BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Desa
1. Pengertian Desa
Menurut Amin (2007 : 1) asal “Desa” adalah dari istilah India, yaitu “swadesi”. Swadesi berarti tempat asal, tempat tinggal, negeri asal, atau tanah
leluhur yang merujuk pada satu kesatuan hidup, dengan satu kesatuan norma, serta memiliki batas yang jelas. Istilah desa ini, juga bisa disebut dengan istilah lain pada daerah-daerah tertentu. Misalnya saja: dusun dan marga bagi masyarakat Sumatra Selatan, dati di Maluku, nagari di Minang atau Wanua di Minahasa. Masih banyak istilah-istilah lain dari desa di beberapa daerah yang menjadi bagian dari wilayah Indonesia. Terjadinya perbedaan istilah desa tersebut tidak lain karena dipengaruhi oleh budaya dan adat istiadat dari setiap desa yang bersangkutan.
Menurut kamus Bahasa Indonesia, susunan W.J.S Poerwadarminta”Desa”
adalah istilah sastra lama yang berarti “tempat”, “tanah” atau “daerah”. Desa juga mengandung arti kelompok rumah diluar kota yang merupakan kesatuan. ( Kansil, 1983 : 80 )
Menurut undang-undang desa terbaru tahun 2013, Pasal 1 Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan namalain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakathukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggaraPemerintahan Desa. Dalam pasal 8 pasal 4, 5, 6, 7, 8 sebagai berikut (4) Dalam wilayah Desa dibentuk dusun atau yang disebut dengannama lain yang disesuaikan dengan asal usul, adat istiadat, dannilai sosial budaya masyarakat Desa. (5) Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui Desa persiapan. (6) Desa persiapan merupakan bagian dari wilayah Desa induk. (7) Desa persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat ditingkatkan statusnya menjadi Desa dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 3 (tiga) tahun. (8) Peningkatan status sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi.
2. Jenis Desa
Jenis-jenis Desa ditinjau dari sudut pertumbuhannya, desa dibagi menjadi : a. Desa Swadaya atau desa Tradisioal
penduduk lulusan SD), administrasi pemerintahannya belum berkembang, prasarananya sangat terbatas.
b. Desa Swakarya atau Desa transisi
Desa Swakarya atay desa transisi ini mempunyai sifat seperti lebih maju dari desa swadaya, pengaruh luar dan teknologi mulai masuk, hasil produksinya mulai meningkat, lulusan SD antara 30%-60% dari jumlah penduduk, administrasi pemerintahan dan hubungan desa sudah mulai berkembang, dan komunikasi dengan daerah luar mulai meningkat. ( Kansil, 1983 : 82 )
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, disebut bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik.
Dalam pasal 8 pasal 4, 5, 6, 7, 8 sebagai berikut (4) Dalam wilayah Desa dibentuk dusun atau yang disebut dengannama lain yang disesuaikan dengan asal usul, adat istiadat, dannilai sosial budaya masyarakat Desa. (5) Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui Desa persiapan. (6) Desa persiapan merupakan bagian dari wilayah Desa induk. (7) Desa persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat ditingkatkan statusnya menjadi Desa dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 3 (tiga) tahun. (8) Peningkatan status sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi.
3. Kewenangan Desa
Menurut Pasal 99 UU No. 22 Tahun 1999 kewenangan desa mencangkup : a. kewenangan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa
b. kewenangan yang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku belum dilaksanakan oleh daerah dan pemerintahan
c. tugas pembantu dari pemerintah, pemerintah propinsi, dan/atau pemerintah kabupaten.
