• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V P E N U T U P Kesimpulan. Keseimbangan dan keselarasan hubungan dalam keseluruhan tata nilai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V P E N U T U P Kesimpulan. Keseimbangan dan keselarasan hubungan dalam keseluruhan tata nilai"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB V

P E N U T U P

5.1. Kesimpulan

Keseimbangan dan keselarasan hubungan dalam keseluruhan tata nilai

tercermin dalam kehidupan bersama dalam mengangkat tugas dan tanggung

jawab pelayanan secara bersama. Apalagi dalam struktur organisasi

penatalayanan GMIT bukan menggunakan kalimat atasan dan bawahan, akan

tetapi rekan sekerja dan sepelayanan, hanya fungsi dan tugasnya yang

berbeda-beda. Namun kenyataan yang terjadi bahwa perangkat keorganisasian GMIT

terutama dalam bidang pelayanan anak dan remaja tidak berfungsi secara

maksimal, sehinga seringkali pelayanan anak dan remaja tidak berjalan secara

baik dan efisien. Kenyataan inilah yang menunjukan bahwa peran Gereja dalam

menata pelayanan masih sangat kurang, sehingga banyak diantara pemuda yang

terpengaruh dengan lingkungan serta perkembangan zaman, dan tidak peduli

dengan pelayanan yang dilakukan oleh Gereja terkhusus pelayanan anak dan

remaja. Jika ini terus dibiarkan maka masa depan pelayanan Gereja akan

terhambat. Gereja dalam memainkan perannya harus mempunya

langkah-langkah yang strategis untuk membangkitkan semangat pemuda serta memotivasi

pemuda agar mempunyai minat dan kesadaran untuk melayani pelayanan anak

dan remaja .

Tata dasar, Peraturan pokok serta peraturan pelaksana GMIT tentang

jabatan dan kekaryawanan baik dalam perumusannya maupun dalam

(2)

2

Penekanan tata dasar dan peraturan-peraturan ini adalah untuk mempererat,

memperkuat serta memberdayakan jemaat-jemaat sebagai basis penyelenggaraan

kehidupan GMIT. Peranan perangkat-perangkat keorganisasian dan

jabatan-jabatan serta pemimpin-pemimpin dalam keseluruhan organisasi GMIT adalah

untuk memberdayakan jemaat-jemaat.

Tata dasar adalah sistim dari prinsip-prinsip dasar teologis,

eklesiologis dan aturan dasar tentang peraturan ketertiban hidup dan pelayanan

GMIT. Oleh karena kualitas tata dasar adalah prinsip-prinsip tentang penataan

kehidupan dan pelayanan GMIT, maka perlu penjabaran kedalam peratutan

pokok dan selanjutnya peraturan pokok dijabarkan ke dalam peraturan

pelaksana.1 Dengan demikian kehidupan bersama dalam mengangkat tugas

pelayanan Gereja harus berdasarkan apa yang telah disepakati bersama agar

menghindari konflik.

Berdasarkan penelitian, penulis mendapatkan kesimpulan bahwa

menurunnya minat pemuda untuk menjadi pelayan anak dan remaja membawa

dampak bagi Gereja terkhusus bidang pelayanan anak dan remaja. Hal ini terjadi

ketika para pemuda yang dulunya aktif melayani pelayanan anak dan remaja,

namun karena pengaruh perkembangan teknologi serta kurangnya perhatian

Gereja terhadap pemuda, maka pelayanan anak dan remaja yang dilakukan tidak

berjalan dengan baik dan efisien.

Perubahan sosial selalu terjadi setiap saat secara terus menerus.

Perubahan sosial tersebut terjadi karena diinginkan atau sebagai dampak dari

perubahan pada sektor lain yang terkait dengan masalah sosial. Perubahan itu

(3)

3

sendiri dapat menjadi tujuan dan sekaligus sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Teknologi komunikasi (HP) terbukti berperan sebagai salah satu faktor

pengubah tatanan sosial. Perubahan sosial yang diakibatkan oleh pemanfaatan

teknologi komunikasi (Hend Pond) terjadi di lingkungan keluarga, Gereja dan

pemerintahan, serta terutama dalam pergaulan antar individu dengan individu.

