• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II - Fitri Diahkartika BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II - Fitri Diahkartika BAB II"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan MotorikKasar Anak Usia Dini

1. Pengertian Motorik Kasar Pada Anak Usia Dini

Menurut Santrock (dalam Rita Eka 1995: 54) Pada usia ini, anak tidak perlu lagi melakukan suatu usaha hanya untuk berdiri tegak dan bergerak kesekitar. Ketika anak menggerakan kaki-kaki mereka dengan percaya diri dan membawa diri mereka kedalam tujuan yang lebih khusus, proses bergerak didalam sekitar lingkunganya menjadi lebih otomatis. Pada usia ini, kegiatan anak mulai dipadati dengan aktivitas otot besarnya. Hal ini karena anak mulai kehilangan lemak bayi, yang membuat tubuh terlihat lebih tinggi. Ketika anak usia 4 tahun, perkembangan motorik mencapai puncaknyadimana anak telah mampumembuat gerakan dengan tepat.

Menurut Hurlock, 2002 (dalam skripsi Siti Maspupah Handayani 2010: 11)Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh bagian tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya.

(2)

Menurut Bambang Sujiono (2005: 1.13) Gerakan motorik kasar terbentuk saat anak mulai memiliki koordinasi dan keseimbangan hampir seperti orang dewasa. Gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar tubuh anak. Oleh karena itu, biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan otot-otot besar. Perkembangan motorik kasar juga memerlukan koordinasi kelompok otot-otot tertentu yang dapat membuat mereka dapat meloncat, memanjat, berlari, menaiki sepeda roda tiga, serta berdiri satu kaki. Gerakan motorik kasar melibatkan aktifitas otot tangan, kaki, dan seluruh tubuh anak. Gerakan ini mengandalkan kematangan dalam koordinasi. Berbagai gerakan motorik kasar yang dicapai anak tentu sangat berguna bagi kehidupannya kelak. Dalam perkembangannya, motorik kasar berkembang terlebih dahulu dari pada motorik halus. Hal ini terlihat ketika seorang anak sudah dapat mengontrol otot-otot kakinya untuk berjalan sebelum ia dapat mengontrol tangan dan jari-jarinya.

(3)

Motorik kasar dalam penelitian ini dalah berupa gerakan melangkah, melompat, berjalan, berputar dan koordinasi gerakan yang satu dengan gerakan yang lainnya.

2. Tujuan Perkembngan Motorik Kasar anak Usia Dini

Menurut Sumantri. (2005: 49) Tujuan pengembangan dimaksud adalah upaya dalam meningkatkan penguasaan ketrampilan yang tergambar dalam kemampuan menyelesikan tugas motorik tertentu. Kualitas motorik terliat dari seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas motorik yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Jika tingkat keberhasilantertentu. Jika tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas motorik tinggi berarti, berarti motorik yang dilakukan efektif dan efisien.

Menurut Bambang Sujiono, dkk. (2009: 2.10) Untuk mengembangkan kemampuan dasar anak diliat dari kemampuan fisik/ motorik anak dalam hal memperkenalkan dan melatih gerakan motorik kasar anak, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dn koordinasi, serta meningkatkan ketrampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat sehat dan terampil.

(4)

kelenturan dan persiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincihan dan melatih keberanian.

Menurut Samsudin. (2008: 11) Penguasaan ketrapilan yang tergambar dalam kemampuan menyelesaikan tugas motorik tertentu. Kualitas motorik terlihat dari seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas motorik yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Jika tingkat keberhasilan dalam melaksanakan motorik tinggi, berarti motorik yang dilakukan efektif dan efisien.

3. Tahapan Belajar Motorik Anak Usia Dini

Menurut Fitts dan Postner seperti dikutip sugiyanto dan sujarrwo. (dalam sumantri, 2005: 101) Proses perkembangan belajar motorik anak usia dini terjadi dalam tiga tahap yaitu :

pertamaTahap Verbal kognitif, tahap ini merupakan tahap awal dalam belajar gerak, tahap ini disebut fase kognitif karena perkembangan yang menonjol terjadi pada diri anak adalah menjadi tahu tentang gerakan yang dipelajari, sedangkan penguasaan geraknya sendiri masih belum baik karena masih dalam taraf mencoba-coba gerakan. Pada tahap kognitif, proses belajar gerak diawali dengan aktif berfikir tentang gerakan yang dipelajari . anak yang belajar gerak berusaha mengetahui dan memahami gerakan dan informasi yang diberikan kepadanya.

(5)

informasiyang dapat dilihat. Informasi ini dapat berbentuk contoh gerakan atau gambar gerakan, disini indra penglihat aktif berfungsi.

Kedua Tahap Asositif, tahap ini disebut juga tahap menengah tahap ini ditandai dengan tingkat penguasaan tindakan dimana anak sudah mampu melakukan gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian yang disendat-sendat pelaksanaanya.

Dengan tahap mempraktekan berulang-ulang, pelaksanaan gerakn akan lebih efisien, lancar sesuai dengan keinginanya, dan kesalahan gerakan semakin berkurang. Pada ahap ini perkembangan anak usia dini sedang memasuki masa pemahaman dari gerakan gerkan yang sedang dipelajari.

