• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN IBU DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK NURUL IKHSAN KOTA SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN IBU DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK NURUL IKHSAN KOTA SEMARANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Ibu dengan Perilaku Sosial Anak Usia Pra Sekolah di Tk Nurul Ikhsan Kota Semarang

1 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN IBU

DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK NURUL IKHSAN KOTA SEMARANG

Susi Teguh Suryani*), Imron Rosyidi **), Masruroh ***)

*) Program Studi DIV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo **) Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo ***) Program Studi DIV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo

ABSTRAK

Masa pra sekolah terdapat berbagai tugas perkembangan anak. Hambatan dalam mencapai tugas perkembangan khususnya perilaku sosial akan menghambat perkembangan selanjutnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan ibu dengan perilaku sosial anak usia pra sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang. Desain penelitian deskriptif korelasional,pendekatan cross sectional. Populasi anak pra sekolah sebanyak 61 orang, sampel 52 orang dengan teknik purposive sampling. Alat pengambilan data kuesioner,analisis data menggunakan uji chi square.Hasil penelitian menunjukkan tingkat pendidikan ibu anak usia pra sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang yang tertinggi adalah pendidikan menengah 26 orang (50,0%). Jenis pekerjaan ibu anak usia pra sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang yang tertinggi adalah sebagai ibu rumah tangga sebanyak 20 orang (38,5%). Perilaku sosial anak usia pra sekolah kategori baik 31 orang (59,6%) dan kategori kurang baik 21 orang (40,4%). Ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan perilaku sosial anak usia pra sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang, Ada hubungan jenis pekerjaan ibu dengan perilaku sosial anak usia pra sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang.Sebaiknya ibu menambah wawasan dan pengetahuan tentang perilaku sosial anak dengan berkonsultasi pada psikolog atau profesional lainnya.

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan dan perilaku sosial anak Kepustakaan : 40 ( 2005-2015)

ABSTRACT

Pre school there are a variety of tasks that must be mastered child development the obstacles to their development will hinder further developments. The purpose of study to determine the relationship of education level and the type of work social behavior of mothers with preschool children. Designs study descriptive correlational with cross sectional approach. The study population was the preschoolers in kindergarten Nurul Ikhsan Semarang as many as 61 people, sample of 52 people and a purposive sampling technique. Data retrieval tool using a questionnaire,analyzed using chi square test.The results showed that maternal education level of pre-school age children in kindergarten Nurul Ikhsan Semarang high as many as 26 people (50,0%) This type of work mothers of pre-school age children in kindergarten Nurul Ikhsan Semarang high as housewives as many as 20 people (38,5%). The social behavior of preschool children in kindergarten Nurul Ikhsan Semarang both categories of 31 people (59,6%),unfavorable category with 21 votes (40,4%). There is a relationship with the mother's education level social behavior of preschool children in kindergarten Nurul Ikhsan Semarang. There is a relationship with the mother's type of work social behavior preschool children in kindergarten Nurul Ikhsan Semarang. Mother should add insight and knowledge about the social behavior by consultant with a phsycolog or other professional.

Keyword : Education, type of work and social behavior children Bibliograph : 40 ( 2005-2015)

(2)

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Ibu dengan Perilaku Sosial Anak Usia Pra Sekolah di Tk Nurul Ikhsan Kota Semarang

2 PENDAHULUAN

Masa pra sekolah, terdapat berbagai tugas perkembangan yang harus dikuasai anak sebelum dia mencapai tahap perkembangan selanjutnya, adanya hambatan dalam mencapai tugas perkembangan tersebut akan menghambat perkembangan selanjutnya. Tekanan yang berlebihan ataupun pengharapan yang terlalu tinggi melampaui kapasitas kemampuan anak membuat anak memilih untuk berbohong atau berbuat curang agar dapat diterima oleh kelompok sosialnya (Setiadi, 2012).Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia (Ibrahim, 2011). Sebagai bukti bahwa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain. Ada ikatan saling ketergantungan diantara satu orang dengan yang lainnya, artinya bahwa kelangsungan hidup manusia berlangsung dalam suasana saling mendukung dalam kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak menggangu hak orang lain, toleran dalam hidup bermasyarakat (Azhari, 2009).

