P
Pengembanganengembangan AAlgoritmalgoritma HHeuristikeuristik
A
Antnt CColonyolony SSystemystem UUntukntuk MMenyelesaikanenyelesaikan P
Permasalahanermasalahan DDynamicynamic VVehicleehicle RRoutingouting PProblemroblem
D
Denganengan TTimeime WWindowindow ((DVRPTWDVRPTW) ) P
Padaada PPenyediaenyedia JJasaasa IInternter--CCityity CourierCourier
Nurlita
Nurlita GamayantiGamayanti (2207 202 001)(2207 202 001)
Pembimbing
Pembimbing :: Prof. Ir. Abdullah
Prof. Ir. Abdullah AlkaffAlkaff, , M.ScM.Sc, , P.HdP.Hd Dr. Ir. Ahmad
Latar
Latar
Belakang
Belakang
• Pentingnya penentuan rute dan penjadwalan pada Inter-City
Courier untuk menghasilkan perjalanan yang efektif dan efisien.
• Adanya online request yang menyebabkan rute inisial menjadi
tidak optimal, sehingga perlu dilakukan update terhadap rute
inisial.
• Penyelesaian DVRP dengan algoritma ant colony system belum
banyak dibahas, apalagi dengan model permasalahan inter-city
courier seperti pada penelitian ini .
• Ketidaksesuaian penelitian R. Montemanni tentang penyelesaian
Dynamic Vehicle Routing Problem (DVRP) dengan ant colony system jika diterapkan pada permasalahan DVRP pada penyedia jasa Inter-City Courier dengan time windows.
Rumusan
Rumusan
Masalah
Masalah
• Bagaimana mengembangkan algoritma heuristik
untuk menentukan rute pengambilan paket yang
meminimumkan total
travel time
untuk permasalahan
Dynamic Vehicle Routing Problem
dengan
Time
Windows
pada penyedia jasa
Inter-City Courier
• Bagaimana performansi dari algoritma yang
dikembangkan
Tujuan
Tujuan
Penelitian
Penelitian
(1)
(1)
1. Mengembangkan model untuk permasalahan Dynamic Vehicle Routing Problem dengan Time Window (DVRPTW) pada
penyedia jasa Inter-City Courier
2. Mengembangkan algoritma heuristik Ant Colony System yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan DVRPTW
pada penyedia jasa Inter-City Courier.
3. Membuat perangkat lunak untuk mengimplementasikan
algoritma.
4. Melakukan uji eksperimen menggunakan data test yang
diadopsi dari data test standar di literatur (Chen).
5. Menerapkan algoritma yang dihasilkan pada data jaringan jalan
Tujuan
Tujuan
Penelitian
Penelitian
(2)
(2)
6. Membandingkan algoritma yang dipakai dengan algoritma lain
yang sudah ada yaitu Nearest Neighbor dan Nearest Neighbor +
Batasan
Batasan
Masalah
Masalah
1.
Permasalahan dibatasi hanya untuk penyedia jasa
Inter-City Courier .
2.
Pengiriman paket dibatasi sampai
consolidation
point
saja, pengiriman lebih lanjut ke kota tujuan
diabaikan
Asumsi
Asumsi
1. Paket – paket yang dikirimkan dianggap dapat
diangkut pada satu kendaraan yang sama tanpa
membedakan jenisnya.
2. Kapasitas kendaraan dianggap homogen
3. Jumlah kendaraan tidak terbatas
4.
Travel time
pada tiap
arc
diasumsikan sama setiap
waktu (
non timedependent
)
Studi
Studi
Literatur
Literatur
(1)
(1)
1. Gambardella, Taillard, Agazzi, ”MACS-VRPTW : A
Multiple Ant Colony System for Vehicle Routing Problem with Time Window”, 1999
VRPTW, meminimumkan total travel time
Kapasitas tiap kendaraan dibatasi dan homogen.
Algoritma multiple ant colony system (MACS), koloni semut satu untuk meminimumkan jumlah kendaraan dan koloni semut dua untuk meminimumkan total travel time.
