut persepsinya bertentangan dengan pemahaman sebelumnya, maka setelah melakukan diskusi,tanya jawab, dan simulasi yang rasional dan masuk akal, selanjutnya siswa akan menghadapi situasi konflik. Pada tahapan terakhir, yaitu mengupayakan terjadinya akomodasi kognitif, guru membimbing siswa dalam diskusi kelas dengan pertanyaan yang sifatnya inkuiri seperti: apa yang anda maksud, mengapa, dan bagaimana bisa terjadi. Hal ini memicu proses reorganisasi dan restrukturisasi konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, yang dapat merubah struktur kognitifnya sehingga pada akhirnya siswa dapat mengevaluasi dirinya sendiri tentang konsepsi-konsepsi mana yang perlu diperbaiki dan mana yang harus diubah. Ketiga tahapan ini dilakukan pada setiap pertemuan.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Weak Experiment karena pada penelitian ini sampel diambil tidak acak dan tidak memiliki kelompok kontrol untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimen (Sugiyono, 2012).

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest yang dimodifikasi, tes dilakukan sebanyak tiga kali yaitu sebelum perlakuan (pretest), sesudah perlakuan (posttest) dan dua minggu sesudah posttest (retest). Rancangan ini dipilih karena dapat melihat atau membandingkan perubahan konseptual siswa

(3)

pada masing-masing tes. T1 (pretest) dan T2 (posttest) digunakan untuk melihat perkembangan konsepsi siswa sebelum dan sesudah perlakuan, sedangkan T3 (retest) digunakan untuk melihat kebertahanan konsepsi siswa setelah perlakuan. Dalam penelitian ini, pengaruh atau dampak suatu perlakuan dilihat berdasarkan profil hasil pretest, posttest dan retest. Pola desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain penelitian The One Group Pretest-Postest Design yang

dimodifikasi

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Retest

Eksperimen T1 X T2 T3

Keterangan : T1 = pretest

T2 = posttest

T3 = retest

X = perlakuan dengan strategi konflik kognitif

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Dalam penelitian ini yang diambil sebagai populasi adalah seluruh siswa kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Majalengka.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas yang dipilih dari enam kelas pada sekolah tersebut. Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dipilih satu kelas untuk dijadikan sebagai kelas eksperimen berdasarkan pertimbangan hasil studi pendahuluan mengenai karakterisitik siswa yang aktif dan merupakan kelas yang lebih

(4)

unggul dibanding kelas lainnya, yaitu kelas XII IPA 5. Subjek penelitian berjumlah 32 orang, 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Namun ada dua orang siswa yang tidak mengikuti rangkaian penelitian dengan lengkap, sehingga hanya 30 orang yang dijadikan sebagai partisipan dalam penelitian ini.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 (persiapan), Januari sampai Februari 2012 (pelaksanaan), Maret 2012 (pasca pelaksanaan).

2. Tempat

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Majalengka di Jalan K. H Abdul Halim No. 113 Majalengka.

F. Instrumen Penelitian

Conceptual Inventory of Natural Selection (CINS) merupakan instrumen penilaian konseptual yang bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa tentang konsep evolusi (Anderson et al. 2002). Tujuan dari CINS adalah untuk mengidentifikasi miskonsepsi tertentu yang terjadi pada siswa mengenai konsep evolusi (terutama tentang seleksi alam) sehingga memberikan gambaran informasi bagi guru. Kesalahpahaman digunakan sebagai distraktor, dan beberapa pertanyaan yang diajukan bertujuan agar siswa memprediksi peristiwa evolusi dari

(5)

situasi yang diberikan. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan konsep evolusi telah menggunakan instrumen ini (Anderson et al. 2002; Furtak et al. 2011). Pada penelitian ini, instrumen tersebut dimodifikasi dan dijadikan sebagai acuan pembuatan kisi-kisi soal yang bisa dilihat pada Lampiran B.

Profil konsepsi siswa sebelum pembelajaran menggunakan strategi konflik kognitif diketahui melalui hasil pretest, profil konsepsi siswa setelah pembelajaran menggunakan strategi konflik kognitif diketahui melalui posttest

dan retest untuk mengetahui kebertahanan konsepsi siswa. Bentuk, materi, dan jumlah butir soal pada pretest, posttest dan retest sama. Instrumen tes pada penelitian ini disajikan dalam bentuk pilihan ganda beralasan berjumlah 15 soal. Bentuk soal pilihan ganda beralasan merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi konsepsi alternatif siswa.

