• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GENDER DAN ANAK PADA PROVINSI JAWA TENGAH. Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GENDER DAN ANAK PADA PROVINSI JAWA TENGAH. Oleh:"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GENDER DAN ANAK PADA PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh:

Septia Lutfi1), Rudi Hendrawansyah)

1)Program Studi Sistem Informasi, Stmik Himsya 2)Program Studi Sistem Informasi, Stmik Himsya

Jalan Raya Karanganyar Tugu Km 12 No 8 Telp 024-8665420 Semarang E-mail : septialutfi@yahoo.com , rudihendrawansyah@gmail.com

Abstrak

Pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak merupakan isu lintas sektor (cross cuting isues) dimana semua sektor pembangunan pusat dan daerah harus menjadi penggerak (gender national machienery) dengan memberikan perhatian dan dukungan dalam proses pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Dalam rangka ketersedian data dan informasi gender dan anak, maka diperlukan sebuah Sistem Informasi Gender dan Anak (SIGA) yang dapat mendukung penyedian informasi dalam proses pengambilan keputusan pimpinan, proses perencanaan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan/ program/ kegiatan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan sekaligus sebagai sarana yang dapat menjembatani terjadinya proses pengumpulan data gender dan anak dari daerah dan Kementerian/ Lembaga secara berkelanjutan. SIGA merupakan satu kesatuan sub-sub sistem terkait dan terintegrasi dalam rangka menyediakan dan menyajikan data dan analisis gender dan anak. Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak (SIGA) di Provinsi Jawa Tengah pada Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah dibuat dan dirancang sedemikian rupa untuk dapat menghasilkan keluaran aplikasi yang sempurna sesuai dengan KAK yang telah dibuat.

Kata kunci : Sistem Informasi, SDLC

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Undang-undang nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 mengamanatkan bahwa peningkatan kehidupan dan peran perempuan serta kesejahteraan dan perlindungan anak menjadi bagian pembangunan nasional. Rendahnya partisipasi perempuan dan anak, dan sering terjadinya praktik-praktik diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan yang bersumber dari ketimpangan struktur sosio-kultural masyarakat yang ditandai dengan berbagai kesenjangan dalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan dan keterlibatan perempuan dalam kegiatan publik menjadi fokus perhatian dalam pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak untuk mewujudkan kesetaraan gender.

Pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak merupakan isu lintas sektor (cross cuting isues) dimana semua sektor pembangunan pusat dan daerah harus menjadi penggerak (gender national machienery) dengan memberikan perhatian dan dukungan dalam proses pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

(2)

Dalam penyelenggaraannya mengacu pada Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Pembangunan Nasional. Dalam pelaksanaan pengarusutamaan gender dan pemenuhan hak anak diperlukan data terpilah menurut jenis kelamin dan data anak sebagai pembuka wawasan, sebelum dilakukan analisis gender dalam mendukung proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kebijakan/ program/ kegiatan pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Dalam kaitan tersebut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak telah menyusun dan menetapkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Data Gender dan Anak, sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 tentang Pembagian Wewenang Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ Kota, dimana dalam penyelenggaraannya Gubernur, Bupati dan Walikota berkewajiban menyampaikan laporan penyelenggaraan data gender dan anak kepada Departemen Dalam Negeri dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Dalam rangka ketersedian data dan informasi gender dan anak, maka diperlukan sebuah Sistem Informasi Gender dan Anak (SIGA) yang dapat mendukung penyedian informasi dalam proses pengambilan keputusan pimpinan, proses perencanaan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan/ program/ kegiatan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan sekaligus sebagai sarana yang dapat menjembatani terjadinya proses pengumpulan data gender dan anak dari daerah dan Kementerian/ Lembaga secara berkelanjutan. SIGA merupakan satu kesatuan sub-sub sistem terkait dan terintegrasi dalam rangka menyediakan dan menyajikan data dan analisis gender dan anak.

1.2. Tujuan

- Membangun komitmen para pihak terkait dalam membangun data terpilah; - Menetapkan kelembagaan/ unit di sektor dan daerah provinsi dan kabupaten/ kota

dalam rangka mengumpulkan data terpilah menurut jenis kelamin, data anak, dan data kelembagaan PUG dan Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA);

- Menyusun dan menetapkan mekanisme pengelolaan data terpilah menurut jenis kelamin, data anak dan data kelembagaan PUG dan PUHA dari sektor dan daerah provinsi dan kabupaten/kota; dan

- Merancang bangun dan menetapkan aplikasi yang digunakan untuk mengumpulkan dan menyajikan data terpilah menurut jenis kelamin, data anak, dan data kelembagaan PUG dan PUHA.