MACS : Algoritma ACS standar (Dorigo dan Gambardella, 1997) dalam papernya “Ant colony for the travelling salesman problem”
Kelemahan : tidak bisa mengatasi permasalahan dynamic problem
Studi
Studi
Literatur
Literatur
(2)
(2)
2. Montemanni, Gambardella, Rizzoli, Donati, “A new
algorithm for a Dynamic Vehicle Routing Problem based on Ant Colony System”, 2002
DVRP, meminimumkan total travel time
Algoritma ACS standar (Dorigo dan Gambardella, 1997)
DVRP dimodelkan sebagai sekuen Static Vehicle Routing Problem, tiap Static VRP akan dicari rute dengan travel time
paling minimum dengan menggunakan algoritma ACS.
Lamanya tiap hari kerja dibagi menjadi beberapa time slot,
tiap time slot memuat satu Static VRP. Pada time slot ke-1, semua offline request akan diproses. Jika ada order yang belum dikerjakan, maka order tersebut dikerjakan pada time slot berikutnya bersama dengan order baru yang diterima pada permulaan time slot, dan begitu seterusnya.
Kelemahan :
- tidak terdapat time window constraint pada masing-masing node konsumen.
- Tidak bisa mengatasi penerimaan order baru yang service time-nya terletak dalam time slot armada yang sudah
meninggalkan depo. Hal ini disebabkan karena himpunan order yang ditugaskan pada tiap armada tidak akan
Studi
Studi
Literatur
Literatur
(3)
(3)
3. Chen, Ting, “An Improved Ant Colony System for the Vehicle Routing Problem”, 2004
VRP, meminimumkan total travel
Kapasitas tiap kendaraan terbatas dan homogen.
Algoritma Improved Ant Colony System (IACS).
IACS menggabungkan construction rule yang baru, pheromone update rule yang baru dan pendekatan local search seperti 2-opt atau node insertion move.
Kesimpulan : IACS memiliki rata-rata hasil yang lebih bagus dibandingkan ACS standar (Dorigo dan Gambardella).
Kelemahan :
- Tidak terdapat time window constraint pada masing-masing node konsumen.
Studi
Studi
Literatur
Literatur
(4)
(4)
4. S.Ichoua, M. Gendreau, J. Potvin, “Diversion Issues in Real-Time Vehicle Dispatching”, 2000
Dynamic vehicle routing problem dengan time window
(DVRPTW), meminimumkan total travel time
Kapasitas kendaraan tidak dibatasi
Menggunakan konsep diversion strategy.
Diversion strategy memungkinkan kendaraan mengalihkan /merubah rute dalam perjalanannya menuju node selanjutnya karena adanya order baru.
Algoritma parallel tabu search
Posisi
Posisi
Penelitian
Penelitian
Terdahulu
Terdahulu
• Posisi penelitian – penelitian terdahulu untuk
Permasalahan
DVRPTW
pada
Inter-City Courier
Inter
Inter
-
-
City Courier
City Courier
Pintu masuk tol 1 1 CP1 CP2 CP4 D 2 3 4 5 6 7 CP3 Kota 1 Kota 2 Kota 3 1,2,3 4,5 6,7 Pintu masuk tol 2 Pintu masuk tol 3 Pintu masuk tol 4 Armada 1 Armada 2
Model
Model
Permasalahan
Permasalahan
Inter
Inter
-
-
City Courier
City Courier
Permasalahan Inter-City Courier Permasalahan Inter-City Courier Permasalahan Statis Permasalahan Statis Permasalahan dinamis Permasalahan dinamis Offline Request Offline Request Online Request Online Request
Deskripsi
Deskripsi
Permasalahan
Permasalahan
Statis
Statis
Inter
Inter
-
-
City Courier (1)
City Courier (1)
Notasi
: waiting time armada pengangkut di node : batas awal time window di node
: Jumlah paket (kg) yang harus diambil di node
: travel time dari node ke node , termasuk service time pada node i
: Himpunan armada pengangkut V
: Kapasitas maksimum tiap armada pengangkut Q
: Depo 0
: Himpunan consolidasi point C
: Himpunan node konsumen N i d ij t k j w i e N i∈ j ∈ N tij V k ∈ j ∈ N N i∈
Deskripsi
Deskripsi
Permasalahan
Permasalahan
Statis
Statis
Inter
Inter
-
-
City Courier (2)
City Courier (2)
: batas akhir time window di node: batas awal time window di consolidation point : batas akhir time window di consolidation point
= 1 : jika armada pengangkut mengunjungi node segera setelah node ,
= 0 : lainnya
: waktu dimana armada pengangkut memulai service di node : waktu dimana armada pengangkut sampai di consolidation
point i l c g c h k c m k ∈V C c∈ k j b k ∈V N j ∈ k ij x k ∈V N j ∈ N i∈ i ≠ j
Formulasi
Formulasi
Permasalahan
Permasalahan
Statis
Statis
Inter
Inter
-
-
City Courier (1)
City Courier (1)
1. Fungsi Obyektif
meminimumkan total travel time dan waiting time setiap
armada pengangkut pada setiap node.