Dampak dari perubahan teknologi yang terjadi seharusnya membawa

pengaruh positif bagi seseorang. Karena dari perkembangan terknologi itu akan

menjadi faktor penentu dan pengubah karakter dan peran seseorang dari yang

semula tidak baik akan menjadi lebih baik. Karena teknologi komunikasi (HP)

hanya sebagai alat untuk dipakai dan membantu seseorang dalam mencapai

tujuan. Karena apabila teknologi itu dipakai untuk maksud yang buruk maka

akan membawa dampak yang buruk pula, akan tetapi jika teknologi itu dipakai

untuk maksud dan tujuan yang baik maka dengan sendirinya akan membawa

danpak dan pengaruh yang positif serta membantu seseorang lebih maju.

5.2. Saran- Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis dapat mengemukakan beberapa

saran kepada jemaat-jemaat dalam wilayah pelayanan GMIT, para pemuda serta

para pelayan atau guru sekolah minggu sebagai berikut :

1. Pembinaan serta Peraturan-Perturan GMIT

a. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan anak dan remaja di

Gereja-Gereja dalam wilayah pelayanan GMIT, maka Perlu diadakan

pendampingan serta pembinaan-pembinaan khusus bagi pemuda untuk

membangun minat menjadi seorang guru sekolah minggu. Dan

(4)

4

pelayanan GMIT harus melihat juga apa yang menjadi kebutuhan

pelayanan, khususnya kebutuhan akan pelayan atau guru sekolah

minggu.

b. Jika dapat, peraturan tentang guru sekolah minggu harus juga diatur

dalam peraturan pelaksana GMIT. Karena seorang guru sekolah minggu

juga melaksanakan tugas dan tanggung jawab pelayanan dalam gereja

yaitu mengajar anak sekolah minggu.

2. Pemuda

Pemuda sering disebut sebagai pelopor perubahan dan biasa di sebut

oleh masyarakat dan gereja sebagai tulang punggung gereja, oleh karena

itu sebagai seorang pemuda harus dapat bekerja sama baik dalam

masyarakat maupun dengan Gereja agar dapat membawa perubahan

yang baik dilingkungan masyarakat dan Gereja. Seorang pemuda juga

harus menjadi contoh dan teladan yang baik serta dapat juga memberi

diri seutuhnya untuk melayani gereja dalam bidang pelayanan anak dan

remaja.

3. Pelayan atau Guru Sekolah Minggu

Sebagai pelayan atau guru sekolah minggu yang telah memberi diri

untuk melayani pelayanan anak dan remaja, harus memahami diri dan

jangan terlalu menuntut apa yang harus di buat oleh Gereja, akan tetapi

sebagai guru sekolah minggu harus memiliki loyalitas diri dalam

(5)

5

REFLEKSI TEOLOGIS

Dunia masa kini ditandai oleh kelangkaan pemimpin yang berkualitas.

Gereja saat ini dihadapkan kepada problem-problem yang maha berat. Secara

global kita terancam oleh bahaya pelanggaran hak asasi manusia dengan

maraknya perdagangan manusia, secara sosial kita dilanda oleh krisis

penyalagunaan teknologi komunikasi (HP), secara moral kita disergap oleh

berbagai kekuatan yang berusaha merongrong kestabilan kehidupan keluarga dan

tata sosila sekssual, dan secara spiritual kita diancam oleh bahaya materialisme

dan sebagai dampaknya kita kehilangan kepekanan terhadap realitas kehidupan

bergereja dan bermasyarakat.

Banyak orang telah memperingatkan kita akan kehancuran yang bakal

menimpa generasi muda saat ini, tapi hanya sedikit orang yang menawarkan

cara-cara penangkalannya. Memang ketrampilan dan pengetahuan pemuda saat

ini sangat berlebihan, akan tetapi yang kurang adalah hikmat dan kearifan.

Dengan berdasarkan apa yang disampaikan Tuhan Yesus dalam Alkitab bahwa

kita bagaikan kawanan domba tanpa gembala. Ini mengingatkan kita bahwa

bagaimana peran seorang pemuda sebagai pemimpin dimasa yang akan datang.