G. Pengujian Instrumen Penelitian

Pengujian instrumen penelitian dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan perangkat tes dan memberikan informasi untuk perbaikan terhadap perangkat tes yang masih termasuk ke dalam kategori kurang baik atau jelek. Pengujian instrumen penelitian ini terdiri dari taraf kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas yang dihitung dengan bantuan software ANATES.

Pengujian instrumen dilakukan pada 30 mahasiswa pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia angkatan 2011. Setelah dilakukan pengujian dan judgment kepada dosen ahli, terdapat sedikit perbaikan dalam konteks

(6)

kalimat instrumen dan hanya 15 soal yang dipakai dari 20 soal sebagai instrumen dalam penelitian ini.

Adapun penjelasan mengenai setiap pengujian adalah sebagai berikut: 1. Tingkat Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah.

Rumus Tingkat Kesukaran:

P = B S

(Arikunto, 2009: 213) Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena merasa di luar jangkauannya (Arikunto, 2009: 207).

Keterangan :

P = Tingkat Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar S = Jumlah siswa yang mengikuti tes

(7)

Adapun indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal

(Sumber: Arikunto, 2009: 210) Tabel. 3.3 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Hasil Uji Coba Instrumen

Tingkat kesukaran No Soal Jumlah Soal

Sukar 4, 6, 8, 10, 13, 14, 18, 20 8

Sedang 2, 5, 7, 9, 12, 15, 16, 17, 19 9

Mudah 1, 3, 11 3

2. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai (Arikunto, 2009: 211). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Hanya bedanya, indeks kesukaran tidak terdapat tanda negatif. Tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan jika suatu soal “terbalik” menunjukkan kualitas tes, yaitu anak pandai disebut kurang pandai dan anak kurang pandai disebut pandai.

Suatu soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun siswa kurang pandai menunjukkan bahwa soal itu tidak baik karena tidak punya daya pembeda. Demikian pula jika semua siswa baik pandai maupun kurang pandai tidak dapat menjawab dengan benar. Soal tersebut tidak baik juga karena tidak

Indeks Kesukaran Kriteria Soal 0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

(8)

mempunyai daya pembeda. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa yang pandai saja.

Rumus Daya Pembeda:

DP = BA JA -

BB JB

(Arikunto, 2009: 211) Adapun indeks daya pembeda diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda

Indeks Diskriminasi Kriteria daya pembeda

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik sekali

(Sumber: Arikunto, 2009: 211) Tabel 3.5 Rekapitulasi Daya Pembeda Hasil Uji Coba Instrumen

3. Validitas Soal

Validitas tes merupakan tingkat keabsahan suatu tes. Sebuah tes yang dikatakan valid adalah suatu tes yang mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2009: 64). Sebuah tes memiliki validitas yang tinggi jika skor pada

Daya Pembeda No Soal Jumlah Soal

Jelek 6, 12, 2 Cukup 1, 2, 5, 8, 9, 13, 14, 17, 18, 19, 20 11 Baik 3, 4, 7, 10, 11, 15, 16, 7 Baik sekali - - Keterangan : DP = Daya Pembeda

BA = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar

JA = Banyak peserta kelompok atas

BB = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(9)

item mempunyai kesetaraan dengan skor total. Kesejajaran ini dapat ditunjukkan dengan korelasi sehingga validitas sebuah tes dapat diukur menggunakan rumus korelasi product moment :

rxy = 𝑁 ∑𝑥𝑦 − ∑𝑥 (∑𝑦)

𝑁∑𝑥2− (∑𝑥)2 𝑁∑𝑦2 − (∑𝑦)2

Keterangan :

Σ X = Jumlah skor seluruh siswa pada item tersebut Σ Y = Jumlah skor total seluruh siswa pada test N = Jumlah seluruh siswa

X = Skor tiap siswa pada item tersebut Y = skor total tiap siswa

r xy = Koefisien korelasi = validitas item

Adapun untuk menginterpretasikan tingkat validitasnya, maka koefisien korelasinya dikategorikan pada kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Validitas

