• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTEGRASI IMTAQ DAN IPTEK DALAM PEMBELAJARAN DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SMP PLUS AL-KAUTSAR MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "INTEGRASI IMTAQ DAN IPTEK DALAM PEMBELAJARAN DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SMP PLUS AL-KAUTSAR MALANG"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

INTEGRASI IMTAQ DAN IPTEK DALAM PEMBELAJARAN DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SMP PLUS

AL-KAUTSAR MALANG

Soelaiman

Mahasisw a Doktor al MPI UIN Maulana Malik Ibr ahim Malang e-mail: Soel_imam@yahoo.com

Abstr act: Cur r ently in this er a of globalizat ion, ther e is a negative influence of the electr onic media and pr int media on people's lives. Islamic community life that sees r eligion mer ely as a r itual activity is not conducive to impr oving the IMTAQ. In addition, ther e ar e many par tially lear ner s (especially in big cities) misbehaves (per kelaian students, br aw ling, dr ug abuse, sexual per ver sion, and other juvenile delinquency). The pr oblems above, has not answ er ed w hat the objectives of national education in an effor t to incr ease the faith and devotion in or der to achieve the life of the nation. Thus, it is not w r ong if w e look at the integr ation of science in education IMTAQ and this is a major issue that must be executed. IMTAQ integr ation effor ts and science and technology in lear ning can be done in tw o r eview s that envir onment-Islamic and Islamic r esour ces.

Keywords: Integr ation, IMTAQ, IPTEK

(2)

Kata-Kata Kunci: Integr asi, IMTAQ, IPTEK

Pendahuluan

Pendidikan mer upakan salah satu sar ana ter penting dar i sebuah bangsa atau negar a dalam meningkatkan atau memajukan sumber daya manusia yang ada. Bahkan Elfindr i (2011: 1) menyebutkan bahw a pendidikan mer upakan salah satu str ategi pembangunan yang ber upaya untuk mengatasi masalah-masalah dalam pembangunan, disamping str ategi lain di bidang seper ti peningkatan teknologi dan pengadaan modal. Sebagai salah satu str ategi dalam pembangunan, pendidikan dimaksudkan untuk menjadikan seor ang individu mandir i, mampu ber dir i sendir i ser ta menjadikan seor ang individu ber kembang dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor nya. Sebagaimana ter maktub dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, yakni:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan ter encana untuk mew ujudkan suasana belajar dan pr oses pembelajar an agar peser ta didik secar a aktif mengembangkan potensi dir inya untuk memiliki kekuatan spir itual keagamaan, pengendalian diri, kepr ibadian, kecer dasan, akhlak mulia, ser ta keter ampilan yang diper lukan dir inya, masyar akat, bangsa dan negar a.”

Dar i penger tian di atas, jelas bahw a tujuan dar i pendidikan selain mencer daskan individu juga dalam upaya meningkatkan keimanan dan Ketaqw aan (Imt aq) ter hadap Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini diper tegas UUD 1945 (amandemen) Pasal 31 ayat (3) yaitu ”Tujuan Pendidikan Nasional meningkatkan keimanan dan ketaqw aan dalam r angka mencer daskan kehidupan bangsa”. Untuk mew ujudkan tujuan manusia yang dihar apkan dar i kegiatan pendidikan tesebut, pr oses pembelajar an mer upakan kegiatan penting pr oses pembelajar an yang akan melibatkan metode dan sistem yang digunakan dalam pendidikan.

(3)

Imtaq. Disamping itu, masih banyak sebagian peser ta didik (ter utama di kota-kota besar ) ber per ilaku menyimpang (per kelaian pelajar , taw ur an, penyalahgunaan nar koba, penyimpangan seksual, dan kenakalan r emaja lainnya).

Per masalah di atas, belumlah menjaw ab apa yang menjadi tujuan pendidikan nasional dalam upaya meningkatkan keimanan dan ketaqw aan dalam r angka mencer daskan kehidupan bangsa. Dengan demikian, maka tidak salah lagi jika kita memandang pengintegr asian imtaq dan sains dalam pendidikan ini menjadi per soalan penting yang har us dijalankan. Sukr i, secar a spesifik spesifik, menyebutkan integr asi pendidikan iptek dan imtaq ini diper lukan kar ena empat alasan.

Per t ama, iptek akan member ikan ber kah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahter aan hidup umat manusia bila iptek diser tai oleh asas iman dan taqw a kepada Allah SWT. Sebaliknya, tanpa asas imtaq, iptek bisa disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang ber sifat destr uktif. Iptek dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Ji ka demikian, iptek hanya absah secar a metodologis, tetapi batil dan miskin secar a maknaw i.

Kedua, pada kenyataannya, iptek yang menjadi dasar moder nisme, telah menimbulkan pola dan gaya hidup bar u yang ber sifat sekular istik, mater ialistik, dan hedonistik, yang sangat ber law anan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita.

Ket iga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memer lukan kebutuhan jasmani, tetapi juga membutuhkan i mtaq dan nilai-nilai sor gaw i (kebutuhan spir itual). Oleh kar ena itu, penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan ber at sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiw a r aga, lahir dan bathin, dunia dan akhir at.

(4)

Ar tikel ini ber upaya membahas ter kait integr asi imtaq dan iptek dalam pembelajar an, mengenai bagaimana konsep, dan faktor kunci sukses ser ta pengimplementasiannya dalam lingkungan pendidikan Islam, yaitu SMP Plus Al-Kautsar Malang.

Konsep Pengintegrasian IMTAQ dan IPTEK 1. Penger tian Imtaq dan Iptek

Istilah imtaq atau kependekan dar i iman dan taqw a, ter dir i dar i dua kata iman dan takw a yang masing-masing memiliki makna ter sendiri.. Imtaq mer upakan ur usan yang sar at dengan nilai, keper cayaan, pemahaman, sikap, per asaan dan per ilaku yang ber sumber dar i al-Qur ’an dan Hadist.

Iman ber asa dar i kata amana - yu'minu - imanan yang yang secar a etimologis memiliki ar ti keper cayaan ter hadap Tuhan (Dar yanto, 2007: 278). Keper cayaan ini dapat diw ujudkan dengan car a membenar kan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan per buatannya. Keper cayaan ter sebut har uslah penuh dengan keyakinan, tidak ber campur dengan adanya ker aguan, ser ta member i pengar uh ter hadap pandangan hidup, tingkah laku dan per buatan sehar i-har i. Ter dapat enam r ukun iman yang har us dipegang teguh oleh setiap muslim, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, ketika beliau ditanya oleh Jibr il tentang per masalahan Iman) :

نﺎﻤﯾﻹا

نأ

ﻦﻣﺆﺗ

ﷲﺎﺑ

و

ﮫﺘﻜﺋﻼﻣ

و

ﮫﺒﺘﻛ

و

ﮫﻠﺳر

و

مﻮﯿﻟا

ﺮﺧﻵا

و

ﻦﻣﺆﺗ

رﺪﻘﻟاﺎﺑ

هﺮﯿﺧ

و

هﺮﺷ

هاور

ﻢﻠﺴﻣ

“ Iman itu adalah ber iman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-r asulNya, har i akhir , dan ber iman kepada taqdir Allah yang baik maupun yang bur uk. [HR. Muslim]

Seseor ang yang ber iman kepada enam r ukun ter sebut, har us mengikatkan hati dan per asaannya dengan keper cayaan ter hadap r ukun ter sebut dan tidak lagi ditukar nya dengan keper cayaan lain.