Harus kita akui bahwa pemuda saat ini sudah mulai membuat suatu

perubahan, akan tetapi perlu diingat bahwa perubahan itu seharusnya dibarengi

dengan tanggung jawab yang penuh. Tanggung jawab seorang pemuda dalam

melayani anak dan remaja adalah suatu tugas yang berat tapi mulia. Bagi seorang

pemuda yang menjadi guru sekolah minggu harus menyadari bahwa tujuan

mengajar adalah untuk menolog seseorang mencari dan menemukan

(6)

6

dengan panggilan Allah. Memang sudah terjadi sejumlah perubahan yang

mengembirakan pada tahun-tahun sebelumnya akan tetapi dengan perkembangan

teknologi yang semakin cepat telah menggeser nilai-nilai serta kualitas hidup para

pemuda. Para pemuda tidak lagi melakukan tugas dan panggilannya sebagai

seorang pemimpin bagi anak-anak. Pertanyaannya adalah apakah para pemuda

Gereja sudah mempunyai sumbangan yang berarti bagi pelayanan anak dan

remaja ? Sebagai kunsekuensi untuk menjawab pertanyaan ini maka pemuda

harus berusaha berpikir dan bertindak untuk melakukan apa yang menjadi tugas

dan tanggung jawab pelayanan yang diembannya. Pemuda tidak boleh cepat

terpengaruh dengan perkembangan zaman khususnya teknologi komunikasi.

Tugas Geraja saat ini adalah bagaimana memainkan peran dengan

sejumlah aturan-aturan serta kebijakan-kebijakan yang ada dapat memberikan

pembinaan-pembinaan dan motivasi kepada para pemuda agar mampu menjadi

seorang pemimpin yang berkualitas khususnya dalam bidang pelayanan anak dan

remaja. Penyalahgunaan teknologi dapat melumpuhkan segala aktifitas

pelayanan. Itu sebabnya manusia membutuhkan kesadaran diri yang baru, visi

yang segar, untuk membangkitkan kembali kesadaran dan minat untuk melayani

pelayanan anak dan remaja. Kita di tuntut untuk menjadi teladan.

Kita yang telah beroleh keselamatan telah masuk dalam persekutuan

dengan Yesus terpanggil dan mempunyai peran untuk menjadi pembawa

pembaharuan tentang kasih Allah. Kita mustahil dapat menyebut diri kita

anak-anak Alah yang membawa perubahan, jika kita tidak melakukan perubahan itu

dengan baik dan sungguh-sungguh.

Keseluruhan hidup dan pergumulan manusia sering di pakai kata panggil,

(7)

7

alasan atau kepentingan-kepentingan tertentu, tetapi juga kata panggilan

menyatakan adanya relasi sosial antar manusia, antara individu, atau antara

lembaga. Dengan demikian panggilan hanya dapat terjadi bila ada komunikasi

dua arah yang menunjuk pada hubungan dan kepentingan masing-masing yaitu

pemanggil dan yang dipanggil. Berkaitan dengan pemanggil dan dipanggil maka

perlu diketahui bahwa dalam pelayanan, Allah menjadi pemanggil dan kita yang

dipanggil harus mempunyai tanggung jawab untuk mengerjakan apa yang

diperintahkan-Nya.

Menyuarakan suatu tuntutan panggilan, suatu keharusan, kelayakan dan

keberhasilan misi kerasulan Gereja di tentukan oleh kasih, terlebih dalam tugas

pelayanan anak dan remaja. Rasul Paulus menegaskan hal tersebut dalam nasehatnya kepada jemaat di Efesus yaitu “ Sebab itu jadilah penurut-penurut

Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana

Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk

kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah “ (Efesus 5:1-2).

Kasih itulah yang menyanggupkan Gereja dan kita sebagai orang percaya

dalam panggilan untuk melayani serta menghasilkan buah-buah yang baik.

Hanya kasih Kristuslah yang dapat menjadi dasar pemersatu, penggerak serta

pembimbing seluruh kehidupan dan pelayanan. Karya pelayanan para rasul,

nabi-nabi, para pemberita injil serta pengajar dalam rangka memperlengkapi orang

kudus bagi pekerjaan pelayanan harus didasarkan pada kasih yang berasal dan

bersumber pada Kristus ( Efesus 4 :11-12 ).

