• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ulwiyatul Mafrudoh BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Ulwiyatul Mafrudoh BAB I"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem

pelayanan kesehatan secara keseluruhan, dalam hal ini adalah Rumah Sakit.

Indikator pelayanan keperawatan merupakan salah satu cara yang dapat

dikaitkan dengan akuntabilitas pada pelayanan keperawatan pada masyarakat

melalui kinerja klinik, sejak tahun 2001 telah dikembangkan Pengembangan

Manajemen Kinerja (PMK) baik di Rumah Sakit maupun Puskesmas, namun

hasil pemantauan di lapangan sebagian kecil yang menerapkannya, sehingga

perlu dilakukan kegiatan Sosialisasi. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan

keperawatan di sarana kesehatan dalam hal ini rumah sakit telah dikembangkan

berbagai upaya antara lain melalui program peningkatan mutu tenaga

kesehatan (Kemenkes, 2013).

Perawat sendiri adalah salah satu sumber daya manusia yang dimiliki

oleh rumah sakit yang bertugas dalam memberikan asuhan keperawatan.

Peranan perawat sangat penting bagi kemajuan sebuah rumah sakit itu sendiri,

sehingga kinerja perawat dituntut untuk bisa maksimal dalam pemberian

pelayanan kesehatan supaya kepuasan pasien dan keluarga pasien dapat

tercapai. Menurut Faizin dan Winarsih (2008) menyatakan bahwa kinerja

perawat sebenarnya sama dengan prestasi kerja di suatu perusahaan. Perawat

(2)

dikomunikasikan. Jika perawat diperhatikan dan dihargai sampai penghargaan

superior, mereka akan lebih terpacu untuk bekerja secara profesional.

Masalah kinerja perawat adalah salah satu masalah penting yang perlu

diperhatikan. Permasalahan yang sering muncul di lapangan adalah masih

banyaknya seorang perawat yang kurang memiliki kemampuan yang sesuai

dengan profesinya. Ketidakmampuan seorang perawat dalam menguasai

pekerjaanya akan berdampak pada penurunan kinerja. Akibat dari

menurunanya kinerja seorang perawat secara tidak langsung akan merugikan

pasien dan keluarga pasien. Sebaliknya jika kinerja dari seorang perawat itu

tinggi maka akan menguntungkan pasien, keluarga pasien dan rumah sakit itu

sendiri. Sebagai ujung tombak di rumah sakit, seorang perawat dituntut untuk

memiliki kompetensi dan kemampuan dasar, seperti self efficacy dan komitmen

organisasi dalam diri perawat, seperti kepercayaan diri, kecakapan diri,

kemampuan diri, keinginan atau komitmen dan keyakinan diri untuk

menambah kinerja dari perawat tersebut. Engko (2008) dalam penelitianya

menyatakan bahwa kepercayaan terhadap kemampuan diri, keyakinan terhadap

keberhasilan yang selalu dicapai membuat seseorang bekerja lebih giat dan

menghasilkan yang tebaik.

Pabundu (2006) menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang

mempengaruhi kinerja seorang karyawan, yaitu: faktor internal, yang merupakan

faktor yang berhubungan dengan kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi,

sifat–sifat seseorang, meliputi sikap, sifat–sifat kepribadian, sifat fisik, keinginan

atau motivasi, umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, latar belakang

(3)

yang mempengaruhi kinerja karyawan yang berasal dari lingkungan, meliputi

peraturan ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, kondisi ekonomi,

kebijakan organisasi, kepemimpinan, tindakan–tindakan rekan kerja jenis latihan

dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial. Sedangkan menurut

Prihatjanti, Nurtjahjanti dan Sulistiyawati (2012) dalam penelitianya menyatakan

bahwa efikasi kerja merupakan aspek penting yang harus dimiliki seorang

karyawan dalam bekerja karena berpengaruh pada keberhasilan pekerjaan dan

diduga berperan besar. Marcus (2004) dalam penelitianya menambahkan bahwa

komitmen organisasional memiliki pengaruh terhadap kinerja dari seorang

karyawan.

Menurut Robbins (2003), komitmen organisasi adalah sampai tingkat

mana seseorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dalam

mencapai tujuan-tujuannya dan berniat memelihara keanggotaan dalam

organisasi itu. Komitmen organisasi dalam hal ini rumah sakit sebagai

organisasi melihat bagaimana seorang perawat dapat mencurahkan hati, pikiran

dan tenaganya dengan cara berusaha melakukan yang terbaik serta memiliki

keinginan untuk bertahan di organisasi tersebut (Meyer & Allen, 1997).