2. Flow Constraint
-
Setiap node konsumen hanya dikunjungi tepat satu kalioleh satu armada pengangkut saja
∑∑∑
∈ ∈ ∈ + V k i N j N k j k ij ijx w t{ }
{ }
0 1 0 1 \ N i x \ N j x V k j N k ij V k i N k ij ∈ ∀ = ∈ ∀ =∑∑
∑∑
∈ ∈ ∈ ∈Formulasi
Formulasi
Permasalahan
Permasalahan
Statis
Statis
Inter
Inter
-
-
City Courier (2)
City Courier (2)
-
Setiap armada pengangkut harus meninggalkan nodekonsumen yang baru saja dikunjungi
-
Setiap armada pengangkut harus berangkat dari depo-
Setiap armada pengangkut harus berakhir di consolidasipoint yang sama
{ }
, k V \ N h x x N i j N k hj k ih − = ∀ ∈ ∀ ∈∑
∑
∈ ∈ 0 0 { }x k V \ N i k i = ∀ ∈∑
∈ 0 0 1 { },cx k V \ N i k ic = ∀ ∈∑
∈ 0 1Formulasi
Formulasi
Permasalahan
Permasalahan
Statis
Statis
Inter
Inter
-
-
City Courier (3)
City Courier (3)
3. Capacity Constraint
Total permintaan pada setiap armada pengangkut tidak boleh melebihi kapasitas maksimumnya
4. Time Window Constraint
-
Armada pengangkut tidak akan sampai di nodesebelum , jika ia melintas dari node ke node
V k Q x d N i j N k ij i ≤ ∀ ∈
∑ ∑
∈ ∈ V k ∈ j ∈ N ij k i t b + i∈ N j ∈ N(
b t)
b i N, j N, k V xijk ik + ij ≤ jk ∀ ∈ ∀ ∈ ∀ ∈{
ij}
k i j k j max e ,b t b = +Formulasi
Formulasi
Permasalahan
Permasalahan
Statis
Statis
Inter
Inter
-
-
City Courier (4)
City Courier (4)
-
Waktu untuk memulai service di tiap node konsumen bagisetiap armada pengangkut harus berada di dalam interval time window tiap node
-
Setiap armada pengangkut harus sampai di consolidationpoint dalam interval time window consolidation point
V k , N i l b ei ≤ ik ≤ i ∀ ∈ ∀ ∈ V k , C c h m gc ≤ ck ≤ c ∀ ∈ ∀ ∈
Deskripsi
Deskripsi
Permasalahan
Permasalahan
Dinamis
Dinamis
Inter
Inter
-
-
City Courier
City Courier
1 0 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 CP1 CP2 CP3 CP4 D 2 3 4 5 6 7 1 0 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 CP1 CP2 CP3 CP4 D 2 3 4 5 6 7 8 9
New Orders / Online Requests
Dispatch center/ control room position 1 0 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 CP1 CP2 CP3 CP4 D 2 3 4 5 6 7 8 9 reroute
Pemodelan
Pemodelan
Pemodelan
Jaringan
Jaringan
Jalan
Jalan
(2)
(2)
4
5 6
Pemodelan
Pemodelan
Jaringan
Jaringan
Jalan
Jalan
(3)
(3)
4 5 6 3 4 4 A B 6 6 C 3 E 3 D F
Pemodelan
Pemodelan
Jaringan
Jaringan
Jalan
Jalan
(4)
(4)
4 4 A 6 3 6 3 B C E D F
Tahapan Penyelesaian Masalah
Tahapan Penyelesaian Masalah
Input Offline Request Penyelesaian Permasalahan Statis Inter-City Courier (VRPTW) Penyelesaian Permasalahan Dinamis Inter-City Courier (VRPTW) Input Online Request
Penyelesaian Permasalahan Statis
Penyelesaian Permasalahan Statis
Input konsumen
(Offline request)
Pencarian
travel time tercepat
menggunakan Djikstra Database Jalan Database travel time antar node Pencarian rute tercepat
menggunakan IACS
Penyusunan rute dan urutan jalan
Ant Colony System (1)
Ant Colony System (1)
Dasar perumusan :
kemampuan dari sekumpulan semut (
colony
) yang
dapat menemukan jalur terpendek dari sumber
makanan ke sarangnya.
