• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2011"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2011 terhadap triwulan II-2011 (q-to-q) mencapai angka 8,13 persen. Pertumbuhan tertinggi dialami sektor pertanian yang mencapai 15,91 persen.

Bila dibandingkan triwulan yang sama di tahun sebelumnya, perekonominan Kalimantan Selatan tumbuh sebesar 5,77 persen (y-o-y), dimana pertumbuhan tertinggi di sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 9,08 persen dan terendah di sektor pertanian sebesar 2,76 persen.

Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan hingga triwulan III-2011 dibandingkan periode yang sama tahun 2010 (c to c) telah mencapai 6,04 persen.

Nominal PDRB yang dihasilkan pada triwulan III-2011 senilai 19,26 trilyun rupiah sehingga secara kumulatif pada tahun 2011 telah mencapai 51,41 trilyun rupiah.

Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi triwulan III-2011 (q to q) didorong oleh konsumsi pemerintah 10,71 persen, konsumsi rumah tangga 3,56 persen, PMTB 5,53 persen dan ekspor 3,85 persen.

No. 059/11/63/Th.XV, 7 November 2011

PERTUMBUHAN

EKONOMI

KALIMANTAN

SELATAN

TRIWULAN

III-2011

1. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III-2011

Kondisi perekonomian Kalimantan Selatan triwulan III-2011 lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), yakni tumbuh mencapai angka 8,13 persen. Dari pengalaman beberapa tahun belakangan ini, puncak kapasitas ekonomi Kalimantan Selatan berada pada triwulan 3 ini. Dari struktur permintaan, beberapa komponen terutama komponen konsumsi juga mencapai puncaknya pada saat ini. Demikian juga sektor-sektor produksi seperti pertanian berada pada kapasitas produksi yang optimum.

Pertumbuhan paling tinggi dialami oleh sektor pertanian yang meningkat sebesar 15,91 persen. Pada triwulan ini wilayah Kalimantan Selatan khususnya beberapa sentra produksi padi seperti kabupaten Banjar dan Barito Kuala memasuki panen padi. Lahan sawah yang pada tahun 2010 tidak bisa ditanam karena tergenang air atau menjadi lahan tidur, sudah kembali produktif, yaitu di Kabupaten HSU, HSS, HST, dan Balangan. Puncak

(2)

Beberapa sektor yang tumbuh di atas enam persen adalah sektor jasa-jasa sebesar 9,31 persen dan sektor konstruksi tumbuh pada level 7,86 persen. Kedua sektor tersebut tumbuh karena hal yang berbeda. Sektor konstruksi didorong oleh mulainya pembangunan infrastruktur serta semakin meningkatnya bisnis properti sementara sektor jasa-jasa karena ada peningkatan nilai tambah dari pemerintahan yaitu adanya pemberian gaji ke-13 dan beberapa konsumsi yang berkaitan dengan kegiatan administrasi pemerintahan.

Tabel 1

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor (persen) Sektor Triw II-2011 terhadap

Triw I-2011 Triw III-2011 terhadap Triw II-2011 Triw III-2011 terhadap Triw III-2010

Triw I s/d Triw III 2011 terhadap Triw I s/d Triw III 2010

Sumber pertumbuhan

q-to-q q-to-q y-o-y c-to-c y-o-y

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1.Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 67,74 15,91 2,76 3,35 0,78

2. Pertambangan dan Penggalian 6,16 4,92 5,94 6,33 1,27

3.Industri Pengolahan 0,53 2,87 4,86 3,59 0,47

4.Listrik dan Air Bersih 2,81 3,06 6,79 6,86 0,03

5.Konstruksi 3,15 7,86 6,48 6,54 0,33

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,14 5,52 9,08 8,69 1,31

7. Angkutan dan Komunikasi 2,39 5,38 6,77 7,67 0,55

8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 1,85 3,30 4,40 6,11 0,17

9. Jasa-jasa 11,84 9,35 9,82 9,14 0,86

PDRB dengan Migas 15,99 8,13 5,77 6,04 5,77

Dibandingkan triwulan III pada tahun lalu, kinerja perekonomian Kalimantan Selatan juga menunjukkan peningkatan pada semua sektor. Secara agregat, kinerja perekonomian triwulan III-2011 meningkat 5,77 persen (y-o-y) dibandingkan triwulan III-2010. Ada enam sektor yang meningkat dengan besaran di atas 5 persen, yang terbesar adalah sektor jasa-jasa yang tumbuh sebesar 9,82 persen, selanjutnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran (9,08 persen), listrik dan air bersih (6,79 persen), angkutan dan komunikasi (6,77 persen), konstruksi (6,48 persen), dan sektor pertambangan dan penggalian (5,94 persen). Momen bulan puasa dan hari lebaran serta liburan semesteran mendorong fungsi permintaan yang lebih tinggi sehingga memberi dampak positif bagi sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor angkutan. Angkutan darat, laut dan udara mengalami peningkatan karena arus mudik lebaran dan distribusi barang menjelang lebaran. Pada triwulan ini sektor angkutan mengalami

peak season dimana pada triwulan ini sebagian besar masyarakat melakukan perjalanan.