Selanjutnya kata taqw a ber asal dar i kata waqa - yaqi - w iqayah

(5)

ter jer umus dalam per buatan dosa. Dalam kajiannya mengenai ayat-ayat taqw a, Ir syadunnas (2003: 506), menyimpulkan bahw a di dalam taqw a ter kandung penger tian pengendalian dir i oleh manusia akan dor ongan emosinya dan penguasaan ter hadap kecender ungan haw a nafsunya. Hal ini ber ar ti bahw a seor ang yang ber taqw a akan memenuhi dor ongan-dor ongan emosinya hanya sebatas yang diper kenankan oleh agama. Selain itu, dalam ungkapan taqw a juga ter kandung per intah kepada manusia agar mer eka senantiasa melakukan aktivitas-aktivitas yang baik yang membaw a kepada kemakmur an dan kesejahter aan masyar akat, seper ti: ber sikap adil dalam ber tindak dan ber buat, suka membantu or ang-or ang yang membutuhkan secar a mor il atau mater iil, mau mengembangkan potensi dir i atau intelektualitas denii mencapai kehidupan yang baik dan ber manfaat.

Ber dasar kan kajian di atas, maka dapat dipahami bahw a iman dan takw a adalah mer upakan dua kar akter istik yang har us dimiliki setiap muslim. Keper cayaan akan membaw a musli m pada keyakinan dan keteguhan akan agamanya, dan tidak akan mudah ter jer umus dalam hal-hal yang mengar ahkan pada kesyir ikan dan kemur tadan. Sedangkan taqw a mer upakan kar akter istik yang akan membaw a umat Islam pada kepatuhan ter hadap Tuhan agar menjalankan segala per intah, menjauhi lar angan ser ta ber usaha menjadi manusia yang memiliki kepr ibadian dan budi peker ti yang luhur . Kedua nilai ter sebut, dalam agama membutuhkan pandangan kemutlakan akan kebenar an dalam agama. Keyakinan ter hadap Tuhan, Rasul, Malaikat , Kitab, Ketentuan Allah dan har i akhir membutuhkan adanya kemutlakan keper cayaan bahw a semua itu benar adanya. Disinilah kemudian ter jadinya per bedaan yang mendasar antar a agama dan ilmu pengetahuan

(6)

melalui konsensus par a pakar . Sedangkan teknologi adalah sebagai himpunan pengetahuan ter apan manusia tentang pr oses-pr oses pemanfaatan alam yang diper oleh dar i pener apan sains, dalam kegiatan yang pr oduktif ekonomis.

Teknologi yang mer upakan pener apan konsep ilmiah, yang tidak hanya ber tujuan menjelaskan gejala-gejala alam untuk tujuan penger tian dan pemahaman, namun lebih jauh lagi ber tujuan memanipulasi faktor - faktor yang ter kait dengan gejala-gejala ter sebut, untuk mengontr ol dan mengar ahkan pr oses yang ter jadi, sehingga teknologi bisa ber fungsi sebagai sar ana member ikan kemudahan bagi kehidupan manusia. Dengan kata lain, teknologi adalah pener apan sains secar a sistematis untuk mempengar uhi dan mengendalikan alam di sekeliling kita, dalam suatu pr oses pr oduktif ekonomis untuk menghasilkan sesuatu yang ber manfaat bagi umat manusia (Ali Anw ar Yusuf, 2000: 279 – 280).

Dar i papar an diatas, dapat dipahami bahw a ilmu pengetahuan memiliki car a yang ber beda dalam mendapatkan kebenar an. Kebenar an dalam ilmu pengetahuan mensyar at kan adanya bukti empir is. Dalam kasus keper cayaan ter hadap Tuhan, tentu akan sulit untuk membuktikan keber adaan Tuhan secar a empir is. Itulah sebabnya keduanya ser ing dipandang sebagai konsep dikotomis, yang memiliki per bedaan sudut pandang yang cukup tajam.

2. Hubungan Antar a Imtaq Dan Iptek

Secar a bahasa integr asi memiliki ar ti pembaur an hingga menjadi kesatuan yg utuh atau bulat. Dengan demikian, Integr asi dapat dimaknai sebagai pr oses memadukan satu konsep ter tentu dengan sebuah konsep lain, sehingga menjadi suatu kesatuan yang koher en dan tidak bisa dipisahkan atau pr oses pembaur an hingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan bulat.

(7)

Dalam sejar ahnya, telah ter jadi pendikotomian keilmuw an ter hadap agama dan ilmu pengetahuan. Keduanya dipandang memiliki kutub masing-masing yang ter pisah secar a ekstr im. Keduanya telah ter jebak dalam subyektivitasnya masing-masing, ter utama dalam hal klaim kebenar an. Ilmuw an menganggap bahw a kebenar an ver si agama adalah kebenar an imajiner dan itu tidak lebih dar i sekedar mimpi, Sebaliknya, kaum agamaw an menyebut kebenar an sains adalah kebenar an emosional, tidak konpr ehensif kar ena hanya ber sifat mater i dan tidak dapat mengantar kan pada kebahagiaan hakiki. Bar bour menyebut hubungan sains dan agama ini sebagai sebuah konflik (Ian G. Bar bour , 2002: 54).

Pendikotomian ini pada akhir nya mer ambah ke w ilayah pendidikan. tujuan pendidikan Islam yang hanya dior ientasikan kepada kehidupan akhir at semata dan cender ung ber sifat defensive, telah diidentikkan dengan Bar at, dan dianggap sebagai ancaman ser ius yang dapat mencer mar kan agama Islam. Hal ini pula yang menjadi salah satu sebab munculnya dikhotomi ilmu dalam pendidikan Islam: ilmu dunia/ sekuler (Bar at) dan ilmu akhir at/ agama (Islam) (Haidar Bagir , 1999: 123). Far uqi sebagaimana dikutip oleh Abuddin (2002: 151 – 152) mengungkapkan bahw a pendikotomian ini mer upakan simbol kejatuhan umat Islam. Dikotomi keilmuan dianggap sebagai penyebab kemundur an ber kepanjangan umat Islam yang sudah ber langsung sejak abad ke-16 hingga abad ke-17 yang dikenal sebagai abad stagnasi pemikir an Islam. Dikotomi ini pada kelanjutannya ber dampak negatif ter hadap kemajuan umat.

(8)

Sedangkan pengetahuan dalam bentuk iptek, pada dasar nya juga ber asal dar i Allah, yang didapat oleh manusia melalui alam, akal/ nalar manusia yang diciptakan oleh Allah sw t. Agama Islam menghendaki umatnya selalu belajar , ter masuk mempelajar i alam. Seper delapan ayat-ayat al Qur ’an atau ± 750 ayat adalah ayat-ayat

kauniyah yaitu ayat-ayat yang ber hubungan dengan gejala-gejala alam yang semuanya mer angsang, menegur dan mendor ong umat Islam untuk melakukan kegiatan yang menuju pada pengembangan sains (Milya Sar i, 2002: 72).