B. Kepala Desa
1. Pengertian Kepala Desa
laporan pelaksanaan tugas tersebut kepada bupati. (UU No.22 th 1999)
Sesuai dengan kedudukan kepala desa dalam pemerintahan Indonesia adalah sebagai alat pemerintah daerah dan alat pemerintah desa yang merupakan penyelenggara pemerintah desa, mempunyai fungsi dan tugas yang melaksanakan kegiatan dalam rangka menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri, menyelenggarakan partisipasi masyarakat dalam wilayah desanya, menjalankan urusan pemerintahan pembangunan baik dari pemerintah maupun pemerintah desa dan kemasyarakatan dalam rangka menyelenggarakan pemerintah daerah termasuk pembinaan ketentraman dan keterlibatan di wilayah desanya juga urusan pemerintahan lainnya yang tidak termasuk dalam tugas suatu instansi dan ketertiban di wilayah desanya juga urusan pemerintah lainnya yang tidak termasuk dalam tugas suatu instansi dan tidak termasuk urusan rumah tangganya sendiri serta dapat menumbuhkembangkan semangat gotong-royong masyarakat sebagai sendi utama pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan desa. (Himpunan peraturan tentang pedoman pelaksanaan pemerintahan desa, 1991 : 65)
Pimpinan suatu wilayah kepala desa berhak mengajukan pencalonan pengangkatan atau pemberhentian perangkat desa kepada pejabat yang berwenang sesuai peraturan perundangan yang berlaku, mewakili atau menunjuk seorang kuasa atau lebih desanya didalam atau diluar pengadilan dan kerjasama dengan desa atau kelurahan lain serta mengatur tata tertib penyelenggara administrasi pemerintahan dan pembangunan desa.
jalannya pemerintahan dan pelaksanaan pebangunan sekaligus pembinaan masyarakat dan organisasi yang ada, memelihara sumber kekayaan desa, melaksanakan keputusan desa sesuai dengan peraturan perundangan dan dapat menyelesaikan perselisihan yang terjadi di desa yang bersangkutan, menyusun rencana program kerja tahunan dan lima tahunan sebagai dasar pelaksanaan tugas dan rencana penerimaan dan pengeluaran keuangan desa sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku serta memberi pertanggungjawaban kepada bupati atau walikota madya, melalui camat dan keterangan pertanggungjawaban kepada lembaga musyawarah desa.
Kepala desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 202 ayat (1) dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa warga negara Republik Indonesia yang syarat selanjutnya dan tatacara pemilihannya diatur dengan perda yang berpedoman kepada Peraturan Pemerintahan. (UU No. 32 th 2004)
2. Tugas dan Kewajiban Kepala Desa
Menurut Pasal 101 UU No. 22 Tahun 1999 tugas dan kewajiban kepala desa adalah :
1. memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa 2. membina kehidupan masyarakat desa
3. membagi perekonomian desa
4. memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat desa
3. Berhentinya Kepala Desa
Menurut Pasal 103 UU No. 22 Tahun 1999, kepala desa berhenti karena: a. meninggal dunia
b. mengajukan berhenti atas permintaan sendiri
c. tidak lagi memenuhi syarat dan/atau melanggar sumpah/janji
d. berakhir masa jabatan dan telah dilantik kepala desa yang baru; dan
e. melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku izin/atau norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat desa.
4. Perangkat Desa
Perangkat desa terdiri dari sekertaris desa dan perangkat desa lainnya, sekertaris desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diisi dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan. (UU No. 32 th 2004).
dengan kebutuhan dan kondisi sosial masyarakat setempat. Perangkat desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
Tugas sekertaris desa yaitu 1) membantu kepala desa dibidang administrasi umum dan keuangan dalam penyelenggaraan tugas dan wewenang pemerintah desa 2) melaksanakan tugas kepala desa dalam hal kepala desa berhalangan 3) melaksanakan tugas kepala desa apabila kepala desa diberhentikan sementara 4) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepala desa.
Tugas kaur pemerintahan yaitu 1) mengumpulkan, mengolah dan menyiapkan data dibidang pemerintahan desa, ketentraman, dan perlindungan rakyat 2) mengumpulkan dan menyiapkan bahan dalam rangka pembinaan wilayah termasuk rukun warga dan rukun tetangga serta masyarakat 3) melaksanakan administrasi kependudukan, catatan sipil dan monografi 4) melaksanakan administrasi pelaksanaan pemilihan umum, pemilihan presiden, pemilihan gubernur, pemilihan bupati, pemilihan kepala desa dan kegiatan sosial politik 5) melaksanakan tugas dibidang pertahanan, melaksanakan administrasi peraturan desa, peraturan kepala desa dan keputusan kepala desa 6) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.