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas 0,00 - 0,19 Sangat Rendah 0,20 – 0,39 Rendah 0,40 – 0,59 Cukup 0,60 – 0,79 Tinggi 0,80 – 1,00 Sangat Tinggi (Sumber Arikunto, 2009: 75) Tabel 3.7 Rekapitulasi Uji Validitas Hasil Uji Coba Instrumen

Kriteria No Soal Jumlah Soal

Sangat Rendah 5, 6, 12 3

Rendah 1, 2, 8, 9, 13, 14, 17, 18, 19, 20 10

Cukup 3, 4, 7, 10, 11, 15, 16 7

Tinggi -

(10)

4. Reliabilitas Soal

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Jadi reliabilitas berkaitan dengan keajegan atau ketetapan soal dan konsistensi soal dalam memberikan hasil pengukuran. Reliabilitas digunakan untuk seluruh soal, bukan hanya tiap butir soal, dilakukan umumnya dengan korelasi dan tanpa korelasi.

Tinggi rendahnya validitas menunjukkan tinggi rendahnya reliabilitas tes. Sehingga makin panjang tes maka reliabilitasnya semakin tinggi. Rumus untuk menghitung Reliabilitas adalah menggunakan rumus K-R 20 yaitu:

r11 = 𝒏 𝒏−𝟏 ( 𝐒𝟐− Ʃ𝐩𝐪 𝑺𝟐 ) Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p) Ʃpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item S2 = Varians

Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut: Tabel 3.8 Kriteria Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

0,60 – 0,79 Tinggi

0,20 – 0,59 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

(Sumber Arikunto, 2009: 75) Nilai reliabilitas yang diperoleh dari hasil uji coba instrument adalah 0,62 dengan kategori tinggi. Setelah melalui pengujian taraf kesukaran, daya pembeda,

(11)

validitas dan reliabilitas, seluruh item soal yang disiapkan pada instrumen penelitian ini dipilih hanya 15 butir soal yang layak digunakan sebagai instrumen pada penelitian ini.

H. Prosedur Penelitian

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga, yaitu: 1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan penelitian terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut: a. Merumuskan masalah yang akan diteliti.

b. Melakukan kajian pustaka.

c. Penyusunan proposal yang kemudian dipresentasikan pada seminar proposal. d. Perbaikan proposal setelah mendapat berbagai masukan dari dosen.

e. Penyusunan instrumen penelitian yang kemudian melalui proses judgment oleh dosen-dosen yang berkompeten.

f. Perbaikan instrumen setelah mendapatkan berbagai masukan dari dosen. g. Uji coba instrumen pada subjek uji coba instrumen.

h. Perbaikan instrumen penelitian berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen. i. Orientasi lapangan, koordinasi antara peneliti, sekolah, dan guru biologi yang

bersangkutan.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut: a. Tahap pertama, untuk mengetahui profil konsepsi awal siswa tentang konsep

(12)

dilakukan observasi mengenai pembelajaran evolusi pada pertemuan sebelumnya sesuai RPP guru yang bersangkutan.

b. Tahap kedua, untuk membangkitkan perubahan konseptual siswa tentang evolusi diterapkan strategi mengajar perubahan konseptual menggunakan strategi konflik kognitif selama dua kali pertemuan oleh guru pengajar dibantu oleh peneliti yang sekaligus sebagai observer. Peneliti pun meminta bantuan guru lainnya yang berkenan untuk menjadi observer. Rincian topik yang akan diajarkan pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 9 Rincian Topik Pembelajaran pada Setiap Pertemuan

Pertemuan Topik

Pertemuan 1  Asal-usul Kehidupan

 Asal-usul Organisme Prokariot

 Asal usul Organisme Eukariot Pertemuan 2  Fenomena Evolusi

 Teori Evolusi

 Petunjuk Evolusi Pertemuan 3

Mekanisme Evolusi dan Spesiasi (Perlakuan) Pertemuan 4

c. Tahap ketiga, untuk mengetahui perubahan konseptual siswa tentang evolusi setelah belajar melalui strategi konflik kognitif diberikan posttest dan retest. Perubahan konseptual siswa dilihat dari dua aspek, yaitu: (1) penambahan profil konsepsi siswa (dalam %), dan (2) bentuk-bentuk perubahan konseptual yang muncul pada pretest, posttest dan retest.

3. Tahap Pasca Pelaksanaan

Tahap pasca penelitian terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut: a. Melakukan analisis terhadap data hasil penelitian.