Seekor semut akan meninggalkan jejak
pheromone
ketika dia melalui suatu lintasan. Dengan bantuan
pheromone
ini juga sekumpulan semut dapat
beradaptasi terhadap perubahan dalam jalur yang
telah mereka lalui.
Ant Colony System (2)
Ant Colony System (2)
•
Prosedur
1. Menentukan parameter dan inisialisasi jumlah pheromone
pada setiap arc.
2. Setiap semut akan membangun solusi (rute) berdasarkan
state trantition rule dan meng-update jumlah pheromone
pada setiap arc yang dilaluinya berdasarkan local
pheromone update.
3. Melakukan local search pada setiap solusi.
4. Meng-update jumlah pheromone berdasarkan global
pheromone update pada arc yang membentuk solusi terbaik.
IACS
IACS
(1)
(1)
IACS Ant Colony System
(Dorigo, Gambardella)
yang mengalami perbaikan pada :
route construction rule
pheromone update rule
IACS
IACS
(2)
(2)
• IACS dan ACS
Global Pheromone Update Rule
-Sesuai dengan pers (3.16)-(3.17)
- Global pheromone update dikenakan pada arc2 pembentuk solusi terbaik iterasi sekarang dan sebelumnya
Global Pheromone Update Rule
-Sesuai dengan pers (2.30)
- Global pheromone update dikenakan pada arc2 pembentuk solusi terbaik iterasi sekarang
Route Construction Rule :
-Dalam 1 iterasi, terdapat b-1 solusi
- Dalam 1 iterasi, local search dikenakan pada solusi terbaik saja
- Memasukkan unsur waiting time pada parameter
Route Construction Rule :
-Dalam 1 iterasi, terdapat b solusi
(b=juml.semut)
- Dalam 1 iterasi, local search dikenakan pada setiap solusi
- Parameter fungsi dari travel time tiap arc
IACS
ACS
ij η ij ηProsedur
Prosedur
IACS
IACS
(1)
(1)
• Langkah 1 :
Menentukan parameter IACS dan inisialisasi jumlah pheromone
Start time = 00.00 • Langkah 2 :
Membangkitkan InitialSolution menggunakan Nearest
Neighbor.
• Langkah 3 :
Menerapkan insertion heuristics pada InitialSolution dan
disimpan sebagai 1stSolution.
Prosedur
Prosedur
IACS
IACS
(2)
(2)
• Langkah 4 :
Bentuk solusi berdasarkan state transition rule dan lakukan
local pheromone update pada setiap arc yang dilalui.
Ant = Ant + 1 • Langkah 5 :
Jika Ant > JumlahMaxAnt maka Ant = 2 dan lakukan langkah 6.
Jika Ant <= JumlahMaxAnt maka lakukan langkah 4
• Langkah 6 :
Urutkan solusi ke-2 s/d solusi ke-JumlahMaxAnt, lakukan
Insertion Heuristics pada solusi yang terbaik dan simpan
Prosedur
Prosedur
IACS
IACS
(
(
3
3
)
)
• Langkah 7 :
Lakukan Global Pheromone Update pada arc-arc yang
membentuk 1stSolution dan 2ndSolution
• Langkah 8:
Bandingkan 1stSolution dan 2ndSolution, simpan solusi yang
terbaik sebagai TheBestSolution.
Pada iterasi berikutnya, 1stSolution = TheBestSolution.