Hubungan antar a agama dan sains sendiri pada dasar nya memiliki hubungan yang saling mendukung satu sama lain. Sebagaimana yang dihelaskan Bagir dkk (2005: 45 – 46) mengemukakan bahw a ilmu mampu membantu agama mer evitalisasi dir i dengan beber apa car a.

a) Kesadar an kr itis dan sikap r ealistis yang dibentuk oleh i lmu sangat ber guna untuk mengelupaskan sisi sisi ilusor is agama, bukan untuk menghancur kan agama, melainkan untuk menemukan hal-hal yang lebih esensial dar i agama. Dalam pr aksisnya, banyak hal dalam kehidupan ber agama yang mungkin saja ber sifat ilusor is, yang membuat agama-agama ber sifat over sensitive sehingga mudah menimbulkan konflik yang akhir nya justr u mengger ogoti mar tabat agama sendir i tanpa disadar i.

b) Kemampuan logis dan kehati-hatian mengambil kesimpulan yang dipupuk dalam dunia ilmiah menjadikan kita mampu menilai secar a kr itis segala bentuk tafsir bar u yang kini makin hir uk pikuk dan membingungkan.

c) Lew at temuan-temuan bar unya, ilmu dapat mer angsang agama untuk senantiasa tanggap memikir kan ulang keyakinan-keyakinannya secar a bar u dengan begitu menghindar kan agama itu sendir i dar i bahaya stagnasi dan pengar atan.

(9)

Sebaliknya, Agama pun sebetulnya dapat membantu ilmu agar tetap manusiaw i dan selalu menyadar i per soalan-per soalan konkr et yang har us dihadapinya. Manfaat agama dalam membantu ilmu antar a lain:

a) Agama dapat selalu mengingatkan bahw a ilmu bukanlah satu-satunya jalan menuju kebenar an dan makna ter dalam kehidupan manusia. Dalam dunia manusia, ter dapat r elitas pengalaman batin yang membentuk makna dan nilai. Hal itu mer upakan w ilayah yang tidak banyak disentuh oleh ilmu, w ilayah yang ambigu tetap r iil.

b) agama dapat juga selalu mengingatkan ilmu dan teknologi untuk senantiasa membela nilai kehidupan dan kemanusiaan bahkan di atas kemajuan pengetahuan itu sendir i.

c) Ketiga, agama dapat membantu ilmu memper dalam penjelajahan di w ilayah kemungkinankemungkinan adikodr ati atau supr anatur al. Apalagi jika w ilayah-w ilayah itu memang mer upakan ujung tak ter elakkan dar i aneka pencar ian ilmiah yang ser ius saat ini. Keempat, agama pun dapat selalu menjaga sikap mental manusia gar tidak mudah ter jer umus kedalam mentalitas pr agmatis instr umental, yang menganggap bahw a sesuatu dianggap ber nilai sejauh jelas manfaatnya dan dapat diper alat untuk kepentingan manusia.

Dar i ber bagai papar an diatas, dapat dipahami bahw a hubungan antar a imtaq dan iptek har usnya tidak dipandang sebagai sesuatu yang dikotomis, justr u sebaliknya keduanya saling member ikan manfaat yang sama pentingnya. Pada kenyataannya konsep pendikotomian telah gagal dalam upaya membangun umat. Agama yang ter ejaw antah dalam nilai keimanan dan ketaqw aan dalam dir i seseor ang akan mengelola bumi dengan bijak. Sedangkan sains akan menuntut manusia untuk meningkatkan kehidupan ke ar ah yang lebih baik.

Pengintegrasian IMTAK Dan IPTEK dalam Pembelajaran

(10)

jenis media. Hal senada juga disampaikan Gagne sebagaimana dikutip oleh Pr ibadi (2011: 9), bahw a pembelajar an mer upakan ser angkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk memudahkan ter jadinya pr oses belajar .

Dar i kedua definisi ter sebut dapat dipahami bahw a pembelajar an menitikber atkan pada kegiatan atau aktivitas, yang dilakukan, yaitu membuat pembelajar mengalami pr oses belajar . Dalam hal ini lebih detail Yamin (2011: 69) mengemukakan bahw a pembelajar an adalah kemampuan dalam mengelola secar a oper asional dan efisien ter hadap komponen-komponen yang ber kaitan dengan pembelajar an, sehingga menghasilkan nilai tambah ter hadap komponen ter sebut menur ut nor ma atau standar yang ber laku. Dengan demikian, kegiatan pembelajar an akan meliputi kegiatan mengelola komponen komponen yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar . Dalam hal ini kegiatan pembelajar an tidak akan menitikber atkan pada apa yang dipelajar i, tetapi menitikber atkan pada aktivitas atau kegiatan yan har us dilakukan, untuk mencapai tujuan yang ber kaitan dengan car a pengor ganisasian mater i, car a penyampaian pelajar an dan car a mengelola pembelajar an.

Dalam kaitan dengan kur ikulum, maka pembelajar an ber fungsi sebagai implementasi yang telah dituangkan dan ditafsir kan secar a ber sama-sama ser ta dilaksanakan. Pr oses pembelajar an mempunyai tujuan agar sisw a dapat mencapai kompetensi seper ti yang dihar apkan. Untuk mencapai tujuan ter sebut proses pembelajar an per lu dir ancang secar a sistematik dan ter str uktu baik. Dalam hal ini, seor ang pengajar har us membuat per encanaan yang baik ter hadap pembelajar annya, agar peser ta didik dapat menguasai atau mencapai tar get yang telah ditetapkan dengan melibatkan str ategi ikut mengir ingi dalam setiap pr osesnya.

(11)

dikembangkan manusia menuju per adapan yang lebih baik. Sebagaimana ter cantum dalam Qs. Al Mujadalah ayat 11

























Hai or ang-or ang ber iman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Ber lapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan member i kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Ber dir ilah kamu", Maka ber dir ilah, niscaya Allah akan meninggikan or ang-or ang yang ber iman di antar amu dan or ang-or ang yang diber i ilmu pengetahuan beber apa der ajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu ker jakan.

Dar i ayat di atas dapat dipahami bahw a pendidikan har usnya menjadi bagian dar i seseor ang dalam memper kuat keimanan dan ketaqw aanya, kar ena Allah telah menjanjikan der ajat yang lebih tinggi bagi or ang yang ber ilmu pengetahuan. Islam tidak membedakan antar a antar a agama dan ilmu pengetahuan lainnya. Keduanya saling melengkapi dan har us dipelajar i secar a langsung sebagai sebuah sistem pendidikan yang ter integr asi, yang tujuan akhir nya adalah kebaikan di dunia dan akhir at kelak.

(12)

naqliyah memandu aqliyah atau w ahyu yang memandu fitr ah atau akal manusia. Kecender ungan akan lahir dan berkembangnya sains t auhidullah ter sebut tentunnya har us ber implikasi pada pr oses

t r ansfer of knowledge semua disiplin ilmu yang menjadi muatan kur ikulum pada satuan pendidikan, ter lebih bagi madr asah yang menjadikan agama Islam sebagai identitas kelembagaan.

Dengan demikian, pengimplementasian pengintegrasian imtaq dan iptek dalam pembelajar an membutuhkan adanya seper angkat kur ikulum yang mendukung baik dalam proses pelaksanaan pembelajar an itu sendir i maupun kegiatan diluar pr oses pembelajar an. Pengintegr asian imtaq dan iptek, sebagai satu kesatuan ini dicontohkan saur i, sebagaiman kegiatan-kegiatan ber ikut ini.