(13)

c. Menyusun laporan hasil penelitian (Skripsi).

I. Teknik Pengolahan Data Penelitian

Prosedur pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui profil konsepsi awal siswa tentang evolusi sebelum belajar melalui strategi konflik kognitif dan profil konsepsi akhir siswa setelah belajar melalui strategi konflik kognitif, data yang diperoleh hasil pretest, posttest,

dan retest dianalisis secara kualitatif maupun kuantitatif (perhitungan persentase, yaitu banyak siswa menjawab dengan benar tiap butir soal: jumlah siswa seluruhnya x 100%). Alasan siswa sangat bervariasi, maka untuk menganalisis secara kualitatif alasan setiap siswa yang terungkap dalam kalimat pada lembar jawaban perlu dikelompokkan. Pengelompokkan ini dilakukan dengan cara menganalisis kesamaan gagasan pokok setiap kalimat jawaban alasan siswa. Setiap konsepsi siswa yang sesuai dengan konsep ilmiah diberi tanda + (positif) dan – (negatif) untuk sebaliknya. Letak perbedaan atau ketidaksesuaian konsepsi siswa tentang evolusi sebelum belajar melalui strategi konflik kognitif (pretest) dengan konsep ilmiah dapat diidentifikasi melalui penjabaran kriteria konsep ilmiah yang tercantum pada Tabel 3.10.

(14)

Tabel 3.10 Kriteria Konsep Ilmiah tentang Evolusi

No Topik Kriteria Konsep Ilmiah

1 Potensi Faktor Biotik

Semua spesies memiliki potensi fertilitas yang sedemikian besar sehingga jumlah populasinya akan meningkat secara eksponensial jika semua individu yang dilahirkan berhasil bereproduksi dengan baik.

2 Stabilitas populasi

Populasi cenderung menjadi stabil dalam jumlah, kecuali ada fluktuasi musiman.

3 Sumber daya lingkungan terbatas

Sumber daya lingkungan adalah terbatas.

4 Keterbatasan kelangsungan hidup

Produksi individu yang lebih banyak dibandingkan dengan yang dapat didukung oleh lingkungan akan mengakibatkan adanya persaingan untuk mempertahankan keberadaan individu di dalam populasi itu, sehingga hanya sebagian keturunan yang dapat bertahan hidup pada setiap generasi

5 Variasi dalam populasi

Individu-individu dalam suatu populasi sangat bervariasi dalam hal ciri-ciri khasnya, tidak akan ada dua individu yang persis sama.

6 Pewarisan variasi

Banyak variasi diwariskan kepada keturunannya. 7 Perbedaan

kelangsungan hidup

Kelangsungan hidup bukan merupakan proses acak, tetapi bergantung sebagian pada susunan sifat yang terwarisi dari individu yang bertahan hidup. Individu yang mewarisi sifat-sifat baik yang membuat individu-individu tersebut cocok dengan lingkungannya, besar kemungkinan akan menghasilkan lebih banyak keturunan dibandingkan dengan individu yang kurang cocok sifatnya terhadap lingkungannya.

8 Perubahan dalam suatu populasi

Kemampuan yang berbeda pada setiap individu untuk bertahan hidup dan bereproduksi akan menyebabkan suatu perubahan secara bertahap dalam suatu populasi, dan sifat-sifat menguntungkan akan terakumulasi sepanjang generasi.

9 Asal-usul spesies

Populasi yang terisolasi dapat berubah secara bertahap dari waktu ke waktu sehingga menjadi spesies baru. (diversifikasi bertahap/gradualism)

10 Asal-usul variasi

Mutasi acak dan rekombinasi seksual menghasilkan variasi dalam komposisi genetik suatu populasi.

(15)

2. Untuk menganalisis perubahan konseptual yang terjadi, pola-pola jawaban siswa pada setiap tes dianalisis berdasarkan pasangan konsepsi siswa pada setiap hasil tes. Tipe-tipe perubahan konseptual siswa tentang evolusi dianalisis dari dua aspek, yaitu (a) tipe perubahan konseptual per topik, dan (b) tipe-tipe perubahan konseptual per siswa per topik.