Iterasi = Iterasi + 1
(Jika Iterasi > MaxIterasi) maka ke langkah 9
Prosedur
Prosedur
IACS
IACS
(
(
4
4
)
)
• Langkah 9 :
consolidation point = consolidation point + 1
Jika (consolidation point > jumlah consolidation point) maka ke langkah 10 Jika (consolidation point <= jumlah consolidation point) kembali ke langkah 4, Iterasi = 1
• Langkah 10 :
Menentukan start time pada TheBestSolution untuk meminimumkan total
travel time. Pada tiap tour,
Start time = batas awal time window node konsumen kesatu
-adalah travel time dari depo menuju node konsumen kesatu
01 t 01 t • Langkah 11 : Stop
Inisialisasi Pheromone
Inisialisasi Pheromone
• Inisialisasi jumlah pheromone pada setiap arc adalah :
(
)
1 0−
=
State Transition Rule
State Transition Rule
Setiap semut yang berada di node i akan memilih node j atau arc (i,j) berdasarkan state transition rule berikut :
¾ Jika (Eksploitasi)
¾ Jika (Eksplorasi) - Hitung ,
- Hitung Fij
- Jika dan maka : j = b
0 q q ≤
( ) ( )
{
α β}
∈ τ η = ij ij ) i ( ' S j max arg : j 0 q q >( ) ( )
( ) ( )
∑
∈ β α β α η τ η τ = ) i ( ' S j Cj Cj ij ij ij P (q > Fia) (q < Fib )Menentukan besarnya :
- Jika (syarat kapasitas) dan (syarat time windows) terpenuhi maka :
- Jika (syarat kapasitas) dan (syarat time windows) tidak terpenuhi maka : ij η k j ij ij w t + = η 1 0 = ηij
Global Pheromone Update
Global Pheromone Update
Setelah semua semut telah membentuk solusinya masing-masing,
maka arc – arc yang membentuk 1st Solution dan 2nd Solution
pada setiap iterasi akan berubah jumlah pheromonenya
berdasarkan Global Pheromone Update :
(
)
old ij ij new ij = − γ τ + γ Δτ τ 1(
) (
)
A C A B A ij − + − = τ ΔA = cost (total travel time) terbaik ke-3 pada tiap iterasi B = cost (total travel time) terbaik secara keseluruhan C = cost (total travel time) terbaik pada tiap iterasi
Local Pheromone Update
Local Pheromone Update
• Setiap kali melewati arc(i,j), semut – semut akan meng-update
jumlah pheromone pada arc(i,j) berdasarkan Local Pheromone
Update berikut :
(
1−ρ)
τ0 + τ = τ old ij new ijPenyelesaian Permasalahan Dinamis (1)
Penyelesaian Permasalahan Dinamis (1)
Online request,request timeRute inisial, Posisi kendaraan saat ini, Himpunan konsumen yang sudah dikunjungi
Pencariantravel timetercepat antara
online requestdengan semua node yang belum dikunjungi
Database jalan
Database
travel time antar online request dan semua node konsumen
(Offline Request)
Identifikasiservice time online request
Penyusunan rute dan urutan jalan
Menyisipkan node online request
pada rute inisial
Pencarian rute tercepat menggunakan
insertion heuristics
Diagram Alir
Meentukan himpunan node yang belum dikujungi berdasarkan request time
Penyelesaian Permasalahan Dinamis (2)
Penyelesaian Permasalahan Dinamis (2)
Prosedur :
• Langkah 1 :
Mengidentifikasi posisi setiap armada pengangkut saat ini .
Ada 3 kemungkinan :
- armada pengangkut tepat berada di node konsumen.
- armada pengangkut berada diantara dua node konsumen.
- armada pengangkut sedang menunggu karena waktu kedatangannya di node konsumen tertentu sebelum batas awal time window node yang bersangkutan.
• Langkah 2 :
Menentukan himpunan node yang belum dikunjungi berdasarkan request time
Penyelesaian Permasalahan Dinamis (
Penyelesaian Permasalahan Dinamis (
3
3
)
)
• Langkah 3 :
Menghitung travel time terpendek antara node online request
dengan semua node yang terdapat pada rute inisial dengan
menggunakan algoritma Djikstra.
• Langkah 4 :
Mengidentifikasi service time dari online request.
Menyisipkan online request pada rute inisial dengan
mempertimbangkan time window constraint dan capacity
constraint. Jika time window constraint dan atau capacity constraint tidak terpenuhi, maka dibentuk tour baru.