1. Penataan sar ana fisik sekolah yang mendukung pr oses inter nalisasi nilai IMTAK dalam pembelajar an.

2. Pendir ian sar ana Ibadah yang memadai

3. Membiasakan membaca al qur an/ tadar us setiap mengaw ali PBM

4. Membiasakan memper dengar kan lantunan-lantunan Al qur ’an setiap ketika akan masuk kelas, jam istir ahat dan jam pulang melalui r adio kelas.

5. Pembinaan Al qur an dan Al Hadist secar a r utin

6. Adanya pola pembinaan keagamaan gur u secar a ter pr ogr am dan ter pola ser ta adanya Wakil Kepala yang secar a khusus membidangi pr ogr am pembinaan Iman dan Taqw a Gur u dan Sisw a.

7. Membiasakan menghubungkan setiap pembahasan disiplin ilmu ter tentu dengan per spektif ilmu agama (AL qur ’an dan Hadist)

8. Membiasakan shalat ber jamaah.

9. Mengupayakan adanya kuliah dhuha dan kuliah tujuh menit setiap ba’da shalat dzuhur .

10.Dibiasakanya shalat jumat ber jamaah di sekolah (Imam dan Khotib oleh Gur u secar a ber gilir an) dan dibuatnya buletin jumatan ser ta adanya kaji an keislaman setiap ba’da jumatan 11.Pr ogr am keputr ian bagi Gur u per empuan

(13)

13.Member ikan hukuman bagi sisw a yang ber buat pelanggar an seper ti kesiangan dengan hukuman hapalan Al qur ’an. 14.Adanya pr ogr am BP yang ber basis nilai-nilai Iman dan Taqw a 15.Membiasakan menghentikan semua aktifitas setiap tiba w aktu

shalat dan adanya petugas keamanan sekolah bagi siapapaun yang tidak menger jakan shalat ber jamaah.

16.Adanya ketauladanan (Per sonal Image) dan kontr ol sosial dar i kepala sekolah ter hadap pr ilaku gur u.

17.Adanya penataan yang ter tib tentang tempat gur u akhw at dan ikhw an

18.Dibuatkanya tata ter tib ker ja secar a ber sama (sebagai acuan dan alat kotr ol) yang memper hatikan nilai-nilai IMTAQ. 19.Kajian r utin tentang dunia pr ofesi kegur uan dalam per spektif

agama Tablig akbar secar a r utin

20.Pembinaan Tulis dan Baca Qur ’an (TBQ) bagi Gur u 21.Slogan-slogan motivasi di lingkungan sekolah 22.dan lain-lain

Pengimplementasian diatas, membutuhkan komitmen yang kuat dar i st akeholder internal sekolah dan juga membutuhkan dukungan dar i st akeholder ekster nal sekolah.

Faktor Kunci Sukses Pengintegrasian IMTAQ dan IPTEK Dalam Pembelajaran

Dalam konteks pendidikan for mal, pendidikan budi peker ti selama ini dibebankan pada mata pelajar an PAI dan PKn. Kedua mata pelajar an ter sebut tak jar ang menjadi “kambing hitam” ketika ter jadi per ilaku menyimpang di kalangan sisw a. PAI dan PKn dianggap telah gagal membentuk sisw a menjadi manusia yang ber budi peker ti luhur . Padahal, jika kita mau objektif dan mer enung, pembinaan budi peker ti bukan hanya tugas gur u PAI dan PKn, tetapi tugas semua gur u di sekolah dan dapat diintegr asikan dalam ber bagai kegiatan di sekolah ser ta beker jasama dengan or ang tua sisw a/ masyar akat.

(14)

semua dimensi kepr ibadian peser ta didik secar a utuh seper ti yang dinyatakan dalam GBHN dan UU Sisdiknas (Dedi Supr iadi, 2004: 121).

Misalnya, seor ang gur u olah r aga, selain mengajar kan teknik-teknik olah r aga juga menyelipkan nilai-nilai sportivitas sebagai r uh dar i olah r aga. Seor ang gur u fisika, biologi, atau geogr afi ketika menjelaskan tentang tata sur ya, makhluk hidup, atau bumi, diser tai atau diper kuat dengan ayat-ayat dalam Al-Qur ’an yang menjelaskan hal ter sebut. Seor ang gur u ekonomi, ketika menjelaskan tentang per dagangan dan distr ibusi bar ang dapat menyelipkan nilai imtaq ber upa dilar ang mengur angi timbangan, menjunjung tinggi kejujur an dalam ber dagang, dilar ang memonopoli, dan dilar ang melakukan penimbunan bar ang yang ber akibat menyengsar akan banyak or ang. Seor ang gur u Teknologi Infor masi dan Komunikasi (TIK) bukan hanya mengajar kan bagaimana menguasai per angkat TIK, tetapi per lu ditekankan bahw a teknologi per lu digunakan untuk kebaikan umat manusia, bukan sebaliknya, mer usak umat manusia dan lingkungan.

Disisi lain, Pendidikan kita saat ini lebih ber or ientasi hasil pada r anah kognitif ber upa hafalan-hafalan, sementar a r anah afektif belum diper hatikan secar a ser ius sehingga par a sisw a mengalami degr adasi mor al dan kemundur an dalam budi peker ti. Tidak jar ang ada sisw a yang mendapat nilai tinggi tetapi dicapai dengan car a nyontek, sikap dan per ilakunya pun kur ang terpuji. Tidak her an jika hasil pendidikan yang hanya mengejar nilai menghasilkan gener asi yang kur ang peka ter hadap lingkungan. Akibatnya banyak lembaga pendidikan menghasilkan keker asan alias pr emanisme di lingkungan sekolah.

(15)

kegiatan ekstr a kur ikuler ber w aw asan Imtaq, (4) penciptaan situasi yang kondusif dalam kehidupan sosial di sekolah, dan (5) melaksanakan ker jasama antar a sekolah dengan or angtua dan masyar akat.

Sesuai dengan per ubahan str uktur or ganisasi Dir ektor at Jender al Pendidikan Dasar dan Menengah menjadi Dir ektor at Jender al Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, dipandang per lu dibangun par adigma bar u yang r elevan dengan pr ogr am peningkatan Imtaq dengan melibatkan selur uh komponen sekolah, ter masuk pemangku kepentingan sekolah atau st akeholder s pendidikan. Par adigma bar u ini kemudian dikenal dengan Pember dayaan Sekolah Ber w aw asan Imtaq, yang kegiatannya meliputi (1) semiloka peningkatan Imtaq Sisw a, (2) Integr asi Imtaq-Iptek dalam pr oses pembelajar an di sekolah, (3) Bulletin/ Poster Religiusitas, (4) Lomba Kar ya Tulis Peningkatan Imtaq, dan (5) Pember ian Subsidi Pember dayaan Sekolah Ber w aw asan Imtaq.