(3)

Meningkatkan kualitas penyelenggaraan, memperkuat dan melengkapi penyajian data terpilah menurut jenis kelamin, dan data anak yang diselenggarakan daerah dan sektor, sebagai upaya mendukung proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan/ program/ kegiatan pembangunan.

II. TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan (hanif, 2007).

Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.

2.2 Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.

Perbaikan sistem atau penggantian sistem dapat disebabkan beberapa faktor, yaitu : - Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul didalam sistem yang lama.

Permasalahan yang timbul dapat berupa; ketidakberesan sistem yang lama, pertumbuhan organisasi

- Untuk meraih kesempatan-kesempatan

- Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah

Pengembangan sistem informasi yang berbasis komputer dapat merupakan tugas kompleks yang membutuhkan banyak sumber daya dan dapat memakan waktu yang lama untuk menyelesaikannya.

2.3 Siklus Pengembangan Sistem

Siklus hidup pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh profesional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan

(4)

dan mengimplementasikan sistem informasi. Siklus hidup pengembangan sistem informasi saat ini terbagi atas enam tahap, yaitu :

1. Tahap Perencanaan Sistem

Dalam tahap ini dibentuk struktur kerja strategis yang luas, pandangan sistem informasi baru yang jelas akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi, proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan, sumber daya baru direncanakan untuk, dan dana disediakan untuk mendukung pengembangan sistem.

2. Tahap Analisis Sistem

Dalam tahap ini dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbal balik yang terkait dalam pengembangan sistem, definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala sistem, ditambah identifikasi biaya, keuntungan. Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada tahap ini. Profesional sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.

3. Tahap Perancangan Sistem Secara Umum/Konseptual

Dalam tahap ini dibentuk alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai. Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka. Pada tahap ini analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan.

4. Tahap Evaluasi dan Seleksi Sistem.

Akhir tahap perancangan sistem menyediakan point utama untuk keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam tahap evaluasi dan seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan biaya atau keuntungan dari laporan dengan proyek sistem dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.

5. Tahap Perancangan Sistem.

Pada tahap ini menyediakan spesifikasi untuk perancangan sesuai konseptual. Pada tahap ini semua semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detil. Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output ditinjau ulang dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan. Pada akhir tahap ini laporan rancangan sistem secara detil dihasilkan.

6. Tahap Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem.

Pada tahap ini sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi. Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru. Laporan implementasi yang dibuat

(5)

pada tahap ini ada dua bagian, yaitu rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program and Evaluation Review Technique (PERT) Chart dan penjadwalan proyek dan teknik manajemen.

III. METODE PENELITIAN

Metodologi pengembangan sistem informasi website adalah suatu proses pengembangan sistem yang formal dan presisi yang mendefinisikan serangkaian aktivitas, metode, best practices, dan tool yang terautomasi bagi para pengembang dan manajer proyek dalam rangka mengembangkan dan merawat sebagian besar atau keseluruhan sistem informasi atau software.

3.1 Pendekatan Pengembangan Sistem

Prinsip pendekatan didalam Penyusunan dan Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak (SIGA) di Provinsi Jawa Tengah pada Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah antara lain :

a. Menggunakan prinsip pendekatan pemecahan masalah yang ada;

b. Pengguna jasa dan pengembang harus berinteraksi didalam proses pengembangan sistem;

c. Menentukan setiap tahapan pengembangan aplikasi yang dibreakdown didalam jadual pelaksanaan pekerjaan;

d. Menentukan standarisasi pelaksaaan pekerjaan disertai dengan SOP (Standard Operational Procedure) serta didukung dengan dokumentasi kegiatan yang ada sehingga dokumentasi tersebut dapat menjadi acuan untuk pengembangan selanjutnya;

e. Pendekatan sistem informasi sebagai sebuah investasi, dimana sebuah pengembangan sistem informasi harus mempunyai sifat cost – effective;

f. Semua sistem dapat dinamakan Super System untuk itu Pengembangan sistem dengan mem-breakdown pekerjaan menjadi beberapa pekerjaan yang kecil, maksudnya ialah dengan memecah pekerjaan menjadi sebuah sub-system maka akan memudahkan dalam membangun sistem yang besar dan kompleks.