Panggilan Yesus kepada Simon Petrus dan para murid untuk

mengembalakan domba-domba-Nya di dasarkan pada cinta kasih. Mereka

(8)

8

membimbing yang sesat, memperbaiki hubungan yang rusak serta mengasuh dan

memelihara pertumbuhan serta perkembangan domba-domba (Yoh 21:15-17).

Kehadiran Allah di dalam dunia ini itulah imanuel yang telah terjadi secara

sempurna di dalam diri Yesus Kristus. Oleh Yesus Kristus kita dipanggil ke

dalam hubungan persekutuan dengan Allah dan dengan sesama. Kasih Allah

kepada dunia di dalam Yesus Kristus adalah dasar untuk membangun tubuh

Kristus. Dengan demikian kita dipanggil untuk ikut mengambil bagian dalam

tugas dan tanggung jawab pembangunan tubuh Kristus. Pembangunan tubuh

Kristus itu menuntut perubahan dan penyerahan diri secara total dan juga mau

merelakan diri dalam meneruskan pelayanan. Perubahan untuk melayani secara

tetap dan berkelanjutan menuntut sikap dan gaya hidup yang memancarkan kasih

Allah. Perubahan hidup itu di satu pihak menuntut adanya minat, kerelaan dan

kemauan untuk melayani. Itulah arti dan tujuan hidup yang termulia.

Hal yang paling mendasar dan yang paling menentukan dari panggilan

Allah kepada kita adalah bahwa bukan saja melalui panggilan itu Allah mau

membangun dan menciptakan relasi iman yang kuat dan hidup antara kita secara

pribadi dengan Tuhan, tetapi juga bahwa lewat panggilan itu Allah menyatakan

kepada kita Anugrah dan kasih setia-Nya. Itulah sebabnya kita yang menjawab

panggilan Allah memperoleh kepercayaan, mendapat penghormatan dan

menerima penghargaan untuk menjadi pelayan Tuhan (II Tim 1 : 9).

Makna yang terdalam dari panggilan itu tidaklah berorientasi pada

jabatan, struktur, kedudukan ataupun kekuasaan, tetapi justru sebaliknya yaitu

bahwa jabatan pelayanan yang kita peroleh karena panggilan itu dianugerahkan

untuk pekerjaan kehambaan yaitu kita di panggil untuk bekerja dan melayani

(9)

9

Panggilan adalah wujud nyata dari kepastian dan jaminan dari

pengharapan kemuliaan yang dijanjikan. Artinya bahwa panggilan Allah itu

mengandung harapan yang akan terwujud bagi kita yakni menerima bagian dalam

kerajaan-Nya. Dengan menerima panggilan Allah jerih payah kita tidak akan

sia-sia ( Maz 56 :9; Maz 37 :25 ; Fil 3 : 14 dan Tim 3 : 11 ). Allah berkuasa dan

dapat bekerja sendiri sesuai dengan rencana-Nya tanpa membutuhkan bantuan

ataupun pertolongan dari kita. Meskipun demikian cara bekerja dan berkuasanya

Allah tidak seperti yang kita pikirkan, kendatipun Dia memiliki segala

kemampuan untuk berbuat dan melaksanakan apa saja sesuai dengan

kehendak-Nya. Itulah sebabnya untuk mewujudkan rencana keselamatan dan pemeliharaan

akan ciptaan-Nya Allah memanggil dan memakai kita untuk menjadi alat dalam

pelayanan.