Dalam pengintegr asian imtaq dan iptek ter sebut memang menjadi per an selur uh st akeholder untuk bisa mensukseskannya. Ber ikut mer upakan faktor pendor ong kesuksesan yang har us diper hatikan dalam upaya mengintegr asikan imtaq dan iptek dalam pembelajar an (Lubis, 2009: 51 – 60):

1. Tenaga Pendidik Dan Kependidikan

Gur u dan par a pegaw ai administr atif yang ber ada dilingkungan pendidikan, har usnya telah siap untuk mengubah pemikir an dan sikap mer eka untuk mener ima dan memahami pengintegr asian iptek dan imtaq sebagai satu kesatuan yang holistik. Integr asi ini bukan hanya untuk mur id (st udent -or ient ed), tetapi juga untuk gur u (t eacher or ient ed). Gur u har usnya juga dilatih untuk mengubah par adigma ber pikir dan sikap mer eka agar menunjukkan per ilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai Islam yang nantinya akan menjadi contoh atau teladan bagi mur id-mur idnya. Dengan demikian, kr iter ia dalam pengambilan gur u kedepannya, har us seimbang tidak hanya melihat pencapaian akademiknya, tetapi juga melihat har us memiliki good per sonalit y.

(16)

pengintegr asian iptek dan imtaq ini, sehingga nantinya mer eka dapat mendor ong peningkatan dan per kembangan mental yang baik pada anak didik mer eka. Selain itu, kur ikulum juga har us dianalisis agar mengar ah pada filsafat pengintegr asian imtaq dan iptek ter sebut, sehingga gur u-gur u memiliki kesempatan untuk ber inovasi, mencur ahkan aspir asi, dan memiliki r ole-model yang baik dalam kegiatan mengajar mer eka.

Pengintegr asian iptek dan imtaq tidak akan efektf jika gur u tidak diber ikan latihan yang cukup mengenai car a-car a mengajar mater i yang ter integr asi. oleh kar ena gur u mer upakan katalisator dalam sebuah sistem pendidikan, maka mer ekalah yang har usnya per tama kali memahami konsep, filosofi dan tujuan dar i pengintegr asian iptek dan imtaq ini dalam kegiatan pembelajar an yang mer eka lakukan. Gur u har us benar -benar ter latih dengan baik bagaimana menjadi lebih inovatif dalam memper siapkan mater i belajar mer eka. Ini har usnya tidak hanya sekedar menjadi teor i tetapi benar -benar ide yang dapat ter implementasi dengan baik.

Ber dasar kan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahw a tenaga kependidikan adalah anggota masyar akat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggar aan pendidikan. Sedangkan, pendidik adalah tenaga kependidikan yang ber kualifikasi sebagai gur u, dosen, konselor , pamong belajar , w idyaisw ar a, tutor , instr uktur , fasilitator , dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, ser ta ber par tisipasi dalam menyelenggar akan pendidikan.

Tugas tenaga kependidikan sebagaimana disebutkan pada pasal 39 ayat 1 adalah melaksanakan administr asi, pengelolaan, pengaw asan dan pelayanan teknis untuk menunjang pr oses pendidikan pada satuan pendidikan. Sedangkan pada ayat 2 disebutkan bahw a pendidik mer upakan tenaga pr ofesional yang ber tugas mer encanakan dan melaksanakan pr oses pembelajar an, melakukan pembimbingan dan pelatihan, ser ta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyar akat, ter utama bagi pendidik pada per gur uan tinggi.

(17)

tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengaw as, peneliti dan pengembangan di bidang pendidikan, pustakaw an, labor an, teknisi sumber belajar dan penguji. Pada ayat 2 diper tegas bahw a tenaga pendidik ter dir i atas pembimbing, pengajar , dan pelatih. Selanjutnya, ayat 3 mengemukakan bahw a pengelola satuan pendidikan terdir i dar i kepala sekolah, dir ektur , ketua, r ektor , dan pimpinan satuan pendidikan di luar sekolah.

Sebagai bagian dar i SDM yang ada di lembaga pendidikan, pendidik mer upakan ujung tombak dalam pr oses pendidikan Islam. Pr oses pendidikan Islam tidak akan ber hasil dengan baik tanpa adanya per an gur u atau pendidik. Secar a institusional, kemajuan suatu lembaga pendidikan lebih ditentukan oleh pimpinan lembaga ter sebut dar ipada oleh pihak lain. Tetapi, dalam pr oses pembelajar an, gur u memiliki per an yang lebih dar ipada metode atau mater i. Sebagaimana ungkapan A. Malik Fadjar , “Al-t har iqah ahammu min al-maddah walakinna al-mudar r is ahammu min al-t har iqah”. Yang ar tinya, metode lebih penting dar ipada mater i, tetapi gur u lebih penting dar ipada metode (Qomar , 2007: 129).

Per an penting gur u dalam pendidikan mer upakan potensi besar dalam memajukan atau meningkatkan mutu pendidikan Islam, atau dapat menghancur kannya. Ketika gur u benar -benar ber laku pr ofesional dan dapat mengelola pendidikan dengan baik, maka mer eka akan ber semangat dalam menjalankan tugasnya bahkan r ela melakukan inovasi-inovasi pembelajar an untuk mew ujudkan kesuksesan pembelajar an peser ta didik. Tetapi, jika par a gur u ter lantar akibat tindakan pimpinan, maka mer eka justr u akan menjadi penghambat paling ser ius ter hadap pr oses pendidikan Islam (Qomar , 2007: 129). Maka, dalam hal ini, per an pemimpin sangat penting dalam mengelola gur u-gur u yang ada di sekolah ber sangkutan. Sebagai puncak pimpinan ter tinggi dan penanggung jaw ab pelaksanaan otonomi pendidikan di tingkat sekolah/ madr asah, kepala sekolah memiliki per an sentr al dalam pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan (Bahar uddin, 2010: 63).

(18)

keIslaman seper ti kedisiplinan, menjaga keber sihan, ber tutur kata yang sopan dan sebagainya. dar i ur aian ini dapat disimpulkan bahw a mengintegr asikan imtaq dan iptek dalam pembelajar an menjadi tidak hanya menjadi tanggung jaw ab gur u, tetapi selur uh st akeholder

sekolah.

2. Textbook (buku)

Buku memiliki per anan penting dalam kegiatan pembelajar an. Selama ini, buku-buku yang ada memang masih belum mengintegr asikan Imtaq dalam mater inya. Pengintegr asian ini bisa melalui penambahan mater i penanaman nilai-nilai kemanusiaan, atau bahkan bisa mengar ah pada penyer taan ayat-ayat al-Qur ’an yang sesuai dengan tema ilmu pengetahuan yang diajar kan. Dalam hal ini menter i pendidikan memiliki per anan yang penting dalam membuat dan mendistr ibusikan buku-buku yang telah ter itegr asi.

3. Per an Penting Gur u

Tugas seor ang gur u adalah mendidik dan mengajar sisw a. Dalam Islam, tugas gur u sangatlah mulia, bahkan dapat disebut sebagai pener us misi nabi Muhammad SAW. Dalam mengintegr asikan iptek dan imtaq, tugas gur u member ikan tambahan nilai-nilai dalam setiap mata pelajar an yang diajar kan. Gur u har us melengkapi pribadi mer eka dengan pengetahuan, ketr ampilan, per sonality, sikap dan per ilaku yang baik untuk menjadikan dir inya contoh (r ole model) bagi sisw a-sisw anya.