Untuk Penyusunan dan Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak (SIGA) di Provinsi Jawa Tengah pada Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah dibutuhkan metode pengembangan sistem yaitu SDLC.

(6)

Gambar 1 System Development Life Cycle (SDLC)

Terdapat beberapa jenis penerapan SDLC yaitu :

1. Waterfall, setiap tahapan proses diselesaikan terlebih dahulu sebelum meneruskan ke tahapan selanjutnya;

2. Iteratif/Spiral, setiap tahapan dapat dilaksanakan berulang / ulang sampai mendapatkan hasil yang diinginkan.

Gambar 2 Model SDLC

3.2 Pendekatan Migrasi Data dan Sistem

Pada proses migrasi data dan sistem terdapat pendekatan metologi yang dilakukan yaitu :

a. Metodologi Kualitatif

Pada pendekatan metodologi kualitatif, Data dan sistem yang ada diintegrasikan melalui sebuah proses otomasi sistem pula, dengan demikian proses migrasi data akan

(7)

lebih mudah dan efektif. Data yang dimigrasikan merupakan kumpulan data dari sistem yang lama.

Gambar 3 Metode Kualitatif Migrasi Data

b. Metodologi Kuantitatif

Pada metode kuantitatif, proses pemindahan data dilakukan secara manual dengan bantuan operator entry data, dengan demikian metode ini sangat lama dalam proses migrasi data dan metode yang cocok digunakan dalam proses pengembangan sistem ialah metode kualitatif berupa otomasi migrasi data.

3.3 Pendekatan Maintenance Data, Backup, dan Replikasi (Mirror)

Pada proses ini diperlukan keahlian teknis yang terkait dengan basis data. Disini kami menggunakan Basis Data RDBMS MySQL seri 5x, yang mendukung Prosedur Tersimpan (Stored Procedure), Views dan Trigger.

Replikasi data yang nantinya dijalankan membutuhkan 2 Buah server yang berfungsi sebagai Server Database Master (Induk) dan Server database Slave (Anak). Proses replikasi database dapat dilakukan secara realtime dan setiap data yang tersimpan di database master akan otomatis tersimpan pula di database Slave. Proses backup database yang berjalan tidak juga berupa proses sinkronisasi master dan slave, tetapi juga dilakukan proses backgound untuk men-dump isi database dan hasil dari proses ini dapat dikeluarkan dalam bentuk file serta dapat dikirim melalui e-mail atau disimpan di folder tertentu.

IV. PEMBAHASAN

(8)

Portal dan SIGA Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Provinsi Jawa Tengah adalah sistem informasi yang dibuat melalui proses studi dan analisa, terkait dengan itu adalah identifikasi kebutuhan sistem informasi yang terkait dengan Penyusunan dan Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak di Provinsi Jawa Tengah pada Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah terutama kebutuhan akan perangkat data.

Sesuai dengan bahasan diatas maka dibutuhkan adanya identifikasi data penunjang sebagai salah satu komponen penting didalam pembangunan sistem informasi, yang terdiri dari Modul data, antara lain :

a) Portal, yang terdiri dari :

1. Home Halaman Depan 2. Kata Pengantar 3. Profil : - Sejarah - Visi - Misi - Kedudukan - Tugas Pokok - Fungsi 4. Struktur Organisasi 5. Layanan Yang Tersedia

- Layanan Informasi

- Layanan Korban

- Kekerasan Baerbasis Gender dan Anak 6. Fokus Program BP3AKB

- Program Pemberdayaan Perempuan

- Pelayanan Terpadu Program Kekerasan

- Program Kesejahteraan dan Perlindungan Anak

- Keluarga Berencana 7. Informasi

b) SIGA, yang terdiri dari : 1. Halaman Login 2. Halaman Utama :

- Home

(9)

- Logout 3. Manajemen : - Pengguna - Konfigurasi Sistem 4. Master - Instansi - Bidang - Grup - Rumpun Bidang - Kasus 5. Data - Data SIGA 6. Laporan - Laporan SIGA a.2 Desain Awal Portal dan SIGA

Desain awal dibuat untuk sketsa sebagai penunjang yang berguna dalam penyusunan dan pembuatan Portal dan SIGA. Adapun desain awal adalah sebagai berikut :

1. Desain awal Portal :

Header BP3AKB

Kolom Berita Terkini

Kata Pengantar Menu BP3AKB Login Pengguna Berita Sistem Informasi Gender dan Anak