Menurut Bandura (1994) bahwa self efficacy sebagai kepercayaan

seseorang bahwa dia dapat menjalankan sebuah tugas pada sebuah tingkat

tertentu yang mempengaruhi aktivitas pribadi. Self efficacy menentukan

bagaimana seseorang merasakan, berpikir, memotivasi diri sendiri dan

berkelakuan. Keyakinan tersebut mewujudkan bermacam-macam pengaruh

melalui empat proses utama termasuk kognitif, motivasi, afeksi dan proses

(4)

(2011) mengemukakan bahwa pekerja dengan komitmen yang tinggi akan

cenderung lebih sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai organisasi, mau

memberikan usaha lebih kepada organisasi dan berupaya memberikan manfaat

kepada organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa seorang perawat dengan

komitmen tinggi akan bertanggung jawab dalam pekerjaannya ketika

memberikan asuhan keperawatan. Penelitian yang dilakukan Judge dan Bono

(2000) menyatakan bahwa ada hubungan yang positif antara self efficacy

dengan kinerja individu.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh

peneliti terhadap 10 perawat di ruangan rawat inap RSUD dr. R. Goeteng

Taroenadibrata pada bulan Januari 2014, terdapat 3 perawat yang berangkat

shift tidak tepat waktu, 2 perawat pulang lebih awal, 2 perawat mengatakan

bahwa mereka bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya sendiri dan 3 perawat

yang meninggalkan pekerjaannya saat jam kerja. Hal tersebut menunjukan

bahwa nilai-nilai yang ada di rumah sakit belum bisa diterapkan oleh perawat

dalam melakukan pekerjaan setiap harinya.

Disisi lain peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa

keluarga pasien ataupun pasien yang ada di RSUD dr. Goeteng Taroenadibrata

terhadap kinerja ataupun pelayanan yang diberikan perawat terhadap pasien itu

seperti apa. Ada 4 pasien dan keluarga merasa kecewa dengan pelayanan yang

diberikan oleh salah satu perawat yang ada di ruang rawat inap karena perawat

dalam memberikan pelayanan kurang ramah dan senyum. Ada 2 pasien dan

(5)

yang diberikan misalnya ketika malam hari, perawat cenderung kurang cepat

dan tanggap dalam memberikan pelayanan karena beberapa perawat tertidur.

Hal tersebut menunjukan bahwa belum optimalnya kinerja dari perawat itu

sendiri, yang mana perawat dituntut untuk memberikan pelayanan yang

seoptimal mungkin untuk mencapai kesembuhan dan kepuasan pasien.

Atas dasar inilah peneliti ingin melakukan penelitian untuk memperoleh

hasil yang tepat dan akurat tentang “Hubungan Antara Self Efficacy dan

Komitmen Organisasi Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD

dr. R. Goeteng Taroenadibrata”

B.Rumusan Masalah

Pelayanan keperawatan yang ada di sebuah rumah sakit merupakan

bagian integral dari pelayanan kesehatan yang mempunyai kontribusi terhadap

kualitas pelayanan di rumah sakit. Akan tetapi pada kenyataan di lapangan

menunjukkan bahwa asuhan keperawatan tidak dapat dilaksanakan secara baik

dan optimal. Self efficacy yang dimiliki seorang perawat akan memunculkan

suatu kepercayaan terhadap kemampuan diri, keyakinan terhadap keberhasilan

yang selalu dicapai membuat seorang perawat dalam bekerja lebih giat dan

menghasilkan yang terbaik. Sedangkan komitmen organisasi yang ada dalam

diri perawat itu sendiri akan menunjukan sampai tingkat mana seseorang

perawat memihak pada suatu rumah sakit tertentu dalam mencapai tujuannya,

dan berniat memelihara keanggotaan dalam rumah sakit itu sendiri.

(6)

“Adakah hubungan antara self efficacy dan komitmen organisasi dengan

kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata?”.

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dan komitmen organisasi

dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD dr. R. Goeteng

Taroenadibrata.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden

b. Untuk mengetahui self efficacy perawat di Ruang Rawat Inap RSUD dr.

R. Goeteng Taroenadibrata.

c. Untuk mengetahui komitmen organisasi perawat di Ruang Rawat Inap

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata.

d. Untuk mengetahui kinerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD dr. R.

Goeteng Taroenadibrata.

e. Untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan kinerja perawat

di Ruang Rawat Inap RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata.

f. Untuk mengetahui hubungan anatara komitmen organisasi dengan

kinerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD dr. R. Goeteng

(7)

D.Manfaat Penelitian

1. Bagi Responden

Memberikan masukan dan informasi terhadap responden terkait dengan

bagaimana hubungan antara self efficacy dan komitmen organisasi dengan

kinerja perawat.