Secara rinci, sumber-sumber yang mampu mendorong pertumbuhan (y-o-y) sebesar 5,77 persen terutama pada empat besar (top four) yaitu, sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbang 1,31 persen, sektor pertambangan menyumbang pertumbuhan 1,27 persen, sektor jasa-jasa 0,86 persen, dan sektor pertanian 0,78 persen. Keempat sektor tadi memberi dorongan pertumbuhan lebih dari 70 persen pertumbuhan Kalimantan Selatan yang sebesar 5,77 persen.

(3)

Secara kumulatif sampai dengan triwulan III, PDRB tahun 2011 meningkat 6,04 persen (c-to-c) dibandingkan tahun 2010. Kondisi ini menunjukkan bahwa, sampai triwulan III tahun ini perekonomian Kalimantan Selatan cukup tumbuh dengan baik diatas 6 persen. Dilihat menurut sektor, hanya terdapat 2 sektor yang tumbuh pada kisaran 3 persen sedangkan sektor lainnya di atas 6 persen dan sektor tersebut adalah sektor pertanian yang tumbuh hanya 3,35 persen dan sektor industri pengolahan yang hanya tumbuh 3,59 persen. Melihat perkembangan ekonomi dunia pada triwulan ini, perkembangan sektor lain yang erat kaitannya dengan potensi ekspor yaitu pertambangan diharapkan akan mampu menunjukkan kinerja yang baik, begitu pula dengan pengembangan lahan perkebunan kelapa sawit yang semakin berkembang di beberapa wilayah kabupaten/kota. Dengan pola pertumbuhan triwulanan yang cukup dinamis, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kallimantan Selatan sampai akhir tahun 2011 bisa melebihi pertumbuhan tahun 2010 yaitu pada kisaran 6,0 – 6,4 persen.

2. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000

Pada triwulan III-2011 ini, seluruh kegiatan ekonomi di Kalimantan Selatan mampu menghasilkan nilai tambah sebesar 19,26 trilyun rupiah lebh tinggi dari yang dihasilkan pada triwulan sebelumnya yang hanya mencapai 17,46 trilyun rupiah. Nominal PDRB pada triwulan III-2011 tersebut setara dengan 8,94 trilyun rupiah jika dihitung dengan harga konstan tahun 2000. Secara kumulatif, pada tahun 2011 ini nilai tambah yang telah dihasilkan mencapai 51,41 trilyun rupiah.

Tabel 2

PDRB Triwulan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Milyar Rupiah)

Sektor Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Triw II-2011 Triw III-2011 Triw II-2011 Triw III-2011

(1) (2) (3) (4) (5)

1.Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 3.797,05 4.445,06 2.110,16 2.445,80

2. Pertambangan dan Penggalian 4.442,09 4.932,53 1.821,11 1.910,69

3.Industri Pengolahan 1.547,13 1.613,84 830,04 853,90

4.Listrik dan Air Bersih 95,91 100,54 41,13 42,39

5.Konstruksi 945,34 1.034,42 429,71 463,49

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 2.550,10 2.749,15 1.257,88 1.327,28

7. Angkutan dan Komunikasi 1.446,69 1.544,01 697,79 735,29

8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 849,00 885,77 330,78 341,69

9. Jasa-jasa 1.731,59 1.952,95 747,43 817,34

PDRB dg Migas 17.404,91 19.258,28 8.266,03 8.937,88

Seperti terlihat pada Tabel 2, sektor terbesar yang menghasilkan nilai tambah pada triwulan III-2011 ini adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 4,93 trilyun rupiah, disusul sektor pertanian yang

(4)

Struktur Ekonomi Kalsel Triwulan III-2010 Pertanian, 23.08% Jasa-jasa, 10.14% Keuangan, 4.60% Angkutan, 8.02% Perdagang-an, 14,28% Bangunan, 5.37% Pertambang-an, 25,61% LGA, 0.52% Industri, 8.38%

Struktur Ekonomi Kalsel Triwulan III-2010 Pertanian, 23.08% Jasa-jasa, 10.14% Keuangan, 4.60% Angkutan, 8.02% Perdagang-an, 14,28% Bangunan, 5.37% Pertambang-an, 25,61% LGA, 0.52% Industri, 8.38%

trilyun rupiah. Komponen nilai tambah antar sektor tidak banyak berubah dari kondisi triwulan II yang lalu sehingga struktur ekonomi Kalimantan Selatan tidak berubah drastis..

3. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Triwulan III tahun 2010

Sektor yang masih menjadi primadona dan penyumbang terbesar bagi perekonomian di Provinsi Kalimantan Selatan adalah sektor primer seperti sektor pertanian (23,08 persen) serta sektor pertambangan dan penggalian (25,61 persen). Hampir setengah dari nilai tambah yang dihasilkan merupakan peran dari kedua sektor tersebut. Sektor perdagangan, restoran dan perhotelan berada pada urutan ke tiga (14,28%). Sektor-sektor yang lain menyumbang perekonomian pada kisaran di bawah angka sepuluh persen, bahkan listrik, gas dan air bersih hanya 0,52 persen.

Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sektor yang mengalami peningkatan kontribusi adalah sektor pertanian dari 21,82 persen menjadi 23,08 persen atau meningkat 1,26 persen. Kontribusi subsektor tanaman bahan makanan merupakan faktor pendorongnya yaitu meningkat 1,77 persen. Dapat dimaklumi karena pada triwulan III ini masih terjadi panen, yang puncaknya terjadi pada bulan Agustus-September. Selanjutnya sektor pertambangan dan penggalian mengalami penambahan kontribusi 0,09 persen, hal ini karena peningkatan produksi pertambangan non migas khususnya batubara yang lebih rendah dari pertanian.

Tabel 3

Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen)

Sektor Tahun 2011

Triwulan II Triwulan III

(1) (2) (3)

1.Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 21,82 23,08

2. Pertambangan dan Penggalian 25,52 25,61

3.Industri Pengolahan 8,89 8,38

4.Listrik dan Air Bersih 0,55 0,52

5.Konstruksi 5,43 5,37

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 14,65 14,28

7. Angkutan dan Komunikasi 8,31 8,02

8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 4,88 4,60

9. Jasa-jasa 9,95 10,14

(5)

4. PDRB Menurut Penggunaan Triwulan III Tahun 2010

Dari sisi demand, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan III-2011 didorong oleh konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga. Konsumsi pemerintah (q to q) meningkat sebesar 10,71 persen dan konsumsi rumah tangga meningkat 3,56 persen. Konsumsi rumah tangga naik akibat dari momen puasa dan lebaran, sementara konsumsi pemerintah juga naik akibat penyerapan anggaran yang mulai meningkat. Sementara ekspor komoditi juga menunjukkan peningkatan yang cukup baik (3,85 persen) terutama pada komoditi batubara dan kelapa sawit yang merupakan andalan Kalimantan Selatan.

Tabel 4

Laju Pertumbuhan Komponen PDRB Penggunaan (Persen) Komponen Penggunaan Triw II-2011 terhadap Triw I-2011 Triw III-2011 terhadap Triw II-2011 Triw III-2011 terhadap Triw III-2010

Triw I s/d Triw III 2011 terhadap Triw I s/d Triw III 2010

Sumber pertumbuhan

q-to-q q-to-q y-o-y c-to-c y-o-y

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 1,02 3,56 5,32 5,48 2,23

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 2,27 3,52 6,49 5,39 0,03

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 7,30 10,71 12,33 10,22 1,45

4. Pembentukan Modal tetap Bruto (PMTB) 3,58 5,53 7,86 7,91 1,30

5. Ekspor 15,36 3,85 12,14 7,73 7,75

6. Dikurangi Impor 3,24 1,73 15,58 11,86 5,23

PDRB dengan Migas 15,99 8,13 5,77 6,04 5,77

Dibandingkan periode yang sama tahun lalu (y-o-y), seluruh komponen menunjukkan kenaikan dimana kenaikan tertinggi adalah ekspor dan impor. Komponen ekspor mengalami pertumbuhan sebesar 12,14 persen dan impor sebesar 15,58 persen. Selanjutnya adalah komponen PMTB yang meningkat 7,86 persen dari tahun sebelumnya. Komponen PMTB mengalami kenaikan sehubungan dengan meningkatnya belanja pembangunan infrastruktur oleh pemerintah terutama penyelesaian proyek perkantoran pemerintah provinsi di Banjarbaru serta meningkatnya pembangunan perumahan oleh masyarakat atau developer.