Kita yang telah dijadikan Allah menurut peta dan teladan-Nya, tidak

dikehendaki oleh Allah seperti robot yang tidak memiliki tanggung jawab, hanya

tergantung dan dikendalikan oleh Allah tanpa inisiatif dan prakarsa untuk

merespons panggilan Allah. Karena itu Allah memanggil kita dan memberikan

tanggung jawab dan mandat pelayanan supaya kita dapat merespon panggilan

Allah dan bertanggung jawab kepada Allah. Allah mau memakai kita sebagai

alat di dalam tangan-Nya untuk mewujudnyatakan syalom Allah dan

penyelamatan-Nya bagi dunia dan bagi semua umat manusia. Dengan demikian

kita yang telah diciptakan-Nya memiliki relasi dengan Tuhan dan menjadi

sahabat Allah, abdi Allah, pelayan Allah, mitra Allah, kawan sekerja Allah dan

hamba Allah. Allah memanggil kita menjadi pelayan-Nya untuk mewujudkan

(10)

10

Tuhan tidak saja memanggil kita untuk menjadi pelayan-Nya, akan tetapi

Dia juga mempersiapkan, memberkati, mengutus dan menyertai kita (Kej 12 :3 ;

Yes 43 :1-4). Tuhan yang memanggil tidak pernah memberi beban pelayanan

melewati batas kemampuan kita untuk memikulnya (Yer 29 :11). Tuhan tidak

pernah menjanjikan pelayanan yang aman, tetapi Dia menjanjikan pelabuhan

yang tenang.

Kita dan Gereja harus hidupkan kembali kesadaran dan minat dari pemuda

untuk dapat berperan aktif serta mempunyai kerelaan untuk memberi diri dalam

melayani pelayanan anak dan remaja. Sebab disamping mempunyai kerelaan

melayani, seorang pemimpin yang sejati pasti memiliki karunia-karunia untuk

dibagikan kepada orang lain.

Alkitab khususnya dalam Perjanjian Baru, orang yang cita-citanya tetap

utuh sampai pada akhir hayat adalah paulus. Dia menghadapi perlawanan yang

pahit dan ganas. Dia harus menahan penderitaan badani yang berat, dan pada

berbagai kesempatan ia dipukuli dan dipenjarakan. Ia menderita secara mental,

sebab jejak-jejaknya diikuti oleh nabi-nabi palsu yang menentang ajarannya serta

merusak namanya. Ia juga mengalami kesepian yang mendalam dan menjelang

akhir hidupnya ia menulis seperti yang tertera dalam kitab 2 Timotius 1 :15 ;

4 :16. Namun satu detik pun ia tak kunjung kehilangan visinya tentang umat

Allah yang diperbaharui dan diselamatkan, serta ia tidak pernah ingkar janji untuk menyampaikan kabar keselamatan. Dalam sel bawah tanah ia mampu menulis “

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman “ ( 2 Timotius 4 : 7 ). Ia bertekun sampai akhir.

Kisah Paulus ini menjadi refleksi bagi kita semua terkhusus bagi para pemuda

(11)

11

memberi diri dan mempunyai minat untuk melayani serta mampu memberikan

yang terbaik dalam pelayanan Gereja, walaupun ditengah perkembangan

teknologi yang semakin canggih, pemuda harus dapat mampu membuat

pembaharuan dalam pelayanan. Sehingga Yesus juga akan berkata kepada kita

“ Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba-Ku yang baik dan setia “

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil observasi t e r h a d a p p e n e l i t i a n p e n d a h u l u a n tidak ditemukan internalisasi nilai budaya minangkabau dalam wilayah

Kepada Mapenda Kementerian Agama Propinsi Aceh dan Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tamiang, dan pihak-pihak terkait lainnya diharapkan dapat memberikan dukungan kepada

Imam Gampong berpendapat tentang perkawinan di bawah umur di Desa Kute Lot Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah lebih baiknya tidak dilakukan karena

Metode yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan data primer dan sekunder yang berupa hasil survei geometrik serta LHR (Lintas Harian Rata-rata) pada jalan

Kepercayaan yang berkembang sampai saat ini dengan banyaknya masyarakat yang memiliki perbedaan latar belakang baik sosial, budaya bahkan ekonomi membuat Desa

Bahan baku pembuatan bioplastik yang dipilih dapat berasal dari limbah rumah tangga seperti air cucian beras dan diolah dengan bantuan bakteri Acetobacter

Dalam perspektif hukum Islam hal ini tidak dibenarkan, karena seharusnya sebelum jual beli, barang harus sudah menjadi milik BMT terlebih dahulu dan bisa

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan pernikahan dengan spiritualitas pada istri bekerja yang berada dalam tahap