Selain empat kompetensi ter sebut, ada kompetensi lain yang har us dimiliki oleh par a pendidik, yaitu kompetensi mor al dan spir itual (Mulyasa, 2010: 35). Secar a konseptual, unjuk ker ja gur u menur ut Depdikbud (Yamin, 2011: 4 – 5) mencakup tiga aspek, yaitu:

a. Kemampuan pr ofesional mencakup: (1) Penguasaan mater i pelajar an yang ter dir i atas penguasaan bahan yang har us diajar kan, dan konsep-konsep dasar keilmuan dar i bahan yang diajar kannya itu. (2) Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan w aw asan kependidikan dan kegur uan. (3) Penguasaan pr oses-pr oses kependidikan, kegur uan dan pembelajar an sisw a. b. Kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan

(19)

c. Kemampuan per sonal (pr ibadi) mencakup: (1) Penampilan sikap yang positif ter hadap keselur uhan tugasnya sebagai gur u, dan ter hadap keselur uhan situasi pendidikan beser ta unsur -unsur nya. (2) Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh seor ang gur u. (3) Penampilan yang mer upakan upaya untuk menjadikan dir inya sebagai panutan dan teladan bagi par a sisw anya.

Syar at menjadi gur u har us sehat jasmani dan r ohani, menunjukkan bahw a tugas gur u adalah tugas yang ber at lahir dan batin. Gur u tidak mungkin dapat melakukan pembelajar an kalau selalu dalam keadaan sakit jasmani, atau gur u memiliki penyakit yang menular yang akan menjangkiti sisw a-sisw anya, kesehatan jasmani akan menopang keber hasilan gur u mengajar di kelas. Jadi, gur u dituntut pr ima, cekatan dan ber wibaw a dalam member i pembelajar an. Disamping itu, tidak dibenar kan menjadi gur u bagi or ang yang tidak sehat secar a r ohani (Yamin, 2011: 80 – 81).

4. Kegiatan Ekstr akur ikuler Yang Mendukung

Ber dasar kan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahw a pendidikan nasional ber tujuan untuk ber kembangnya potensi peser ta didik agar menjadi manusia yang ber iman dan ber takw a kepada Tuhan Yang Maha Esa, ber akhlak mulia, sehat, ber ilmu, cakap, kr eatif, mandir i, dan menjadi w ar ga negar a yang demokr atis ser ta ber tanggung jaw ab.

Pengembangan potensi peser ta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional ter sebut dapat diw ujudkan melalui kegiatan ekstr akur ikuler yang mer upakan salah satu kegiatan dalam pr ogr am kur ikuler . Kegiatan ekstr akur ikuler adalah pr ogr am kur ikuler yang alokasi w aktunya tidak ditetapkan dalam kur ikulum. Jelasnya bahw a kegiatan ekstr akur ikuler mer upakan per angkat oper asional (supplement dan complements) kur ikulum, yang per lu disusun dan dituangkan dalam r encana ker ja tahunan/ kalender pendidikan satuan pendidikan.

Kegiatan ekstr akur ikuler menjembatani kebutuhan per kembangan peser ta didik yang ber beda; seper ti per bedaan sense

(20)

belajar dan mengembangkan kemampuan ber komunikasi, beker ja sama dengan or ang lain, ser ta menemukan dan mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstr akur ikuler juga member i kan manfaat sosial yang besar .

Kegiatan ekstr akur ikuler mer upakan salah satu per angkat oper asional (supplement dan complement s) kur ikulum, yang per lu disusun dan dituangkan dalam r encana ker ja tahunan/ kalender pendidikan satuan pendidikan (seper ti disebutkan pada Pasal 53 ayat (2) butir a Per atur an Pemer intah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Per atur an Pemer intah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Per ubahan Atas Per atur an Pemer intah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan) ser ta dievaluasi pelaksanaannya setiap semester oleh satuan pendidikan (seperti disebutkan pada Pasal 79 ayat (2) butir b Per atur an Pemer intah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Per atur an Pemer intah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Per ubahan Atas Per atur an Pemer intah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan).

Ekstr akur ikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peser ta didik di luar jam belajar kur ikulum standar sebagai per luasan dar i kegiatan kur ikulum dan dilakukan di baw ah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepr ibadian, bakat, minat, dan kemampuan peser ta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kur ikulum. Ber dasar kan definisi ter sebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang ter kait dengan tugas belajar suatu mata pelajar an bukanlah kegiatan ekstr akur ikuler .

Kegiatan ekstr akur ikuler pada satuan pendidikan memiliki fungsi pengembangan, sosial, r ekr eatif, dan per siapan kar ir , yang dapat dijelaskan sebagaiman ber ikut:

(21)

b. Fungsi sosial, yakni bahw a kegiatan ekstr akur ikuler ber fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan r asa tanggung jaw ab sosial peser ta didik. Kompetensi sosial dikembangkan dengan member ikan kesempatan kepada peser ta didik untuk memper luas pengalaman sosial, pr aktek keter ampilan sosial, dan inter nalisasi nilai mor al dan nilai sosial.

c. Fungsi r ekr eatif, yakni bahw a kegiatan ekstr akur ikuler dilakukan dalam suasana r ileks, menggembir akan, dan menyenangkan sehingga menunjang pr oses per kembangan peser ta didik. Kegiatan ekstr akur ikuler har us dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih menar ik bagi peser ta didik.

d. Fungsi per siapan kar ir , yakni bahw a kegiatan ekstr akur ikuler ber fungsi untuk mengembangkan kesiapan kar ir peser ta didik melalui pengembangan kapasitas.

Dengan dilaksanakannnya kegiatan ekstr akur ikuler , maka dihar apkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor peser ta didik. Ser ta dapat mengembangkan bakat dan minat peser ta didik dalam upaya pembinaan pr ibadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.

Implementasi Integrasi IMTAQ dan IPTEK di Lingkungan Lembaga Pendidikan Islam SMP Plus Al-Kaustar Malang

1. Sekilas mengenai SMP Plus Al-Kautsar Malang

SMP Plus Al-Kautsar Malang mer upakan salah satu bagian bagian dar i yayasan Pelita Hidayah yang ber ger ak dalam bidang pendidikan selain TK Plus Al Kautsar Malang (1999) yang ber lokasi di Jl. LA. Sucipto 99 Malang dan SD Plus Al Kautsar (2004) yang ber lokasi di Jl. Simpang LA. Sucipto 22/ 338 Malang. SMP Plus Al Kautsar berdir i pada tahun pelajar an: 2010/ 2011 dengan sur at keputusan (SK) Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Nomor : 421.8/ 4394/ 35.73.307/ 2010, tanggal 19 Juli 2010 dan mendapat ser tifikat dengan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN): 20570708 pada tanggal 20 September 2010.

(22)

Plus Al-Kautsar Malang seir ing dengan tuntutan dan kebutuhan masyar akat Kota Malang dalam menyongsong er a Infor mat ion Technology (IT) dan SMP Plus Al-Kautsar diper siapkan sebagai model sekolah yang ber basis IT yang ter padu dan menyelur uh dengan fasilitas inter net dan intr anet dalam pembelajar an dan manajemen administr asi sehingga dihar apkan mampu mew ujudkan tingkat efisiensi dan efektifitas dalam ber bagai aspek kegiatan pendidikan. Hal ini ter cer min dar i t aglinne yang digunakan yaitu “Ber nuansa Islami , Ber basis IT, dan Ber w aw asan Lingkungan”.