Tabel 5

PDRB Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Milyar Rupiah)

Komponen Penggunaan Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Triw II-2010 Triw III-2010 Triw II-2010 Triw III-2010

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 7.791,95 8.158,09 3.602,08 3.730,32

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 76,50 79,95 34,37 35,58

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2.415,19 2.710,02 1.009,44 1.117,54

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 3.418,78 3.617,24 1.422,24 1.500,93

5. Perubahan Inventori (365,15) (200,69) (402,71) (215,51)

(6)

Struktur Ekonomi Kalsel Menurut Penggunaan Triw III-2010

Ekspor, 70.11% Impor, 44.70% Perubahan Stok, (1.04%) Konsumsi Pemerintah, 14.07% Konsumsi Nirlaba, 0.42% Konsumsi Rumah Tangga, 42.36% PMTB, 18.78% Struktur Ekonomi Kalsel

Menurut Penggunaan Triw III-2010

Ekspor, 70.11% Impor, 44.70% Perubahan Stok, (1.04%) Konsumsi Pemerintah, 14.07% Konsumsi Nirlaba, 0.42% Konsumsi Rumah Tangga, 42.36% PMTB, 18.78%

Komponen pendorong perekonomian regional dari sisi demmand dapat dilihat dari struktur PDRB menurut penggunaan. Sampai pada triwulan ini komponen konsumsi rumah tangga mendominasi struktur PDRB penggunaan sebesar 42,36 persen. Komponen ekspor dan impor masing-masing mengambil porsi 70,11 persen dan 44,70 persen dari total nilai tambah. Selanjutnya komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 18,78 persen, dan konsumsi pemerintah sebesar 14,07 persen.

Kinerja perdagangan luar negeri maupun antar daerah Kalimantan Selatan masih menunjukkan kondisi yang prospektif. Selama ini nilai ekspor baik antar daerah maupun ke luar

negeri mangambil porsi yang cukup signifikan yaitu di atas 50 persen. Ketersediaan sumber daya alam dan produk industri yang dapat diekspor menopang kinerja ekspor Kalimantan Selatan. Selain itu, komponen konsumsi terutama konsumsi rumah tangga ikut memacu pertumbuhan ekonomi terutama pada sektor-sektor yang memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga baik berupa makanan maupun non makanan.

Tabel 6

Struktur PDRB Menurut Penggunaan (persen)

Sektor Tahun 2011

Triwulan II Triwulan III

(1) (2) (3)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 44,77 42,36

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 0,44 0,42

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 13,88 14,07

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 19,64 18,78

5. Perubahan Inventori (2,10) (1,04)

6. Ekspor 72,14 70,11

7. Dikurangi Impor 48,77 44,70

Referensi

Dokumen terkait

WT Strategi: UKM Kerupuk Kulit dapat meningkatkan kualitas produk seperti merek, perijinan, BPOM pegemasan.Berdasarkan hasil obsevasi dan pengamatan produk kerupuk

syndrome di atas, menunjukkan bahwa penggunaan metode glenn doman efektif untuk meningkatkan pemahaman lambang bilangan anak down syndrome. Ini terlihat

(1994), kegiatan Hasil pengukuran seismik dan magnetik dengan vulkanisme di Jawa ditunjukkan oleh keterdapatan lava lintasan berarah barat laut – tenggara yang memotong

Alat ini bekerja dengan baik dengan mengenali E-KTP yang telah terkonfigurasi dalam database, sehingga secara otomatis kunci sepeda motor akan hidup (ON) dan motor dapat

Optimasi yang dilakukan pada basis masker gel peel off yaitu CMC-Na dan PVA dengan parameter sifat fisis masker gel peel off meliputi Viskositas, kecepatan mengering daya

Naskah randai yang dijadikan sebagai objek penelitian dalam tulisan ini adalah Sabai Nan Aluih karya Wisran Hadi dan “Sabai Nan Haluih” karya Musra Dahrizal.. sebagai

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan evaluasi penerapan sistem informasi manajemen Rumah Sakit Jiwa Grhasia, dengan fokus utama penelitian pada aspek manusia

Sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk sebenarnya hanya merupakan alat bantu untuk mendiagnosis penyakit apa yang