Anak usia prasekolah (terutama mulai sampai empat tahun), menunjukkan perkembangan sosial anak mulai nampak jelas, karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebayanya. Tanda-tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan bermain, sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada aturan, anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain dan anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain atau teman sebaya (peer group) (Yusus, 2012).Banyak faktor yang dapat berpengaruh perilaku sosial tersebut dimana ada sebagian anak yang tidak selamanya tahapan tumbangnya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh orang tuanya. Ada dua faktor yang mempengaruhi proses perilaku sosial seorang anak, diantaranya faktor orang tua meliputi lamanya orang tua bekeja di luar rumah. Orang tua bekerja di luar rumah menyebabkan kesempatan untuk kehidupan sosial dan rekreasi dengan keluarga biasanya terbatas dan tiap anak harus mengerjakan lebih banyak tugas rumah tangga dari yang lazim (Setiadi, 2012).

Faktor lain dari orang tua yang mempengaruhi perilaku sosial adalah pendidikan orang tua. Pendidikan orang tua tersebut berpengaruh dalam mendidik anak agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan yaitu mengantarkan anak pada tahapan perkembangan sesuai pertambahan usia dan tugas perkembangannya secara utuh dan optimal (Direktorat Bina Kesehatan Keluarga, 2008). Perbedaan tingkat pendidikan menyebabkan perbedaan pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin mudah mereka menerima serta mengembangkan pengetahuan dan tehnologi.(Notoatmodjo, 2010).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang diperoleh pula 2 orang tua mempunyai pendidikan SMP dan bekerja sebagai wiraswasta menyatakan perilaku sosial anak mereka baik yaitu dapat berkerjasama dengan teman, peduli dengan teman, dapat bergaul dengan akrab. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan ibu dengan perilaku sosial anak usia pra sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang, mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dengan perilaku sosial anak usia pra sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang dan mengetahui hubungan jenis pekerjaan ibu dengan perilaku sosial anak usia pra sekolah di TK Nurul Ikhsan.

(3)

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Ibu dengan Perilaku Sosial Anak Usia Pra Sekolah di Tk Nurul Ikhsan Kota Semarang

3 METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatancross sectional. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah orangtua prasekolah di TK Nurul Ikhsan Kelurahan Banyumanik Kota Semarang sebanyak 61 anak (data per Januari 2015 yang diperoleh dari bagian tata usaha) dengan sampel 52 anak menggunakan teknik purposive sampling.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Tingkat Pendidikan Ibu Anak Usia Pra Sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu Anak Usia Pra Sekolah

Tingkat Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%) Dasar 13 25,0 Menengah 26 50,0 Tinggi 13 25,0 Jumlah 52 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu anak usia pra sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang yang pendidikan menengah (SMA) sebanyak 26 orang (50,0%). Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita yang menentukan manusia ke arah berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan mempengaruhi seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan, pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi (Notoatmodjo, 2010). Pendidikan merupakan upaya persuasif atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan atau praktik untuk memelihara (mengatasi masalah) dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan ini didasarkan pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran.(Notoadmodjo, 2010).

2. Gambaran Jenis Pekerjaan Ibu Anak Usia Pra Sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Ibu Anak Usia Pra Sekolah

Jenis Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%) IRT 20 38,5 Swasta 19 36,5 Wiraswasta 13 25,0 Jumlah 52 100,0

(4)

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Ibu dengan Perilaku Sosial Anak Usia Pra Sekolah di Tk Nurul Ikhsan Kota Semarang

4 Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pekerjaan ibu anak usia pra sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang sebagai ibu rumah tangga sebanyak 20 orang (38,5%). Pekerjaan merupakan salah satu upaya mencari nafkah, sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yng menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan orang lain. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar dalam bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik. Namun demikian ibu yang tidak bekerja juga mempunyai kesempatan yang lebih banyak menggali informasi melalui penyuluhan atau kegiatan lainnya yang dapat memberikan informasi, sehingga pengetahuan mereka menjadi baik (Ratnawati, 2009).

3. Gambaran Perilaku Sosial Anak Usia Pra Sekolah

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Sosial Anak Usia Pra Sekolah

Perilaku Sosial Frekuensi (f) Persentase (%) Kurang 21 40,4 Baik 31 59,6 Jumlah 52 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku sosial anak usia pra sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang kategori baik sebanyak 31 orang (59,6%). Perilaku sosial anak usia pra sekolah kategori baik ditunjukkan dengan mereka yang menyatakan selalu mengajak temannya untuk bermain bersama-sama (92,3%), selalu bersalaman dengan guru saat masuk dan pulang sekolah (86,5%) dan selalu menyapa dan menjawab sapaan teman atau guru (86,5%).