Tabel 3. 11 Pola-pola Konsepsi Siswa

No Pasangan Konsepsi (X, Y) Pola Keterangan 1 2 3 4 (-, +) (+, +) (-, -) (+, -) 1 2 3 4

Berubah positif (perubahan konseptual) Bertahan positif

Bertahan negatif Berubah negatif

(Sumber: Tomo, 1995). Keterangan : X = konsepsi siswa pada pretest atau posttest

Y = konsepsi siswa pada posttest atau retest

3. Untuk menguji hipotesis signifikansi perubahan konseptual siswa tentang evolusi sebelum dan setelah belajar melalui strategi konflik kognitif, data yang diperoleh dari pretest , posttest dan retest dianalisis secara kuantitatif menggunakan statistik nonparametrik. Hal ini disebabkan skala pengukuran variabel pada penelitian ini adalah kategorikal/diskontinu yaitu berupa data nominal atau ordinal (Sugiyono, 2009).

a. Uji statistik nonparametrik yang digunakan adalah uji Mc Nemar. Uji ini dapat dipakai untuk mengetahui signifikansi perubahan terutama untuk rancangan penelitian “sebelum dan sesudah” dan skala pengukurannya berupa data nominal (Sugiyono, 2009).

(16)

Rumus uji McNemar adalah sebagai berikut : χ² = A − D − 1 ²

A + D

(Sugiyono, 2009: 127) Keterangan :

A dan D adalah frekuensi subyek yang mengalami perubahan dari konsepsi yang tidak ilmiah menjadi konsep ilmiah, atau sebaliknya.

Perhitungan uji McNemar berdasarkan Sugiyono (2009) dilakukan dengan beberapa langkah.

1) Respon siswa pada pre-test, post-test dan delayed post-test

diidentifikasi dengan kriteria sebagai berikut :

a) Respon benar (sesuai dengan konsep ilmiah) diberi tanda positif (+). b) Respon salah (tidak sesuai dengan konsep ilmiah) diberi tanda

negatif (-).

2) Jumlah pasangan berurutan tanda + dan – dihitung dengan kriteria jumlah pasangan berurutan (+,-) diberi simbol A, (+,+) diberi simbol B, (-,-) diberi simbol C, dan (-,+) diberi simbol D.

3) Jumlah pasangan berurutan untuk A dan D disubstitusikan pada rumus Mc Nemar dari setiap topik tentang evolusi.

b. Untuk mengetahui signifikansi perubahan konseptual siswa tentang evolusi sebelum dan setelah belajar melalui strategi konflik kognitif secara menyeluruh, skor tiap siswa yang diperoleh dari setiap tes yang dilakukan dipasangkan. Sehingga uji statistik non parametrik yang cocok adalah uji

(17)

Wilcoxon karena datanya berbentuk ordinal/berjenjang (Sugiyono, 2009), dengan rumus sebagai berikut :

𝑍 = 𝑇 − µ𝑇 𝜎𝑇 = 𝑇 − 𝑁 ( 𝑁 + 1)4 𝑁 𝑁 + 1 (2𝑁 + 1) 24 Keterangan :

T = jumlah rangking terkecil yang bertanda sama µT = mean T

σT = standar deviasi T

Gambar

Tabel 3.1 Desain penelitian The One Group Pretest-Postest Design yang  dimodifikasi
Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda
Tabel 3.6 Kriteria Indeks Validitas  Koefisien Korelasi  Kriteria Validitas
+5

Referensi

Dokumen terkait

Demikian Pengumuman Pemenang Kualifikasi ini kami buat, bagi penyedia jasa yang merasa keberatan atas pengumuman ini dapat melakukan sanggahan sesuai jadwal. Serta

Pada tahun 1982, ustadz kelahiran Jakarta yang sudah berusia 50 tahun lebih dan berprofesi sebagai pengusaha tukang jahit, berubah pandangan keagamaannya dari paham PERSIS yang

Dua ribu enam belas sesuai dengan jadwal yang termuat pada Portal LPSE Konstruksi Unit Layanan Pengadaan Koordinator Wilayah Sumatera Selatan pada Mahkamah Agung RI

negara berkembang yang menerapkan kompetisi bebas dalam mekanisme pasar. namun masih tetap menjaga pentingnya intervensi Pemerintah

Yaitu distribusi frekuensi yang menunjukkan berapa banyak data pada

Sangat terampill, jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan pola

[r]

Ketidaksignifikanan pengaruh NIM terhadap CAR disebabkan meskipun selama periode triwulan I tahun 2010 sampai Triwulan II 2015 NIM telah mengalami perubahan yang