Tugas kaur keuangan yaitu 1) mengelola administrasi keuangan desa 2)
menghimpun pendapatan dan kekayaan desa 3) menyiapkan, merencanakan
dan mengelola APBD 4) menyiapkan bahan laporan keuangan desa 5)
lain yang diberikan sekertaris desa.
Tugas kaur urusan pembangunan yaitu 1) mengumpulkan, mengolah
dan menyiapkan data dibidang ekonomi dan pembangunan 2)
mengumpulkandan menyiapkan bahan dalam rangka pembinaan dan
pengembangan serta koordinasi kegiatan dibidang ekonomi dan pembangunan
3) melakukan administrasi dan membantu pelaksanaan pelayanan dibidangtera
ulang, permohonan izin usaha 4) menghimpun data potensi di desanya serta
menganalisa dan memelihara untuk dikembangkan 5) melakukan administrasi
hasil swadaya masyarakat dalam pembangunan dan hasil pembangunan
lainnya 6) melakukan administrasi dan mempersiapkan bahan untuk
pemmbuatan daftar usulan kegiatan, daftar isian proyek maupun daftar usulan
kegiatan 7) membantu pelaksanaan kegiatan teknis organisasi dan administrasi
lembaga pemberdayaan masyarakat desa maupun lembaga-lembaga dibidang
pertanian, perindustrian dan pembangunan lainnya 8) melaksanakan tugas lain
yang diberikan oleh kepala desa.
Tugas kaur kesejahteraan rakyat yaitu 1) melaksanakan pelayanan
kepada masyarakat dibidang kesejahteraan rakyat 2) mengumpulkan,
mengolah dan menyiapkan data pendidikan, kesehatan, keagamaan,
kepemudaan dan olahraga 3) membantu kegiatan administrasi dan
perkembangan pemberdayaan kesejahteraan keluarga 4) mengumpulkan,
mengolah, dan menyiapkan data keluarga miskin 5) melaksanakan tugas lain
Tugas kepala dusun atau kadus yaitu 1) membantu pelaksanaan tugas
kepala desa dalam wilayah kerjanya 2) melakukan pembinaan dalam rangka
meningkatkan swadaya dan gotong royong masyarakat 3) melakukan kegiatan
penerangan tentang program pemerintah kepada masyarakat 4) membantu
kepala desa dalam pembinaan dan mengkoordinasikan kegiatan rw dan rt di
wilayah kerjanya 5) melakukan tugas lain yang diberikan kepala desa.
C. Patriotisme
a. Pengertian Patriotisme
Menurut Kabul (2007 : 63) Patriotisme dalam bahasa Indonesia disebut sebagai sifat kepahlawanan adalah merupakan salah satu bagian dari sikap kejuangan. Bangsa Indonesia dari kelompok masyarakat terkecil di plosok tanah air telah memiliki bahkan selalu menampilkannya pada saat mempertahankan dan membela kepentingan dan hak-haknya. Patriotisme pada zaman penjajahan oleh bangsa-bangsa Barat, sikap patriotik telah ditampilkan secara terus-menerus dengan slogan “pantang surut dalam membela kebenaran dan keadilan”. Patriotisme di beberapa daerah perlawanan bahkan telah
mewarnai dan memberikan roh serta kekuatan yang besar dalam melawan penjajah. Para pejuang menampilkan sikap dan perilaku patriotiknya pada awal tegaknya kemerdekaan Republik Indonesia di daerah-daerah perjuangan tertentu, sehingga membuahkan hasil yang membanggakan kesatuannya bahkan bangsanya.