Pada fase ini merangkaikan bagian-bagian gerakan menjdi rangkaian gerakan secara terpadu merupakan unsur penting untuk menguasai berbagai gerakan ketrampilan. Setelah rangkaian-rangkaian gerakan bisa dilakukan dengan baik, maka anak segera bisa dikatakan memasuki belajar yang disebut tahap otomasi.

Keiga Tahap Otomasi pada tahp ini dapat dikatakan sebagai tahap akhir dalam belajar gerak. Tahp ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana anak mampu melakukan gerakan ketrampilan secara otomatis dengan baik dan benar.

(6)

Keduatahap asosiatif pada tahap ini perkembangan anak TK sedang memasuki masa pemahaman dan gerak-gerk yang sedang dipelajarinya.

Ketiga tahap automasi pada tahap ini anak Tk sudah dapat melakukan gerakan dengan benar dan baik atau spontan.

4. Tujuan Pengembangan Motorik Kasar

Menurut Yudha M Saputra dan Rudyanto (2005: 115) tujuan dari pengembangan motorik kasar pada anak usia dini antara lain : a. Mampu meningkatkan ketrampilan gerak.

b. Mampu memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani. c. Mampu menanamkan sikap percaya diri.

d. Mampu bekerjasama.

e. Mampu berprilaku disiplin, jujur, dan sportif.

Menurut Samsudin (2008: 11) Penguasaan ketrampilan harus tergambar dalam kemampuan menyelesaikan tugas motorik tertentu, sejauh mana anak tersebut mampu menyelesaikan tugas motorik yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu.

Menurut Depdiknas (2003: 34) tujuan pengembangan ketrampilan motorik kasar anak adalah untuk pertumbuhan dan kesehatannya melalui berolah tubuh.Pembelajaran tercapai jika anak mengalami pertumbuhan dan kesehatan menjadi lebih baik.

(7)

tugas motorik yang dengan benar, menjaga kesehatan dan juga untuk menanamkan sikap percaya diri, mandiri, disiplian, jujur dan sportif.

B. Metode Gerak dan Lagu Pada Anak Usia Dini

1. Metode gerak dan lagu pada anak usia dini

Metodeadalah merupakan cara utama yang bersifat umum dan luas yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan(Surahman, 1978: 121), sedangkan pengajaran adalah : 1. proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan; 2. perihal mengajar; 3. segala sesuatu mengenai mengajar(Tim. 1996: 13).

Menurut Bambang Sujiono (2009: 2.11) Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan pembelajaran, oleh kerena itu metode dipilih oleh guru berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih guru berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditentukan. Metode juga merupakn cara untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

(8)

Menurut Swanson (dalam diana mutiah, 2010: 168) gerak merupakan sarana ekspresi dan mengalihkan ketakutan, kesedihan, kemarahan, kenikmatan, dan sebagainya. Gerak juga merupakan ekspresi pembebasan keberdayaan, simbolis, “displacmen” maupun katarsis, khususny pada anak-anak mereka mengekspresikan dirinya secara langsung dan efektif melalui gerakan.

Menurut strickland (dalam carrolseefeldt dan barbara A.2008: 304) anak-anak bisa belajar mengontrol gerakan mereka, dengan menhubungkanya pada musik, dan menggunakan gerakan untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, dan gagasan mereka.

Menurut Boyden (dalam diana mutiah. 2010: 169) musik dapat diibaratkan sebagai bahasa dari emosi.

Menurut paynter (dalam diana mutiah 2010: 169) musik dapat memberikan kesenangan baik bagi yang mendengarnya maupun bagi memainkanya. Banyak orang memperoleh kesenangan yang sangat baik dalam kontak langsung dengan musik, seperi Bernyanyi, bertepuk tangan, tertawa, berayun-ayun, melompat, berputar, menari, berjoged.

(9)

2. Perkembangan Kemampuan Gerak dasar

Menurut Samsudin (2008: 75) gerak dasar yang pertama yaitu jalan, merupakan perpindahan gerak badan dari satu kaki ke kaki lainya dengan paling tidak salah satu kaki selalu berhubungan dengan lantai sewaktu gerakan dilakukan, setiap kaki akan berperan saling bergantian antara dua fase yaitu fase tumpuan dan ayunan. Kedua lari merupakan dari kelanjutan jalan dengan ciri khusus adanya masa dimana badan seakan dilepaskandri landasanya (fase melayang) dari salah satu kaki. Karena pada saat badan melayang, gerakan itu menjadi kurang setabil dibandingkan berjalan. Ketiga

Meloncat, terdiri dari gerakan mengarahkan dan menahan badan diudara. Dengan tujuan unuk mecapai tujuan.

(10)

C. Kriteria keberhasilan

1. Pedoman Evaluasi

Banyak alat penilaian yang dapat digunakan untuk memperoleh data penilaian, namun tidak semua alat penilaian dapat mengungkap semua dimensi pertumbuhan dan perkembangan anak didik yang akan diungkap. Penilaian yang dilakukan di Taman Kanak-kanak biasannya dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran. Ketika anak sedang melakukan kegiatan, pada saat itu dan di tempat itu juga penilaian dilakukan, sehingga guru harus benar-benar mencermati kapan waktu yang tepat untuk mengambil data penilaian selama kegiatan berlangsung (Yus, 2005: 53).