2. Bagi Instansi Terkait

Memberikan informasi dan refrensi terkait dengan bagaiman hubungan

antara self efficacy dan komitmen organisasi dengan kinerja perawat

3. Bagi Ilmu Keperawatan

Memberikan ilmu pengetahuan tambahan bagi ilmu keperawatan terkait

dengan bagaimana hubungan antara self efficacy dan komitmen organisasi

dengan kinerja perawat

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Memberikan refrensi baru bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan

penelitian sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

E.Penelitian Terkait

1. Arsanti (2009)

Dengan judul hubungan antara penetapan tujuan, self-efficacy dan kinerja.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

penetapan tujuan dan self efficacy dengan kinerja. Desain dalam penelitian

ini adalah eksperimen laboratorium dengan menggunakan anagram yang

dimodifikasi dari versi Vance dan Colella (1990). Penelitian eksperimen ini

(8)

mahasiswa dengan program studi Personnel Management, 37 mahasiswa

dengan program studi Komputer Akuntansi Bisnis dan 37 mahasiswa dengan

program studi Sekretaris untuk berpartisipasi dalam eksperimen. Analisis yang

digunakan dalam menguji hipotesis pertama adalah dengan menggunakan

Analysis of Variance (ANOVA). Perbedaan penelitian yang dilakukan

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah dari segi judul,

tempat dan metode yang digunakan. Peneliti ingin mengetahui hubungan

antara self efficacly dan komitmen organisasi dengan kinerja perawat di

ruang rawat inap RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata dengan

menggunakan metode kuantitatif desain deskripsi korelasi.

2. Marcus (2009)

Dengan judul pengaruh komitmen organisasional dan keterlibatan kerja

terhadap kinerja karyawan melalui usaha kerja. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasional dan keterlibatan

kerja terhadap kinerja karyawan melalui usaha kerja. Dalam penelitian ini

peneliti menganalisis komitmen organisasional dan keterlibatan kerja

sebagai variabel eksogen, dimana variabel ini yang memberikan efek

kepada variabel lain, sedangkan variabel endogenya adalah variabel usaha

kerja. Penelitian ini dilakukan pada tiga rumah sakit di Semarang yaitu di

RS Roemani, RS Tentara Bakti Tamtama dan RSUD Tugurejo dengan

mengambil sebanyak 130 dari populasi 498 orang karyawan yang

berprofesi di tiga rumah sakit sebagai perawat. Pengambilan sampel dengan

(9)

mengambil sampel proposional dengan memperhatikan populasi di setiap

rumah sakit. Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti adalah dari segi judul, tempat dan metode yang

digunakan. Peneliti ingin mengetahui hubungan antara self efficacly dan

komitmen organisasi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD dr.

R. Goeteng Taroenadibrata dengan menggunakan metode kuantitatif desain

deskripsi korelasi.

3. Donna and Smith (2001)

Dengan Judul “a nursing shortage: building organizational commitment

among nurses”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi yang dapat mempengaruhi komitmen

organisasi perawat. Metode penelitian ini merupakan salah satu studi

kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan wawncara yang mana

mengumpulkan sejumlah 30 perawat yang ada di rumah sakit Los Angeles,

yang mana rumah sakit ini merupakan rumah sakit yang melayani

penduduk berpenghasilan rendah. Perbedaan penelitian yang dilakukan

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah dari segi judul,

tempat dan metode yang digunakan. Peneliti ingin mengetahui hubungan

antara self efficacly dan komitmen organisasi dengan kinerja perawat di

ruang rawat inap RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata dengan

menggunakan metode kuantitatif desain deskripsi korelasi, sedangkan

peneltian Donna anda Smith (2001) berujuan dari penelitian ini adalah

(10)

mempengaruhi komitmen organisasi perawat dengan menggunakan metode

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Untuk menguji dan menganalisis pengaruh iklan, kualitas produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian Minyak Kayu Putih Konicare.. Populasi dalam penelitian ini

perusahaan terhadap pengungkapan modal intelektual. 2) Menganalisis dan mendapatkan bukti empiris, pengaruh hubungan tingkat. leverage terhadap pengungkapan modal

tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh anak mengalami peningkatan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca mengenai peningkatan keterampilan menulis teks berita dengan model picture and

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa bersekolah di SMA Budi Mulia; (2) ada

• Sistem Pakar merupakan kumpulan pengetahuan (basis pengetahuan) dari beberapa pakan yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah • Pada sistem pakar digunakan

Emisi yang ditimbulkan selama proses transportasi ditentukan oleh jenis bahan bakar dan tingkat konsumsi bahan bakar moda transportasi yang digunakan untuk memindahkan material