Bermain merupakan dunia utama anak-anak, terutama bagi anak usia pra sekolah, demikian halnya dengan anak usia prasekolah di TK Nurul Ikhsan. Pihak sekolah mengajarkan salah satu tipe bermain anak yaitu parallel play. Anak pada masa inidiajarkan untuk bermain bersama dan akan senang bermain bersama - sama misalnya dengan kakak, adik atau teman-teman di sekolah maupun di rumah. Mereka tidak literally main bersama melainkan bermain di ruangan yang sama, bersebelahan atau melingkar. Mereka mungkin sibuk dengan mainan masing-masing, tapi tak mau berman sendiri. Misalnya mereka bermain game di tablet atau menggambar dan mewarnai. Walau permainannya dilakukan sendiri, tapi mereka ada di ruangan yang sama, sehingga perilaku sosial mereka akan terbentuk.

TK Nurul Ikhsan juga melakukan pembiasaan kepada siswanya untuk bersalaman yang ditanamkan dan dikembangkan melalui metode-metode yang menyenangkan bagi anak dan tidak membuat anak cepat bosan. Guru sebagai pendidik sangat kreatif mencari ide untuk memilih metode yang tepat khususnya bersalaman pada anak baik dengan orang tua, guru maupun sesame teman. Pembiasaan pada anak usia prasekolah ini mendukung mereka lebih mudah mengerti arti penting bersalaman sebagai salah satu akhlak yang baik untuk menumbuhkan perilaku sosial pada anak.Tenaga pengajar di TK Nurul Ikhsan

(5)

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Ibu dengan Perilaku Sosial Anak Usia Pra Sekolah di Tk Nurul Ikhsan Kota Semarang

5 menjarkan kepada siswa-siswinya budi perkerti yang baik sehingga perilaku sosialnya baik. Salah satunya mengajarkan sopan santun dengan memberikan sapaan kepada teman, orang tua, guru atau orang lain yang dijumpai atau menjawab sapaan dari orang lain. Pihak sekolah juga perilaku sopan santun kepada orangtua, guru, dan teman-teman, contohnya, mencium tangan orangtua jika berangkat sekolah. Kalau dinasihati harus menurut dan tidak boleh marah-marah. Mereka selalu menyapa jika bertemu guru di sekolah, berteman baik dengan semua teman dan tidak nakal kalau bermain bersama. Sikap sopan santun dari siswa tersebut menyebabkan oranglain merasa nyaman jika berdekatan sehingga perilaku social mereka menjadi baik. Perilaku sosial merupkaan aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan sosial (Hurlock, 2008). Perilaku sosial anak usia pra sekolah kategori baik didukung oleh faktor pola asuh.

Orang tua adalah orang yang paling dekat dengan anak terutama ibu, sehingga apa yang ditanamkan pada anak akan terbawa hingga dewasa. Salah satu tugas dari orang tua adalah fungsi afektif yaitu memberikan asah, asih dan asuh. Pola asuh dari orang tua sangat berperan dalam membentuk perilaku dan kepribadian anak termasuk didalamnya perilaku sosial mereka. Sebagian dari orangtua anak usia prasekolah di TK Nurul Ikhsan dapat memberikan pola asuh yang baik dan tepat. Mereka memberikan kesempatan seluas- luasnya kepada anak dalam bermain disekolah. Sementara, terkadang mereka memberikan pilihan kepada anak untuk menentukan alat permainan dan teman bermainnya. Sekiranya permainan yang dilakukan itu berbahaya dan tidak adan kontribusi positif bagi perkembangan anak orang tua akan melarang dengan tegas. Mengasuh anak dengan menyesuaikan situasi dan kondisi tersebut sangat mendukung perkembangan perilaku sosial anak.

4. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perilaku Sosial Anak Usia Pra Sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang

Tabel 4 Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perilaku Sosial Anak Usia Pra Sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang

Tingkat pendidikan

Perilaku Sosial

χ 2 p-value Kurang Baik Total

f % f % f %

Pendidikan dasar 12 92,3 1 7,7 13 100,0 31,392 0,000 Pendidikan menengah 1 3,8 25 96,2 26 100,0

Pendidikan tinggi 8 61,5 5 38,5 13 100,0

Jumlah 21 40,4 31 59,6 52 100,0

Berdasarkan hasil analisis hubungan tingkat pendidikan ibu dengan perilaku sosial anak usia pra sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang, diperoleh hasil ibu anak usia prasekolah yang mempunyai pendidikan dasar sebanyak 13 orang dimana sebagian besar mempunyai anak usia prasekolah yang mempunyai perilaku sosial kategori kurang baik yaitu sebanyak 12 orang (92,3%) lebih banyak dari pada yang mempunyai perilaku sosial kategori baik yaitu sebanyak 1 orang (7,7%). Ibu anak usia prasekolah yang mempunyai

(6)