Menurut Departemen Agama Republik Indonesia (2004: 50) cara pencatatan hasil penilaian harian dicatat dengan menggunakan simbol-simbol yaitu sebagai berikut :

1) Anak yang perilakunya belum sesuai dengan apa yang diharapkan dan belum dapat menyelesaikan tugas dengan baik, maka pada kolom tersebut ditulis nama anak dan diberi kode kemampuan dengan tanda lingkaran kosong().

2) Anak yang perilakunya sedang berada pada tahap proses menuju yang diharapkan (belum stabil) maka pada kolom tersebut di tulis nama anak dan diberikode dengan tanda ().

(11)

maka pada kolom tersebut dituliskan nama anak dan diberi kode dengan tanda lingkaran berisi penuh ().

Menurut Kemendiknas (Kemendiknas dirjen mandas dan menengah Direktorat Pembinaan TK SD)(2010: 11) yaitu:

1) Anak yang belum berkembang (BB) sesuai dengan indicator seperti; dalam melaksanakan tugas selalu di bantu guru, maka pada kolom penilaian di tulis nama anak dan diberi tanda satu bintang ( ).

2) Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indicator seperti yang diharapkan RKH mendapatkan tanda dua bintang ( ).

3) Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada indicator dalam RKH mendapatkan tanda tiga bintang ( )

4) Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indicator seperti yang diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda bintang empat ( ).

Dalam penelitian ini,peneliti menggunakan pedoman pedoman penilaian tahun 2010: 11 (Kemendiknas Dirjen Mandas dan menengah Direktorat Pembinaan TK SD), yaitu menggunakan tanda bintang untuk penilaian perkembangan anak.

2. Indikator Keberhasilan

(12)

Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan - Melompat keberbagai arah

dengan satu atau dua kaki (fmk.5)

- Berjalan ke berbagai arah dengan berbagai cara, misalnya berjlan maju diatas garis lurus, berjalan kedepan jinjit, berjalan mundur.(fmk. 2)

- Senam fantasi bentuk meniru ( misal menirukan berbagai benuk hewan, menirukan gerakn tanaman yang tertiup angin dengan lincah. (fmk 1)

Adapun indikator yang dipergunakan oleh peneliti merupakan hasil adaptasi dari standar kompetensi pendidikan anak usia dini ( 2010: 23) indikator kemampuan yang digunakan oleh peneliti senbagai berikut :

Tabel 2.2 Indikator yang diharapkan

No Indikator yang diharapkan

( Kemampuan Motorik Kasar)

1 Anak dapat menengklengkan kepala kekanan dan kekiri

2 Anak mampu berjalan menirukan gerakan bebek berenang

3 Anak dapat melompat dengan satu kaki secara bergantian menirukan gerakan kelinci

(13)

Keterangan :

1. Anak dapat menengklengkan kepala kekanan dan kekiri

Posisi kepala nengkleng kekanan dan kekiri sedangkan posisi kaki jalan di tempat.

2. Anak mampu berjalan menirukan gerakan bebek berenang

Posisi kaki jalan ke depan dan posisi tangan menirukan kerakan bebek wek-wek.

3. Anak dapat melompat dengan satu kaki secara bergantian menirukan gerakan kelinci.

Posisi kaki meloncat kekanan dan ke kiri secara bergantian sedangkan posisi tangan di samping kepala menirukan seperti telinga kelinci 4. Anak dapat menirukan gerakan kupu-kupu jadi posisi tangan

menirukan gerakan kupu-kupu yang sedang terbang atau sambil mengibaskan sayapnya.

D. Kerangka Berfikir

(14)

akhir diharapkan melalui kegiatan motorik kasar dengan gerak dan lagu hasil belajar anak meningkat, kemampuan motorik kasar meningkat, terjadi perbaikan yang optimal dan penelitian berhasil.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

E. Hipotesis

Gambar

Tabel 2.2 Indikator yang diharapkan
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Setiap pengamatan dilakukan analisis tekstur dari buah apel, kemudian pada akhir penyimpanan dilakukan uji kesukaan panelis terhadap buah apel hasil penelitian, yang berupa uji

Dan diperoleh bahwa persentase magnesol merupakan variabel yang paling berpengaruh; (2) Mengetahui kemurnian dan karakteristik biodiesel yang dihasilkan dari

Asam”, Indonesia : Jurnal Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara,.

Simpulan :Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan Kooperatif tipe STAD berpengaruhi secara signifikan terhadap hasil belajar P IPS.Tidak ada pengaruh bagi mahasiswa

bawah bola voli dengan menggunakan media bola plastik pada siswa kelas V SD.. Negeri

[r]

• Pelayanan kesehatan masyarakat sekunder menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan masyarakat primer dan memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, dan sumber

Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu proses isolasi α -selulosa dari serbuk tandan kosong kelapa sawit, dan proses sintesis selulosa dengan penambahan