Link Terkait

Buku Tamu

Footer BP3AKB

Gambar 4 Desain Awal Portal 2. Desain awal SIGA :

(10)

Header Sistem Informasi Gender dan Anak

Home Ubah Profil Logout

Manajemen Master Data Laporan Footer SIGA Selamat Datang

Gambar 5 Desain Awal SIGA

a.3 Laporan Konsultasi dan Presentasi

Konsultasi dan presentasi yang dilakukan oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa terkait menghasilkan beberapa item penting dan menjadi acuan didalam pelaksanaan kegiatan ini yang antara lain adalah :

a. Instalasi software pendukung sistem aplikasi b. Validitas Data yang masuki

c. Standartisasi nasional desain d. Manajemen Data

4.4 Implementasi Sistem Informasi Gender dan Anak a. Tampilan Halaman Portal BP3AKB

Tampilan Portal Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah pada halaman Web Browser pada pembuatannya adalah Home yang di dalamnya terdapat bagian untuk menampilkan header dan judul portal, terdapat pula kolom menampilkan menu, kolom untuk menampilkan content-content yang terdapat pada setiap menu tersebut.

(11)

Gambar 6 Portal BP3AKB

b. Tampilan Halaman Administrator Portal

Pada pembuatan halaman administrator portal ini, terbagi menjadi 3 bagian yang memiliki fungsi-fungsi tersendiri. Adapun bagian-bagian yang terdapat pada halaman administrator antara lain :

1 2

3 1

(12)

Gambar 7 Halaman Administrator Portal

1. Home 2. Manajemen 3. Data

c. Tampilan Halaman Login

Tampilan Sistem Informasi Gender dan Anak (SIGA) Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah pada halaman Web Browser pada pembuatannya adalah halaman yang di dalamnya terdapat bagian untuk login dengan memasukkan nama pengguna dan kata sandi. Tampilan halaman SIGA sebelum login :

Gambar 8 Halaman Login

d. Tampilan Halaman Laporan

(13)

Gambar 9 Halaman Laporan

V. KESIMPULAN

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dapat terlaksana untuk mendukung E-Goverment. Dengan adanya Sistem Informasi Gender dan Anak (SIGA) di Provinsi Jawa Tengah, pelaporan – pelaporan secara online dapat berjalan dengan baik.

Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak (SIGA) di Provinsi Jawa Tengah pada Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah dibuat dan dirancang sedemikian rupa untuk dapat menghasilkan keluaran aplikasi yang sempurna sesuai dengan KAK yang telah dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

Hanif Al Fatta. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta Undang-undang nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional (RPJPN) 2005-2025

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Pembangunan Nasional.

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Data Gender dan Anak, sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007

Gambar

Gambar 1 System Development Life Cycle (SDLC)
Gambar 3 Metode Kualitatif Migrasi Data
Gambar 4 Desain Awal Portal  2.  Desain awal SIGA :
Gambar 5 Desain Awal SIGA
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan visualisasi di atas dan dengan memperhatikan ciri-ciri pembelajaran berbasis kompetensi, yaitu; (1) berpusat pada siswa, (2) belajar dengan melakukan, (3)

Secara komparatif yaitu mengetahui perbedaan yang signifikan antara penggunaan media audiovisual dengan media cetak terhadap kemampuan mengidentifikasi struktur

Dengan memberikan sarana kepada yang lain untuk melakukan kebaikan, maka kita juga akan meraih kebaikan yang berlipat ganda dari Allah bagi diri kita dan hal ini akan

Muhammadiyah untuk menafsirkan kembali ayat-ayat Alquran secara kontekstual dengan memperhatikan asumsi, karakteristik paradigma penafsiran hingga memunculkan pemahaman

Sehubungan dengan telah adanya tenaga fungsional Pejabat Pengawas Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) pada Inspektorat Kota Bandung yang didasarkan kepada Peraturan

Penyusunan rencana kerja/aksi yang telah dibuat kemudian ditindaklanjuti dan direalisasikan sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah ditetapkan. Pada tahap ini setiap unit

Untuk mempermudah dalam menganalisa penelitian ini dan juga menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran penelitian ini, maka disini akan digunakan konsep operasional

Jika merujuk kembali pada gambar 1 mengenai konfigurasi domain pengawasan akuntabilitas pengelolaan keuangan ne- gara kolom kompetensi (SDM) maka akan terlihat komposisi