Visi sekolah SMP Plus Al-Kautsar Malang adalah ter w ujudnya lulusan sekolah yang ber iman ,ber ilmu, dan ber amal shaleh ,unggul dalam pr estasi dan memiliki daya saing dalam bidang IPTEK ser ta ber w aw asan lingkungan. Sedangkan misi sekolah SMP Plus Al-Kautsar Malang adalah 1) Menumbuh kembangkan sikap, per ilaku, dan amaliah keagamaan islam di sekolah; 2) Menumbuhkan semangat belajar ilmu keagamaan islam; 3) Melaksanakan bimbingan dan pembelajar an secar a aktif, kr eatif dan menyenangkan, sehingga setiap sisw a dapat ber kembang secar a optimal,sesuai potensi yang dimiliki; 4) Menumbuhkan semangat keunggulan secar a intensif dan daya saing yang sehat kepada selur uh w ar ga sekolah baik dalam pr estasi akademik maupun non akademik; 5) Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, ber sih, dan indah; 6) Mendor ong, membantu dan memfasilitasi sisw a untuk mengembangkan kemampuan, bakat dan minatnya, sehingga dapat dikembangankan secar a lebih optimal dan memiliki daya saing yang tinggi; 7) Mengembangakan life skills setiap aktivitas pendidikan; 8) Mengembangkan sikap kepekaan ter hadap lingkungan; 9) Mener apkan manajemen par tisipatif dengan melibatkan selur uh w ar ga sekolah, komite sekolah dan st akeholder s dalam pengambilan keputusan; dan 10) Mew ujudkan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang mendapat keper cayaan dar i masyar akat.

(23)

ber mutu, sehingga dihar apkan akan mampu menghasilkan ouput yang ber mutu secar a akademik, kar akter istik, spir itualistik dan mampu mengantar kan par a alumninya pada kemajuan di masa mendatang yang ber tumpu pada 3 (tiga) konsep ter sebut. Sehingga dapat menhasilkan lulusan yang tidak hanya dibekali kompetensi duniaw i melainkan juga dibar engi kematangan akhlaq.

Sebagai sekolah yang ber basis ICT atau banyak menggunakan per angkat infor masi dan teknologi di setiap kegiatan pembelajar an maupun yang lain, SMP Plus Al-Kautsar Malang dilengkapi ber bagai sar ana dan pr asar ana yang mendudkungnya. Sar ana dan pr asar ana yang ter dapat di SMP Plus Al-Kautsar Malang yang ber basis ICT dalam ar ea akademik maupun administr asi diantar anya: r uang ser ver , ser ver ,

per sonal comput er (PC) unttuk gur u dan kar yaw an, laptop untuk masing-masing sisw a, pr oyektor LCD di tiap kelas, wifi-r eut er s, audio, cctv, dan pr inter . Disamping itu sumber daya manusia yaitu tenaga pendidik dan tenaga kependidikan juga diber ikan pembekalan kemampuan untuk dapat memiliki kompetensi penguasaan dasar per angkat ICT.

2. Implementasi Pengintegr asian Imtaq dan Iptek di SMP Plus Al-Kautsar Malang

(24)

Tidak hanya mener apkan iptek dan ber basis pada penggunaan per angkat komunikasi dan teknologi SMP Plus Al-Kautsar Malang juga ber upaya mengintegr asikan imtaq dalam ber bagai kegiatan yang ada. Hal ini ter cer min dar i visi, misi, dan tujuan sekolah SMP Plus Al-Kautsar Malang yng tidak hanya menekankan penguasaan iptek akan tetapi juga pengintegr asian imtaq dan imtek dalam pembelajar annya. Ber ikut mer upakan beber apa tinjauan pengintegr asian imtaq dan iptek di SMP Plus Al-Kautsar Malang adalah:

a. Menciptakan lingkungan sekolah yang islami

Usaha untuk mengintegr asikan imtaq dan iptek di SMP Plus Al-Kautsar Malang didasar kan pada t agline yang diper gunakan yaitu “Ber nuansa Islami, Ber basis IT, dan Ber w aw asan Lingkungan”. Upaya pengintegr asian dilakukan diaw ali dengan menciptakan lingkungan yang didasar kan pada nilai-nilai keislaman. Beber apa bentuk upaya pengintegr asian imtaq dan iptek adalah: pemisahan antar a sisw a laki-laki dan per empuan ser ta penanaman per ilaku yang islami pada par a sisw a baik di dalam dan di luar pembelajar an.

Pemisahan antar a sisw a laki-laki dan per empuan dalam pembelajar an di kelas masing-masing dimaksudkan untuk meminimalisir per gaulan law an jenis dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diiinginkan. Sebab menur ut kepala sekolah hal ini disesuaikan dengan usia r emaja yang identik dengan puber tas. Sehingga dibutuhkan pembatasan ter tentu. sedangkan penanaman per ilaku yang islami ser ing dilakukan par a pendidik dengan car a mengingatkan sisw a-sisw i ketika ber gur au diluar batas antar a law an jenis ketika istir ahat ataupun ketika pada saat pembelajar an yang diadakan di luar kelas. Mengingat ser ingkali pembelajar an dilaksanakan di tempat selain kelas seper ti per pustakaan, r uang media, luar kelas atau alam ter buka.

b. Membentuk sumber daya manusia yang islami

(25)

menggunakan laptop pr ibadi untuk masing-masing sisw a dan akses inter net dalam setiap pembelajar an sebagai salah satu sumber pembelajar an, tentu membaw a dampak ter sendir i. Sehingga dibutuhkanlah pener apan imtaq yang diintegr asikan dalam kegiatan par a sisw a yang ber tujuan untuk meminimalisir dampak ditimbulkan dar i pener apan iptek. Bentuk pengintegr asian imatq dan iptek diantar anya adalah pembuatan ber bagai kebijakan yang mengar ah pada pengintegr asian imtaq dan iptek oleh kepala sekolah yang ter cer min dalam visi, misi, dn tujuan sekolah. Kemudian diadakannya kegiatan r utin pembacaan al-Qur ’an setiap har i nya sebelum pelajar an dimulai, kegiatan r utin mengkaji al-Qur ’an (t adabbur), ser ta fasilitas tahfidz bagi tenaga pendidik dan sisw a.

Pengintegr asian imtaq dan iptek oleh kepala sekolah tampak pada kebijakan yang dibuat diantar anya adalah visi sekolah yaitu: ter w ujudnya lulusan sekolah yang ber iman ,ber ilmu, dan ber amal shaleh ,unggul dalam pr estasi dan memiliki daya saing dalam bidang IPTEK ser ta ber w aw asan lingkungan. Visi sekolah selanjutnya ter ew ajantahkan dalam misi, dan tujuan sekolah yaitu memper siapkan dir i sebagai sekolah ter padu, yang menyelar askan kebutuhan akan kepentingan dunia dan akhir at dan mengembangkan kepekaan emosi dan intelegensia yang baik (EQ dan IQ) dan penguasaan r uhiyah ver t ical atau Spir it ual Quot ient

(SQ) ter hadap peser ta didik dalam pr oses pembelajar an yang ber imbang dan ber mutu ser ta pada ber bagai kebijakan-kebijakan sekolah yang dibuat.

Pengintegr asian imtaq dan iptek dalam tinjauan tenaga pendidik adalah dengan mengadakan kajian r utin bagi tenaga pendidik. Hal ini dimaksudkan untuk memper luas khasanah pengetahuan agama bagi par a pendidik. Disamping itu disediakan fasilitas tahfidz bagi par a pendidik. Hal ini dimaksudkan agar member ikan contoh bagi par a anak didik untuk dapat menyeimbangkan antar a ilmu pengetahuan dan pengetahuan al-Qur ’an.