Penyelesaian Permasalahan Dinamis (
Penyelesaian Permasalahan Dinamis (
4
4
)
)
• Langkah 5 :
Menerapkan node insertion heuristics untuk mendapatkan rute
HASIL PENELITIAN &
PEMBAHASAN
Perangkat Lunak (1)
Perangkat Lunak (1)
Perangkat Lunak (2)
Perangkat Lunak (2)
Perangkat Lunak (3)
Perangkat Lunak (3)
Perangkat Lunak (4)
Perangkat Lunak (4)
Menentukan Jumlah
Menentukan Jumlah
Sample
Sample
• Dari data rute pelayanan konsumen didapatkan total travel
time rata – rata hasl nearest neighbor sebesar 28633,2 detik
dan varians populasi sebesar 6150,48 detik. (tingkat ketelitian taksiran µ sebesar 5% dari total travel time rata-rata dengan selang kepercayaan 90% ) 27 17 2 28633 1 0 48 6150 96 1 2 2 2 , , , , , e . Z n ⎟ = ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ × × = ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ σ = α
Pengujian Algoritma (1)
Pengujian Algoritma (1)
• Perbandingan total travel time IACS, NN, dan NN + NI pada
fase statis (Data standar Chen)
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Data T o ta l t ravel t im e IACS NN NN + NI Penghematan thd NN = 25,57% Penghematan thd NN+NI = 20,11%
Pengujian Algoritma (2)
Pengujian Algoritma (2)
• Perbandingan jumlah armada hasil IACS, NN, dan NN+NI pada fase statis (Data standar Chen)
0 2 4 6 8 10 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Data Ju m lah A rm a d a IACS NN NN+N!
Pengujian Algoritma (3)
Pengujian Algoritma (3)
• Perbandingan total travel time IACS, NN, dan NN + NI pada
fase dinamis (Data standar Chen)
Penghematan thd NN = 20,47% Penghematan thd NN+NI = 16,49% 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 90000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Data T o ta l t ravel t im e IACS NN NN + NI
Pengujian Algoritma (4)
Pengujian Algoritma (4)
• Perbandingan jumlah armada hasil IACS, NN, dan NN+NI pada fase dinamis (Data standar Chen)
0 2 4 6 8 10 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Data Ju m la h A rm a d a IACS NN NN+NI
Implementasi Algoritma (1)
Implementasi Algoritma (1)
• Perbandingan total travel time hasil IACS, NN, danNN+NI pada fase statis pada jaringan jalan kota Surabaya
18,78 22,23 Rata - rata 17,45 18,61 17255 17426 14692 15 2 20,11 25,86 19502 20436 16237 12 1 NN + Node Insertion NN NN + Node Insertion NN IACS Optimasi IACS (%) Total Travel Time
(detik) Jumlah Offline
Request No
Implementasi Algoritma (2)
Implementasi Algoritma (2)
• Perbandingan total travel time hasil IACS, NN, dan NN+NI pada fased inamis pada jaringan jalan kota Surabaya
24,43 28,65 Rata - rata 11,62 13,68 19449 19808 17424 2 15 2 37,24 43,61 27804 29095 20260 2 12 1 NN + Node Insertion NN NN + Node Insertion NN IACS Optimasi IACS (%) Total Travel Time
(detik) Jum. On. Req Jum. Off. Req No
Kesimpulan
Kesimpulan
• Pencarian travel time tercepat dalam jaringan jalan dapat dimodelkan dalam permasalahan lintasan tercepat, dan dengan pemodelan yang tepat dapat diselesaikan dengan menggunakan algoritma Dijkstra.
• Perencanaan pengangkutan paket konsumen pada penyedia jasa inter-city
courier menuju ke consolidation point dapat dimodelkan dalam
permasalahan Dynamic Vehicle Routing Problem with Time Windows.
• Berdasarkan hasil pengujian algoritma dengan data standar Chen, algoritma yang digunakan memiliki performansi yang baik dalam menyelesaikan
permasalahan DVRPTW pada inter-city courier baik pada fase statis maupun pada fase dinamis..
• Algoritma yang digunakan dapat diimplementasikan dengan baik pada jaringan jalan kota Surabaya.
Saran
Saran
• Perlu dikembangkan metode yang berbeda untuk
menyelesaikan permasalahan DVRPTW pada inter-city courier
sebagai pembanding dan sekaligus melengkapi kelemahan masing – masing.
• Dikembangkan untuk mencari total travel time tercepat dengan
memperhitungkan parameter dinamis lainnya selain order baru (online request), misalnya kemacetan lalu lintas dsb.
• Dikembangkan untuk mencari total travel time tercepat dengan
travel time antar node yang bergantung pada waktu (time