dapat berupa sifat rela berkorban untuk kejayaan atau kemakmuran tanah air dan bangsanya. Patriotisme tidak berarti cinta kepada tanah air saja tetapi juga cinta kepada bangsa dan negara. Sikap kecintaan kepada tanah air tidak hanya ditampilkan jika bangsa terjajah saja, tetapi bisa diwujudkan dalam alam mengisi kemerdekaan. Menurut Kabul (2007 : 86) makna yang terkandung dalam patriotisme Jenderal Soedirman selalu terkait kepada tanah air yaitu pertama adalah kecintaan terhadap tanah air, dan kedua adalah semangat membela tanah air atau pantang menyerah
Menurut Soetrisno (2013 : 24) patriotisme adalah cinta tanah air. Nasionalisme terarah kepada cinta sesama warga bangsa. Bangsa tanpa tanah air tidak mungkin. Cinta tanah air terkait dengan cinta sesama warga bangsa. Cinta tanah air patriotisme tidak bisa dipisahkan dengan nasionalisme. Keduanya saling berhubungan dan menentukan. Jiwa patriotisme dapat kita simpulkan sekurang-kurangnya ada 3 hal pokok :
1. Bagian dari iman kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. Harus dapat mengelola kekayaan alam tanah air. 3. Setiap waktu bersedia membela tanah airnya.
Menurut Budimansyah (2010 : 46) Ber-ketuhanan Yang Maha Esa adalah bentuk kesadaran dan perilaku :
1. Iman
2. Takwa serta berakhlak mulia.
memikul dan merealisasikan amanat besar itu, syariat itu membutuhkan pengamalan, pengembangan, dan pembinaan.
Selanjutnya menurut Cipto ( 2002 : 24) lingkungan hidup sebagai alam sekitar dengan segala isi yang terkandung didalamnya merupakan ciptaan dan anugerah Allah, yang mana manusia harus
1. Mengolah 2. Memelihara
b. Asal Mula Patriotisme
Menurut Kabul (2007 : 64) asal mula patriotisme di bagi menjadi dua yaitu asal mula yang langsung dan asal mula yang tidak langsung. Adapun rinciannya sebagai berikut:
1. Asal Mula Langsung
Pengertian asal mula secara ilmiah filsafati dibedakan atas empat macam yaitu: Kausa Materialis, Kausa Formalis, Kausa Efficient dan Kausa Finalis.
Asal Mula Bahan (Kausa Materialis)
Bangsa Indonesia adalah sebagai asal dari nilai-nilai Patriotisme sehingga patriotisme itu pada hakekatnya nilai-nilai yang merupakan unsur-unsur keperibadian digali dari bangsa Indonesia yang berupa nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
Asal Mula Bentuk (Kausa Formalis)
dan perilaku para pejuang dalam merebut kemerdekaan.
Asal Mula Karya (Kausa Effisien)
Kausa effisien atau asal mula karya yaitu asal mula yang menjadikan patriotisme dari para pejuang negara menjadi pahlawan kusuma bangsa. Adapun asal mula karya adalah para laskar pejuang sebagai pembentuk patriot bangsa.
Asal Mula Tujuan (Kausa Finalis)
Sikap patriotik ditampilkan dalam setiap perlawanan, tujuannya adalah untuk menunjukan kepada bangsa-bangsa lain di dunia bahwa bangsa Indonesia memiliki hak untuk merdeka dan mendirikan negara dengan mengurus pemerintahannya sendiri.
2. Asal Mula Yang Tidak Langsung
Secara kausalitas asal mula yang tidak langsung dari Patriotisme adalah asal mula sebelum proklamasi kemerdekaan. Berarti bahwa asal mula nilai-nilai keperibadian yang terdapat dalam adat istiadat, dalam kebudayaan serta dalam nilai-nilai agama bangsa Indonesia. Sehingga dengan demikian asal mula tidak langsung patriotisme adalah terdapat pada keperibadian serta dalam pandangan hidup sehari-hari bangsa Indonesia. Maka asal mula tidak langsung patriotisme apabila dirinci adalah sebagai berikut:
Unsur-unsur keperibadian terdapat sebelum secara langsung
Nilai-nilai tersebut terkandung dalam sikap masyarakat Indonesia
sebelum membentuk negara, yang berupa nilai-nilai adat istiadat, nilai kebudayaan serta nilai-nilai religius. Nilai-nilai tersebut menjadi pedoman dalam memecahkan problema kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asal mula tidak langsung
patriotisme pada hakekatnya bangsa Indonesia sebagai “Kausa Materialis” atau sebagai asal mula tidak langsung nilai-nilai
keperibadian.