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Ibu dengan Perilaku Sosial Anak Usia Pra Sekolah di Tk Nurul Ikhsan Kota Semarang

6 pendidikan atas sebanyak 26 orang dimana sebagian besar mempunyai anak usia prasekolah yang mempunyai perilaku sosial kategori baik yaitu sebanyak 25 orang (96,2%) lebih banyak dari pada yang mempunyai perilaku sosial kategori kurang baik yaitu sebanyak 1 orang (3.8%). Ibu anak usia prasekolah yang mempunyai pendidikan tinggi sebanyak 13 orang dimana sebagian besar mempunyai anak usia prasekolah yang mempunyai perilaku sosial kategori kurang baik yaitu sebanyak 8 orang (61,5%) lebih banyak dari pada yang mempunyai perilaku sosial kategori baik yaitu sebanyak 5 orang (38,5%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh didapatkan nilai χ2 hitung (31,392) dan p value sebesar 0,000 (α = 0,05), maka

dapat disimpulkan ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan perilaku sosial anak usia pra sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang.

Pendidikan dan pengalaman orang tua dalam perawatan anak akan mempengaruhi persiapan mereka menjalankan pengasuhan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjadi lebih siap dalam menjalankan peran pengasuhan antara lain: terlibat aktif dalam setiap pendidikan anak, mengamati segala sesuatu dengan berorientasi pada masalah anak, selalu berupaya menyediakan waktu untuk anak-anak dan menilai perkembangan fungsi keluarga dan kepercayaan anak. pendidikan diartikan sebagai pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap atau permanen di dalam kebiasaan tingkah laku, pikiran dan sikap. Orang tua yang sudah mempunyai pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak akan lebih siap menjalankan peran asuh, selain itu orang tua akan lebih mampu mengamati tanda-tanda pertumbuhan dan perkembangan yang normal

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Anggraeni (2015) tentang hubungan antara pendidikan anak sejak dini dengan perilaku sosial anak usia 4-5 tahun di Kecamatan Ciruas Serang-Banten. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perilaku sosial anak di Kecamatan Ciruas yang sering diajarkan oleh orang tua adalah perilaku kemurahan hati, kerja sama, kepedulian, perilaku akrab dan mandiri dan hasil perilaku tersebut diperoleh melalui perhitungan nilai koefisien korelasi r sebesar 0,961.

5. Hubungan Jenis Pekerjaan Ibu dengan Perilaku Sosial Anak Usia Pra Sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang

Tabel 5 Hubungan Jenis Pekerjaan Ibu dengan Perilaku Sosial Anak Usia Pra Sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang

Jenis Pekerjaan

Perilaku Sosial

χ 2

p-value Kurang Baik Total

f % f % F %

IRT 12 60,0 8 40,0 20 100,0 15,347 0,000

Swasta 1 5,3 18 94,7 19 100,0

Wiraswasta 8 61,5 5 38,5 13 100,0 Jumlah 21 40,4 31 59,6 52 100,0

Berdasarkan hasil analisis hubungan jenis pekerjaan ibu dengan perilaku sosial anak usia pra sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang, diperoleh hasil ibu anak usia prasekolah sebagai ibu rumah tangga sebanyak 20 orang dimana sebagian besar mempunyai anak usia prasekolah yang mempunyai perilaku sosial

(7)

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Ibu dengan Perilaku Sosial Anak Usia Pra Sekolah di Tk Nurul Ikhsan Kota Semarang

7 kategori kurang baik yaitu sebanyak 12 orang (92,3%) lebih banyak dari pada yang mempunyai perilaku sosial kategori baik yaitu sebanyak 8 orang (40,0%). Ibu anak usia prasekolah yang bekerja sebagai karyawan swasta sebanyak 19 orang dimana sebagian besar mempunyai anak usia prasekolah yang mempunyai perilaku sosial kategori baik yaitu sebanyak 18 orang (94,7%) lebih banyak dari pada yang mempunyai perilaku sosial kategori kurang baik yaitu sebanyak 1 orang (5,3%). Ibu anak usia prasekolah yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 13 orang dimana sebagian besar mempunyai anak usia prasekolah yang mempunyai perilaku sosial kategori kurang baik yaitu sebanyak 8 orang (61,5%) lebih banyak dari pada yang mempunyai perilaku sosial kategori baik yaitu sebanyak 5 orang (38,5%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh didapatkan nilai χ2 hitung (15,347) dan p value = 0,000 (α = 0,05), maka dapat

disimpulkan ada hubungan jenis pekerjaan ibu dengan perilaku sosial anak usia pra sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang.

Orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, kesibukan atau urusan lain yang akhirnya lupa untuk mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Anak hanya diberi materi atau harta saja dan terserah anak itu mau tumbuh dan berkembang menjadi apa. Anak yang diasuh orangtuanya dengan metode semacam ini nantinya bisa berkembang menjadi anak yang kurang perhatian, merasa tidak berarti, rendah diri, nakal, memiliki kemampuan sosialisasi yang buruk, kontrol diri buruk, salah bergaul, kurang menghargai orang lain, dan lain sebagainya baik ketika kecil maupun sudah dewasa.

SIMPULAN

Tingkat pendidikan ibu anak usia pra sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang pendidikan menengah (SMA) sebanyak 26 orang (50,0%) lebih banyak daripada yang mempunyai pendidikan dasar yaitu sebanyak 13 orang (25,0%) dan pendidikan tinggi yaitu sebanyak 13 orang (25,0%). Jenis pekerjaan ibu anak usia pra sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang sebagai ibu rumah tangga sebanyak 20 orang (38,5%) lebih banyak dari pada yang bekerja sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 19 orang (36,5%) dan sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 13 orang (25,0%). Perilaku sosial anak usia pra sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang kategori baik sebanyak 31 orang (59,6%) lebih banyak dari pada kategori kurang baik yaitu 21 orang (40,4%). Ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan perilaku sosial anak usia pra sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang, dengan p value sebesar 0,000 (α = 0,05). Ada hubungan jenis pekerjaan ibu dengan perilaku sosial anak usia pra sekolah di TK Nurul Ikhsan Kota Semarang, dengan p value sebesar 0,000 (α = 0,05).

(8)

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Ibu dengan Perilaku Sosial Anak Usia Pra Sekolah di Tk Nurul Ikhsan Kota Semarang

8 DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

As’ad, 2008. Psikologi Industri. Liberty : Yogyakarta

Azhari, 2009. Jejak Sejarah dan Kebudayaan Melayu di Sumatera Utara. Medan: Cipta Mandiri.

Baron dan Byrne, 2008. Social Psychology (9thedition). USA: Allyn & Bacon Depkes, 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta

Desy, 2013. Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun. Retrived: http://desyaprisa.blogspot.co.id/2013/03/kognitif-anak-usia-5-6-tahun.html Edwards, 2006. Ketika Anak Sulit Diasuh: Panduan Orangtua Mengubah Masalah

Perilaku Anak. Bandung: PT Mizan Pustaka

Ghozali, 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Goleman, 2005. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi, Jakarta : Alex.Media Komputindo

Hasibuan, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hurlock. 2008. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan edisikelima. Jakarta : Erlangga.

Ibrahim, 2011. Desain Pendidikan Karakter Jakarta: Kencana Krech, 2012. Individual in Society. Tokyo: McGraw Hill, Kogakasha

Mangkunegara, 2008. Prilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: Repika Aditama. Nasution, 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Bumi Aksara

Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugraha, 2008. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung. Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,

Jakarta : Salemba Medika

Patmonodewo, 2008. Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta: Rineka Cipta,. Robbins & Judge, 2008. Perilaku Organisasi Buku 2, Jakarta : Salemba.

Setiadi, 2012. Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori Dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu

Soetjiningsih, 2008. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya, Jakarta : CV Sagung Seto

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Cerebral palsy ataksid merupakan tipe yang arang dijumpai, mengenai keseimbangan dan persepsi dalam. Penderita yang terkena sering menunjukan koordinasi yang buruk;

Tepung daun jarak yang diekstraksi dengan air atau metanol mengandung senyawa fi tokimia saponin dan tanin yang dapat digunakan sebagai anticacing alami. Tepung daun jarak

Model Rogers dapat digunakan untuk meningkatkan sikap, perilaku dan hubungan pribadi siswa, orang tua, anggota masyarakat dan anggota dewan sekolah, juga dapat digunakan tidak

Pengendalian: olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, Penggunaan Pestona dengan cara disiramkan ke tanah,

Mengingat sangat krusial peran DM 1 tersebut maka harus direalisasikan secara apik dilapangan atau memberikan seni terhadap desain dauroh tersebut secara apik

Dalam paradigma pembangunan pertahanan dan keamanan nasional yang bersifat inklusif, Program Magister Studi Pertahanan ITB turut berperan serta mengembangkan

Dengan menggunakan metode sistem pakar, diharapkan kemampuan seorang pakar yang ahli dalam masalah kesehatan, khususnya mengenai penyakit pada tulang (dalam hal ini adalah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan antara lain intensitas kontak, tipe kusta, personal hygiene , suhu rumah, kelembaban udara