(26)

har inya sebelum pelajar an dimulai. Kegiatan baca al-Qur ’an dilaksanakan di jam ke-0 dengan mendatangkan gur u khusus dengan metode ummi. Hal ini dimaksudkan agar sisw a-sisw i juga mer asa akr ab dengan al-Qur ’an dan menumbuhkan kew ajiban untuk mempelajar inya disamping ilmu pengetahuan umum. Disamping itu kegiatan mengkaji al-Qur ’an (t adabbur) dimaksudkan untuk lebih member i pemahaman sisw a akan hukum-hukum Alloh sw t, khususnya membahas per kembangan iptek dalam tinjauan Al-Qur ’an. Hal ini dimaksudkan untuk membentengi pada sisw a ter hadap dampak negatif yang diakibatkan iptek seper ti penayalahgunaan inter net dan sebagainya. bentuk pengintegr asian imtaq dan iptek yang lain adalah pembacaan doa sebelum dan sesudah diadakannya pembelajar an dan pembinaan ekstr akur ikuler yang mendukung seper ti kaligr afi dan lainnya.

Kesimpulan

1. Hubungan antar a imtaq dan iptek har usnya tidak dipandang sebagai sesuatu yang dikotomis, justr u sebaliknya keduanya saling member ikan manfaat yang sama pentingnya. Pada kenyataannya konsep pendikotomian telah gagal dalam upaya membangun umat. Agama yang ter ejaw antah dalam nilai keimanan dan ketaqw aan dalam dir i seseor ang akan mengelola bumi dengan bijak. Sedangkan sains akan menuntut manusia untuk meningkatkan kehidupan ke ar ah yang lebih baik.

2. Pengimplementasian integr asi imtaq dan iptek tidak hanya dilakukan pada saat pr oses pembelajar an, tetapi har us dilaksanakan dalam selur uh aktivitas kegiatan pendidikan, dan ini membutuhkan komitmen yang kuat dar i st akeholder inter nal sekolah dan juga membutuhkan dukungan dar i st akeholder

ekster nal sekolah.

(27)

per an penting gur u sebagai r ole model bagi sisw a-sisw anya; dan adanya ekstr akur ikuler yang mendukung.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin, Nata dkk. 2002. Int egr asi Ilmu Agama dan Ilmu Umum. Jakar ta. Raja Gr afindo

Ailala, Yoga. 2014.

http:/ / w ww .belajar islam.w eb.id/ 2014/ 05/ penger tian-iman-dan-taqw a-dalam-islam.html, diakses tanggal 07 Oktober 2014.

Bagir , Haidar . 1999. Sains Islami: Suatu Alter natif. Jur nal Ulumul Qur 'an.

Bagir , Zainal Abidin dkk. 2005. Int egr asi Ilmu dan Agama, Int er pr et asi dan Aksi. Bandung: Mizan Pustaka Per sada

Bahar uddin & Moh. Makin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam: Tr ansfor masi Menuju Sekolah/ Madr asah Unggul, (Malang: UIN-MALIKI Pr ess).

Baiquni, Ahmad. 1997. Al-Qur ’an dan Ilmu Penget ahuan Kealaman. Yogyakar ta: Dana Bhakti Pr imayasa.

bar bour , Ian G. 2002. Jur u Bicar a Tuhan: Ant ar a Sains dan Agama, ter j. E.R. Muhammad. Bandung: Mizan.

Dar yanto. 2007. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Sur abaya: Apollo,. Dick, Walter , Low Car ey dan J.O. Cer ey. 2006. The Syst emat ic Design of

Instr uct ion. New Yor k: Pear son.

Dir ektor at Jender al Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Pembinaan Pendidikan Agama Dan Akhlak Mulia,

Pember dayaan Sekolah Ber wawasan Imt aq, (jakar ta, 2007) , hlm. ii

Dir ektor at Jender al Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depatemen Agama RI. 1995. Islam untuk Disiplin Ilmu Penget ahuan Alam dan Teknologi . Jakar ta: Dir ektor at Jender al Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.

Elfindr i. 2011. Pendidikan Sebagai Bar ang Ekonomi. Bandung: Lubuk Agung.

(29)

Ir syadunnas. 2003. 'Amar dalam Al-Qur 'an (Kajian tentang Ayat-ayat Taqw a), Jur nal Penelit ian Agama. Vol. Xii, No. 3, pp: 504-517, hlm. 506.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kamus ver si online/ dar ing (dalam jar ingan). http:/ / kbbi.w eb.id/ integr asi , diakses tanggal 07/ 11/ 2014

Lubis, Maimun Aqsha et al. 2009. Integr ated Islamic Education in Br unei Dar ussalam: Phi losophical Issues and Challenges,

Jour nal of Islamic and Ar abic Educat ion 1(2), , pp: 51-60

Mulyasa, E. 2010. Implement asi Kur ikulum Tingkat Sat uan Pendidikan, Kemandir ian Gur u dan Kepala Sekolah. (Jakar ta: PT Bumi Aksar a).

Pr ibadi, A. Benny. 2011. Model Desain Sist em Pembelajar an. Jakar ta: Dian Rakyat

Qomar , Mujamil. 2007. Manajemen Pendidikan Islam: St r at egi Bar u Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, Pener bit Er langga. Sar i, Milya. 2002. Pemahaman Ayat-ayat Al Qur ’an Melalui Sains dan

Teknologi. Jur nal Ilmiah Ta’dib. Vol. 8, No. 8 (Januar i-Juni). STAIN Batusangkar .

Sofyan Saur i, Deksr ipsi Nilai Iman Dan Takwa Dalam Pembelajar an,

http:/ / file.upi.edu/ Dir ektor i/ FPBS/ JUR._PEND._BAHASA_ARA B/

195604201983011-SOFYAN_SAURI/ makalah2/ INTEGRASI_IMTAK_DAN_IMPTEK

_DALAM_PEMBELAJARAN.pdf.

Supr iadi, Dedi. 2004. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan. Bandung Remaja: Rosda Kar ya.

UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Yamin, Mar tinis. 2011, Par adigma Bar u Pembelajar an. Jakar ta: Gaung Per sada.

(30)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian maupun pengamatan menunjukkan bahwa sarana dan prasarana K3 CV Cipta Mandiri sudah cukup lengkap. Sarana yang tersedia mulai dari alat

Meskipun telah merujuk pada kaidah aturan bahasa Indonesia yang baik dan benar, masih terdapat kesalahan berbahasa pada penggunaan bahasa asing, penggunaan dan

Berikut adalah cadangan kerangka dan strategi pembangunan insaniah yang wajar dilaksanakan untuk membawa masyarakat Orang Asli berada dalam arus perdana; secara umumnya, status

Nagy B, Molvarec A, Hupuczi P, Rigó J Jr.: Vaszkuláris endoteliális növekedési faktor (VEGF) egynukleotidos polimorfizmusának meghatározása HELLP szindrómával

Bersusah pula suiuhan kemari Maksud nan kami hendak ke negeri. Setelah sudah baginda berkata Lalulah berangkat ke dalam kota.. Diiringkan ramai gegap gempita Disambut

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,

Memberikan rancangan regulasi atau konsep penerapan teknologi blockchain dalam pengamanan data dan informasi digital PT serta memberikan desain proses bisnis